Aliran filsafat rasionalisme menekankan peranan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan. Tokoh-tokohnya seperti Descartes, Spinoza, dan Leibniz meyakini bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui rasio tanpa mengandalkan pengalaman inderawi. Mereka memandang rasio mampu menurunkan kebenaran secara apriori."
1. ALIRAN FILSAFAT RASIONALISME
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejak manusia tercipta,aktivitas berpikir itu ada dan berkembang, manusia
berfilsafat,mempunyai ilmu pengetahuan dan tekhnologi,kemudian terus meningkat
seiring dengan tantangan perkembangan zaman.
Dalam kehidupan modern ini, filsafat bisa diartikan sebagai ilmu yang berupaya
memahami semua hal yang muncul di dalam keseluruhan ruang lingkungan pandangan
dan
pengalaman
umat manusia. Perkembangan
dan perubahan zaman ke zaman
memiliki corak dan ciri yang berbeda, kondisi ini cenderung memacu manusia untuk
selalu berfikir mencari nilai kebenaran itu namun, karena ada perbedaan cara pandang
dalam menafsirkan kebenaran tersebut, maka belum ada kesepakatan mengenai hakikat
dan difinisi filsafat.
Filsafat telah berhasil mengubah pola pikir bangsa Yunani dan umat manusia dari
pandangan mitosentris menjadi logosentris. Awalnya bangsa Yunani dan bangsa lain di
dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini dipengaruhi oleh para dewa.
Karenanya para dewa harus dihormati dan sekaligus ditakuti kemudian disembah
dengan adanya filsafat, pola pikir yang selalu bergantung pada dewa diubah menjadi
pola
pikir yang bergantung
pada rasio. Kejadian alam, seperti gerhana tidak lagi
dianggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi merupakan kejadian alam yang
disebabkan oleh matahari, bulan dan bumi berada pada garis yang sejajar, sehingga
bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan bumi.
2. Rumusan Masalah
2. 1. Pengertian filsafat
2. Apa arti rasionalisme ?
3. Siapa tokoh-tokoh rasionalisme ?
4. Bagaimana corak berfikir tokoh-tokoh filsafat ?
2. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini terbagi
menjadi dua bagian yaitu:
1. Tujuan Teoritis
Secara teoritis berusaha untuk mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan
sedalam-dalamnya.
2. Tujuan Praktis
Secara praktis untuk mempergunakan hasil daripada filsafat yang teoritis untuk
memperoleh pedoman hidup, guna dipraktekkan dan dijadikan pedoman dalam
praktik kehidupan.
3. B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata philosophia yang
berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang dan
suka, serta kata sophia berarti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan ( Hamdani
Ali,1986:7).
1. Hasan Shadily (1984:9) mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah
cinta akan kebenaran. Dengan demikian, dapat ditarik pengertian bahwa filsafat
adalah cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan
kebijaksanaan. Jadi, orang yang berfilsafat adalah orang yang cinta kebenaran,
berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana.
2. Sudarsono(1993:11-12) mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang menyelidiki
segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan
manusia, sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana
hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia
itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
3. Rene Descrates, filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam
dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
4. Langeveld, filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang
menentukan, yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan, Tuhan,
keabadian, dan kebebasan.
5. Plato, filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran
yang asli.
2. Aliran-aliran Filsafat
Menurut Praja (2003:91-189) ada 10 aliran dalam filsafat, yaitu:
1. Rasionalisme, merupakan aliran filsafat yang sangat mementingkan rasio. Dalam
rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun suatu ilmu
pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di luar rasio.
2. Empirisme, aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman
sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan
sempurna.
3. Kritisisme, merupakan aliran filsafat yang menyelidiki batas-batas kemampuan rasio
sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda
corak dengan rasionalisme yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak.
4. Idealisme, adalah aliran filsafat yang menganggap bahwa realitas ini terdiri dari ideide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan
kekuatan.
5. Positivisme. Positivisme berasal dari kata “positif”, yang artinya dengan faktual, yaitu
apa yang berdasarkan fakta-fakta, menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang
terdapat antara fakta-fakta. Pengetahuan tidak boleh melebihi fakta. Positivisme
hanya, mengandalkan fakta-fakta belaka bukan berdasarkan pengalaman, seperti
empirisme.
4. 6. Naturalisme, merupakan paham yang berpendirian bahwa setiap bayi lahir dalam
keadaan suci dan dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat berkembang
secara alamiah. Karena itu, pendidikan pada dasarnya sekedar merupakan suatu
proses pemberian kemudahan agar anak berkembang sesuai dengan kodrat
alamiahnya.
7. Materialisme, merupakan aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain
materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu. Faham materialisme ini tidak
memerlukan dalil-dalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas berpegang
pada kenyataan-kenyataan yang jelas dan mudah dimengerti.
8. Intusionalisme, adalah suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi
(naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Intuisi termasuk salah
satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan pada penalaran dan tidak bercampur aduk
dengan perasaan.
9. Fenomenalisme, adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa Fenomenalisme
(gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Seorang Fenomenalisme suka
melihat gejala, berbeda dengan seorang ahli ilmu positif yang mengumpulkan data,
mencari korelasi dan fungsi, serta membuat hukum-hukum dan teori. Fenomenalisme
bergerak di bidang yang pasti.
10. Sekularisme, merupakan suatu proses pembebasan manusia dalam berpikirnya dan
dalam berbagai aspek kebudayaan dari segala yang bersifat keagamaan dan
metafisika, sehingga bersifat duniawi belaka. Sekularisme bertujuan memberi
interpretasi atau pengertian terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada
Tuhan, kitab suci dan hari kemudian.
Dari bermacam aliran filsafat diatas, yang berpengaruh akan perkembangan ilmu
pengetahuan yang menjadi ciri terbentuknya masyarakat modern adalah Rasionalisme.
Aliran ini me
ngutamakan daya akal budi (ratio) untuk menemukan kebenaran. Lebih lanjut
mengenai aliran Rasionalisme akan dibahas pada bagian dibawah ini.
3. Pengertian Rasionalisme
Secara etimologis Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris rationalism. Kata
ini berakar dari kata bahasa Latin ratio yang berarti “akal”. Menurut A.R. Lacey bahwa
berdasarkan akar katanya Rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan
bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Rasionalisme
adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang
masuk akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
Sementara itu, secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang
berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Ia
menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau
unggul atas, dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi. Hanya pengetahuan yang
diperoleh melalui akal yang memenuhi syarat semua pengetahuan ilmiah. Pengalaman
hanya dipakai untuk mempertegas pengetahuan yang diperoleh akal. Akal tidak
memerlukan pengalaman. Akal dapat menurunkan kebenaran dari dirinya sendiri, yaitu
atas dasar asas-asas pertama yang pasti.
5. Rasionalisme tidak mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman hanya
dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran. Karenanya, aliran ini yakin bahwa
kebenaran dan kesesatan terletak di dalam ide, dan bukannya di dalam barang sesuatu.
Jika kebenaran bermakna sebagai mempunyai ide yang sesuai dengan atau yang
menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan
hanya dapat diperoleh dengan akal saja.
Kaum Rasionalisme mulai dengan sebuah pernyataan yang sudah pasti. Aksioma
dasar yang dipakai membangun sistem pemikirannya diturunkan dari ide yang menurut
anggapannya adalah jelas, tegas dan pasti dalam pikiran manusia. Pikiran manusia
mempunyai kemampuan untuk mengetahui ide tersebut, namun manusia tidak
menciptakannya, maupun tidak mempelajari lewat pengalaman. Ide tersebut kiranya
sudah ada “di sana” sebagai bagian dari kenyataan dasar dan pikiran manusia.
Dalam pengertian ini pikiran menalar. Kaum rasionalis berdalil bahwa karena
pikiran dapat memahami prinsip, maka prinsip itu harus ada, artinya prinsip harus
benar dan nyata. Jika prinsip itu tidak ada, orang tidak mungkin akan dapat
menggambarkannya. Prinsip dianggap sebagai sesuatu yang apriori, dan karenanya
prinsip tidak dikembangkan dari pengalaman, bahkan sebaliknya pengalaman hanya
dapat dimengerti bila ditinjau dari prinsip tersebut.
2. Tokoh-Tokoh Rasionalisme
Tokoh-tokoh rasionalisme pada abad XVII adalah:
1. Rene Descartes (1596 -1650)
2. Nicholas Malerbranche (1638 -1775)
3. Baruch De Spinoza (1632 -1677 M)
4. Gottfried Wilhelm von Leibniz (1946-1716)
5. Christian Wolff (1679 -1754)
6. Blaise Pascal (1623 -1662 M)
4. Pemikiran Pokok Descartes, Spinoza, Dan Leibniz
Rasionalisme ada dua macam dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat
rasionalisme adalah lawan otoritas, dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan
empirisme.Pada zaman moderen filsafat, tokoh pertama rasionalisme ialah Descartes
yang dibicarakan setelah ini.Setelah priodermi rasionalisme dikembangkan secara
sempurna kemudian terkenal sebagai tokoh rasionalisme dalam sejarah .
1. Deskartes ( 1596-1650)
Descartes lahir pada tahun 1596 dan meninggal pada tahun 1650. bukunya
di caurs deia methode ( 1537) dan meditations ( 1642) kedua buku ini saling
melengkapisatu sama lain. Didalam kedua buku inilah ia menuangkan
metodenya yang terkenal itu, metode ini juga sering disebut cogito Descartes,
atau metode catigo saja.
6. Ia mengatahui bahwa tidak mudah meyakinkan tokoh-tokoh gereja.
Bahwa dasar filsafat haruslah rasio (akal) untuk meyakinkan orang bahwa
dasar filsafat haruslah akal, ia menyusun orgumentasi yang sangat terkenal.
Untuk menemukan basis yang kuat bagi filsafat, Descartes meragukan
(lebih dahulu segala sesuatu yang dapat diragukan. Didalam mimpi seolah
olah seorang mengalami sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi, persis seperti
tidak mimpi (juga) begitu pula pada pengalaman halusinasi, ilusi dan
kenyataan gaib. Tidak ada batas yang tegas antara mimpi dan jaga. Tatkala
bermimpi, rasa-rasanya seperti bukan mimpi.
Benda-benda dalam mimpi, halusinasi, ilusi dan kejadian dengan roh
halus itu, bila dilihat dari posisi kita juga, itu tidak ada. Akan tetapi bendabenda itu sunguh-sunguh ada bila dilihat dari posisi kita dalam mimpi.
Halusinasi. Ilusi dan roh halus.
Sedikitnya ada lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap
jalan pikiran Eropa yaitu:
Pandangan mekanisnya mengenai alam semesta
Sikapnya yang positif terhadap penjajagan ilmiah
Tekanan yang diletakkannya pada penggunaan matematika dalam ilmu
pengetahuan
Pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptic
Penitik pusatan perhatian terhadap epistemology
2.
Spinoza ( 1632-1677 M)
Spinoza dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun 1677
M. nama aslinya banich SPINOZA. Setelah ia mengucilkan dirinya dari agama
yahudi, ia mengubah namanya menjadi benedictus de Spinoza ia hidup
dipinggiran kota dan baik Spinoza maupun leibniz ternyata mengikuti
pemikiran Descartes itu. Dua tokoh terakhir ini menjadi substansi sebagai
tema pokok dalam metafisika mereka, dan mereka berdua juga mengikuti
metode Descartes, tiga filosof ini, descartos, spinozo dan leigniz, biasanya
dikelompokkan dalam satu mazhab yaitu rasionalisme.
Dalam gometri. Spinoza memulai dengan meletakkan defenisi- defenisi,
cobalah perhatikan beberapa contoh defenisi ini yang digunakan dalam
membuat kesimpulan-kesimpulan dalam metafisika defenisi ini diambil dari
Solomon : 73)
7. Beberapa defenisi;
1. Sesuatu yang sebabnya pada dirinya saya maksudkan esensinya
mengandung eksistensi, atau sesuatu yang hanya dipahami sebagai adanya.
2. Sesuatu dikatakan terbatas bila ia dapat dibatasi oleh sesuatu yang lain,
misalnya tubuh kita terbatas, yang membatasinya ialah besarnya tubuh kita
itu.
3. Substansi ialah sesuatu yang ada dalam dirinya, dipaham melalui dirinya,
konsep dapat dibentuk tentangnya bebas dari yang lain.
4. Yang saya maksud dengan atribut (sifat)ialah apa yang dapat dipahami
sebagai melekat pada esensi substansi
5. Yang saya maksud mede ialah perubahan-perubahan pada substansi
6. Tuhan yang saya maksud ialah sesuatu yang terbatas secara absolute
(mutlak) sesutau saya sebut disebabkan oleh yang lain, dan tindakan
ditentukan olehnya sendiri.
7. yang saya maksud dengan kekekalan (etermity) ialah sifat pada aksistensi
itu tadi
Spinosa berpendapat bahwa apa saja yang benar-benar ada, maka adanya
itu haruslah abadi sama halnya dengan tatkala ia berbicara dalam astronomi,
defenisi selalu di ikuti oleh aksioma. Aksioma ialah jarak terdekat antara dua
titik ialah garis lurus. Cobalah lihat aksioma-aksioma yang dipasangnya dalam
metafisika berikut:
Aksioma-aksioma
1. segala sesuatu yang ada, ada dalam dirinya atau ada dalam sesuatu yang
lain.
2. sesuatu yang tidak dapat dipahami melalui sesuatu yang lain harus di
pahami melalui sesuatu yang lain harus di pahami melalui dirinya sendiri
3. dari suatu sebab tentu di ikuti bila tidak ada sebab tidak mungkin ada akibat
yang mengikutinya
4. pengetahuan kita tentang akibat di tentukan oleh pengetahuan kita tentang
sebab
5. sesuatu yang tidak bisa di kenal umum yang tidaak akan dapat di pahami
konsep tentang sesuatu tidak melibatkan konsep tentang yang lain.
6. ide yang benar harus sesuai dengan objeknya
7. bila sesuatu dapat di pahami sebagai tidak adanya maka esensinya tidak ada.
3. Lleibniz (1646-1716)
8. Gotifried willheim von Leibniz lahir pada tahun 11646 dan meninggal
pada tahun 1716 dan meninggal pada tahun 1718. ia filosofi jerman
matamatikawan, menjadi atasan, pembantu pejabat tinggi Negara. Pusat
metafisikanya adalah ide tentang substansi yang di kembangkan dalam konsep
monad.
Metafisika leigniz sama memusatkan perhatian pada substansi. Bagi
spinoz sama memusatkan perhatian pada substansi. Bagi Spinoza ,alam
semesta ini mekanistis dan keseluruhnya bergantung pada sebab, sementara
substansi pada leignizadalah tujuan. Penentuan prinsip filsafat (eiguiz ialah
prinsip akan yang mencukupi, yang secara sederhana dapat di rumuskan
sesuatu harus mempunyai masalah bahkan tuhan harus mempunyai masalah
untuk setiap yang di ciptaan-nya. Kita lihat bahwa prinsip ini menuntun
filsafat leigniz.
Sementara sfinoza berpendapat bahwa hanya ada satu substansi, Leibniz
berpendapat bahwa substansi itu monad, setiap monad berbeda satu dengan
yang lain dan tuhan (sesuatu yang super monad dan satu-satunya monad yang
tidak di cipta)adalah pencipta monad-monad itu. Maka karya leigniz tentang
ini di beri judul menadologis (studi tentang monad / yang di seterusnya 1714.
ini adalah seterusnya).
1. monad yang kita bicarakan di sini , adalah substansi yang sederhana, yang
selanjutnya menyusun substansi yang sederhana,yang selanjutnya
menyusun substansi yang lebih besar.
2. harus ada substansi yang sederhana karena ada susunan itu, karena susunan
tidak lain darisuatu koleksisubstansi sederhana.
Satu substansi sederhana ialah : substansi yang kecil yang tidak dapat di
bagi. Adapun substansi yang berupa susunan (Compositas)jenis dapat di bagi.
Akan tetapi, ada kesulitan di sini. Bila simple sub stance (monad) itu terletak
dalam ruang, maka akibatnya ia mesti dapat di bagi. Oleh karena itu,Leibniz
menyatakan bahwa semua monad itu haruslah material dan tidak mempunyai
ukuran,tidak dapat di bagi
.
9. C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam kehidupan modern, filsafat telah berhasil mengubah pola fikir manusia dari
pandangan mitosentris menjadi logosentris. Filsafat memberikan landasan filosofi dalam
memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan
untuk membangun teori ilmiah. Dalam perkembangannya, filsafat terbentuk menjadi
sepuluh aliran diantaranya adalah Aliran Rasionalisme. Aliran ini berpandangan bahwa
akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran atau ajaran yang berdasarkan
ratio, ide-ide yang masuk akal.
Aliran Rasionalisme merupakan dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
ilmu-ilmu alam yang menjadi pemicu terbentuknya manusia dan masyarakat modern dan
ilmiah dewasa ini.
2. Saran
Perlu pembelajaran lebih lanjut tentang latar belakang dan pemikiran Rasionalisme
mengenai sumber pengetahuan dan dasar filsafat serta pengaruh pemikiran tersebut hingga
sekarang.
10. DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin dan Abdullah Idi, 2011, Filsafat Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
http://www.jurnal.filsafat.ugm.ac.id/index.php/jf/article/viewPDFInterstitial/56/54diakses
pada 8 Juni 2012
http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3795/1/fisip-erika.pdf, diakses pada
10 Juni 2012
http://www.te.ugm.ac.id/~fsoes/sg/Bab%205.%20Sejarah%20filsafat%20(2).doc, diakses
pada 10 Juni 2012
http://www.intl.feedfury.com/content/16333544-filsafat-rasionalisme.html, diakses pada
12 Juni 2012
Jujun S Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Popular, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2007), h. 123-124