SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Pendapat
Edisi 4 - 2013

Belajar dari Singapore’s Central Provident Fund (CPF)

Sebuah Upaya Merancang
Tabungan Perumahan yang
Handal di Indonesia
Oswar Mungkasa*

S

ingapore’s Central Provident Fund (CPF) diresmikan
pada tahun 1955, merupakan tonggak kebijakan
sosial ekonomi Singapura yang mempengaruhi ke­
hidupan hampir seluruh penduduk.
Skema CPF berbeda dengan model pay-as-you-go
(PAYG) di kebanyakan negara Barat, yang membayar pen­
siun dari kontribusi pekerja saat ini.
Dalam perjalanannya CPF mengalami pembenahan.
Dimulai tahun 1968 ketika dikeluarkan ‘Public Housing
Scheme’ yang memungkinkan pemanfaatan CPF untuk
membeli rumah publik. Sementara pembelian rumah
privat diperbolehkan pada tahun 1981, ditindaklanjuti
pada tahun 1986 berupa keleluasaan pembelian properti
bukan perumahan. Bahkan pada tahun 1990, biaya per­
baikan properti diperbolehkan.
Konsep
l Tujuan
Singapore’s Central Provident Fund (CPF) awalnya me­
rupakan sebuah rencana tabungan jaminan sosial bagi war­
ga negara dan Permanent Residents (PRs) yang memung­
kinkan mereka menyisihkan sejumlah dana untuk jaminan
pensiun, namun kemudian diperluas mencakup jaminan
kesehatan, kepemilikan rumah, perlindungan keluarga
dan penguatan aset.
Setiap warga negara, PRs dan pemberi kerja menyisih­
kan kontribusinya kedalam 3 (tiga) rekening CPF, yaitu (i)
Ordinary Account (OA), dipergunakan untuk pembelian
properti, asuransi, investasi dan pendidikan; (ii) Special Account (SA), bagi penduduk senior, kebutuhan darurat dan
investasi produk terkait pensiun; (iii) Medisave Account
(MA), untuk kesehatan.
l Pengelolaan
Keseluruhan pengelolaan CPF ditangani oleh sebuah
Dewan yang disebut CPF Board, yang dibentuk berdasar

undang-undang? dan beroperasi dibawah pe­
ngendalian kementerian sumber daya manusia.
Anggota Dewan ditunjuk oleh Kementerian SDM,
terdiri dari perwakilan pemerintah, pekerja, pem­
beri kerja, dan profesional.Dewan bertanggungjawab
melaksanakan kegiatan administrasi rutin, tetapi tidak
termasuk membuat keputusan investasi dan menetapkan
kebijakan.Investasi merupakan tanggungjawab utama dari
Government of Singapore Investment Corporation (GIC),
yang me­ upakan perusahaan swasta milik pemerintah
r
(Asher and Newman, 2001).
l Keanggotaan dan Kontribusi
Setiap bulan, pemberi kerja dan pekerja (hanya warga
negara Singapura dan PRs) berkontribusi pada CPF. Ben­
tuk kontribusi beragam. Pemberi kerja akan membayarkan
bagi pekerjanya yang berpenghasilan di atas S$50 per bu­
lan. Bagi pekerja yang memperoleh lebih besar dari S$500
per bulan, baik pemberi kerja dan pekerja diharuskan
berkontribusi pada rekening CPF pekerja.
Besarnya kontribusi mempertimbangkan pendapatan
per bulan, kelompok usia, bidang pekerjaan dan lama
menetap bagi PRs serta disesuaikan setiap tahun
berdasarkan kondisi ekonomi domestik. Kon­
tribusi bervariasi dari minimal 3,75% sampai
20% dari pendapatan per bulan bagi pekerja,

Fakta Menarik tentang Singapura

l Penduduk : 5 juta,
l Luas : 710 km2
l Pendapatan per kapita (2009) US$37,000 (sekitar 10

kali Indonesia)

l Kepemilikan rumah : 89%
l Housing Stock: publik 884.000 unit (78%), dengan tingkat

kepemilikan 95%; swasta 249.000 unit (22%), dengan tingkat
kepemilikan 83%.
l Penjualan langsung oleh Housing Development Board (HDB) hanya
diperuntukkan bagi warga negara yang mampu, tetapi permanent
resident (PRs) dapat membeli melalui pasar sekunder. Sementara
penyediaan oleh swasta berupa rumah hanya untuk warga
negara, tetapi PRs dan warga asing dapat memiliki apartemen dan
kondomonium (Phang, 2010)
l Satu-satunya negara yang memberikan dividen kepada seluruh
warga negaranya sebagai hasil pertumbuhan ekonominya.

23
Pendapat
Tabel 1 Tingkat Kontribusi CPF dan Proporsi per Jenis Rekening

Pemanfaatan untuk Pemilikan Rumah
Tingkat pemilikan rumah di Singapura
mencapai lebih dari 90% terutama ditunjang
oleh keberadaan sumber dana CPF (Hateley
<35
14,5
20,0
34,5
and Tan, 2003). Anggota CPF dimungkin­
36 – 45
14,5
20,0
34,5
kan menggunakan dana CPF melalui the
46 – 50
14,5
20,0
34,5
Public Housing Scheme (PHS) dan the Resi51 – 55
10,5
18,0
28,5
dential Properties Scheme (RPS) untuk memi­
56 – 60
7,5
12,5
20,0
61 – 65
5,0
7,5
12,5
liki rumah. Kedua skema ini memungkinkan
> 65
5,0
5,0
10,0
dana di Ordinary Account dipinjam untuk
Sumber: Central Provident Fund Board (2008)
membiayai pembelian rumah publik dan/
sementara pemberi kerja berkontribusi antara 2,625%
atau rumah non-publik. Berdasar skema
sampai 14,5% dari pendapatan per bulan pekerja. Penda­ tersebut, anggota CPF dimungkinkan meminjam sampai
patan pekerja yang wajib dikenakan kontribusi dibatasi 100% dari nilai rumah.Jika dikemudian hari rumah dijual,
sampai S$4.500.
pinjaman harus dikembalikan berikut bunganya.Tidak ada
Setiap rekening memperoleh tingkat bunga sebesar pembatasan berapa kali pembelian rumah dapat dilakukan.
minimum 2,5% per tahun untuk OA, sampai 4% per ta­ Pada akhir 2007, 1,29 juta anggota telah memanfaatkan
hun untuk SA dan MA, tergantung pada tingkat bunga dana CPF untuk membeli apartemen publik, jauh melam­
domestik, dan ditinjau setiap triwulan.
paui jumlah pada tahun 1968 yang hanya 2.900 anggota.
Sejak tahun 1986, besaran kontribusi relatif stabil pada Sebagai tambahan, 226 ribu anggota memanfaatkan dana
kisaran 30-40% dari pendapatan pekerja.Kontribusi pem­ CPF untuk membeli perumahan privat. Sejumlah S5,9
beri kerja yang relatif berfluktuasi (lebih jelasnya pada miliar telah digunakan dari CPF pada 2007 untuk kebu­
Gambar 1).
tuhan pembelian rumah (CPF Board, 2009).
	
Pada tahun 2009, besarnya pinjaman KPR yang
Gambar 1 Fluktuasi Kontribusi CPF 1
disalurkan melalui Housing Development
Pemberi Kerja
Pekerja
Total
Board yang membangun perumahan publik
telah mencapai S$ 47 miliar, sementara be­
sarnya KPR untuk perumahan swasta melalui
perbankan mencapai $91 miliar. Keseluruhan
KPR mempunyai kontribusi signifikan ter­
hadap Produk Domestik Bruto, yaitu menca­
pai 54%.
		
Kondisi Kondusif bagi CPF
	Tentunya kesuksesan CPF didukung oleh
berbagai kondisi (Phang, 2010), diantaranya
(i) kondisi ekonomi makro berupa tingkat
sumber: CPF Board (2010)
tabungan dan pertumbuhan pendapatan
Gambar 2 Mobilisasi Tabungan: Perumahan Publik
tinggi, tingkat bunga, inflasi dan pengang­
hibah
guran rendah, surplus anggaran pemerin­
pemerintah dan
Perumahan Publik
tah, dan kecenderungan penguatan mata
pinjaman
2.5%
uang Singapura dalam jangka panjang; (ii)
hibah perumahan
pasar
dan pinjaman
pembelian
dukung­ n pemerintah berupa penyediaan
a
uang muka dan
jual
KPR 2.6%
langsung
pembayaran KPR
kembali
sumber keuangan kepada HDB untuk pem­
Pembelian
bangunan, pemeliharaan, dan perbaikan pe­
bonds
pemberi kerja dan
rumahan, pinjaman pemerintah untuk HDB
pekerja/pembeli
pemerintah
pendapatan
rumah
2.5%
kontribusi OA 2.5%
bagi penyediaan KPR, alokasi lahan bagi pe­
rumahan HDB, dan perencanaan kota ter­
uang muka dan
tingkat bunga
padu; (iii) pendanaan perumahan berupa
pembayaran KPR
pasar KPR
Bank
tingkat bunga tabungan CPF disesuaikan
Komersial
dengan bunga komersil dengan minimum
Rasio Kontribusi Tiap Jenis Rekening
Ordinary
Special
Medisave
Account
Account
Account
0,67
0,15
0,19
0,61
0,17
0,22
0,55
0,20
0,25
0,46
0,24
0,30
0,58
0
0,42
0,28
0
0,72
0,10
0
0,90

Proporsi terhadap gaji pekerja

Usia
Kontribusi Kontribusi Total Kontribusi
Pekerja
Pemberi
Pekerja
(% gaji)
(tahun) Kerja (% gaji) (% gaji)

sumber: CPF Board (2010)

24
Edisi 4 - 2013
Gambar 3 Aliran Dana Skema Pemilikan Rumah CPF

di Singapura (Asher dan Nandy, 2006), dan
merupakan penggerak utama kepemilikan
rumah yang mencapai tingkatan melebihi
Perumahan Publik
pinjaman
90%. Bahkan pada tahun 2003, diantara ru­
pemerintah
$2,8 miliar
pinjaman
KPR $2,9 miliar
mah tangga dengan pendapatan 20% teren­
pasar
Hibah
dah yang bertempat tinggal di rumah publik,
jual
perumahan CPF
kembali
$0,3 miliar
87% merupakan pemilik rumah.
pembelian
Berkaitan dengan itu, properti perumah­
bond
pemberi kerja dan
pemerintah
pekerja/pembeli
$15,5 miliar
an merupakan komponen terpenting dari
kontribusi $20,3 miliar
rumah
kesejahteraan keluarga di Singapura, dengan
penarikan bersih untuk
sekitar 47% dari total aset rumah tangga di­
perumahan publik $4,5 miliar
tingkat bunga
pasar KPR
tanamkan pada properti perumahan. Secara
penarikan bersih untuk
Bank
perumahan swasta $1,3 miliar
Komersial
rata2, nilai aset rumah tangga yang bertem­
pat tinggal di rumah milik sendiri mencapai
sumber: CPF Board (2010)
S$154.000 atau 3,3 kali pendapatan tahunan
Gambar 4 Skema Pendanaan Perumahan
mereka. Untuk pemilik rumah dengan penda­
Swasta melalui Dana CPF
patan 20% terendah, rasio nilai aset terhadap pendapatan
mencapai 9,8 (Singapore Department of Statistics, 2005).
Perumahan Swasta
Pengembang
Dampak positif sistem CPF-HDB terhadap pere­
konomian diantaranya adalah tingkat kepemilikan rumah
Pinjaman
dan tabungan yang tinggi, termobilisasinya tabungan
perumahan dan pertumbuhan KPR, pertumbuhan eko­
Kontribusi
pemberi kerja dan
nomi melalui penyediaan perumahan, pengaturan melalui
pekerja/pembeli
rumah
regulasi mengurangi spekulasi permintaan perumahan,
Penarikan bersih
untuk perumahan
kebijakan dan tingkat bunga CPF sebagai instrumen
swasta $1,3 miliar
tingkat bunga
ekonomi makro untuk mengurangi inflasi dan mengurangi
pasar KPR
biaya gaji.
Bank
hibah pemerintah
$2 miliar

sumber: CPF Board (2010)

2,5%, pemerintah menyediakan dana pinjaman kepada
HDB pada tingkat bunga tabungan CPF, KPR HBD pada
tingkat bunga CPF plus 0,1%, dan kecenderungan pe­
ningkatan harga rumah jangka panjang jauh melampaui
tingkat inflasi.
Kisah Sukses dan Pembelajaran
Per Maret 2008, terdapat 3,19 juta anggota dengan
jumlah dana S$140 miliar pada rekening CPF. Jika me­
masukkan pinjaman rumah, investasi dan kebutuhan lain­
nya, neraca CPF mencapai S$297 miliar. Pada triwulan I
2008, jumlah pemasukan mencapai S$5,9 miliar dan S$4
miliar telah dimanfaatkan oleh anggotanya (CPF Board,
2008).
Pada salah satu survei terhadap anggota CPF, mereka
menyatakan bahwa CPF yang memungkinkan mereka
mempunyai rumah (Sherraden, et. Al., 1995). Per tahun
2008, lebih dari 1,5 juta anggota, atau 47% dari anggota
CPF, yang memiliki rumah sendiri dengan memanfaatkan
dana CPF. Sejumlah S$131 miliar telah dimanfaatkan dari
dana CPF untuk kebutuhan ini. Sebagai akibatnya, CPF
berfungsi sebagai sumber dana pasar kredit perumahan

Keberhasilan dari CPF dapat dinilai dari 5 (lima) hal
(Loke, 2009), yaitu:
l Keinklusifan
Kebijakan akan efektif hanya ketika dapat menjangkau
penerima manfaat. Para ekonom perilaku telah menemu­
kan bahwa partisipasi dapat diperkuat dengan mengurangi
hambatan keterlibatan dan mendorong keterlibatan secara
otomatis (Choi, Laibson dan Madrian, 2004). CPF memi­
liki persyaratan ini dan beberapa fitur tambahan yang
membantu memaksimalkan partisipasi dan cakupan.
Untuk memasilitasi partisipasi, CPF menetapkan
persyaratan yang sangat mudah berupa batas ambang
pendapatan sangat rendah, serendah S$50 per bulan. Jika
memenuhi angka tersebut, secara otomatis kontribusi di­
catatkan dalam rekening CPF, dan jika belum terdaftar
maka langsung dibukakan rekening. Individu wirausaha
juga didaftarkan ketika memulai usahanya. Mereka yang
membutuhkan lisensi usaha dipersyaratkan mempunyai
rekening CPF.
Insentif juga diperkenalkan bagi mereka yang tidak
terlibat dalam pasar kerja formal agar berpartisipasi dalam
CPF. Melalui skema Minimum Sum Top-up, pengurangan
pajak sampai sebesar S$7.000 per tahun diberikan jika

25
Pendapat
menambahkan dana ke rekening keluarganya (istri/suami,
saudara, mertua dan lainnya).
l Koheren dan Terpadu
Ke-koheren-an dan keterpaduan dapat dilihat dari 2
(dua) perspektif, yaitu kebijakan dan institusi. Pada ting­
katan kebijakan, kebijakan berbasis aset akan memadu­
kan beragam kebijakan kedalam satu (single), sederhana,
multiguna namun sistem koheren yang mengikuti pemilik
rekening sepanjang hidupnya (Shrraden, 2003). Pada ting­
katan institusi, kebijakan berbasis aset akan memperbesar
infrastruktur institusi yang ada bagi keuntungan penerima
manfaat. Sebagai ilustrasi, melibatkan MBR dalam arus
utama keuangan dengan memungkinkan mereka berin­
vestasi pada pasar modal.
CPF juga terpadu dengan tujuan pengembangan aset
seumur hidup. Misalnya mendorong dan memasilitasi
pemilikan rumah. Anggota CPF da­
pat meminjam dari rekening CPF­
nya. Sebagai tambahan, tabungan
CPF dapat dipinjam untuk pemba­
yaran uang muka pembelian rumah.
Skema ini yang mendorong ting­
ginya tingkat kepemilikan rumah di
Si­ gapura (Hateley dan Tan, 2003).
n
Keterpaduan juga menyangkut
rekening CPF dan beragam entitas
swasta seperti penyedia KPR.Sebagai
contoh, ketika membeli rumah, ang­
gota dapat melakukan transfer langsung secara elektronik.
l Progresifitas
Menjadikan CPF sebagai alat pengembangan aset ber­
skala luas yang efektif, tidak hanya dengan memastikan
partisipasi luas tetapi bahkan memungkinkan anggota
masyarakat yang kurang beruntung untuk dapat mening­
katkan dananya secara signifikan. Walaupun CPF sendi­
ri tidak memiliki elemen progresif, CPF didesain terpadu
dengan kebijakan lain yang memperkuat perekonomian
MBR. Dewan CPF mengusahakan secara khusus upaya
mendorong keterlibatan MBR melalui pemberian insentif
pajak bagi keluarga yang membantu keluarga lainnya yang
miskin, meningkatkan kontribusi jaringan keluarga, dan
bahkan pemanfaatan lotere yang memungkinkan MBR
memenangkan dana tunai.
Sebagai tambahan, kebijakan seperti the Homeownership Plus Education (HOPE) meningkatkan infrastruktur
CPF untuk menyediakan paket bantuan terpadu bagi ke­
luarga muda berpendapatan rendah.Selain itu, pemerintah
juga menyalurkan melalui CPF untuk mendistribusikan
kelebihan anggaran kepada masyarakat.

26

l Upaya terus menerus melakukan pembenahan
Pembenahan yang dilakukan terutama terkait dengan
perubahan ekonomi dan demografi.Sebagai contoh, sejak
tahun 2007 sejumlah pembenahan telah dilakukan. Dian­
taranya, untuk membantu anggota memenuhi kebutuhan
minimum CPF dalam memastikan jaminan keuangan
pada masa pensiun, the Minimum Sum Topping-up Scheme
diperkenalkan. Berdasar skema ini, anggota keluarga yang
lebih mampu dapat menambah dana CPF dari anggota
keluarga yang kurang mampu. Insentif pajak diberikan ke­
pada mereka yang menggunakan skema ini.

Mendukung peningkatan kesejahteraan dan pemba­
ngunan sosial
Salah satu fitur dari CPF yang membuatnya menjadi
struktur kebijakan yang efektif dalam memasilitasi pengem­
bangan aset jangka panjang adalah kemampuan individu
untuk meningkatkan dananya pada
waktu tertentu di sepanjang usianya.
Dana yang tersedia dapat diman­
faatkan untuk beragam pembelian
aset dan kebutuhan pengembangan
modal sebelum pensiun dan pada
saat yang sama tetap mempunyai
dana pensiun yang memadai.
Pengalaman penduduk Singa­
pu­ a dengan kepemilikan rumah­
r
Sumber foto: Istimewa
nya merupakan contoh terbaik ba­
gaimana CPF telah menarik perhatian
pengamat kebijakan sosial.
CPF terbukti berhasil berfungsi tidak hanya dalam segi
jaminan sosial tetapi juga pemupukan aset. Sistem tabung­
an seumur hidup telah membantu keluarga mengelola in­
vestasi dalam bidang pemilikan rumah, pemeliharaan ke­
sehatan, pendidikan dan kepemilikan asset (Aw dan Low,
1996), sebagai tambahan terhadap pemberian jaminan
pensiun.
CPF telah menjadi salah satu pemercepat (katalis) ting­
ginya tingkat pemilikan rumah dan tabungan di Singapura
(Hateley dan Tan, 2003). Bahkan rumah tangga miskin
pun memperoleh manfaat. Keterpaduan CPF dengan ke­
bijakan lain telah menjadikan CPF salah satu pilar jaring
pengaman sosial dari sebagian besar rumah tangga, bahkan
mungkin mekanisme pendanaan terpenting untuk men­
dukung kesejahteraan dan pembangunan sosial.
l

Kemungkinan Penerapan di Indonesia
Belajar dari pelaksanaan CPF di Singapura, muncul
pertanyaan yang sederhana. Apakah mungkin menerap­
kan skema CPF di Indonesia? Secara teknis CPF sangat
mungkin diterapkan, namun terdapat beberapa hal yang
Edisi 4 - 2013
perlu mendapat perhatian, yaitu (i) ke­
berhasilan Singapura dengan sistem ini,
didukung oleh PNS yang kompeten dan
tidak korup (zero tolerance for corruption).
Hal ini dapat tercapai karena pendapatan
PNS Singapura bahkan lebih besar dari
pegawai swasta, yang dimungkinkan
karena sistem penerimaan pegawai yang
ketat dan tidak memberi toleransi ter­
hadap KKN, sehingga SDM terbaik yang
menjadi PNS; (ii) sistem tabungan peru­
mahan harus koheren dan terpadu de­
ngan sistem jaminan sosial dan kesehat­
an lainnya. Dengan demikian dana yang
terkumpul akan cukup besar sehingga
fleksibelitasnya tinggi. Selain itu, sistem
ini harus ditangani hanya oleh satu in­
stitusi; (iii) belajar dari kegagalan pene­
rapan sistem yang sama di Cina, otonomi
daerah menjadi salah satu faktor kendala
ketika sistem ini dijalankan tidak terpusat
tetapi per wilayah disesuaikan dengan
batasan daerah otonom.
Kondisi yang dipersyaratkan tersebut
di atas, sepertinya sangat sulit terpenuhi
di Indonesia terkecuali memang terdapat
komitmen dari pemerintah yang didu­
kung oleh parlemen. Demi kesejahteraan
rakyat seharusnya tabungan perumahan
dapat segera terwujud (OM dari beragam
sumber).
*) Pemimpin Redaksi HUDmagz,
fungsional perencana muda Bappenas.

Belajar dari
Kurang Optimalnya
China’s Housing Provident Fund (HPF)

K

eberhasilan Singapura dengan CPF menarik banyak perhatian
negara lain untuk mengadopsinya. Salah satu negara yang
telah mengadopsi CPF adalah Cina, namun dengan fokus pada
penyediaan perumahan. Negara lain yang mengadopsi CPF adalah
India dan Thailand.
Upaya adopsi CPF dimulai pada tahun 1990, ketika pemerintah
Cina mendorong penghuni perumahan publik untuk membeli rumah
yang didiaminya. Namun mereka tidak mempunyai cukup dana
untuk membeli rumah tersebut, sehingga pemerintah berinisiatif
menyediakan skema ‘housing provident fund’ (HPF), sebuah program
tabungan perumahan sekaligus penyiapan dana pensiun bagi
anggotanya. Program ini dimulai sebagai uji coba di Shanghai akhir
tahun 1991, dan diperluas menjadi berskala nasional pada tahun
1995.
Dalam pelaksanaannya, ditemui beberapa masalah, yaitu (i)
meskipun bersifat wajib namun hanya sekitar 60% dari kelompok
sasaran yang akhirnya menjadi anggota. Hal ini terutama disebabkan
sebagian perusahaan swasta, khususnya yang kurang maju,
menganggap kontribusi perusahaan sebagai biaya tambahan. Di
lain pihak, sebagian perusahaan menerapkan ‘binary model’ yang
diskriminatif, yaitu hanya menerapkan skema ini bagi pegawai tetap
saja; (ii) tingkat efisiensi rendah, terbukti dari hanya sekitar 8%
anggota yang menikmati pinjaman KPR. Hal ini disebabkan jumlah
pinjaman maksimum tidak dapat menjangkau harga rumah. Prosedur
yang kompleks, proses yang lama, dan biaya transaksi yang besar.
Selain itu, terjadi kompetisi dengan KPR yang dimiliki oleh bank mitra
kerja, sementara pengembang kurang tertarik; (iii) tidak dibatasinya
jumlah kontribusi mendorong terjadinya ‘moral hazard’ ketika jumlah
kontribusi menjadi semacam sumber dana tambahan bagi pekerja
dengan kontribusi besar.
Untuk itu, pemerintah Cina disarankan melakukan
beberapa tindakan berupa (i) memperluas kelompok
sasaran dengan memasukkan wirausaha, pekerja
industri rumahan dan pekerja migran; (ii)
pembatasan jumlah kontribusi; (iii)
pembenahan institusi pengelola HPF
menjadi lebih professional; (iv)
kerjasama antarwilayah
pengelola dana HPF.
Sumber:
disarikan dari The Housing Provident Fund Policy in
China: Review dan Future Reform oleh Chun Chen, Zhigang Wu,
Xueying Li, 2006 (OM).

27

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kedudukan Ilmu dalam Pandangan Islam
Kedudukan Ilmu dalam Pandangan IslamKedudukan Ilmu dalam Pandangan Islam
Kedudukan Ilmu dalam Pandangan IslamFarhan Bernawan
 
Materi 5 landasan normatif muhammadiyah
Materi 5  landasan normatif muhammadiyahMateri 5  landasan normatif muhammadiyah
Materi 5 landasan normatif muhammadiyahDewi Atin Surya
 
Hikmah beriman kepada hari akhir
Hikmah beriman kepada hari akhirHikmah beriman kepada hari akhir
Hikmah beriman kepada hari akhirGita Ardeny
 
Sistem politik islam dan demokrasi
Sistem politik islam dan demokrasi Sistem politik islam dan demokrasi
Sistem politik islam dan demokrasi atuulll
 
Nasionalisme di era globalisasi
Nasionalisme di era globalisasiNasionalisme di era globalisasi
Nasionalisme di era globalisasiDzikriani Yugi
 
Umar bin abdul aziz
Umar bin abdul azizUmar bin abdul aziz
Umar bin abdul azizahfa42
 
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEK
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEKAyat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEK
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEKBella Aprimanti Utami
 
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad sawKepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad sawMuhammad Ade Riza
 
Iman kepada malaikat allahppt
Iman kepada malaikat allahpptIman kepada malaikat allahppt
Iman kepada malaikat allahpptummatus sa'adah
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharEloknadlifah
 
Reformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikReformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikDalias D' Copsis
 
Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)
Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)
Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)Mukhrizal Effendi
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptx
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptxPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptx
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptxDanialDarwis1
 
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4intan samsiyati
 
Pendidikan Agama Islam Hikmah, Iffah dan Syajaah
Pendidikan Agama Islam Hikmah, Iffah dan SyajaahPendidikan Agama Islam Hikmah, Iffah dan Syajaah
Pendidikan Agama Islam Hikmah, Iffah dan SyajaahFeryka puri
 

Was ist angesagt? (20)

Good Governance
Good GovernanceGood Governance
Good Governance
 
Kedudukan Ilmu dalam Pandangan Islam
Kedudukan Ilmu dalam Pandangan IslamKedudukan Ilmu dalam Pandangan Islam
Kedudukan Ilmu dalam Pandangan Islam
 
Materi 5 landasan normatif muhammadiyah
Materi 5  landasan normatif muhammadiyahMateri 5  landasan normatif muhammadiyah
Materi 5 landasan normatif muhammadiyah
 
Hikmah beriman kepada hari akhir
Hikmah beriman kepada hari akhirHikmah beriman kepada hari akhir
Hikmah beriman kepada hari akhir
 
Sistem politik islam dan demokrasi
Sistem politik islam dan demokrasi Sistem politik islam dan demokrasi
Sistem politik islam dan demokrasi
 
POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
 
Nasionalisme di era globalisasi
Nasionalisme di era globalisasiNasionalisme di era globalisasi
Nasionalisme di era globalisasi
 
Umar bin abdul aziz
Umar bin abdul azizUmar bin abdul aziz
Umar bin abdul aziz
 
Akhlak mahmudah 2
Akhlak mahmudah 2Akhlak mahmudah 2
Akhlak mahmudah 2
 
Adab Komunikasi Dalam Islam
Adab Komunikasi Dalam IslamAdab Komunikasi Dalam Islam
Adab Komunikasi Dalam Islam
 
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEK
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEKAyat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEK
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEK
 
Jalan dakwah mustafa masyhur
Jalan dakwah   mustafa masyhurJalan dakwah   mustafa masyhur
Jalan dakwah mustafa masyhur
 
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad sawKepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
 
Iman kepada malaikat allahppt
Iman kepada malaikat allahpptIman kepada malaikat allahppt
Iman kepada malaikat allahppt
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
 
Reformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikReformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publik
 
Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)
Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)
Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptx
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptxPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptx
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK.pptx
 
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
 
Pendidikan Agama Islam Hikmah, Iffah dan Syajaah
Pendidikan Agama Islam Hikmah, Iffah dan SyajaahPendidikan Agama Islam Hikmah, Iffah dan Syajaah
Pendidikan Agama Islam Hikmah, Iffah dan Syajaah
 

Andere mochten auch

KELOPAK. Sumber informasi Kelola Sampah dengan Bijak. Edisi Perdana Tahun 201...
KELOPAK. Sumber informasi Kelola Sampah dengan Bijak. Edisi Perdana Tahun 201...KELOPAK. Sumber informasi Kelola Sampah dengan Bijak. Edisi Perdana Tahun 201...
KELOPAK. Sumber informasi Kelola Sampah dengan Bijak. Edisi Perdana Tahun 201...Oswar Mungkasa
 
Perumahan Terkumuh di Dunia
Perumahan Terkumuh di DuniaPerumahan Terkumuh di Dunia
Perumahan Terkumuh di DuniaOswar Mungkasa
 
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaPembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaOswar Mungkasa
 
Nusantara Bertutur Berkiprah dalam Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional...
Nusantara Bertutur Berkiprah dalam Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional...Nusantara Bertutur Berkiprah dalam Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional...
Nusantara Bertutur Berkiprah dalam Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional...Oswar Mungkasa
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangOswar Mungkasa
 
Lokakarya Background Study Buku III RPJMN 2015-2019
Lokakarya Background Study Buku III RPJMN 2015-2019Lokakarya Background Study Buku III RPJMN 2015-2019
Lokakarya Background Study Buku III RPJMN 2015-2019Oswar Mungkasa
 
Catatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian BerimbangCatatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian BerimbangOswar Mungkasa
 
PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Edisi 1 Tahun 20...
PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Edisi 1 Tahun 20...PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Edisi 1 Tahun 20...
PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Edisi 1 Tahun 20...Oswar Mungkasa
 
Profil Kemiskinan Aceh
Profil Kemiskinan AcehProfil Kemiskinan Aceh
Profil Kemiskinan AcehOswar Mungkasa
 
Hari Tata Ruang 8 November
Hari Tata Ruang 8 NovemberHari Tata Ruang 8 November
Hari Tata Ruang 8 NovemberOswar Mungkasa
 
Hari Perumahan Nasional 25 Agustus
Hari Perumahan Nasional 25 AgustusHari Perumahan Nasional 25 Agustus
Hari Perumahan Nasional 25 AgustusOswar Mungkasa
 
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)Oswar Mungkasa
 
Arahan Pemanfaatan Ruang dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pulau/Kepu...
Arahan Pemanfaatan Ruang dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pulau/Kepu...Arahan Pemanfaatan Ruang dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pulau/Kepu...
Arahan Pemanfaatan Ruang dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pulau/Kepu...Oswar Mungkasa
 
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013Oswar Mungkasa
 
Basis Data Terpadu untuk Perlindungan Sosial
Basis Data Terpadu untuk Perlindungan SosialBasis Data Terpadu untuk Perlindungan Sosial
Basis Data Terpadu untuk Perlindungan SosialOswar Mungkasa
 
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Oswar Mungkasa
 
Laporan Rangkaian Kegiatan Kampanye Publik POKJA AMPL. Hari Air Dunia 2013
Laporan Rangkaian Kegiatan Kampanye Publik POKJA AMPL. Hari Air Dunia 2013 Laporan Rangkaian Kegiatan Kampanye Publik POKJA AMPL. Hari Air Dunia 2013
Laporan Rangkaian Kegiatan Kampanye Publik POKJA AMPL. Hari Air Dunia 2013 Oswar Mungkasa
 
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...Oswar Mungkasa
 
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua BaratIsu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua BaratOswar Mungkasa
 

Andere mochten auch (20)

KELOPAK. Sumber informasi Kelola Sampah dengan Bijak. Edisi Perdana Tahun 201...
KELOPAK. Sumber informasi Kelola Sampah dengan Bijak. Edisi Perdana Tahun 201...KELOPAK. Sumber informasi Kelola Sampah dengan Bijak. Edisi Perdana Tahun 201...
KELOPAK. Sumber informasi Kelola Sampah dengan Bijak. Edisi Perdana Tahun 201...
 
Perumahan Terkumuh di Dunia
Perumahan Terkumuh di DuniaPerumahan Terkumuh di Dunia
Perumahan Terkumuh di Dunia
 
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaPembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
 
Nusantara Bertutur Berkiprah dalam Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional...
Nusantara Bertutur Berkiprah dalam Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional...Nusantara Bertutur Berkiprah dalam Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional...
Nusantara Bertutur Berkiprah dalam Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional...
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
 
Hari Habitat Dunia
Hari Habitat DuniaHari Habitat Dunia
Hari Habitat Dunia
 
Lokakarya Background Study Buku III RPJMN 2015-2019
Lokakarya Background Study Buku III RPJMN 2015-2019Lokakarya Background Study Buku III RPJMN 2015-2019
Lokakarya Background Study Buku III RPJMN 2015-2019
 
Catatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian BerimbangCatatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian Berimbang
 
PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Edisi 1 Tahun 20...
PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Edisi 1 Tahun 20...PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Edisi 1 Tahun 20...
PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Edisi 1 Tahun 20...
 
Profil Kemiskinan Aceh
Profil Kemiskinan AcehProfil Kemiskinan Aceh
Profil Kemiskinan Aceh
 
Hari Tata Ruang 8 November
Hari Tata Ruang 8 NovemberHari Tata Ruang 8 November
Hari Tata Ruang 8 November
 
Hari Perumahan Nasional 25 Agustus
Hari Perumahan Nasional 25 AgustusHari Perumahan Nasional 25 Agustus
Hari Perumahan Nasional 25 Agustus
 
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
 
Arahan Pemanfaatan Ruang dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pulau/Kepu...
Arahan Pemanfaatan Ruang dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pulau/Kepu...Arahan Pemanfaatan Ruang dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pulau/Kepu...
Arahan Pemanfaatan Ruang dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pulau/Kepu...
 
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013
 
Basis Data Terpadu untuk Perlindungan Sosial
Basis Data Terpadu untuk Perlindungan SosialBasis Data Terpadu untuk Perlindungan Sosial
Basis Data Terpadu untuk Perlindungan Sosial
 
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
 
Laporan Rangkaian Kegiatan Kampanye Publik POKJA AMPL. Hari Air Dunia 2013
Laporan Rangkaian Kegiatan Kampanye Publik POKJA AMPL. Hari Air Dunia 2013 Laporan Rangkaian Kegiatan Kampanye Publik POKJA AMPL. Hari Air Dunia 2013
Laporan Rangkaian Kegiatan Kampanye Publik POKJA AMPL. Hari Air Dunia 2013
 
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...
 
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua BaratIsu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
Isu Strategis, Permasalahan dan Arah Pembangunan Propinsi Papua Barat
 

Ähnlich wie CPF_Rumah

TF 20231222.pdf Provincial Minimum Wage 2024
TF 20231222.pdf Provincial Minimum Wage 2024TF 20231222.pdf Provincial Minimum Wage 2024
TF 20231222.pdf Provincial Minimum Wage 2024kib-consulting
 
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan &amp; program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan &amp; program bl bumnPer 09 mbu 07 2015 program kemitraan &amp; program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan &amp; program bl bumnDody Heriawan Priatmoko
 
Materi rsh subsidi 2017 (new)
Materi rsh subsidi 2017 (new) Materi rsh subsidi 2017 (new)
Materi rsh subsidi 2017 (new) igun16
 
MATERI bjb SIAP INDIVIDU bank bjb banten
MATERI bjb SIAP INDIVIDU bank bjb bantenMATERI bjb SIAP INDIVIDU bank bjb banten
MATERI bjb SIAP INDIVIDU bank bjb bantenMukhamadMuslim
 
Getting started with HR and Payroll Services
Getting started with HR and Payroll ServicesGetting started with HR and Payroll Services
Getting started with HR and Payroll ServicesSukron Ma'mun
 
Point perubahan permen 21 prtm
Point perubahan permen 21 prtmPoint perubahan permen 21 prtm
Point perubahan permen 21 prtmSyahrul Ostid
 
Drn bm
Drn bmDrn bm
Drn bmUTHM
 
Literasi_Keuangan_Awareness_rev_02_konse.pptx
Literasi_Keuangan_Awareness_rev_02_konse.pptxLiterasi_Keuangan_Awareness_rev_02_konse.pptx
Literasi_Keuangan_Awareness_rev_02_konse.pptxssuser8302f0
 
Alternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah SakitAlternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah SakitH2O Management
 
Kolaborasi Penanganan Kumuh SMF Rev 01082023_.pptx
Kolaborasi Penanganan Kumuh SMF Rev 01082023_.pptxKolaborasi Penanganan Kumuh SMF Rev 01082023_.pptx
Kolaborasi Penanganan Kumuh SMF Rev 01082023_.pptxssuser631e10
 
JUKNIS BSPS 2021.pdf
JUKNIS BSPS 2021.pdfJUKNIS BSPS 2021.pdf
JUKNIS BSPS 2021.pdfGolum4
 
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...National Institute of Public Administration
 
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir MiskinKelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskinkhoiril anwar
 
Power Point Ekonomi Kelas XI
Power Point Ekonomi Kelas XIPower Point Ekonomi Kelas XI
Power Point Ekonomi Kelas XIDian Oktavia
 
Permendikbud 13 tahun_2020_juknis_dak_nonfisik_bop_paud_dik_kesetaraan_ta_2020
Permendikbud 13 tahun_2020_juknis_dak_nonfisik_bop_paud_dik_kesetaraan_ta_2020Permendikbud 13 tahun_2020_juknis_dak_nonfisik_bop_paud_dik_kesetaraan_ta_2020
Permendikbud 13 tahun_2020_juknis_dak_nonfisik_bop_paud_dik_kesetaraan_ta_2020UPT Dindikpora Kecamatan Punggelan
 
Mempersiapkan dana pensiun untuk pns
Mempersiapkan dana pensiun untuk pnsMempersiapkan dana pensiun untuk pns
Mempersiapkan dana pensiun untuk pnsKheri Arionadi
 

Ähnlich wie CPF_Rumah (20)

Affordable Housing.pptx
Affordable Housing.pptxAffordable Housing.pptx
Affordable Housing.pptx
 
TF 20231222.pdf Provincial Minimum Wage 2024
TF 20231222.pdf Provincial Minimum Wage 2024TF 20231222.pdf Provincial Minimum Wage 2024
TF 20231222.pdf Provincial Minimum Wage 2024
 
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMNPER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
 
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan &amp; program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan &amp; program bl bumnPer 09 mbu 07 2015 program kemitraan &amp; program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan &amp; program bl bumn
 
Materi rsh subsidi 2017 (new)
Materi rsh subsidi 2017 (new) Materi rsh subsidi 2017 (new)
Materi rsh subsidi 2017 (new)
 
MATERI bjb SIAP INDIVIDU bank bjb banten
MATERI bjb SIAP INDIVIDU bank bjb bantenMATERI bjb SIAP INDIVIDU bank bjb banten
MATERI bjb SIAP INDIVIDU bank bjb banten
 
Getting started with HR and Payroll Services
Getting started with HR and Payroll ServicesGetting started with HR and Payroll Services
Getting started with HR and Payroll Services
 
Point perubahan permen 21 prtm
Point perubahan permen 21 prtmPoint perubahan permen 21 prtm
Point perubahan permen 21 prtm
 
Paparan Perumahan.pptx
Paparan Perumahan.pptxPaparan Perumahan.pptx
Paparan Perumahan.pptx
 
Drn bm
Drn bmDrn bm
Drn bm
 
Literasi_Keuangan_Awareness_rev_02_konse.pptx
Literasi_Keuangan_Awareness_rev_02_konse.pptxLiterasi_Keuangan_Awareness_rev_02_konse.pptx
Literasi_Keuangan_Awareness_rev_02_konse.pptx
 
Alternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah SakitAlternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah Sakit
 
Kolaborasi Penanganan Kumuh SMF Rev 01082023_.pptx
Kolaborasi Penanganan Kumuh SMF Rev 01082023_.pptxKolaborasi Penanganan Kumuh SMF Rev 01082023_.pptx
Kolaborasi Penanganan Kumuh SMF Rev 01082023_.pptx
 
JUKNIS BSPS 2021.pdf
JUKNIS BSPS 2021.pdfJUKNIS BSPS 2021.pdf
JUKNIS BSPS 2021.pdf
 
UU 4 2016 TAPERA
UU 4 2016 TAPERAUU 4 2016 TAPERA
UU 4 2016 TAPERA
 
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
 
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir MiskinKelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin
 
Power Point Ekonomi Kelas XI
Power Point Ekonomi Kelas XIPower Point Ekonomi Kelas XI
Power Point Ekonomi Kelas XI
 
Permendikbud 13 tahun_2020_juknis_dak_nonfisik_bop_paud_dik_kesetaraan_ta_2020
Permendikbud 13 tahun_2020_juknis_dak_nonfisik_bop_paud_dik_kesetaraan_ta_2020Permendikbud 13 tahun_2020_juknis_dak_nonfisik_bop_paud_dik_kesetaraan_ta_2020
Permendikbud 13 tahun_2020_juknis_dak_nonfisik_bop_paud_dik_kesetaraan_ta_2020
 
Mempersiapkan dana pensiun untuk pns
Mempersiapkan dana pensiun untuk pnsMempersiapkan dana pensiun untuk pns
Mempersiapkan dana pensiun untuk pns
 

Mehr von Oswar Mungkasa

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingOswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 

Mehr von Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

CPF_Rumah

  • 1. Pendapat Edisi 4 - 2013 Belajar dari Singapore’s Central Provident Fund (CPF) Sebuah Upaya Merancang Tabungan Perumahan yang Handal di Indonesia Oswar Mungkasa* S ingapore’s Central Provident Fund (CPF) diresmikan pada tahun 1955, merupakan tonggak kebijakan sosial ekonomi Singapura yang mempengaruhi ke­ hidupan hampir seluruh penduduk. Skema CPF berbeda dengan model pay-as-you-go (PAYG) di kebanyakan negara Barat, yang membayar pen­ siun dari kontribusi pekerja saat ini. Dalam perjalanannya CPF mengalami pembenahan. Dimulai tahun 1968 ketika dikeluarkan ‘Public Housing Scheme’ yang memungkinkan pemanfaatan CPF untuk membeli rumah publik. Sementara pembelian rumah privat diperbolehkan pada tahun 1981, ditindaklanjuti pada tahun 1986 berupa keleluasaan pembelian properti bukan perumahan. Bahkan pada tahun 1990, biaya per­ baikan properti diperbolehkan. Konsep l Tujuan Singapore’s Central Provident Fund (CPF) awalnya me­ rupakan sebuah rencana tabungan jaminan sosial bagi war­ ga negara dan Permanent Residents (PRs) yang memung­ kinkan mereka menyisihkan sejumlah dana untuk jaminan pensiun, namun kemudian diperluas mencakup jaminan kesehatan, kepemilikan rumah, perlindungan keluarga dan penguatan aset. Setiap warga negara, PRs dan pemberi kerja menyisih­ kan kontribusinya kedalam 3 (tiga) rekening CPF, yaitu (i) Ordinary Account (OA), dipergunakan untuk pembelian properti, asuransi, investasi dan pendidikan; (ii) Special Account (SA), bagi penduduk senior, kebutuhan darurat dan investasi produk terkait pensiun; (iii) Medisave Account (MA), untuk kesehatan. l Pengelolaan Keseluruhan pengelolaan CPF ditangani oleh sebuah Dewan yang disebut CPF Board, yang dibentuk berdasar undang-undang? dan beroperasi dibawah pe­ ngendalian kementerian sumber daya manusia. Anggota Dewan ditunjuk oleh Kementerian SDM, terdiri dari perwakilan pemerintah, pekerja, pem­ beri kerja, dan profesional.Dewan bertanggungjawab melaksanakan kegiatan administrasi rutin, tetapi tidak termasuk membuat keputusan investasi dan menetapkan kebijakan.Investasi merupakan tanggungjawab utama dari Government of Singapore Investment Corporation (GIC), yang me­ upakan perusahaan swasta milik pemerintah r (Asher and Newman, 2001). l Keanggotaan dan Kontribusi Setiap bulan, pemberi kerja dan pekerja (hanya warga negara Singapura dan PRs) berkontribusi pada CPF. Ben­ tuk kontribusi beragam. Pemberi kerja akan membayarkan bagi pekerjanya yang berpenghasilan di atas S$50 per bu­ lan. Bagi pekerja yang memperoleh lebih besar dari S$500 per bulan, baik pemberi kerja dan pekerja diharuskan berkontribusi pada rekening CPF pekerja. Besarnya kontribusi mempertimbangkan pendapatan per bulan, kelompok usia, bidang pekerjaan dan lama menetap bagi PRs serta disesuaikan setiap tahun berdasarkan kondisi ekonomi domestik. Kon­ tribusi bervariasi dari minimal 3,75% sampai 20% dari pendapatan per bulan bagi pekerja, Fakta Menarik tentang Singapura l Penduduk : 5 juta, l Luas : 710 km2 l Pendapatan per kapita (2009) US$37,000 (sekitar 10 kali Indonesia) l Kepemilikan rumah : 89% l Housing Stock: publik 884.000 unit (78%), dengan tingkat kepemilikan 95%; swasta 249.000 unit (22%), dengan tingkat kepemilikan 83%. l Penjualan langsung oleh Housing Development Board (HDB) hanya diperuntukkan bagi warga negara yang mampu, tetapi permanent resident (PRs) dapat membeli melalui pasar sekunder. Sementara penyediaan oleh swasta berupa rumah hanya untuk warga negara, tetapi PRs dan warga asing dapat memiliki apartemen dan kondomonium (Phang, 2010) l Satu-satunya negara yang memberikan dividen kepada seluruh warga negaranya sebagai hasil pertumbuhan ekonominya. 23
  • 2. Pendapat Tabel 1 Tingkat Kontribusi CPF dan Proporsi per Jenis Rekening Pemanfaatan untuk Pemilikan Rumah Tingkat pemilikan rumah di Singapura mencapai lebih dari 90% terutama ditunjang oleh keberadaan sumber dana CPF (Hateley <35 14,5 20,0 34,5 and Tan, 2003). Anggota CPF dimungkin­ 36 – 45 14,5 20,0 34,5 kan menggunakan dana CPF melalui the 46 – 50 14,5 20,0 34,5 Public Housing Scheme (PHS) dan the Resi51 – 55 10,5 18,0 28,5 dential Properties Scheme (RPS) untuk memi­ 56 – 60 7,5 12,5 20,0 61 – 65 5,0 7,5 12,5 liki rumah. Kedua skema ini memungkinkan > 65 5,0 5,0 10,0 dana di Ordinary Account dipinjam untuk Sumber: Central Provident Fund Board (2008) membiayai pembelian rumah publik dan/ sementara pemberi kerja berkontribusi antara 2,625% atau rumah non-publik. Berdasar skema sampai 14,5% dari pendapatan per bulan pekerja. Penda­ tersebut, anggota CPF dimungkinkan meminjam sampai patan pekerja yang wajib dikenakan kontribusi dibatasi 100% dari nilai rumah.Jika dikemudian hari rumah dijual, sampai S$4.500. pinjaman harus dikembalikan berikut bunganya.Tidak ada Setiap rekening memperoleh tingkat bunga sebesar pembatasan berapa kali pembelian rumah dapat dilakukan. minimum 2,5% per tahun untuk OA, sampai 4% per ta­ Pada akhir 2007, 1,29 juta anggota telah memanfaatkan hun untuk SA dan MA, tergantung pada tingkat bunga dana CPF untuk membeli apartemen publik, jauh melam­ domestik, dan ditinjau setiap triwulan. paui jumlah pada tahun 1968 yang hanya 2.900 anggota. Sejak tahun 1986, besaran kontribusi relatif stabil pada Sebagai tambahan, 226 ribu anggota memanfaatkan dana kisaran 30-40% dari pendapatan pekerja.Kontribusi pem­ CPF untuk membeli perumahan privat. Sejumlah S5,9 beri kerja yang relatif berfluktuasi (lebih jelasnya pada miliar telah digunakan dari CPF pada 2007 untuk kebu­ Gambar 1). tuhan pembelian rumah (CPF Board, 2009). Pada tahun 2009, besarnya pinjaman KPR yang Gambar 1 Fluktuasi Kontribusi CPF 1 disalurkan melalui Housing Development Pemberi Kerja Pekerja Total Board yang membangun perumahan publik telah mencapai S$ 47 miliar, sementara be­ sarnya KPR untuk perumahan swasta melalui perbankan mencapai $91 miliar. Keseluruhan KPR mempunyai kontribusi signifikan ter­ hadap Produk Domestik Bruto, yaitu menca­ pai 54%. Kondisi Kondusif bagi CPF Tentunya kesuksesan CPF didukung oleh berbagai kondisi (Phang, 2010), diantaranya (i) kondisi ekonomi makro berupa tingkat sumber: CPF Board (2010) tabungan dan pertumbuhan pendapatan Gambar 2 Mobilisasi Tabungan: Perumahan Publik tinggi, tingkat bunga, inflasi dan pengang­ hibah guran rendah, surplus anggaran pemerin­ pemerintah dan Perumahan Publik tah, dan kecenderungan penguatan mata pinjaman 2.5% uang Singapura dalam jangka panjang; (ii) hibah perumahan pasar dan pinjaman pembelian dukung­ n pemerintah berupa penyediaan a uang muka dan jual KPR 2.6% langsung pembayaran KPR kembali sumber keuangan kepada HDB untuk pem­ Pembelian bangunan, pemeliharaan, dan perbaikan pe­ bonds pemberi kerja dan rumahan, pinjaman pemerintah untuk HDB pekerja/pembeli pemerintah pendapatan rumah 2.5% kontribusi OA 2.5% bagi penyediaan KPR, alokasi lahan bagi pe­ rumahan HDB, dan perencanaan kota ter­ uang muka dan tingkat bunga padu; (iii) pendanaan perumahan berupa pembayaran KPR pasar KPR Bank tingkat bunga tabungan CPF disesuaikan Komersial dengan bunga komersil dengan minimum Rasio Kontribusi Tiap Jenis Rekening Ordinary Special Medisave Account Account Account 0,67 0,15 0,19 0,61 0,17 0,22 0,55 0,20 0,25 0,46 0,24 0,30 0,58 0 0,42 0,28 0 0,72 0,10 0 0,90 Proporsi terhadap gaji pekerja Usia Kontribusi Kontribusi Total Kontribusi Pekerja Pemberi Pekerja (% gaji) (tahun) Kerja (% gaji) (% gaji) sumber: CPF Board (2010) 24
  • 3. Edisi 4 - 2013 Gambar 3 Aliran Dana Skema Pemilikan Rumah CPF di Singapura (Asher dan Nandy, 2006), dan merupakan penggerak utama kepemilikan rumah yang mencapai tingkatan melebihi Perumahan Publik pinjaman 90%. Bahkan pada tahun 2003, diantara ru­ pemerintah $2,8 miliar pinjaman KPR $2,9 miliar mah tangga dengan pendapatan 20% teren­ pasar Hibah dah yang bertempat tinggal di rumah publik, jual perumahan CPF kembali $0,3 miliar 87% merupakan pemilik rumah. pembelian Berkaitan dengan itu, properti perumah­ bond pemberi kerja dan pemerintah pekerja/pembeli $15,5 miliar an merupakan komponen terpenting dari kontribusi $20,3 miliar rumah kesejahteraan keluarga di Singapura, dengan penarikan bersih untuk sekitar 47% dari total aset rumah tangga di­ perumahan publik $4,5 miliar tingkat bunga pasar KPR tanamkan pada properti perumahan. Secara penarikan bersih untuk Bank perumahan swasta $1,3 miliar Komersial rata2, nilai aset rumah tangga yang bertem­ pat tinggal di rumah milik sendiri mencapai sumber: CPF Board (2010) S$154.000 atau 3,3 kali pendapatan tahunan Gambar 4 Skema Pendanaan Perumahan mereka. Untuk pemilik rumah dengan penda­ Swasta melalui Dana CPF patan 20% terendah, rasio nilai aset terhadap pendapatan mencapai 9,8 (Singapore Department of Statistics, 2005). Perumahan Swasta Pengembang Dampak positif sistem CPF-HDB terhadap pere­ konomian diantaranya adalah tingkat kepemilikan rumah Pinjaman dan tabungan yang tinggi, termobilisasinya tabungan perumahan dan pertumbuhan KPR, pertumbuhan eko­ Kontribusi pemberi kerja dan nomi melalui penyediaan perumahan, pengaturan melalui pekerja/pembeli rumah regulasi mengurangi spekulasi permintaan perumahan, Penarikan bersih untuk perumahan kebijakan dan tingkat bunga CPF sebagai instrumen swasta $1,3 miliar tingkat bunga ekonomi makro untuk mengurangi inflasi dan mengurangi pasar KPR biaya gaji. Bank hibah pemerintah $2 miliar sumber: CPF Board (2010) 2,5%, pemerintah menyediakan dana pinjaman kepada HDB pada tingkat bunga tabungan CPF, KPR HBD pada tingkat bunga CPF plus 0,1%, dan kecenderungan pe­ ningkatan harga rumah jangka panjang jauh melampaui tingkat inflasi. Kisah Sukses dan Pembelajaran Per Maret 2008, terdapat 3,19 juta anggota dengan jumlah dana S$140 miliar pada rekening CPF. Jika me­ masukkan pinjaman rumah, investasi dan kebutuhan lain­ nya, neraca CPF mencapai S$297 miliar. Pada triwulan I 2008, jumlah pemasukan mencapai S$5,9 miliar dan S$4 miliar telah dimanfaatkan oleh anggotanya (CPF Board, 2008). Pada salah satu survei terhadap anggota CPF, mereka menyatakan bahwa CPF yang memungkinkan mereka mempunyai rumah (Sherraden, et. Al., 1995). Per tahun 2008, lebih dari 1,5 juta anggota, atau 47% dari anggota CPF, yang memiliki rumah sendiri dengan memanfaatkan dana CPF. Sejumlah S$131 miliar telah dimanfaatkan dari dana CPF untuk kebutuhan ini. Sebagai akibatnya, CPF berfungsi sebagai sumber dana pasar kredit perumahan Keberhasilan dari CPF dapat dinilai dari 5 (lima) hal (Loke, 2009), yaitu: l Keinklusifan Kebijakan akan efektif hanya ketika dapat menjangkau penerima manfaat. Para ekonom perilaku telah menemu­ kan bahwa partisipasi dapat diperkuat dengan mengurangi hambatan keterlibatan dan mendorong keterlibatan secara otomatis (Choi, Laibson dan Madrian, 2004). CPF memi­ liki persyaratan ini dan beberapa fitur tambahan yang membantu memaksimalkan partisipasi dan cakupan. Untuk memasilitasi partisipasi, CPF menetapkan persyaratan yang sangat mudah berupa batas ambang pendapatan sangat rendah, serendah S$50 per bulan. Jika memenuhi angka tersebut, secara otomatis kontribusi di­ catatkan dalam rekening CPF, dan jika belum terdaftar maka langsung dibukakan rekening. Individu wirausaha juga didaftarkan ketika memulai usahanya. Mereka yang membutuhkan lisensi usaha dipersyaratkan mempunyai rekening CPF. Insentif juga diperkenalkan bagi mereka yang tidak terlibat dalam pasar kerja formal agar berpartisipasi dalam CPF. Melalui skema Minimum Sum Top-up, pengurangan pajak sampai sebesar S$7.000 per tahun diberikan jika 25
  • 4. Pendapat menambahkan dana ke rekening keluarganya (istri/suami, saudara, mertua dan lainnya). l Koheren dan Terpadu Ke-koheren-an dan keterpaduan dapat dilihat dari 2 (dua) perspektif, yaitu kebijakan dan institusi. Pada ting­ katan kebijakan, kebijakan berbasis aset akan memadu­ kan beragam kebijakan kedalam satu (single), sederhana, multiguna namun sistem koheren yang mengikuti pemilik rekening sepanjang hidupnya (Shrraden, 2003). Pada ting­ katan institusi, kebijakan berbasis aset akan memperbesar infrastruktur institusi yang ada bagi keuntungan penerima manfaat. Sebagai ilustrasi, melibatkan MBR dalam arus utama keuangan dengan memungkinkan mereka berin­ vestasi pada pasar modal. CPF juga terpadu dengan tujuan pengembangan aset seumur hidup. Misalnya mendorong dan memasilitasi pemilikan rumah. Anggota CPF da­ pat meminjam dari rekening CPF­ nya. Sebagai tambahan, tabungan CPF dapat dipinjam untuk pemba­ yaran uang muka pembelian rumah. Skema ini yang mendorong ting­ ginya tingkat kepemilikan rumah di Si­ gapura (Hateley dan Tan, 2003). n Keterpaduan juga menyangkut rekening CPF dan beragam entitas swasta seperti penyedia KPR.Sebagai contoh, ketika membeli rumah, ang­ gota dapat melakukan transfer langsung secara elektronik. l Progresifitas Menjadikan CPF sebagai alat pengembangan aset ber­ skala luas yang efektif, tidak hanya dengan memastikan partisipasi luas tetapi bahkan memungkinkan anggota masyarakat yang kurang beruntung untuk dapat mening­ katkan dananya secara signifikan. Walaupun CPF sendi­ ri tidak memiliki elemen progresif, CPF didesain terpadu dengan kebijakan lain yang memperkuat perekonomian MBR. Dewan CPF mengusahakan secara khusus upaya mendorong keterlibatan MBR melalui pemberian insentif pajak bagi keluarga yang membantu keluarga lainnya yang miskin, meningkatkan kontribusi jaringan keluarga, dan bahkan pemanfaatan lotere yang memungkinkan MBR memenangkan dana tunai. Sebagai tambahan, kebijakan seperti the Homeownership Plus Education (HOPE) meningkatkan infrastruktur CPF untuk menyediakan paket bantuan terpadu bagi ke­ luarga muda berpendapatan rendah.Selain itu, pemerintah juga menyalurkan melalui CPF untuk mendistribusikan kelebihan anggaran kepada masyarakat. 26 l Upaya terus menerus melakukan pembenahan Pembenahan yang dilakukan terutama terkait dengan perubahan ekonomi dan demografi.Sebagai contoh, sejak tahun 2007 sejumlah pembenahan telah dilakukan. Dian­ taranya, untuk membantu anggota memenuhi kebutuhan minimum CPF dalam memastikan jaminan keuangan pada masa pensiun, the Minimum Sum Topping-up Scheme diperkenalkan. Berdasar skema ini, anggota keluarga yang lebih mampu dapat menambah dana CPF dari anggota keluarga yang kurang mampu. Insentif pajak diberikan ke­ pada mereka yang menggunakan skema ini. Mendukung peningkatan kesejahteraan dan pemba­ ngunan sosial Salah satu fitur dari CPF yang membuatnya menjadi struktur kebijakan yang efektif dalam memasilitasi pengem­ bangan aset jangka panjang adalah kemampuan individu untuk meningkatkan dananya pada waktu tertentu di sepanjang usianya. Dana yang tersedia dapat diman­ faatkan untuk beragam pembelian aset dan kebutuhan pengembangan modal sebelum pensiun dan pada saat yang sama tetap mempunyai dana pensiun yang memadai. Pengalaman penduduk Singa­ pu­ a dengan kepemilikan rumah­ r Sumber foto: Istimewa nya merupakan contoh terbaik ba­ gaimana CPF telah menarik perhatian pengamat kebijakan sosial. CPF terbukti berhasil berfungsi tidak hanya dalam segi jaminan sosial tetapi juga pemupukan aset. Sistem tabung­ an seumur hidup telah membantu keluarga mengelola in­ vestasi dalam bidang pemilikan rumah, pemeliharaan ke­ sehatan, pendidikan dan kepemilikan asset (Aw dan Low, 1996), sebagai tambahan terhadap pemberian jaminan pensiun. CPF telah menjadi salah satu pemercepat (katalis) ting­ ginya tingkat pemilikan rumah dan tabungan di Singapura (Hateley dan Tan, 2003). Bahkan rumah tangga miskin pun memperoleh manfaat. Keterpaduan CPF dengan ke­ bijakan lain telah menjadikan CPF salah satu pilar jaring pengaman sosial dari sebagian besar rumah tangga, bahkan mungkin mekanisme pendanaan terpenting untuk men­ dukung kesejahteraan dan pembangunan sosial. l Kemungkinan Penerapan di Indonesia Belajar dari pelaksanaan CPF di Singapura, muncul pertanyaan yang sederhana. Apakah mungkin menerap­ kan skema CPF di Indonesia? Secara teknis CPF sangat mungkin diterapkan, namun terdapat beberapa hal yang
  • 5. Edisi 4 - 2013 perlu mendapat perhatian, yaitu (i) ke­ berhasilan Singapura dengan sistem ini, didukung oleh PNS yang kompeten dan tidak korup (zero tolerance for corruption). Hal ini dapat tercapai karena pendapatan PNS Singapura bahkan lebih besar dari pegawai swasta, yang dimungkinkan karena sistem penerimaan pegawai yang ketat dan tidak memberi toleransi ter­ hadap KKN, sehingga SDM terbaik yang menjadi PNS; (ii) sistem tabungan peru­ mahan harus koheren dan terpadu de­ ngan sistem jaminan sosial dan kesehat­ an lainnya. Dengan demikian dana yang terkumpul akan cukup besar sehingga fleksibelitasnya tinggi. Selain itu, sistem ini harus ditangani hanya oleh satu in­ stitusi; (iii) belajar dari kegagalan pene­ rapan sistem yang sama di Cina, otonomi daerah menjadi salah satu faktor kendala ketika sistem ini dijalankan tidak terpusat tetapi per wilayah disesuaikan dengan batasan daerah otonom. Kondisi yang dipersyaratkan tersebut di atas, sepertinya sangat sulit terpenuhi di Indonesia terkecuali memang terdapat komitmen dari pemerintah yang didu­ kung oleh parlemen. Demi kesejahteraan rakyat seharusnya tabungan perumahan dapat segera terwujud (OM dari beragam sumber). *) Pemimpin Redaksi HUDmagz, fungsional perencana muda Bappenas. Belajar dari Kurang Optimalnya China’s Housing Provident Fund (HPF) K eberhasilan Singapura dengan CPF menarik banyak perhatian negara lain untuk mengadopsinya. Salah satu negara yang telah mengadopsi CPF adalah Cina, namun dengan fokus pada penyediaan perumahan. Negara lain yang mengadopsi CPF adalah India dan Thailand. Upaya adopsi CPF dimulai pada tahun 1990, ketika pemerintah Cina mendorong penghuni perumahan publik untuk membeli rumah yang didiaminya. Namun mereka tidak mempunyai cukup dana untuk membeli rumah tersebut, sehingga pemerintah berinisiatif menyediakan skema ‘housing provident fund’ (HPF), sebuah program tabungan perumahan sekaligus penyiapan dana pensiun bagi anggotanya. Program ini dimulai sebagai uji coba di Shanghai akhir tahun 1991, dan diperluas menjadi berskala nasional pada tahun 1995. Dalam pelaksanaannya, ditemui beberapa masalah, yaitu (i) meskipun bersifat wajib namun hanya sekitar 60% dari kelompok sasaran yang akhirnya menjadi anggota. Hal ini terutama disebabkan sebagian perusahaan swasta, khususnya yang kurang maju, menganggap kontribusi perusahaan sebagai biaya tambahan. Di lain pihak, sebagian perusahaan menerapkan ‘binary model’ yang diskriminatif, yaitu hanya menerapkan skema ini bagi pegawai tetap saja; (ii) tingkat efisiensi rendah, terbukti dari hanya sekitar 8% anggota yang menikmati pinjaman KPR. Hal ini disebabkan jumlah pinjaman maksimum tidak dapat menjangkau harga rumah. Prosedur yang kompleks, proses yang lama, dan biaya transaksi yang besar. Selain itu, terjadi kompetisi dengan KPR yang dimiliki oleh bank mitra kerja, sementara pengembang kurang tertarik; (iii) tidak dibatasinya jumlah kontribusi mendorong terjadinya ‘moral hazard’ ketika jumlah kontribusi menjadi semacam sumber dana tambahan bagi pekerja dengan kontribusi besar. Untuk itu, pemerintah Cina disarankan melakukan beberapa tindakan berupa (i) memperluas kelompok sasaran dengan memasukkan wirausaha, pekerja industri rumahan dan pekerja migran; (ii) pembatasan jumlah kontribusi; (iii) pembenahan institusi pengelola HPF menjadi lebih professional; (iv) kerjasama antarwilayah pengelola dana HPF. Sumber: disarikan dari The Housing Provident Fund Policy in China: Review dan Future Reform oleh Chun Chen, Zhigang Wu, Xueying Li, 2006 (OM). 27