SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Download to read offline
PROGRAM
PERWUJUDAN
LUASAN RTH SESUAI
AMANAT UUPR 26/2007
DI KOTA SEMARANG
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
1
• PENDAHULUAN
2
• LANDASAN TEORI RTH PERKOTAAN
3
• PENILAIAN KINERJA TERHADAP RTH KOTA SEMARANG
4
• IDENTIFIKASI MASALAH
5
• ANALISIS SEBAB AKIBAT DALAM PERWUJUDAN RTH DI
KOTA SEMARANG
6
• USULAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM RANGKA
PERWUJUDAN 30% RTH KOTA SEMARANG
7 • DESAIN MONITORING DAN EVALUASI 2
PENDAHULUAN
3
ATAR BELAKANG
• Perkembangan kawasan perkotaan yang
cepat sejalan dengan pertumbuhan penduduk
berdampak pada menurunnya daya dukung
lingkungan
• Lingkungan kota berkembang secara
ekonomis, namun menurun secara ekologis
• Kawasan hijau sering kali dikalahkan atau
dialihfungsikan menjadi kawasan
perdagangan, permukiman, perindustrian,
serta untuk sarana dan prasarana kota
lainnya
L
4
ONSEPSI DASAR
• Di dalam Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota
harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan
Ruang Terbuka Hijau yang luas minimalnya sebesar
30%dari luas wilayah kota.
• Rencana penyediaan dan pemanfaatan RTH harus
termuat dalam:
a. RTRW Kota
b. RDTR Kota,
c. RTR Kawasan Strategis Kota,
d. RTR Kawasan Perkotaan yang merupakan rencana rinci
tata ruang wilayah Kabupaten.
K
5
6
RTRW KOTA
RTH
PERKOTAAN
RTH
RTH
RTH
RTH
KEDUDUKAN RTH DALAM RENCANA TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
LANDASAN TEORITIS RTH
PERKOTAAN
7
ENGERTIAN & TIPOLOGI
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)P
Definisi: Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan
atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah
maupun sengaja ditanam
8
Ruang
Terbuka
Hijau (RTH)
Fisik Fungsi Struktur Kepemilikan
RTH
alami
RTH
Non alami
Ekologis
Sosial
Budaya
Estetika
Ekonomi
Pola
Ekologis
Pola
Planologis
RTH
Publik
RTH
Privat
Tipologi RTH
UNGSI RTH
1. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:
• Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari
sistem sirkulasi udara (paru-paru) kota
• Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air
secara alami dapat berlangsung lancar
• Resapan air
• Produsen oksigen
• Penyedia habitat satwa
• Sebagai peneduh
• Penyerap polutan media udara, air, dan tanah, serta
• Penahan angin
2. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:
• Fungsi sosial dan budaya
• Fungsi ekonomi
• Fungsi estetika
F
9
EPEMILIKAN RTHK
10
No. Jenis RTH Publik RTH Privat
1. RTH Pekarangan
a. Pekarangan rumah tinggal V
b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha V
c. Taman atap bangunan V
2. RTH Taman dan Hutan Kota
a. Taman RT V V
b. Taman RW V V
c. Taman Kelurahan V V
d. Taman Kecamatan V V
e. Taman Kota V
f. Hutan Kota V
g. Sabuk Hijau (green belt) V
3. RTH Jalur Hijau Jalan
a. Pulau jalan dan median jalan V V
b. Jalur pejalan kaki V V
c. Ruang di bawah jalan layang V
4. RTH Fungsi Tertentu
a. RTH sempadan rel kereta api V
b. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi V
c. RTH sempadan sungai V
d. RTH sempadan pantai V
e. RTH pengamanan sumber air baku/mata air V
f. Pemakaman V
PENILAIAN KINERJA TERHADAP
RUANG TERBUKA HIJAU KOTA
SEMARANG
11
UASAN RTH EKSISTING
KOTA SEMARANGL
12
No Kawasan Luas (Ha)
1 Taman Kota 15.70
2 Lapangan Olah Raga 72,99
3 Kawasan Hutan Non
Budidaya
1.083,00
4 Pemakaman 270.50
5 Pekarangan dll 1.438,94
Total 2.881,13
Luas Kota Semarang 37.360,94
Prosentase RTH Kota
Semarang
7,71%
Y a n g A r t i n y a ....?
ERDA KOTA SEMARANG NO 7/2010 TENTANG
PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
Pokok Substansi:
1. Setiap lingkungan RT, RW dan kelurahan wajib memiliki taman lingkungan.:
• Wilayah RT wajib mempunyai taman lingkungan minimal 250 m2
• Taman lingkungan tingkat RW minimal seluas 1.500 m2
• Setiap kelurahan wajib mempunyai taman minimal luasnya 10.000 m2
2. Untuk lingkungan rumah:
• Setiap rumah dengan luas di bawah 120 m2 harus menyediakan 1 pohon
• Rumah luas 120-500 m2 harus menyediakan 3 pohon
• Rumah dengan luas di atas 500 m2 wajib menyediakan 5 pohon.
3. Pemilik bangunan bertingkat wajib membangun taman gantung di atap atau
balkon.
4. Bagi pengembang perumahan wajib menyediakan lahan RTH sebesar 20 %
dari luas lahan yang dibangunnya.
5. Setiap pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) wajib dilengkapi dokumen
perencanaan RTH, dan dikenai sanksi administrasi atau pidana bagi yang
melanggar.
P
13
IDENTIFIKASI MASALAH
14
ERMASALAHAN YANG DIHADAPI KOTA
SEMARANG AKIBAT MINIMNYA RTH
1. Menurunnya daya dukung lingkungan
RTH memiliki fungsi daya dukung lingkungan yang tinggi, seperti resapan
air, produksi oksigen, dan penyimpanan karbon. Dengan minimnya luasan
RTH di Kota Semarang beberapa masalah lingkungan dapat muncul seperti
banjir, polusi, dan tingginya suhu udara.
2. Tidak optimalnya fungsi estetika kota
Saat ini masih terdapat kesalahan pemanfaatan lahan di beberapa lokasi
RTH di kota Semarang. Kawasan sempadan sungai, sempadan rel, dan
pedestrian masih banyak yang dimanfaatkan untuk permukiman kumuh
maupun pedagang informal. Hal ini mengurangi fungsi estetika kota
3. Menurunnya quality of life masyarakat
Kota yang baik menyediakan ruang bersosialisasi yang cukup bagi
warganya, dengan tidak terpenuhinya luasan RTH sesuai kebutuhan, maka
dikhawatirkan Kota Semarang tumbuh dengan kurang seimbang
P
15
ERMASALAHAN PENYEDIAAN RTH DI KOTA
SEMARANG
1. Pertumbuhan penduduk yang signifikan
Pertumbuhan penduduk menimbulkan konsekuensi penambahan
luasan fisik perkotaan. Kecenderungan masyarakat Indonesia untuk
membangun secara horizontal tanpa memperhatikan kepentingan
lingkungan menyebabkan keberadaan RTH perkotaan terabaikan
2. Kurangnya perhatian pemerintah
RTH seringkali dianggap bukan merupakan kebutuhan primer kota.
Karena itu penyediaan RTH sering dikalahkan oleh kepetingan lain
seperti ekonomi. Anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk RTH
juga jarang optimal. Anggapan ini harus diubah karena RTH yang
baik merupakan bagi dari infrastruktur dan potensi kota.
3. Minimnya kesadaran swasta dan masyarakat
Kepemilikan lahan Kota Semarang sebagian besar merupakan milik
privat. Karena itu kesadaran swasta terutama pengembang dalam
penyediaan RTH menjadi penting. Seringkali investasi yang dilakukan
pihak swasta justru menggusur keberadaan RTH.
P
16
ANALISIS SEBAB-AKIBAT
DALAM PERWUJUDAN RUANG
TERBUKA HIJAU DI KOTA SEMARANG
17
NALISIS SEBAB AKIBAT
A
18
KDB dan KDH yang
tidak amemenuhi
syarat
Kurangnya fasilitas
pendukung
Persebaran
kurang
merata
RTH kurang
terawat
Pertumbuhan
pendudukVVS
keterbatasan lahan
Penurunan kualitas dan kuantitas RTH di Kota Semarang
Menurunnya nilai estetika kotaPenurunan fungsi ekologis
Menurunnya daya
dukung
lingkungan
Menurunnya Quality Of Life
Alih fungsi lahan yang
tidak terkontrol
Keberadaan RTH yang
kurang fungsional
Ketersediaan RTH yang semakin
berkurang
Kesadaran
masyarakat kurang
Kurangnya pengelolaan
dari pemerintah dan
developer
AKIBATSEBAB
USULAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DALAM RANGKA PERWUJUDAN 30%
RTH KOTA SEMARANG
19
SULAN PROGRAM
1. Penyusunan kebijakan hijau.
Pemerintah Daerah dan DPRD perlu secepatnya menempatkan masalah RTH
sebagai salah satu isu penting dalam pembahasan program dan anggaran.
Setelah lahirnya Perda No. 7/2010 tentang RTH Semarang dan Perda
No.14/2011 tentang RTRW Kota Semarang 2011-2031 perlu didorong
lahirnya peraturan turunan agar perencanaan RTH memiliki kekuatan hukum
yang jelas.
U
20
Kegiatan:
a. Penyusunan Masterplan pengembangan jaringan RTH Kota Semarang 
menggambarkan skanario pemenuhan luasan RTH Semarang sebesar
30% dalam jangka waktu 20 tahun kedepan berikut indikasi program
(lokasi, pendanaan, dan tahapan pembangunan
b. Penyusunan peta hijau  penggambaran lokasi RTH eksisting
SULAN PROGRAM (Lanjutan…)
2. Implementasi penyediaan ruang terbuka hijau sesuai dengan amanat
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
3. Pembangunan ruang terbuka hijau baru di seluruh wilayah Kota
Semarang. program yang paling ideal dalam meningkatkan luasan RTH secara
signifikan namun harus didukung oleh komitmen pimpinan daerah karena
membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit serta memerlukan proses yang
tidak singkat terutama terkait akuisisi lahan.
a. Pembuatan kebun buah rakyat seluas 30 Ha di Kecamatan Mijen
b. Pembangunan RTH di lahan Eks Pasar Rejomulyo (Pasar Kobong)
c. Pengadaan lahan makam baru yang terletak di Kelurahan Jabungan
Kecamatan Banyumanik seluas ± 7 Ha
U
21
SULAN PROGRAM (Lanjutan…)
4. Peningkatan kualitas RTH Kota melalui refungsi RTH eksisting
Aktivitas pembebasan lahan banyak terkendala masalah harga lahan yang
tinggi. Karena itu kegiatan refungsi RTH eksisting dapat menjadi alternatif
pilihan. Seringkali RTH kota dalam kondisi terbangkalai sehingga fungsi ekologis
dan sosial yang seharusnya diemban menjadi tidak optimal
a. Konservasi Lahan Semarang Atas. Pemanfaatan aset Pemerintah Kota
Semarang berupa lahan bekas bengkok yang dapat dikelola oleh
masyarakat. Lokasi meliputi 36 kelurahan dan 5 kecamatan.
b. Pengembangan hutan kota Tinjomoyo. Hutan ini selain memiliki fungsi
konservasi lahan, paru-paru kota dan daerah resapan air juga menarik untuk
wisata alam (ekowisata) namun keberadaannya makin terlupakan,
dibutuhkan upaya revitalisasi.
U
22
SULAN PROGRAM (Lanjutan…)
c. Restorasi hutan mangrove
73,4% mangrove di Kota Semarang dalam kondisi kritis. Sebagai daerah
yang penting dalam konteks resapan air, keberadaan hutan mangrove perlu
dipertahankan, salah satunya melalui kegiatan penanaman kembali.
d. Revitalisasi kebun dinas di Kecamatan Mijen, Tembalang, Ngaliyan, dan
Gunungpati
Merupakan bagian dari kegiatan penghijauan yang telah dimulai dengan
pada tahun 2003 hingga tahun 2012 yang diselaraskan dengan program
“Hari Menanam Pohon Indonesia”. Kebun dinas ini nantinya akan ditanami
sebanyak 1.900 batang tanaman buah
e. Penataan taman Srigunting
f. Pemeliharaan dan peningkatan kualitas taman kota yang akan dilakukan
secara bertahap. Taman-taman di Kota Semarang saat ini berjumlah
puluhan, namun tidak semua taman tersebut dalam kondisi terawat.
U
23
24
Penanaman kembali mangrove di
Semarang
Hutan kota Tinjomoyo yang perlu
di revitalisasi
Eksploitasi lahan di Semarang atas Lanskap Semarang atas yang belum
terjamah
KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS RTH MELALUI REFUNGSI
RTH EKSISTING
SULAN PROGRAM (Lanjutan…)
5. Pengembangan koridor ruang hijau kota (link)
• Kegiatan ini berupa penanaman pohon besar secara massal
untuk menciptakan koridor ruang hijau kota di sepanjang
potensi ruang hijau
• Koridor hijau meliputi lahan-lahan di bawah pengelolaan jalan,
pedestrian, sempadan sungai, tepian situ dan waduk
(Kementerian PU dan Dinas Pekerjaan Umum). Jalan tol (Jasa
Marga), tepian rel kereta api (PT Kereta Api Indonesia), Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi atau SUTET (Perusahaan Listrik
Negara), jalur pipa gas (PT Gas Negara), dan pantai.
• kondisinya saat ini koridor hijau tersebut banyak yang dihuni
oleh permukiman liar, maka perlu dilakukan terlebih dahulu
penertiban secara bijaksana dan manusiawi.
U
25
26
Koridor hijau dalam bentuk Pedestrian Sempadan sungai
Sempadan rel Sempadan SUTET
CONTOH POTENSI KORIDOR HIJAU
SULAN PROGRAM (Lanjutan…)
6. Pelibatan sektor privat dalam penghijauan kota
Aktivitas pembebasan lahan banyak terkendala masalah harga lahan yang tinggi. Karena
itu kegiatan refungsi RTH eksisting dapat menjadi alternatif pilihan. Seringkali RTH kota
dalam kondisi terbangkalai sehingga fungsi ekologis dan sosial yang seharusnya diemban
menjadi tidak optimal
a. Program CSR swasta untuk pembiayaan program penghijauan. Sebagian besar
perusahaan swasta memang memiliki alokasi dana yang diperuntukkan untuk
aktivitas sosial, alangkah baiknya jika pemerintah dapat menawarkan salah satu
program penghijauan sehingga dapat dibiayai oleh swasta.
b. Public private partnership.
• Pemerintah mengajukan penawaran kepada pihak swasta untuk membiayai
sebgian dana yang dibutuhkan untuk mengelola RTH yang sudah ada maupun
membangun RTH baru.
• Sebagai timbal balik pemerintah dapat menawarkan insentif berupa keringanan
pajak, pembayaran listrik, telepon, dll.
• Skenario lain, taman-taman yang dikelola oleh swasta tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai media advertasing oleh perusahaan swasta tersebut .
U
27
SULAN PROGRAM (Lanjutan…)
7. Pelibatan kelompok masyarakat dalam pengembangan ruang
terbuka hijau
Keikutsertaan masyarakat menjadi penting karena pada kenyataannya sebagian
pesar lahan hijau berada di bawah kepemilikan masyarakat dan swasta (RTH
privat). Untuk mengantisipasi perubahan lahan yaitu konversi lahan hijau/alami
menjadi lahan terbangun, maka perlu penerapan KDH secara sadar oleh
masyarakat dan pengembang.
Beberapa kegiatan yang ditawarkan antara lain:
a. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai program peningkatan kualitas dan
kuantitas taman dan hutan kota
b. Pemberdayaan petani untuk pengoptimalan konservasi lahan Semarang Atas
c. Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dan kebun untuk kegiatan
Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN)
U
28
29
Taman Flexi-Bandung, contoh taman yang
dikelola swasta
Aksi penanaman pohon
sebagai bentuk CSR swasta
Pemberdayaan petani untuk
optimalisasi RTH
Pemberdayaan masyarakat sekitar
hutan dan kebun
PELIBATAN SEKTOR PRIVAT DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DESAIN MONITORING DAN EVALUASI
PROGRAM RTH
30
SEKIAN & TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangPenataan Ruang
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPenataan Ruang
 
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Anton Riyanto
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanSOFI ANI
 
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaAry Ajo
 
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota SemarangKajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota SemarangNurlina Y.
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaLatifah Tio
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahSistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahJoy Irman
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTRhenny ferniza
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangArya Pinandita
 
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISTiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
 
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten JemberProfil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten Jemberkomunikasiosp
 
Pedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR KotaPedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR KotaAji Qan D
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanmuhfidzilla
 

What's hot (20)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
 
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
 
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kota
 
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota SemarangKajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang Kota
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahSistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTR
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
 
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISTiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
 
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten JemberProfil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
 
Pedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR KotaPedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR Kota
 
Pemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas DesaPemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas Desa
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 

Similar to Semarang 30% rth final

KLHS Kasihan Sewon.pptx
KLHS Kasihan Sewon.pptxKLHS Kasihan Sewon.pptx
KLHS Kasihan Sewon.pptxssuser19fa931
 
Bab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi programBab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi programsumbodho sumbodho
 
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-268830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2teguh heru winarso
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahannandradr
 
Perkembangan hutan kota di china
Perkembangan hutan kota di chinaPerkembangan hutan kota di china
Perkembangan hutan kota di chinaPanca Oktawirani
 
Zonning Text (ITBX).docx
Zonning Text (ITBX).docxZonning Text (ITBX).docx
Zonning Text (ITBX).docxRayanYudika
 
Portofolio Penjaringan Sub - District Revitalization
Portofolio Penjaringan Sub - District RevitalizationPortofolio Penjaringan Sub - District Revitalization
Portofolio Penjaringan Sub - District RevitalizationAyuningtyasMutiara
 
Lokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau puLokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau puNendi Subakti
 
4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rthtrio Saputra
 
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptxProfil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptxHasniarAnas
 
Green Infrastructure di Perkotaan. Studi Kasus Jakarta
Green Infrastructure di Perkotaan. Studi Kasus JakartaGreen Infrastructure di Perkotaan. Studi Kasus Jakarta
Green Infrastructure di Perkotaan. Studi Kasus Jakartaoswarmungkasa1
 
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauKuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauReaper-Ami
 
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauKuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauReaper-Ami
 

Similar to Semarang 30% rth final (20)

KLHS Kasihan Sewon.pptx
KLHS Kasihan Sewon.pptxKLHS Kasihan Sewon.pptx
KLHS Kasihan Sewon.pptx
 
Bab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi programBab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi program
 
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-268830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahan
 
Hutan Kota
Hutan KotaHutan Kota
Hutan Kota
 
Perkembangan hutan kota di china
Perkembangan hutan kota di chinaPerkembangan hutan kota di china
Perkembangan hutan kota di china
 
PRADESAIN ULBEN.pptx
PRADESAIN ULBEN.pptxPRADESAIN ULBEN.pptx
PRADESAIN ULBEN.pptx
 
Zonning Text (ITBX).docx
Zonning Text (ITBX).docxZonning Text (ITBX).docx
Zonning Text (ITBX).docx
 
Portofolio Penjaringan Sub - District Revitalization
Portofolio Penjaringan Sub - District RevitalizationPortofolio Penjaringan Sub - District Revitalization
Portofolio Penjaringan Sub - District Revitalization
 
Tugassan 5
Tugassan 5Tugassan 5
Tugassan 5
 
Lokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau puLokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau pu
 
Kebutuhan RTH
Kebutuhan RTH Kebutuhan RTH
Kebutuhan RTH
 
Land-Use Planning
Land-Use PlanningLand-Use Planning
Land-Use Planning
 
Ekoriparian.pptx
Ekoriparian.pptxEkoriparian.pptx
Ekoriparian.pptx
 
4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth
 
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptxProfil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
 
Green Infrastructure di Perkotaan. Studi Kasus Jakarta
Green Infrastructure di Perkotaan. Studi Kasus JakartaGreen Infrastructure di Perkotaan. Studi Kasus Jakarta
Green Infrastructure di Perkotaan. Studi Kasus Jakarta
 
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauKuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
 
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauKuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
 
Slide agenda 21
Slide agenda 21Slide agenda 21
Slide agenda 21
 

More from Shahnaz Acrydiena

Sistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanSistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanShahnaz Acrydiena
 
Proposal sidang transformasi spasial dan sosial ekonomi kawasan sekitar bin...
Proposal sidang   transformasi spasial dan sosial ekonomi kawasan sekitar bin...Proposal sidang   transformasi spasial dan sosial ekonomi kawasan sekitar bin...
Proposal sidang transformasi spasial dan sosial ekonomi kawasan sekitar bin...Shahnaz Acrydiena
 
Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang
Seminar studio: RTR koridor yogya - magelangSeminar studio: RTR koridor yogya - magelang
Seminar studio: RTR koridor yogya - magelangShahnaz Acrydiena
 
Mitigasi bencana di negara thailand
Mitigasi bencana di negara thailandMitigasi bencana di negara thailand
Mitigasi bencana di negara thailandShahnaz Acrydiena
 

More from Shahnaz Acrydiena (8)

Sistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanSistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalan
 
Proposal sidang transformasi spasial dan sosial ekonomi kawasan sekitar bin...
Proposal sidang   transformasi spasial dan sosial ekonomi kawasan sekitar bin...Proposal sidang   transformasi spasial dan sosial ekonomi kawasan sekitar bin...
Proposal sidang transformasi spasial dan sosial ekonomi kawasan sekitar bin...
 
Models of planning
Models of planningModels of planning
Models of planning
 
Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang
Seminar studio: RTR koridor yogya - magelangSeminar studio: RTR koridor yogya - magelang
Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang
 
Morfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kotaMorfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kota
 
Mitigasi bencana di negara thailand
Mitigasi bencana di negara thailandMitigasi bencana di negara thailand
Mitigasi bencana di negara thailand
 
Kawasan perbatasan final
Kawasan perbatasan finalKawasan perbatasan final
Kawasan perbatasan final
 
Input output edit akhir
Input output edit akhirInput output edit akhir
Input output edit akhir
 

Semarang 30% rth final

  • 1. PROGRAM PERWUJUDAN LUASAN RTH SESUAI AMANAT UUPR 26/2007 DI KOTA SEMARANG PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO
  • 2. 1 • PENDAHULUAN 2 • LANDASAN TEORI RTH PERKOTAAN 3 • PENILAIAN KINERJA TERHADAP RTH KOTA SEMARANG 4 • IDENTIFIKASI MASALAH 5 • ANALISIS SEBAB AKIBAT DALAM PERWUJUDAN RTH DI KOTA SEMARANG 6 • USULAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM RANGKA PERWUJUDAN 30% RTH KOTA SEMARANG 7 • DESAIN MONITORING DAN EVALUASI 2
  • 4. ATAR BELAKANG • Perkembangan kawasan perkotaan yang cepat sejalan dengan pertumbuhan penduduk berdampak pada menurunnya daya dukung lingkungan • Lingkungan kota berkembang secara ekonomis, namun menurun secara ekologis • Kawasan hijau sering kali dikalahkan atau dialihfungsikan menjadi kawasan perdagangan, permukiman, perindustrian, serta untuk sarana dan prasarana kota lainnya L 4
  • 5. ONSEPSI DASAR • Di dalam Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau yang luas minimalnya sebesar 30%dari luas wilayah kota. • Rencana penyediaan dan pemanfaatan RTH harus termuat dalam: a. RTRW Kota b. RDTR Kota, c. RTR Kawasan Strategis Kota, d. RTR Kawasan Perkotaan yang merupakan rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten. K 5
  • 6. 6 RTRW KOTA RTH PERKOTAAN RTH RTH RTH RTH KEDUDUKAN RTH DALAM RENCANA TATA RUANG PERENCANAAN TATA RUANG
  • 8. ENGERTIAN & TIPOLOGI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)P Definisi: Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun sengaja ditanam 8 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Fisik Fungsi Struktur Kepemilikan RTH alami RTH Non alami Ekologis Sosial Budaya Estetika Ekonomi Pola Ekologis Pola Planologis RTH Publik RTH Privat Tipologi RTH
  • 9. UNGSI RTH 1. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis: • Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru) kota • Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar • Resapan air • Produsen oksigen • Penyedia habitat satwa • Sebagai peneduh • Penyerap polutan media udara, air, dan tanah, serta • Penahan angin 2. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu: • Fungsi sosial dan budaya • Fungsi ekonomi • Fungsi estetika F 9
  • 10. EPEMILIKAN RTHK 10 No. Jenis RTH Publik RTH Privat 1. RTH Pekarangan a. Pekarangan rumah tinggal V b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha V c. Taman atap bangunan V 2. RTH Taman dan Hutan Kota a. Taman RT V V b. Taman RW V V c. Taman Kelurahan V V d. Taman Kecamatan V V e. Taman Kota V f. Hutan Kota V g. Sabuk Hijau (green belt) V 3. RTH Jalur Hijau Jalan a. Pulau jalan dan median jalan V V b. Jalur pejalan kaki V V c. Ruang di bawah jalan layang V 4. RTH Fungsi Tertentu a. RTH sempadan rel kereta api V b. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi V c. RTH sempadan sungai V d. RTH sempadan pantai V e. RTH pengamanan sumber air baku/mata air V f. Pemakaman V
  • 11. PENILAIAN KINERJA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SEMARANG 11
  • 12. UASAN RTH EKSISTING KOTA SEMARANGL 12 No Kawasan Luas (Ha) 1 Taman Kota 15.70 2 Lapangan Olah Raga 72,99 3 Kawasan Hutan Non Budidaya 1.083,00 4 Pemakaman 270.50 5 Pekarangan dll 1.438,94 Total 2.881,13 Luas Kota Semarang 37.360,94 Prosentase RTH Kota Semarang 7,71% Y a n g A r t i n y a ....?
  • 13. ERDA KOTA SEMARANG NO 7/2010 TENTANG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Pokok Substansi: 1. Setiap lingkungan RT, RW dan kelurahan wajib memiliki taman lingkungan.: • Wilayah RT wajib mempunyai taman lingkungan minimal 250 m2 • Taman lingkungan tingkat RW minimal seluas 1.500 m2 • Setiap kelurahan wajib mempunyai taman minimal luasnya 10.000 m2 2. Untuk lingkungan rumah: • Setiap rumah dengan luas di bawah 120 m2 harus menyediakan 1 pohon • Rumah luas 120-500 m2 harus menyediakan 3 pohon • Rumah dengan luas di atas 500 m2 wajib menyediakan 5 pohon. 3. Pemilik bangunan bertingkat wajib membangun taman gantung di atap atau balkon. 4. Bagi pengembang perumahan wajib menyediakan lahan RTH sebesar 20 % dari luas lahan yang dibangunnya. 5. Setiap pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) wajib dilengkapi dokumen perencanaan RTH, dan dikenai sanksi administrasi atau pidana bagi yang melanggar. P 13
  • 15. ERMASALAHAN YANG DIHADAPI KOTA SEMARANG AKIBAT MINIMNYA RTH 1. Menurunnya daya dukung lingkungan RTH memiliki fungsi daya dukung lingkungan yang tinggi, seperti resapan air, produksi oksigen, dan penyimpanan karbon. Dengan minimnya luasan RTH di Kota Semarang beberapa masalah lingkungan dapat muncul seperti banjir, polusi, dan tingginya suhu udara. 2. Tidak optimalnya fungsi estetika kota Saat ini masih terdapat kesalahan pemanfaatan lahan di beberapa lokasi RTH di kota Semarang. Kawasan sempadan sungai, sempadan rel, dan pedestrian masih banyak yang dimanfaatkan untuk permukiman kumuh maupun pedagang informal. Hal ini mengurangi fungsi estetika kota 3. Menurunnya quality of life masyarakat Kota yang baik menyediakan ruang bersosialisasi yang cukup bagi warganya, dengan tidak terpenuhinya luasan RTH sesuai kebutuhan, maka dikhawatirkan Kota Semarang tumbuh dengan kurang seimbang P 15
  • 16. ERMASALAHAN PENYEDIAAN RTH DI KOTA SEMARANG 1. Pertumbuhan penduduk yang signifikan Pertumbuhan penduduk menimbulkan konsekuensi penambahan luasan fisik perkotaan. Kecenderungan masyarakat Indonesia untuk membangun secara horizontal tanpa memperhatikan kepentingan lingkungan menyebabkan keberadaan RTH perkotaan terabaikan 2. Kurangnya perhatian pemerintah RTH seringkali dianggap bukan merupakan kebutuhan primer kota. Karena itu penyediaan RTH sering dikalahkan oleh kepetingan lain seperti ekonomi. Anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk RTH juga jarang optimal. Anggapan ini harus diubah karena RTH yang baik merupakan bagi dari infrastruktur dan potensi kota. 3. Minimnya kesadaran swasta dan masyarakat Kepemilikan lahan Kota Semarang sebagian besar merupakan milik privat. Karena itu kesadaran swasta terutama pengembang dalam penyediaan RTH menjadi penting. Seringkali investasi yang dilakukan pihak swasta justru menggusur keberadaan RTH. P 16
  • 17. ANALISIS SEBAB-AKIBAT DALAM PERWUJUDAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA SEMARANG 17
  • 18. NALISIS SEBAB AKIBAT A 18 KDB dan KDH yang tidak amemenuhi syarat Kurangnya fasilitas pendukung Persebaran kurang merata RTH kurang terawat Pertumbuhan pendudukVVS keterbatasan lahan Penurunan kualitas dan kuantitas RTH di Kota Semarang Menurunnya nilai estetika kotaPenurunan fungsi ekologis Menurunnya daya dukung lingkungan Menurunnya Quality Of Life Alih fungsi lahan yang tidak terkontrol Keberadaan RTH yang kurang fungsional Ketersediaan RTH yang semakin berkurang Kesadaran masyarakat kurang Kurangnya pengelolaan dari pemerintah dan developer AKIBATSEBAB
  • 19. USULAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM RANGKA PERWUJUDAN 30% RTH KOTA SEMARANG 19
  • 20. SULAN PROGRAM 1. Penyusunan kebijakan hijau. Pemerintah Daerah dan DPRD perlu secepatnya menempatkan masalah RTH sebagai salah satu isu penting dalam pembahasan program dan anggaran. Setelah lahirnya Perda No. 7/2010 tentang RTH Semarang dan Perda No.14/2011 tentang RTRW Kota Semarang 2011-2031 perlu didorong lahirnya peraturan turunan agar perencanaan RTH memiliki kekuatan hukum yang jelas. U 20 Kegiatan: a. Penyusunan Masterplan pengembangan jaringan RTH Kota Semarang  menggambarkan skanario pemenuhan luasan RTH Semarang sebesar 30% dalam jangka waktu 20 tahun kedepan berikut indikasi program (lokasi, pendanaan, dan tahapan pembangunan b. Penyusunan peta hijau  penggambaran lokasi RTH eksisting
  • 21. SULAN PROGRAM (Lanjutan…) 2. Implementasi penyediaan ruang terbuka hijau sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 3. Pembangunan ruang terbuka hijau baru di seluruh wilayah Kota Semarang. program yang paling ideal dalam meningkatkan luasan RTH secara signifikan namun harus didukung oleh komitmen pimpinan daerah karena membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit serta memerlukan proses yang tidak singkat terutama terkait akuisisi lahan. a. Pembuatan kebun buah rakyat seluas 30 Ha di Kecamatan Mijen b. Pembangunan RTH di lahan Eks Pasar Rejomulyo (Pasar Kobong) c. Pengadaan lahan makam baru yang terletak di Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik seluas ± 7 Ha U 21
  • 22. SULAN PROGRAM (Lanjutan…) 4. Peningkatan kualitas RTH Kota melalui refungsi RTH eksisting Aktivitas pembebasan lahan banyak terkendala masalah harga lahan yang tinggi. Karena itu kegiatan refungsi RTH eksisting dapat menjadi alternatif pilihan. Seringkali RTH kota dalam kondisi terbangkalai sehingga fungsi ekologis dan sosial yang seharusnya diemban menjadi tidak optimal a. Konservasi Lahan Semarang Atas. Pemanfaatan aset Pemerintah Kota Semarang berupa lahan bekas bengkok yang dapat dikelola oleh masyarakat. Lokasi meliputi 36 kelurahan dan 5 kecamatan. b. Pengembangan hutan kota Tinjomoyo. Hutan ini selain memiliki fungsi konservasi lahan, paru-paru kota dan daerah resapan air juga menarik untuk wisata alam (ekowisata) namun keberadaannya makin terlupakan, dibutuhkan upaya revitalisasi. U 22
  • 23. SULAN PROGRAM (Lanjutan…) c. Restorasi hutan mangrove 73,4% mangrove di Kota Semarang dalam kondisi kritis. Sebagai daerah yang penting dalam konteks resapan air, keberadaan hutan mangrove perlu dipertahankan, salah satunya melalui kegiatan penanaman kembali. d. Revitalisasi kebun dinas di Kecamatan Mijen, Tembalang, Ngaliyan, dan Gunungpati Merupakan bagian dari kegiatan penghijauan yang telah dimulai dengan pada tahun 2003 hingga tahun 2012 yang diselaraskan dengan program “Hari Menanam Pohon Indonesia”. Kebun dinas ini nantinya akan ditanami sebanyak 1.900 batang tanaman buah e. Penataan taman Srigunting f. Pemeliharaan dan peningkatan kualitas taman kota yang akan dilakukan secara bertahap. Taman-taman di Kota Semarang saat ini berjumlah puluhan, namun tidak semua taman tersebut dalam kondisi terawat. U 23
  • 24. 24 Penanaman kembali mangrove di Semarang Hutan kota Tinjomoyo yang perlu di revitalisasi Eksploitasi lahan di Semarang atas Lanskap Semarang atas yang belum terjamah KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS RTH MELALUI REFUNGSI RTH EKSISTING
  • 25. SULAN PROGRAM (Lanjutan…) 5. Pengembangan koridor ruang hijau kota (link) • Kegiatan ini berupa penanaman pohon besar secara massal untuk menciptakan koridor ruang hijau kota di sepanjang potensi ruang hijau • Koridor hijau meliputi lahan-lahan di bawah pengelolaan jalan, pedestrian, sempadan sungai, tepian situ dan waduk (Kementerian PU dan Dinas Pekerjaan Umum). Jalan tol (Jasa Marga), tepian rel kereta api (PT Kereta Api Indonesia), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi atau SUTET (Perusahaan Listrik Negara), jalur pipa gas (PT Gas Negara), dan pantai. • kondisinya saat ini koridor hijau tersebut banyak yang dihuni oleh permukiman liar, maka perlu dilakukan terlebih dahulu penertiban secara bijaksana dan manusiawi. U 25
  • 26. 26 Koridor hijau dalam bentuk Pedestrian Sempadan sungai Sempadan rel Sempadan SUTET CONTOH POTENSI KORIDOR HIJAU
  • 27. SULAN PROGRAM (Lanjutan…) 6. Pelibatan sektor privat dalam penghijauan kota Aktivitas pembebasan lahan banyak terkendala masalah harga lahan yang tinggi. Karena itu kegiatan refungsi RTH eksisting dapat menjadi alternatif pilihan. Seringkali RTH kota dalam kondisi terbangkalai sehingga fungsi ekologis dan sosial yang seharusnya diemban menjadi tidak optimal a. Program CSR swasta untuk pembiayaan program penghijauan. Sebagian besar perusahaan swasta memang memiliki alokasi dana yang diperuntukkan untuk aktivitas sosial, alangkah baiknya jika pemerintah dapat menawarkan salah satu program penghijauan sehingga dapat dibiayai oleh swasta. b. Public private partnership. • Pemerintah mengajukan penawaran kepada pihak swasta untuk membiayai sebgian dana yang dibutuhkan untuk mengelola RTH yang sudah ada maupun membangun RTH baru. • Sebagai timbal balik pemerintah dapat menawarkan insentif berupa keringanan pajak, pembayaran listrik, telepon, dll. • Skenario lain, taman-taman yang dikelola oleh swasta tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media advertasing oleh perusahaan swasta tersebut . U 27
  • 28. SULAN PROGRAM (Lanjutan…) 7. Pelibatan kelompok masyarakat dalam pengembangan ruang terbuka hijau Keikutsertaan masyarakat menjadi penting karena pada kenyataannya sebagian pesar lahan hijau berada di bawah kepemilikan masyarakat dan swasta (RTH privat). Untuk mengantisipasi perubahan lahan yaitu konversi lahan hijau/alami menjadi lahan terbangun, maka perlu penerapan KDH secara sadar oleh masyarakat dan pengembang. Beberapa kegiatan yang ditawarkan antara lain: a. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai program peningkatan kualitas dan kuantitas taman dan hutan kota b. Pemberdayaan petani untuk pengoptimalan konservasi lahan Semarang Atas c. Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dan kebun untuk kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) U 28
  • 29. 29 Taman Flexi-Bandung, contoh taman yang dikelola swasta Aksi penanaman pohon sebagai bentuk CSR swasta Pemberdayaan petani untuk optimalisasi RTH Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dan kebun PELIBATAN SEKTOR PRIVAT DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
  • 30. DESAIN MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM RTH 30