Dokumen tersebut membahas tentang kesulitan belajar matematika pada siswa. Dibahas mengenai pengertian, faktor-faktor, macam-macam, gejala, dan langkah diagnosis kesulitan belajar. Faktor penyebabnya meliputi internal seperti kognitif dan afektif, serta eksternal seperti lingkungan keluarga dan sekolah. Diagnosis melibatkan observasi, wawancara, dan tes untuk menentukan jenis kesulitan dan pen
3. Pengertian Kesulitan
Belajar
The United States Office of
Education (USOE) yang dikutip
oleh Abdurrahman (2003)
suatu gangguan dalam
satu atau lebih dari proses
psikologis dasar yang
mencakup pemahaman
dan penggunaan bahasa
ajaran atau tulisan.
Sedangkan menurut Sunarta
(1985)
kesulitan belajar adalah kesulitan
yang dialami oleh peserta didik
dalam kegiatan belajarnya,
sehingga berakibat prestasi
belajarnya rendah dan perubahan
tingkah laku yang terjadi tidak
sesuai dengan partisipasi yang
diperoleh sebagaimana teman-
teman kelasnya.
Kesulitan Belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar
dimana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.
4. Faktor - Faktor
Kesulitan Belajar
Internal
Bersifat Kognitif (ranah cipta).
Intelegensi Siswa
Bersifat Afektif (ranah rasa).
Emosi dan Sikap
Bersifat Psikomotorik (ranah krasa).
Indera Pendengaran dan
Penglihatan
eksternal
Sosial
Keluarga, masyarakat,
lingkungan sekolah.
Nonsosial
Kondisi sekolah, kurikulum,
dll
5. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli
yang menaruh perhatian terhadap masalah kesulitan belajar,
ditemukan sejumlah faktor penyebabnya, diantaranya :
Keturunan
Di Swedia, Hallgren melakukan
penelitian dengan objek keluarga dan
menemukan rata-rata anggota tersebut
mengalami kesulitan dalam
membaca, menulis dan mengeja
Otak
Ada pendapat yang menyatakan
bahwa anak yang lamban belajar
mengalami gangguan pada
syaraf otaknya.
Pemikiran Siswa
yang mengalami kesulitan belajar
akan menmgalami kesulitan dalam
menerima penjelasan tentang
pelajaran. Salah satu penyebabnya
adalah mereka tidak dapat
mengorganisasikan cara berpikir
secara baik dan sistematis.
Gizi
Berdasarkan penelitian para ahli yang
dilakukan terhadap anak-anak dan
binatang, ditemukan bahwa ada kaitan
yang erat antara kesulitan belajar
dengan kekurangan gizi
Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan adalah hal-
hal yang tidak menguntungkan yang
dapat mengganggu perkembangan
mental anak, baik yang terjadi di
dalam keluarga, sekolah maupun
lingkungan masyarakat.
Biokimia
Pengaruh penggunaan obat atau bahan
kimia lain terhadap kesulitan belajar
masih menjadi kontroversi. Penelitian
yang dilakukan oleh Adelman dan
Comfers (dalam Kirk & Ghallager,
1986) menemukan bahwa obat
stimulan dalam jangka pendek dapat
mengurangi hiperaktivitas.
6. Macam - Macam Kesulitan Belajar
1. Learning disorder atau kekacauan belajar adalah
keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena
timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang
mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak
dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat
oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga
hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang
dimilikinya.
2. Learning disfunction adalah gejala dimana
proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa
tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas
mental, gangguan alat indra, atau gangguan
psikologis lainnya.
2
7. 3. Underachiever merupakan siswa yang
sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual
yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi
belajarnya tergolong rendah.
4. Slow learner atau lambat belajar adalah siswa
yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
5. Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu
pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari
belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam
pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala.
3
4
5
8. Karakteristik Kesulitan Belajar
1. Sejarah kegagalan akademik berulang kali Pola kegagalan dalam mencapai
prestasi belajar ini terjadi berulang-ulang.
2. Hambatan fisik/tubuh atau lingkungan berinteraksi dengan kesulitan belajar.
3. Kecemasan yang samar-samar, mirip kecemasan yang mengambang
Kegagalan yang berulang kali, yang mengembangkan harapan akan gagal
dalam bidang akademik dapat menular ke bidang-bidang pengalaman lain.
4. Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak konsisten dan tidak terduga Rapor
hasil belajar anak dengan kesulitan belajar cenderung tidak konstan.
5. Penilaian yang keliru karena data tidak lengkap Kesulitan belajar dapat
timbul karena pemberian label kepada seorang anak berdasarkan informasi
yang tidak lengkap.
6. Pendidikan dan pola asuh yang didapat tidak memadai Terdapat anak-anak
yang tipe, mutu, penguasaan, dan urutan pengalaman belajarnya tidak
mendukung proses belajar.
9. Beberapa perilaku manifestasi gejala kesulitan
belajar
Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal
dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang,
berpura-pura, dusta dan sebagainya.
Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat,
tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau pun di luar kelas,
tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.
Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi
tertentu.
10. Diagnosis adalah keputusan atau penentu mengenai hasil dari
pengolahan data tentang siswa yang mengalami kesulitan
belajar dan jenis kesulitan yang dialami siswa. Sebelum
menentakan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar
siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan
identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat) terhadap
fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan
belajar yang melanda siswa tersebut.
11. Langkah-langkah Diagnosis
Kesulitan Belajar
Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku
menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.
Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya
yang diduga mengalami kesulitan belajar.
Mewawancarai orangtua / wali siswa untuk mengetahui hal
ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk
mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya
kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.
Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup
terkenal adalah prosedur Weener & Senf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991)
sebagai berikut:
12. • Keputusan mengenai jenis kesulitan
belajar siswa.
• Keputusan mengenai faktor-faktor yang
menjadi sumber sebab-sebab kesulitan
belajar.
• Keputusan mengenai jenis mata
pelajaran apa yang mengalami
kesulitan belajar.
Diagnosis ini
dapat berupa
hal-hal sebagai
berikut:
• Membandingkan nilai prestasi individu untuk
setiap mata pelajaran dengan rata-rata nilai
seluruh individu.
• Membandingkan prestasi dengan potensi
yang dimiliki oleh siswa tersebut.
• Membandingkan nilai yang diperoleh dengan
batas minimal tujuan yang diharapkan.
Kegiatan
diagnosis dapat
dilakukan
dengan cara: