Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Otonomi Daerahmelalui Penerapan Good Governance
1. Kementerian PPN/Bappenas
Memaknai Profesionalisme dan Independensi
Pengelolaan Kawasan Andalan Era Otonomi Daerah
melalui Penerapan Good Governance
Oswar Mungkasa
Direktur Tata Ruang dan Pertanahan
Makassar, 5 Desember 2013
3. Kementerian PPN/
Bappenas
Prinsip Otonomi Daerah
Pada prinsipnya otonomi daerah merupakan
sarana untuk menjawab tiga persoalan mendasar
dalam tatanan pemerintahan dan pelayanan
terhadap publik yaitu:
Otonomi daerah merupakan upaya untuk
mendekatkan pemerintah kepada rakyat.
Melalui otonomi daerah dapat tercipta
akuntabilitas yang terjaga dengan baik.
Kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi
aktif dan ikut serta bertanggung jawab dalam
pengambilan kebijakan di tingkat lokal.
3
4. Kementerian PPN/
Bappenas
Paradigma ‘Baru’
Memasuki era reformasi sangat disadari
pentingnya membangun kembali manajemen
pemerintahan melalui paradigma baru (new
paradigm) menuju good governance dengan tiga
prinsip dasar yaitu:
(1) transparansi,
(2) partisipasi,
(3) akuntabilitas,
4
5. Kementerian PPN/
Bappenas
Prinsip Good Governance (PP 101 Tahun 2000)
AKUNTABILITAS: Meningkatkan akuntabilitas para pengambil
keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
PENGAWASAN : Meningkatkan upaya pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan
mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.
DAYA TANGGAP: Meningkatkan kepekaan para penyelenggaraan
pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.
PROFESIONALISME: Meningkatkan kemampuan dan moral
penyelenggaraan pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang
mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau.
EFISIENSI & EFEKTIVITAS: Menjamin terselenggaranya
pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia secara optimal & bertanggung jawab.
5
6. Kementerian PPN/
Bappenas
Prinsip Good Governance (PP 101 Tahun 2000)
TRANSPARANSI: Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara
pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan didalam memperoleh informasi.
KESETARAAN: Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
WAWASAN KE DEPAN: Membangun daerah berdasarkan visi &
strategis yang jelas & mengikuti-sertakan warga dalam seluruh proses
pembangun-an, sehingga warga merasa memiliki dan ikut
bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.
PARTISIPASI: Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam
menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yg menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung mapun tidak langsung.
PENEGAKAN HUKUM: Mewujudkan penegakan hukum yang adil
bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan
memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
6
8. Kementerian PPN/
Bappenas
Pemaknaan Good Governance
• Mempunyai VISI dan MISI yang jelas yang
•
dijabarkan dalam konsep operasionalisasi berupa
• Grand Design atau Blue Print Pengembangan
Kawasan Andalan (jangka panjang)
• Rencana Tata Ruang Kawasan Andalan
• Road Map Pengembangan Kawasan Andalan
(jangka Menengah)
• Rencana Tahunan
Internalisasi visi dan misi (berikut konsep
operasionalisasi) dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran (RPJMN, RPJMD).
8
9. Kementerian PPN/
Bappenas
Pemaknaan Good Governance
• Pengembangan Manajemen Pengetahuan melalui:
•
•
•
•
Pengembangan Basis Data (Data Base)
Pengumpulan data dan informasi berkala
Analisis Data dan Informasi
Penyebarluasan data dan informasi secara aktif
dalam bentuk laporan, maupun brosur/leaflet
melalui televisi, radio, situs internet, majalah,
newsletter, koran, milis, pameran, dan lainnya.
9
10. Kementerian PPN/
Bappenas
Pemaknaan Good Governance
• Pembentukan forum komunikasi pemangku
•
kepentingan (pemerintah, swasta, dan masyarakat)
sebagai wadah koordinasi, kemitraan dan
konsultasi publik.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
melalui:
• Perekrutan berbasis kompetensi
• Pelatihan berkala
• Penjenjangan karir berbasis kinerja
• Sistem penghargaan dan sanksi
10