Disampaikan oleh Raden Pardede (Alumni Teknik Kimia ITB Tahun 1979)/Anggota Komite Ekonomi Nasional/Senior Partner dan Pendiri Creco Research Institute pada Diskusi Kamis Ikatan Alumni ITB tanggal 11 Oktober 2012
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Tantangan dan Peluang Indonesia di Tengah Krisis Ekonomi Global
1. Tantangan dan Peluang yang Dihadapi dan
Diperoleh Indonesia di Tengah Badai Crisis
Ekonomi Global
Raden Pardede
Anggota Komite Ekonomi Nasional
Senior Partner dan Pendiri Creco Research
Institute
2. Apakah Badai Krisis Sudah
Berlalu
• Belum berlalu dan masih ada
kemungkinan badai susulan datang
• Badai susulan terutama diakibatkan oleh
pengambilan keputusan yang lambat oleh
para pemimpin politik, utamanya di Eropa
dan Amerika
• Risiko badai juga bisa datang timur
tengah dan China
• Pasti berdampak ke Indonesia
3. FAKTOR RISIKO EXTERNAL
Trade and Financial Channel
Factor Risk to Indonesia
Middle East Oil price spike hurts global demand,
Politics Raises costs or Fuel Subsidy
Shock to business confidence
Eurozone Vicious Sharp plunge in capital flows, currencies hit
Cycle (Fin- Channel)
(long and winding road) Global demand weakens (trade channel)
Social Welfare, Aging
Monetary Union
United State of Europe
US-Fiscal Cliff Hurts export demand
(QE1,2,3 ??? unwind) Weak and prolong recovery
Social Welfare
China Transition Hits commodity prices
Soft vs Hard landing Demand for intermediates, commodities
Demography, Democracy
?
Hinterland vs Coastal 3
INDIA, BRAZIL, RUSSIA
5. Lingkaran Setan di Eropa
1. Social/health
care security
system
2. Banking bail out
House hold and corporate
confidence ( C and I) ?
Competitiveness in
Tradable goods
5
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any
12. Pelajaran dari Krisis Eropa dan USA
• Hindari konsumsi dan hutang yang berlebihan
• Hati hati merencanakan sistim jaminan sosial, karena bisa menjadi beban berat bagi
generasi yang akan datang apalagi dibarengi dengan perubahan demography
(penduduk yang makin menua)
• Biaya penyelamatan sistim keuangan sangat besar baik di negara maju maupun bukan
negara maju. Sektor keuangan adalah sektor khusus yang harus diregulasi dan diawasi
dengan ketat serta penerapan GCG yang baik. Jika Lembaga keuangan collaps/mati
sering kali tidak chusnul chotimah atau rest in peace.
• Disiplin fiskal dan penyediaan ruang fiskal sangat penting agar mampu digunakan
untuk memulihkan ekonomi pada waktu kritis. Selalu siapkan payung sebelum hujan.
Krisis akan datang dan pergi hanya waktunya tidak pasti.
• Pada waktu krisis para pengambil keputusan (pemimpin politik) harus mampu
mangambil tindakan dengan cepat. Penundaan tindakan akan memperburuk keadaan
ekonomi dan menambah biaya krisis.
• Perekonomian negara maju akhirnya mencapai titik jenuh, demikian pula dengan
negara berkembang. Oleh karena itu selalu siap untuk melakukan transformasi dan
penyesuaian dari waktu ke waktu. Yang pasti itu hanyalah perubahan dan dinamis dan
bukan statis.
13. Bagaimana Perkembangan
Ekonomi Makro Indonesia
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga
kwartal kedua masih sangat baik,
termasuk yang terbaik di dunia.
• Namun pelemahan ekonomi dunia,
sudah mulai berpengaruh terhadap
ekspor dan bahkan harga komoditas
mengalami penurunan drastis yang
pada akhirnya berpengaruh terhadap
neraca berjalan (current account)
14. Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Dimotori oleh Investasi dan Import
Real GDP Growth (%)
25
20
15
10
5
0
Q1 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2010 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2011 Q1 2012 Q2 2012
-5
-10
Private Consumption Investment Government Consumption
Exports Imports GDP
Investment and consumption remain strong, but export deteriorate
due to commodity prices correction 14
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any
15. Investasi, terutama Investasi Asing
langsung (FDI), masih sangat kuat
Investment Realization vs Target 2012 (trillio
Investment Realization (trillion Rp)
60
50
40
99.2
30
20
10
107.6 36.2
0
Q1 2011 Q2 2011 Q1 2012 Q2 2012 40.5
Foreign Investment
Domestic Investment Semester I 2012 Target Gap 2012
15
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any
16. ...Akibatnya impor barang modal dan
bahan baku terus meningkat
Indonesia Imports (Million USD) Indonesia Imports (% change, y-o-y)
Imports: Consumer Goods Imports: Consumer Goods
Imports: Raw Materials Imports: Raw Materials
Imports: Capital Goods Imports: Capital Goods
16
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any
17. Namun Neraca Perdagangan Defisit
Exports and Imports (millions of USD)
Trade Balance Exports Imports
18. Pembentukan modal dan FDI didukung oleh permesinan dan
peralatan dari luar negeri
Real Gross Fixed Capital Formation Growth (%)
GFCF: Building GFCF: Domestic Machine & Equipment
GFCF: Foreign Machine & Equipment GFCF: Domestic Transportation
GFCF: Foreign Transportation GFCF: Others Domestic
GFCF: Others Foreign GDP
Gross Fixed Capital Formation
19. Sebagian Besar dari Pembentukan modal kita masih
dalam berbentuk Bangunan
Gross Fixed Capital Formation (%)
GFCF: Others Foreign GFCF: Others Domestic
GFCF: Foreign Transportation GFCF: Domestic Transportation
GFCF: Foreign Machine & Equipment GFCF: Domestic Machine & Equipment
20. Pertumbuhan sektor jasa (?) lebih
tinggi dari sektor lainnya sejak 2000
GDP Growth
GDP Agriculture Industry Services
21. Perubahan Struktur Ekonomi tidak
banyak berubah, Berdasarkan PDB
Indonesia GDP by Industry (Nominal, %)
9.34 9.25 9.09 9.87 10.32 9.96 10.07 10.08 9.74 10.24 10.17 10.55
8.31 8.22 8.48 8.64 8.47 8.31 8.06 7.73 7.44 7.23 7.25 7.2
4.68 4.69 5.38 5.91 6.2 6.51 6.93 6.69 6.31 6.31 6.57 6.61
16.15 16.1 17.14 16.64 16.05 15.56 15.02 14.99 13.97 13.28 13.71 13.76
5.51 5.7 6.07 6.22 6.59 7.03 7.52 7.72 8.48 9.9 10.27 10.19
27.75 29.05 28.72 27.05 27.81 26.36 24.79 24.28
28.25 28.07 27.41 27.54
12.07 11.05 8.83 8.32 8.94 11.14 10.98 11.15 10.94 10.56 11.16 11.93
15.6 15.29 15.46 15.19 14.34 13.13 12.97 13.72 14.48 15.29 15.31 14.72
Agriculture Mining & Quarrying
Manufacturing Electricity, Gas, & Water Supply
Construction Trade, Hotel, & Restaurant
Transport & Communication Financial, Ownership & Business
Services
22. 55.87 10.14
14.5911.96
53.92 10.4 14.9612.47
53.69 10.5114.9612.62
Construction
Public Services
50.6 11.0915.79 13.34
46.15 13.21 17.03 13.11
Manufacturing Industry
43.98 12.64 17.33 15.13
44.01 12.57 18.79 13.69
Agriculture, Forestry and Fishery
41.18 12.88 19.78 14.52
44.96 11.33 19.18 14.14
Transportation, Storage and Communication
43.21 12.97 19.74 13.76
45.28 12.96 20.58 10.66
43.77 13.31 19.24 12.12
44.34 13.21 19.42 11.3
46.26 12.04 18.56 10.74
43.33 11.81 20.4 11.22
Employment by Sector (%)
Mining and Quarrying 43.97 12.72 19.06 10.99
42.05 12.46 20.13 11.9
Electricity, Gas and Water
Struktur Industri Berdasarkan Tenaga kerja
sektor pertanian, perdagangan, manufaktur
41.24 12.38 20.57 12.03
40.3 12.24 20.69 12.77
39.68 12.24 20.93 13.35
Finance, Insurance, Real Estate & Business
Wholesale/Retail Trade, Restaurants, Hotels
38.35 12.78 20.79 14.75
35.86 13.26 21.33 15.18
perhatikan
23. Tantangan dan Peluang
• Produktivitas rendah
• Biaya logistik dan keterbatasan infrastruktur
• Neraca pembayaran (ancaman yang harus dicermati secara
khusus dan di respond dengan tepat, karena sangat erat
kaitannya dengan peningkatan ketidak pastian global akhir
akhir ini)
• Ambil pelajaran dari krisis di negara maju
• Desain sistim jaminan sosial
• Penyiapan SDM, tenaga terlatih untuk mampu keluar dari
middle income trap
• Partipasi luas dan lembaga pemerintah/politik yang inklusif
27. Pertumbuhan produktivitas pada level yang rendah:
Transportation-Communication, Electricity-Gas-Water, Construction, Trade, Manufacturing,
Agriculture
Real GDP per Employment by Sector (IDR million/person)
Agriculture, Forestry and Fishery
Mining and Quarrying
Manufacturing Industry
Electricity, Gas and Water
Construction
Wholesale/Retail Trade, Restaurants, Hotels
28. Produktivitas Di berbagai sektor masih
sangat rendah
• Gap yang sangat besar produktivitas hampir disemua sektor :
– Ter-refleksi oleh komposisi pembentukan modal yang didominasi oleh
bangunan saja, bukan mesin
– Sektor pertanian, manufaktur dan perdagangan yang paling banyak menyerap
tenaga kerja, produktivitas rendah, serta gaji juga rendah
– Tingkat produktivitas Indonesia diberbagai sektor masih jauh dibawah
Thailand, Malaysia, China, South Korea, Singapore.
• Dengan melakukan sedikit perubahan teknologi dan proses bisnis,
Indonesia dapat menaikkan produktivitas yang sangat besar
29. Konstribusi Jawa terhadap PDB
menurun secara perlahan
GDP Share by Region (%)
4.1 4.3 4.4 4.5 4.6
9.4 10.4 9.2 9.2 9.6
22.9 22.9 22.7 23.1 23.5
58.8 57.9 58.6 58.1 57.6
Jawa Sumatra Kalimantan
Sulawesi Bali & NTT Maluku & Papua
33. Neraca Pembayaran mendapat tekanan akibat dari
neraca perdagangan yang melemah
Indonesia BoP Sources :
(Millions of USD) Weak export
Strong Import
Current Account
Financial Account
Overall BoP
Foreign Reserves
33
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any
35. Harga Komoditas Menurun
Crude Oil (petroleum), US Dollars Coal, US Dollars per Metric Ton
per Barrel
Nickel, US Dollars per Metric Ton Tin, US Dollars per Metric Ton
36. Harga Komoditas Menurun
Palm Oil, US Dollars per Metric Ton Rubber, US cents per Pound
ugar, US cents per Pound Rice, US Dollars per Metric Ton
37. Namun Problem di Neraca pembayaran harus dicari
solusinya secara fundamental
• Hal ini dapat dilihat sebagai refleksi dari
– Kelemahan struktural : tingkat daya saing yang rendah
– Ketidak Seimbangan ekonomi : terlalu banyak konsumsi
– Ketidak mampuan untuk produksi permesinan dan komponennya
(bernilai tambah tinggi) dan ketergantungan terhadap ekpor
komoditas (hasil pemberian Tuhan melalui alam)
• Dalam jangka pendek permasalahan neraca pembayaran ini
susah untuk diatasi karena :
– Permintaan dunia masih akan lemah hingga tahun depan
– Delama FDI kuat, impor barang mesin dan bahan baku akan kuat
• Persoalan neraca pembayaran ini hanya dapat diatasi apabila
defisit di neraca barang (berjalan) dapat dikompensasi oleh
FDI yang kuat
37
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any
38. Opsi kebijakan utk BOP
• Kebijakan utama adalah mempertahan FDI, menciptakan linkungan investasi yang
menarik dan pasti :
– Logistik dan Infrastruktur: hard and soft
– Kepastian dan kejelasan hukum serta penegakan hukum
– Efisiensi dan efektif birokrasi
– Persoalan pertanahan
– Pasar tenaga kerja.
• Kenapa FDI masih kuat
– Pasar dan permintaan dalam negeri yang sangat besar
– Tingkat pengembalian modal ROE dan ROI yang lebih tinggi dibanding yang lain
– Kondisi politik yang Lebih stabil
• Kebijakan lainnya :
– Penundaan pajak mineral ( --)
– Penyesuian harga BBM (akan mengurangi impor karena konsumsi dan pnyelundupan akan
berkurang
– Monetery menaikkan suku bunga atau cadangan perbankan
38
This information is confidential and was prepared by CReco Consulting solely for the use of our client; it is not to be relied on by any
39. Kesimpulan
• Perekonomian Dunia dibayangi ketidak pastian krisis yang berkepanjangan
di Eropa dan USA. Sementara risiko dari China dan timur tengah harus
tetap diperhitungkan dimasa yang akan datang
• Dampaknya ke Indonesia sudah terasa, namun perekonomian Indonesia
sekarang sudah lebih kuat dengan mesin penggerak dari permintaan
dalam negeri.
• Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman ditengah krisis, agar
Indonesia tidak terjerembab di lubang yang sama
• Tantangan yang paling utama di depan mata adalah pengelolaan dan
respon kebijakan atas masalah Neraca pembayaran
• Perbaikan logistik Infrastruktur dan Peningkatan produktivitas serta
peningkatan keahliah/skill dari tenaga kerja adalah merupakan prasyarat
untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan.