Aborsi merupakan pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu atau janin belum mampu hidup di luar rahim. Aborsi dibolehkan untuk alasan medis jika kehamilan membahayakan ibu, namun secara umum dilarang karena dianggap membunuh. Aborsi memiliki risiko kesehatan dan dampak psikologis bagi ibu.
2. Pengertian Aborsi
• Aborsi (abortus) adalah berakhirnya suatu kehamilan
(akibat faktor tertentu) pada atau sebelum kehamilan itu
berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup di luar kandungan (Lily Yulaikah, 2008: 72).
• Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia abortus
didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin. Secara umum
istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan,
yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu
secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin
masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa
kehamilan).
3. Alasan-Alasan untuk Melakukan Aborsi
Berdasarkan alasan medis, aborsi boleh dilakukan jika jiwa sang ibu mengalami ancaman
bahaya jika kehamilan dilanjutkan, seperti :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan perdarahan yang terus
menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion).
Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.
Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.
Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks
Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi.
Telah berulang kali mengalami operasi caesar.
Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung organik
dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif, toksemia
gravidarum yang berat.
Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai
komplikasi vaskuler, hipertiroid, dan lain-lain.
Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.
Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.
Gangguan jiwa
4. Lanjutan…
Berdasarkan alasan kriminalitas, aborsi terjadi karena kehadiran
janin tidak diharapkan dan dikawatirkan dapat membawa rasa malu
bagi sang calon oarng tua, ada beberapa alasan yang menyebabkan
hal ini terjadi:
• Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
• Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau
untuk punya anak lagi.
• Kehamilan di luar nikah.
• Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah
beban ekonomi keluarga.
• Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin
cacat.
• Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest
(hubungan antar keluarga).
• Kegagalan kontrasepsi.
5. Aborsi Menurut Pandangan Islam
Dalam istilah syari’at, aborsi adalah kematian janin
atau keguguran sebelum sempurna, walaupun janin
belum mencapai usia enam bulan. Dapat disimpulkan
bahwa aborsi secara syari’at tidak melihat kepada usia
kandungan, namun melihat kepada kesempurnaan
bentuk janin tersebut.
6. Klasifikasi Abortus
Abortus (al-Ijhaadh) dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis:
•
Al-Ijhaadh at-Tilqaa’i (Abortus spontanea)
Yaitu proses alami yang dilakukan rahim untuk mengeluarkan janin yang tidak
mungkin sempurna unsur-unsur kehidupan padanya. Bisa jadi ini terjadi dengan
sebab kecacatan besar yang terkena penyakit beragam seperti diabetes atau
lainnya.
•
Al-Ijhaadh al-’Ilaaji (Abortus Provokatus Medisinalis)
Adalah abortus (keguguran) yang sengaja dilakukan para medis (dokter) demi
menyelamatkan nyawa ibu; yang dalam keadaan sangat jarang bahwa
kehamilannya dapat berlanjut dengan selamat.
•
Al-Ijhaadh al-Ijtimaa-i (Abortus Provokatus Kriminalis)
Adalah aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal).
Tujuannya hanya untuk tidak melahirkan bayi atau untuk menjaga penampilan
atau menutup aib dan sejenisnya. Biasanya pengguguran dilakukan dengan
menggunakan berbagai cara termasuk dengan alat-alat atau obat-obat tertentu.
7. Mengapa Aborsi di Haramkan dalam
Hukum Al-Quran?
•
Tidak ada satupun ayat didalam
Al-Quran yang menyatakan
bahwa aborsi boleh dilakukan
oleh umat Islam. Sebaliknya,
banyak sekali ayat-ayat yang
menyatakan bahwa janin dalam
kandungan sangat mulia. Dan
banyak
ayat-ayat
yang
menyatakan bahwa hukuman
bagi
orang-orang
yang
membunuh sesama manusia
adalah sangat mengerikan.
Berikut ini merupakan alasan
dalam
Al-Quran
yang
mengharamkan tindakan aborsi.
•
•
•
•
•
•
Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah
yang mulia.
Membunuh satu nyawa sama artinya dengan
membunuh semua orang. Menyelamatkan satu
nyawa sama artinya dengan menyelamatkan
semua orang.
Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan
alasan tidak memiliki uang yang cukup atau takut
akan kekurangan uang.
Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti
melawan terhadap perintah Allah.
Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah
mengenal kita.
Tidak ada kehamilan yang merupakan
“kecelakaan” atau kebetulan. Setiap janin yang
terbentuk adalah merupakan rencana Allah.
Nabi Muhammad SAW tidak pernah
menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus hamil
diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung
tinggi kehidupan.
8. Aborsi Menurut Pandangan Agama
Kristen
Sama halnya dengan islam, agama Kristen pun melarang
keras tindakan aborsi. Kitab suci umat kristiani menjelaskan
beberapa hal mengenai tindakan aborsi diantaranya :
• Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu
belum memiliki nyawa.
• Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.
• Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan
Tuhan.
• Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia
dikorbankan. Apapun alasannya.
• Anak-anak adalah pemberian Tuhan. Jagalah sebaikbaiknya.
9. Aborsi Menurut Pandangan Agama
Katholik
•
Gereja mengajak pengikutnya untuk menghormati hidup manusia sejak dari awal,
oleh karena itu dapat dikatakan dengan tegas, Katholik pun menolak adanya
pengguguran.
•
Katolik menolak dengan tegas abortus atau pengguguran dengan cara dan alasan
apa pun. Sekalipun aborsi itu dilakukan dengan alasan kesehatan dari si ibu. Atau
karena rasa belas kasihan karena melihat anak yang akan dilahirkan itu nanti cacat
(cacat fisik atau cacat mental) sehingga dianggap tidak memiliki masa depan yang
baik kecuali penderitaan. Bahkan katolik juga menolak aborsi terhadap bayi yang
dikandung akibat kecelakaan (ibu diperkosa atau hasil pergaulan bebas dan
sebagainya). Tidak ada satu orang pun yang berhak mengambil jiwa seseorang,
sekalipun ia masih manusia kecil dalam kandungan.
•
Sanksi aborsi termuat dalam Kitab Hukum Kanonik Gereja no. 1398, yaitu berupa
ekskomunikasi otomatis, atau pengucilan dari kehidupan Gereja.
10. Aborsi Menurut Pandangan Agama
Hindu
•
Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut “Himsa
karma” yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh,
meyakiti, dan menyiksa. Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai
“menghilangkan nyawa” mendasari falsafah “atma” atau roh yang sudah berada
dan melekat pada jabang bayi sekalipun masih berbentuk gumpalan yang belum
sempurna seperti tubuh manusia.
•
Dalam Hindu perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan nyawa. Kitabkitab suci Hindu antara lain Rgveda 1.114.7 menyatakan: “Ma no mahantam uta
ma no arbhakam” artinya: Janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi.
Atharvaveda X.1.29: “Anagohatya vai bhima” artinya: Jangan membunuh bayi yang
tiada berdosa. Dan Atharvaveda X.1.29: “Ma no gam asvam purusam vadhih”
artinya: Jangan membunuh manusia dan binatang.
11. Aborsi Menurut Pandangan Agama
Budha
•
Dalam pandangan agama Buddha aborsi adalah suatu tindakan pengguguran kandungan atau
membunuh makhluk hidup yang sudah ada dalam rahim seorang ibu. Dari sudut pandang
Buddhis aborsi bisa di toleransi dan dipertimbangkan untuk dilakukan.
•
Umat Buddha terdiri dari dua golongan yaitu pabbajita dan umat awam. Seorang pabbajita
mutlak tidak boleh melakukan aborsi karena melanggar vinaya yaitu parajjika. Tetapi sebagai
umat awam aborsi boleh dilakukan dengan alasan yang kuat. Misal janin dalam kandungan
dalam kondisi abnormal yang dapat membahayakan kesehatan ibu bahkan dapat mengancam
keselamatan ibu.
•
Aborsi boleh dilakukan dengan kondisi yang sangat sulit akan tetapi seminimal mungkin untuk
menghindari terjadinya aborsi karena dalam agama buddha aborsi merupakan suatu
pembunuhan yang tidak diperbolehkan karena menghilangkan nyawa suatu mahluk yang
mengakibatkan karma buruk.
12. Resiko Aborsi
Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan
aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
Kanker hati (Liver Cancer).
Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
13. Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko
tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita
secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal
dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome”
(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Oleh sebab itu, yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian
khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan
pendidikan seks yang baik dan benar.
14. Efek Samping Aborsi
• Efek Jangka Pendek
o
o
o
o
o
Rasa sakit yang inten
Terjadi kebocoran uterus
Pendarahan yang banyak
Infeksi
Bagian bayi yang tertinggal di
dalam
o Shock/Koma
o Merusak organ tubuh lain
o Kematian
• Efek Jangka Panjang
o
o
o
o
o
Tidak dapat hamil kembali
Keguguran Kandungan
Kehamilan Tubal
Kelahiran Prematur
Gejala peradangan di bagian
pelvis
o Hysterectom