SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
MAKALAH TUGAS TERSTRUKTUR
   TEKNIK PENGAWETAN TANAH DAN AIR


   METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR




                Oleh :
           Mahesa Dwi Nuroni
            NIM A1H009053




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
   UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
         FAKULTAS PERTANIAN
             PURWOKERTO
                  201
I.    PENDAHULUAN


                               A.   Latar Belakang



        Sumber daya alam utama yaitu tanah dan air mudah mengalami
kerusakan atau degradasi. Tanah mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai
sumber unsur hara bagi tumbuhan, dan sebagai matriks tempat akar tumbuhan
berjangkar dan air tanah tersimpan (Arsyad S., 1989). Kedua fungsi tersebut dapat
menurun atau hilang, hilang atau menurunnya fungsi tanah ini yang biasa disebut
kerusakan tanah atau degradasi tanah. Hilangnya fungsi tanah sebagai sumber
unsur hara bagi tumbuhan dapat terus menerus diperbaharui dengan pemupukan.
Tetapi hilangnya fungsi tanah sebagai tempat berjangkarnya perakaran dan
menyimpan air tanah tidak mudah diperbaharui karena diperlukan waktu yang
lama untuk pembentukan tanah.
        Kerusakan air berupa hilangnya atau mengeringnya sumber air dan
menurunnya kualitas air. Hilang atau mengeringnya sumber air berkaitan erat
dengan erosi, sedangkan menurunnya kualitas air dapat dikarenakan kandungan
sedimen yang bersumber dari erosi atau kandungan bahanbahan dari limbah
industri/pertanian.Dengan demikian kedua sumber daya tersebut (tanah dan air)
harus dijaga kelestarian fungsinya dengan upaya-upaya konservasi tanah dan air.
        Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan.
        Konservasi tanah tidak berarti penundaan penggunaan tanah atau
pelarangan penggunaan tanah, tetapi menyesuaikan macam penggunaannya
dengan kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai syarat-syarat yang
diperlukan agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Konservasi tanah berkaitan
erat dengan konservasi air.
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke
tanah seefisien mungkin, dan pengaturan waktu sehingga tidak terjadi banjir yang
merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Setiap perlakuan
yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu
dan tempat-tempat hilirnya. Oleh karena itu maka konservasi tanah dan
konservasi air merupakan dua hal yang berhubungan erat, berbagai tindakan
konservasi tanah merupakan juga tindakan konservasi air.


                                  B .Tujuan


  1.    Mengetahui pengertian konservasi tanah dan air
  2.    Mengetahui metode- metode yang digunakan dalam konservasi tanah dan
        air
II.   TINJAUAN PUSTAKA


          Tanah menurut pengertian sehari-hari ialah tempat berpijak makhluk
hidup di darat, fondasi tempat tinggal, dan sebagainya. Secara ilmiah, tanah
merupakan media tempat tumbuh tanaman.
          Menurut Simmonson (1957), tanah adalah permukaan lahan yang
kontiniu menutpi kerak bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, puncak-
puncak pegunungan, daerah salju abadi. Sedangkan menurut Soil Survey Staff
(1973), tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat
berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusun-penyusunnya, yang meliputi
bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman.
          Menurut Sitanala Arsyad (1989), konservasi tanah adalah penempatan
setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah
tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan
agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang
erat dengan konservasi air.
          Tanah sebagai komponen utama usaha tani yang harus dipelihara,
dimodifikasi bila perlu, sangat mempengaruhi produksi dan penampilan tanaman.
Usaha konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode
yaitu :
          1. Metode vegetatif, menggunakan tanaman sebagai sarana
          2. Metode mekanik, menggunakan tanah, batu dan lain-lain sebagai
            sarana.
          3. Metode Kimia, menggunakan tambahan bahan kimia
          Konservasi tanah berhubungan erat dengan konservasi air. Setiap
perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air, dan
usaha untuk mengkonservasi tanah juga merupakan konservasi air. Salah satu
tujuan konservasi tanah adalah meminimumkan erosi pada suatu lahan. Laju erosi
yang masih lebih besar dari erosi yang dapat ditoleransikan merupakan masalah
yang bila tidak ditanggulangi akan menjebak petani kembali ke dalam siklus yang
saling memiskinkan. Tindakan konservasi tanah merupakan cara untuk
melestarikan sumberdaya alam.
         Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah
merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan
produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktifitas tanah
menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai untuk irigasi
dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah air bersih semakin
berkurang.
         Konservasi tanah pada umumnya terdapat di berbagai tempat yang secara
nyata berdampak pada perbandingan panjang kemiringan tanah yang diakibatkan
oleh air hingga tanah menyusut. Lalu terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada konservasi air dalam rangka pengontrolan erosi dimana
kemiringan tanah yang telah ditentukan dalam persen dan panjang kemiringan
tanah yang disebut dengan s ystem cropping.
     Tantangan yang berat di Indonesia adalah luas wilayah Indonesiea yang
tidak kurang dari 195 juta hektar, dan diperkirakan 147 juta hektar atau 76 persen
merupakan hutan dalam program penghutanan kembali dan rehabilitasi lahan,
terdapat tidak kurang dari 80 area watershed, dimana 36 buah diantaranya
mendapat prioritas.
III.   PEMBAHASAN


A.           Pengertian Konservasi Tanah dan Air
              Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan.
              Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke
tanah seefisien mungkin, dan pengaturan waktu sehingga tidak terjadi banjir yang
merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Setiap perlakuan
yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu
dan tempat-tempat hilirnya.
              Usaha pokok dalam pengawetan tanah dan air meliputi (Zulrasdi et, al.
2005):

1. Pengelolaan lahan

     •       Sesuai kemampuan lahan
     •       Mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam tanah
     •       Melindungi lahan dari ancaman erosi           dengan menanam tanaman
             penutup tanah
     •       Penggunaan mulsa.
2. Pengelolaan Air

         Pengelolaan air adalah usaha-usaha       pengembangan      sumberdaya    air
     dalam hal :

         •    Jumlah air yang memadai

         •    Kwalitas air

         •    Tersedia air sepanjang tahun

3. Pengelolaan Vegetasi
         Pengelolaan vegetasi pada hutan tangkapan air maupun pemeliharaan vege
tasi sepanjang aliran sungai, dapat ditempuh dengan cara:
•     Penanaman          dengan          tanaman        berakar        serabut
            seperti: bambu yang sangat dianjurkan di pinggiran sungai, rumput
            makanan ternak seperti rumput gajah, rumput raja dll. Penanaman ini
            dimaksudkan untuk penghalang terjadinya erosi pada tanah.
      •     Penanaman tanaman semusim untuk lahan semusim untuk lahan yang
            tidak memiliki kemiringan
      •     Pembuatan teras, bila pada lahan terdapat kemiringan
B.        Metode Konservasi Tanah dan Air
     1. Metode Konservasi Tanah
           Salah satu kegiatan dalam menyelamatkan lahan dari tingkat erosi yang
tinggi adalah penerapan teknik konservasi tanah dan air disamping kegiatan
reboisasi, penghijauan, pemeliharan dan pengayaan tanaman. Konservasi tanah
dan air merupakan upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat
yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah dan air
mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan tanah dan air dari kehilangan
dan kerusakannya melalui pengendalian erosi, sedimentasi dan banjir sehingga
lahan dan air dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
           Penerapan teknik konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif, sipil
teknis dan kimiawi. Penerapan teknik vegetaif berupa penanaman vegetasi tetap,
budidaya tanaman lorong, strip rumput dan lain–lain, penerapan sipil teknis
berupa pembuatan bangunan dam pengendali, dam penahan, teras, saluran
pembuagan air, sumur resapan, embung, parit buntu (rorak), perlindungan kanan
kiri tebing sungai dan lain–lain, serta penerapan teknik kimiawi berupa pemberian
mulsa, bitumen zat kimia (soil conditioner).
           Teknologi yang diterapkan pada setiap macam penggunaan tanah aka
menentukan apakah akan didapat penggunaan dan produksi yang lestari pada
sebidang tanah. Metode konservasi tanah dan air dapat dibagi dalam tiga
golongan, yaitu:
a.         Metode Vegetatif
        Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan
menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997).
        Beberapa teknik konservasi tanah dan air yang mampu mengendalikan
erosi dapat ditempuh melalui cara vegetatif seperti pertanaman lorong (alley
cropping), silvipastura, dan pemberian mulsa.
     1. Pertanaman lorong
     Pertanaman lorong (alley cropping) adalah sistem bercocok tanam dan
konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu leguminosa ditanam rapat (jarak
10-25 cm) menurut garis kontur (nyabuk gunung) sebagai tanaman pagar dan
tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar. Menerapkan
pertanaman lorong pada lahan miring biayanya jauh lebih murah dibandingkan
membuat teras bangku, tapi efektif menahan erosi. Setelah 3-4 tahun sejak
tanaman pagar tumbuh akan terbentuk teras. Terbentukannya teras secara alami
dan berangsur sehingga sering disebut teras kredit.




                            Gambar pertanaman Lorong
a. Persyaratan
• Kelerengan 3-40% dan kedalaman tanah > 20 cm.
• Cocok untuk tanah dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang.
b. Pembuatan dan pemeliharaan
• Jarak antara barisan tanaman pagar ditentukan oleh kemiringan lahan dan
     kemampuan tanaman pagar menyediakan bahan organik. Aturan yang umum
     digunakan adalah dengan memilih sekitar 1-1,5 m tetapi untuk kemiringan
     lahan 3-10%, diatur dengan jarak antara 0,3-1,0 m (jarak antar baris tanaman
     pagar tidak lebih dari 10 m). Hal ini dimaksudkan agar bahan organik yang
     disumbangkan tanaman pagar cukup banyak jumlahnya.
•     Biasanya pada lereng bawah dari tanaman pagar yang berbentuk perdu,
     ditanami rumput yang tahan naungan. Penanaman rumput sejajar dengan
     barisan tanaman perdu dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas menahan
     erosi karena jika hanya perdu, masih sering terjadi erosi.
• Tanaman pagar dipangkas secara berkala (terutama bila tanaman pagar mulai
     menaungi tanaman pokok) dan bahan hijauannya digunakan sebagai mulsa atau
     pakan ternak. Apabila bahan hijauan digunakan untuk pakan ternak maka
     pupuk kandang yang dihasilkan dikembalikan untuk memupuk tanaman pokok
     agar kesuburan lahan dapat dipertahankan.
        2. Silvipastura
           Sistem silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpangsari, tetapi yang
ditanam di sela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman
pakan ternak, seperti rumput gajah, setaria, dll. Ada beberapa bentuk silvipastura
yang dikenal di Indonesia antara lain (a) tanaman pakan di hutan tanaman
industri, (b) tanaman pakan di hutan sekunder, (c) tanaman pohon-pohonan
sebagai tanaman penghasil pakan dan (d) tanaman pakan sebagai pagar hidup.
a. Persyaratan
• Terutama untuk lereng agak curam dan curam.
• Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan keinginan petani. Jika tidak, akan
    mematikan motivasi petani menanam dan memelihara tanaman sampai
    menghasilkan.
                         � � � � � � � � �
                          � � � � � � � �
                         ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
                         ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
                         ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
                         ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
                         � � � � � � � � �
                          � � � � � � � �
♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
                      ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
                      ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
                      ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
                      � � � � � � � � �
                       � � � � � � � �
         ♣ tanaman pangan�Albizia �rumput pakan ternak
                      Gambarpenanaman secara silvipastura
     3. Strip rumput
        Strip rumput, hampir sama dengan sistem pertanaman lorong, dibuat
mengikuti kontur (sabuk gunung) dan lebar strip 0,5 m atau lebih, dimaksudkan
untuk mengurangi erosi dan penyedia pakan ternak.
a. Persyaratan
• Terutama bagi rumah tangga yang memiliki ternak ruminansia.
• Cocok untuk daerah beriklim kering maupun daerah beriklim basah.
• Jenis rumput yang digunakan mempunyai penyebaran perakaran vertikal yang
 dalam sehingga daya saingnya terhadap tanaman utama menjadi rendah.
• Jenis rumput yang tahan naungan dan kekeringan.
• Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada tanah yang tidak subur.
• Sangat baik jika memberikan efek alelopati terhadap hama. Contohnya, aroma
 yang dihasilkan vetiver dapat mengusir tikus.
b. Penanaman dan pemeliharaan
• Rumput ditanam menurut kontur terdiri dari 3 barisan rumput atau lebih dengan
 jarak antara barisan 20 cm.
• Lebar strip rumput 0,5 m atau lebih.
• Jarak antara strip rumput tergantung yang diinginkan dan bervariasi dari 2,5 m
 untuk kemiringan 60% sampai 40 m untuk kemiringan 5%.
• Jika ditanam dari biji memerlukan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan
 dengan dari stek/tunas hidup/bonggol.
     4. Pemberian bahan mulsa
        Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar
terhindar dari pukulan butir hujan. Mulsa merupakan teknik pencegahan erosi
yang cukup efektif. Jika bahan mulsa berasal dari bahan organik, maka mulsa juga
berfungsi dalam pemeliharaan bahan organik tanah. Bahan organik yang dapat
dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar
dari sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman penutup tanah atau
didatangkan dari luar lahan pertanian.
        Fungsi lain mulsa adalah :
• Jika sudah melapuk dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air
  sehingga air lebih tersedia untuk pertumbuhan tanaman, dan memperkuat
  agregat tanah.
• Mengurangi kecepatan serta daya kikis aliran permukaan.
• Mengurangi evaporasi, memperkecil fluktuasi suhu tanah, meningkatkan jumlah
  pori aerasi sebagai akibat meningkatnya kegiatan jasad hidup di dalam tanah
  dan meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
• Menyediakan sebagian zat hara bagi tanaman.
• Dianjurkan menggunakan 6 ton mulsa/ha/tahun atau lebih. Bahan mulsa yang
  paling mudah didapatkan adalah sisa tanaman.
• Mulsa diberikan dengan jalan menyebarkan bahan organik secara merata di
  permukaan tanah.
• Bahan mulsa yang baik adalah bahan yang sukar melapuk seperti jerami padi
  dan batang jagung.
• Mulsa dapat juga diberikan ke dalam lubang yang dibuat khusus dan disebut
  sebagai mulsa vertikal.




                                  Gambar Mulsa
        Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan
bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan
bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi
fluktuasi temperatur tanah.
           Syarat-syarat dari tanaman penutup tanah, antara lain:
1. Dapat berkembang dan daunnya banyak.
2. Tahan terhadap pangkasan.
3. Mudah diperbanyak dengan menggunakan biji.
4. Mampu menekan tanaman pengganggu.
5. Akarnya dapat mengikat tanah, bukan merupakan saingan tanaman pokok.
6. Tahan terhadap penyakit dan kekeringan.
7. Tidak berduri dan bersulur yang membelit.
           Selain dengan penanaman tanaman penutup tanah (cover crop), cara
vegetatif lainnya adalah:
1.     Tanaman dengan lajur berselang-seling, pada kelerengan 6 – 10 % dengan
       tujuan:
       ·        Membagi lereng agar menjadi lebih pendek.
       ·        Dapat menghambat atau mengurangi laju aliran permukaan.
       ·        Menahan partikel-partikel tanah yang terbawa oleh aliran permukaan.
2.     Menanam secara kontur (Countur planting), dilakukan pada kelerengan 15
       – 18 % dengan tujuan untuk memperbesar kesempatan meresapnya air
       sehingga run off berkurang.
3.     Pergiliran tanaman (crop rotation).
4.     Reboisasi atau penghijauan.
5.     Penanaman saluran pembuang dengan rumput dengan tujuan untuk
       melindungi saluran pembuang agar tidak rusak.
           b.         Metode Mekanik
           Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan
menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi
tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi
erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997).
           Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di
antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik
terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan
tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan
sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).
        Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha
pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan
pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha
perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat
aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran
permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
        Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah
(pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga
terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong
lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan
mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering.
        Keuntungan     utama    pengolahan     tanah   menurut   kontur     adalah
terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air
dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering
pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini.
        Banyak cara konservasi tanah dan air yang tergolong ke dalam
pengendalian erosi secara sipil teknis, tetapi yang sering dilakukan oleh petani
hanya beberapa saja, yaitu teras gulud dan teras bangku.
   1. Teras gulud
        Teras gulud adalah guludan yang dilengkapi dengan rumput penguat dan
saluran air pada bagian lereng atasnya. Teras gulud dapat difungsikan sebagai
pengendali erosi dan penangkap aliran permukaan dari permukaan bidang olah.
Aliran permukaan diresapkan ke dalam tanah di dalam saluran air sedangkan air
yang tidak meresap dialirkan ke Saluran Pembuangan Air (SPA).
a. Persyaratan
  • Cocok untuk kemiringan lahan antara 10-40%, dapat juga digunakan pada
     kemiringan 40-60%, namun kurang efektif.
• Dapat dibuat pada tanah-tanah agak dangkal (> 20 cm). Tetapi mampu
     meresapkan air dengan cepat.
b. Pembuatan dan pemeliharaan
  • Buat garis kontur sesuai dengan interval tegak (IV = interval vertical) yang
     diinginkan.
  • Pembuatan guludan dimulai dari lereng atas dan berlanjut ke bagian
     bawahnya.
  • Teras gulud dan saluran airnya dibuat membentuk sudut 0,1- 0,5% dengan
     garis kontur menuju ke arah saluran pembuangan air.
  • Saluran air digali dan tanah hasil galian ditimbun di bagian bawah lereng
     dijadikan guludan.
  • Tanami guludan dengan rumput penguat seperti Paspalum notatum, bebe
     (Brachiaria brizanta), bede (Brachiaria decumbens), atau akarwang
     (Vetiveria zizanioides) agar guludan tidak mudah rusak.
  • Diperlukan SPA yang diperkuat rumput Paspalum notatum agar aman.
  2. Teras bangku
        Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan
meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga.
Ada 4 jenis teras bangku :
    1.Teras bangku datar adalah teras bangku yang bidang olahnya datar
       (membentuk sudut 0o dengan bidang horizontal).




   2. Teras bangku miring ke luar adalah teras bangku yang bidang olahnya
       miring ke arah lereng asli, namun kemiringannya sudah berkurang dari
       kemiringan lereng asli.
3. Teras bangku miring ke dalam (gulir kampak) adalah teras bangku yang
   bidang olahnya miring ke arah yang berlawanan dengan lereng asli. Air
   aliran permukaan dari setiap bidang olah mengalir dari bibir teras ke
   saluran teras dan terus ke SPA sehingga hampir tidak pernah terjadi
   pengiriman air aliran permukaan dari satu teras ke teras yang di bawahnya.
   Teras bangku gulir kampak memerlukan biaya yang mahal karena lebih
   banyak penggalian bidang olah. Selain itu bagian bidang olah di sekitar
   saluran teras merupakan bagian yang kurang/tidak subur karena
   merupakan bagian lapisan tanah bawah (subsoil) yang tersingkap di
   permukaan tanah. Namun jika dibuat dengan benar, teras bangku gulir
   kampak sangat efektif mengurangi erosi.




4. Teras irigasi biasanya diterapkan pada lahan sawah, karena terdapat
   tanggul penahan air.
a. Persyaratan
  • Tanah mempunyai solum dalam dan kemiringan 10-60%. Solum tanah > 90
    cm untuk lereng 60% dan >40 cm kalau lereng 10%.
  • Tanah stabil, tidak mudah longsor.
  • Tanah tidak mengandung bahan beracun seperti aluminium dan besi dengan
    konsentrasi tinggi. Tanah Oxisols, Ultisols, dan sebagian Inceptisols yang
    berwarna merah atau kuning (podsolik merah kuning) biasanya mengandung
    aluminium dan atau besi tinggi.
  • Ketersediaan tenaga kerja cukup untuk pembuatan dan pemeliharaan teras.
  • Memerlukan kerjasama antar petani yang memiliki lahan di sepanjang SPA.
b. Cara pembuatan teras bangku
  • Pembuatan teras dimulai dari bagian atas dan terus ke bagian bawah lahan
    untuk menghindarkan kerusakan teras yang sedang dibuat oleh air aliran
    permukaan bila terjadi hujan.
  • Tanah bagian atas digali dan ditimbun ke bagian lereng bawah sehingga
    terbentuk bidang olah baru. Tampingan teras dibuat miring; membentuk sudut
    200% dengan bidang horizontal. Kalau tanah stabil tampingan teras bisa
    dibuat lebih curam (sampai 300%).
  • Kemiringan bidang olah berkisar antara 0% sampai 3% mengarah ke saluran
    teras.
  • Bibir teras dan bidang tampingan teras ditanami rumput atau legum pakan
    ternak. Contohnya adalah rumput Paspalum notatum, Brachiaria brizanta,
    Brachiaria decumbens, atau Vetiveria zizanioides dll. Sedangkan contoh
legum pohon adalah Gliricidia, Lamtoro (untuk tanah yang pH-nya >6), turi,
    stylo, dll.
  • Sebagai kelengkapan teras perlu dibuat saluran teras, saluran pengelak,
    saluran pembuangan air serta terjunan. Ukuran saluran teras : lebar 15-25 cm,
    dalam 20-25 cm.
  • Untuk mengurangi erosi dan meningkatkan infiltrasi, pembuatan rorak bisa
    dilakukan dalam saluran teras atau saluran pengelak.
  • Kalau tidak ada tempat untuk membuat SPA, bisa dibuat teras bangku miring
    ke dalam
  • Perlu mengarahkan air aliran permukaan ke SPA yang ditanami rumput
    Paspalum notatum dan bangunan terjunan air.
c. Pemeliharaan
         Pemeliharaan    saluran   teras   meliputi,   memindahkan/mengeluarkan
sedimen dari dalam saluran dan dari rorak ke bidang olah, menyulam tanaman
tampingan dan bibir teras yang mati, memangkas rumput yang tumbuh pada
saluran, tampingan dan bibir teras untuk dijadikan pakan ternak.
         c.        Metode Kimia
         Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang
menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara
kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner
atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga
tanah akan tetap resisten terhadap erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).
         Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar
sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena
senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Permeabilitas tanah dipertinggi
dan erosi berkurang. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman
semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989).Penggunaan bahan-bahan
pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang baru dibuka
sesunggunya sangat diperlukan mengingat:
·        Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah virgin
         yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan
         efektif.
·        Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang
         terangkat.
·        Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan
         perkebunan, menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya bagian top soil,
         mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan berat seperti
         traktor, bulldozer dan alat-alat berat lainnya.




                                  Gambar Soil Conditioner
    2.    Metode Konservasi Air
            Strategi konservasi air mencakup metode pengelolaan untuk :
    1. Menurunkan aliran permukan
    2. Mengurang evaporasi
    3. Mengurangi perkolasi (deep percolation)
    4. Mencegah kehilangan air yg tidak penting dari daerah penyimpanan
         (storage )
            Dengan demikian tindakan konservasi air dapat diarahkan untuk :
     a. Mengurangi jumlah air aliran permukaan melalui peningkatan infiltrasi,
          peningkatan kandungan bahan organik atau dengan meningkatkan
          simpanan air dipermukaan tanah dan didalam tanah misalnya melalui
peningkatan kekasaran permukaan tanah, saluran peresapan, pembuatan
         rorak, kadung situ dll
     b. Memeperlambat kecepatan aliran permukaan dengan cara vegetatif,
         mengurangi kemiringan lahan dan memperpendek lereng.
     c. Pemeliharaan sumber daya ( konservasi sumber daya air)
     d. Panen hujan
          Pada dasarnya usahatani konservasi merupakan suatu paket teknologi
usahatani yang bertujuan meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta
melestarikan sumberdaya tanah dan air pada DAS-DAS kritis (Saragih, 1996),
akan tetapi penyerapan teknologi tersebut masih relatif lambat disebabkan antara
lain :
1.         Besarnya modal yang diperlukan untuk penerapannya (khususnya untuk
            investasi bangunan konservasi
2.         Kurangnya tenaga penyuluh untuk mengkomunikasikan teknologi
            tersebut kepada petani
3.         Masih lemahnya kemampuan pemahaman petani untuk menerapkan
            teknologi usahatani kon-servasi sesuai yang diintroduksikan
4.         Keragaman komoditas yang diusahakan di DAS-DAS kritis
5.         Terbatasnya sarana/prasarana pendukung penerapan teknologi usaha
            tani konservasi
          Hal-hal tersebut diatas menunjukkan bahwa teknologi usahatani
konservasi yang ada sekarang ini masih belum memadai sehingga perlu dicari
teknologi yang lebih sesuai melalui kegiatan :
1.         Penelitian komponen-komponen teknologi yang dapat mendukung paket
            teknologi usahatani konservasi
2.         Penelitian pengembangan teknologi yang sudah ada guna memodifikasi
            teknologi tersebut sesuai dengan kondisi agrofisik dan sosial ekonomi
            wilayah setempat
          Teknik konservasi tanah seperti pembuatan kontur, teras, penanaman
dalam strip, penanaman penutup tanah, pemilihan pergiliran tanah yang cocok,
penggunaan pupuk yang tepat, dan drainase dalam literatur sering dijabarkan
sebagai tehnik yang melindungi atau memperbaiki tanah pertanian secara
keseluruhan, akan tetapi perlu ditekankan bahwa teknik-teknik tersebut dapat
efektif apabila penggunaan lahannya sudah cocok. Tidak ada agroteknologi yang
memungkinkan tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak ada tehnik
konservasi yang dapat mencegah erosi kalau kondisi tanahnya tidak cocok untuk
pertanian (Sinukaban, 1989).
IV.     KESIMPULAN


1.   Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah
     pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
     memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak
     terjadi kerusakan. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air
     yang jatuh ke tanah seefisien mungkin, dan pengaturan waktu sehingga
     tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu
     musim kemarau. Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut
     pengawetan tanah merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga
     dan meningkatkan produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air.
2.   Usaha konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan menggunakan tiga
     metode yaitu :
      1. Metode vegetatif, menggunakan tanaman sebagai sarana
      2. Metode mekanik, menggunakan tanah, batu dan lain-lain sebagai
         sarana.
      3. Metode kimia, menggunakan tambahan bahan kimia
3.   Usaha konservasi Air dapat dilakukan
     a. Mengurangi jumlah air aliran permukaan melalui peningkatan
         infiltrasi, peningkatan kandungan bahan organik atau dengan
         meningkatkan simpanan air dipermukaan tanah dan didalam tanah
         misalnya melalui peningkatan kekasaran permukaan tanah, saluran
         peresapan, pembuatan rorak, kadung situ dll
     b. Memeperlambat kecepatan aliran permukaan dengan cara vegetatif,
         mengurangi kemiringan lahan dan memperpendek lereng.
      c. Pemeliharaan sumber daya ( konservasi sumber daya air)
      d. Panen hujan
DAFTAR PUSTAKA



Anonim.     2011.      Metode    Konservasi     Tanah         dan    Air.     Diakses
          melaluihttp://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/metode-konservasi-
          tanah-dan-air.html pada 30 Maret pukul 11.00 WIB.
Anonim.    2011.    Teknik   Konservasi   Tanah    dan    Air.      Diakses   melalui
          http://infront.web.id/394/teknik-konservasi-tanah-dan-air/ pada         30
          Maret pukul 11.00 WIB
Anonim.       2011.       Konservasi      Tanah         dan         Air.      Diakses
          melaluihttp://4antum.wordpress.com/2009/12/16/konservasi-tanah-dan-
          air/ pada 30 Maret pukul 11.00 WIB.
Arsyad, Soemitro. 1989. Konservasi Tanah dan Air, Presentasi Workshop
          Agroforestry 2004, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada,
          Yogyakarta

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & airdenotsudiana
 
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanEvaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanmuhammadzain158
 
Andrew hidayat memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...
Andrew hidayat  memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...Andrew hidayat  memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...
Andrew hidayat memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...Andrew Hidayat
 
Kegiatan pro klim
Kegiatan pro klimKegiatan pro klim
Kegiatan pro klimswirawan
 
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Kiki Reski
 
Konseervasi tanah dan air gebong
Konseervasi tanah dan air gebongKonseervasi tanah dan air gebong
Konseervasi tanah dan air gebongcietera
 
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTANINTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTANAriManalu
 
Manajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpaduManajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpadupdatarawa
 
Pengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara BerkelanjutanPengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara BerkelanjutanEthelbert Phanias
 

Was ist angesagt? (16)

4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Presentasi iis
Presentasi iisPresentasi iis
Presentasi iis
 
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanEvaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
 
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basahPresentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
 
Andrew hidayat memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...
Andrew hidayat  memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...Andrew hidayat  memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...
Andrew hidayat memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...
 
Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Konservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan airKonservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan air
 
Kegiatan pro klim
Kegiatan pro klimKegiatan pro klim
Kegiatan pro klim
 
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
 
Konseervasi tanah dan air gebong
Konseervasi tanah dan air gebongKonseervasi tanah dan air gebong
Konseervasi tanah dan air gebong
 
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTANINTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
 
Manajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpaduManajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpadu
 
Lahan Kritis
Lahan KritisLahan Kritis
Lahan Kritis
 
Pengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara BerkelanjutanPengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
 
Pasut lwmtl
Pasut lwmtlPasut lwmtl
Pasut lwmtl
 

Ähnlich wie Makalah eca

Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxResume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxMqwinMks
 
Makalah KTA NURR.docx
Makalah KTA NURR.docxMakalah KTA NURR.docx
Makalah KTA NURR.docxRahmaniar38
 
MODUL 7 LINGKUNGAN HIDUP.pptx
MODUL 7 LINGKUNGAN HIDUP.pptxMODUL 7 LINGKUNGAN HIDUP.pptx
MODUL 7 LINGKUNGAN HIDUP.pptxRiadhatulUlum1
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airAndrew Hutabarat
 
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationyudha Adipratama
 
Penerapan Konservasi Tanah Pada Lahan Pasir
Penerapan Konservasi Tanah Pada Lahan PasirPenerapan Konservasi Tanah Pada Lahan Pasir
Penerapan Konservasi Tanah Pada Lahan Pasiraditya
 
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdfPuteriAprilani1
 
Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasiWarnet Raha
 
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surutTeknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surutdianaeureka1
 
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitPersiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitIlham Johari
 
Metode pengawetan tanah
Metode pengawetan  tanahMetode pengawetan  tanah
Metode pengawetan tanahAde Retno
 

Ähnlich wie Makalah eca (20)

Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxResume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
 
Makalah KTA NURR.docx
Makalah KTA NURR.docxMakalah KTA NURR.docx
Makalah KTA NURR.docx
 
Konservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan airKonservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan air
 
Konservasi tanah dan air.
Konservasi tanah dan air.Konservasi tanah dan air.
Konservasi tanah dan air.
 
Konservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan airKonservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan air
 
Konservasi
KonservasiKonservasi
Konservasi
 
MODUL 7 LINGKUNGAN HIDUP.pptx
MODUL 7 LINGKUNGAN HIDUP.pptxMODUL 7 LINGKUNGAN HIDUP.pptx
MODUL 7 LINGKUNGAN HIDUP.pptx
 
KLP 2 Erosi.pptx
KLP 2 Erosi.pptxKLP 2 Erosi.pptx
KLP 2 Erosi.pptx
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan air
 
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
 
Penerapan Konservasi Tanah Pada Lahan Pasir
Penerapan Konservasi Tanah Pada Lahan PasirPenerapan Konservasi Tanah Pada Lahan Pasir
Penerapan Konservasi Tanah Pada Lahan Pasir
 
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
 
Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surutTeknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
 
Presentasi eca
Presentasi ecaPresentasi eca
Presentasi eca
 
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitPersiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
 
Makalah vigita
Makalah vigitaMakalah vigita
Makalah vigita
 
EKOHIDROLOGI.docx
EKOHIDROLOGI.docxEKOHIDROLOGI.docx
EKOHIDROLOGI.docx
 
Metode pengawetan tanah
Metode pengawetan  tanahMetode pengawetan  tanah
Metode pengawetan tanah
 

Mehr von Nurul Aulia

Presentasi vigita
Presentasi vigitaPresentasi vigita
Presentasi vigitaNurul Aulia
 
Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi trianiNurul Aulia
 
Bidadariku annisa
Bidadariku annisaBidadariku annisa
Bidadariku annisaNurul Aulia
 
1. teknik evaluasi mutu komoditas pertanian 1
1. teknik evaluasi mutu komoditas pertanian   11. teknik evaluasi mutu komoditas pertanian   1
1. teknik evaluasi mutu komoditas pertanian 1Nurul Aulia
 
Adsorpsi desorpsi
Adsorpsi desorpsiAdsorpsi desorpsi
Adsorpsi desorpsiNurul Aulia
 
Presentasi ruliana
Presentasi rulianaPresentasi ruliana
Presentasi rulianaNurul Aulia
 
Presentasi intan
Presentasi intanPresentasi intan
Presentasi intanNurul Aulia
 
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosfer
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosferHandout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosfer
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosferNurul Aulia
 
Tanah sebagai media_tanam
Tanah sebagai media_tanamTanah sebagai media_tanam
Tanah sebagai media_tanamNurul Aulia
 
Pengawetan & pengolahan
Pengawetan & pengolahanPengawetan & pengolahan
Pengawetan & pengolahanNurul Aulia
 
4 presentation biobriquette-sri_i_endahagustina
4 presentation biobriquette-sri_i_endahagustina4 presentation biobriquette-sri_i_endahagustina
4 presentation biobriquette-sri_i_endahagustinaNurul Aulia
 
Dan kemudian...hening
Dan kemudian...heningDan kemudian...hening
Dan kemudian...heningNurul Aulia
 
1.kontrak dan pengantar tpta
1.kontrak dan pengantar tpta1.kontrak dan pengantar tpta
1.kontrak dan pengantar tptaNurul Aulia
 

Mehr von Nurul Aulia (19)

Presentasi vigita
Presentasi vigitaPresentasi vigita
Presentasi vigita
 
Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi triani
 
Bidadariku annisa
Bidadariku annisaBidadariku annisa
Bidadariku annisa
 
1. teknik evaluasi mutu komoditas pertanian 1
1. teknik evaluasi mutu komoditas pertanian   11. teknik evaluasi mutu komoditas pertanian   1
1. teknik evaluasi mutu komoditas pertanian 1
 
Aktivitas air
Aktivitas airAktivitas air
Aktivitas air
 
Adsorpsi desorpsi
Adsorpsi desorpsiAdsorpsi desorpsi
Adsorpsi desorpsi
 
Kekuatan tanah
Kekuatan tanahKekuatan tanah
Kekuatan tanah
 
Makalah ruliana
Makalah rulianaMakalah ruliana
Makalah ruliana
 
Presentasi ruliana
Presentasi rulianaPresentasi ruliana
Presentasi ruliana
 
Makalah intan
Makalah intanMakalah intan
Makalah intan
 
Presentasi intan
Presentasi intanPresentasi intan
Presentasi intan
 
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosfer
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosferHandout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosfer
Handout hubungan dasar tanah air-tanaman-atmosfer
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Tanah sebagai media_tanam
Tanah sebagai media_tanamTanah sebagai media_tanam
Tanah sebagai media_tanam
 
Pengawetan & pengolahan
Pengawetan & pengolahanPengawetan & pengolahan
Pengawetan & pengolahan
 
4 presentation biobriquette-sri_i_endahagustina
4 presentation biobriquette-sri_i_endahagustina4 presentation biobriquette-sri_i_endahagustina
4 presentation biobriquette-sri_i_endahagustina
 
Dan kemudian...hening
Dan kemudian...heningDan kemudian...hening
Dan kemudian...hening
 
Bioarang
BioarangBioarang
Bioarang
 
1.kontrak dan pengantar tpta
1.kontrak dan pengantar tpta1.kontrak dan pengantar tpta
1.kontrak dan pengantar tpta
 

Makalah eca

  • 1. MAKALAH TUGAS TERSTRUKTUR TEKNIK PENGAWETAN TANAH DAN AIR METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR Oleh : Mahesa Dwi Nuroni NIM A1H009053 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 201
  • 2. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam utama yaitu tanah dan air mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Tanah mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan, dan sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan (Arsyad S., 1989). Kedua fungsi tersebut dapat menurun atau hilang, hilang atau menurunnya fungsi tanah ini yang biasa disebut kerusakan tanah atau degradasi tanah. Hilangnya fungsi tanah sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dapat terus menerus diperbaharui dengan pemupukan. Tetapi hilangnya fungsi tanah sebagai tempat berjangkarnya perakaran dan menyimpan air tanah tidak mudah diperbaharui karena diperlukan waktu yang lama untuk pembentukan tanah. Kerusakan air berupa hilangnya atau mengeringnya sumber air dan menurunnya kualitas air. Hilang atau mengeringnya sumber air berkaitan erat dengan erosi, sedangkan menurunnya kualitas air dapat dikarenakan kandungan sedimen yang bersumber dari erosi atau kandungan bahanbahan dari limbah industri/pertanian.Dengan demikian kedua sumber daya tersebut (tanah dan air) harus dijaga kelestarian fungsinya dengan upaya-upaya konservasi tanah dan air. Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan. Konservasi tanah tidak berarti penundaan penggunaan tanah atau pelarangan penggunaan tanah, tetapi menyesuaikan macam penggunaannya dengan kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai syarat-syarat yang diperlukan agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Konservasi tanah berkaitan erat dengan konservasi air.
  • 3. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin, dan pengaturan waktu sehingga tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat hilirnya. Oleh karena itu maka konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhubungan erat, berbagai tindakan konservasi tanah merupakan juga tindakan konservasi air. B .Tujuan 1. Mengetahui pengertian konservasi tanah dan air 2. Mengetahui metode- metode yang digunakan dalam konservasi tanah dan air
  • 4. II. TINJAUAN PUSTAKA Tanah menurut pengertian sehari-hari ialah tempat berpijak makhluk hidup di darat, fondasi tempat tinggal, dan sebagainya. Secara ilmiah, tanah merupakan media tempat tumbuh tanaman. Menurut Simmonson (1957), tanah adalah permukaan lahan yang kontiniu menutpi kerak bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, puncak- puncak pegunungan, daerah salju abadi. Sedangkan menurut Soil Survey Staff (1973), tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusun-penyusunnya, yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman. Menurut Sitanala Arsyad (1989), konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang erat dengan konservasi air. Tanah sebagai komponen utama usaha tani yang harus dipelihara, dimodifikasi bila perlu, sangat mempengaruhi produksi dan penampilan tanaman. Usaha konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu : 1. Metode vegetatif, menggunakan tanaman sebagai sarana 2. Metode mekanik, menggunakan tanah, batu dan lain-lain sebagai sarana. 3. Metode Kimia, menggunakan tambahan bahan kimia Konservasi tanah berhubungan erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air, dan usaha untuk mengkonservasi tanah juga merupakan konservasi air. Salah satu tujuan konservasi tanah adalah meminimumkan erosi pada suatu lahan. Laju erosi yang masih lebih besar dari erosi yang dapat ditoleransikan merupakan masalah yang bila tidak ditanggulangi akan menjebak petani kembali ke dalam siklus yang
  • 5. saling memiskinkan. Tindakan konservasi tanah merupakan cara untuk melestarikan sumberdaya alam. Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktifitas tanah menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah air bersih semakin berkurang. Konservasi tanah pada umumnya terdapat di berbagai tempat yang secara nyata berdampak pada perbandingan panjang kemiringan tanah yang diakibatkan oleh air hingga tanah menyusut. Lalu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada konservasi air dalam rangka pengontrolan erosi dimana kemiringan tanah yang telah ditentukan dalam persen dan panjang kemiringan tanah yang disebut dengan s ystem cropping. Tantangan yang berat di Indonesia adalah luas wilayah Indonesiea yang tidak kurang dari 195 juta hektar, dan diperkirakan 147 juta hektar atau 76 persen merupakan hutan dalam program penghutanan kembali dan rehabilitasi lahan, terdapat tidak kurang dari 80 area watershed, dimana 36 buah diantaranya mendapat prioritas.
  • 6. III. PEMBAHASAN A. Pengertian Konservasi Tanah dan Air Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin, dan pengaturan waktu sehingga tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat hilirnya. Usaha pokok dalam pengawetan tanah dan air meliputi (Zulrasdi et, al. 2005): 1. Pengelolaan lahan • Sesuai kemampuan lahan • Mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam tanah • Melindungi lahan dari ancaman erosi dengan menanam tanaman penutup tanah • Penggunaan mulsa. 2. Pengelolaan Air Pengelolaan air adalah usaha-usaha pengembangan sumberdaya air dalam hal : • Jumlah air yang memadai • Kwalitas air • Tersedia air sepanjang tahun 3. Pengelolaan Vegetasi Pengelolaan vegetasi pada hutan tangkapan air maupun pemeliharaan vege tasi sepanjang aliran sungai, dapat ditempuh dengan cara:
  • 7. Penanaman dengan tanaman berakar serabut seperti: bambu yang sangat dianjurkan di pinggiran sungai, rumput makanan ternak seperti rumput gajah, rumput raja dll. Penanaman ini dimaksudkan untuk penghalang terjadinya erosi pada tanah. • Penanaman tanaman semusim untuk lahan semusim untuk lahan yang tidak memiliki kemiringan • Pembuatan teras, bila pada lahan terdapat kemiringan B. Metode Konservasi Tanah dan Air 1. Metode Konservasi Tanah Salah satu kegiatan dalam menyelamatkan lahan dari tingkat erosi yang tinggi adalah penerapan teknik konservasi tanah dan air disamping kegiatan reboisasi, penghijauan, pemeliharan dan pengayaan tanaman. Konservasi tanah dan air merupakan upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah dan air mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan tanah dan air dari kehilangan dan kerusakannya melalui pengendalian erosi, sedimentasi dan banjir sehingga lahan dan air dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Penerapan teknik konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif, sipil teknis dan kimiawi. Penerapan teknik vegetaif berupa penanaman vegetasi tetap, budidaya tanaman lorong, strip rumput dan lain–lain, penerapan sipil teknis berupa pembuatan bangunan dam pengendali, dam penahan, teras, saluran pembuagan air, sumur resapan, embung, parit buntu (rorak), perlindungan kanan kiri tebing sungai dan lain–lain, serta penerapan teknik kimiawi berupa pemberian mulsa, bitumen zat kimia (soil conditioner). Teknologi yang diterapkan pada setiap macam penggunaan tanah aka menentukan apakah akan didapat penggunaan dan produksi yang lestari pada sebidang tanah. Metode konservasi tanah dan air dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
  • 8. a. Metode Vegetatif Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Beberapa teknik konservasi tanah dan air yang mampu mengendalikan erosi dapat ditempuh melalui cara vegetatif seperti pertanaman lorong (alley cropping), silvipastura, dan pemberian mulsa. 1. Pertanaman lorong Pertanaman lorong (alley cropping) adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu leguminosa ditanam rapat (jarak 10-25 cm) menurut garis kontur (nyabuk gunung) sebagai tanaman pagar dan tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar. Menerapkan pertanaman lorong pada lahan miring biayanya jauh lebih murah dibandingkan membuat teras bangku, tapi efektif menahan erosi. Setelah 3-4 tahun sejak tanaman pagar tumbuh akan terbentuk teras. Terbentukannya teras secara alami dan berangsur sehingga sering disebut teras kredit. Gambar pertanaman Lorong a. Persyaratan • Kelerengan 3-40% dan kedalaman tanah > 20 cm. • Cocok untuk tanah dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang. b. Pembuatan dan pemeliharaan
  • 9. • Jarak antara barisan tanaman pagar ditentukan oleh kemiringan lahan dan kemampuan tanaman pagar menyediakan bahan organik. Aturan yang umum digunakan adalah dengan memilih sekitar 1-1,5 m tetapi untuk kemiringan lahan 3-10%, diatur dengan jarak antara 0,3-1,0 m (jarak antar baris tanaman pagar tidak lebih dari 10 m). Hal ini dimaksudkan agar bahan organik yang disumbangkan tanaman pagar cukup banyak jumlahnya. • Biasanya pada lereng bawah dari tanaman pagar yang berbentuk perdu, ditanami rumput yang tahan naungan. Penanaman rumput sejajar dengan barisan tanaman perdu dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas menahan erosi karena jika hanya perdu, masih sering terjadi erosi. • Tanaman pagar dipangkas secara berkala (terutama bila tanaman pagar mulai menaungi tanaman pokok) dan bahan hijauannya digunakan sebagai mulsa atau pakan ternak. Apabila bahan hijauan digunakan untuk pakan ternak maka pupuk kandang yang dihasilkan dikembalikan untuk memupuk tanaman pokok agar kesuburan lahan dapat dipertahankan. 2. Silvipastura Sistem silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpangsari, tetapi yang ditanam di sela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman pakan ternak, seperti rumput gajah, setaria, dll. Ada beberapa bentuk silvipastura yang dikenal di Indonesia antara lain (a) tanaman pakan di hutan tanaman industri, (b) tanaman pakan di hutan sekunder, (c) tanaman pohon-pohonan sebagai tanaman penghasil pakan dan (d) tanaman pakan sebagai pagar hidup. a. Persyaratan • Terutama untuk lereng agak curam dan curam. • Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan keinginan petani. Jika tidak, akan mematikan motivasi petani menanam dan memelihara tanaman sampai menghasilkan. � � � � � � � � � � � � � � � � � ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣ ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣ ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣ ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣ � � � � � � � � � � � � � � � � �
  • 10. ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣ ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣ ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣ ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣ � � � � � � � � � � � � � � � � � ♣ tanaman pangan�Albizia �rumput pakan ternak Gambarpenanaman secara silvipastura 3. Strip rumput Strip rumput, hampir sama dengan sistem pertanaman lorong, dibuat mengikuti kontur (sabuk gunung) dan lebar strip 0,5 m atau lebih, dimaksudkan untuk mengurangi erosi dan penyedia pakan ternak. a. Persyaratan • Terutama bagi rumah tangga yang memiliki ternak ruminansia. • Cocok untuk daerah beriklim kering maupun daerah beriklim basah. • Jenis rumput yang digunakan mempunyai penyebaran perakaran vertikal yang dalam sehingga daya saingnya terhadap tanaman utama menjadi rendah. • Jenis rumput yang tahan naungan dan kekeringan. • Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada tanah yang tidak subur. • Sangat baik jika memberikan efek alelopati terhadap hama. Contohnya, aroma yang dihasilkan vetiver dapat mengusir tikus. b. Penanaman dan pemeliharaan • Rumput ditanam menurut kontur terdiri dari 3 barisan rumput atau lebih dengan jarak antara barisan 20 cm. • Lebar strip rumput 0,5 m atau lebih. • Jarak antara strip rumput tergantung yang diinginkan dan bervariasi dari 2,5 m untuk kemiringan 60% sampai 40 m untuk kemiringan 5%. • Jika ditanam dari biji memerlukan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan dengan dari stek/tunas hidup/bonggol. 4. Pemberian bahan mulsa Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar dari pukulan butir hujan. Mulsa merupakan teknik pencegahan erosi yang cukup efektif. Jika bahan mulsa berasal dari bahan organik, maka mulsa juga berfungsi dalam pemeliharaan bahan organik tanah. Bahan organik yang dapat dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar
  • 11. dari sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman penutup tanah atau didatangkan dari luar lahan pertanian. Fungsi lain mulsa adalah : • Jika sudah melapuk dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air sehingga air lebih tersedia untuk pertumbuhan tanaman, dan memperkuat agregat tanah. • Mengurangi kecepatan serta daya kikis aliran permukaan. • Mengurangi evaporasi, memperkecil fluktuasi suhu tanah, meningkatkan jumlah pori aerasi sebagai akibat meningkatnya kegiatan jasad hidup di dalam tanah dan meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah. • Menyediakan sebagian zat hara bagi tanaman. • Dianjurkan menggunakan 6 ton mulsa/ha/tahun atau lebih. Bahan mulsa yang paling mudah didapatkan adalah sisa tanaman. • Mulsa diberikan dengan jalan menyebarkan bahan organik secara merata di permukaan tanah. • Bahan mulsa yang baik adalah bahan yang sukar melapuk seperti jerami padi dan batang jagung. • Mulsa dapat juga diberikan ke dalam lubang yang dibuat khusus dan disebut sebagai mulsa vertikal. Gambar Mulsa Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan
  • 12. bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah. Syarat-syarat dari tanaman penutup tanah, antara lain: 1. Dapat berkembang dan daunnya banyak. 2. Tahan terhadap pangkasan. 3. Mudah diperbanyak dengan menggunakan biji. 4. Mampu menekan tanaman pengganggu. 5. Akarnya dapat mengikat tanah, bukan merupakan saingan tanaman pokok. 6. Tahan terhadap penyakit dan kekeringan. 7. Tidak berduri dan bersulur yang membelit. Selain dengan penanaman tanaman penutup tanah (cover crop), cara vegetatif lainnya adalah: 1. Tanaman dengan lajur berselang-seling, pada kelerengan 6 – 10 % dengan tujuan: · Membagi lereng agar menjadi lebih pendek. · Dapat menghambat atau mengurangi laju aliran permukaan. · Menahan partikel-partikel tanah yang terbawa oleh aliran permukaan. 2. Menanam secara kontur (Countur planting), dilakukan pada kelerengan 15 – 18 % dengan tujuan untuk memperbesar kesempatan meresapnya air sehingga run off berkurang. 3. Pergiliran tanaman (crop rotation). 4. Reboisasi atau penghijauan. 5. Penanaman saluran pembuang dengan rumput dengan tujuan untuk melindungi saluran pembuang agar tidak rusak. b. Metode Mekanik Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997). Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik
  • 13. terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989). Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak. Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini. Banyak cara konservasi tanah dan air yang tergolong ke dalam pengendalian erosi secara sipil teknis, tetapi yang sering dilakukan oleh petani hanya beberapa saja, yaitu teras gulud dan teras bangku. 1. Teras gulud Teras gulud adalah guludan yang dilengkapi dengan rumput penguat dan saluran air pada bagian lereng atasnya. Teras gulud dapat difungsikan sebagai pengendali erosi dan penangkap aliran permukaan dari permukaan bidang olah. Aliran permukaan diresapkan ke dalam tanah di dalam saluran air sedangkan air yang tidak meresap dialirkan ke Saluran Pembuangan Air (SPA). a. Persyaratan • Cocok untuk kemiringan lahan antara 10-40%, dapat juga digunakan pada kemiringan 40-60%, namun kurang efektif.
  • 14. • Dapat dibuat pada tanah-tanah agak dangkal (> 20 cm). Tetapi mampu meresapkan air dengan cepat. b. Pembuatan dan pemeliharaan • Buat garis kontur sesuai dengan interval tegak (IV = interval vertical) yang diinginkan. • Pembuatan guludan dimulai dari lereng atas dan berlanjut ke bagian bawahnya. • Teras gulud dan saluran airnya dibuat membentuk sudut 0,1- 0,5% dengan garis kontur menuju ke arah saluran pembuangan air. • Saluran air digali dan tanah hasil galian ditimbun di bagian bawah lereng dijadikan guludan. • Tanami guludan dengan rumput penguat seperti Paspalum notatum, bebe (Brachiaria brizanta), bede (Brachiaria decumbens), atau akarwang (Vetiveria zizanioides) agar guludan tidak mudah rusak. • Diperlukan SPA yang diperkuat rumput Paspalum notatum agar aman. 2. Teras bangku Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga. Ada 4 jenis teras bangku : 1.Teras bangku datar adalah teras bangku yang bidang olahnya datar (membentuk sudut 0o dengan bidang horizontal). 2. Teras bangku miring ke luar adalah teras bangku yang bidang olahnya miring ke arah lereng asli, namun kemiringannya sudah berkurang dari kemiringan lereng asli.
  • 15. 3. Teras bangku miring ke dalam (gulir kampak) adalah teras bangku yang bidang olahnya miring ke arah yang berlawanan dengan lereng asli. Air aliran permukaan dari setiap bidang olah mengalir dari bibir teras ke saluran teras dan terus ke SPA sehingga hampir tidak pernah terjadi pengiriman air aliran permukaan dari satu teras ke teras yang di bawahnya. Teras bangku gulir kampak memerlukan biaya yang mahal karena lebih banyak penggalian bidang olah. Selain itu bagian bidang olah di sekitar saluran teras merupakan bagian yang kurang/tidak subur karena merupakan bagian lapisan tanah bawah (subsoil) yang tersingkap di permukaan tanah. Namun jika dibuat dengan benar, teras bangku gulir kampak sangat efektif mengurangi erosi. 4. Teras irigasi biasanya diterapkan pada lahan sawah, karena terdapat tanggul penahan air.
  • 16. a. Persyaratan • Tanah mempunyai solum dalam dan kemiringan 10-60%. Solum tanah > 90 cm untuk lereng 60% dan >40 cm kalau lereng 10%. • Tanah stabil, tidak mudah longsor. • Tanah tidak mengandung bahan beracun seperti aluminium dan besi dengan konsentrasi tinggi. Tanah Oxisols, Ultisols, dan sebagian Inceptisols yang berwarna merah atau kuning (podsolik merah kuning) biasanya mengandung aluminium dan atau besi tinggi. • Ketersediaan tenaga kerja cukup untuk pembuatan dan pemeliharaan teras. • Memerlukan kerjasama antar petani yang memiliki lahan di sepanjang SPA. b. Cara pembuatan teras bangku • Pembuatan teras dimulai dari bagian atas dan terus ke bagian bawah lahan untuk menghindarkan kerusakan teras yang sedang dibuat oleh air aliran permukaan bila terjadi hujan. • Tanah bagian atas digali dan ditimbun ke bagian lereng bawah sehingga terbentuk bidang olah baru. Tampingan teras dibuat miring; membentuk sudut 200% dengan bidang horizontal. Kalau tanah stabil tampingan teras bisa dibuat lebih curam (sampai 300%). • Kemiringan bidang olah berkisar antara 0% sampai 3% mengarah ke saluran teras. • Bibir teras dan bidang tampingan teras ditanami rumput atau legum pakan ternak. Contohnya adalah rumput Paspalum notatum, Brachiaria brizanta, Brachiaria decumbens, atau Vetiveria zizanioides dll. Sedangkan contoh
  • 17. legum pohon adalah Gliricidia, Lamtoro (untuk tanah yang pH-nya >6), turi, stylo, dll. • Sebagai kelengkapan teras perlu dibuat saluran teras, saluran pengelak, saluran pembuangan air serta terjunan. Ukuran saluran teras : lebar 15-25 cm, dalam 20-25 cm. • Untuk mengurangi erosi dan meningkatkan infiltrasi, pembuatan rorak bisa dilakukan dalam saluran teras atau saluran pengelak. • Kalau tidak ada tempat untuk membuat SPA, bisa dibuat teras bangku miring ke dalam • Perlu mengarahkan air aliran permukaan ke SPA yang ditanami rumput Paspalum notatum dan bangunan terjunan air. c. Pemeliharaan Pemeliharaan saluran teras meliputi, memindahkan/mengeluarkan sedimen dari dalam saluran dan dari rorak ke bidang olah, menyulam tanaman tampingan dan bibir teras yang mati, memangkas rumput yang tumbuh pada saluran, tampingan dan bibir teras untuk dijadikan pakan ternak. c. Metode Kimia Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985). Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989).Penggunaan bahan-bahan pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang baru dibuka sesunggunya sangat diperlukan mengingat:
  • 18. · Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah virgin yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan efektif. · Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang terangkat. · Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan perkebunan, menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya bagian top soil, mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan berat seperti traktor, bulldozer dan alat-alat berat lainnya. Gambar Soil Conditioner 2. Metode Konservasi Air Strategi konservasi air mencakup metode pengelolaan untuk : 1. Menurunkan aliran permukan 2. Mengurang evaporasi 3. Mengurangi perkolasi (deep percolation) 4. Mencegah kehilangan air yg tidak penting dari daerah penyimpanan (storage ) Dengan demikian tindakan konservasi air dapat diarahkan untuk : a. Mengurangi jumlah air aliran permukaan melalui peningkatan infiltrasi, peningkatan kandungan bahan organik atau dengan meningkatkan simpanan air dipermukaan tanah dan didalam tanah misalnya melalui
  • 19. peningkatan kekasaran permukaan tanah, saluran peresapan, pembuatan rorak, kadung situ dll b. Memeperlambat kecepatan aliran permukaan dengan cara vegetatif, mengurangi kemiringan lahan dan memperpendek lereng. c. Pemeliharaan sumber daya ( konservasi sumber daya air) d. Panen hujan Pada dasarnya usahatani konservasi merupakan suatu paket teknologi usahatani yang bertujuan meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta melestarikan sumberdaya tanah dan air pada DAS-DAS kritis (Saragih, 1996), akan tetapi penyerapan teknologi tersebut masih relatif lambat disebabkan antara lain : 1. Besarnya modal yang diperlukan untuk penerapannya (khususnya untuk investasi bangunan konservasi 2. Kurangnya tenaga penyuluh untuk mengkomunikasikan teknologi tersebut kepada petani 3. Masih lemahnya kemampuan pemahaman petani untuk menerapkan teknologi usahatani kon-servasi sesuai yang diintroduksikan 4. Keragaman komoditas yang diusahakan di DAS-DAS kritis 5. Terbatasnya sarana/prasarana pendukung penerapan teknologi usaha tani konservasi Hal-hal tersebut diatas menunjukkan bahwa teknologi usahatani konservasi yang ada sekarang ini masih belum memadai sehingga perlu dicari teknologi yang lebih sesuai melalui kegiatan : 1. Penelitian komponen-komponen teknologi yang dapat mendukung paket teknologi usahatani konservasi 2. Penelitian pengembangan teknologi yang sudah ada guna memodifikasi teknologi tersebut sesuai dengan kondisi agrofisik dan sosial ekonomi wilayah setempat Teknik konservasi tanah seperti pembuatan kontur, teras, penanaman dalam strip, penanaman penutup tanah, pemilihan pergiliran tanah yang cocok, penggunaan pupuk yang tepat, dan drainase dalam literatur sering dijabarkan
  • 20. sebagai tehnik yang melindungi atau memperbaiki tanah pertanian secara keseluruhan, akan tetapi perlu ditekankan bahwa teknik-teknik tersebut dapat efektif apabila penggunaan lahannya sudah cocok. Tidak ada agroteknologi yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak ada tehnik konservasi yang dapat mencegah erosi kalau kondisi tanahnya tidak cocok untuk pertanian (Sinukaban, 1989).
  • 21. IV. KESIMPULAN 1. Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin, dan pengaturan waktu sehingga tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. 2. Usaha konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu : 1. Metode vegetatif, menggunakan tanaman sebagai sarana 2. Metode mekanik, menggunakan tanah, batu dan lain-lain sebagai sarana. 3. Metode kimia, menggunakan tambahan bahan kimia 3. Usaha konservasi Air dapat dilakukan a. Mengurangi jumlah air aliran permukaan melalui peningkatan infiltrasi, peningkatan kandungan bahan organik atau dengan meningkatkan simpanan air dipermukaan tanah dan didalam tanah misalnya melalui peningkatan kekasaran permukaan tanah, saluran peresapan, pembuatan rorak, kadung situ dll b. Memeperlambat kecepatan aliran permukaan dengan cara vegetatif, mengurangi kemiringan lahan dan memperpendek lereng. c. Pemeliharaan sumber daya ( konservasi sumber daya air) d. Panen hujan
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Metode Konservasi Tanah dan Air. Diakses melaluihttp://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/metode-konservasi- tanah-dan-air.html pada 30 Maret pukul 11.00 WIB. Anonim. 2011. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Diakses melalui http://infront.web.id/394/teknik-konservasi-tanah-dan-air/ pada 30 Maret pukul 11.00 WIB Anonim. 2011. Konservasi Tanah dan Air. Diakses melaluihttp://4antum.wordpress.com/2009/12/16/konservasi-tanah-dan- air/ pada 30 Maret pukul 11.00 WIB. Arsyad, Soemitro. 1989. Konservasi Tanah dan Air, Presentasi Workshop Agroforestry 2004, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta