SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 48
Penyakit Mata
RETINOBLASTOMA
STRABISMUS
ABLASIO RETINA
Dr. RIZAL
RETINOBLASTOMA
Tumor retina yang terdiri atas sel
neuroblastik yang tidak
berdiferensiasi dan merupakan
tumor ganas retina yang
ditemukan pada anak-anak
terutama pada usia dibawah 5
tahun
Epidemiologi
Retinoblastoma dapat mengenai kedua mata
(autosom dominan)
Angka kejadian, satu diantara 17.000-34.000
kelahiran hidup
Wanita dan pria sama banyak dan dapat
mengenai semua ras
Penyakit ini menyerang anak usia 6 bulan- 3
tahun, pada beberapa kasus dijumpai hingga
usia 7 tahun
Etiologi
Faktor genetik
Kehilangan kedua kromosom dari satu
pasang alel dominan protektif yang
berada dalam pita kromosom 13 q 14
Mutasi pada salah satu kromosom
PATOFISIOLOGI
 Tumor berasal dari jaringan
retina embrional, dapat terjadi
unilateral (70 %) dan bilateral
(30 %). Sebagian besar kasus
bilateral bersifat herediten
yang diwariskan melalui
kromosom.
MANIFESTASI KLINIS
1. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala
yang paling sering ditemukan.
2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata
juling, mata merah atau terdapatnya warna
iris yang tidak normal.
3. Tumor dengan ukuran sedang akan
memberikan gejala hipopion, di dalam bilik
mata depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun
suatu panoftalmitis.
4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah
menyebar luas di dalam bola mata.
LANJUTAN
5. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi
gejala pandangan berat.
6. Tajam penglihatan sangat menurun.
7. Nyeri
8. Pada tumor yang besar, maka mengisi
seluruh rongga badan kaca sehingga
badan kaca terlihat benjolan berwarna
putih kekuning-kuningan dengan
pembuluh darah di atas
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaa
n
Fisik
Pemeriksaa
n
Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
• Fundus okuli
• Foto rontgen
• CT Scan dan MRI
• Onkologis Ophtalmik
Ultrasound
Penatalaksanaan
Enukleasi
Kemoterapi
Periocular Chemotherapy
Photocoagulation
Krioterapi
External-Beam Radiation Therapy
Brachytherapy
Prognosa
Bila masih terbatas di retina,
kemungkinan hidup 95%
Bila terjadi metastase ke orbita,
kemungkinan hidup 5%
Bila metastase ke seluruh tubuh,
kemungkinan hidup 0%
Pencegahan
Jika dalam keluarga terdapat
riwayat retinoblastoma, sebaiknya
mengikuti konsultasi genetik untuk
membantu memprediksi risiko
terjadinya retinoblastoma pada
keturunannya.
 Strabismus
Penyimpangan posisi bola mata yang terjadi
karena syarat-syarat penglihatan binokuler
tidak terpenuhi
 Syarat-syarat penglihatan binokuler
1. Faal masing-masing mata baik
2. Kerja sama dan faal masing-masing otot luar
bola mata baik
3. Kemampuan fusi normal
 Penyimpangan mata
 Penglihatan ganda ( diplopia )
 Menutup satu mata pada tempat terang
 Memiringkan kepala ketika melihat sesuatu
 Cepat lelah ( Asthenofia )
KLASIFIKASI
• Menurut Manifestasinya:
– Strabismus Latent = heterophoria = phoria
– Strabismus manifest = heterotropia =
tropia
• Menurut Arah Deviasi:
– Strabismus Vertikal
• Deviasi ke inferior  Hipophoria -- hipotropia
• Deviasi ke superior  Hiperphoria -- hipertropia
– Strabismus Horisontal
• Deviasi ke nasal = esodeviasi  Esophoria --
Esotropia
• Deviasi ke temporal = eksodeviasi  Eksophoria
-- Eksotropia
Dampak penderita Strabismus/Juling yang tidak ditangani
cepat :
1. Penurunan visus disertai Ambliopia
2. Gangguan penglihatan Binokuler
3. Gangguan lapang pandangan
4. Gangguan penglihatan Stereoskopi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Strabismus :
1. Faktor Kongenital
2. Faktor Sensorik
3. Faktor Motorik
Strabismus
Kongenital
- Herediter
Lesi Retina
-Retinitis
-Toxoplasma
-Retinoblastom
Katarak
Kongenital
Visus
Menurun
Kelainan Refraksi
- Hipermetrop
- Miop
- Astigmat
- Anisometrop
Ambliopia
Koreksi
(-)
Radang
Gangguan
Gerak Mata
Fibrotik
Trauma
 Anamnesa:
 Riwayat Penyakit
 Riwayat Keluarga  Strabismus dan ambliopia
sering didapatkan pada anggota keluarga
 Onset penyakit  lebih awal onsetnya lebih
buruk prognosanya untuk mencapai
penglihatan binokuler
 Tipe onset: bertahap, mendadak, berulang
 Tipe deviasi: Eso/Ekso/Hipo/Hipertropia(-
phoria)
DIAGNOSA
Pemeriksaan pada Strabismus
1. Anamnesa yang teliti :
Riwayat keluarga, umur waktu timbulnya juling, permulaan
terjadinya (tiba2 atau bersamaan dengan penyakit lain),
macam deviasi pada waktu lihat jauh atau dekat atau
keadaan lelah. Fiksasi selalu pada mata yang sama atau
pada kedua mata
2. Tes tajam penglihatan masing-masing mata
3. Menentukan mata yang juling dan sudut deviasinya
Inspeksi
Tes Cover Un Cover
Tes His Berg Catatan :
6 mm = 90 dioptri prisma
3 mm = 45 dioptri prisma
1 mm = 15 dioptri prisma
1 mm = 7,5o
Cover test dan prisma
- Cover tes & Un cover test
- Alternate Cover test
- Prisma & alternate cover test
Test obyektif
- Hirschberg test
- Krimsky test
Test His Berg
Ekso tropia kanan Esotropia kiri
ABLASIO RETINA
 Lepasnya retina sensoris dari epitel berpigmen
 pemisahan seonsori retina dari epitel
berpigmen, dua jaringan tersebut biasanya
berkaitan
 Lepasnya retinal / sel kerucut dan batang sel
choroid sehingga bagian ini mengalami
gangguan nutrisi dari charoid yang bila
berlagsung lama akan mengakibat gangguan
fungsi yang tetap
 Pemisahan Retinal dari Choroid yang dapat
terjadi spontan atau karena trauma
ABLATIO RETINA
 LEPASNYA
LAPISAN SARAF
SENSORIS DARI
PIGMEN
EPITELIUM
2 TYPE:
1. NON
RHEGMATOGEN
2. REGMATOGEN
 Ada 2 tipe : (Clinical practice of Medical
Surgical Nursing)
1. Non rhegmetogen retina detachment
 Malignancy hipertensi
 Choroidal tumor
 Choroiditis
 Retinopati
2. Rhegmatogen retinal detachment.
 Trauma
 Degenerasi
 Kelainan vitrius
ETIOLOGI :
Rhegmatogen retinal detachment terjadi
karena lubang atropic pada retina atau
robekan pada retina yang disebabkan
karena tekanan mekanik. Traksi
detachment terjadi karena kontraksi dari
katan serabut vitreus yang menarik retina
dari epitel pigmen.
Eksudat detachment terjadi sebagai hasil
dari cairan yang terkumpul dalam
lapisan sub retinal yang terjadi karena
terpisahnya retina dengan epitel pigmen.
INSIDEN
Bianya terjadi pada usia 50 tahun dan pada
penderita dengan myopi. Rhegmatogenous
detachment jarang terjadi pada kaum muda
kecuali karena trauma. Bbrp faktor yang
potensial menyebabkan terjadinya retinal
detachment adalah : degenerasi dari retina
dan vitreuos dan myopi.
Perpindahan human lens dapat menjadikan
vitreous berpindah ke depan. Dalam beberapa
kasus myopi, panjang anteroposterior dari
mata membesar, ukuran dari posterior
chamber meningkat.
MANAJEMENT KOLABORATIF
 SERANGAN MENDADAK/PERLAHAN LAHAN
 TIDAK NYERI
GEJALA DINI:
 PHOTOPSIA (KILATAN CAHAYA)
 FLOATER
 GANGGUAN LAPANG PANDANG
 VISUS MENURUN
 BILA MENGENAI MAKULA VISUS SANGAT
MENURUN
DIPERLUKAN TINDAKAN PEMBEDAHAN
TANDA DAN GEJALA
1. Gejala Dini : Floaters dan fotopobia
2. Gangguan lapangan Pandang
3. Melihat seperti tirai.
4. Visus menurun tanpa disertai rasa nyeri.
5. Pada pemeriksaan fundus okuli : tampak
retina yang terlepas berwarna pucat dengan
pembuluh darah retina yang berkelok – kelok
disertai / tanpa robekan retina.
DIAGNOSIS BANDING
1. Retiniskisis : Terlihat lebih transparan
2. Separasi khoroid : Terlihat lebih gelap,
dapat melewati ora serrata
3. Tumor khoroid :Perlu pemeriksaan USG
PENATALAKSANAAN
1. Penderita tirah baring sempurna
2. Mata yang sakit ditutup dengan bebat mata.
3. Pada penderita dengan ablatio retina non
rhegmatogenous, jika penyakit primernya sudah diobati
tetapi masih terdapat ablatio retina, dapat dilakukan
operasi cerclage.
4. Pada ablatio retina rhegmatogenous :
5. Foto kogulasi retinal : Bila terjadi robekan retina tetapi
belum terjadi separasi retina.
6. Plobage lokal : dengan silocone sponge dijahitkan pada
episklera pada daerah robekan retina.
7. Membuat radang steril pada khoroid dan epithel pigmen
pada daerah robekan retinal dengan jalan :
 Pendinginan
 Diatermi
8. Operasi cerlage : Operasi dikerjakan untuk mengurangi
tarikan badan kaca. Pada keadaan cairan sub retina yang
cukup banyak, dapat dilakukan punksi lewat sklera.
PRE OPERATIVE CARE
 TIRAH BARING
 BEBAT SATU/ DUA MATA
 BERIKAN OBAT TOPIKAL UNTUK MENGHAMBAT
AKOMODASI
 BERIKAN INFORMASI UNTUK MENGURANGI
RASA TAKUT
 KONSELING TENTANG PENURUNAN VISUS
 PERSIAPKAN PROSEDUR BEDAH
POST OPERATIV CARE
 MONITOR TANDA VITAL
 SIVUS POSISIKAN GAS MENEKAN RETINA
 NYERI, MUAL MUNTAH BERIKAN ANALGESIK/
ANTIEMETIK
 NYERI DAN MUNTAH SEGERA LAPOR
 BERIKAN OBAT TETES SESUAI ANJURAN
 HINDARI PERGERAKAN MENDADAK/ AKTIVITAS
MENINGKATKAN TIO:
1. BERSIN ,BATUK, MENGEJAN
2. MEMAKAI BAJU KERAH KETAT
3. SEXSUAL INTERCOUSE
 MINGGU I HINDARI MEMBACA
EVALUASI
 MENGUNGKAPKAN TIDAK BERKURANGNYA
PENGLIHATAN
 MERAWAT DIRI DENGAN PEMBATASAN
PENGLIHATAN
 AMBULASI DENGAN TANPA RASA TAKUT
 UNGKAPAN CEMAS BERKURANG
 MEMPUNYAI INFORMASI YG ADEKUAT U/
MENENTUKAN KEPUTUSAN
 MENYATAKAN ADANYA RASA NYAMAN
 MENUNJUKAN TIDAK ADA TANDA INFEKSI
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukoma
 
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by GabriellaGangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by Gabriella
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi KatarakSkrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
 
ambliopia
ambliopiaambliopia
ambliopia
 
Case katarak senilis
Case katarak senilisCase katarak senilis
Case katarak senilis
 
BST CATARACT FK UNPAD 2013
BST CATARACT FK UNPAD 2013BST CATARACT FK UNPAD 2013
BST CATARACT FK UNPAD 2013
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Slide pleno katarak senil klpk 5
Slide pleno katarak senil klpk 5Slide pleno katarak senil klpk 5
Slide pleno katarak senil klpk 5
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visusPemeriksaan visus
Pemeriksaan visus
 
Pemicu iii modul inera (mata diabetik)
Pemicu iii modul inera (mata diabetik)Pemicu iii modul inera (mata diabetik)
Pemicu iii modul inera (mata diabetik)
 
Kelainan Refraksi dan Lasik
Kelainan Refraksi dan LasikKelainan Refraksi dan Lasik
Kelainan Refraksi dan Lasik
 
Amblyopia DNP
Amblyopia DNP Amblyopia DNP
Amblyopia DNP
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
 
Tumor pada mata .pptx
Tumor pada mata .pptxTumor pada mata .pptx
Tumor pada mata .pptx
 

Ähnlich wie RETINOPATI (20)

Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retina
 
Ilmu ajar penyakit mata
Ilmu ajar penyakit mataIlmu ajar penyakit mata
Ilmu ajar penyakit mata
 
asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
 
Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA
Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA
Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA
 
Tugas 2 tuti
Tugas 2 tutiTugas 2 tuti
Tugas 2 tuti
 
Anatomi fisiologi retina
Anatomi fisiologi retinaAnatomi fisiologi retina
Anatomi fisiologi retina
 
Makalah retina blastoma
Makalah retina blastomaMakalah retina blastoma
Makalah retina blastoma
 
289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksi289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksi
 
Tumor Orbita
Tumor OrbitaTumor Orbita
Tumor Orbita
 
Eyes injury
Eyes injuryEyes injury
Eyes injury
 
Fakomatosis Presentation
Fakomatosis PresentationFakomatosis Presentation
Fakomatosis Presentation
 
Strabismus 2019
Strabismus 2019Strabismus 2019
Strabismus 2019
 
Preskas ablasio
Preskas ablasio Preskas ablasio
Preskas ablasio
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus Mata
 
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
 
RETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptxRETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptx
 
Askep rentina blostama
Askep rentina blostamaAskep rentina blostama
Askep rentina blostama
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
KP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptx
KP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptxKP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptx
KP 30 KELAINAN AKOMODASI DAN REFRAKSI.pptx
 
Glukoma
GlukomaGlukoma
Glukoma
 

Kürzlich hochgeladen

dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 

Kürzlich hochgeladen (16)

dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 

RETINOPATI

  • 2. RETINOBLASTOMA Tumor retina yang terdiri atas sel neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan tumor ganas retina yang ditemukan pada anak-anak terutama pada usia dibawah 5 tahun
  • 3. Epidemiologi Retinoblastoma dapat mengenai kedua mata (autosom dominan) Angka kejadian, satu diantara 17.000-34.000 kelahiran hidup Wanita dan pria sama banyak dan dapat mengenai semua ras Penyakit ini menyerang anak usia 6 bulan- 3 tahun, pada beberapa kasus dijumpai hingga usia 7 tahun
  • 4. Etiologi Faktor genetik Kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13 q 14 Mutasi pada salah satu kromosom
  • 5. PATOFISIOLOGI  Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediten yang diwariskan melalui kromosom.
  • 6. MANIFESTASI KLINIS 1. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan. 2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang tidak normal. 3. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis. 4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.
  • 7. LANJUTAN 5. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat. 6. Tajam penglihatan sangat menurun. 7. Nyeri 8. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atas
  • 8.
  • 10. Pemeriksaan Penunjang • Fundus okuli • Foto rontgen • CT Scan dan MRI • Onkologis Ophtalmik Ultrasound
  • 12. Prognosa Bila masih terbatas di retina, kemungkinan hidup 95% Bila terjadi metastase ke orbita, kemungkinan hidup 5% Bila metastase ke seluruh tubuh, kemungkinan hidup 0%
  • 13. Pencegahan Jika dalam keluarga terdapat riwayat retinoblastoma, sebaiknya mengikuti konsultasi genetik untuk membantu memprediksi risiko terjadinya retinoblastoma pada keturunannya.
  • 14.  Strabismus Penyimpangan posisi bola mata yang terjadi karena syarat-syarat penglihatan binokuler tidak terpenuhi  Syarat-syarat penglihatan binokuler 1. Faal masing-masing mata baik 2. Kerja sama dan faal masing-masing otot luar bola mata baik 3. Kemampuan fusi normal
  • 15.  Penyimpangan mata  Penglihatan ganda ( diplopia )  Menutup satu mata pada tempat terang  Memiringkan kepala ketika melihat sesuatu  Cepat lelah ( Asthenofia )
  • 16. KLASIFIKASI • Menurut Manifestasinya: – Strabismus Latent = heterophoria = phoria – Strabismus manifest = heterotropia = tropia • Menurut Arah Deviasi: – Strabismus Vertikal • Deviasi ke inferior  Hipophoria -- hipotropia • Deviasi ke superior  Hiperphoria -- hipertropia – Strabismus Horisontal • Deviasi ke nasal = esodeviasi  Esophoria -- Esotropia • Deviasi ke temporal = eksodeviasi  Eksophoria -- Eksotropia
  • 17. Dampak penderita Strabismus/Juling yang tidak ditangani cepat : 1. Penurunan visus disertai Ambliopia 2. Gangguan penglihatan Binokuler 3. Gangguan lapang pandangan 4. Gangguan penglihatan Stereoskopi
  • 18. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Strabismus : 1. Faktor Kongenital 2. Faktor Sensorik 3. Faktor Motorik Strabismus Kongenital - Herediter Lesi Retina -Retinitis -Toxoplasma -Retinoblastom Katarak Kongenital Visus Menurun Kelainan Refraksi - Hipermetrop - Miop - Astigmat - Anisometrop Ambliopia Koreksi (-) Radang Gangguan Gerak Mata Fibrotik Trauma
  • 19.  Anamnesa:  Riwayat Penyakit  Riwayat Keluarga  Strabismus dan ambliopia sering didapatkan pada anggota keluarga  Onset penyakit  lebih awal onsetnya lebih buruk prognosanya untuk mencapai penglihatan binokuler  Tipe onset: bertahap, mendadak, berulang  Tipe deviasi: Eso/Ekso/Hipo/Hipertropia(- phoria) DIAGNOSA
  • 20. Pemeriksaan pada Strabismus 1. Anamnesa yang teliti : Riwayat keluarga, umur waktu timbulnya juling, permulaan terjadinya (tiba2 atau bersamaan dengan penyakit lain), macam deviasi pada waktu lihat jauh atau dekat atau keadaan lelah. Fiksasi selalu pada mata yang sama atau pada kedua mata 2. Tes tajam penglihatan masing-masing mata 3. Menentukan mata yang juling dan sudut deviasinya Inspeksi Tes Cover Un Cover Tes His Berg Catatan : 6 mm = 90 dioptri prisma 3 mm = 45 dioptri prisma 1 mm = 15 dioptri prisma 1 mm = 7,5o
  • 21.
  • 22.
  • 23. Cover test dan prisma - Cover tes & Un cover test - Alternate Cover test - Prisma & alternate cover test Test obyektif - Hirschberg test - Krimsky test
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32. Ekso tropia kanan Esotropia kiri
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36. ABLASIO RETINA  Lepasnya retina sensoris dari epitel berpigmen  pemisahan seonsori retina dari epitel berpigmen, dua jaringan tersebut biasanya berkaitan  Lepasnya retinal / sel kerucut dan batang sel choroid sehingga bagian ini mengalami gangguan nutrisi dari charoid yang bila berlagsung lama akan mengakibat gangguan fungsi yang tetap  Pemisahan Retinal dari Choroid yang dapat terjadi spontan atau karena trauma
  • 37. ABLATIO RETINA  LEPASNYA LAPISAN SARAF SENSORIS DARI PIGMEN EPITELIUM 2 TYPE: 1. NON RHEGMATOGEN 2. REGMATOGEN
  • 38.  Ada 2 tipe : (Clinical practice of Medical Surgical Nursing) 1. Non rhegmetogen retina detachment  Malignancy hipertensi  Choroidal tumor  Choroiditis  Retinopati 2. Rhegmatogen retinal detachment.  Trauma  Degenerasi  Kelainan vitrius
  • 39.
  • 40. ETIOLOGI : Rhegmatogen retinal detachment terjadi karena lubang atropic pada retina atau robekan pada retina yang disebabkan karena tekanan mekanik. Traksi detachment terjadi karena kontraksi dari katan serabut vitreus yang menarik retina dari epitel pigmen. Eksudat detachment terjadi sebagai hasil dari cairan yang terkumpul dalam lapisan sub retinal yang terjadi karena terpisahnya retina dengan epitel pigmen.
  • 41. INSIDEN Bianya terjadi pada usia 50 tahun dan pada penderita dengan myopi. Rhegmatogenous detachment jarang terjadi pada kaum muda kecuali karena trauma. Bbrp faktor yang potensial menyebabkan terjadinya retinal detachment adalah : degenerasi dari retina dan vitreuos dan myopi. Perpindahan human lens dapat menjadikan vitreous berpindah ke depan. Dalam beberapa kasus myopi, panjang anteroposterior dari mata membesar, ukuran dari posterior chamber meningkat.
  • 42. MANAJEMENT KOLABORATIF  SERANGAN MENDADAK/PERLAHAN LAHAN  TIDAK NYERI GEJALA DINI:  PHOTOPSIA (KILATAN CAHAYA)  FLOATER  GANGGUAN LAPANG PANDANG  VISUS MENURUN  BILA MENGENAI MAKULA VISUS SANGAT MENURUN DIPERLUKAN TINDAKAN PEMBEDAHAN
  • 43. TANDA DAN GEJALA 1. Gejala Dini : Floaters dan fotopobia 2. Gangguan lapangan Pandang 3. Melihat seperti tirai. 4. Visus menurun tanpa disertai rasa nyeri. 5. Pada pemeriksaan fundus okuli : tampak retina yang terlepas berwarna pucat dengan pembuluh darah retina yang berkelok – kelok disertai / tanpa robekan retina. DIAGNOSIS BANDING 1. Retiniskisis : Terlihat lebih transparan 2. Separasi khoroid : Terlihat lebih gelap, dapat melewati ora serrata 3. Tumor khoroid :Perlu pemeriksaan USG
  • 44. PENATALAKSANAAN 1. Penderita tirah baring sempurna 2. Mata yang sakit ditutup dengan bebat mata. 3. Pada penderita dengan ablatio retina non rhegmatogenous, jika penyakit primernya sudah diobati tetapi masih terdapat ablatio retina, dapat dilakukan operasi cerclage. 4. Pada ablatio retina rhegmatogenous : 5. Foto kogulasi retinal : Bila terjadi robekan retina tetapi belum terjadi separasi retina. 6. Plobage lokal : dengan silocone sponge dijahitkan pada episklera pada daerah robekan retina. 7. Membuat radang steril pada khoroid dan epithel pigmen pada daerah robekan retinal dengan jalan :  Pendinginan  Diatermi 8. Operasi cerlage : Operasi dikerjakan untuk mengurangi tarikan badan kaca. Pada keadaan cairan sub retina yang cukup banyak, dapat dilakukan punksi lewat sklera.
  • 45. PRE OPERATIVE CARE  TIRAH BARING  BEBAT SATU/ DUA MATA  BERIKAN OBAT TOPIKAL UNTUK MENGHAMBAT AKOMODASI  BERIKAN INFORMASI UNTUK MENGURANGI RASA TAKUT  KONSELING TENTANG PENURUNAN VISUS  PERSIAPKAN PROSEDUR BEDAH
  • 46. POST OPERATIV CARE  MONITOR TANDA VITAL  SIVUS POSISIKAN GAS MENEKAN RETINA  NYERI, MUAL MUNTAH BERIKAN ANALGESIK/ ANTIEMETIK  NYERI DAN MUNTAH SEGERA LAPOR  BERIKAN OBAT TETES SESUAI ANJURAN  HINDARI PERGERAKAN MENDADAK/ AKTIVITAS MENINGKATKAN TIO: 1. BERSIN ,BATUK, MENGEJAN 2. MEMAKAI BAJU KERAH KETAT 3. SEXSUAL INTERCOUSE  MINGGU I HINDARI MEMBACA
  • 47. EVALUASI  MENGUNGKAPKAN TIDAK BERKURANGNYA PENGLIHATAN  MERAWAT DIRI DENGAN PEMBATASAN PENGLIHATAN  AMBULASI DENGAN TANPA RASA TAKUT  UNGKAPAN CEMAS BERKURANG  MEMPUNYAI INFORMASI YG ADEKUAT U/ MENENTUKAN KEPUTUSAN  MENYATAKAN ADANYA RASA NYAMAN  MENUNJUKAN TIDAK ADA TANDA INFEKSI