Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Makalah_33 Makalah laporan praktikum sc
1. LAPORAN HASIL PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERBENIHAN II
“PRODUKSI DAN SERTIFIKASI BENIH PADI VARIETAS LOKAL”
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Perbenihan II
Semester Genap Tahun 2010
Kelompok 5
Martha Christy 150110080209
Muthia Syafika Haq 150110080083
Raden Bondan E B 150110080162
Viktor 150110080167
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI F
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
Benih merupakan tanaman /bagiannya yang digunakan untuk tujuan memperbanyak tanaman
(Undang Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman). Batasan Benih meliputi
Struktural : Benih sama dengan biji, yakni benih merupakan sel telur yang dibuahi oleh sperma.
Fungsional : Benih tidak sama dengan biji, karena benih berfungsi sebagai bahan pertanaman
sehingga benih harus hidup. Agronomi : Benih tidak hanya hidup tetapi harus tanggap terhadap usaha
agronomi dalam mencapai produksi yang maksimal dan harus bervigor tinggi.
Pembawa inovasi teknologi : Benih tidak hanya harus bervigor tinggi, tetapi juga harus jelas identitas
genetiknya. Inovasi teknologi yang dikemas dalam varietas unggul akan disalurkan ke petani melalui
benih yang bermutu. Bioteknologi : Benih berupa produk manufaktur (bukan embrional) tetapi
merupakan suatu tanaman mini dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi.
Klasifikasi benih terdiri dari benih label kuning (benih penjenis), putih(benih dasar), ungu (benih
pokok), dan biru (benih sebar)
Kegiatan Strategis Pertanian 2010-2014
Empat (4) Sukses terdiri dari swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan , nilai tambah, daya
saing dan ekspor , peningkatan kesejahteraan petani
Tujuh (7) GEMA Revitalisasi Pertanian yaitu lahan , sistem perbenihan , infra struktur dan sarana ,
peningkatan kualitas SDM, pembiayaan petani , kelembagaan penyluh dan petani , teknologi dan
industri hilir.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Produksi Benih
Benih sumber memiliki syarat yaitu jelas asal-usul benih sumber, yang ditunjukkan dengan
sertifikat /label benih murni secara genetik, viabilitas tinggi, murni secara fisik dan sehat,
benih sumber yang digunakan minimal harus 1 kelas diatasnya, contoh untuk produksi benih
klas ss harus digunakan benih klas fs atau bs
Pemilihan lokasi dilakukan dengan mempertimbangkan yaitu Lahan subur dengan air irigasi
dan saluran drainase yang baik, Bersih dari sisa-sisa tanaman / varietas lain, Bersih dari
gangguan hama/penyakit , Sedapat-mungkin satu lokasi ditanami oleh satu varietas yang
sama. Bila tidak mungkin, maka pengolahan tanah dilakukan secara sempurna untuk eradikasi
tanaman voluntir yang berasal dari gabah yang jatuh dari pertanaman musim sebelumnya.
Lahan terbaik untuk produksi benih sumber adalah lahan bekas varietas yang sama
musim sebelumnya atau lahan bera. Bila bekas varietas lain, maka perlu dilakukan :
pembajakan i, genangi air 2-3 hari, keringkan 7-10 hari, bajak ii, genangi 2-3 hari, keringkan
7-10 hari , pengolahan tanah iii (garu), ratakan dan bersihkan, aplikasi herbisida pratumbuh 5
hari sebelum tanam.
Isolasi waktu tanam antar 2 varietas yang waktu pembungaannya sama adalah sekitar 4
minggu untuk menghindari penyerbukan silang.
Benih penjenis, benih disemai dalam bentuk malai, sedang untuk kelas benih lainnya yang
disemai benih dalam bentuk biji. Malai-malai NS disemai pada barisan-barisan terpisah,
dengan jarak antar baris 35 cm. Jarak antar baris dari 2 varietas yang berbeda adalah 70 cm.
Bibit dipindahkan ke lapangan saat berumur 10-15 HSS. Penanaman dilakukan dengan 1
bibit/lubang tanam. Penyulaman dilakukan pada 7-10 HST dengan menggunakan bibit dari
varietas dan umur yang sama.
4. 4
Pengaturan air irigasi, pemupukan, pengendalian gulma dan pengendalian hama dan
penyakit dilakukan sebaik mungkin mengikuti instruksi kerja untuk pemeliharaan tanaman.
Roguing adalah kegiatan untuk membuang tipe simpang (rumpun-rumpun tanaman yang
ciri-ciri morfologinya menyimpang dari ciri-ciri rumpun tanaman varietas yang sedang
diproduksi) , campuran varietas lain dan membuang tanaman lain. Tanaman yang terinfeksi
oleh stem borer atau penyakit tanaman lainnya seperti tungro juga harus dibuang pada saat
roguing. Roguing dilakukan minimal 3 kali yaitu: saat vegetatif, setelah berbunga dan
seminggu sebelum panen. Bila jumlah rumpun yang menyimpang lebih dari 2 rumpun per
baris (yang berasal dari 1 malai), maka seluruh baris tersebut tidak digunakan sebagai benih.
Sebelum panen, bersihkan peralatan untuk panen dan pengering, serta bersihkan lantai jemur
agar tidak menjadi sumber kontaminasi. Untuk karung sebaiknya digunakan karung yang
baru. Diareal yang akan dipanen tidak ada sisa malai yang tertinggal di pertanaman yang
dibuang saat rouging. Panen dilakukan per varietas
Pengolahan benih meliputi Pengeringan, Pembersihan dan pemilahan , Perlakuan benih ,
Pengemasan.
Penyimpanan Benih Penjenis
Sertifikasi Benih
Sertifikasi melalui pengawasan pertanaman dan atau uji laboratorium
• Pelaksananya : Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
5. 5
• Berbasis OECD Seed Scheme dan ISTA Rules
• ISO IEC 17025: 2005 untuk laboratorium pengujian benih
Sertifikasi melalui Implementasi Sistem Manajemen Mutu
• Mengadopsi sistem manajemen mutu standar.
• ISO 9001: 2008 untuk sistem manajemen mutu
Sertifikasi terhadap produk oleh LS Pro yang sudah terakreditasi dengan ruang lingkup
sertifikasi benih (terhadap implementasi sistem manajemen mutu dan produk/benih)
Pemeriksaan oleh BPSB :
Selama proses produksi benih sampai sebelum dipasarkan
1. Di Pertanaman meliputi pemeriksaan pendahuluan (persyaratan sertifikasi, pemeriksaan
lahan), pemeriksaan lapang i (fase vegetatif), pemeriksaan lapang ii (fase generatif),
pemeriksaan lapangan iii (seminggu menjelang panen).
2. Pengolahan benih dan pengepakan
3. Pengujian mutu benih di Laboratorium
Selama Pemasaran, BPSB mengambil contoh benih yang dipasarkan dan kemudian
melakukan pengecekan mutu benih.
Teknik Produksi Benih Padi Penjenis meliputi tahap yaitu Semai benih inti (Nucleous
Seeds) dalam bentuk malai, Persemaian benih penjenis, Bibit dari masing-masing malai
dicabut, kemudian setiap malai diikat dalam 1 ikatan kecil , Bibit dari 1 varietas yang terdiri
beberapa ikatan kecil (masing-masing malai) dijadikan 1 ikatan besar untuk ditanam, Bibit
dari 1 malai ditanam 1 bibit/lubang menjadi 1 baris yang terdiri dari 50 tanaman atau 2 baris
masing-masing 25 tanaman, Pertanaman produksi benih BS (fase vegetatif awal)
6. 6
BAB III
KESIMPULAN
Benih merupakan tanaman /bagiannya yang digunakan untuk tujuan memperbanyak tanaman
(Undang Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman).
Produksi benih meliputi proses benih sumber , pemilihan lokasi , lahan terbaik , isolasi waktu tanam ,
benih disemai , bibit dipindahkan ke lapangan , pengaturan air irigasi, roguing, panen,, pengolahan
benih meliputi pengeringan, pembersihan dan pemilahan , perlakuan benih , pengemasan.
Serifikasi terdiri dari Sertifikasi melalui pengawasan pertanaman dan atau uji laboratorium, ,
Sertifikasi melalui Implementasi Sistem Manajemen Mutu , Sertifikasi terhadap produk oleh LS Pro
yang sudah terakreditasi dengan ruang lingkup sertifikasi benih (terhadap implementasi sistem
manajemen mutu dan produk/benih).
Teknik Produksi Benih Padi Penjenis meliputi tahap yaitu Semai benih inti (Nucleous Seeds) dalam
bentuk malai, Persemaian benih penjenis, Bibit dari masing-masing malai dicabut, kemudian setiap
malai diikat dalam 1 ikatan kecil , Bibit dari 1 varietas yang terdiri beberapa ikatan kecil (masing-
masing malai) dijadikan 1 ikatan besar untuk ditanam, Bibit dari 1 malai ditanam 1 bibit/lubang
menjadi 1 baris yang terdiri dari 50 tanaman atau 2 baris masing-masing 25 tanaman, Pertanaman
produksi benih BS (fase vegetatif awal).