SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
1




                                    BAB I

                              PENDAHULUAN




A      Ruang Lingkup


    Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas harus

    menerapkan Pernyataan Standar ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan,

    perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi

    yang tidak dilanjutkan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan

    Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan

    Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.


    Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun

    laporan keuangan yang mencakup laporan keuangan semua entitas akuntansi,

    termasuk Badan Layanan Umum, yang berada di bawah pemerintah

    pusat/daerah.
2



B Tujuan


   Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas

   koreksi kesalahan akuntansi dan pelaporan laporan keuangan, perubahan

   kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak

   dilanjutkan.




C Definisi


   Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar

   dengan pengertian:


   1          Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar,

       konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang

       dipakai oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian

       laporan keuangan.


   2          Kesalahan adalah penyajian akun/pos yang secara signifikan tidak

       sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan

       periode berjalan atau periode sebelumnya.


   3          Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi agar

       akun/pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai

       dengan yang seharusnya.


   4          Operasi tidak dilanjutkan adalah penghentian suatu misi atau

       tupoksi tertentu yang berakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi,
3



    program, atau kegiatan, sehingga aset, kewajiban, dan operasi dapat

    dihentikan tanpa mengganggu fungsi, program, atau kegiatan yang lain.


5           Perubahan estimasi adalah revisi estimasi karena perubahan

    kondisi yang mendasari estimasi tersebut, atau karena terdapat informasi

    baru, pertambahan pengalaman dalam mengestimasi,atau perkembangan

    lain.


6           Pos adalah kumpulan akun sejenis yang ditampilkan pada lembar

    muka laporan keuangan.
4




                                     BAB II
                           KOREKSI KESALAHAN




Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yang

relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

entitas pelaporan. Untuk menjaga integritas data dan agar informasi laporan

keuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan.


Laporan keuangan disusun pada pisah tanggal tertentu; terhadap laporan keuangan

pemerintah, mengikuti periode tahun anggaran yaitu meliputi masa satu tahun

mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Menurut ketentuan UU

Bidang Keuangan laporan keuangan pemerintah harus disampaikan kepada DPR

paling lambat 6 bulan setelah tutup tahun buku, setelah dilakukan audit oleh BPK.

Terdapat tahapan atau periode waktu dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan sampai dengan penyampaian laporan keuangan ke DPR, yaitu :


1   periode waktu sebelum laporan keuangan disusun dan disajikan, atau tahun

    berjalan


2   periode waktu setelah laporan keuangan sudah diterbitkan tetapi belum

    diaudit oleh BPK


3   periode waktu setelah laporan diaudit oleh BPK disampaikan ke DPR/DPRD

    dan telah ditetapkan dengan UU atau Peraturan daerah.
5




Adapun kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bisa terjadi pada satu atau

beberapa periode sebelumnya dan mungkin baru ditemukan pada periode berjalan

atau pada periode setelah Laporan Keuangan disahkan dan telah diterbitkan

Undang-undang dan/atau Peraturan Daerah. Kesalahan-kesalahan tersebut

kemungkinan disebabkan antara lain keterlambatan penyampaian bukti transaksi

keuangan oleh Pengguna Anggaran, kesalahan perhitungan matematis, kesalahan

pencatatan, kesalahan dalam interprestasi fakta, kecurangan atau kelalaian dan

kemungkinan kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi.


Dalam situasi tertentu suatu kesalahan mungkin mempunyai pengaruh signifikan

bagi satu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan-

laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan. Agar informasi laporan

keuangan bebas dari unsur kesalahan, maka PSAP No 10 mengatur perlakuan

tentang koreksi kesalahan.




A      Kesalahan dan Koreksinya


    Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai

    dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode

    berjalan atau periode sebelumnya. Periode berjalan adalah periode sebelum

    laporan keuangan belum ditetapkan dengan Perda.


    Periode sebelumnya adalah periode akuntansi dimana laporan keuangan telah

    diterbitkan. Paragrap 16 PSAP 10 menjelaskan bahwa laporan keuangan
6



dianggap sudah diterbitkan apabila sudah ditetapkan dengan undang-undang

atau peraturan daerah.


Ditinjau dari sifat kejadiannya, kesalahan dapat dikelompokkan menjadi

kesalahan yang tidak berulang dan kesalahan yang berulang dan sistemik.


1           Menurut paragraf 11, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang

    tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang

    mempengaruhi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan

    pada akun yang bersangkutan dalam periode yang berjalan.


    Kesalahan dalam jenis belanja dan pendapatan akan dilakukan koreksi

    terhadap jenis belanja dan pendapatan yang bersangkutan dengan

    memperhatikan pengaruh kesalahan tersebut terhadap kas.


    a       Contoh kesalahan yang mempengaruhi Kas dalam periode

        berjalan :


        Pada tanggal 15 Mei 2006, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan

        SP2D-LS dengan nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang

        sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp

        531.000.000,-. Pada waktu dilakukan kas opname, ditemukan

        perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku dan

        setelah diteliti perbedaanya adalah pada SP2D-LS yang diterbitkan

        tanggal 15 Mei 2006.


        Transaksi tersebut dicatat pada tanggal 15 Mei 2006 :
7



          Kelebihan pencatatan pada akun belanja pegawai sebesar Rp 18.

          000.000, (Rp 531.000.000 - Rp 513.000.000) dilakukan koreksi

          sebagai berikut:




          SKPD

      Tanggal                    Uraian               Ref    Debet     Kredit
15/5/06                Piutang dari BUD                     18 juta
                          Belanja Pegawai                             18 juta
                       (Untuk mencatat
                       penerimaan kembali
                       belanja pegawai)


          BUD

     Tanggal                     Uraian               Ref    Debet     Kredit
15/5/06               Kas di Kas Daerah                     18 juta
                         Belanja Pegawai                              18 juta
                      (Untuk mencatat penerimaan
                      kembali belanja pegawai)



      b         Tidak Mempengaruhi Kas pada periode berjalan.


          Pada Tanggal 15 Mei 2006, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan

          SP2D-LS dengan nilai Rp 531.000.000. Pada hari dan tanggal yang

          sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp

          531.000.000 sebagai belanja barang. Pada waktu menyusun laporan

          diketahui ada kekeliruan pembukuan belanja atas SP2D pada tanggal 15

          Mei 2006, maka transaksi tersebut akan dikoreksi seperti berikut:


          Karena kesalahan pada akun belanja, maka koreksi dilakukan sebagai

          berikut:
8



         SKPD

Belanja Pegawai                      Rp 531.000.000
  Belanja Barang                                          Rp 531.000.000


         BUN

Tidak ada Jurnal

   2          Menurut paragraf 12 PSAP 10, menetapkan bahwa koreksi

       kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode

       sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas apabila laporan keuangan

       periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada

       akun pendapatan atau akun belanja dari periode yang bersangkutan


       Contoh 1:


       Pada tanggal 20 April 2005, diterima setoran atas pendapatan Retribusi

       Parkir dengan STS No. 123 sebesar Rp 13.000.000. Pada hari dan tanggal

       yang sama STS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp

       31.000.000,-. Pada bulan Januari 2006 waktu menyusun laporan, diketahui

       kesalahan tersebut, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank

       dan saldo menurut buku sebesar Rp 18.000.000 (Rp 31.000.000 – Rp

       13.000.000).


       Dengan ditemukannya kesalahan pencatatan tersebut pembetulan

       dilakukan dengan jurnal koreksi sebagai berikut:


       SKPD

Pendapatan retribusi                  Rp 18.000.000
   Utang kepada BUD                                        Rp 18.000.000
9



      BUD

Pendapatan Retribusi                Rp 18.000.000
   Kas di kas daerah                                      Rp 18.000.000




      Contoh 2:


      Pada Tanggal 15 Mei 2005, dibayar gaji pegawai dengan menerbikan

      SP2D-LS dengan nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama

      SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar

      Rp531.000.000,-.


      Pada bulan Januari 2006 waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan

      tersebut, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo

      menurut buku sebesar Rp18.000.000 (Rp531.000.000–Rp513.000.000).


      Atas kesalahan tersebut belanja pegawai harus dikurangi sebesar

      Rp18.000.000 (Rp531.000.000-Rp513.000.000) dan dikoreksi dengan

      jurnal sebagai berikut:


      SKPD

Piutang dari BUD                    Rp 18.000.000
   Belanja Pegawai                                        Rp 18.000.000


      BUD

Kas di Kas Daerah                   Rp 18.000.000
  Belanja Pegawai                                         Rp 18.000.000
10



    3          Menurut paragraf 13 PSAP 10 Koreksi kesalahan atas pengeluaran

        belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak

        berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan

        mempengaruhi posisi kas serta mempengaruhi secara material posisi aset

        selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,

        dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain, akun aset,

        serta akun ekuitas dana yang terkait.


        Pada Tanggal 20 Oktober 2005, dibayar belanja modal atas pengadaan 2

        mobil dinas @ Rp 255.000.000,- pembayaran dilakukan dengan SP2D-LS

        sebesar Rp 550.000.000,-. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS

        tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 550.000.000,-. Pada

        Bulan Juni 2006 laporan keuangan Tahun Anggaran 2005 telah diterbitkan

        dan telah disampaikan ke DPRD, kemudian diketahui bahwa ada

        kesalahan dalam penerbitan dan pembayaran SP2D-LS atas pengadaan

        mobil dinas pada     tanggal 20 April 2005 yang seharusnya berjumlah Rp

        510.000.000 sehingga harus dilakukan pengembalian belanja tersebut oleh

        pemasok sebesar Rp 40.000.000,-. Penagihan kepada pemasok sudah

        berhasil dilakukan dan disetorkan pada tanggal 25 Juni 2006 sebesar Rp

        40.000.000,- Pengaruh pengembalian tersebut adalah bertambahnya kas

        dan pendapatan yang diikuti penurunan aset. Transaksi tersebut akan

        dibukukan seperti berikut:


        SKPD
        Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005

Belanja Modal – Peralatan dan          Rp 550.000.000
11



Mesin
   Piutang dari BUD                                          Rp 550.000.000
Peralatan dan Mesin                Rp 550.000.000
   Diinvestasikan dalam Aset Tetap                           Rp 550.000.000




        Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2006

Utang kepada BUD                       Rp 40.000.000
   Pendapatan lain-lain                                      Rp 40.000.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap        Rp 40.000.000
   Peralatan dan Mesin                                       Rp 40.000.000



        BUD
        Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005

Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 550.000.000
   Kas di kas daerah                                         Rp 550.000.000


        Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2006

Kas di Kas Daerah                     Rp 40.000.000
  Pendapatan Lain-lain                                      Rp 40.000.000



    4          Paragraf 14, menetapkan bahwa koreksi kesalahan atas

        pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali

        belanja) yang tidak berulang yang tejadi pada periode-periode sebelumnya

        dan mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi secara material

        posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah

        diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain.


        Contoh:
12



       Pada tanggal 15 Mei 2005, diterbitkan SP2D atas SPJ belanja modal atas

       pengadaan Air Condition (AC) seharga Rp 2.250.000,-. Pada hari dan

       tanggal yang sama SP2D tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar

       Rp 2.250.000,-. Pada bulan Agustus 2006, pada saat itu laporan keuangan

       tahun 2005 sudah disampaikan ke DPRD, diketahui ada kesalahan dalam

       pengesahan SPJ pengadaan AC tanggal 15 Mei 2005, dimana harga beli

       AC menurut faktur sebesar Rp 2.225.000,- Akibatnya aset tetap yang

       terlalu tinggi Rp 25.000 (pengaruhnya tidak material) dan disarankan oleh

       Bawasda agar dilakukan tuntutan perbendaharaan kepada Bendahara

       Pengeluaran, dan telah dilakukan pembayaran kembali oleh Bendahara

       Pengeluaran. Transaksi tersebut dibukukan seperti berikut:


       SKPD
       Jurnal Tanggal 15 Mei 2005

Belanja Modal – Peralatan dan         Rp 2.250.000
Mesin
   Piutang dari BUD                                         Rp 2.250.000
Peralatan dan Mesin                   Rp 2.250.000
   Diinvestasikan dalam Aset Tetap                          Rp 2.250.000


       Jurnal Koreksi

Utang kepada BUD                       Rp 25.000
   Pendapatan lain-lain                                     Rp 25.000


       BUD
       Jurnal Tanggal 15 Mei 2005

Belanja Modal Peralatan dan Mesin     Rp 2.250.000
   Kas di kas daerah                                       Rp 2.250.000


       Jurnal Koreksi

Kas di kas daerah                      Rp 25.000
13



Pendapatan Lain-lain                                      Rp 25.000



 5          Menurut paragraf 15 PSAP 10, Koreksi kesalahan atas penerimaan

     pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode

     sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan

     tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun

     ekuitas dana lancar.


     Kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi

     pada periode sebelumnya dan mengakibatkan kas bertambah dimana

     laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, koreksi kesalahan

     pendapatan tersebut dilakukan dengan menambah kas dan menambah akun

     ekuitas dana lancar. Sedangkan apabila kesalahan mengakibatkan saldo

     kas berkurang, maka koreksi dilakukan dengan mengurangi ekuitas dana

     lancar dan kas.


     Contoh


     Pada Tanggal 9 Pebruari 2005, diterima pendapatan sewa gedung

     pertemuan dengan bukti STS sejumlah Rp 3.575.000. dan salah

     dibukukan sebesar Rp 3.275.000. Kesalahan atas pencatatan tersebut

     ditemukan pada tahun 2006 dimana laporan keuangan Tahun Anggaran

     2005 telah diterbitkan. Pengaruh dari pencatatan pendapatan yang

     demikian adalah penyajian saldo Kas dan SiLPA menurut buku terlalu

     kecil sehingga akun Kas dan SiLPA harus ditambah. Transaksi – transaksi

     tersebut akan dibukukan seperti berikut:
14




        SKPD
        Jurnal Tanggal 9 Februari 2005

Utang kepada BUD                   Rp 3.275.000
   Lain-lain PAD - Pendapatan sewa                          Rp 3.275.000


        Jurnal Koreksi

Tidak ada jurnal



        BUD
        l Tanggal 9 Februari 2005

Kas di kas daerah                        Rp 3.275.000
  Lain – lain PAD                                           Rp 3.275.000


        Jurnal Koreksi

Kas di kas daerah                         Rp 300.000
    SiLPA/SiKPA                                             Rp 300.000



    6          Paragraf 20 PSAP 10 menyatakan : Koreksi kesalahan yang tidak

        berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan tidak

        mempengaruhi posisi kas, baik sebelum maupun setelah laporan keuangan

        periode tersebut diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pos-pos neraca

        terkait pada periode ditemukannya kesalahan.


        Contoh:
15



        Belanja modal atas Peralatan Mesin sebesar Rp 5.000.000 pada waktu

        mencatat aset tetap salah dibukukan sebagai aset tetap Jalan, irigasi dan

        jaringan.


        SKPD
        Jurnal yang salah

Belanja Modal Peralatan Mesin             Rp 5.000.000
   Piutang dari BUD                                            Rp 5.000.000
Jalan, Irigasi dan Jaringan               Rp 5.000.000
   Diinvestasikan dalam Aset Tetap                             Rp 5.000.000


        Jurnal koreksi

Peralatan Mesin                           Rp 5.000.000
   Jalan, Irigasi dan Jaringan                                Rp 5.000.000


        BUD
        Jurnal Pada saat pembayaran

Belanja Modal Peralatan dan Mesin         Rp 5.000.000
   Kas di Kas Daerah                                          Rp 5.000.000


          Jurnal koreksi

        Tidak ada jurnal



    7          Paragraf 22 menyatakan : kesalahan berulang dan sistemik seperti

        yang dimaksud pada paragraf 9, tidak memerlukan koreksi, melainkan

        dicatat pada saat terjadi.


        Paragraf 9 menjelaskan bahwa kesalahan yang berulang dan sistemik

        adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-

        jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi berulang. Contohnya

        adalah penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi
16



      sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib

      pajak.


      Apabila seorang wajib pajak kurang bayar, maka pada saat dibayar

      dicatat sebagai pendapatan pajak pada saat diterimanya pendapatan

      tersebut, dan sebaliknya apabila lebih bayar maka pembayaran restitusi

      kepada wajib pajak, maka dicatat sebagai pengurang pendapatan pajak

      pada saat terjadi.


      Contoh:


       Pada bulan Maret 2006, Wajib pajak A menerima SKPT kurang bayar

      pajak untuk tahun 2005 sebesar Rp 5.000.000,-. Terhadap tagihan tersebut

      wajib pajak telah membayar pada bulan April 2006.


      SKPD
       Transaksi tersebut dijurnal:

Utang kepada BUD                       Rp 5.000.000
   Pendapatan pajak                                          Rp 5.000.000


      Transaksi tersebut dijurnal:

Kas di kas daerah                      Rp 5.000.000
    Pendapatan Pajak                                         Rp 5.000.000




B Pengungkapan Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan


    Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya atau

    periode berjalan yang bersifat material terhadap posisi aset, kewajiban dan
17



    ekuitas, maupun pendapatan, belanja dan pembiayaan harus diungkapkan

    dalam catatan atas laporan keuangan secara memadai sehingga pengguna

    laporan dapat memahami kejadian tersebut.




                                    BAB III

                 PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI




Dalam menyusun dan menyajian laporan keuangan perlu memperhatikan

Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi yang merupakan dasar

pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan,

belanja, dan pembiayaan serta laporan keuangan. Kebijakan tersebut akan

berdampak pada keandalan laporan keuangan yang akan dihasilkan, sehingga

kebijakan akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari waktu ke waktu.


Dalam penyusunan laporan keuangan kebijakan akuntansi harus diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan sebelum menjelaskan pos-pos laporan

keuangan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh para pengguna laporan

keuangan.




A      Perubahan Kebijakan Akuntansi

    Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam suatu periode

    akuntansi berbeda dengan periode sebelumnya. Paragraf 26 PSAP 10
18



menyatakan: Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya

apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan atau standar akuntansi pemerintahan yang

berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan

menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau

arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan

keuangan entitas.


Perubahan kebijakan akuntansi misalnya antara lain adalah perubahan metode

penyusutan dan metode penilaian persediaan. Penyusutan adalah penyesuaian

nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset

sehingga diperoleh nilai wajar. Jadi penyusutan bukan merupakan metode

alokasi biaya untuk memupuk dana dalam rangka penggantian aset tetap.

Dengan demikian, apabila dilakukan penyusutan terhadap aset tetap, maka

tidak berhubungan dengan beban belanja, dan oleh karena itu perubahan

kebijakan terhadap penyusutan tersebut tidak mempengaruhi laporan ralisasi

anggaran.


Contoh:


Pemkot Madiun membeli Komputer dan pheriperalnya pada bulan Desember

2003 senilai Rp 200 juta. Pada tahun 2003 Pemkot Madiun menetapkan

kebijakan akuntansi dengan menerapkan penyusutan untuk peralatan dan

mesin menggunakan metode garis lurus. Estimasi masa manfaat komputer

tersebut 5 tahun. Dalam perjalanan waktu, pada tahun 2006 Pemkot Madiun

memutuskan untuk mengubah Kebijakan Akuntansi Penyusutan Peralan dan
19



   Mesin (termasuk komputer) dari metode garis lurus (straight line method)

   menjadi metode penyusutan saldo menurun (double declining method)




   Terhadap perubahan kebijakan akuntansi tersebut, disusun perhitungan

   penyusutan sebagai berikut:


   Perhitungan menurut metode garis lurus

Tahun      Perhitungan                   Nilai Disusutkan Nilai Buku
2003       -                                             0   200.000.000
2004       20 % X Rp 200.000.000               40.000.000    160.000.000
2005       20 % X Rp 200.000.000               40.000.000    120.000.000
2006       20 % X Rp 200.000.000               40.000.000     80.000.000
2007       20 % X Rp 200.000.000               40.000.000     40.000.000
2008       20 % X Rp 200.000.000               40.000.000              0


   Perhitungan menurut metode saldo menurun :

Tahun      Perhitungan                   Nilai Disusutkan Nilai Buku
2003       -                                             0   200.000.000
2004       40 % X Rp 200.000.000               80.000.000    120.000.000
2005       40 % X Rp 120.000.000               48.000.000     72.000.000
2006       40 % X Rp 72.000.000                28.800.000     43.200.000
2007       40 % X Rp 43.200.000                17.280.000     25.920.000
2008       40 % X Rp 24.720.000                10.368.000     15.552.000


   Pada akhir tahun 2006, akumulasi penyusutan komputer berdasarkan metode

   garis lurus sebesar Rp 120.000.000, (penjumlahan penyusutan tahun

   2004,2005,2006) berdasarkan metode saldo menurun sebesar Rp 156.800.000

   (penjumlahan penyusutan tahun 2004, 2005, 2006), terdapat selisih sebesar

   Rp 36.800.000,.


    Dengan perhitungan tersebut di atas, pada akhir tahun 2006 terdapat

   perbedaan jumlah akumulasi penyusutan sebesar Rp 36.800.000, sehingga
20



    nilai wajar aset tetap dengan metode saldo menurun terlalu tinggi sebesar

    nilai tersebut, sehingga harus dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:


Diinvestasikan dalam Aset tetap        Rp 36.800.000
    Akumulasi Penyusutan-                                    Rp 36.800.000.
    Peralatan dan Mesin




B Pengungkapan

    Paragraf 29 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi dan

    pengaruhnya harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.


    Contoh pengungkapan berdasarkan ilustrasi perubahan kebijakan akuntansi

    penyusutan seperti tersebut diatas, dari metode garis lurus, menjadi metode

    saldo menurun, adalah sebagai berikut :


    ”Pada tahun anggaran 2006, pemerintah Kota Madiun, telah menetapkan

    perubahan kebijakan akuntansi khusus mengenai metode penyusutan Aset

    Tetap- Peralatan dan Mesin, dari metode garis lurus menajdi metode saldo

    menurun, dengan alasan agar diperoleh nilai wajar yang mendekati

    sebenarnya, karena komputer dan pheriperalnya lebih cepat obsolet.
21



    Adapun pengaruh perubahan kebijakan akuntansi metode penyusutan

    tersebut, terdapat perbedaan nilai wajar sebagai berikut :


Uraian                             Metode Garis Lurus       Metode Saldo
                                                        Menurun
Nilai perolehan awal                     200.000.000,00    200.000.000,00
Akumulasi penyusutan sd
Desember 2006                            120.000.000,00          156.800.000,00
Nilai wajar pada 31 Des. 2006             80.000.000,00           43.200.000,00


    Jadi nilai wajar Aset Tetap berupa komputer dan pheriperalnya pada 31

    Desember 2006 adalah sebesar Rp 43.200.000,00. Perbedaan tersebut telah

    dikoreksikan pada akun yang bersangkutan.”




C Perubahan Estimasi Akuntansi


    Agar memperoleh Laporan Keuangan yang andal, maka estimasi akuntansi

    perlu disesuaikan antara lain dengan pola penggunaan, tujuan penggunaan

    aset dan kondisi lingkungan entitas yang berubah.


    Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan pada Laporan

    Operasional pada periode perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifat

    perubahan. Sebagai contoh, perubahan estimasi masa manfaat aset tetap

    berpengaruh pada LO tahun perubahan dan tahun-tahun selanjutnya selama

    masa manfaat aset tetap tersebut.


    Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan datang

    diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila tidak
22



    memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak mengungkapkan pengaruh

    perubahan itu.




D      Operasi Yang Tidak Dilanjutkan


    Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh

    peraturan, maka suatu operasi, kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait

    pada tugas pokok tersebut dihentikan.


    Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan, misalnya hakikat

    operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan, tanggal efektif

    penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahun berjalan sampai

    tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial atau dampak

    pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian apabila

    ada-- harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.


    Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen yang

    dihentikan itu harus dilaporkan dalam Laporan Keuangan walaupun

    berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan demikian, operasi yang

    dihentikan tampak pada Laporan Keuangan.


    Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun berjalan, di

    akuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan

    sampai akhir tahun Laporan Keuangan. Pada umumnya entitas membuat

    rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian bertahap atau sekaligus,

    resolusi masalah legal, lelang, penjualan, hibah dan lain-lain.
23



   Bukan merupakan penghentian operasi apabila :


   1          Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara

       evolusioner/alamiah. Hal ini dapat diakibatkan oleh demand (permintaan

       publik yang dilayani) yang terus merosot, pergantian kebutuhan lain.


   2          Fungsi tersebut tetap ada.


   3          Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus,

       selebihnya berjalan seperti biasa. Relokasi suatu program, proyek,

       kegiatan ke wilayah lain.


   4          Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah, menghemat

       biaya, menjual sarana operasi tanpa mengganggu operasi tersebut.




E Tanggal Efektif


   Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku efektif untuk

   laporan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun

   Anggaran 2010.


   Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas

   pelaporan dapat menerapkan PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama

   4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAdi Jauhari
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanSujatmiko Wibowo
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAMahyuni Bjm
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiFaridaabraham
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukankaromah95
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"risangaji febriyanto
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususDIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangRyan Gamof
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)Ayi Suwandi
 

Was ist angesagt? (20)

Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukan
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
 
02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 
Bab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-weselBab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-wesel
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
 

Ähnlich wie Koreksi Kesalahan

Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN ...
Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN ...Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN ...
Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN ...Fox Broadcasting
 
Kebijakan Akuntansi Pemerintahan Koreksi Kesalahan.pdf
Kebijakan Akuntansi Pemerintahan Koreksi Kesalahan.pdfKebijakan Akuntansi Pemerintahan Koreksi Kesalahan.pdf
Kebijakan Akuntansi Pemerintahan Koreksi Kesalahan.pdfSuhadi13
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahEnvaPya
 
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013UNIDHA
 
KD 3.18 Mengevaluasi laporan keuangan desa.pptx
KD 3.18 Mengevaluasi laporan keuangan desa.pptxKD 3.18 Mengevaluasi laporan keuangan desa.pptx
KD 3.18 Mengevaluasi laporan keuangan desa.pptxsyahrini4
 
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANAKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANLetifa Wahyuni
 
Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Arbyn Dungga
 
Bimtek Reviu LK Polindra.pdf
Bimtek Reviu LK Polindra.pdfBimtek Reviu LK Polindra.pdf
Bimtek Reviu LK Polindra.pdfSujatmiko Wibowo
 
Paper definisi pengakuan pendapatan
Paper definisi pengakuan pendapatanPaper definisi pengakuan pendapatan
Paper definisi pengakuan pendapatanFajar Adhi Partomo
 
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptx
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptxStandar-Akuntansi-Kemhan.pptx
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptxsyahrini4
 
Std Akun Pem.pptx
Std Akun Pem.pptxStd Akun Pem.pptx
Std Akun Pem.pptxWillyMatra
 
Gambaran Umum Standar Akuntansi Pemerintah
Gambaran Umum Standar Akuntansi PemerintahGambaran Umum Standar Akuntansi Pemerintah
Gambaran Umum Standar Akuntansi PemerintahEfraim Perjuangan
 
slide gkm untuk presentasi kppn bantaeng
slide gkm untuk presentasi kppn bantaengslide gkm untuk presentasi kppn bantaeng
slide gkm untuk presentasi kppn bantaengssuserf9d0a9
 
MATERI DISKUSI INTERNAL 1 2023 DONE.pptx
MATERI DISKUSI INTERNAL 1 2023 DONE.pptxMATERI DISKUSI INTERNAL 1 2023 DONE.pptx
MATERI DISKUSI INTERNAL 1 2023 DONE.pptxMAULIDAHZAINASHUFAMa
 

Ähnlich wie Koreksi Kesalahan (20)

Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN ...
Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN ...Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN ...
Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN ...
 
Kebijakan Akuntansi Pemerintahan Koreksi Kesalahan.pdf
Kebijakan Akuntansi Pemerintahan Koreksi Kesalahan.pdfKebijakan Akuntansi Pemerintahan Koreksi Kesalahan.pdf
Kebijakan Akuntansi Pemerintahan Koreksi Kesalahan.pdf
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan
 
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013
 
Pertemuan-V.pptx
Pertemuan-V.pptxPertemuan-V.pptx
Pertemuan-V.pptx
 
KD 3.18 Mengevaluasi laporan keuangan desa.pptx
KD 3.18 Mengevaluasi laporan keuangan desa.pptxKD 3.18 Mengevaluasi laporan keuangan desa.pptx
KD 3.18 Mengevaluasi laporan keuangan desa.pptx
 
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANAKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
 
Psak03
Psak03Psak03
Psak03
 
Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210
 
Bimtek Reviu LK Polindra.pdf
Bimtek Reviu LK Polindra.pdfBimtek Reviu LK Polindra.pdf
Bimtek Reviu LK Polindra.pdf
 
Paper definisi pengakuan pendapatan
Paper definisi pengakuan pendapatanPaper definisi pengakuan pendapatan
Paper definisi pengakuan pendapatan
 
Viii.g.7
Viii.g.7Viii.g.7
Viii.g.7
 
Viii.g.7 2
Viii.g.7 2Viii.g.7 2
Viii.g.7 2
 
PPT M5KB1.pptx
PPT M5KB1.pptxPPT M5KB1.pptx
PPT M5KB1.pptx
 
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptx
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptxStandar-Akuntansi-Kemhan.pptx
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptx
 
Std Akun Pem.pptx
Std Akun Pem.pptxStd Akun Pem.pptx
Std Akun Pem.pptx
 
Gambaran Umum Standar Akuntansi Pemerintah
Gambaran Umum Standar Akuntansi PemerintahGambaran Umum Standar Akuntansi Pemerintah
Gambaran Umum Standar Akuntansi Pemerintah
 
slide gkm untuk presentasi kppn bantaeng
slide gkm untuk presentasi kppn bantaengslide gkm untuk presentasi kppn bantaeng
slide gkm untuk presentasi kppn bantaeng
 
MATERI DISKUSI INTERNAL 1 2023 DONE.pptx
MATERI DISKUSI INTERNAL 1 2023 DONE.pptxMATERI DISKUSI INTERNAL 1 2023 DONE.pptx
MATERI DISKUSI INTERNAL 1 2023 DONE.pptx
 

Mehr von Adi Jauhari

Managemen strategi
Managemen strategiManagemen strategi
Managemen strategiAdi Jauhari
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasiAdi Jauhari
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAdi Jauhari
 
Akuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetapAkuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetapAdi Jauhari
 
Laporan arus kas
Laporan arus kasLaporan arus kas
Laporan arus kasAdi Jauhari
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganAdi Jauhari
 
Akuntansi persediaan
Akuntansi persediaanAkuntansi persediaan
Akuntansi persediaanAdi Jauhari
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasiAdi Jauhari
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnAdi Jauhari
 

Mehr von Adi Jauhari (11)

Managemen strategi
Managemen strategiManagemen strategi
Managemen strategi
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasi
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
 
Akuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetapAkuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetap
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Laporan arus kas
Laporan arus kasLaporan arus kas
Laporan arus kas
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan
 
Akuntansi persediaan
Akuntansi persediaanAkuntansi persediaan
Akuntansi persediaan
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasi
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya Taksirn
 

Kürzlich hochgeladen

1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Kürzlich hochgeladen (20)

1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

Koreksi Kesalahan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A Ruang Lingkup Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas harus menerapkan Pernyataan Standar ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan keuangan yang mencakup laporan keuangan semua entitas akuntansi, termasuk Badan Layanan Umum, yang berada di bawah pemerintah pusat/daerah.
  • 2. 2 B Tujuan Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi kesalahan akuntansi dan pelaporan laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan. C Definisi Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan pengertian: 1 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipakai oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. 2 Kesalahan adalah penyajian akun/pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya. 3 Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. 4 Operasi tidak dilanjutkan adalah penghentian suatu misi atau tupoksi tertentu yang berakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi,
  • 3. 3 program, atau kegiatan, sehingga aset, kewajiban, dan operasi dapat dihentikan tanpa mengganggu fungsi, program, atau kegiatan yang lain. 5 Perubahan estimasi adalah revisi estimasi karena perubahan kondisi yang mendasari estimasi tersebut, atau karena terdapat informasi baru, pertambahan pengalaman dalam mengestimasi,atau perkembangan lain. 6 Pos adalah kumpulan akun sejenis yang ditampilkan pada lembar muka laporan keuangan.
  • 4. 4 BAB II KOREKSI KESALAHAN Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan. Untuk menjaga integritas data dan agar informasi laporan keuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan. Laporan keuangan disusun pada pisah tanggal tertentu; terhadap laporan keuangan pemerintah, mengikuti periode tahun anggaran yaitu meliputi masa satu tahun mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Menurut ketentuan UU Bidang Keuangan laporan keuangan pemerintah harus disampaikan kepada DPR paling lambat 6 bulan setelah tutup tahun buku, setelah dilakukan audit oleh BPK. Terdapat tahapan atau periode waktu dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan sampai dengan penyampaian laporan keuangan ke DPR, yaitu : 1 periode waktu sebelum laporan keuangan disusun dan disajikan, atau tahun berjalan 2 periode waktu setelah laporan keuangan sudah diterbitkan tetapi belum diaudit oleh BPK 3 periode waktu setelah laporan diaudit oleh BPK disampaikan ke DPR/DPRD dan telah ditetapkan dengan UU atau Peraturan daerah.
  • 5. 5 Adapun kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bisa terjadi pada satu atau beberapa periode sebelumnya dan mungkin baru ditemukan pada periode berjalan atau pada periode setelah Laporan Keuangan disahkan dan telah diterbitkan Undang-undang dan/atau Peraturan Daerah. Kesalahan-kesalahan tersebut kemungkinan disebabkan antara lain keterlambatan penyampaian bukti transaksi keuangan oleh Pengguna Anggaran, kesalahan perhitungan matematis, kesalahan pencatatan, kesalahan dalam interprestasi fakta, kecurangan atau kelalaian dan kemungkinan kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi. Dalam situasi tertentu suatu kesalahan mungkin mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan- laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan. Agar informasi laporan keuangan bebas dari unsur kesalahan, maka PSAP No 10 mengatur perlakuan tentang koreksi kesalahan. A Kesalahan dan Koreksinya Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya. Periode berjalan adalah periode sebelum laporan keuangan belum ditetapkan dengan Perda. Periode sebelumnya adalah periode akuntansi dimana laporan keuangan telah diterbitkan. Paragrap 16 PSAP 10 menjelaskan bahwa laporan keuangan
  • 6. 6 dianggap sudah diterbitkan apabila sudah ditetapkan dengan undang-undang atau peraturan daerah. Ditinjau dari sifat kejadiannya, kesalahan dapat dikelompokkan menjadi kesalahan yang tidak berulang dan kesalahan yang berulang dan sistemik. 1 Menurut paragraf 11, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang mempengaruhi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode yang berjalan. Kesalahan dalam jenis belanja dan pendapatan akan dilakukan koreksi terhadap jenis belanja dan pendapatan yang bersangkutan dengan memperhatikan pengaruh kesalahan tersebut terhadap kas. a Contoh kesalahan yang mempengaruhi Kas dalam periode berjalan : Pada tanggal 15 Mei 2006, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 531.000.000,-. Pada waktu dilakukan kas opname, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku dan setelah diteliti perbedaanya adalah pada SP2D-LS yang diterbitkan tanggal 15 Mei 2006. Transaksi tersebut dicatat pada tanggal 15 Mei 2006 :
  • 7. 7 Kelebihan pencatatan pada akun belanja pegawai sebesar Rp 18. 000.000, (Rp 531.000.000 - Rp 513.000.000) dilakukan koreksi sebagai berikut: SKPD Tanggal Uraian Ref Debet Kredit 15/5/06 Piutang dari BUD 18 juta Belanja Pegawai 18 juta (Untuk mencatat penerimaan kembali belanja pegawai) BUD Tanggal Uraian Ref Debet Kredit 15/5/06 Kas di Kas Daerah 18 juta Belanja Pegawai 18 juta (Untuk mencatat penerimaan kembali belanja pegawai) b Tidak Mempengaruhi Kas pada periode berjalan. Pada Tanggal 15 Mei 2006, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan nilai Rp 531.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 531.000.000 sebagai belanja barang. Pada waktu menyusun laporan diketahui ada kekeliruan pembukuan belanja atas SP2D pada tanggal 15 Mei 2006, maka transaksi tersebut akan dikoreksi seperti berikut: Karena kesalahan pada akun belanja, maka koreksi dilakukan sebagai berikut:
  • 8. 8 SKPD Belanja Pegawai Rp 531.000.000 Belanja Barang Rp 531.000.000 BUN Tidak ada Jurnal 2 Menurut paragraf 12 PSAP 10, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas apabila laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan atau akun belanja dari periode yang bersangkutan Contoh 1: Pada tanggal 20 April 2005, diterima setoran atas pendapatan Retribusi Parkir dengan STS No. 123 sebesar Rp 13.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama STS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 31.000.000,-. Pada bulan Januari 2006 waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan tersebut, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku sebesar Rp 18.000.000 (Rp 31.000.000 – Rp 13.000.000). Dengan ditemukannya kesalahan pencatatan tersebut pembetulan dilakukan dengan jurnal koreksi sebagai berikut: SKPD Pendapatan retribusi Rp 18.000.000 Utang kepada BUD Rp 18.000.000
  • 9. 9 BUD Pendapatan Retribusi Rp 18.000.000 Kas di kas daerah Rp 18.000.000 Contoh 2: Pada Tanggal 15 Mei 2005, dibayar gaji pegawai dengan menerbikan SP2D-LS dengan nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp531.000.000,-. Pada bulan Januari 2006 waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan tersebut, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku sebesar Rp18.000.000 (Rp531.000.000–Rp513.000.000). Atas kesalahan tersebut belanja pegawai harus dikurangi sebesar Rp18.000.000 (Rp531.000.000-Rp513.000.000) dan dikoreksi dengan jurnal sebagai berikut: SKPD Piutang dari BUD Rp 18.000.000 Belanja Pegawai Rp 18.000.000 BUD Kas di Kas Daerah Rp 18.000.000 Belanja Pegawai Rp 18.000.000
  • 10. 10 3 Menurut paragraf 13 PSAP 10 Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas serta mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain, akun aset, serta akun ekuitas dana yang terkait. Pada Tanggal 20 Oktober 2005, dibayar belanja modal atas pengadaan 2 mobil dinas @ Rp 255.000.000,- pembayaran dilakukan dengan SP2D-LS sebesar Rp 550.000.000,-. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 550.000.000,-. Pada Bulan Juni 2006 laporan keuangan Tahun Anggaran 2005 telah diterbitkan dan telah disampaikan ke DPRD, kemudian diketahui bahwa ada kesalahan dalam penerbitan dan pembayaran SP2D-LS atas pengadaan mobil dinas pada tanggal 20 April 2005 yang seharusnya berjumlah Rp 510.000.000 sehingga harus dilakukan pengembalian belanja tersebut oleh pemasok sebesar Rp 40.000.000,-. Penagihan kepada pemasok sudah berhasil dilakukan dan disetorkan pada tanggal 25 Juni 2006 sebesar Rp 40.000.000,- Pengaruh pengembalian tersebut adalah bertambahnya kas dan pendapatan yang diikuti penurunan aset. Transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut: SKPD Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005 Belanja Modal – Peralatan dan Rp 550.000.000
  • 11. 11 Mesin Piutang dari BUD Rp 550.000.000 Peralatan dan Mesin Rp 550.000.000 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 550.000.000 Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2006 Utang kepada BUD Rp 40.000.000 Pendapatan lain-lain Rp 40.000.000 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 40.000.000 Peralatan dan Mesin Rp 40.000.000 BUD Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 550.000.000 Kas di kas daerah Rp 550.000.000 Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2006 Kas di Kas Daerah Rp 40.000.000 Pendapatan Lain-lain Rp 40.000.000 4 Paragraf 14, menetapkan bahwa koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang tejadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain. Contoh:
  • 12. 12 Pada tanggal 15 Mei 2005, diterbitkan SP2D atas SPJ belanja modal atas pengadaan Air Condition (AC) seharga Rp 2.250.000,-. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 2.250.000,-. Pada bulan Agustus 2006, pada saat itu laporan keuangan tahun 2005 sudah disampaikan ke DPRD, diketahui ada kesalahan dalam pengesahan SPJ pengadaan AC tanggal 15 Mei 2005, dimana harga beli AC menurut faktur sebesar Rp 2.225.000,- Akibatnya aset tetap yang terlalu tinggi Rp 25.000 (pengaruhnya tidak material) dan disarankan oleh Bawasda agar dilakukan tuntutan perbendaharaan kepada Bendahara Pengeluaran, dan telah dilakukan pembayaran kembali oleh Bendahara Pengeluaran. Transaksi tersebut dibukukan seperti berikut: SKPD Jurnal Tanggal 15 Mei 2005 Belanja Modal – Peralatan dan Rp 2.250.000 Mesin Piutang dari BUD Rp 2.250.000 Peralatan dan Mesin Rp 2.250.000 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 2.250.000 Jurnal Koreksi Utang kepada BUD Rp 25.000 Pendapatan lain-lain Rp 25.000 BUD Jurnal Tanggal 15 Mei 2005 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 2.250.000 Kas di kas daerah Rp 2.250.000 Jurnal Koreksi Kas di kas daerah Rp 25.000
  • 13. 13 Pendapatan Lain-lain Rp 25.000 5 Menurut paragraf 15 PSAP 10, Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas dana lancar. Kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya dan mengakibatkan kas bertambah dimana laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, koreksi kesalahan pendapatan tersebut dilakukan dengan menambah kas dan menambah akun ekuitas dana lancar. Sedangkan apabila kesalahan mengakibatkan saldo kas berkurang, maka koreksi dilakukan dengan mengurangi ekuitas dana lancar dan kas. Contoh Pada Tanggal 9 Pebruari 2005, diterima pendapatan sewa gedung pertemuan dengan bukti STS sejumlah Rp 3.575.000. dan salah dibukukan sebesar Rp 3.275.000. Kesalahan atas pencatatan tersebut ditemukan pada tahun 2006 dimana laporan keuangan Tahun Anggaran 2005 telah diterbitkan. Pengaruh dari pencatatan pendapatan yang demikian adalah penyajian saldo Kas dan SiLPA menurut buku terlalu kecil sehingga akun Kas dan SiLPA harus ditambah. Transaksi – transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut:
  • 14. 14 SKPD Jurnal Tanggal 9 Februari 2005 Utang kepada BUD Rp 3.275.000 Lain-lain PAD - Pendapatan sewa Rp 3.275.000 Jurnal Koreksi Tidak ada jurnal BUD l Tanggal 9 Februari 2005 Kas di kas daerah Rp 3.275.000 Lain – lain PAD Rp 3.275.000 Jurnal Koreksi Kas di kas daerah Rp 300.000 SiLPA/SiKPA Rp 300.000 6 Paragraf 20 PSAP 10 menyatakan : Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas, baik sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pos-pos neraca terkait pada periode ditemukannya kesalahan. Contoh:
  • 15. 15 Belanja modal atas Peralatan Mesin sebesar Rp 5.000.000 pada waktu mencatat aset tetap salah dibukukan sebagai aset tetap Jalan, irigasi dan jaringan. SKPD Jurnal yang salah Belanja Modal Peralatan Mesin Rp 5.000.000 Piutang dari BUD Rp 5.000.000 Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 5.000.000 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 5.000.000 Jurnal koreksi Peralatan Mesin Rp 5.000.000 Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 5.000.000 BUD Jurnal Pada saat pembayaran Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 5.000.000 Kas di Kas Daerah Rp 5.000.000 Jurnal koreksi Tidak ada jurnal 7 Paragraf 22 menyatakan : kesalahan berulang dan sistemik seperti yang dimaksud pada paragraf 9, tidak memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada saat terjadi. Paragraf 9 menjelaskan bahwa kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari jenis- jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi
  • 16. 16 sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak. Apabila seorang wajib pajak kurang bayar, maka pada saat dibayar dicatat sebagai pendapatan pajak pada saat diterimanya pendapatan tersebut, dan sebaliknya apabila lebih bayar maka pembayaran restitusi kepada wajib pajak, maka dicatat sebagai pengurang pendapatan pajak pada saat terjadi. Contoh: Pada bulan Maret 2006, Wajib pajak A menerima SKPT kurang bayar pajak untuk tahun 2005 sebesar Rp 5.000.000,-. Terhadap tagihan tersebut wajib pajak telah membayar pada bulan April 2006. SKPD Transaksi tersebut dijurnal: Utang kepada BUD Rp 5.000.000 Pendapatan pajak Rp 5.000.000 Transaksi tersebut dijurnal: Kas di kas daerah Rp 5.000.000 Pendapatan Pajak Rp 5.000.000 B Pengungkapan Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya atau periode berjalan yang bersifat material terhadap posisi aset, kewajiban dan
  • 17. 17 ekuitas, maupun pendapatan, belanja dan pembiayaan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan secara memadai sehingga pengguna laporan dapat memahami kejadian tersebut. BAB III PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Dalam menyusun dan menyajian laporan keuangan perlu memperhatikan Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi yang merupakan dasar pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta laporan keuangan. Kebijakan tersebut akan berdampak pada keandalan laporan keuangan yang akan dihasilkan, sehingga kebijakan akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari waktu ke waktu. Dalam penyusunan laporan keuangan kebijakan akuntansi harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sebelum menjelaskan pos-pos laporan keuangan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh para pengguna laporan keuangan. A Perubahan Kebijakan Akuntansi Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam suatu periode akuntansi berbeda dengan periode sebelumnya. Paragraf 26 PSAP 10
  • 18. 18 menyatakan: Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan atau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas. Perubahan kebijakan akuntansi misalnya antara lain adalah perubahan metode penyusutan dan metode penilaian persediaan. Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset sehingga diperoleh nilai wajar. Jadi penyusutan bukan merupakan metode alokasi biaya untuk memupuk dana dalam rangka penggantian aset tetap. Dengan demikian, apabila dilakukan penyusutan terhadap aset tetap, maka tidak berhubungan dengan beban belanja, dan oleh karena itu perubahan kebijakan terhadap penyusutan tersebut tidak mempengaruhi laporan ralisasi anggaran. Contoh: Pemkot Madiun membeli Komputer dan pheriperalnya pada bulan Desember 2003 senilai Rp 200 juta. Pada tahun 2003 Pemkot Madiun menetapkan kebijakan akuntansi dengan menerapkan penyusutan untuk peralatan dan mesin menggunakan metode garis lurus. Estimasi masa manfaat komputer tersebut 5 tahun. Dalam perjalanan waktu, pada tahun 2006 Pemkot Madiun memutuskan untuk mengubah Kebijakan Akuntansi Penyusutan Peralan dan
  • 19. 19 Mesin (termasuk komputer) dari metode garis lurus (straight line method) menjadi metode penyusutan saldo menurun (double declining method) Terhadap perubahan kebijakan akuntansi tersebut, disusun perhitungan penyusutan sebagai berikut: Perhitungan menurut metode garis lurus Tahun Perhitungan Nilai Disusutkan Nilai Buku 2003 - 0 200.000.000 2004 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 160.000.000 2005 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 120.000.000 2006 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 80.000.000 2007 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 40.000.000 2008 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 0 Perhitungan menurut metode saldo menurun : Tahun Perhitungan Nilai Disusutkan Nilai Buku 2003 - 0 200.000.000 2004 40 % X Rp 200.000.000 80.000.000 120.000.000 2005 40 % X Rp 120.000.000 48.000.000 72.000.000 2006 40 % X Rp 72.000.000 28.800.000 43.200.000 2007 40 % X Rp 43.200.000 17.280.000 25.920.000 2008 40 % X Rp 24.720.000 10.368.000 15.552.000 Pada akhir tahun 2006, akumulasi penyusutan komputer berdasarkan metode garis lurus sebesar Rp 120.000.000, (penjumlahan penyusutan tahun 2004,2005,2006) berdasarkan metode saldo menurun sebesar Rp 156.800.000 (penjumlahan penyusutan tahun 2004, 2005, 2006), terdapat selisih sebesar Rp 36.800.000,. Dengan perhitungan tersebut di atas, pada akhir tahun 2006 terdapat perbedaan jumlah akumulasi penyusutan sebesar Rp 36.800.000, sehingga
  • 20. 20 nilai wajar aset tetap dengan metode saldo menurun terlalu tinggi sebesar nilai tersebut, sehingga harus dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut: Diinvestasikan dalam Aset tetap Rp 36.800.000 Akumulasi Penyusutan- Rp 36.800.000. Peralatan dan Mesin B Pengungkapan Paragraf 29 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Contoh pengungkapan berdasarkan ilustrasi perubahan kebijakan akuntansi penyusutan seperti tersebut diatas, dari metode garis lurus, menjadi metode saldo menurun, adalah sebagai berikut : ”Pada tahun anggaran 2006, pemerintah Kota Madiun, telah menetapkan perubahan kebijakan akuntansi khusus mengenai metode penyusutan Aset Tetap- Peralatan dan Mesin, dari metode garis lurus menajdi metode saldo menurun, dengan alasan agar diperoleh nilai wajar yang mendekati sebenarnya, karena komputer dan pheriperalnya lebih cepat obsolet.
  • 21. 21 Adapun pengaruh perubahan kebijakan akuntansi metode penyusutan tersebut, terdapat perbedaan nilai wajar sebagai berikut : Uraian Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun Nilai perolehan awal 200.000.000,00 200.000.000,00 Akumulasi penyusutan sd Desember 2006 120.000.000,00 156.800.000,00 Nilai wajar pada 31 Des. 2006 80.000.000,00 43.200.000,00 Jadi nilai wajar Aset Tetap berupa komputer dan pheriperalnya pada 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 43.200.000,00. Perbedaan tersebut telah dikoreksikan pada akun yang bersangkutan.” C Perubahan Estimasi Akuntansi Agar memperoleh Laporan Keuangan yang andal, maka estimasi akuntansi perlu disesuaikan antara lain dengan pola penggunaan, tujuan penggunaan aset dan kondisi lingkungan entitas yang berubah. Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional pada periode perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh, perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO tahun perubahan dan tahun-tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetap tersebut. Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan datang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila tidak
  • 22. 22 memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak mengungkapkan pengaruh perubahan itu. D Operasi Yang Tidak Dilanjutkan Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh peraturan, maka suatu operasi, kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait pada tugas pokok tersebut dihentikan. Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan, misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahun berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial atau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian apabila ada-- harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen yang dihentikan itu harus dilaporkan dalam Laporan Keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan demikian, operasi yang dihentikan tampak pada Laporan Keuangan. Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun berjalan, di akuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun Laporan Keuangan. Pada umumnya entitas membuat rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian bertahap atau sekaligus, resolusi masalah legal, lelang, penjualan, hibah dan lain-lain.
  • 23. 23 Bukan merupakan penghentian operasi apabila : 1 Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara evolusioner/alamiah. Hal ini dapat diakibatkan oleh demand (permintaan publik yang dilayani) yang terus merosot, pergantian kebutuhan lain. 2 Fungsi tersebut tetap ada. 3 Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus, selebihnya berjalan seperti biasa. Relokasi suatu program, proyek, kegiatan ke wilayah lain. 4 Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah, menghemat biaya, menjual sarana operasi tanpa mengganggu operasi tersebut. E Tanggal Efektif Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku efektif untuk laporan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun Anggaran 2010. Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas pelaporan dapat menerapkan PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010.