Buku karya K.F. Isherwood menjelaskan dampak penggunaan pupuk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Pupuk dapat meningkatkan kadar nitrat dalam air minum yang berpotensi menyebabkan sindrom pada bayi, serta menghasilkan zat karsinogenik. Namun, pupuk juga bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman dan dapat mencegah penyakit tertentu. Buku ini juga membahas dampak pertanian terhadap keragaman
2. Chapter 14 : Kesehatan Manusia
Nitrate
◦ Nitrate dalam minuman dianggap sebagai masalah
kesehatan masyarakat karena nitrate dengan cepat tereduksi
menjadi nitrit di dalam tubuh. Nitrit mengalami oksidasi
pada haemoglobin darah yang menyebabkan
ketidakmampuan untuk mentransfer oksigen pada jaringan.
Hal ini menyebabkan sindrom pada bayi hingga usia enam
bulan. Biasanya dikarenakan konversi mikroba nitrat
menjadi nitrit pada botol minuman yang kurang steril.
Kemunculan sindrom ini sangat langka sekarang, meskipun
dalam beberapa kasus tetap terjadi di Hungary dan Romania
◦ Kekhawatiran lain adalah nitrat dapat bereaksi dengan
senyawa di dalam perut untuk menghasilkan senyawa NNitroso, seperti nitrosamines yang telah diuji positive dalam
percobaan karsinogenik binatang. Nitrat yang tercerna
dihisap dengan cepat dari organ – organ pencernaan
makanan dan berakhir di dalam urin. Sekitar 25% nitrat
dalam darah dihasilkan oleh kelenjar ludah dan mikroba
flora akan mereduksinya menjadi nitrit.
◦ Berdasarkan fakta, terdapat bukti bahwa beberapa nitrat
menguntungkan. Beberapa pathogen rentan pada nitrat
dibawah kondisi asam. Kalium dan fosfat tidak diketahui
efeknya pada kesehatan manusia. Kedua elemen ini
berperan penting dalam mahkluk hidup. Berbeda dari
jumlah kalium yang terhisap dalam jumlah besar dapat
menimbulkan efek yang negative, namun dapat memberikan
hasil yang menguntungkan dengan mengurangi penyakit
darah tinggi.
<Ringkasan Buku K.F. Isherwook>
3. Chapter 14 :Kesehatan Manusia
Kualitas Produk
◦ Beberapa pendapat tentang pertumbuhan
tanaman dengan pupuk buatan memiliki
kualitas dan keamanan lingkungan yang lebih
rendah dibandingkan yang lain, sebagai
contoh produksi tanaman organic. Faktanya
adalah tanaman tidak membedakan sumber
nutrisinya baik mineral atau organic. Semua
diserap dalam bentuk senyawa kimia yang
sama.
◦ Meskipun begitu, berdasarkan literature yang
ditulis oleh K.Woese et al (1995), produksi
secara konvensional atau sayur hasil
pemupukan memiliki tingkat kandungan
nitrat yang tinggi dibandingkan dengan
organic atau sayur tanpa pemupukan,
terutama sayuran hijau dan berakar yang
nitrofilik. Sayuran organic juga cenderung
memiliki masalah tingkat kekeringan lebih
tinggi. Sebagai catatan perbedaan diantara
dua sistem ini tidak signifikan atau hasilnya
bertentangan sehingga kesimpulan tidak bisa
diambil
<Ringkasan Buku K.F. Isherwook>
4. Chapter 15 : Keragaman Hayati
Komunitas tumbuhan dan binatang dapat dipengaruhi
secara langsung dari lingkungan karena adanya
perbedaan kualitas air, udara, tanah dan endapan ,
temperature udara dan perubahan dalam vegetasi
penutup lahan.
Perubahan – peruban seperti ini memberikan efek pada
lingkungan biologi, seperti habitat, makanan dan suplai
nutrisi, wilayah reproduksi, jalur migrasi, keberadaan
predator atau perubahan rute kelompok herbivore yang
mengakibatkan efek pada predator.
Gangguan tanah dan hilangnya vegetasi serta intensitas
erosi dan siltasi juga memiliki peran dan dapat
mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi dan hara
serta aktivitas mikroba di dalam tanah.
Di Indonesia, penyelesaian permasalahan lahan
melibatkan penebangan hutan hujan tropis, yang
mengakibatkan tanah – tanah mengalami penurunan
kualitas dengan cepat. dengan pemupunan dan metode
management yang baik, hal ini telah menunjukkan
bahwa lahan tersebut dapat dipulihkan, kemudian
untuk menghindari kebutuhan pada hutan hujan tropis
dan mencegah erosi dan degradasi tanah lebih jauh.
Penggembalaan besar-besaran adalah penyebab utama
erosi tanah dan peningkatan populasi peternakan.
Peningkatan produksi makanan ternak dengan metode
pemupukan yang sesuai adalah cara terjitu untuk
mengurangi tekanan peternakan di lahan
penggembalaan.
<Ringkasan Buku K.F. Isherwood>
5. Chapter 15 : Keragaman Hayati
Urbanisasi meningkatkan emisi karbon dimana tanaman
menghisap carbon. Mannion (1997) mencatat, meskipun
dengan intensifikasi, area pertanian semakin berkurang di
Negara berkembang dengan melihat peningkatan area
perhutanan. Hal ini menggambarkan peningkatan jumlah
karbon yang dikeluarkan. Tapi di Negara berkembang,
area pertanian menindkat, hutan tropis diubah menjadi
lahan pertanian dan lahan pertanian menjadi untuk
kepeningan urbanisasi.
Pengembangan ini secara jelas mengurangi pembuangan
karbon dari tanaman sebagai hasil hilangnya keragaman
hayati dan sumber genetik
Proses yang sedang berlangsung di berbagai wilayah
dunia mengimplementasikan keragamanan dari metode
pertanian yang ramah lingkungan dalam konservasi tanah,
produksi dari area marginal, pemahaman kimia dan
nutrisi, pemuliaan varietas tanaman yang secara genetic
tahan terhadap hama, penyakit dan stress abiotik
Di Amerika Serikat, tahun 1996 Farm Act membuat
program baru seperti program insentif kualitas
lingkungan, insentif habitat satwa liar dan perlindungan
lahan pertanian. Sejumlah pilihan kebijakan diajukan
untuk memacu ketahanan di berbagai bidang terapan. Di
tahun 1996, Agri 36 program EU terhitung mencapai lebih
dari 2 milyar ECU atau 1,8 milyar US dollar.
<Ringkasan Buku K.F. Isherwood>