SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 34
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA

 PERMULAAN MELALUI MEDIA PERMAINAN FIND CARD

(MENEMUKAN KARTU) SISWA KELAS 1 SDN GENENGAN 2

  KECAMATAN KAWEDANAN KABUPATEN MAGETAN


          TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013




                    OLEH :


             PRAMBUDI NUR UTOMO


                NPM. 09. 141. 165




 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


          FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


               IKIP PGRI MADIUN


                      2013
BAB I


                             PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

        Keberhasilan pendidikan membutuhkan usaha dan kerja keras secara

   bersama-sama dan terus menerus antara pihak keluarga, sekolah, masyarakat

   dan negara karena pada dasarnya pendidikan merupakan tanggungjawab

   bersama. Di dalam perkembangan di dalam dunia pendidikan pada masa

   sekarang menuntut seorang guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

   kompetensi yang harus dikuasai siswa. Proses belajar mengajar akan lebih

   efektif bila guru menggunakan perangkat pembelajaran yang tepat.

   Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan lebih memudahkan seorang

   guru dalam penyampaian materi kepada siswa.

        Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

   turut andil dalam menentukan keberhasilan anak didik untuk menuju jenjang

   selanjutnya. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran menulis dan membaca

   harus benar-benar tuntas. Pada tingkatan siswa kelas 1 sekolah dasar sajian

   pembelajaran yang utama adalah menulis dan membaca. Pembelajaran untuk

   kedua jenis ketrampilan ini dalam satu paket yang biasa disebut paket MMP

   (Membaca dan Menulis Permulaan). MMP merupakan dua aspek kemampuan

   berbahasa yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Pada waktu guru

   mengenalkan menulis anak-anak akan membaca tulisannya. Melalui paket ini,

   untuk pertama kalinya para murid baru diperkenalkan dengan lambang-

   lambang tulis yang biasa digunakan untuk berkomunikasi. Sasaran utamanya
para murid kelas 1 sekolah dasar memiliki kemampuan menulis dan

kemampuan membaca pada tingkat dasar. Kemampuan dasar yang dimaksud

akan menjadi dasar bagi ketrampilan-ketrampilan lain, baik dalam kehidupan

akademik di sekolah maupun dalam kehidupan masyarakat.

      Tujuan pembelajaran yang utama sebenarnya bukan hanya penguasaan

materi pelajaran,akan tetapi proses untuk mengubah pola tingkah laku siswa

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Penguasaan pelajaran bukanlah akhir

dari pengajaran, akan tetapi sebagai tujuan perantara untuk membentuk

tingkah laku yang luas. Hal dimaksudkan bahwa sejauh mana materi

pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola perilaku siswa itu

sendiri.

      Dalam pembelajaran di sekolah dasar yang dihadapi guru adalah anak-

anak dengan berbagai karakter dan keinginan selalu bermain. Bermain adalah

pekerjaan   anak-anak   dan   ini   berkontribusi   kepada   semua   aspek

perkembangan. Melalui bermain, anak-anak menstimulasi inderanya, belajar

bagaimana menggunakan ototnya, mengkoordinasikan penglihatan dengan

gerakan, meningkatkan kemampuan tubuhnya dan mendapatkan keterampilan

baru. Melalui bermain (berpura-pura), mereka mencoba untuk bermain peran,

mengatasi perasaan yang tidak nyaman, memperoleh pengertian dari

pandangan orang lain, dan membangun gambaran dari dunia sosial. Siswa

mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengalami kegembiraan

dalam berkreatifitas, dan menjadi cakap dalam berbahasa. Untuk itulah media

yang digunakan guru sebaiknya menimbulkan rasa senang dan menarik serta
melibatkan siswa dalam sebuah permainan sehingga memberikan kesan

tersendiri terhadap kemampuan pemahaman siswa kepada materi yang

diberikan. Karena jika penggunaan media yang kurang menarik mengakibat

siswa merasa bosan dan minat belajarnya kurang. Apalagi untuk mengajar

MMP pada anak-anak usia kelas awal yang masih berada dalam usia bermain

dan belum memungkinkan untuk menghadapkan mereka pada situasi

pembelajaran yang serius. Jika sudah begitu, tujuan pembelajaran akan

tercapai dan memberikan pemahaman kepada siswa secara optimal terhadap

apa yang dipelajari.

      Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan perancangan

pembelajaran yang mempertimbangkan segi kemenarikan penyajiannya.

Penggunaan media yang menarik dan sesuai untuk pembelajaran membaca

permulaan di kelas 1 SD (tahap awal membaca) berupa media permainan

Find Card (menemukan kartu) kartu huruf bergambar. Media permainan Find

Card (menemukan kartu) merupakan suatu permainan yang dilakukan oleh

siswa kelas 1 sekolah dasar untuk lebih mengenal huruf (A-Z) yang mereka

gunakan dalam pembelajaran menulis dan membaca. Dalam proses

permainan tersebut dilakukan dengan cara mencari kartu bergambar yang

berisikan huruf (A-Z) untuk menjelaskan jawaban dari pertanyaan yang

diberikan oleh guru. Kartu-kartu bergambar yang berisikan huruf tersebut

kemudian dirangkai menjadi sebuah kata atau kalimat. Soal yang diberikan

bisa berupa gambar (pemandangan, alat, warna) yang disajikan di depan kelas

dan memberikan perintah kepada siswa untuk menjawab gambar apakah yang
ditampilkan. Media ini memudahkan siswa untuk belajar mengenal huruf dan

    merangkainya menjadi satu bentuk kata atau kalimat yang baik dan benar.

         Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang telah di paparkan maka

    penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian kuantitatif yang berjudl

    “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media

    Permainan Find Card (Menemukan Kata) Siswa Kelas 1 SDN

    Ngenengan     Kecamatan      Kawedanan     Kabupaten    Magetan     Tahun

    Pelajaran 2012/2013”



B. Identifikasi Masalah

        Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat

  diidentifikasi masalah sebagai berikut :

     1. Karakteristik siswa kelas SD cenderung suka bermain sambil belajar.

     2. Kurangnya pemanfaatan Media yang maksimal pada saat pembelajaran.

     3. Minat membaca pada siswa kelas satu masih rendah karena siswa

        kurang suka dalam hal membaca.

C. Batasan Masalah


         Agar tidak menimbulkan penafsiran yang lain dalam penelitian ini perlu

  diberikan batasan masalah sebagai berikut.


  1. Kawedanan Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2012/2013

  2. Penelitian ini terbatas pada kelas yang menggunakan media permainan find

     card (menemukan kartu) dan tidak menggunakan media.
D. Rumusan Masalah

        Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah diatas maka

  masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

   1. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1

      SDN Genengan 2 Kec.Kawedanan Kab.Magetan ?

   2. Apakah penggunaan media permainan find card dapat meningkatkan

      kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN Genengan 2

      Kec.Kawedanan Kab.Magetan ?



E. Tujuan Penelitian

        Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka

  penelitian ini bertujuan untuk :

      1. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa

          kelas 1 SDN Genengan 2 Kec.Kawedanan Kab.Magetan

      2. Mendeskripsikan penggunaan media permainan find card dapat

          meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN

          Genengan 2 Kec.Kawedanan Kab.Magetan



F. Manfaat Penelitian

  1. Bagi siswa

              Memberikan      proses   pembelajaran   menarik   yang    berbasis

      permainan yang dapat meningkatkandaya kemampuan siswa khususnya

      dalam belajar membaca permulaan.
2. Bagi guru

          Memberikan informasi atau gambaran khususnya guru SD kelas

   satu dalam menemukan alternatif media pembelajaran membaca

   permulaan.

3. Bagi sekolah

          Memberiakn     sumbangan    yang    berkaitan   dengan   upaya

   meningkatkan proses pembelajaran di sekolah Dasar.
BAB II

                       LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS



A. Kajian teori

   1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Kelas Rendah

           Pembelajaran bahasa berarti serangkaian upaya untuk menciptakan

      proses belajar yang bertujuan mengungkapkan kemampuan menggunakan

      bahasa untuk berbagai keperluan. Tujuan pengajaran bahasa Indonesia

      secara umum dapat dikatakan meningkatkan kemampuan berkomunikasi

      siswa melalui penggunaan bahasa lisan dan tulisan secara baik dan benar.

      Bahan pembelajaran bahasa dapat terpadu dengan bahan pembelajaran

      lain. Di sekolah dasar terdapat kelas-kelas rendah yang mata pelajaran

      lainnya disajikan melalui mata pelajaran bahasa Indonesia.

           Djago tarigan      (2001 : 3. 31) mengemukakan bahwa pada

      hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

      pengajaran bahasa di SD menggunakan pendekatan komunikatif.

      Pembelajaran-pembelajaran bahasa indonesia di SD diarahkan untuk

      meningkatkan    kemampuan      siswa    dalam    berkomunikasi    dengan

      bahasaindonesia baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini berarti belajar

      bahasa berarti belajar berkomunikasi.

           Pembelajaran bahasa yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa dan

      Sastra Indonesia semuanya berupa kegiatan siswa. Dalam belajar
berbahasa siswa harus ikut terlibat, ikut melakukan, turut melaksanakan,

  menyimak, berbicara, membaca, dan menulis pada kelas 1, 2, 3.

          Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

  bahasa indonesia di SD kelas rendah merupakan pembelajaran terpadu

  untuk      meningkatkan    kemampuan      berkomunikasi     siswa   mulai

  menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara baik dan benar yang

  berorientasi pada kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis

  pada kelas 1, 2, 3.

2. Ketrampilan membaca di SD Kelas Rendah

  a) Tahapan Perkembangan Membaca

     Owens (dalam St. Y. Slamet, 2008 : 41-42) menyebutkan bebrapa tahap

     perkembangan membaca :

     1) Tahap pramembaca, yang terjadi pada saat taman kanak-kanak (pra

          sekolah) atau sebelum umru 6 tahun, anak-anak mempelajari

          perbedaan huruf dan perbedaan angka yang satu dengan yang

          lainnya sehingga kemudian mereka dapat mengenal setiap huruf dan

          setiap angka.

     2) Tahap pertama, yaitu anak berumur 6-7 tahun (kira-kira kelas 1 SD),

          anak memusatkan pada kata-kata dalam kalimat sederhan atau cerita

          sederhana agar mereka dapat membaca, mereka perlu mengetahui

          sistem tulisan, cara mencapai kelancaran membaca, selanjutnya pada

          umur berikutnya (7-8 tahun) anak telah memperoleh pengetahuan

          tenyang huruf, suku kata yang diperlukan untuk membaca.
3) Tahap kedua, sekitar anak duduk di kelas tiga dan empat, mereka

    dapat menganalisis kata-kata yang diketahuinya menggunakan pola

    tulisan dan kesimpulan yang didasarkan konteksnya

  4) Tahap ketiga, sekitar anak kelas lima SD sampai kelas 2 SMP

    tampak adanya perkembangan pesat dalam membaca yaitu tekanan

    membaca tidak lagi pada pengenalan tulisan tetapi pada pemahaman

  5) Tahap keempat, yakni akhir SMP sampai dengan SMA/SMK.

    Mereka    menggunakan     ketrampilan    tingkat    tinggi,   misalnya

    menyimpulkan      dan   pengenalan      pandangan     penulis   untuk

    meningkatkan pemahaman.

  6) Tahap kelima, tingkat perguruan tinggi dan setrusnya, orang dapat

    mengintegrasikan hal-hal yang dibaca dengan pengetahuan yang

    dimiliki dan menanggapi secara kritis bahan bacaan.

b) Membaca Permulaan

         Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai dengan

  pembedaan atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran

  membaca di kelas-kelas awal disebut pelajaran membaca permulaan,

  sedangkan di kelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca lanjut.

  Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dilakukan

  dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca

  dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku

  dilakukan dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat

  peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan
kartu kalimat, sedangkan membaca dengan buku merupakan kegiatan

membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran. (Sri

Nuryati, 2007:1-2 dalam http://hudaita.blogspot.com)

       Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki

keterampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih

dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan / kemampuan

membaca. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar

mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat

menyuarakan    lambang-lambang      bunyi     bahasa     tersebut,   untuk

memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu

kemampuan     membunyikan       lambang-lambang        tulis,   penguasaan

kosakata untuk memberi arti, dan memasukkan makna dalam

kemahiran bahasa. Membaca permulaan merupakan suatu proses

keterampilan dan kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada

pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan

proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem

yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat

(Sri Nuryati, 1997: 5 dalam http://hudaita.blogspot.com). Pembelajaran

membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar

siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan

dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut

(Akhadiah,    1991/1992:   31    dalam      http://hudaita.blogspot.com).

Pembelajaran membaca permulaan di SD mempunyai nilai yang
strategis bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan siswa.

  Pengembangan kepribadian dapat ditanamkan melalui materi teks

  bacaan (wacana, kalimat, kata, suku kata, huruf/bunyi bahasa) yang

  berisi pesan moral, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai emosional-

  spiritual, dan berbagai pesan lainnya sebagai dasar pembentuk

  kepribadian    yang   baik    pada   siswa.   Demikian    pula    dengan

  pengembangan kemampuan juga dapat diajarkan secara terpadu melalui

  materi teks bacaan yang berisi berbagai pengetahuan dan pengalaman

  baru yang pada akhirnya dapat berimplikasi pada pengembangan

  kemampuan siswa. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat

  mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitas

  anak didik. (Akhadiah, 1992 dalam http://hudaita.blogspot.com).

c) Kesulitan Membaca Permulaan

         Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali

  dihadapi pada anak yang mengalami kesulitan belajar membaca

  khususnya di kelas rendah. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain :

  1) Kurang mengenali huruf

     Ketidakmampuan anak dalam mengenal huruf-huruf alfabetis

     seringkali dijumpai oleh guru yang sulit membedakan huruf besar /

     kapital dan huruf kecil.

  2) Membaca kata demi kata
Jenis kesulitan ini biasanya berhenti membaca setelah membaca

  sebuah kata, tidak segera diikuti dengan kata berikutnya. Hal ini

  disebabkan oleh :

     Gagal menguasai keterampilan pemecahan kode (decoding)

     Gagal memahami makna kata

     Kurang lancar membaca.


3) Pemparafase yang salah


  Dalam membaca anak seringkali melakukan pemenggalan (berhenti

  membaca) pada tempat yang tidak tepat atau tidak memperhatikan

  tanda baca, khususnya tanda koma.


4) Miskin pelafalan


  Ketidak tepatan pelafalan kata disebabkan anak tidak menguasai

  bunyi-bunyi bahasa (fonem).


5) Penghilangan


  Penghilangan yang dimaksud adalah menghilangkan (tidak dibaca)

  kata atau frasa dari teks yang dibacanya. Biasanya disebabkan

  ketidakmampuan anak mengucapkan huruf-huruf yang membentuk

  kata.


6) Pengulangan

  Kebiasaan anak mengulangi kata atau frasa dalam membaca
disebabakan oleh faktor tidak mengenali kata, kurang menguasai

  huruf, bunyi, atau rendah keterampilannya.

7) Pembalikan


  Beberapa anak melakukan kegiatan membaca dengan menggunakan

  orientasi dari kanan ke kiri. Kata nasi dibaca isan. Selain itu,

  pembalikan juga dapat terjadi dalam membunyikan huruf-huruf,

  misal huruf b dibaca d, huruf p dibaca g. Kesulitan ini biasanya

  dialami oleh anak-anak kidal yang memiliki kecenderungan

  menggunakan orientasi dari kanan ke kiri dalam membaca dan

  menulis.


8) Penyisipan


  Kebiasaan anak untuk menambahkan kata atau frase dalam kalimat

  yang dibaca juga dipandang sebagai hambatan dalam membaca,

  misalnya, anak menambah kata seorang dalam kalimat “anak sedang

  bermain”.


9) Penggantian


  Kebiasaan mengganti suatu kata dengan kata lain disebabkan

  ketidakmampuan anak membaca suatu kata, tetapi dia tahu dari

  makna kata tersebut. Misalnya, karena anak tidak bisa membaca kata

  mengunyah maka dia menggantinya dengan kata makan.
10) Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk dan menggerakkan kepala


      Kebiasaan anak menggerakkan bibir, menggunakan telunjuk dan

      menggerakan      kepala   sewaktu   membaca   dapat   menghambat

      perkembangan anak dalam membaca.


11)   Kesulitan konsonan


      Kesulitan dalam mengucapkan bunyi konsonan tertentu dan huruf

      yang melambangkan konsonan tersebut.


 12) Kesulitan vokal


      Dalam bahasa Indonesia, beberapa vokal dilambangkan dalam satu

      huruf, misalnya e selain melambangkan bunyi e juga melambangkan

      bunyi é (dalam kata keras, kepala, kerang, telah dan sebagainya)

      huruf-huruf yang melambangkan beberapa bunyi seringkali menjadi

      sumber kesulitan anak dalam membaca.


 13) Kesulitan kluster, diftong dan digraf


      Dalam bahasa Indonesia dapat dijumpai adanya kluster (gabungan

      dua konsonan atau lebih), diftong (gabungan dua vokal), dan digraf

      (dua huruf yang melambangkan satu bunyi). Ketiga hal tersebut

      merupakan sumber kesulitan anak yang sedang belajar membaca.


 14) Kesulitan menganalisis struktur kata
Anak seringkali mengalami kesulitan dalam mengenali suku kata

        yang membangun suatu kata. Akibatnya anak tidak dapat

        mengucapkan kata yang dibacanya.


   15) Tidak    mengenali       makna     kata    dalam    kalimat   dan    cara

        mengucapkannya


        Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan kosakata, kurangnya

        penguasaan struktur kata dan penguasaan unsur konteks (kalimat dan

        hubungan antar kalimat) (http://digilib.unnes.ac.id).


3. Media Pembelajaran

  a) Hakekat Media Pembelajaran

            Media     adalah     sebuah    alat    yang    mempunyai       fungsi

     menyampaikan pesan. Media merupakan bentuk jamak dari kata

     “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti “antara”. Istilah

     media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara

     atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

            Pembelajaran       adalah   sebuah    proses   komunikasi      antara

     pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan

     tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan

     dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum

     yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke

     dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun simbol

     non verbal atau visual.
Untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada

  siswa, biasanya guru menggunakan alat bantu mengajar (teaching aids)

  berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat memberikan

  pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap

  atau yang kita kenal sebagai alat bantu visual.

          Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak

  dalam      memberikan   pengalaman     yang       bermakna   bagi    siswa.

  Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa

  dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.



b) Jenis-jenis Media Pembelajaran

          Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut

  Heinich and Molenda (2005) yaitu:

  1) Teks.

     Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang

     Mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya

     memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.

  2) Media Audio.

     Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan.

     Membantu       meningkatkan     daya    tarikan     terhadap     sesuatu

     persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman

     suara dan lainnya.

  3) Media Visual
Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti

     gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan

     buletin dan lainnya.

  4) Media Proyeksi Gerak.

     Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV, video

     kaset (CD, VCD, atau DVD)

  5) Benda-bendaTiruan/miniatur

     Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba

     oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik

     obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan

     dengan baik.

  6) Manusia.

     Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi

     tertentu.

c) Manfaat Media Pembelajaran

         Secara umum media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai

  berikut:

  1) Memperjelas penyajian suatu pesan agar tidak terlalu bersifat

     verbalistis

  2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera

  3) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan

     bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa.
4) Dengan sifat yang unik pada siswa juga dengan lingkungan dan

       pengalaman yang berbeda-beda, sedangkan kurikulum dan materi

       pembelajaran yang sama untuk setiap siswa.

4. Media Permainan Bahasa

  a) Hakekat Permainan

          Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunia,

     dari apa yang tidak dikenali sampai apa yang diketahui, dan dari yang

     tidak dapat diperbuat sampai mampu melakukan. Bermain merupakan

     kegiatan yang sangat penting bagi anak seperti halnya kebutuhan

     terhadap makanan bergizi dan kesehatan untuk pertumbuhannya..

     Permainan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

     1) Adanya seperangkat pengetahuan yang eksplisit yang mesti

       diindahkan oleh para pemain,

     2) Adanya tujuan yang harus dicapai pemain atau tugas yang mesti

       dilaksanakan.

  b) Media Permainan Bahasa

          Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh

     kesenangan dan untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak,

     berbicara, membaca dan menulis). Sebuah permainan disebut

     permainan bahasa, apabila suatu aktivitas mengandung kedua unsur

     kesenangan dan melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,

     membaca dan menulis). Setiap permainan bahasa yang dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran harus secara langsung dapat menunjang

  tercapainya tujuan pembelajaran.

        Anak-anak pada usia 6 – 8 tahun masih memerlukan dunia

  permainan untuk membantu menumbuhkan pemahaman terhadap diri

  mereka. Aktivitas permainan digunakan sebagai alat untuk mencapai

  tujuan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan. Menurut Dewey

  (dalam Polito, 1994) bahwa interaksi antara permainan dengan

  pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang sangat

  penting bagi anak-anak.

c) Kelebihan dan Kekurangan Permainan Bahasa

         Adapun kelebihan dari permainan bahasa di antaranya adalah

  sebagai berikut :

  1) Permainan bahasa merupakan salah satu media pembelajaran yang

     berkadar CBSA tinggi.

  2) Dapat mengurangi kebosanan siswa dalam proses pembelajaran di

     kelas.

  3) Dengan adanya kompetisi antarsiswa, dapat menumbuhkan semangat

     siswa untuk lebih maju.

  4) Permainan bahasa dapat membina hubungan kelompok dan

     mengembangkan kompetensi sosial siswa.

  5) Materi yang dikomunikasikan akan mngesankan di hati siswa

     sehingga pengalaman keterampilan yang dilatihkan sukar dilupakan.
Ada juga kekurangan dalam pelaksanaan permainan bahasa, di

  antaranya adalah sebagai berikut :

  1) Jumlah siswa yang terlalu besar menyebabkan kesukaran untuk

     melibatkan semua siswa dalam permainan.

  2) Pelaksanaan permainan bahasa biasanya diikuti gelak tawa dan sorak

     sorai siswa, sehingga dapat menganggu pelaksanaan pembelajaran di

     kelas yang lain.

  3) Tidak semua materi dapat dikomunikasikan melalui permainan

     bahasa.

  4) Permainan bahasa pada umumnya belum dianggap sebagai program

     pembelajaran bahasa, melainkan hanya sebagai selingan saja.

d) Permainan Find Card

  1) Deskripsi

           Permainan ini dilakukan dengan cara mencari kartu bergambar

     yang berisi huruf yang akan ditemukan oleh siswa untuk mencari

     jawaban dari soal yang diberikan oleh guru. Permainan ini dilakukan

     untuk lebih meningkatkan siswa tentang penghafalan bentuk huruf

     dan caramenyusun huruf menjadi kata. Dengan demikian, melalui

     permainan ini kita dapat melihat apakah siswa telah menguasai

     bentuk huruf (A-Z) atau tidak

  2) Tujuan dan Manfaat

           Selain bermanfaat bagi media pembelajaran bahasa indonesia,

     khususnya dalam mengenal bentuk huruf dan menyusunnya dalam
sebuah kata beserta pembelajaran membaca permulaan, permainan

           ini juga dapat merangsang gerak motorik dan mobilitas siswa. Hal

           ini dikarenakan permainan ini menuntut gerak dan mobilitas siswa

           untuk mencari dan menemukan kartu yang benar lalu menyusunnya

           menjadi sebuah kata yang diingunkan.

        3) Prosedur dan Cara Bermain

                 Guru menunjukkan sebuah gambar (pemandangan, alat, jeis

           warna) di depan kelas sebagai soal, lalu kelompok siswa menjawab

           gambar apa yang ditunjukkan oleh guru dengan mencari kartu yang

           telah ditaruh di lantai atau meja yang ditata secara acak dan

           kelompok siswa menyusunnya menjadi sebuah kata yang menjadi

           jawaban. Bagi kelompok siswa yang telah selesai terlebuh dahulu

           dapat membacakan hasil pekerjaanya dan bila ada kelompok siswa

           yang jawabannya salah maka guru harus memberikan arahan ke

           jawaban yang benar agar semua siswa dapat mengenal huruf dan

           menyusun kata, tapi bagi kelompok siswa yang menjawab benar

           terlebih dahulu hendaknya diberi penghargaan agar semua

           bersemangat untuk mengerjakan dengan benar.

B. Kerangka Berfikir

        Masalah – masalah yang ada setelah melakukan penelitian di SDN

   Genengan II, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan adalah membaca

   siswa kelas satu masih rendah mengingat karakteristik siswa kelas satu

   senang bermain. Siswa kelas satu senang belajar sambil bermain.
Untuk     meningkatkan kemampuan membaca permulaan perlu

    digunakan suatu inovasi baru, inovasi tersebut adalah permainan Find Car.

    Penggunaan media yang menarik dan sesuai untuk pembelajaran membaca

    permulaan di kelas 1 SD (tahap awal membaca) berupa media permainan

    Find Card (menemukan kartu) kartu huruf bergambar. Media permainan Find

    Card (menemukan kartu) merupakan suatu permainan yang dilakukan oleh

    siswa kelas 1 sekolah dasar untuk lebih mengenal huruf (A-Z) yang mereka

    gunakan dalam pembelajaran menulis dan membaca Tujuan permainan ini

    adalah untuk melatih keterampilan membaca dengan menagajak siswa

    membuat kata – kata baru yang berkaitan dengan materi dari guru,

    ketermpilan bahasa yang melibatkan proses berbahasa secara keseluruhan,

    termasuk menciptakan suatu kata – kata baru dalam keterampilan berbahasa.

    Untuk itu, setiap kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan

    kelompoknya.

C. Hipotesis

     Hipotesis adalah suatu jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Andrews, et al dalam

Sangadji dan Sopiah, 2010: 90). Sedangkan menurut Setyosari (2012: 110)

hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang

kebenarannya masih perlu diuji secara empiris. Berdasarkan kedua pendapat

tentang pengertian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, yang tingkat
kebenaranya masih lemah sehingga masih perlu diuji secara empiris melalui data

yang terkumpul.

      Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penulis merumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

       Ada peningkatan permainan Find Card terhadap kemampuan membaca

permulaan siswa kelas I SDN Genengan 02 Kec. Kawedanan Kab. Magetan

Tahun Pelajaran 2012/2013.
BAB III

                      METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Tindakan

1. Rancangan Penelitian

      Wina Sanjaya, (2009:26) mengemukakan bahwa penelitian ini

   menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas        “Penelitian tindakan

   kelas merupakan suatu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam

   kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah

   tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

   situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.


      Suharsimi Arikunto, (2006:16) mengemukakan bahwa                    dalam

   penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan, yaitu tahap perencanaan,

   tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi.


   Gb 3.1 Model tahapan penelitian tindakan kelas

                                   Perencanaan


             Refleksi               SIKLUS I                Pelaksanaan


                                    Pengamatan


                                    Perncanaan

               Refleksi             SIKLUS II            Pelaksanaan

                                    Pengamatan


                                       ?
Agar lebih jelas penulis maka harus diperhatikan hal – hal berikut ini:


   a. Tahap perencanaa (planning)

           Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 17) Dalam tahap ini

        dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan

        bagaimana tindakan tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara

        berpasangan atau kolaborasi. Pihak pertama melakukan tindakan dan

        pihak kedua yang mengamati proses jalannya tindakan


   b.   Tahap pelaksanaan (acting)


           Tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi

        rancangan. Selama melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana

        tindakan harus mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan

        disepakati


   c.    Tahap pengamatan (observing)


            Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:19) Tahap pengamatan

        berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan

        pengamatan dilakukan oleh pengamat atau observer


    d. Refleksi (reflecting )


            Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

        yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru

        pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan

      tindakan


           SIKLUS I


1. Tahap Perencanaan (planning)

   Tahap perencanaan (planning) meliputi sebagai berikut :


   a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat

      penelitian.

   b. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas.

   c. Menentukan pokok bahasan.

   d. Menyusun silabus dan RPP.

   e. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data seperti : soal – soal

      IPS, pedoman penilain, format penilaian..

2. Tahap Pelaksanaan (actuating)

   Pertemuan I


   a Kegiatan awal


      1) Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)

      2) Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan

          dengan materi yang akan diajarkan)

   b. Kegiatan inti

       1) Guru menyiapkan kartu huruf dari huruf A-Z dan gambar suatu

          objek.
2) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, guru memberikan soal di depan

        berupa gambar kemudian siswa segera menjawab dengan

        menyusun huruf menjadi kata untuk jawaban. Setiap peserta didik

        yang dapat mencocokkan katanya sebelum batas waktu diberi poin

        oleh penilai.

     3) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan katanya sebelum

        batas waktu diberi poin oleh penilai.

     4) Setelah selesai melengkapi kata yang sesuai siswa dapat

        menunjukkan kepada guru.

     5) Setelah itu bersama dengan guru siswa mengkoreksi hasil kerjanya

        dengan kelompok lain yang memiliki soal berbeda.

     6) Guru menyimpulkan materi yang sudah dibahas.

     7) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang dapat

        mendapat point yang baik.

c. Kegiatan akhir

     1. Guru memberikan pesan moral

     2. Guru menutup pelajaran (salam)

        Pertemuan II Pada Siklus II


a Kegiatan awal


     1) Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)

     2) Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan

        dengan materi yang akan diajarkan)

b.   Kegiatan inti
1.   Guru menyiapkan kartu huruf dari huruf A-Z dan gambar suatu

          objek.

     2.   Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, guru memberikan soal di depan

          berupa gambar kemudian siswa segera menjawab dengan

          menyusun huruf menjadi kata kemudian menjadi suatu kalimat

          untuk jawaban.

     3.   Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan katanya sebelum

          batas waktu diberi poin oleh penilai.

     4.   Setelah selesai melengkapi kata yang sesuai siswa dapat

          menunjukkan kepada guru.

     5.   Setelah itu bersama dengan guru siswa mengkoreksi hasil kerjanya

          dengan kelompok lain yang memiliki soal berbeda.

     6.   Guru menyimpulkan materi yang sudah dibahas.

     7.   Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang dapat

          mendapat point yang baik.

c.     Kegiatan akhir

      1. Guru memberikan pesan moral

      2. Guru menutup pelajaran (salam)

3.Tahap Pengamatan (observing)


          Observasi dilakukan secara kolaboratif antara pihak I (peneliti) dan

     pihak II (guru). Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan

     pengamatan disertai pencatatan secara teratur terhadap obyek yang

     diteliti. Data yang diamati adalah pencapaian prestasi siswa
4.Refleksi


       Dalam tahap ini peneliti menganalisa hasil pengamatan yang

      diperoleh untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus

      berikutnya apabila ditemukan kelemahan maupun temuan-temuan lain

      yang menyebabkan kesulitan pada siklus yang bersangkutan.


   SIKLUS II


                 Tahapan dalam siklus II pada prinsipnya sama dengan

      tahapan dalam siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tahap

      pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. Tindakan pada siklus II

      akan mengalami beberapa perubahan, yaitu soalnya siklus II siswa

      soalnya sudah merangkai kartu dalam bentuk kalimat didasarkan atas

      analisis perubahan dan analisis refleksi pada siklus I. Perubahan yang

      dilakukan pada siklus II ini dilakukan dengan harapan agar terjadi

      peningkatan prestasi belajaran siswa.


B. Setting, Lokasi, dan Subyek Penelitian

1. Setting dan Lokasi

   Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan terhitung mulai bulan Februari

hingga bulan Juni tahun 2012. Tempat penelitian ini dilakukan di SDN

Genengan 02 Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan. Alasan penulis

memilih sekolah ini karena :


   a. Di tempat penelitian tersebut terdapat masalah yang mencerminkan

      karakteristik masalah yang akan diteliti.
b. Sejauh ini belum ada penelitian serupa yang dilakukan di tempat

      penelitian tersebut, sehingga hasil penelitian ini akan mengungkap

      sesuatu yang baru.

2. Subyek Penelitian


           Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Genengan 02,

   Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, tahun pelajaran 2012/2013.

   Dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Terdiri dari 9 siswa perempuan

   dan7 siswa laki-laki.


C. Pengumpulan Data

              Untuk mendapatkan data yang valid, diperlukan suatu metode

   atau alat pengumpulan data yang tepat. Pengumpulan data adalah prosedur

   yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan

   ketepatan penggunaan. Pengumpulan data sangat ditentukan oleh jenis

   data pada penelitian yang akan dikumpulkan.


           Dalam penelitian ini dilalukan beberapa macam teknik pengumpulan

   data:


   a. Tes

              Test merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang

   digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,

   kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

   Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data kognitif yaitu

   melalui tes secara individu.
b. Observasi.


             Dalam penelitian ini dilakukan observasi terhadap siswa untuk

memperoleh data peningkatan prestasi belajar siswa. Pengumpulan data

dilakukan dengan lembar observasi berbentuk cheklist.


D. Analisis Data


             Data yang sudah terkumpul selama penelitian, selanjutnya

dianalisis sebagai berikut:


    a. Tes

                Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data

       prestasi belajar siswa. Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan

       belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut:


       Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 18)


       Nilai = ∑skor yang diperoleh x 100%


                 ∑ skor maksimal


             Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 70

       sesuai dengan Standart Ketuntasan Belajar di SDN Petungrejo


    b. Observasi

                     Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor

       dan afektif, yaitu data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan
kelompok dan sikap siswa. Lembar observasi berbentuk checklist, data

unjuk kerja siswa dihitung dengan rumus:


Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 23)


Nilai unjuk kerja siswa = ∑skor yang diperoleh x 100%


                          ∑ skor maksimal
DAFTAR PUSTAKA



St. Y. Slamet. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Di

Sekolah Dasar. Surakarta : Lembaga Pengambangan Pendidikan (LPP) UNS

Drs. Djago Tarigan, dkk. 2002. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas

Rendah. Jakarta : Universitas Terbuka

http://digilib.unnes.ac.id.

http://www.scribd.com/doc/88236097/Membaca-Permulaan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
RPP tema 3 subtema 1 kelas 5
RPP tema 3 subtema 1 kelas 5RPP tema 3 subtema 1 kelas 5
RPP tema 3 subtema 1 kelas 5Dianisa Sarjani
 
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptx
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptxPPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptx
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptxTriNurcahyonoadi
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfKarnilaSustrayeni
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docxIdaRoyanti3
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxSukarnoSukarno16
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxFriscaDwiSeptianaPut
 
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptxPERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptxharishmwddh
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfNuryaniMakmur
 
Refleksi PPL 2 hudriyah.pptx
Refleksi PPL 2 hudriyah.pptxRefleksi PPL 2 hudriyah.pptx
Refleksi PPL 2 hudriyah.pptxhudriyah1
 
Tugas rpp pkr 221 sudarti
Tugas rpp pkr 221 sudartiTugas rpp pkr 221 sudarti
Tugas rpp pkr 221 sudartiWiji Trangkil
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfneno38
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxAbdulJamil38
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanRizal Fahmi
 
PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxPPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
 

Was ist angesagt? (20)

Kasus pembelajaran bahasa indonesia sd
Kasus pembelajaran bahasa indonesia sdKasus pembelajaran bahasa indonesia sd
Kasus pembelajaran bahasa indonesia sd
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
RPP tema 3 subtema 1 kelas 5
RPP tema 3 subtema 1 kelas 5RPP tema 3 subtema 1 kelas 5
RPP tema 3 subtema 1 kelas 5
 
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptx
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptxPPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptx
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
 
Kasus pembelajaran bahasa indonesia di sd
Kasus pembelajaran bahasa indonesia di sdKasus pembelajaran bahasa indonesia di sd
Kasus pembelajaran bahasa indonesia di sd
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
 
Tugas kuliah tap
Tugas kuliah tapTugas kuliah tap
Tugas kuliah tap
 
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptxPERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
 
Refleksi PPL 2 hudriyah.pptx
Refleksi PPL 2 hudriyah.pptxRefleksi PPL 2 hudriyah.pptx
Refleksi PPL 2 hudriyah.pptx
 
Tugas rpp pkr 221 sudarti
Tugas rpp pkr 221 sudartiTugas rpp pkr 221 sudarti
Tugas rpp pkr 221 sudarti
 
Tugas tutorial 2
Tugas tutorial 2Tugas tutorial 2
Tugas tutorial 2
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
 
PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxPPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
 

Andere mochten auch

Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Boedi Santosa,
 
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyNona Mere
 
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...aMaLiA sHoOp
 
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...Indri Riana
 
Bab iv penelitian tindakan sekolah
Bab iv penelitian tindakan sekolahBab iv penelitian tindakan sekolah
Bab iv penelitian tindakan sekolahImedia Net
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi Kurnia
 
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Afwanilhuda Nst
 
Proposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesiaProposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesiabcirohil
 
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisSkripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisNyayu Husnul Chotimah
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifAndy Saiful Musthofa
 
Tat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAHTat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAHDD's Dindils
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Boedi Santosa,
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasMuh Yusuf Manguluang
 

Andere mochten auch (20)

Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Rangkuman ptk
Rangkuman ptkRangkuman ptk
Rangkuman ptk
 
Rangkuman bab ii
Rangkuman bab iiRangkuman bab ii
Rangkuman bab ii
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
 
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
 
PTK RA TK
PTK RA TKPTK RA TK
PTK RA TK
 
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
 
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
 
Bab iv penelitian tindakan sekolah
Bab iv penelitian tindakan sekolahBab iv penelitian tindakan sekolah
Bab iv penelitian tindakan sekolah
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
 
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
 
Makalah huruf kapital
Makalah huruf kapitalMakalah huruf kapital
Makalah huruf kapital
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Proposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesiaProposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesia
 
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisSkripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
 
Penerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rmePenerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rme
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
 
Tat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAHTat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAH
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 

Ähnlich wie UPAYA PENINGKATAN MEMBACA

PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAPPRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAPppgishlahprayi01328
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...SDN 1 JUGLANGAN
 
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Tjoetnyak Izzatie
 
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdfZULPANSSi
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_070135.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_070135.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_070135.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_070135.docxrennyarini
 
Ptk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiiiPtk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiiiRiskesusanti
 
Ptk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiiiPtk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiiiRiskesusanti
 
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdf
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdfbab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdf
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdfYolandaYol
 
Ketrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasaKetrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasadaud5530
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkMier Ajah
 

Ähnlich wie UPAYA PENINGKATAN MEMBACA (20)

Prop.ptk rima
Prop.ptk rimaProp.ptk rima
Prop.ptk rima
 
PPT SIDANG DEAL.pptx
PPT SIDANG DEAL.pptxPPT SIDANG DEAL.pptx
PPT SIDANG DEAL.pptx
 
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAPPRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
 
Tugas PTK
Tugas PTKTugas PTK
Tugas PTK
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
 
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_070135.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_070135.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_070135.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_070135.docx
 
Ptk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiiiPtk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiii
 
Ptk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiiiPtk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiii
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
1
11
1
 
Presentasi ptk
Presentasi ptkPresentasi ptk
Presentasi ptk
 
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdf
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdfbab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdf
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdf
 
Ketrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasaKetrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasa
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 

Mehr von Riskesusanti

Mehr von Riskesusanti (15)

Proposal lengkap
Proposal lengkapProposal lengkap
Proposal lengkap
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Laporan ptk lisa
Laporan ptk lisaLaporan ptk lisa
Laporan ptk lisa
 
Ptk kelompok BR
Ptk kelompok BRPtk kelompok BR
Ptk kelompok BR
 
ptk kelompok
ptk kelompokptk kelompok
ptk kelompok
 
Tugas resume buku ptk
Tugas resume buku ptkTugas resume buku ptk
Tugas resume buku ptk
 
Ppt.proposal ptk
Ppt.proposal ptkPpt.proposal ptk
Ppt.proposal ptk
 
Proposal ptk new
Proposal ptk newProposal ptk new
Proposal ptk new
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Tugas resume buku ptk
Tugas resume buku ptkTugas resume buku ptk
Tugas resume buku ptk
 
Resume buku ptk
Resume buku ptkResume buku ptk
Resume buku ptk
 
Resume buku ptk
Resume buku ptkResume buku ptk
Resume buku ptk
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Ppt.proposal ptk
Ppt.proposal ptkPpt.proposal ptk
Ppt.proposal ptk
 

UPAYA PENINGKATAN MEMBACA

  • 1. UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PERMAINAN FIND CARD (MENEMUKAN KARTU) SISWA KELAS 1 SDN GENENGAN 2 KECAMATAN KAWEDANAN KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 OLEH : PRAMBUDI NUR UTOMO NPM. 09. 141. 165 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan membutuhkan usaha dan kerja keras secara bersama-sama dan terus menerus antara pihak keluarga, sekolah, masyarakat dan negara karena pada dasarnya pendidikan merupakan tanggungjawab bersama. Di dalam perkembangan di dalam dunia pendidikan pada masa sekarang menuntut seorang guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Proses belajar mengajar akan lebih efektif bila guru menggunakan perangkat pembelajaran yang tepat. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan lebih memudahkan seorang guru dalam penyampaian materi kepada siswa. Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang turut andil dalam menentukan keberhasilan anak didik untuk menuju jenjang selanjutnya. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran menulis dan membaca harus benar-benar tuntas. Pada tingkatan siswa kelas 1 sekolah dasar sajian pembelajaran yang utama adalah menulis dan membaca. Pembelajaran untuk kedua jenis ketrampilan ini dalam satu paket yang biasa disebut paket MMP (Membaca dan Menulis Permulaan). MMP merupakan dua aspek kemampuan berbahasa yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Pada waktu guru mengenalkan menulis anak-anak akan membaca tulisannya. Melalui paket ini, untuk pertama kalinya para murid baru diperkenalkan dengan lambang- lambang tulis yang biasa digunakan untuk berkomunikasi. Sasaran utamanya
  • 3. para murid kelas 1 sekolah dasar memiliki kemampuan menulis dan kemampuan membaca pada tingkat dasar. Kemampuan dasar yang dimaksud akan menjadi dasar bagi ketrampilan-ketrampilan lain, baik dalam kehidupan akademik di sekolah maupun dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pembelajaran yang utama sebenarnya bukan hanya penguasaan materi pelajaran,akan tetapi proses untuk mengubah pola tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Penguasaan pelajaran bukanlah akhir dari pengajaran, akan tetapi sebagai tujuan perantara untuk membentuk tingkah laku yang luas. Hal dimaksudkan bahwa sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola perilaku siswa itu sendiri. Dalam pembelajaran di sekolah dasar yang dihadapi guru adalah anak- anak dengan berbagai karakter dan keinginan selalu bermain. Bermain adalah pekerjaan anak-anak dan ini berkontribusi kepada semua aspek perkembangan. Melalui bermain, anak-anak menstimulasi inderanya, belajar bagaimana menggunakan ototnya, mengkoordinasikan penglihatan dengan gerakan, meningkatkan kemampuan tubuhnya dan mendapatkan keterampilan baru. Melalui bermain (berpura-pura), mereka mencoba untuk bermain peran, mengatasi perasaan yang tidak nyaman, memperoleh pengertian dari pandangan orang lain, dan membangun gambaran dari dunia sosial. Siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengalami kegembiraan dalam berkreatifitas, dan menjadi cakap dalam berbahasa. Untuk itulah media yang digunakan guru sebaiknya menimbulkan rasa senang dan menarik serta
  • 4. melibatkan siswa dalam sebuah permainan sehingga memberikan kesan tersendiri terhadap kemampuan pemahaman siswa kepada materi yang diberikan. Karena jika penggunaan media yang kurang menarik mengakibat siswa merasa bosan dan minat belajarnya kurang. Apalagi untuk mengajar MMP pada anak-anak usia kelas awal yang masih berada dalam usia bermain dan belum memungkinkan untuk menghadapkan mereka pada situasi pembelajaran yang serius. Jika sudah begitu, tujuan pembelajaran akan tercapai dan memberikan pemahaman kepada siswa secara optimal terhadap apa yang dipelajari. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan perancangan pembelajaran yang mempertimbangkan segi kemenarikan penyajiannya. Penggunaan media yang menarik dan sesuai untuk pembelajaran membaca permulaan di kelas 1 SD (tahap awal membaca) berupa media permainan Find Card (menemukan kartu) kartu huruf bergambar. Media permainan Find Card (menemukan kartu) merupakan suatu permainan yang dilakukan oleh siswa kelas 1 sekolah dasar untuk lebih mengenal huruf (A-Z) yang mereka gunakan dalam pembelajaran menulis dan membaca. Dalam proses permainan tersebut dilakukan dengan cara mencari kartu bergambar yang berisikan huruf (A-Z) untuk menjelaskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kartu-kartu bergambar yang berisikan huruf tersebut kemudian dirangkai menjadi sebuah kata atau kalimat. Soal yang diberikan bisa berupa gambar (pemandangan, alat, warna) yang disajikan di depan kelas dan memberikan perintah kepada siswa untuk menjawab gambar apakah yang
  • 5. ditampilkan. Media ini memudahkan siswa untuk belajar mengenal huruf dan merangkainya menjadi satu bentuk kata atau kalimat yang baik dan benar. Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang telah di paparkan maka penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian kuantitatif yang berjudl “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Permainan Find Card (Menemukan Kata) Siswa Kelas 1 SDN Ngenengan Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Karakteristik siswa kelas SD cenderung suka bermain sambil belajar. 2. Kurangnya pemanfaatan Media yang maksimal pada saat pembelajaran. 3. Minat membaca pada siswa kelas satu masih rendah karena siswa kurang suka dalam hal membaca. C. Batasan Masalah Agar tidak menimbulkan penafsiran yang lain dalam penelitian ini perlu diberikan batasan masalah sebagai berikut. 1. Kawedanan Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2012/2013 2. Penelitian ini terbatas pada kelas yang menggunakan media permainan find card (menemukan kartu) dan tidak menggunakan media.
  • 6. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN Genengan 2 Kec.Kawedanan Kab.Magetan ? 2. Apakah penggunaan media permainan find card dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN Genengan 2 Kec.Kawedanan Kab.Magetan ? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN Genengan 2 Kec.Kawedanan Kab.Magetan 2. Mendeskripsikan penggunaan media permainan find card dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN Genengan 2 Kec.Kawedanan Kab.Magetan F. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa Memberikan proses pembelajaran menarik yang berbasis permainan yang dapat meningkatkandaya kemampuan siswa khususnya dalam belajar membaca permulaan.
  • 7. 2. Bagi guru Memberikan informasi atau gambaran khususnya guru SD kelas satu dalam menemukan alternatif media pembelajaran membaca permulaan. 3. Bagi sekolah Memberiakn sumbangan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan proses pembelajaran di sekolah Dasar.
  • 8. BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian teori 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Kelas Rendah Pembelajaran bahasa berarti serangkaian upaya untuk menciptakan proses belajar yang bertujuan mengungkapkan kemampuan menggunakan bahasa untuk berbagai keperluan. Tujuan pengajaran bahasa Indonesia secara umum dapat dikatakan meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa melalui penggunaan bahasa lisan dan tulisan secara baik dan benar. Bahan pembelajaran bahasa dapat terpadu dengan bahan pembelajaran lain. Di sekolah dasar terdapat kelas-kelas rendah yang mata pelajaran lainnya disajikan melalui mata pelajaran bahasa Indonesia. Djago tarigan (2001 : 3. 31) mengemukakan bahwa pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pengajaran bahasa di SD menggunakan pendekatan komunikatif. Pembelajaran-pembelajaran bahasa indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasaindonesia baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini berarti belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia semuanya berupa kegiatan siswa. Dalam belajar
  • 9. berbahasa siswa harus ikut terlibat, ikut melakukan, turut melaksanakan, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis pada kelas 1, 2, 3. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa indonesia di SD kelas rendah merupakan pembelajaran terpadu untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa mulai menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara baik dan benar yang berorientasi pada kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis pada kelas 1, 2, 3. 2. Ketrampilan membaca di SD Kelas Rendah a) Tahapan Perkembangan Membaca Owens (dalam St. Y. Slamet, 2008 : 41-42) menyebutkan bebrapa tahap perkembangan membaca : 1) Tahap pramembaca, yang terjadi pada saat taman kanak-kanak (pra sekolah) atau sebelum umru 6 tahun, anak-anak mempelajari perbedaan huruf dan perbedaan angka yang satu dengan yang lainnya sehingga kemudian mereka dapat mengenal setiap huruf dan setiap angka. 2) Tahap pertama, yaitu anak berumur 6-7 tahun (kira-kira kelas 1 SD), anak memusatkan pada kata-kata dalam kalimat sederhan atau cerita sederhana agar mereka dapat membaca, mereka perlu mengetahui sistem tulisan, cara mencapai kelancaran membaca, selanjutnya pada umur berikutnya (7-8 tahun) anak telah memperoleh pengetahuan tenyang huruf, suku kata yang diperlukan untuk membaca.
  • 10. 3) Tahap kedua, sekitar anak duduk di kelas tiga dan empat, mereka dapat menganalisis kata-kata yang diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang didasarkan konteksnya 4) Tahap ketiga, sekitar anak kelas lima SD sampai kelas 2 SMP tampak adanya perkembangan pesat dalam membaca yaitu tekanan membaca tidak lagi pada pengenalan tulisan tetapi pada pemahaman 5) Tahap keempat, yakni akhir SMP sampai dengan SMA/SMK. Mereka menggunakan ketrampilan tingkat tinggi, misalnya menyimpulkan dan pengenalan pandangan penulis untuk meningkatkan pemahaman. 6) Tahap kelima, tingkat perguruan tinggi dan setrusnya, orang dapat mengintegrasikan hal-hal yang dibaca dengan pengetahuan yang dimiliki dan menanggapi secara kritis bahan bacaan. b) Membaca Permulaan Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai dengan pembedaan atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran membaca di kelas-kelas awal disebut pelajaran membaca permulaan, sedangkan di kelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca lanjut. Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan
  • 11. kartu kalimat, sedangkan membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran. (Sri Nuryati, 2007:1-2 dalam http://hudaita.blogspot.com) Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan / kemampuan membaca. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan lambang-lambang tulis, penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan memasukkan makna dalam kemahiran bahasa. Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat (Sri Nuryati, 1997: 5 dalam http://hudaita.blogspot.com). Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut (Akhadiah, 1991/1992: 31 dalam http://hudaita.blogspot.com). Pembelajaran membaca permulaan di SD mempunyai nilai yang
  • 12. strategis bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan siswa. Pengembangan kepribadian dapat ditanamkan melalui materi teks bacaan (wacana, kalimat, kata, suku kata, huruf/bunyi bahasa) yang berisi pesan moral, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai emosional- spiritual, dan berbagai pesan lainnya sebagai dasar pembentuk kepribadian yang baik pada siswa. Demikian pula dengan pengembangan kemampuan juga dapat diajarkan secara terpadu melalui materi teks bacaan yang berisi berbagai pengetahuan dan pengalaman baru yang pada akhirnya dapat berimplikasi pada pengembangan kemampuan siswa. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitas anak didik. (Akhadiah, 1992 dalam http://hudaita.blogspot.com). c) Kesulitan Membaca Permulaan Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali dihadapi pada anak yang mengalami kesulitan belajar membaca khususnya di kelas rendah. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain : 1) Kurang mengenali huruf Ketidakmampuan anak dalam mengenal huruf-huruf alfabetis seringkali dijumpai oleh guru yang sulit membedakan huruf besar / kapital dan huruf kecil. 2) Membaca kata demi kata
  • 13. Jenis kesulitan ini biasanya berhenti membaca setelah membaca sebuah kata, tidak segera diikuti dengan kata berikutnya. Hal ini disebabkan oleh : Gagal menguasai keterampilan pemecahan kode (decoding) Gagal memahami makna kata Kurang lancar membaca. 3) Pemparafase yang salah Dalam membaca anak seringkali melakukan pemenggalan (berhenti membaca) pada tempat yang tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda baca, khususnya tanda koma. 4) Miskin pelafalan Ketidak tepatan pelafalan kata disebabkan anak tidak menguasai bunyi-bunyi bahasa (fonem). 5) Penghilangan Penghilangan yang dimaksud adalah menghilangkan (tidak dibaca) kata atau frasa dari teks yang dibacanya. Biasanya disebabkan ketidakmampuan anak mengucapkan huruf-huruf yang membentuk kata. 6) Pengulangan Kebiasaan anak mengulangi kata atau frasa dalam membaca
  • 14. disebabakan oleh faktor tidak mengenali kata, kurang menguasai huruf, bunyi, atau rendah keterampilannya. 7) Pembalikan Beberapa anak melakukan kegiatan membaca dengan menggunakan orientasi dari kanan ke kiri. Kata nasi dibaca isan. Selain itu, pembalikan juga dapat terjadi dalam membunyikan huruf-huruf, misal huruf b dibaca d, huruf p dibaca g. Kesulitan ini biasanya dialami oleh anak-anak kidal yang memiliki kecenderungan menggunakan orientasi dari kanan ke kiri dalam membaca dan menulis. 8) Penyisipan Kebiasaan anak untuk menambahkan kata atau frase dalam kalimat yang dibaca juga dipandang sebagai hambatan dalam membaca, misalnya, anak menambah kata seorang dalam kalimat “anak sedang bermain”. 9) Penggantian Kebiasaan mengganti suatu kata dengan kata lain disebabkan ketidakmampuan anak membaca suatu kata, tetapi dia tahu dari makna kata tersebut. Misalnya, karena anak tidak bisa membaca kata mengunyah maka dia menggantinya dengan kata makan.
  • 15. 10) Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk dan menggerakkan kepala Kebiasaan anak menggerakkan bibir, menggunakan telunjuk dan menggerakan kepala sewaktu membaca dapat menghambat perkembangan anak dalam membaca. 11) Kesulitan konsonan Kesulitan dalam mengucapkan bunyi konsonan tertentu dan huruf yang melambangkan konsonan tersebut. 12) Kesulitan vokal Dalam bahasa Indonesia, beberapa vokal dilambangkan dalam satu huruf, misalnya e selain melambangkan bunyi e juga melambangkan bunyi é (dalam kata keras, kepala, kerang, telah dan sebagainya) huruf-huruf yang melambangkan beberapa bunyi seringkali menjadi sumber kesulitan anak dalam membaca. 13) Kesulitan kluster, diftong dan digraf Dalam bahasa Indonesia dapat dijumpai adanya kluster (gabungan dua konsonan atau lebih), diftong (gabungan dua vokal), dan digraf (dua huruf yang melambangkan satu bunyi). Ketiga hal tersebut merupakan sumber kesulitan anak yang sedang belajar membaca. 14) Kesulitan menganalisis struktur kata
  • 16. Anak seringkali mengalami kesulitan dalam mengenali suku kata yang membangun suatu kata. Akibatnya anak tidak dapat mengucapkan kata yang dibacanya. 15) Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan kosakata, kurangnya penguasaan struktur kata dan penguasaan unsur konteks (kalimat dan hubungan antar kalimat) (http://digilib.unnes.ac.id). 3. Media Pembelajaran a) Hakekat Media Pembelajaran Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti “antara”. Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual.
  • 17. Untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, biasanya guru menggunakan alat bantu mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap atau yang kita kenal sebagai alat bantu visual. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. b) Jenis-jenis Media Pembelajaran Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut Heinich and Molenda (2005) yaitu: 1) Teks. Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang Mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian informasi. 2) Media Audio. Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan. Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman suara dan lainnya. 3) Media Visual
  • 18. Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya. 4) Media Proyeksi Gerak. Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD) 5) Benda-bendaTiruan/miniatur Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik. 6) Manusia. Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi tertentu. c) Manfaat Media Pembelajaran Secara umum media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut: 1) Memperjelas penyajian suatu pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera 3) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa.
  • 19. 4) Dengan sifat yang unik pada siswa juga dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda, sedangkan kurikulum dan materi pembelajaran yang sama untuk setiap siswa. 4. Media Permainan Bahasa a) Hakekat Permainan Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunia, dari apa yang tidak dikenali sampai apa yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuat sampai mampu melakukan. Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi anak seperti halnya kebutuhan terhadap makanan bergizi dan kesehatan untuk pertumbuhannya.. Permainan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) Adanya seperangkat pengetahuan yang eksplisit yang mesti diindahkan oleh para pemain, 2) Adanya tujuan yang harus dicapai pemain atau tugas yang mesti dilaksanakan. b) Media Permainan Bahasa Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Sebuah permainan disebut permainan bahasa, apabila suatu aktivitas mengandung kedua unsur kesenangan dan melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Setiap permainan bahasa yang dilaksanakan
  • 20. dalam kegiatan pembelajaran harus secara langsung dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Anak-anak pada usia 6 – 8 tahun masih memerlukan dunia permainan untuk membantu menumbuhkan pemahaman terhadap diri mereka. Aktivitas permainan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan. Menurut Dewey (dalam Polito, 1994) bahwa interaksi antara permainan dengan pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang sangat penting bagi anak-anak. c) Kelebihan dan Kekurangan Permainan Bahasa Adapun kelebihan dari permainan bahasa di antaranya adalah sebagai berikut : 1) Permainan bahasa merupakan salah satu media pembelajaran yang berkadar CBSA tinggi. 2) Dapat mengurangi kebosanan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. 3) Dengan adanya kompetisi antarsiswa, dapat menumbuhkan semangat siswa untuk lebih maju. 4) Permainan bahasa dapat membina hubungan kelompok dan mengembangkan kompetensi sosial siswa. 5) Materi yang dikomunikasikan akan mngesankan di hati siswa sehingga pengalaman keterampilan yang dilatihkan sukar dilupakan.
  • 21. Ada juga kekurangan dalam pelaksanaan permainan bahasa, di antaranya adalah sebagai berikut : 1) Jumlah siswa yang terlalu besar menyebabkan kesukaran untuk melibatkan semua siswa dalam permainan. 2) Pelaksanaan permainan bahasa biasanya diikuti gelak tawa dan sorak sorai siswa, sehingga dapat menganggu pelaksanaan pembelajaran di kelas yang lain. 3) Tidak semua materi dapat dikomunikasikan melalui permainan bahasa. 4) Permainan bahasa pada umumnya belum dianggap sebagai program pembelajaran bahasa, melainkan hanya sebagai selingan saja. d) Permainan Find Card 1) Deskripsi Permainan ini dilakukan dengan cara mencari kartu bergambar yang berisi huruf yang akan ditemukan oleh siswa untuk mencari jawaban dari soal yang diberikan oleh guru. Permainan ini dilakukan untuk lebih meningkatkan siswa tentang penghafalan bentuk huruf dan caramenyusun huruf menjadi kata. Dengan demikian, melalui permainan ini kita dapat melihat apakah siswa telah menguasai bentuk huruf (A-Z) atau tidak 2) Tujuan dan Manfaat Selain bermanfaat bagi media pembelajaran bahasa indonesia, khususnya dalam mengenal bentuk huruf dan menyusunnya dalam
  • 22. sebuah kata beserta pembelajaran membaca permulaan, permainan ini juga dapat merangsang gerak motorik dan mobilitas siswa. Hal ini dikarenakan permainan ini menuntut gerak dan mobilitas siswa untuk mencari dan menemukan kartu yang benar lalu menyusunnya menjadi sebuah kata yang diingunkan. 3) Prosedur dan Cara Bermain Guru menunjukkan sebuah gambar (pemandangan, alat, jeis warna) di depan kelas sebagai soal, lalu kelompok siswa menjawab gambar apa yang ditunjukkan oleh guru dengan mencari kartu yang telah ditaruh di lantai atau meja yang ditata secara acak dan kelompok siswa menyusunnya menjadi sebuah kata yang menjadi jawaban. Bagi kelompok siswa yang telah selesai terlebuh dahulu dapat membacakan hasil pekerjaanya dan bila ada kelompok siswa yang jawabannya salah maka guru harus memberikan arahan ke jawaban yang benar agar semua siswa dapat mengenal huruf dan menyusun kata, tapi bagi kelompok siswa yang menjawab benar terlebih dahulu hendaknya diberi penghargaan agar semua bersemangat untuk mengerjakan dengan benar. B. Kerangka Berfikir Masalah – masalah yang ada setelah melakukan penelitian di SDN Genengan II, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan adalah membaca siswa kelas satu masih rendah mengingat karakteristik siswa kelas satu senang bermain. Siswa kelas satu senang belajar sambil bermain.
  • 23. Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan perlu digunakan suatu inovasi baru, inovasi tersebut adalah permainan Find Car. Penggunaan media yang menarik dan sesuai untuk pembelajaran membaca permulaan di kelas 1 SD (tahap awal membaca) berupa media permainan Find Card (menemukan kartu) kartu huruf bergambar. Media permainan Find Card (menemukan kartu) merupakan suatu permainan yang dilakukan oleh siswa kelas 1 sekolah dasar untuk lebih mengenal huruf (A-Z) yang mereka gunakan dalam pembelajaran menulis dan membaca Tujuan permainan ini adalah untuk melatih keterampilan membaca dengan menagajak siswa membuat kata – kata baru yang berkaitan dengan materi dari guru, ketermpilan bahasa yang melibatkan proses berbahasa secara keseluruhan, termasuk menciptakan suatu kata – kata baru dalam keterampilan berbahasa. Untuk itu, setiap kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. C. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Andrews, et al dalam Sangadji dan Sopiah, 2010: 90). Sedangkan menurut Setyosari (2012: 110) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji secara empiris. Berdasarkan kedua pendapat tentang pengertian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, yang tingkat
  • 24. kebenaranya masih lemah sehingga masih perlu diuji secara empiris melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ada peningkatan permainan Find Card terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN Genengan 02 Kec. Kawedanan Kab. Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013.
  • 25. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Tindakan 1. Rancangan Penelitian Wina Sanjaya, (2009:26) mengemukakan bahwa penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Suharsimi Arikunto, (2006:16) mengemukakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. Gb 3.1 Model tahapan penelitian tindakan kelas Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perncanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan ?
  • 26. Agar lebih jelas penulis maka harus diperhatikan hal – hal berikut ini: a. Tahap perencanaa (planning) Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 17) Dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara berpasangan atau kolaborasi. Pihak pertama melakukan tindakan dan pihak kedua yang mengamati proses jalannya tindakan b. Tahap pelaksanaan (acting) Tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Selama melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana tindakan harus mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati c. Tahap pengamatan (observing) Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:19) Tahap pengamatan berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat atau observer d. Refleksi (reflecting ) Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
  • 27. dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan SIKLUS I 1. Tahap Perencanaan (planning) Tahap perencanaan (planning) meliputi sebagai berikut : a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. b. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas. c. Menentukan pokok bahasan. d. Menyusun silabus dan RPP. e. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data seperti : soal – soal IPS, pedoman penilain, format penilaian.. 2. Tahap Pelaksanaan (actuating) Pertemuan I a Kegiatan awal 1) Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi) 2) Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi yang akan diajarkan) b. Kegiatan inti 1) Guru menyiapkan kartu huruf dari huruf A-Z dan gambar suatu objek.
  • 28. 2) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, guru memberikan soal di depan berupa gambar kemudian siswa segera menjawab dengan menyusun huruf menjadi kata untuk jawaban. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan katanya sebelum batas waktu diberi poin oleh penilai. 3) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan katanya sebelum batas waktu diberi poin oleh penilai. 4) Setelah selesai melengkapi kata yang sesuai siswa dapat menunjukkan kepada guru. 5) Setelah itu bersama dengan guru siswa mengkoreksi hasil kerjanya dengan kelompok lain yang memiliki soal berbeda. 6) Guru menyimpulkan materi yang sudah dibahas. 7) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang dapat mendapat point yang baik. c. Kegiatan akhir 1. Guru memberikan pesan moral 2. Guru menutup pelajaran (salam) Pertemuan II Pada Siklus II a Kegiatan awal 1) Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi) 2) Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi yang akan diajarkan) b. Kegiatan inti
  • 29. 1. Guru menyiapkan kartu huruf dari huruf A-Z dan gambar suatu objek. 2. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, guru memberikan soal di depan berupa gambar kemudian siswa segera menjawab dengan menyusun huruf menjadi kata kemudian menjadi suatu kalimat untuk jawaban. 3. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan katanya sebelum batas waktu diberi poin oleh penilai. 4. Setelah selesai melengkapi kata yang sesuai siswa dapat menunjukkan kepada guru. 5. Setelah itu bersama dengan guru siswa mengkoreksi hasil kerjanya dengan kelompok lain yang memiliki soal berbeda. 6. Guru menyimpulkan materi yang sudah dibahas. 7. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang dapat mendapat point yang baik. c. Kegiatan akhir 1. Guru memberikan pesan moral 2. Guru menutup pelajaran (salam) 3.Tahap Pengamatan (observing) Observasi dilakukan secara kolaboratif antara pihak I (peneliti) dan pihak II (guru). Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan disertai pencatatan secara teratur terhadap obyek yang diteliti. Data yang diamati adalah pencapaian prestasi siswa
  • 30. 4.Refleksi Dalam tahap ini peneliti menganalisa hasil pengamatan yang diperoleh untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya apabila ditemukan kelemahan maupun temuan-temuan lain yang menyebabkan kesulitan pada siklus yang bersangkutan. SIKLUS II Tahapan dalam siklus II pada prinsipnya sama dengan tahapan dalam siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. Tindakan pada siklus II akan mengalami beberapa perubahan, yaitu soalnya siklus II siswa soalnya sudah merangkai kartu dalam bentuk kalimat didasarkan atas analisis perubahan dan analisis refleksi pada siklus I. Perubahan yang dilakukan pada siklus II ini dilakukan dengan harapan agar terjadi peningkatan prestasi belajaran siswa. B. Setting, Lokasi, dan Subyek Penelitian 1. Setting dan Lokasi Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan terhitung mulai bulan Februari hingga bulan Juni tahun 2012. Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Genengan 02 Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan. Alasan penulis memilih sekolah ini karena : a. Di tempat penelitian tersebut terdapat masalah yang mencerminkan karakteristik masalah yang akan diteliti.
  • 31. b. Sejauh ini belum ada penelitian serupa yang dilakukan di tempat penelitian tersebut, sehingga hasil penelitian ini akan mengungkap sesuatu yang baru. 2. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Genengan 02, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, tahun pelajaran 2012/2013. Dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Terdiri dari 9 siswa perempuan dan7 siswa laki-laki. C. Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang valid, diperlukan suatu metode atau alat pengumpulan data yang tepat. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan ketepatan penggunaan. Pengumpulan data sangat ditentukan oleh jenis data pada penelitian yang akan dikumpulkan. Dalam penelitian ini dilalukan beberapa macam teknik pengumpulan data: a. Tes Test merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data kognitif yaitu melalui tes secara individu.
  • 32. b. Observasi. Dalam penelitian ini dilakukan observasi terhadap siswa untuk memperoleh data peningkatan prestasi belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi berbentuk cheklist. D. Analisis Data Data yang sudah terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis sebagai berikut: a. Tes Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data prestasi belajar siswa. Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 18) Nilai = ∑skor yang diperoleh x 100% ∑ skor maksimal Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 70 sesuai dengan Standart Ketuntasan Belajar di SDN Petungrejo b. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor dan afektif, yaitu data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan
  • 33. kelompok dan sikap siswa. Lembar observasi berbentuk checklist, data unjuk kerja siswa dihitung dengan rumus: Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 23) Nilai unjuk kerja siswa = ∑skor yang diperoleh x 100% ∑ skor maksimal
  • 34. DAFTAR PUSTAKA St. Y. Slamet. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Sekolah Dasar. Surakarta : Lembaga Pengambangan Pendidikan (LPP) UNS Drs. Djago Tarigan, dkk. 2002. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah. Jakarta : Universitas Terbuka http://digilib.unnes.ac.id. http://www.scribd.com/doc/88236097/Membaca-Permulaan