SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
TUJUAN DAN SASARAN
  • Dengan Terlaksananya Sosialisasi Ini Diharapkan Pihak
    Pelaksana, Pengelola Dan Wajib Retribusi Pengendalian Menara
    Telekomunikasi serta Badan Usaha yang memanfaatkan Sumber
    Daya Alam Telekomunikasi pada wilayah Kab. Luwu Timur Dapat
    Memahami Dan Melaksanakan Ketentuan Yang Terdapat Pada
    Peraturan Daerah no. 33 Tahun 2011 Dan Peraturan Bupati Luwu
    Timur No. 16 Tahun 2012 Tentang Retribusi Pengendalian Menara
    Telekomunikasi.

  • Badan Usaha yang memanfaatkan Sumber Daya Alam
    Telekomunikasi pada wilayah Kab. Luwu Timur dapat memahami
    dan melaksanakan Kewajiban Corporate Social Responsibility atau
    Tanggung Jawab Sosialnya yang telah diatur pada Undang-Undang
    No. 40 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 serta
    Peraturan Bupati Luwu Timur Nomor 16 Tahun 2012.

  • Kegiatan Sosialisasi Ini Diharapkan Dapat Memaksimalkan
    Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kab. Luwu Timur pada
    Sektor Telekomunikasi Tahun Anggaran 2012.
DASAR PELAKSANAAN

 • Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
   Daerah dan Retribusi Daerah.

 • Peraturan Daerah Kab. Luwu Timur nomor 29 Tahun 2011
   Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
   Anggaran 2012 yang dijabarkan pada Dokumen
   Pelaksanaan        Anggaran        (DPA)        Dinas
   Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika Kab. Luwu
   Timur T.A. 2012.

 • Peraturan Daerah Kab. Luwu Timur Nomor 33 Tahun 2011
   Tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

 • Peraturan Bupati Luwu Timur Nomor 16 Tahun 2012
   tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah No. 33
   Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Menara
   Telekomunikasi.
RETRIBUSI
  PERDA KAB. LUWU TIMUR NO. 33 TAHUN 2011

                                        RETRIBUSI
                                      Bagian Kesatu
                             Nama, Obyek dan Subyek Retribusi

                                     Pasal 19
        Dengan nama Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi dipungut
       retribusi sebagai pembayaran atas pemanfaatan tata ruang pengendalian
                              menara telekomunikasi.

                                    Pasal 20
      Obyek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah pemanfaatan
       ruang untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata
                     ruang, keamanan, dan kepentingan umum.

                                      Pasal 21
      Subyek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah orang pribadi
      atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan pengendalian menara
                                   telekomunikasi.

                  Dalam Hal Ini Yang Termasuk Subyek Retribusi Adalah
   (Pemilik, Penyedia, Dan/Atau Pengelola Menara Telekomunikasi serta Operator
                 Telekomunikasi dan Penyelenggara Telekomunikasi)
TARIF RETRIBUSI

  Ditentukan berdasarkan :

  • Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
    Daerah

                                   PENJELASAN PASAL 124

  • Mengingat tingkat penggunaan jasa pelayanan yang bersifat pengawasan dan
    pengendalian sulit ditentukan serta untuk kemudahan penghitungan, tarif
    retribusi ditetapkan paling tinggi 2% (dua persen) dari nilai jual objek pajak yang
    digunakan sebagai dasar penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan menara
    telekomunikasi, yang besarnya retribusi dikaitkan dengan frekuensi pengawasan
    dan pengendalian menara telekomunikasi tersebut.

   •   Peraturan Daerah Kab. Luwu Timur No. 33 Tahun 2011 tentang Retribusi
       Pengendalian Menara Telekomunikasi

                                        Bagian Kelima
                                        Besarnya Tarif
                                           Pasal 25

       Tarif retribusi ditetapkan sebesar 2 % (dua persen) dari nilai jual objek pajak yang
           digunakan sebagai dasar penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan menara
                                         telekomunikasi.
PENENTUAN NJOP


  • Penentuan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang digunakan
    sebagai dasar penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan
    menara telekomunikasi ditentukan oleh instansi yang
    berkompeten dan mempunyai kewenangan untuk hal
    tersebut, dalam hal ini Pemerintah Kab. Luwu Timur
    menyerahkan sepenuhnya penentuan NJOP tersebut kepada
    pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palopo melaLui
    surat Kepala KPP Pratama Palopo Nomor :
    S-274/WPJ.15/KP.04/2012 tentang Data NJOP Tower BTS.

                       Sebagai Contoh :
  2% x Rp. 300.000.000,- (NJOP Menara Telekomunikasi Setinggi
                    42 M) = Rp. 6.000.000,-

   Maka Tarif Retribusi Sebuah Menara Telekomunikasi Setinggi
              42 M ditetapkan senilai Rp. 6.000.000,-
TATA CARA PEMUNGUTAN

  PERDA NO. 33 TAHUN 2011

                    Bagian Kedelapan
                  Tata Cara Pembayaran
                        Paragraf 1
                  Penentuan Pembayaran
                         Pasal 28

  1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau
     dokumen lain yang dipersamakan, dapat berupa
     karcis, kupon, dan kartu langganan.
  2) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
  3) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud
     pada ayat (1) disetor secara bruto ke Kas Daerah.
  4) Retribusi dipungut oleh Instansi yang ditunjuk oleh
     Bupati.
TATA CARA PEMUNGUTAN


  PERATURAN BUPATI NO. 16 TAHUN 2012

                      BAB V
             TATA CARA PEMUNGUTAN
                     Pasal 5

   Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
   dipungut oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan
   Informatika Kabupaten Luwu Timur.
SANKSI
  PERDA KAB. LUWU TIMUR NO. 33 TAHUN 2011

                                            BAB VIII
                                    SANKSI ADMINISTRATIF
                                           Pasal 43
  1)     Setiap pemilik dan/atau pengguna yang tidak memenuhi kewajiban pemenuhan
         fungsi, dan/atau persyaratan dan/atau penyelenggaraan menara sebagaimana
         dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi administratif.
  2)     Sanksi adminitratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :
             a.pembekuan dan/atau pencabutan izin;
             b.denda administratif;
             c.sanksi polisional.
  3)     Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
         dilaksanakan dengan cara :
             a. pemberian teguran tertulis pertama;
             b. pemberian teguran tertulis kedua disertai pemanggilan;
             c. pemberian teguran tertulis ketiga;
            d. penindakan atau pelaksanaan sanksi polisional dan/atau pencabutan izin.
   (4)       Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
             dibayarkan langsung ke rekening Kas Daerah.
   (5)       Sanksi polisional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa :
             a.penyegelan;
             b.Pembongkaran.
SANKSI
  PERDA KAB. LUWU TIMUR NO. 33 TAHUN 2011

                                Pasal 44
  1)   Menara yang tidak dimanfaatkan dalam jangka waktu 1
       (satu) tahun berturut-turut dilaksanakan pembongkaran
       oleh Pemerintah Daerah;
  2)   Pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
       dilaksanakan setelah melalui teguran tertulis sebanyak 3
       (tiga) kali dengan selang waktu masing-masing peringatan
       selama 5 (lima) hari kalender.

                               Pasal 45
  1)   Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak membayar tepat
       pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi
       administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap
       bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
       dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
  2)   Tata cara pemberian sanksi administrasi sebagaimana
       dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
PELAPORAN KELAIKAN FUNGSI MENARA
TELEKOMUNIKASI
    PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 33 TAHUN 2011

     TATA CARA PELAPORAN KELAIKAN FUNGSI BANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI

                                         Pasal 2

    1)   Setiap Pemilik, penyedia, dan/atau pengelola menara wajib melakukan
         pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan kelaikan fungsi dan
         Operasional bangunan menara secara berkala setiap tahun.
    2)   Hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan menara sebagaimana
         dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati melalui instansi teknis.
    3)   Instansi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Dinas
         Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dan Dinas Tata Ruang dan
         Permukiman.
    4)   Pemilik, penyedia, dan/atau pengelola menara wajib melaporkan
         perubahan kepemilikan menara kepada Bupati melalui Dinas Perhubungan
         Komunikasi dan Informatika dan Dinas Tata Ruang dan
         Permukiman, disertai dokumen pendukung.
    5)   Penyedia Menara wajib melakukan penyesuaian Izin Mendirikan Bangunan
         (IMB) dalam hal terjadi perubahan konstruksi bangunan maupun
         peralatan.
PERSEBARAN DAN KETENTUAN TEKNIS


    PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012


                       BAB III
          PERSEBARAN DAN KETENTUAN TEKNIS
                       Pasal 3

       Penetapan pembangunan menara telekomunikasi
        dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan
         ruang wilayah yang ada, kepadatan/populasi
        pemakai jasa telekomunikasi serta disesuaikan
                dengan kaidah penataan ruang
          wilayah, estetika, keamanan dan ketertiban
        lingkungan, serta kebutuhan komunikasi pada
                           umumnya.
PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI


    PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012

        Pembangunan Menara Telekomunikasi Diatas Bangunan
                            Pasal 7

      Pembangunan menara telekomunikasi diatas bangunan dapat
        dilakukan apabila konstruksi gedung mampu mendukung
        beban dan ketinggian menara serta sesuai peraturan yang
                                berlaku.

      Pembangunan Menara Telekomunikasi di Kawasan Tertentu
                            Pasal 8

      Pembangunan Menara Telekomunikasi di kawasan tertentu
       harus dengan pertimbangan hasil kajian secara teknis dari
       Pemerintah Daerah sedangkan bentuk dan desain menara
       wajib berwujud Menara Telekomunikasi Kamuflase dengan
         bangunan pendukung bercirikan arsitektur setempat.
PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI


    PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012

        Pembangunan Menara Telekomunikasi Diatas Bangunan
                            Pasal 7

      Pembangunan menara telekomunikasi diatas bangunan dapat
        dilakukan apabila konstruksi gedung mampu mendukung
        beban dan ketinggian menara serta sesuai peraturan yang
                                berlaku.

      Pembangunan Menara Telekomunikasi di Kawasan Tertentu
                            Pasal 8

      Pembangunan Menara Telekomunikasi di kawasan tertentu
       harus dengan pertimbangan hasil kajian secara teknis dari
       Pemerintah Daerah sedangkan bentuk dan desain menara
       wajib berwujud Menara Telekomunikasi Kamuflase dengan
         bangunan pendukung bercirikan arsitektur setempat.
PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI


    PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012

                                      Pasal 9
    1)       Pembangunan menara telekomunikasi di kawasan tertentu
             selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
             Pasal 6, 7 dan 8 juga harus memenuhi ketentuan peraturan
             perundang-undangan yang berlaku untuk kawasan
             dimaksud.
    2)       Kawasan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
             merupakan kawasan yang sifat dan peruntukannya
             memiliki karakteristik tertentu, antara lain :

         ▫ a. kawasan bandar udara/ pelabuhan;
         ▫ b. kawasan cagar budaya;
         ▫ c. kawasan pariwisata;
         ▫ d. kawasan hutan lindung;
           e. kawasan yang karena fungsinya memiliki atau memerlukan
              tingkat keamanan dan kerahasiaan yang tinggi;
         ▫ f. kawasan pengendalian ketat lainnya.
PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI


    PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012

              Penempatan Portable Guyed Tower dan Tower Combat atau
                          Menara Telekomunikasi Portabel

                                         Pasal 11
    1)   Penempatan Portable Guyed Tower dan Tower Combat atau Menara
         Telekomunikasi Portabel diizinkan untuk memenuhi keadaan
         darurat, insidentil, dan keperluan mendesak lainnya.
    2)   Izin diberikan untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang
         untuk tiga bulan berikutnya.
    3)   Permohonan penempatan Portable Guyed Tower dan Tower Combat atau
         Menara Telekomunikasi Portabel diajukan kapada Kepala Dinas
         Perhubungan Komunikasi dan Informatika sekurang-kurangnya 1 (satu)
         bulan sebelum penempatan menara, dengan dilampiri posisi lokasi dan
         keterangan lainnya yang dipandang perlu.
    4)   Pembangunan Portable Guyed Tower dan Tower Combat atau Menara
         Telekomunikasi Portabel tetap melalui persetujuan warga dan radius
         setinggi menara, sebagai persyaratan pengurusan perizinan .
    5)   Portable Guyed Tower dan Tower Combat atau Menara Portabel dikenakan
         retribusi setara dan proporsional dengan menara permanen sesuai
         dengan peraturan perundang-undangan.
PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI


    PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012


                                  Asuransi

                                  Pasal 12
    1) Setiap menara telekomunikasi yang dibangun wajib diasuransikan
       oleh pemilik, Penyedia dan/atau pengguna menara.

    2) Asuransi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat
       menanggung semua kerugian yang diderita oleh korban yang
       berada pada radius setinggi menara telekomunikasi, apabila terjadi
       kecelakaan yang timbul akibat dibangunnya menara
       telekomunikasi.
KETENTUAN PERIZINAN

   PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012


                                                         BAB VII
                                                   KETENTUAN PERIZINAN

                                                         Pasal 13
   1)       Pembangunan dan pengoperasian menara telekomunikasi harus memiliki Izin dari
            Bupati.
   2)       Izin sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini meliputi :
            a. Izin Prinsip;
            b. Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
   3)       Untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat
            (2)huruf a, selain memenuhi syarat ketentuan bangunan sebagaimana diatur
            dalamPeraturan Daerah tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB), juga harus
            memenuhi syaratsebagai berikut :
            a) memiliki rekomendasi dari Instansi terkait yang terdiri dari :

        ▫   Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
        ▫   Bappeda;
        ▫   Bappedalda; dan
        ▫   Dinas Kehutanan.

  CATATAN :      TIDAK DIBENARKAN MEMBANGUN ATAU MELAKUKAN SOSIALISASI PEMBANGUNAN
                 MENARA TELEKOMUNIKASI SEBELUM MEMENUHI SEMUA KETENTUAN PERIZINAN.
KETENTUAN PERIZINAN

   PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012


        b)     berita acara sosialisasi kepada warga sekitar dalam radius
               sesuai dengan ketinggian menara telekomunikasi yang
               dimungkinkan terkena dampak bagi pembangunan menara
               telekomunikasi ;
        c)     klarifikasi konstruksi menara telekomunikasi;
        d)     klarifikasi kontruksi bangunan gedung apabila pendirian
               menara telekomunikasi di atas gedung;
        e)     surat pernyataan penggunaan menara bersama atau perjanjian
               kerjasama penggunaan infrastruktur menara telekomunikasi
               bersama;
        f)     melengkapi data dan persyaratan pada formulir yang telah
               disediakan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan
               Informatika;
        g)     bukti asuransi perlindungan masyarakat dan harta benda di
               sekitar menara.

   4)        Untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menara
             telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
             wajib dilengkapi Izin Gangguan.
KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL

   UNDANG-UNDANG NO. 40 TAHUN 2007

                            BAB V
             TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN
                           Pasal 74

   1)   Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
        dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
        melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

   2)   Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud
        pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan
        dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
        dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

   3)   Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
        dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
        peraturan perundang-undangan.

   4)   Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
        Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL

   PERATURAN PEMERINTAH NO. 47 TAHUN 2012

                            Pasal 2
      Setiap Perseroan selaku subjek hukum mempunyai
      tanggung jawab sosial dan lingkungan.

                            Pasal 3

   1) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana
      dimaksud dalam Pasal 2 menjadi kewajiban bagi
      Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
      bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
      berdasarkan Undang-Undang.

   2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
      dilaksanakan baik di dalam maupun di luar
      lingkungan Perseroan.
KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL

   PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012

                                                 BAB VIII
                    Program Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial

                                                Pasal 14
   1)     Pelaksanaan program Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial wajib
          dilakukan oleh pemilik, Penyedia dan/atau pengguna menara Telekomunikasi baik berupa
          partisipasi maupun peran serta dalam akselerasi kegiatan pembangunan di daerah berupa
          infrastruktur lingkungan atau sarana prasarana untuk kepentingan umum atau pelayanan
          umum yang dilaksanakan secara tertib dan koordinatif guna memperoleh hasil yang optimal
          dan tepat sasaran.

   2)     Tertib dan koordinatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
          a. pemilik, Penyedia dan/atau pengguna menara Telekomunikasi yang akan melaksanakan
              program CSR atau TSL, terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Bupati
              melalui Dinas Perhubungan, komunikasi dan Informatika;
          b. guna tercapainya program CSR atau TSL sebagaimana dimaksud pada huruf a tepat
              sasaran dari pelaksanaan program tersebut, Bupati memberikan rekomendasi mengenai
              jenis program serta sektor prioritas yang sesuai dan tepat sasaran, untuk mendukung
              akselerasi Pembangunan di daerah setempat;
          c. hasil dari program CSR atau TSL sebagaimana dimaksud dituangkan pada akta hibah
              sebagai wujud pelaksanaan CSR atau TSL dari Penyelenggara Telekomunikasi di Daerah.
          d. penyelenggara Telekomunikasi dalam rangka ikut berpartisipasi pada pembangunan
              yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dapat memberikan kontribusi dalam bentuk
              sumbangan pihak ketiga kepada Pemerintah Daerah dan atau melalui program
              Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial.
KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL

                    PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
                            NOMOR 47 TAHUN 2012
    •   Peraturan Pemerintah ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang-
        Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam
        Peraturan Pemerintah ini diatur mengenai tanggung jawab sosial dan
        lingkungan yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi
        berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
        yang bermanfaat bagi komunitas setempat dan masyarakat pada
        umumnya maupun Perseroan itu sendiri dalam rangka terjalinnya
        hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
        lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

    •   Berdasarkan penjelasan PP NO. 47 Tahun 2012 diatas adalah menjadi jelas
        bahwa peruntukan kegiatan Corporate Social Responcibilty dan atau
        Tanggung Jawab Sosial adalah untuk daerah dan atau masyarakat
        setempat dimana badan/pelaku usaha tersebut memanfaatkan Sumber
        Daya Alam untuk melaksanakan usahanya. Sementara disisi lain kita
        ketahui Bersama bahwa Kegiatan CSR atau TSL yang telah dilakukan oleh
        pihak Telco Operator dan Tower Provider adalah Kegiatan yang bersifat
        umum dan hanya menjangkau sebagian kecil daerah di Indonesia.
KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL

                   DATA DESA DAN JUMLAH MASYARAKAT YANG BELUM TERJANGKAU
                    PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PADA WILAYAH KAB. LUWU TIMUR

    •       Berdasarkan data yang berhasil kami himpun di lapangan Terdapat
            beberapa Desa di Kab. Luwu Timur yang masuk dalam wilayah Kewajiban
            Pelayanan Universal Telekomunikasi (KPUT) yang sampai pada saat ini juga
            belum terjangkau pelayanan telekomunikasi, desa-desa tersebut adalah :

        •        Kecamatan Towuti
             •     -   Desa   Tokalimbo ----Jumlah Penduduk = 599
             •     -   Desa   Bantilang -----Jumlah Penduduk = 1.725
             •     -   Desa   Masiku ------Jumlah Penduduk = 677
             •     -   Desa   Rante Angin --Jumlah Penduduk = 950
             •     -   Desa   Loeha --------Jumlah Penduduk = 1.682
             •     -   Desa   Mahalona -----Jumlah Penduduk = 4.800
             •     Kecamatan Wasuponda
             •     - Desa Kawata ------Jumlah Penduduk = 2.014
             •     - Desa Parumpanai---Jumlah Penduduk = 3.984
        •        Kecamatan Malili
             •     - Desa Harapan ------Jumlah Penduduk = 2.230

        •        Kecamatan Burau
             •     - Desa Batu Putih ----Jumlah Penduduk = 1.259
                                                                   •   (Sumber BPS & Pemkab Luwu Timur)
KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL

         USULAN KEGIATAN CSR DAN TSL BAGI BADAN USAHA YANG BERGERAK PADA BIDANG
        TELEKOMUNIKASI DAN ATAU MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEGIATAN
                        TELEKOMUNIKASI DI WILAYAH KAB. LUWU TIMUR

    •    Kami sebagai Pemerintah Setempat dalam hal pelayanan pada bidang
         telekomunikasi, sangat menyadari pentingnya telekomunikasi bagi kehidupan
         sosial, pembangunan ekonomi dan resiko kesehatan akibat lambatnya respon
         pelayanan kesehatan yang mereka alami dikarenakan tidak terdapat pelayanan
         telekomunikasi pada desa mereka.

    •    Oleh karena itu Dishub-Kominfo Kab. Luwu Timur berdasarkan data yang berhasil
         dihimpun    dan     berdasarkan   peraturan   dan    perundang-undangan      yang
         berlaku, mengusulkan beberapa kegiatan kepada pihak Telco Operator dan Tower
         Provider dan atau Badan Usaha yang memenfaatkan Sumber Daya Alam
         Telekomunikasi, yang melaksanakan usahanya pada wilayah kab. Luwu Timur untuk
         melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka memenuhi Kewajiban Corporate
         Social Responsibility dan Tanggung Jawab Sosial melalui beberapa kegiatan sebagai
         berikut:

        1.   Pembangunan Menara Telekomunikasi pada Titik-Titik yang dapat mengcover
             pelayanan telekomunikasi bagi desa-desa yang belum terjangkau pelayanan
             telekomunikasi, dalam rangka memberikan pelayanan telekomunikasi kepada
             masyarakat di desa-desa tersebut serta dalam rangka memenuhi Kewajiban
             Pelayanan Universal Telekomunikasi (KPUT) sesuai yang diamanatkan pada
             Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika.
        2.   Pembangunan Jaringan WAN (wide Area Network) Point to Point, Point To
             Multipoint, dalam rangka memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan
             peningkatan pelayanan publik berbasis e-government kepada masyarakat, seperti
             pelayanan perizinan, KTP serta mempercepat koordinasi data pelayanan
             kesehatan dan lain-lain.
SANKSI ADMINISTRATIF & PENINDAKAN

    PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012

                                     BAB IX
                             SANKSI ADMINISTRATIF
                                    Pasal 15
    1)   Setiap pemilik, Penyedia dan/atau pengguna yang tidak
         memenuhi kewajiban pemenuhan fungsi, dan/atau persyaratan
         dan/atau penyelenggaraan menara sebagaimana dimaksud dalam
         Peraturan Bupati ini dikenakan sanksi administratif.
    2)   Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
         berupa:
            a.pembekuan dan/atau pencabutan izin;
            b.denda administratif; dan/atau
            c.sanksi penindakan.
    3)   Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
         (1) dilaksanakan dengan cara :
           a.pemberian teguran tertulis pertama;
           b.pemberian teguran tertulis kedua disertai pemanggilan;
           c.pemberian teguran tertulis ketiga;
           d.penindakan dan/atau pencabutan izin.
SANKSI ADMINISTRATIF & PENINDAKAN

    PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012

    4)   Teguran tertulis ke satu, kedua dan ketiga, masing-masing
         dengan interval waktu 5 (lima) hari kerja dan Teguran
         ditujukan kepada pemilik, Penyedia dan/atau pengguna
         menara yang tercantum dalam papan identitas menara
         melalui surat pos tercatat.
    5)   Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
         huruf b dibayarkan langsung ke rekening Kas Daerah.
    6)   Penindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
         berupa :
         a. penyegelan;
         b. pembongkaran.
    7)   Penindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat
         dilakukan dengan cara menghentikan pasokan aliran listrik
         atau sumber energi lain ke menara telekomunikasi atas
         permintaan instansi teknis dan atau Dinas Perhubungan
         Komunikasi dan Informatika Kabupaten Luwu Timur.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPMRencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPMSyahroni Ateng Syafrudin
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPusdiklatpemdaPemeri
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)Yudhi Aldriand
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahMassaputro Delly TP
 
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...TV Desa
 
Santiaji pemilihan kepala desa
Santiaji pemilihan kepala desaSantiaji pemilihan kepala desa
Santiaji pemilihan kepala desaYudhi Aldriand
 
Tatacara musrenbang kecamatan
Tatacara musrenbang kecamatanTatacara musrenbang kecamatan
Tatacara musrenbang kecamatanzam zori
 
4 sop seksi pemerintahan
4 sop seksi pemerintahan4 sop seksi pemerintahan
4 sop seksi pemerintahanbedhoo
 
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)Muskamal Lau
 
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalTugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalRadenMas Ahmad Spaer
 
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppspRoadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppspJoy Irman
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Dadang Solihin
 
studi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk cilotostudi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk cilotoFatihElluqmani
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoIr. Zakaria, M.M
 
Sambutan bupati wonosobo acara sosialisasi bankeu parpol
Sambutan bupati wonosobo acara sosialisasi bankeu parpolSambutan bupati wonosobo acara sosialisasi bankeu parpol
Sambutan bupati wonosobo acara sosialisasi bankeu parpolShintaDevi11
 
potensidiri-final_2.pdf
potensidiri-final_2.pdfpotensidiri-final_2.pdf
potensidiri-final_2.pdfbahestikhan1
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Deki Zulkarnain
 
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi infosanitasi
 

What's hot (20)

Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPMRencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desa
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
 
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
 
Santiaji pemilihan kepala desa
Santiaji pemilihan kepala desaSantiaji pemilihan kepala desa
Santiaji pemilihan kepala desa
 
Presentasi musrenbang
Presentasi musrenbangPresentasi musrenbang
Presentasi musrenbang
 
Tatacara musrenbang kecamatan
Tatacara musrenbang kecamatanTatacara musrenbang kecamatan
Tatacara musrenbang kecamatan
 
Tahapan pilkades
Tahapan pilkadesTahapan pilkades
Tahapan pilkades
 
4 sop seksi pemerintahan
4 sop seksi pemerintahan4 sop seksi pemerintahan
4 sop seksi pemerintahan
 
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)
 
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalTugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
 
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppspRoadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
studi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk cilotostudi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk ciloto
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
 
Sambutan bupati wonosobo acara sosialisasi bankeu parpol
Sambutan bupati wonosobo acara sosialisasi bankeu parpolSambutan bupati wonosobo acara sosialisasi bankeu parpol
Sambutan bupati wonosobo acara sosialisasi bankeu parpol
 
potensidiri-final_2.pdf
potensidiri-final_2.pdfpotensidiri-final_2.pdf
potensidiri-final_2.pdf
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
 
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
 

Similar to Sosialisasi perda n perbup

pres_bekasikab_16Mei2022.pptx
pres_bekasikab_16Mei2022.pptxpres_bekasikab_16Mei2022.pptx
pres_bekasikab_16Mei2022.pptxtoni65397
 
Presentasi Pengawasan dan Pengendalian Kota Bogor 12 Agustus 2022.pptx
Presentasi Pengawasan dan Pengendalian Kota Bogor 12 Agustus 2022.pptxPresentasi Pengawasan dan Pengendalian Kota Bogor 12 Agustus 2022.pptx
Presentasi Pengawasan dan Pengendalian Kota Bogor 12 Agustus 2022.pptxtoni65397
 
Pp 52 thn. 2000 ttg. penyelenggaraan telekomunikasi
Pp 52 thn. 2000 ttg. penyelenggaraan telekomunikasiPp 52 thn. 2000 ttg. penyelenggaraan telekomunikasi
Pp 52 thn. 2000 ttg. penyelenggaraan telekomunikasiUlin Yusron
 
Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46Andrew Olla
 
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasiTomi Oktavianor
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DA...iniPurwokerto
 
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasiUu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasiUlin Yusron
 
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasimohamadafandi
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011transparansiacehtamiang
 
03 tinjauan industri(1)
03 tinjauan industri(1)03 tinjauan industri(1)
03 tinjauan industri(1)Ketut Widya
 
Contoh Perjanjian Penyediaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Terbaru (Beli P...
Contoh Perjanjian Penyediaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Terbaru (Beli P...Contoh Perjanjian Penyediaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Terbaru (Beli P...
Contoh Perjanjian Penyediaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Terbaru (Beli P...GLC
 
KETENTUAN MONEV [Autosaved].pdf
KETENTUAN MONEV [Autosaved].pdfKETENTUAN MONEV [Autosaved].pdf
KETENTUAN MONEV [Autosaved].pdfDienDien14
 
Spp kecamatan
Spp kecamatanSpp kecamatan
Spp kecamatancibugel
 
Public Hearing Raperda Pengendalian Menara Telekomunikasi.pptx
Public Hearing Raperda Pengendalian Menara Telekomunikasi.pptxPublic Hearing Raperda Pengendalian Menara Telekomunikasi.pptx
Public Hearing Raperda Pengendalian Menara Telekomunikasi.pptxFerry Wahyu Wibowo
 

Similar to Sosialisasi perda n perbup (20)

pres_bekasikab_16Mei2022.pptx
pres_bekasikab_16Mei2022.pptxpres_bekasikab_16Mei2022.pptx
pres_bekasikab_16Mei2022.pptx
 
Presentasi Pengawasan dan Pengendalian Kota Bogor 12 Agustus 2022.pptx
Presentasi Pengawasan dan Pengendalian Kota Bogor 12 Agustus 2022.pptxPresentasi Pengawasan dan Pengendalian Kota Bogor 12 Agustus 2022.pptx
Presentasi Pengawasan dan Pengendalian Kota Bogor 12 Agustus 2022.pptx
 
Pp 52 thn. 2000 ttg. penyelenggaraan telekomunikasi
Pp 52 thn. 2000 ttg. penyelenggaraan telekomunikasiPp 52 thn. 2000 ttg. penyelenggaraan telekomunikasi
Pp 52 thn. 2000 ttg. penyelenggaraan telekomunikasi
 
coba
cobacoba
coba
 
Perpu 06 1963
Perpu 06 1963Perpu 06 1963
Perpu 06 1963
 
Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46
 
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DA...
 
5 perda izin tower
5 perda izin tower5 perda izin tower
5 perda izin tower
 
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasiUu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
 
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
 
03 tinjauan industri(1)
03 tinjauan industri(1)03 tinjauan industri(1)
03 tinjauan industri(1)
 
Contoh Perjanjian Penyediaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Terbaru (Beli P...
Contoh Perjanjian Penyediaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Terbaru (Beli P...Contoh Perjanjian Penyediaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Terbaru (Beli P...
Contoh Perjanjian Penyediaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Terbaru (Beli P...
 
IMB
IMBIMB
IMB
 
KETENTUAN MONEV [Autosaved].pdf
KETENTUAN MONEV [Autosaved].pdfKETENTUAN MONEV [Autosaved].pdf
KETENTUAN MONEV [Autosaved].pdf
 
Spp kecamatan
Spp kecamatanSpp kecamatan
Spp kecamatan
 
Konvergensi
KonvergensiKonvergensi
Konvergensi
 
Public Hearing Raperda Pengendalian Menara Telekomunikasi.pptx
Public Hearing Raperda Pengendalian Menara Telekomunikasi.pptxPublic Hearing Raperda Pengendalian Menara Telekomunikasi.pptx
Public Hearing Raperda Pengendalian Menara Telekomunikasi.pptx
 
AKTA BEKALAN ELEKTRIK 1990.pptx
AKTA BEKALAN ELEKTRIK 1990.pptxAKTA BEKALAN ELEKTRIK 1990.pptx
AKTA BEKALAN ELEKTRIK 1990.pptx
 

Sosialisasi perda n perbup

  • 1.
  • 2. TUJUAN DAN SASARAN • Dengan Terlaksananya Sosialisasi Ini Diharapkan Pihak Pelaksana, Pengelola Dan Wajib Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi serta Badan Usaha yang memanfaatkan Sumber Daya Alam Telekomunikasi pada wilayah Kab. Luwu Timur Dapat Memahami Dan Melaksanakan Ketentuan Yang Terdapat Pada Peraturan Daerah no. 33 Tahun 2011 Dan Peraturan Bupati Luwu Timur No. 16 Tahun 2012 Tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. • Badan Usaha yang memanfaatkan Sumber Daya Alam Telekomunikasi pada wilayah Kab. Luwu Timur dapat memahami dan melaksanakan Kewajiban Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosialnya yang telah diatur pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 serta Peraturan Bupati Luwu Timur Nomor 16 Tahun 2012. • Kegiatan Sosialisasi Ini Diharapkan Dapat Memaksimalkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kab. Luwu Timur pada Sektor Telekomunikasi Tahun Anggaran 2012.
  • 3. DASAR PELAKSANAAN • Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. • Peraturan Daerah Kab. Luwu Timur nomor 29 Tahun 2011 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 yang dijabarkan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika Kab. Luwu Timur T.A. 2012. • Peraturan Daerah Kab. Luwu Timur Nomor 33 Tahun 2011 Tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi • Peraturan Bupati Luwu Timur Nomor 16 Tahun 2012 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah No. 33 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
  • 4. RETRIBUSI PERDA KAB. LUWU TIMUR NO. 33 TAHUN 2011 RETRIBUSI Bagian Kesatu Nama, Obyek dan Subyek Retribusi Pasal 19 Dengan nama Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemanfaatan tata ruang pengendalian menara telekomunikasi. Pasal 20 Obyek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum. Pasal 21 Subyek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan pengendalian menara telekomunikasi. Dalam Hal Ini Yang Termasuk Subyek Retribusi Adalah (Pemilik, Penyedia, Dan/Atau Pengelola Menara Telekomunikasi serta Operator Telekomunikasi dan Penyelenggara Telekomunikasi)
  • 5. TARIF RETRIBUSI Ditentukan berdasarkan : • Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah PENJELASAN PASAL 124 • Mengingat tingkat penggunaan jasa pelayanan yang bersifat pengawasan dan pengendalian sulit ditentukan serta untuk kemudahan penghitungan, tarif retribusi ditetapkan paling tinggi 2% (dua persen) dari nilai jual objek pajak yang digunakan sebagai dasar penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan menara telekomunikasi, yang besarnya retribusi dikaitkan dengan frekuensi pengawasan dan pengendalian menara telekomunikasi tersebut. • Peraturan Daerah Kab. Luwu Timur No. 33 Tahun 2011 tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Bagian Kelima Besarnya Tarif Pasal 25 Tarif retribusi ditetapkan sebesar 2 % (dua persen) dari nilai jual objek pajak yang digunakan sebagai dasar penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan menara telekomunikasi.
  • 6. PENENTUAN NJOP • Penentuan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang digunakan sebagai dasar penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan menara telekomunikasi ditentukan oleh instansi yang berkompeten dan mempunyai kewenangan untuk hal tersebut, dalam hal ini Pemerintah Kab. Luwu Timur menyerahkan sepenuhnya penentuan NJOP tersebut kepada pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palopo melaLui surat Kepala KPP Pratama Palopo Nomor : S-274/WPJ.15/KP.04/2012 tentang Data NJOP Tower BTS. Sebagai Contoh : 2% x Rp. 300.000.000,- (NJOP Menara Telekomunikasi Setinggi 42 M) = Rp. 6.000.000,- Maka Tarif Retribusi Sebuah Menara Telekomunikasi Setinggi 42 M ditetapkan senilai Rp. 6.000.000,-
  • 7. TATA CARA PEMUNGUTAN PERDA NO. 33 TAHUN 2011 Bagian Kedelapan Tata Cara Pembayaran Paragraf 1 Penentuan Pembayaran Pasal 28 1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan. 2) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. 3) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor secara bruto ke Kas Daerah. 4) Retribusi dipungut oleh Instansi yang ditunjuk oleh Bupati.
  • 8. TATA CARA PEMUNGUTAN PERATURAN BUPATI NO. 16 TAHUN 2012 BAB V TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 5 Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi dipungut oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Luwu Timur.
  • 9. SANKSI PERDA KAB. LUWU TIMUR NO. 33 TAHUN 2011 BAB VIII SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 43 1) Setiap pemilik dan/atau pengguna yang tidak memenuhi kewajiban pemenuhan fungsi, dan/atau persyaratan dan/atau penyelenggaraan menara sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi administratif. 2) Sanksi adminitratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa : a.pembekuan dan/atau pencabutan izin; b.denda administratif; c.sanksi polisional. 3) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara : a. pemberian teguran tertulis pertama; b. pemberian teguran tertulis kedua disertai pemanggilan; c. pemberian teguran tertulis ketiga; d. penindakan atau pelaksanaan sanksi polisional dan/atau pencabutan izin. (4) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dibayarkan langsung ke rekening Kas Daerah. (5) Sanksi polisional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa : a.penyegelan; b.Pembongkaran.
  • 10. SANKSI PERDA KAB. LUWU TIMUR NO. 33 TAHUN 2011 Pasal 44 1) Menara yang tidak dimanfaatkan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun berturut-turut dilaksanakan pembongkaran oleh Pemerintah Daerah; 2) Pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah melalui teguran tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dengan selang waktu masing-masing peringatan selama 5 (lima) hari kalender. Pasal 45 1) Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. 2) Tata cara pemberian sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
  • 11. PELAPORAN KELAIKAN FUNGSI MENARA TELEKOMUNIKASI PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 33 TAHUN 2011 TATA CARA PELAPORAN KELAIKAN FUNGSI BANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI Pasal 2 1) Setiap Pemilik, penyedia, dan/atau pengelola menara wajib melakukan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan kelaikan fungsi dan Operasional bangunan menara secara berkala setiap tahun. 2) Hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati melalui instansi teknis. 3) Instansi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dan Dinas Tata Ruang dan Permukiman. 4) Pemilik, penyedia, dan/atau pengelola menara wajib melaporkan perubahan kepemilikan menara kepada Bupati melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dan Dinas Tata Ruang dan Permukiman, disertai dokumen pendukung. 5) Penyedia Menara wajib melakukan penyesuaian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dalam hal terjadi perubahan konstruksi bangunan maupun peralatan.
  • 12. PERSEBARAN DAN KETENTUAN TEKNIS PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 BAB III PERSEBARAN DAN KETENTUAN TEKNIS Pasal 3 Penetapan pembangunan menara telekomunikasi dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan ruang wilayah yang ada, kepadatan/populasi pemakai jasa telekomunikasi serta disesuaikan dengan kaidah penataan ruang wilayah, estetika, keamanan dan ketertiban lingkungan, serta kebutuhan komunikasi pada umumnya.
  • 13. PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 Pembangunan Menara Telekomunikasi Diatas Bangunan Pasal 7 Pembangunan menara telekomunikasi diatas bangunan dapat dilakukan apabila konstruksi gedung mampu mendukung beban dan ketinggian menara serta sesuai peraturan yang berlaku. Pembangunan Menara Telekomunikasi di Kawasan Tertentu Pasal 8 Pembangunan Menara Telekomunikasi di kawasan tertentu harus dengan pertimbangan hasil kajian secara teknis dari Pemerintah Daerah sedangkan bentuk dan desain menara wajib berwujud Menara Telekomunikasi Kamuflase dengan bangunan pendukung bercirikan arsitektur setempat.
  • 14. PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 Pembangunan Menara Telekomunikasi Diatas Bangunan Pasal 7 Pembangunan menara telekomunikasi diatas bangunan dapat dilakukan apabila konstruksi gedung mampu mendukung beban dan ketinggian menara serta sesuai peraturan yang berlaku. Pembangunan Menara Telekomunikasi di Kawasan Tertentu Pasal 8 Pembangunan Menara Telekomunikasi di kawasan tertentu harus dengan pertimbangan hasil kajian secara teknis dari Pemerintah Daerah sedangkan bentuk dan desain menara wajib berwujud Menara Telekomunikasi Kamuflase dengan bangunan pendukung bercirikan arsitektur setempat.
  • 15. PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 Pasal 9 1) Pembangunan menara telekomunikasi di kawasan tertentu selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, 7 dan 8 juga harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk kawasan dimaksud. 2) Kawasan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kawasan yang sifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu, antara lain : ▫ a. kawasan bandar udara/ pelabuhan; ▫ b. kawasan cagar budaya; ▫ c. kawasan pariwisata; ▫ d. kawasan hutan lindung; e. kawasan yang karena fungsinya memiliki atau memerlukan tingkat keamanan dan kerahasiaan yang tinggi; ▫ f. kawasan pengendalian ketat lainnya.
  • 16. PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 Penempatan Portable Guyed Tower dan Tower Combat atau Menara Telekomunikasi Portabel Pasal 11 1) Penempatan Portable Guyed Tower dan Tower Combat atau Menara Telekomunikasi Portabel diizinkan untuk memenuhi keadaan darurat, insidentil, dan keperluan mendesak lainnya. 2) Izin diberikan untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang untuk tiga bulan berikutnya. 3) Permohonan penempatan Portable Guyed Tower dan Tower Combat atau Menara Telekomunikasi Portabel diajukan kapada Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum penempatan menara, dengan dilampiri posisi lokasi dan keterangan lainnya yang dipandang perlu. 4) Pembangunan Portable Guyed Tower dan Tower Combat atau Menara Telekomunikasi Portabel tetap melalui persetujuan warga dan radius setinggi menara, sebagai persyaratan pengurusan perizinan . 5) Portable Guyed Tower dan Tower Combat atau Menara Portabel dikenakan retribusi setara dan proporsional dengan menara permanen sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  • 17. PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 Asuransi Pasal 12 1) Setiap menara telekomunikasi yang dibangun wajib diasuransikan oleh pemilik, Penyedia dan/atau pengguna menara. 2) Asuransi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat menanggung semua kerugian yang diderita oleh korban yang berada pada radius setinggi menara telekomunikasi, apabila terjadi kecelakaan yang timbul akibat dibangunnya menara telekomunikasi.
  • 18. KETENTUAN PERIZINAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 BAB VII KETENTUAN PERIZINAN Pasal 13 1) Pembangunan dan pengoperasian menara telekomunikasi harus memiliki Izin dari Bupati. 2) Izin sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini meliputi : a. Izin Prinsip; b. Izin Mendirikan Bangunan (IMB). 3) Untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a, selain memenuhi syarat ketentuan bangunan sebagaimana diatur dalamPeraturan Daerah tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB), juga harus memenuhi syaratsebagai berikut : a) memiliki rekomendasi dari Instansi terkait yang terdiri dari : ▫ Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; ▫ Bappeda; ▫ Bappedalda; dan ▫ Dinas Kehutanan. CATATAN : TIDAK DIBENARKAN MEMBANGUN ATAU MELAKUKAN SOSIALISASI PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI SEBELUM MEMENUHI SEMUA KETENTUAN PERIZINAN.
  • 19. KETENTUAN PERIZINAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 b) berita acara sosialisasi kepada warga sekitar dalam radius sesuai dengan ketinggian menara telekomunikasi yang dimungkinkan terkena dampak bagi pembangunan menara telekomunikasi ; c) klarifikasi konstruksi menara telekomunikasi; d) klarifikasi kontruksi bangunan gedung apabila pendirian menara telekomunikasi di atas gedung; e) surat pernyataan penggunaan menara bersama atau perjanjian kerjasama penggunaan infrastruktur menara telekomunikasi bersama; f) melengkapi data dan persyaratan pada formulir yang telah disediakan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika; g) bukti asuransi perlindungan masyarakat dan harta benda di sekitar menara. 4) Untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menara telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b wajib dilengkapi Izin Gangguan.
  • 20. KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL UNDANG-UNDANG NO. 40 TAHUN 2007 BAB V TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN Pasal 74 1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
  • 21. KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL PERATURAN PEMERINTAH NO. 47 TAHUN 2012 Pasal 2 Setiap Perseroan selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pasal 3 1) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi kewajiban bagi Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam berdasarkan Undang-Undang. 2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan baik di dalam maupun di luar lingkungan Perseroan.
  • 22. KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 BAB VIII Program Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Pasal 14 1) Pelaksanaan program Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial wajib dilakukan oleh pemilik, Penyedia dan/atau pengguna menara Telekomunikasi baik berupa partisipasi maupun peran serta dalam akselerasi kegiatan pembangunan di daerah berupa infrastruktur lingkungan atau sarana prasarana untuk kepentingan umum atau pelayanan umum yang dilaksanakan secara tertib dan koordinatif guna memperoleh hasil yang optimal dan tepat sasaran. 2) Tertib dan koordinatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. pemilik, Penyedia dan/atau pengguna menara Telekomunikasi yang akan melaksanakan program CSR atau TSL, terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Bupati melalui Dinas Perhubungan, komunikasi dan Informatika; b. guna tercapainya program CSR atau TSL sebagaimana dimaksud pada huruf a tepat sasaran dari pelaksanaan program tersebut, Bupati memberikan rekomendasi mengenai jenis program serta sektor prioritas yang sesuai dan tepat sasaran, untuk mendukung akselerasi Pembangunan di daerah setempat; c. hasil dari program CSR atau TSL sebagaimana dimaksud dituangkan pada akta hibah sebagai wujud pelaksanaan CSR atau TSL dari Penyelenggara Telekomunikasi di Daerah. d. penyelenggara Telekomunikasi dalam rangka ikut berpartisipasi pada pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dapat memberikan kontribusi dalam bentuk sumbangan pihak ketiga kepada Pemerintah Daerah dan atau melalui program Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial.
  • 23. KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 47 TAHUN 2012 • Peraturan Pemerintah ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya maupun Perseroan itu sendiri dalam rangka terjalinnya hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. • Berdasarkan penjelasan PP NO. 47 Tahun 2012 diatas adalah menjadi jelas bahwa peruntukan kegiatan Corporate Social Responcibilty dan atau Tanggung Jawab Sosial adalah untuk daerah dan atau masyarakat setempat dimana badan/pelaku usaha tersebut memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk melaksanakan usahanya. Sementara disisi lain kita ketahui Bersama bahwa Kegiatan CSR atau TSL yang telah dilakukan oleh pihak Telco Operator dan Tower Provider adalah Kegiatan yang bersifat umum dan hanya menjangkau sebagian kecil daerah di Indonesia.
  • 24. KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL DATA DESA DAN JUMLAH MASYARAKAT YANG BELUM TERJANGKAU PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PADA WILAYAH KAB. LUWU TIMUR • Berdasarkan data yang berhasil kami himpun di lapangan Terdapat beberapa Desa di Kab. Luwu Timur yang masuk dalam wilayah Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi (KPUT) yang sampai pada saat ini juga belum terjangkau pelayanan telekomunikasi, desa-desa tersebut adalah : • Kecamatan Towuti • - Desa Tokalimbo ----Jumlah Penduduk = 599 • - Desa Bantilang -----Jumlah Penduduk = 1.725 • - Desa Masiku ------Jumlah Penduduk = 677 • - Desa Rante Angin --Jumlah Penduduk = 950 • - Desa Loeha --------Jumlah Penduduk = 1.682 • - Desa Mahalona -----Jumlah Penduduk = 4.800 • Kecamatan Wasuponda • - Desa Kawata ------Jumlah Penduduk = 2.014 • - Desa Parumpanai---Jumlah Penduduk = 3.984 • Kecamatan Malili • - Desa Harapan ------Jumlah Penduduk = 2.230 • Kecamatan Burau • - Desa Batu Putih ----Jumlah Penduduk = 1.259 • (Sumber BPS & Pemkab Luwu Timur)
  • 25. KEWAJIBAN PROGRAM CSR/TSL USULAN KEGIATAN CSR DAN TSL BAGI BADAN USAHA YANG BERGERAK PADA BIDANG TELEKOMUNIKASI DAN ATAU MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEGIATAN TELEKOMUNIKASI DI WILAYAH KAB. LUWU TIMUR • Kami sebagai Pemerintah Setempat dalam hal pelayanan pada bidang telekomunikasi, sangat menyadari pentingnya telekomunikasi bagi kehidupan sosial, pembangunan ekonomi dan resiko kesehatan akibat lambatnya respon pelayanan kesehatan yang mereka alami dikarenakan tidak terdapat pelayanan telekomunikasi pada desa mereka. • Oleh karena itu Dishub-Kominfo Kab. Luwu Timur berdasarkan data yang berhasil dihimpun dan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, mengusulkan beberapa kegiatan kepada pihak Telco Operator dan Tower Provider dan atau Badan Usaha yang memenfaatkan Sumber Daya Alam Telekomunikasi, yang melaksanakan usahanya pada wilayah kab. Luwu Timur untuk melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka memenuhi Kewajiban Corporate Social Responsibility dan Tanggung Jawab Sosial melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Pembangunan Menara Telekomunikasi pada Titik-Titik yang dapat mengcover pelayanan telekomunikasi bagi desa-desa yang belum terjangkau pelayanan telekomunikasi, dalam rangka memberikan pelayanan telekomunikasi kepada masyarakat di desa-desa tersebut serta dalam rangka memenuhi Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi (KPUT) sesuai yang diamanatkan pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika. 2. Pembangunan Jaringan WAN (wide Area Network) Point to Point, Point To Multipoint, dalam rangka memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan peningkatan pelayanan publik berbasis e-government kepada masyarakat, seperti pelayanan perizinan, KTP serta mempercepat koordinasi data pelayanan kesehatan dan lain-lain.
  • 26. SANKSI ADMINISTRATIF & PENINDAKAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 BAB IX SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 15 1) Setiap pemilik, Penyedia dan/atau pengguna yang tidak memenuhi kewajiban pemenuhan fungsi, dan/atau persyaratan dan/atau penyelenggaraan menara sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bupati ini dikenakan sanksi administratif. 2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a.pembekuan dan/atau pencabutan izin; b.denda administratif; dan/atau c.sanksi penindakan. 3) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara : a.pemberian teguran tertulis pertama; b.pemberian teguran tertulis kedua disertai pemanggilan; c.pemberian teguran tertulis ketiga; d.penindakan dan/atau pencabutan izin.
  • 27. SANKSI ADMINISTRATIF & PENINDAKAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NO. 16 TAHUN 2012 4) Teguran tertulis ke satu, kedua dan ketiga, masing-masing dengan interval waktu 5 (lima) hari kerja dan Teguran ditujukan kepada pemilik, Penyedia dan/atau pengguna menara yang tercantum dalam papan identitas menara melalui surat pos tercatat. 5) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dibayarkan langsung ke rekening Kas Daerah. 6) Penindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa : a. penyegelan; b. pembongkaran. 7) Penindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat dilakukan dengan cara menghentikan pasokan aliran listrik atau sumber energi lain ke menara telekomunikasi atas permintaan instansi teknis dan atau Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Luwu Timur.