2. Schools
(1/5)
Jumlah
kelembagaan
dan
fasilitas
(sekolah)
semakin
menurun
pada
jenjang
pendidikan
yang
semakin
Dnggi.
Terdapat
114,228
sekolah
dasar
di
Indonesia,
28,777
sekolah
menengah
pertama
dan
hanya
18,354
sekolah
menengah.
Hal
ini
mencerminkan
kondisi
terbatasnya
sarana
dan
prasarana
pendidikan
di
Indonesia.
3. Schools
(2/5)
Sekolah
Standar
Nasional
(SSN)
adalah
sekolah
yang
sudah
atau
hampir
memenuhi
SNP
(Standar
Nasional
Pendidikan),
yaitu
standar
kompetensi
lulusan,
standar
isi,
standar
proses,
standar
sarana
dan
prasarana,
standar
tenaga
pendidik
dan
kependidikan,
standar
manajemen,
standar
pembiayaan
dan
standar
penilaian.
Sekolah
RinDsan
Bertaraf
Internasional
(RSBI)
adalah
Sekolah
Standar
Nasional
(SSN)
yang
menyiapkan
peserta
didiknya
berdasarkan
SNP
Indonesia
dan
bertaraf
internasional,
sehingga
diharapkan
lulusannya
memiliki
kemampuan
daya
saing
internasional.
Kinerja
kuncinya
adalah
memenuhi
standar
SSN
dan
standar
internasional
seperD
menerapkan
sistem
satuan
kredit
semester
(SKS),
sistem
administrasi
akademik
berbasis
ICT
dimana
seDap
siswa
bisa
mengakses
transkrip
masing-‐masing,
muatan/kurikulum
mata
pelajaran
setara
/
lebih
Dnggi
dari
muatan
pelajaran
yang
sama
pada
sekolah
unggul
dari
salah
satu
negara
anggota
OECD
dan
penggunaan
bahasa
inggris
untuk
pembelajaran
mata
pelajaran
kelompok
sains,
matemaDka
dan
inD.
Data
menunjukkan
bahwa
kualitas
pendidikan
di
Indonesia
masih
sangat
memprihaDnkan,
terutama
pada
Dngkatan
pendidikan
rendah
(SD
dan
SMP).
Untuk
Dngkatan
Sekolah
Dasar
hanya
terdapat
0.12%
SD
RSBI.
Pada
jenjang
pendidikan
SMP,
terdapat
9.29%
SMP
yang
sudah
SSN
dan
hanya
1.24%
SMP
yang
berstandar
RSBI.
Untuk
Dngkat
SM,
sudah
terdapat
17.72%
SM
yang
berstandar
SSN
dan
hanya
1.73%
SM
yang
berstandar
internasional
(RSBI)
4. Schools
(3/5)
Kondisi
ruang
kelas
di
Indonesia,
relaDf
masih
memprihaDnkan
dan
membutuhkan
bantuan
dana
untuk
perbaikan
dan
peningkatan
kualitas.
Kondisi
ruang
kelas
terburuk
dialami
oleh
Dngkatan
pendidikan
sekolah
dasar
yang
hampir
45%
(44.84%),
ruang
kelasnya
dalam
kondisi
rusak
(ringan
+
berat).
Data
menunjukkan
bahwa
semakin
rendah
Dngkatan
pendidikan,
maka
kondisi
ruang
kelasnya
relaDf
semakin
memprihaDnkan,
yakni
20.14%
ruang
kelas
SMP
rusak
(ringan
+
berat)
dan
hanya
11.13%
ruang
kelas
SMA
dalam
kondisi
rusak
(ringan
+
berat).
5. Schools
(4/5)
Persentase
sekolah
yang
memiliki
fasilitas
laboratorium
IPA,
Biologi,
Kimia,
Fisika,
Bahasa,
MulDmedia,
Komputer
dan
IPS
masih
rendah.
Kondisinya
adalah
semakin
rendah
Dngkatan
pendidikannya,
maka
fasilitas
laboratorium
sekolah
yang
tersedia
juga
relaDf
semakin
memprihaDnkan.
Data
menunjukkan
bahwa
pada
Dngkatan
Sekolah
Dasar
Ddak
memiliki
fasilitas
laboratorium
untuk
mendukung
kegiatan
belajar
-‐
mengajar.
Pada
jenjang
pendidikan
SMP
hanya
memiliki
fasilitas
laboratorium
IPA
(31.82%),
Biologi
(3.07%),
Kimia
(4.57%),
Fisika
(1.96%),
Bahasa
(8.38%)
dan
IPS
(2.22%).
Sedangkan,
Dngkatan
SM
sudah
memiliki
fasilitas
laboratorium
yang
relaDf
memadai,
yakni
Lab
IPA
(27.47%),
Lab
Biologi
(13.99%),
Lab
Kimia
(19.69%),
Lab
Fisika
(13.60%),
Lab
Bahasa
(21.70%),
Lab
MulDmedia
(7.48%),
Lab
Komputer
(65.77%)
dan
Lab
IPS
(3.96%).
6. Schools
(5/5)
Persentase
sekolah
yang
memiliki
fasilitas
perpustakaan
dan
ruang
komputer
juga
masih
rendah.
Semakin
rendah
Dngkatan
pendidikannya,
maka
fasilitas
sekolah
yang
tersedia
juga
relaDf
semakin
memprihaDnkan
/
kurang
diperhaDkan.
Data
menunjukkan
bahwa
pada
Dngkatan
Sekolah
Dasar
Ddak
memiliki
fasilitas
perpustakaan
dan
ruang
komputer.
Hanya
35.16%
SMP
yang
memiliki
fasilitas
perpustakan
dan
21.27%
SMP
yang
memiliki
fasilitas
komputer.
Sedangkan,
64.40%
SM
sudah
dapat
menikmaD
fasilitas
perpustakaan
dan
27.42%
SM
yang
dapat
memiliki
fasilitas
ruang
komputer.