SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Fikih Ikhtilaf
I. Prolog
Adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan jika Islam
menghadapi musuh dari luar atau yang kita sebut sunnatut tadaafu‘(sunnah
pertarungan) antara yang haq dan bathil, karena ini merupakan ketetapan
Allah,
‫ففف ى‬َ‫ ى‬ ‫ك‬َ‫ ى‬ ‫و‬َ‫ ى‬  ‫نو‬َ‫ ى‬ ‫منيفف‬ِ‫ني‬ ‫ر‬ِ‫ني‬ ‫ج‬ْ‫ِر‬ ‫م‬ُ‫ْج‬ ‫ل‬ْ‫ِر‬ ‫نو ا‬َ‫ ى‬ ‫م‬ِّ  ‫واو‬ًّ‫ا‬ ‫د‬ُ‫ْج‬ ‫ع‬َ‫ ى‬  ‫يو‬ٍّ  ‫ب‬ِ‫ني‬ ‫ن‬َ‫ ى‬  ‫لو‬ِّ ‫ك‬ُ‫ْج‬ ‫ل‬ِ‫ني‬  ‫ن او‬َ‫ ى‬ ‫ل‬ْ‫ِر‬ ‫ع‬َ‫ ى‬ ‫ج‬َ‫ ى‬  ‫كو‬َ‫ ى‬ ‫ل‬ِ‫ني‬ ‫ذ‬َ‫ ى‬ ‫ك‬َ‫ ى‬ ‫و‬َ‫ ى‬  ‫و‬
‫را‬ً‫ا‬ ‫صني‬ِ‫ني‬ ‫ن‬َ‫ ى‬ ‫و‬َ‫ ى‬  ‫ي او‬ً‫ا‬ ‫د‬ِ‫ني‬ ‫ه ا‬َ‫ ى‬  ‫كو‬َ‫ ى‬ ‫ب‬ِّ ‫ر‬َ‫ ى‬ ‫ب‬ِ‫ني‬
“Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh dari orang-
orang yang berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan
penolong.” (QS Al-Furqân, 25: 31)
Yang perlu dikhawatirkan justeru jika musuh itu datang dari dalam
tubuh Islam itu sendiri. Diantara ancaman yang paling berbahaya adalah
perpecahan di tubuh umat.Perbedaan yang terlalu dibesar-besarkan dan
disalahpahami terkadang menjadi pemicu timbulnya perpecahanTidak
sekadar perbedaan pendapat, tetapi mengarah pada kericuhan hati, bahkan
perselisihan yang mengancam kesatuan umat. Oleh sebab itu, kita sangat
memerlukan kesadaran yang utuh dan mendalam mengenai apa yang
disebut Fiqh al-Ikhtilâf.
Sesungguhnya Fikih Ikhtilaf merupakan salah satu dari 5 (lima)
bidang kajian fikih:
1. Fiqh al-Maqâshid (Tujuan Syariat), membahas tentang sasaran atau
tujuan syari’at dalam segal aspek kehidupan
2. Fiqh al-Aulawiyyât, skala prioritas
3. Fiqh as-Sunnah, menyangkut sunnah kauniyyah dan ijtimâ’iyyah.
4. Fiqh al-Muwâzanah Bain al-Mashâlih wa al-Mafâsid, fikih komparasi
antara mashalat dan mudharat
5. Fiqh al-Ikhtilâf, fikih perbedaan pendapat.
II. Pendahuluan
Macam-macam dan sebab ikhtilaf atau perselisihan pendapat:
1
A. Faktor Akhlaq
Antara lain disebabkan oleh:
1. gemar membangga-banggakan diri dan kagum terhadap
pendapat sendiri
2. buruk sangka dan mudah menuduh orang tanpa bukti
3. egoisme dan mengikuti hawa nafsu
4. fanatik kepada pendapat orang tertentu, mazhab atau golongan
5. fanatik kepada negeri, daerah, partai, jama’ah atau pemimpin
Kesemuanya ini adalah akhlaq yang tercela dan hal yang
mencelakakan. Kita wajib menghindari sifat-sifat tersebut.
B. Faktor Pemikiran
Timbul karena perbedaan sudut pandang mengenai suatu
masalah:
1. masalah ilmiah, perbedaan menyangkut cabang syari’at dan
beberapa maslah aqidah yang tidak menyentuh hal-hal prinsip
yang sudah pasti
2. masalah alamiah, perbedaan mengenai sikap politik dan
pengabilan keputusan atas berbagai masalah
3. masalah politik, perbedaan yang bersifat politis dan fiqhi
4. ikhtilaf fikriah, perbedaan pandangan mengenai penilaian
terhadap sebagian ilmu pengetahuan atau mengenai penilaian
terhadap sebagian peristiwa sejarah.
Perbedaan yang terbesar umumnya adalah mengenai fiqhi dan
aqidah.
BAGIAN PERTAMA:
Persatuan Adalah Kewajiban, Perpecahan Adalah Dosa
1. Persatuan Adalah Suatu Kewajiban Islam
Sasaran kerja para da’i dan aktivitas Islam adalah persatuan, ta’liful
qulub, kerapihan dan kekokohan barisan. Kita harus menjauhi perselisihan
2
dan perpecahan serta menghindari segal hal yang dapat memecahbelah
jama’ah. Perselisihan akan menimbulkan kerusakan pada hubungan baik
sesama saudara dan melemahkan agama, umat dan dunia.
QS Âli ‘Imrân, 3: 100–107 merupakan ajakan serius kepada persatuan
pandangan hidup dan kesatuan barisan Muslim diatas landasan Islam.
Ayat-ayat tersebut mengandung:
a. peringatan agar berhati-hati terhadap intrik-intrik orang-orang di
luar Islam
b. mengungkapkan bahwa perstauan merupakan buah keimanan dan
perpecahan adalah buah kekafiran.
c. berpegang teguh pada tali Allah, dari semua pihak merupakan asas
persatuan dan kesatuan kaum Muslimin. Tali Allah adalah Islam dan
Al Qur’an.
d. mengingatkan bahwa ukhuwah imaniyah, setelah beraneka
permusuhan dan peperangan jahiliyah, merupakan nikmat terbesar
sesuah nikmat iman.
e. tidak ada sesuatu yang dapat mempersatukan umat kecuali jika umat
memiliki sasaran besar dan risalah yang diperjuangkan. Dan tidak
ada sasaran yang lebih besar selain dakwah kepada kebaikan yang
dibawa oleh Islam
f. sejarah telah mencatat bahwa orang-orang sebelum kita telah
berpecah-belah dan berselisih dalam masalah agama, kemudian
mereka binasa, walaupun mereka telah mendapatkan penjelasan dan
pengetahuan dari Allah sebelumnya.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan mengenai ukhuwah (QS Al-Hujurat, 49:
10) dan sejumlah adab dan akhlak utama (QS Al-Hujurat, 49: 11 – 12). Juga
sangat mengecam perpecahan (QS Al-An’am, 6: 65, QS Al-An’am, 6: 159, QS
Asy-Syura, 42: 13)
Dalam As-Sunnah juga banyak sekali menyinggung masalah ini. As-
Sunnah mengajak kepada kehidupan berjamaah, persatuan, mengecam
tindakan nyeleneh dan perpecahaan, mengajak kepada ukhuwah dan
mahabbah. As -Sunnah mencela permusuhan dan perselisihan.
3
، ‫ء‬ُ، ‫ضضضءا‬َ‫ءا‬ ‫غ‬ْ‫َض‬ ‫ب‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫ولا‬َ‫ءا‬ ، ‫د‬ُ، ‫سضض‬َ‫ءا‬ ‫ح‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ : ‫م‬ْ‫َض‬ ‫ض‬‫ض‬‫ك‬ُ، ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫ب‬ْ‫َض‬ ‫ق‬َ‫ءا‬ ‫م‬ِ ‫ق‬ ‫ض‬‫ض‬‫م‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ُ، ‫لا‬ ‫ء‬ُ، ‫دلا‬َ‫ءا‬ ‫م‬ْ‫َض‬ ‫ض‬‫ض‬‫ك‬ُ، ‫ي‬ْ‫َض‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫إ‬ِ ‫ق‬ ‫ب‬َّ  ‫د‬َ‫ءا‬
‫ق‬ُ، ‫ض‬‫ض‬‫ل‬ِ ‫ق‬ ‫ح‬ْ‫َض‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ُ، ‫ضلو‬‫ض‬‫ق‬ُ، ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ضل ي‬‫ض‬‫ن‬ِّ‫ي‬ ‫إ‬ِ ‫ق‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫م‬َ‫ءا‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ، ‫ة‬ُ، ‫ض‬‫ض‬‫ق‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ِ ‫ق‬ ‫حءا‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ ‫ل ي‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ه‬ِ ‫ق‬ ‫ء‬ُ، ‫ضءا‬‫ض‬‫ض‬َ‫ءا‬ ‫غ‬ْ‫َض‬ ‫ب‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫ولا‬َ‫ءا‬
‫س‬ُ، ‫فض‬ْ‫َض‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫ذ ي‬ِ ‫ق‬ ‫لض‬َّ  ‫ولا‬َ‫ءا‬ :  ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫قءا‬َ‫ءا‬ ‫م‬َّ  ‫ث‬ُ، ،  ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫َني‬‫د‬ِّ‫ي‬ ‫لال‬ ‫ق‬ُ، ‫ل‬ِ ‫ق‬ ‫ح‬ْ‫َض‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ْ‫َض‬ ‫ك‬ِ ‫ق‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫و‬َ‫ءا‬ ، ‫ر‬َ‫ءا‬ ‫ع‬ْ‫َض‬ ‫ش‬َّ  ‫لال‬
‫نلولا‬ُ، ‫م‬ِ ‫ق‬ ‫ؤ‬ْ‫َض‬ ‫ت‬ُ، ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫و‬َ‫ءا‬ ، ‫نلولا‬ُ، ‫م‬ِ ‫ق‬ ‫ؤ‬ْ‫َض‬ ‫ت‬ُ، ‫تت ى‬َّ  ‫ح‬َ‫ءا‬ ‫ة‬َ‫ءا‬ ‫ن‬َّ  ‫ج‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫للو‬ُ، ‫خ‬ُ، ‫د‬ْ‫َض‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ه‬ِ ‫ق‬ ‫د‬ِ ‫ق‬ ‫ي‬َ‫ءا‬ ‫ب‬ِ ‫ق‬ ‫د‬ٍ ‫ِب‬ ‫م‬َّ  ‫ح‬َ‫ءا‬ ‫م‬ُ،
‫بلولا‬ُّ ‫حءا‬َ‫ءا‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫تت ى‬َّ  ‫ح‬َ‫ءا‬
"Penyakit umat sebelum kamu telah menjangkit kepada kalian; kedengkian dan
permusuhan. Permusuhan adalah pencukur, Aku tidak mengatakan mencukur
rambut tetapi pencukur agama. Demi Dzat yang diriku berada di Tangan-Nya,
kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan kalian tidak beriman
sampai kalian saling mencintai." (HR at-Tirmidzi dari Zubair bin ‘Awwam)
2. Islam Membenci Perpecahan
Islam sangat membenci perpecahan dan perselisihan sampai
Rasulullah s.a.w memerintahkan kepada orang yang sedang membaca Al
Qur’an agar menghentikan bacaannya jika bacaannya itu akan
mengakibatkan perpecahan.
« ‫ذلا‬َ‫ءا‬ ‫إ‬ِ ‫ق‬ ‫ض‬‫ض‬‫ف‬َ‫ءا‬ ‫م‬ْ‫َض‬ ‫ك‬ُ، ‫ب‬ُ، ‫ضلو‬‫ض‬‫ل‬ُ، ‫ق‬ُ، ‫ه‬ِ ‫ق‬ ‫ض‬‫ض‬‫ي‬ْ‫َض‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫ع‬َ‫ءا‬ ‫ت‬ْ‫َض‬ ‫ض‬‫ض‬‫ف‬َ‫ءا‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫ئ‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫م‬َ‫ءا‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫رنآ‬ْ‫َض‬ ‫ض‬‫ض‬‫ق‬ُ، ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ ‫ءولا‬ُ، ‫ر‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ق‬ْ‫َض‬ ‫لا‬
‫مضضضضضضضضضضضضضلولا‬ُ، ‫قلو‬ُ، ‫ف‬َ‫ءا‬ ‫ه‬ِ ‫ق‬ ‫فيضضضضضضضضضضضضض‬ِ ‫ق‬ ‫م‬ْ‫َض‬ ‫تضضضضضضضضضضضضض‬ُ، ‫ف‬ْ‫َض‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫خ‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ »
"Bacalah al-Qur’an selama bacaan itu dapat menyatukan hati kalian, tetapi jika
kalian berselisih makan hentikanlah bacaan itu." (HR Bukhari dan Muslim dari
Abdullah al-Bajali)
Kendati keutamaan membaca Al-Qur’an sangat besar, namun Nabi
s.a.w tidak mengizinkan membacanya jika bacaan itu membawa kepada
perselisihan dan pertentangan. Jika perselisihan mengangkut pemahaman
makna maka harus dibaca dengan berpegang teguh kepada pemahaman
dan pengertian yang akan menumbuhkan kesatuan.
4
Jika terjadi perselisihan atau timbul suatu keraguaan maka hendaklah
bacaan itu ditinggalkan dan berpegang teeguh pada yang Muhkam yang
akan membawa persatuan.
3. Mengapa Harus Menjaga Persatuan Dan Kesatuan?
Manfaat dan pengaruh positifnya sangat banyak, antara lain:
1. memperkuat orang-orang yang lemah dan menambah kekuatan bagi
yang sudah kuat.
2. merupakan benteng pertahanan dari ancaman kehancuran.
4. Perpecahan Umat Bukan Suatu Kelaziman
Ada yang berpendapat bahwa perpecahan adalah lazim (umum,
dianggap biasa dan merupakan ketetapan yang telah ditetapkan Allah,
dengan alasan:
a. Adanya sejumlah hadits yang mengabarkan bahwa Allah
menimpakan keganasan sebagian umat kepada sebagian yang lain
« ‫ضت ى‬‫ض‬‫ن‬ِ ‫ق‬ ‫ع‬َ‫ءا‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫م‬َ‫ءا‬ ‫و‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ِ ‫ق‬ ‫ض‬‫ض‬‫ي‬ْ‫َض‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ْ‫َض‬ ‫ث‬ِ ‫ق‬ ‫نت ى‬ِ ‫ق‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫ط‬َ‫ءا‬ ‫ع‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ف‬َ‫ءا‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫ث‬ً‫ف ا‬ ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ث‬َ‫ءا‬ ‫ضت ى‬‫ض‬‫ب‬ِّ‫ي‬ ‫ر‬َ‫ءا‬ ‫ت‬ُ، ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫س‬َ‫ءا‬
‫ة‬ِ ‫ق‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫س‬َّ  ‫بءال‬ِ ‫ق‬ ‫ضت ى‬‫ض‬‫ت‬ِ ‫ق‬ ‫م‬َّ  ‫أ‬ُ، ‫ك‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ل‬ِ ‫ق‬ ‫ه‬ْ‫َض‬ ‫َني‬ُ، ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ضت ى‬‫ض‬‫ب‬ِّ‫ي‬ ‫ر‬َ‫ءا‬ ‫ت‬ُ، ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫س‬َ‫ءا‬ ‫ة‬ً‫ف ا‬ ‫د‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ح‬ِ ‫ق‬ ‫ولا‬َ‫ءا‬
‫ق‬ِ ‫ق‬ ‫ر‬َ‫ءا‬ ‫غ‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫ب‬ِ ‫ق‬ ‫ضت ى‬‫ض‬‫ت‬ِ ‫ق‬ ‫م‬َّ  ‫أ‬ُ، ‫ك‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ل‬ِ ‫ق‬ ‫ه‬ْ‫َض‬ ‫َني‬ُ، ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ه‬ُ، ‫ت‬ُ، ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫س‬َ‫ءا‬ ‫و‬َ‫ءا‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫ه‬َ‫ءا‬ ‫ني‬ِ ‫ق‬ ‫طءا‬َ‫ءا‬ ‫ع‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ف‬َ‫ءا‬
‫م‬ْ‫َض‬ ‫ض‬‫ض‬‫ه‬ُ، ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫ي‬ْ‫َض‬ ‫ب‬َ‫ءا‬ ‫م‬ْ‫َض‬ ‫ه‬ُ، ‫ض‬‫ض‬‫س‬َ‫ءا‬ ‫أ‬ْ‫َض‬ ‫ب‬َ‫ءا‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ع‬َ‫ءا‬ ‫ج‬ْ‫َض‬ ‫َني‬َ‫ءا‬ ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ه‬ُ، ‫ت‬ُ، ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫س‬َ‫ءا‬ ‫و‬َ‫ءا‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫ه‬َ‫ءا‬ ‫ني‬ِ ‫ق‬ ‫طءا‬َ‫ءا‬ ‫ع‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ف‬َ‫ءا‬
‫هءا‬َ‫ءا‬ ‫ني‬ِ ‫ق‬ ‫ع‬َ‫ءا‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫م‬َ‫ءا‬ ‫ف‬َ‫ءا‬ ».
"Aku meminta kepada Allah tiga hal lalu Dia memberiku dua hal dan
menolak yang satu. Aku meminta kepada Allah agar membinasakan umatku
dengan bencana kelaparan lalu Dia mengabulkannya. Aku meminta-Nya
agar tidak membinasakan Umatku dengan bencana banjir lalu Dia
mengabulkannya. Dan aku meminta-Nya agar tidak menimpakan keganasan
sebagian umatku kepada sebagian yang lain tetapi Dia menolak
5
permintaanku ini." (HR Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqqash, dan
hadits-hadits lainnya yang serupa)
Hadits itu dan juga hadits lainnya yang semakna menunjukkan
bahwa Allah menjamin 2 hal bagi umat Nabi-Nya, yaitu:
1) Allah tidak akan membinasakan Umat Nabi s.a.w dengan bencana
yang pernah ditimpakan kepada umat-umat terdahulu
2) Allah tidak akan menguasakan musuh atas mereka sampai
kepada batas menindas dan melenyapkan eksistensi mereka sama
sekali.
Permintaan Nabi s.a.w agar Allah tidak menimpakan
perpecahan kepada umat ini ditolak. Artinya persoalan tersebut
diserahkan kepada sunnah kauniyah, sunnah ijtima’iah dan hukum
sebab akibat lainnya. Dalam hal ini umat ini berkuasa penuh atas
dirinya. Allah tidak memaksakan sesuatu kepadanya dan tidak pula
memberi kekhususan.
Semua tergantung dari umat itu sendiri apakah menyambut
perintah Rabbnya, perintah NabiNya, menyatukan kalimat,
merapikan barisan dan berhasil merebut kemenangan atas musuh
Allah. Atau berpecah belah dan dikuasai musuh.
Hadits tersebut tidak mengisyaratkan bahwa perpecahan adalah
lazim, karena justeru banyak ayat Al-Qur’an yang mengecam
perpecahan.
b. Hadits tentang perpecahan umat menjadi 73 golongan
Hadits ini tidak termasuk dalam kitab Bukhari dan Muslim, yang
berarti hadits ini tidak shahih menurut salah satu syarat dari
keduanya.
Sebagian riwayat lain tidak menyebutkan tambahan ,“Semua
golongan akan masuk neraka kecuali satu.“. Hadits tersebut
diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu Majah
dan Ibnu Hibban. Akan tetapi perawinya Muhammad bin Amr,
dinilai sebagai orang yang jujur tapi banyak kelemahannya
6
Sedang hadits yang dengan tambahan, diriwayatkan oleh Abdullah
bin Amr, Mu’awiyah, Auf bin Malik dan Anas r.a.. Tetapi semuanya
bersanad lemah.
Hadits tersebut dengan tambahannya dapat menimbulkan
perpecahan dan menyesatkan dan saling mengkafirkan kalangan
umat Islam. Oleh karena itu beberapa ulama menolak hadits tersebut
baik dari segi sanad maupun makna.
Abu Muhammad Ibnu Hazm mengatakan bahwa tambahan ini
adalah palsu.
BAGIAN KEDUA:
Landasan Pemikiran Bagi Fiqh al-Ikhtilâf
1. Perbedaan Masalah Furû‘: Kemestian; Rahmat dan Keleluasaan
Upaya penyatuan adalah suatu hal yang tidak mungkin, malah akan
mempeluas perbedaan itu sendiri dan perselisihan. Upaya-upaya seperti itu
hanya menunjukkan kedunguan. Perbedaan merupakan suatu kemestian
dan tidak dapat dihindari.
Antara lain dapat disebabkan karena:
a. tabi’at agama, adanya ayat-ayat mutasyabihat yang memang
menuntut kita untuk berijtihad
b. tabi’at bahasa, adanya pemahaman yang berbeda dari makna yang
terkandung
c. tabi’at manusia, yang diciptakan berbeda-beda dan memiliki
kepribadian, tabi’at, pemikiran sendiri-sendiri. Hal ini merupakan
perbedaan macam atau variasi dan bukan merupakan perbedaan
yang mengarah ke pertentangan
d. tabi’at alam dan kehidupan; alam diciptakan bervariasi dan berbeda-
beda.
Perselisihan yang ditolerir: ketika seseorang melakukan amal
perbuatan yang didasarkan pada hujjah atau pengetahuan orang sebagai
dasar untuk melakukannya tanpa disertai permusuhan dan celaan kepada
orang yang berbeda dengannya.
7
Perbedaan yang tercela:
a. yang bermotif pembangkangan, kedengkian, dan mengikuti hawa
nafsu.
b. yang mengakibatkan perpecahan dan permusuhan umat
2. Mengikuti Manhaj Pertengahan dan Meninggalkan Sikap Berlebihan
Dalam Agama
Mengikuti manhaj pertengahan yang mencerminkan tawazun atau
keseimbangan dan keadilan, jauh dari sikap berlebihan atau mengurangi
ajaran.
Hadits Rasulullah s.a.w.:
‫ن‬ِ ‫ِني‬‫د‬ِّ‫ال‬ ‫ف ي‬ِ ‫و‬ِّ ‫ل‬ُ‫ّو‬‫غ‬ُ‫ّو‬ ‫ل‬ْ‫غ‬‫بلا‬ِ ‫م‬ْ‫غ‬ ‫ك‬ُ‫ّو‬ ‫ل‬َ‫ُك‬‫ب‬ْ‫غ‬‫ق‬َ‫ُك‬ ‫ن‬َ‫ُك‬ ‫كلا‬َ‫ُك‬ ‫ن‬ْ‫غ‬ ‫م‬َ‫ُك‬ ‫ك‬َ‫ُك‬ ‫ل‬َ‫ُك‬‫ه‬َ‫ُك‬ ‫ملا‬َ‫ُك‬ ‫ن‬َّ‫م‬‫إ‬ِ‫ف‬َ‫ُك‬ ، ‫وف‬َّ‫م‬ ‫ل‬ُ‫ّو‬‫غ‬ُ‫ّو‬ ‫ل‬ْ‫غ‬‫وا‬َ‫ُك‬ ‫م‬ْ‫غ‬ ‫ك‬ُ‫ّو‬ ‫ِنيلا‬َّ‫م‬‫إ‬ِ
“Jauhilah sikap berlebihan, karena telah binasalah orang-orang yang bersikap
berlebihan“. (HR Ahmad dari Abdullah bin Abbas)
Orang-orang yang berlebihan ini menurut Imam an-Nawawi adalah
orang yang ucapan dan perbuatan mereka terlalu dalam dan melampaui
batas.
Ciri lainnya adalah selalu memperbanyak pertanyaan yang hanya
akan menghasilkan kesusahan dan kesempitan. Prinsip umum dari
shahabiyah r.a. adalah tashîl/memudahkan dan musâmahah/toleransi.
3. Mengutamakan Muhkamat Bukan Mutasyabihat
Berdasarkan QS Âli ‘Imrân, 3: 7, “apabila ayat-ayat muhkamat
ditinggalkan maka terbukalah pintu perdebatan dan perbantahan”.
Rasulullah s.a.w. mengecam tindakan mempertentangkan satu ayat al
Qur’an dan ayat lainnya dan tidak mengembalikan ayat mutasyabihat
kepada ayat-ayat muhkamat.
Tindakan mempertentangkan satu ayat dengan ayat yang lain
biasanya terjadi karena mengikuti ayat-ayat mutasyabihat yang beragam
penunjukkannya dan nampak secara lahiriah saling bertentangan. Jika
dikembalikan kepada ayat-ayat muhkamat niscaya pertentangan akan sirna.
8
4. Tidak Memastikan dan Menolak Dalam Masalah-masalah Ijtihadiyah
Para ulama kita menegaskan tidak boleh ada penolakan dari
seseorang kepada orang lain dalam masalah ijtihadiyah.
5. Menela’ah Perbedaan Pendapat Para Ulama
Agar kita mengetahui beragamnya mazhab dan bervariasinya sumber
pengambilan, juga sudut pandang dan dalil-dalil yang mendasarinya. Hal
ini membantu lahirnya sikap toleransi dan tenggang rasa.
Yang penting diingat adalah tidak mengagumi pendapat sendiri dan
tidak mencela pendapat orang lain.
6. Membatasi Pengertian dan Istilah
Kita harus membatasi beberapa pemahaman yang menjadi sebab
terjadinya perselisihan itu. Seringkali suatu istilah dipertentangan dengan
sengit.
Harus dibatasi, diluruskan, dijelaskan pemahamannya agar tidak
disalahpahami oleh orang-orang yang dapat mengakibatkan vonis sesat dan
menyesatkan.
7. Menggarap Masalah Besar Yang Dihadapi Umat
Umat memiliki permasalahan yang lebih besar dibandingkan harus
mempermasalahkan perbedaan yang ada. Apabila kita sepaham mengenai
masalah besar yang kita hadapai dan menjadikan cita-cita bersama dan
tujuan kita bersama, niscaya perbedaan yang ada tidak akan diperbesarkan
dan dipersilisihkan.
Sebaiknya energi dan pikiran kita dipusatkan ke situ, antara lain:
a. IPTEK
b. Sosial ekonomi
c. Politik
d. Ghazwul fikri
e. Zionisme
f. Perpecahan dan sengketa di Dunia Arab dan Islam
g. Dekadensi moral
9
8. Bekerjasama Dalam Masalah Yang Disepakati
Masalah khilafiyah hendaknya tidak dibesar-besarkan sehingga
menghabiskan dan menguras waktu dan tenaga. Persoalan kaum muslimin
bukanlah terletak pada perbedaan masalah-masalah khilafiah yang
didasarkan pada ijtihad, akan tetapi terletak pada tidak difungsikannya
akal, pembekuan fikiran, pembisuan kehendak, pemasungan kebebasan,
perampasan hak asasi, pengabaian kewajiban, tersebarnya egoisme,
pengabaian sunnah-sunnah Allah tentang alam dan masyarakat,
kesewenangan atas kebenaran dan sebagainya.
Masalah-masalah umat yang bisa kita sepakati sangat banyak,
sebaiknya kita bekerjasama menyelesaikannya.
9. Saling Toleransi Dalam Masalah Yang Diperselisihkan
Toleransi dalam masalah yang diperselisihkan dapat dilakukan jika
kita tidak fanatik terhadap satu pendapat yang bertentangan dengan
pendapat yang lain.
Prinsipnya:
a. menghormati pendapat orang lain
b. menyadari kemungkinan beragamnya kebenaran
c. kesadaran dan kenyataan bahwa berbagai perselisihan yang kita
saksikan bukan tentang hukum syar’i
10. Menahan Diri Dari Orang Yang Mengucapkan ”Lâ Ilâha Illallâh“
Tindakan yang paling berbahaya yang dapat menghancurkan
persatuan umat ialah takfîr (pengkafiran) sesama muslim.
Rasulullah s.a.w mengecam takfîr (tuduhan kafir) ini dalam berbagai
haditsnya, salah satu yang diriwayatkan Ibnu Umar,
« ‫م ا‬َ‫ ا‬ ‫ه‬ُ‫َم‬ ‫د‬ُ‫َم‬ ‫ح‬َ‫ ا‬ ‫أ‬َ‫ ا‬ ‫ه ا‬َ‫ ا‬ ‫ب‬ِ‫ه‬ ‫ء‬َ‫ ا‬ ‫ب ا‬َ‫ ا‬ ‫د‬ْ ‫ب‬ ‫ق‬َ‫ ا‬ ‫ف‬َ‫ ا‬ . ‫ر‬ُ‫َم‬ ‫ف‬ِ‫ه‬ ‫ك ا‬َ‫ ا‬ ‫ي ا‬َ‫ ا‬ ‫ه‬ِ‫ه‬ ‫خهي‬ِ‫ه‬ ‫ل‬َ‫ ا‬ ‫ل‬َ‫ ا‬ ‫ق ا‬َ‫ ا‬ ‫ئ‬ٍ ‫ق‬ ‫ر‬ِ‫ه‬ ‫م‬ْ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م ا‬َ‫ ا‬ ‫ي‬ُّ‫م‬ ‫أ‬َ‫ ا‬
‫ه‬ِ‫ه‬ ‫هي‬ْ ‫ب‬ ‫ل‬َ‫ ا‬ ‫ع‬َ‫ ا‬ ‫ت‬ْ ‫ب‬ ‫ع‬َ‫ ا‬ ‫ج‬َ‫ ا‬ ‫ر‬َ‫ ا‬ ‫ل‬ّ ‫إ‬ِ‫ه‬ ‫و‬َ‫ ا‬ ‫ل‬َ‫ ا‬ ‫ق ا‬َ‫ ا‬ ‫م ا‬َ‫ ا‬ ‫ك‬َ‫ ا‬ ‫ن‬َ‫ ا‬ ‫ك ا‬َ‫ ا‬ ‫ن‬ْ ‫ب‬ ‫إ‬ِ‫ه‬ ».
10
Apabila seseorang berkata kepada saudaranya, 'wahai si kafir', maka panggilan itu
kembali kepada salah satu jika ia seperti apa yang dikatakan. Tetapi jika tidak, maka
panggilan itu akan kembali kepada yang mengucapkan.“ (HR Muslim)
Dalam hadits lain,
‫ه‬ِ ‫ل‬ِ‫ت‬ْ‫ِل‬‫ق‬َ‫ْت‬‫ك‬َ‫ْت‬  ‫وك‬َ‫ْت‬ ‫ه‬ُ‫َو‬ ‫ف‬َ‫ْت‬ ‫رك‬ٍ ‫ف‬ ‫ف‬ْ‫ِل‬‫ك‬ُ‫َو‬ ‫ب‬ِ ‫ن اك‬ً‫ ا‬‫م‬ِ ‫ؤ‬ْ‫ِل‬ ‫م‬ُ‫َو‬  ‫م ىك‬َ‫ْت‬ ‫ر‬َ‫ْت‬  ‫نك‬ْ‫ِل‬ ‫م‬َ‫ْت‬
“Barangsiapa menuduh kafir seorang mukmin maka ia seperti membunuhnya.“
(HR Ath-Thabrani dari Hisyam bin ‘Amir)
[Sumber: http://catatanhati.blogsome.com/2003/01/20/fiqh-
perbedaan/(dengan sedikit perubahan dan edit) dalam
http://www.ufukislam.com/2011/09/ringkasan-buku-fiqh-ikhtilaf-
fikih.html]
11

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

54. kedudukan akhlaq dalam islam
54. kedudukan akhlaq dalam islam54. kedudukan akhlaq dalam islam
54. kedudukan akhlaq dalam islamAhmad Harmoko
 
Berbuat Kebaikan: Sebuah Nasihat Diri
Berbuat Kebaikan: Sebuah Nasihat DiriBerbuat Kebaikan: Sebuah Nasihat Diri
Berbuat Kebaikan: Sebuah Nasihat DiriTri Widodo W. UTOMO
 
Adab Berpakaian Menurut ISLAM
Adab Berpakaian Menurut ISLAMAdab Berpakaian Menurut ISLAM
Adab Berpakaian Menurut ISLAMRizal Nurfalah
 
Hadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawiHadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawiSof Wan
 
Adab Sebelum Ilmu
Adab Sebelum IlmuAdab Sebelum Ilmu
Adab Sebelum IlmuErwin Wahyu
 
Presentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point ThaharahPresentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point Thaharahjannahere
 
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan Islam
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan IslamIkhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan Islam
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan IslamAdhitya Arjanggi
 
Bulan Muharram dan Keutamaan Beribadah
Bulan Muharram dan Keutamaan BeribadahBulan Muharram dan Keutamaan Beribadah
Bulan Muharram dan Keutamaan BeribadahSofyan Siroj
 
Power point syaja'ah pendidikan agama islam Kls XI
Power point syaja'ah pendidikan agama islam Kls XIPower point syaja'ah pendidikan agama islam Kls XI
Power point syaja'ah pendidikan agama islam Kls XImateripptgc
 
Aliran Khawarij
Aliran KhawarijAliran Khawarij
Aliran KhawarijRatih Aini
 
XI_Hakikat Mencintai Allah Swt.pptx
XI_Hakikat Mencintai Allah Swt.pptxXI_Hakikat Mencintai Allah Swt.pptx
XI_Hakikat Mencintai Allah Swt.pptxmeta saputra
 
Ppt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorPpt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorlailatusimrany
 

Was ist angesagt? (20)

54. kedudukan akhlaq dalam islam
54. kedudukan akhlaq dalam islam54. kedudukan akhlaq dalam islam
54. kedudukan akhlaq dalam islam
 
Berbuat Kebaikan: Sebuah Nasihat Diri
Berbuat Kebaikan: Sebuah Nasihat DiriBerbuat Kebaikan: Sebuah Nasihat Diri
Berbuat Kebaikan: Sebuah Nasihat Diri
 
Adab Berpakaian Menurut ISLAM
Adab Berpakaian Menurut ISLAMAdab Berpakaian Menurut ISLAM
Adab Berpakaian Menurut ISLAM
 
Hadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawiHadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawi
 
Adab Sebelum Ilmu
Adab Sebelum IlmuAdab Sebelum Ilmu
Adab Sebelum Ilmu
 
Pergaulan dalam islam
Pergaulan dalam islamPergaulan dalam islam
Pergaulan dalam islam
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Ghazwul fikri
Ghazwul fikriGhazwul fikri
Ghazwul fikri
 
Presentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point ThaharahPresentasi Power Point Thaharah
Presentasi Power Point Thaharah
 
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan Islam
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan IslamIkhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan Islam
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan Islam
 
Kulliyat Khamsah
Kulliyat KhamsahKulliyat Khamsah
Kulliyat Khamsah
 
Fiqh prioritas
Fiqh prioritasFiqh prioritas
Fiqh prioritas
 
Menyambut ramadhan
Menyambut ramadhanMenyambut ramadhan
Menyambut ramadhan
 
Bulan Muharram dan Keutamaan Beribadah
Bulan Muharram dan Keutamaan BeribadahBulan Muharram dan Keutamaan Beribadah
Bulan Muharram dan Keutamaan Beribadah
 
Power point syaja'ah pendidikan agama islam Kls XI
Power point syaja'ah pendidikan agama islam Kls XIPower point syaja'ah pendidikan agama islam Kls XI
Power point syaja'ah pendidikan agama islam Kls XI
 
Aliran Khawarij
Aliran KhawarijAliran Khawarij
Aliran Khawarij
 
FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap
 
Hijab syar'iku
Hijab syar'ikuHijab syar'iku
Hijab syar'iku
 
XI_Hakikat Mencintai Allah Swt.pptx
XI_Hakikat Mencintai Allah Swt.pptxXI_Hakikat Mencintai Allah Swt.pptx
XI_Hakikat Mencintai Allah Swt.pptx
 
Ppt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorPpt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosor
 

Andere mochten auch

Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana IslamAdab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana IslamNoorhayati Hussin
 
Adab ikhtilaf
Adab ikhtilafAdab ikhtilaf
Adab ikhtilafanshymn
 
Etika dalam perbezaan pendapat
Etika dalam perbezaan pendapatEtika dalam perbezaan pendapat
Etika dalam perbezaan pendapatAr Rayyan
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisMarhamah Saleh
 
[Slideshare]tadzkira ramadhan7august2011 isra-(17)-78-84)
[Slideshare]tadzkira ramadhan7august2011 isra-(17)-78-84)[Slideshare]tadzkira ramadhan7august2011 isra-(17)-78-84)
[Slideshare]tadzkira ramadhan7august2011 isra-(17)-78-84)Zhulkeflee Ismail
 
Slideshare (adab-2013)lesson#-7-relationship-(adab-in following-madzhab)-(5-o...
Slideshare (adab-2013)lesson#-7-relationship-(adab-in following-madzhab)-(5-o...Slideshare (adab-2013)lesson#-7-relationship-(adab-in following-madzhab)-(5-o...
Slideshare (adab-2013)lesson#-7-relationship-(adab-in following-madzhab)-(5-o...Zhulkeflee Ismail
 
Faktor Adab Dalam Meraih Berkat Ilmu
Faktor Adab Dalam Meraih Berkat IlmuFaktor Adab Dalam Meraih Berkat Ilmu
Faktor Adab Dalam Meraih Berkat IlmuMM Su
 
[Slideshare]fiqh course-#7-khilafiyyah(2011)
[Slideshare]fiqh course-#7-khilafiyyah(2011)[Slideshare]fiqh course-#7-khilafiyyah(2011)
[Slideshare]fiqh course-#7-khilafiyyah(2011)Zhulkeflee Ismail
 
[Slideshare]adab followgmadzhab
[Slideshare]adab followgmadzhab[Slideshare]adab followgmadzhab
[Slideshare]adab followgmadzhabZhulkeflee Ismail
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranMarhamah Saleh
 
Adab(Introduction)Slideshare
Adab(Introduction)SlideshareAdab(Introduction)Slideshare
Adab(Introduction)SlideshareZhulkeflee Ismail
 
Adab adab menuntut ilmu
Adab adab menuntut ilmuAdab adab menuntut ilmu
Adab adab menuntut ilmuozaiton
 
Budaya Ilmu di Alam Melayu
Budaya Ilmu di Alam MelayuBudaya Ilmu di Alam Melayu
Budaya Ilmu di Alam MelayuMM Su
 
Slideshare (adab-2013)lesson#2-education-epistemology-(31-aug-2013)
Slideshare (adab-2013)lesson#2-education-epistemology-(31-aug-2013)Slideshare (adab-2013)lesson#2-education-epistemology-(31-aug-2013)
Slideshare (adab-2013)lesson#2-education-epistemology-(31-aug-2013)Zhulkeflee Ismail
 
[Slideshare] tadzkirah-january -2017-seeking-allah's-nearness-part-1(baqarah-...
[Slideshare] tadzkirah-january -2017-seeking-allah's-nearness-part-1(baqarah-...[Slideshare] tadzkirah-january -2017-seeking-allah's-nearness-part-1(baqarah-...
[Slideshare] tadzkirah-january -2017-seeking-allah's-nearness-part-1(baqarah-...Zhulkeflee Ismail
 
Adab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmuAdab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmufardzli71
 
15 adab-menuntut-ilmu-baru
15 adab-menuntut-ilmu-baru15 adab-menuntut-ilmu-baru
15 adab-menuntut-ilmu-barukatrokxx
 

Andere mochten auch (20)

Adabul Ikhtilaf fil Islam (Ar)
Adabul Ikhtilaf fil Islam (Ar)Adabul Ikhtilaf fil Islam (Ar)
Adabul Ikhtilaf fil Islam (Ar)
 
001 fiqih-thaharah
001 fiqih-thaharah001 fiqih-thaharah
001 fiqih-thaharah
 
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana IslamAdab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
 
Adab ikhtilaf
Adab ikhtilafAdab ikhtilaf
Adab ikhtilaf
 
Etika dalam perbezaan pendapat
Etika dalam perbezaan pendapatEtika dalam perbezaan pendapat
Etika dalam perbezaan pendapat
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
 
[Slideshare]tadzkira ramadhan7august2011 isra-(17)-78-84)
[Slideshare]tadzkira ramadhan7august2011 isra-(17)-78-84)[Slideshare]tadzkira ramadhan7august2011 isra-(17)-78-84)
[Slideshare]tadzkira ramadhan7august2011 isra-(17)-78-84)
 
Slideshare (adab-2013)lesson#-7-relationship-(adab-in following-madzhab)-(5-o...
Slideshare (adab-2013)lesson#-7-relationship-(adab-in following-madzhab)-(5-o...Slideshare (adab-2013)lesson#-7-relationship-(adab-in following-madzhab)-(5-o...
Slideshare (adab-2013)lesson#-7-relationship-(adab-in following-madzhab)-(5-o...
 
Faktor Adab Dalam Meraih Berkat Ilmu
Faktor Adab Dalam Meraih Berkat IlmuFaktor Adab Dalam Meraih Berkat Ilmu
Faktor Adab Dalam Meraih Berkat Ilmu
 
[Slideshare]fiqh course-#7-khilafiyyah(2011)
[Slideshare]fiqh course-#7-khilafiyyah(2011)[Slideshare]fiqh course-#7-khilafiyyah(2011)
[Slideshare]fiqh course-#7-khilafiyyah(2011)
 
[Slideshare]adab followgmadzhab
[Slideshare]adab followgmadzhab[Slideshare]adab followgmadzhab
[Slideshare]adab followgmadzhab
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
 
Adab(Introduction)Slideshare
Adab(Introduction)SlideshareAdab(Introduction)Slideshare
Adab(Introduction)Slideshare
 
Adab adab menuntut ilmu
Adab adab menuntut ilmuAdab adab menuntut ilmu
Adab adab menuntut ilmu
 
Budaya Ilmu di Alam Melayu
Budaya Ilmu di Alam MelayuBudaya Ilmu di Alam Melayu
Budaya Ilmu di Alam Melayu
 
Slideshare (adab-2013)lesson#2-education-epistemology-(31-aug-2013)
Slideshare (adab-2013)lesson#2-education-epistemology-(31-aug-2013)Slideshare (adab-2013)lesson#2-education-epistemology-(31-aug-2013)
Slideshare (adab-2013)lesson#2-education-epistemology-(31-aug-2013)
 
[Slideshare] tadzkirah-january -2017-seeking-allah's-nearness-part-1(baqarah-...
[Slideshare] tadzkirah-january -2017-seeking-allah's-nearness-part-1(baqarah-...[Slideshare] tadzkirah-january -2017-seeking-allah's-nearness-part-1(baqarah-...
[Slideshare] tadzkirah-january -2017-seeking-allah's-nearness-part-1(baqarah-...
 
Adab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmuAdab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmu
 
15 adab-menuntut-ilmu-baru
15 adab-menuntut-ilmu-baru15 adab-menuntut-ilmu-baru
15 adab-menuntut-ilmu-baru
 

Ähnlich wie Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi

PEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN.pdf
PEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN.pdfPEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN.pdf
PEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN.pdfSarahNadhila2
 
Ke arah memperkasa ulama nusantara
Ke arah memperkasa ulama nusantaraKe arah memperkasa ulama nusantara
Ke arah memperkasa ulama nusantaraAbdul Ghani
 
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
المسائل الدعوة.pptx
المسائل الدعوة.pptxالمسائل الدعوة.pptx
المسائل الدعوة.pptxAlIslam11
 
Agama Kelompok Moenica
Agama Kelompok MoenicaAgama Kelompok Moenica
Agama Kelompok MoenicaMoenica
 
10.konsep taqwa dlm islam
10.konsep taqwa dlm islam10.konsep taqwa dlm islam
10.konsep taqwa dlm islamazizan azfar
 
Menghindari miras, judi dan pertengkaran
Menghindari miras, judi dan pertengkaranMenghindari miras, judi dan pertengkaran
Menghindari miras, judi dan pertengkaranSahurip
 
Rekonstruksi makna hijrah 2
Rekonstruksi makna hijrah 2Rekonstruksi makna hijrah 2
Rekonstruksi makna hijrah 2alisaifudinhamz
 
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baik
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baikX mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baik
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baikaurelnd_
 
Bab 4 sem 1
Bab 4 sem 1Bab 4 sem 1
Bab 4 sem 1faizcol
 
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwahBekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwahazzahwafa
 
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...Adisa Alifya
 
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaAqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaChamid Imamsyafi'i
 
Kontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihadKontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihadMuhsin Hariyanto
 
Akhlak remaja dalam pergaulan slideshare
Akhlak remaja dalam pergaulan slideshareAkhlak remaja dalam pergaulan slideshare
Akhlak remaja dalam pergaulan slideshareBahiyah MaHiz
 
husnudzon, ukhuwah, mawas diri
husnudzon, ukhuwah, mawas dirihusnudzon, ukhuwah, mawas diri
husnudzon, ukhuwah, mawas diriYoga Fachruddin
 

Ähnlich wie Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi (20)

PEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN.pdf
PEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN.pdfPEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN.pdf
PEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN.pdf
 
Akhlak tercela
Akhlak tercelaAkhlak tercela
Akhlak tercela
 
Ke arah memperkasa ulama nusantara
Ke arah memperkasa ulama nusantaraKe arah memperkasa ulama nusantara
Ke arah memperkasa ulama nusantara
 
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
 
المسائل الدعوة.pptx
المسائل الدعوة.pptxالمسائل الدعوة.pptx
المسائل الدعوة.pptx
 
Agama Kelompok Moenica
Agama Kelompok MoenicaAgama Kelompok Moenica
Agama Kelompok Moenica
 
5.6 tabiat agama islam
5.6 tabiat agama islam5.6 tabiat agama islam
5.6 tabiat agama islam
 
10.konsep taqwa dlm islam
10.konsep taqwa dlm islam10.konsep taqwa dlm islam
10.konsep taqwa dlm islam
 
Menghindari miras, judi dan pertengkaran
Menghindari miras, judi dan pertengkaranMenghindari miras, judi dan pertengkaran
Menghindari miras, judi dan pertengkaran
 
Rekonstruksi makna hijrah 2
Rekonstruksi makna hijrah 2Rekonstruksi makna hijrah 2
Rekonstruksi makna hijrah 2
 
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baik
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baikX mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baik
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baik
 
materi liqo.docx
materi liqo.docxmateri liqo.docx
materi liqo.docx
 
Bab 4 sem 1
Bab 4 sem 1Bab 4 sem 1
Bab 4 sem 1
 
Hukuman hudud
Hukuman hududHukuman hudud
Hukuman hudud
 
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwahBekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
 
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
 
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaAqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
 
Kontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihadKontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihad
 
Akhlak remaja dalam pergaulan slideshare
Akhlak remaja dalam pergaulan slideshareAkhlak remaja dalam pergaulan slideshare
Akhlak remaja dalam pergaulan slideshare
 
husnudzon, ukhuwah, mawas diri
husnudzon, ukhuwah, mawas dirihusnudzon, ukhuwah, mawas diri
husnudzon, ukhuwah, mawas diri
 

Mehr von Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 

Mehr von Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 

Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi

  • 1. Fikih Ikhtilaf I. Prolog Adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan jika Islam menghadapi musuh dari luar atau yang kita sebut sunnatut tadaafu‘(sunnah pertarungan) antara yang haq dan bathil, karena ini merupakan ketetapan Allah, ‫ففف ى‬َ‫ ى‬ ‫ك‬َ‫ ى‬ ‫و‬َ‫ ى‬ ‫نو‬َ‫ ى‬ ‫منيفف‬ِ‫ني‬ ‫ر‬ِ‫ني‬ ‫ج‬ْ‫ِر‬ ‫م‬ُ‫ْج‬ ‫ل‬ْ‫ِر‬ ‫نو ا‬َ‫ ى‬ ‫م‬ِّ ‫واو‬ًّ‫ا‬ ‫د‬ُ‫ْج‬ ‫ع‬َ‫ ى‬ ‫يو‬ٍّ ‫ب‬ِ‫ني‬ ‫ن‬َ‫ ى‬ ‫لو‬ِّ ‫ك‬ُ‫ْج‬ ‫ل‬ِ‫ني‬ ‫ن او‬َ‫ ى‬ ‫ل‬ْ‫ِر‬ ‫ع‬َ‫ ى‬ ‫ج‬َ‫ ى‬ ‫كو‬َ‫ ى‬ ‫ل‬ِ‫ني‬ ‫ذ‬َ‫ ى‬ ‫ك‬َ‫ ى‬ ‫و‬َ‫ ى‬ ‫و‬ ‫را‬ً‫ا‬ ‫صني‬ِ‫ني‬ ‫ن‬َ‫ ى‬ ‫و‬َ‫ ى‬ ‫ي او‬ً‫ا‬ ‫د‬ِ‫ني‬ ‫ه ا‬َ‫ ى‬ ‫كو‬َ‫ ى‬ ‫ب‬ِّ ‫ر‬َ‫ ى‬ ‫ب‬ِ‫ني‬ “Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh dari orang- orang yang berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (QS Al-Furqân, 25: 31) Yang perlu dikhawatirkan justeru jika musuh itu datang dari dalam tubuh Islam itu sendiri. Diantara ancaman yang paling berbahaya adalah perpecahan di tubuh umat.Perbedaan yang terlalu dibesar-besarkan dan disalahpahami terkadang menjadi pemicu timbulnya perpecahanTidak sekadar perbedaan pendapat, tetapi mengarah pada kericuhan hati, bahkan perselisihan yang mengancam kesatuan umat. Oleh sebab itu, kita sangat memerlukan kesadaran yang utuh dan mendalam mengenai apa yang disebut Fiqh al-Ikhtilâf. Sesungguhnya Fikih Ikhtilaf merupakan salah satu dari 5 (lima) bidang kajian fikih: 1. Fiqh al-Maqâshid (Tujuan Syariat), membahas tentang sasaran atau tujuan syari’at dalam segal aspek kehidupan 2. Fiqh al-Aulawiyyât, skala prioritas 3. Fiqh as-Sunnah, menyangkut sunnah kauniyyah dan ijtimâ’iyyah. 4. Fiqh al-Muwâzanah Bain al-Mashâlih wa al-Mafâsid, fikih komparasi antara mashalat dan mudharat 5. Fiqh al-Ikhtilâf, fikih perbedaan pendapat. II. Pendahuluan Macam-macam dan sebab ikhtilaf atau perselisihan pendapat: 1
  • 2. A. Faktor Akhlaq Antara lain disebabkan oleh: 1. gemar membangga-banggakan diri dan kagum terhadap pendapat sendiri 2. buruk sangka dan mudah menuduh orang tanpa bukti 3. egoisme dan mengikuti hawa nafsu 4. fanatik kepada pendapat orang tertentu, mazhab atau golongan 5. fanatik kepada negeri, daerah, partai, jama’ah atau pemimpin Kesemuanya ini adalah akhlaq yang tercela dan hal yang mencelakakan. Kita wajib menghindari sifat-sifat tersebut. B. Faktor Pemikiran Timbul karena perbedaan sudut pandang mengenai suatu masalah: 1. masalah ilmiah, perbedaan menyangkut cabang syari’at dan beberapa maslah aqidah yang tidak menyentuh hal-hal prinsip yang sudah pasti 2. masalah alamiah, perbedaan mengenai sikap politik dan pengabilan keputusan atas berbagai masalah 3. masalah politik, perbedaan yang bersifat politis dan fiqhi 4. ikhtilaf fikriah, perbedaan pandangan mengenai penilaian terhadap sebagian ilmu pengetahuan atau mengenai penilaian terhadap sebagian peristiwa sejarah. Perbedaan yang terbesar umumnya adalah mengenai fiqhi dan aqidah. BAGIAN PERTAMA: Persatuan Adalah Kewajiban, Perpecahan Adalah Dosa 1. Persatuan Adalah Suatu Kewajiban Islam Sasaran kerja para da’i dan aktivitas Islam adalah persatuan, ta’liful qulub, kerapihan dan kekokohan barisan. Kita harus menjauhi perselisihan 2
  • 3. dan perpecahan serta menghindari segal hal yang dapat memecahbelah jama’ah. Perselisihan akan menimbulkan kerusakan pada hubungan baik sesama saudara dan melemahkan agama, umat dan dunia. QS Âli ‘Imrân, 3: 100–107 merupakan ajakan serius kepada persatuan pandangan hidup dan kesatuan barisan Muslim diatas landasan Islam. Ayat-ayat tersebut mengandung: a. peringatan agar berhati-hati terhadap intrik-intrik orang-orang di luar Islam b. mengungkapkan bahwa perstauan merupakan buah keimanan dan perpecahan adalah buah kekafiran. c. berpegang teguh pada tali Allah, dari semua pihak merupakan asas persatuan dan kesatuan kaum Muslimin. Tali Allah adalah Islam dan Al Qur’an. d. mengingatkan bahwa ukhuwah imaniyah, setelah beraneka permusuhan dan peperangan jahiliyah, merupakan nikmat terbesar sesuah nikmat iman. e. tidak ada sesuatu yang dapat mempersatukan umat kecuali jika umat memiliki sasaran besar dan risalah yang diperjuangkan. Dan tidak ada sasaran yang lebih besar selain dakwah kepada kebaikan yang dibawa oleh Islam f. sejarah telah mencatat bahwa orang-orang sebelum kita telah berpecah-belah dan berselisih dalam masalah agama, kemudian mereka binasa, walaupun mereka telah mendapatkan penjelasan dan pengetahuan dari Allah sebelumnya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan mengenai ukhuwah (QS Al-Hujurat, 49: 10) dan sejumlah adab dan akhlak utama (QS Al-Hujurat, 49: 11 – 12). Juga sangat mengecam perpecahan (QS Al-An’am, 6: 65, QS Al-An’am, 6: 159, QS Asy-Syura, 42: 13) Dalam As-Sunnah juga banyak sekali menyinggung masalah ini. As- Sunnah mengajak kepada kehidupan berjamaah, persatuan, mengecam tindakan nyeleneh dan perpecahaan, mengajak kepada ukhuwah dan mahabbah. As -Sunnah mencela permusuhan dan perselisihan. 3
  • 4. ، ‫ء‬ُ، ‫ضضضءا‬َ‫ءا‬ ‫غ‬ْ‫َض‬ ‫ب‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫ولا‬َ‫ءا‬ ، ‫د‬ُ، ‫سضض‬َ‫ءا‬ ‫ح‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ : ‫م‬ْ‫َض‬ ‫ض‬‫ض‬‫ك‬ُ، ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫ب‬ْ‫َض‬ ‫ق‬َ‫ءا‬ ‫م‬ِ ‫ق‬ ‫ض‬‫ض‬‫م‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ُ، ‫لا‬ ‫ء‬ُ، ‫دلا‬َ‫ءا‬ ‫م‬ْ‫َض‬ ‫ض‬‫ض‬‫ك‬ُ، ‫ي‬ْ‫َض‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫إ‬ِ ‫ق‬ ‫ب‬َّ ‫د‬َ‫ءا‬ ‫ق‬ُ، ‫ض‬‫ض‬‫ل‬ِ ‫ق‬ ‫ح‬ْ‫َض‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ُ، ‫ضلو‬‫ض‬‫ق‬ُ، ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ضل ي‬‫ض‬‫ن‬ِّ‫ي‬ ‫إ‬ِ ‫ق‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫م‬َ‫ءا‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ، ‫ة‬ُ، ‫ض‬‫ض‬‫ق‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ِ ‫ق‬ ‫حءا‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ ‫ل ي‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ه‬ِ ‫ق‬ ‫ء‬ُ، ‫ضءا‬‫ض‬‫ض‬َ‫ءا‬ ‫غ‬ْ‫َض‬ ‫ب‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫ولا‬َ‫ءا‬ ‫س‬ُ، ‫فض‬ْ‫َض‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫ذ ي‬ِ ‫ق‬ ‫لض‬َّ ‫ولا‬َ‫ءا‬ : ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫قءا‬َ‫ءا‬ ‫م‬َّ ‫ث‬ُ، ، ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫َني‬‫د‬ِّ‫ي‬ ‫لال‬ ‫ق‬ُ، ‫ل‬ِ ‫ق‬ ‫ح‬ْ‫َض‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ْ‫َض‬ ‫ك‬ِ ‫ق‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫و‬َ‫ءا‬ ، ‫ر‬َ‫ءا‬ ‫ع‬ْ‫َض‬ ‫ش‬َّ ‫لال‬ ‫نلولا‬ُ، ‫م‬ِ ‫ق‬ ‫ؤ‬ْ‫َض‬ ‫ت‬ُ، ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫و‬َ‫ءا‬ ، ‫نلولا‬ُ، ‫م‬ِ ‫ق‬ ‫ؤ‬ْ‫َض‬ ‫ت‬ُ، ‫تت ى‬َّ ‫ح‬َ‫ءا‬ ‫ة‬َ‫ءا‬ ‫ن‬َّ ‫ج‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫للو‬ُ، ‫خ‬ُ، ‫د‬ْ‫َض‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ه‬ِ ‫ق‬ ‫د‬ِ ‫ق‬ ‫ي‬َ‫ءا‬ ‫ب‬ِ ‫ق‬ ‫د‬ٍ ‫ِب‬ ‫م‬َّ ‫ح‬َ‫ءا‬ ‫م‬ُ، ‫بلولا‬ُّ ‫حءا‬َ‫ءا‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫تت ى‬َّ ‫ح‬َ‫ءا‬ "Penyakit umat sebelum kamu telah menjangkit kepada kalian; kedengkian dan permusuhan. Permusuhan adalah pencukur, Aku tidak mengatakan mencukur rambut tetapi pencukur agama. Demi Dzat yang diriku berada di Tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai." (HR at-Tirmidzi dari Zubair bin ‘Awwam) 2. Islam Membenci Perpecahan Islam sangat membenci perpecahan dan perselisihan sampai Rasulullah s.a.w memerintahkan kepada orang yang sedang membaca Al Qur’an agar menghentikan bacaannya jika bacaannya itu akan mengakibatkan perpecahan. « ‫ذلا‬َ‫ءا‬ ‫إ‬ِ ‫ق‬ ‫ض‬‫ض‬‫ف‬َ‫ءا‬ ‫م‬ْ‫َض‬ ‫ك‬ُ، ‫ب‬ُ، ‫ضلو‬‫ض‬‫ل‬ُ، ‫ق‬ُ، ‫ه‬ِ ‫ق‬ ‫ض‬‫ض‬‫ي‬ْ‫َض‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫ع‬َ‫ءا‬ ‫ت‬ْ‫َض‬ ‫ض‬‫ض‬‫ف‬َ‫ءا‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫ئ‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫م‬َ‫ءا‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫رنآ‬ْ‫َض‬ ‫ض‬‫ض‬‫ق‬ُ، ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ ‫ءولا‬ُ، ‫ر‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ق‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ ‫مضضضضضضضضضضضضضلولا‬ُ، ‫قلو‬ُ، ‫ف‬َ‫ءا‬ ‫ه‬ِ ‫ق‬ ‫فيضضضضضضضضضضضضض‬ِ ‫ق‬ ‫م‬ْ‫َض‬ ‫تضضضضضضضضضضضضض‬ُ، ‫ف‬ْ‫َض‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫خ‬ْ‫َض‬ ‫لا‬ » "Bacalah al-Qur’an selama bacaan itu dapat menyatukan hati kalian, tetapi jika kalian berselisih makan hentikanlah bacaan itu." (HR Bukhari dan Muslim dari Abdullah al-Bajali) Kendati keutamaan membaca Al-Qur’an sangat besar, namun Nabi s.a.w tidak mengizinkan membacanya jika bacaan itu membawa kepada perselisihan dan pertentangan. Jika perselisihan mengangkut pemahaman makna maka harus dibaca dengan berpegang teguh kepada pemahaman dan pengertian yang akan menumbuhkan kesatuan. 4
  • 5. Jika terjadi perselisihan atau timbul suatu keraguaan maka hendaklah bacaan itu ditinggalkan dan berpegang teeguh pada yang Muhkam yang akan membawa persatuan. 3. Mengapa Harus Menjaga Persatuan Dan Kesatuan? Manfaat dan pengaruh positifnya sangat banyak, antara lain: 1. memperkuat orang-orang yang lemah dan menambah kekuatan bagi yang sudah kuat. 2. merupakan benteng pertahanan dari ancaman kehancuran. 4. Perpecahan Umat Bukan Suatu Kelaziman Ada yang berpendapat bahwa perpecahan adalah lazim (umum, dianggap biasa dan merupakan ketetapan yang telah ditetapkan Allah, dengan alasan: a. Adanya sejumlah hadits yang mengabarkan bahwa Allah menimpakan keganasan sebagian umat kepada sebagian yang lain « ‫ضت ى‬‫ض‬‫ن‬ِ ‫ق‬ ‫ع‬َ‫ءا‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫م‬َ‫ءا‬ ‫و‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ِ ‫ق‬ ‫ض‬‫ض‬‫ي‬ْ‫َض‬ ‫ت‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ْ‫َض‬ ‫ث‬ِ ‫ق‬ ‫نت ى‬ِ ‫ق‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫ط‬َ‫ءا‬ ‫ع‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ف‬َ‫ءا‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫ث‬ً‫ف ا‬ ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ث‬َ‫ءا‬ ‫ضت ى‬‫ض‬‫ب‬ِّ‫ي‬ ‫ر‬َ‫ءا‬ ‫ت‬ُ، ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫س‬َ‫ءا‬ ‫ة‬ِ ‫ق‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫س‬َّ ‫بءال‬ِ ‫ق‬ ‫ضت ى‬‫ض‬‫ت‬ِ ‫ق‬ ‫م‬َّ ‫أ‬ُ، ‫ك‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ل‬ِ ‫ق‬ ‫ه‬ْ‫َض‬ ‫َني‬ُ، ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ضت ى‬‫ض‬‫ب‬ِّ‫ي‬ ‫ر‬َ‫ءا‬ ‫ت‬ُ، ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫س‬َ‫ءا‬ ‫ة‬ً‫ف ا‬ ‫د‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ح‬ِ ‫ق‬ ‫ولا‬َ‫ءا‬ ‫ق‬ِ ‫ق‬ ‫ر‬َ‫ءا‬ ‫غ‬َ‫ءا‬ ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫ب‬ِ ‫ق‬ ‫ضت ى‬‫ض‬‫ت‬ِ ‫ق‬ ‫م‬َّ ‫أ‬ُ، ‫ك‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ل‬ِ ‫ق‬ ‫ه‬ْ‫َض‬ ‫َني‬ُ، ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ه‬ُ، ‫ت‬ُ، ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫س‬َ‫ءا‬ ‫و‬َ‫ءا‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫ه‬َ‫ءا‬ ‫ني‬ِ ‫ق‬ ‫طءا‬َ‫ءا‬ ‫ع‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ف‬َ‫ءا‬ ‫م‬ْ‫َض‬ ‫ض‬‫ض‬‫ه‬ُ، ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫ي‬ْ‫َض‬ ‫ب‬َ‫ءا‬ ‫م‬ْ‫َض‬ ‫ه‬ُ، ‫ض‬‫ض‬‫س‬َ‫ءا‬ ‫أ‬ْ‫َض‬ ‫ب‬َ‫ءا‬ ‫ل‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫ع‬َ‫ءا‬ ‫ج‬ْ‫َض‬ ‫َني‬َ‫ءا‬ ‫ال‬َ‫ءا‬ ‫ن‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ه‬ُ، ‫ت‬ُ، ‫ل‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ض‬‫ض‬‫س‬َ‫ءا‬ ‫و‬َ‫ءا‬ ‫ضءا‬‫ض‬‫ه‬َ‫ءا‬ ‫ني‬ِ ‫ق‬ ‫طءا‬َ‫ءا‬ ‫ع‬ْ‫َض‬ ‫أ‬َ‫ءا‬ ‫ف‬َ‫ءا‬ ‫هءا‬َ‫ءا‬ ‫ني‬ِ ‫ق‬ ‫ع‬َ‫ءا‬ ‫ن‬َ‫ءا‬ ‫م‬َ‫ءا‬ ‫ف‬َ‫ءا‬ ». "Aku meminta kepada Allah tiga hal lalu Dia memberiku dua hal dan menolak yang satu. Aku meminta kepada Allah agar membinasakan umatku dengan bencana kelaparan lalu Dia mengabulkannya. Aku meminta-Nya agar tidak membinasakan Umatku dengan bencana banjir lalu Dia mengabulkannya. Dan aku meminta-Nya agar tidak menimpakan keganasan sebagian umatku kepada sebagian yang lain tetapi Dia menolak 5
  • 6. permintaanku ini." (HR Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqqash, dan hadits-hadits lainnya yang serupa) Hadits itu dan juga hadits lainnya yang semakna menunjukkan bahwa Allah menjamin 2 hal bagi umat Nabi-Nya, yaitu: 1) Allah tidak akan membinasakan Umat Nabi s.a.w dengan bencana yang pernah ditimpakan kepada umat-umat terdahulu 2) Allah tidak akan menguasakan musuh atas mereka sampai kepada batas menindas dan melenyapkan eksistensi mereka sama sekali. Permintaan Nabi s.a.w agar Allah tidak menimpakan perpecahan kepada umat ini ditolak. Artinya persoalan tersebut diserahkan kepada sunnah kauniyah, sunnah ijtima’iah dan hukum sebab akibat lainnya. Dalam hal ini umat ini berkuasa penuh atas dirinya. Allah tidak memaksakan sesuatu kepadanya dan tidak pula memberi kekhususan. Semua tergantung dari umat itu sendiri apakah menyambut perintah Rabbnya, perintah NabiNya, menyatukan kalimat, merapikan barisan dan berhasil merebut kemenangan atas musuh Allah. Atau berpecah belah dan dikuasai musuh. Hadits tersebut tidak mengisyaratkan bahwa perpecahan adalah lazim, karena justeru banyak ayat Al-Qur’an yang mengecam perpecahan. b. Hadits tentang perpecahan umat menjadi 73 golongan Hadits ini tidak termasuk dalam kitab Bukhari dan Muslim, yang berarti hadits ini tidak shahih menurut salah satu syarat dari keduanya. Sebagian riwayat lain tidak menyebutkan tambahan ,“Semua golongan akan masuk neraka kecuali satu.“. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban. Akan tetapi perawinya Muhammad bin Amr, dinilai sebagai orang yang jujur tapi banyak kelemahannya 6
  • 7. Sedang hadits yang dengan tambahan, diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr, Mu’awiyah, Auf bin Malik dan Anas r.a.. Tetapi semuanya bersanad lemah. Hadits tersebut dengan tambahannya dapat menimbulkan perpecahan dan menyesatkan dan saling mengkafirkan kalangan umat Islam. Oleh karena itu beberapa ulama menolak hadits tersebut baik dari segi sanad maupun makna. Abu Muhammad Ibnu Hazm mengatakan bahwa tambahan ini adalah palsu. BAGIAN KEDUA: Landasan Pemikiran Bagi Fiqh al-Ikhtilâf 1. Perbedaan Masalah Furû‘: Kemestian; Rahmat dan Keleluasaan Upaya penyatuan adalah suatu hal yang tidak mungkin, malah akan mempeluas perbedaan itu sendiri dan perselisihan. Upaya-upaya seperti itu hanya menunjukkan kedunguan. Perbedaan merupakan suatu kemestian dan tidak dapat dihindari. Antara lain dapat disebabkan karena: a. tabi’at agama, adanya ayat-ayat mutasyabihat yang memang menuntut kita untuk berijtihad b. tabi’at bahasa, adanya pemahaman yang berbeda dari makna yang terkandung c. tabi’at manusia, yang diciptakan berbeda-beda dan memiliki kepribadian, tabi’at, pemikiran sendiri-sendiri. Hal ini merupakan perbedaan macam atau variasi dan bukan merupakan perbedaan yang mengarah ke pertentangan d. tabi’at alam dan kehidupan; alam diciptakan bervariasi dan berbeda- beda. Perselisihan yang ditolerir: ketika seseorang melakukan amal perbuatan yang didasarkan pada hujjah atau pengetahuan orang sebagai dasar untuk melakukannya tanpa disertai permusuhan dan celaan kepada orang yang berbeda dengannya. 7
  • 8. Perbedaan yang tercela: a. yang bermotif pembangkangan, kedengkian, dan mengikuti hawa nafsu. b. yang mengakibatkan perpecahan dan permusuhan umat 2. Mengikuti Manhaj Pertengahan dan Meninggalkan Sikap Berlebihan Dalam Agama Mengikuti manhaj pertengahan yang mencerminkan tawazun atau keseimbangan dan keadilan, jauh dari sikap berlebihan atau mengurangi ajaran. Hadits Rasulullah s.a.w.: ‫ن‬ِ ‫ِني‬‫د‬ِّ‫ال‬ ‫ف ي‬ِ ‫و‬ِّ ‫ل‬ُ‫ّو‬‫غ‬ُ‫ّو‬ ‫ل‬ْ‫غ‬‫بلا‬ِ ‫م‬ْ‫غ‬ ‫ك‬ُ‫ّو‬ ‫ل‬َ‫ُك‬‫ب‬ْ‫غ‬‫ق‬َ‫ُك‬ ‫ن‬َ‫ُك‬ ‫كلا‬َ‫ُك‬ ‫ن‬ْ‫غ‬ ‫م‬َ‫ُك‬ ‫ك‬َ‫ُك‬ ‫ل‬َ‫ُك‬‫ه‬َ‫ُك‬ ‫ملا‬َ‫ُك‬ ‫ن‬َّ‫م‬‫إ‬ِ‫ف‬َ‫ُك‬ ، ‫وف‬َّ‫م‬ ‫ل‬ُ‫ّو‬‫غ‬ُ‫ّو‬ ‫ل‬ْ‫غ‬‫وا‬َ‫ُك‬ ‫م‬ْ‫غ‬ ‫ك‬ُ‫ّو‬ ‫ِنيلا‬َّ‫م‬‫إ‬ِ “Jauhilah sikap berlebihan, karena telah binasalah orang-orang yang bersikap berlebihan“. (HR Ahmad dari Abdullah bin Abbas) Orang-orang yang berlebihan ini menurut Imam an-Nawawi adalah orang yang ucapan dan perbuatan mereka terlalu dalam dan melampaui batas. Ciri lainnya adalah selalu memperbanyak pertanyaan yang hanya akan menghasilkan kesusahan dan kesempitan. Prinsip umum dari shahabiyah r.a. adalah tashîl/memudahkan dan musâmahah/toleransi. 3. Mengutamakan Muhkamat Bukan Mutasyabihat Berdasarkan QS Âli ‘Imrân, 3: 7, “apabila ayat-ayat muhkamat ditinggalkan maka terbukalah pintu perdebatan dan perbantahan”. Rasulullah s.a.w. mengecam tindakan mempertentangkan satu ayat al Qur’an dan ayat lainnya dan tidak mengembalikan ayat mutasyabihat kepada ayat-ayat muhkamat. Tindakan mempertentangkan satu ayat dengan ayat yang lain biasanya terjadi karena mengikuti ayat-ayat mutasyabihat yang beragam penunjukkannya dan nampak secara lahiriah saling bertentangan. Jika dikembalikan kepada ayat-ayat muhkamat niscaya pertentangan akan sirna. 8
  • 9. 4. Tidak Memastikan dan Menolak Dalam Masalah-masalah Ijtihadiyah Para ulama kita menegaskan tidak boleh ada penolakan dari seseorang kepada orang lain dalam masalah ijtihadiyah. 5. Menela’ah Perbedaan Pendapat Para Ulama Agar kita mengetahui beragamnya mazhab dan bervariasinya sumber pengambilan, juga sudut pandang dan dalil-dalil yang mendasarinya. Hal ini membantu lahirnya sikap toleransi dan tenggang rasa. Yang penting diingat adalah tidak mengagumi pendapat sendiri dan tidak mencela pendapat orang lain. 6. Membatasi Pengertian dan Istilah Kita harus membatasi beberapa pemahaman yang menjadi sebab terjadinya perselisihan itu. Seringkali suatu istilah dipertentangan dengan sengit. Harus dibatasi, diluruskan, dijelaskan pemahamannya agar tidak disalahpahami oleh orang-orang yang dapat mengakibatkan vonis sesat dan menyesatkan. 7. Menggarap Masalah Besar Yang Dihadapi Umat Umat memiliki permasalahan yang lebih besar dibandingkan harus mempermasalahkan perbedaan yang ada. Apabila kita sepaham mengenai masalah besar yang kita hadapai dan menjadikan cita-cita bersama dan tujuan kita bersama, niscaya perbedaan yang ada tidak akan diperbesarkan dan dipersilisihkan. Sebaiknya energi dan pikiran kita dipusatkan ke situ, antara lain: a. IPTEK b. Sosial ekonomi c. Politik d. Ghazwul fikri e. Zionisme f. Perpecahan dan sengketa di Dunia Arab dan Islam g. Dekadensi moral 9
  • 10. 8. Bekerjasama Dalam Masalah Yang Disepakati Masalah khilafiyah hendaknya tidak dibesar-besarkan sehingga menghabiskan dan menguras waktu dan tenaga. Persoalan kaum muslimin bukanlah terletak pada perbedaan masalah-masalah khilafiah yang didasarkan pada ijtihad, akan tetapi terletak pada tidak difungsikannya akal, pembekuan fikiran, pembisuan kehendak, pemasungan kebebasan, perampasan hak asasi, pengabaian kewajiban, tersebarnya egoisme, pengabaian sunnah-sunnah Allah tentang alam dan masyarakat, kesewenangan atas kebenaran dan sebagainya. Masalah-masalah umat yang bisa kita sepakati sangat banyak, sebaiknya kita bekerjasama menyelesaikannya. 9. Saling Toleransi Dalam Masalah Yang Diperselisihkan Toleransi dalam masalah yang diperselisihkan dapat dilakukan jika kita tidak fanatik terhadap satu pendapat yang bertentangan dengan pendapat yang lain. Prinsipnya: a. menghormati pendapat orang lain b. menyadari kemungkinan beragamnya kebenaran c. kesadaran dan kenyataan bahwa berbagai perselisihan yang kita saksikan bukan tentang hukum syar’i 10. Menahan Diri Dari Orang Yang Mengucapkan ”Lâ Ilâha Illallâh“ Tindakan yang paling berbahaya yang dapat menghancurkan persatuan umat ialah takfîr (pengkafiran) sesama muslim. Rasulullah s.a.w mengecam takfîr (tuduhan kafir) ini dalam berbagai haditsnya, salah satu yang diriwayatkan Ibnu Umar, « ‫م ا‬َ‫ ا‬ ‫ه‬ُ‫َم‬ ‫د‬ُ‫َم‬ ‫ح‬َ‫ ا‬ ‫أ‬َ‫ ا‬ ‫ه ا‬َ‫ ا‬ ‫ب‬ِ‫ه‬ ‫ء‬َ‫ ا‬ ‫ب ا‬َ‫ ا‬ ‫د‬ْ ‫ب‬ ‫ق‬َ‫ ا‬ ‫ف‬َ‫ ا‬ . ‫ر‬ُ‫َم‬ ‫ف‬ِ‫ه‬ ‫ك ا‬َ‫ ا‬ ‫ي ا‬َ‫ ا‬ ‫ه‬ِ‫ه‬ ‫خهي‬ِ‫ه‬ ‫ل‬َ‫ ا‬ ‫ل‬َ‫ ا‬ ‫ق ا‬َ‫ ا‬ ‫ئ‬ٍ ‫ق‬ ‫ر‬ِ‫ه‬ ‫م‬ْ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م ا‬َ‫ ا‬ ‫ي‬ُّ‫م‬ ‫أ‬َ‫ ا‬ ‫ه‬ِ‫ه‬ ‫هي‬ْ ‫ب‬ ‫ل‬َ‫ ا‬ ‫ع‬َ‫ ا‬ ‫ت‬ْ ‫ب‬ ‫ع‬َ‫ ا‬ ‫ج‬َ‫ ا‬ ‫ر‬َ‫ ا‬ ‫ل‬ّ ‫إ‬ِ‫ه‬ ‫و‬َ‫ ا‬ ‫ل‬َ‫ ا‬ ‫ق ا‬َ‫ ا‬ ‫م ا‬َ‫ ا‬ ‫ك‬َ‫ ا‬ ‫ن‬َ‫ ا‬ ‫ك ا‬َ‫ ا‬ ‫ن‬ْ ‫ب‬ ‫إ‬ِ‫ه‬ ». 10
  • 11. Apabila seseorang berkata kepada saudaranya, 'wahai si kafir', maka panggilan itu kembali kepada salah satu jika ia seperti apa yang dikatakan. Tetapi jika tidak, maka panggilan itu akan kembali kepada yang mengucapkan.“ (HR Muslim) Dalam hadits lain, ‫ه‬ِ ‫ل‬ِ‫ت‬ْ‫ِل‬‫ق‬َ‫ْت‬‫ك‬َ‫ْت‬ ‫وك‬َ‫ْت‬ ‫ه‬ُ‫َو‬ ‫ف‬َ‫ْت‬ ‫رك‬ٍ ‫ف‬ ‫ف‬ْ‫ِل‬‫ك‬ُ‫َو‬ ‫ب‬ِ ‫ن اك‬ً‫ ا‬‫م‬ِ ‫ؤ‬ْ‫ِل‬ ‫م‬ُ‫َو‬ ‫م ىك‬َ‫ْت‬ ‫ر‬َ‫ْت‬ ‫نك‬ْ‫ِل‬ ‫م‬َ‫ْت‬ “Barangsiapa menuduh kafir seorang mukmin maka ia seperti membunuhnya.“ (HR Ath-Thabrani dari Hisyam bin ‘Amir) [Sumber: http://catatanhati.blogsome.com/2003/01/20/fiqh- perbedaan/(dengan sedikit perubahan dan edit) dalam http://www.ufukislam.com/2011/09/ringkasan-buku-fiqh-ikhtilaf- fikih.html] 11