SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN MELALUI
PEMANFAATAN ALAT BANTU BIDANG MIRING PADA
SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 PURWODADI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh : Aprilia Ayu Kusuma Wardani
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No.36A Kentingan, Surakarta-57126
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar roll depan pada siswa kelas VII
C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 melalui pemanfaatan alat bantu bidang
miring.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dua
siklus, dengan tiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012
yang berjumlah 25 siswa. Sumber data terdiri dua yaitu (1) data primer yaitu, hasil belajar dan
proses pembelajaran roll depan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran
2011/2012, (2) data skunder yaitu, berupa RPP, Silabus dan dokumen. Teknik pengumpulan
data melalui tes kemampuan roll depan dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran.
Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif
dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, melalui pemanfaatan alat bantu bidang miring
dapat meningkatkan hasil belajar roll depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi
tahun pelajaran 2011/2012. Kondisi awal sebelum dilakukan PTK, siswa yang tuntas hanya 1
siswa. Pada siklus 1 peningkatan hasil belajar roll depan menjadi 88.00%. Pemanfaatan alat
bantu bidang miring memberi kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar roll
depan. Dengan memanfaatkan bidang miring untuk membelajarkan roll depan memberi
kemudahan untuk melakukan gerakan roll depan.
Simpulan penelitian ini sebagai berikut: pemanfaatan alat bantu bidang miring dapat
meningkatkan hasil belajar roll depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun
pelajaran 2011/2012. Ketercapaian ketuntasan hasil belajar roll depan dari pra siklus ke siklus 1
sebesar 88.00%. Peningkatan ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan dari pra siklus ke siklus
1 sebesar 88.00%.
Kata kunci: Alat bantu bidang miring, hasil belajar roll depan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani dan kesehatan
merupakan salah satu bagian pendidikan
yang sangat berperan penting dan tidak
dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan
pada umumnya. Secara spesifik, pendidikan
jasmani merupakan pendidikan yang
mengutamakan aktivitas gerak tubuh yang di
dalamnya terkandung banyak tujuan.
Melalui pembelajaran pendidikan jasmani
dikembangkan aspek fisik, gerak, mental,
sosial dan emosional. Dengan
dikembangkan aspek fisik, gerak, sosial dan
emosional, maka akan memberi kontribusi
terhadap pencapaian tujuan pendidikan
secara keseluruhan.
Pendidikan jasmani merupakan
pendidikan tunggal yang cakupannya cukup
luas. Upaya mencapai tujuan pendidikan
jasmani, maka di dalam kurikulum
pendidikan jasmani diajarkan berbagai
macam cabang olahraga. Namun demikian
materi yang diajarkan dalam pendidikan
jasmani didasarkan pada jenjang pendidikan
masing-masing. Ini artinya, materi
pendidikan jasmani antara jenjang
pendidikan paling bawah (Sekolah Dasar)
berbeda dengan Sekolah Menengah Pertama
maupun Sekolah Menengah Atas (SMA)
atau Kejuruan (SMK).
Senam lantai merupakan salah satu
cabang olahraga yang diajarkan pada siswa
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Senam
lantai diajarkan pada kelas VII semester 2.
Standar kompetensi senam untuk siswa SMP
yaitu, mempraktikkan senam dasar dengan
teknik dan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. Sedangkan kompetensi dasar
senam yaitu, mempraktikkan teknik dasar
gerak guling depan serta nilai kedisiplinan,
keberanian dan tanggung jawab.
Berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar materi senam kelas VII
semester 2 SMP tersebut, banyak aspek
yang harus dikembangkan pada diri siswa,
baik aspek afektif, kognitif dan
psikomotorik. Aspek yang harus
dikembangkan dalam pembelajaran senam
lantai depan yaitu: siswa dapat melakukan
senam lantai dengan benar, siswa dapat
mengembangkan sikap disiplin, keberanian
dan tanggungjawab serta dapat menjelaskan
teknik gerakan lantai dengan benar. Ketiga
aspek tersebut merupakan satu kesatuan
yang utuh dan saling berkaitan, sehingga
dalam pembelajaran pendidikan jasmani
harus dikembangkan secara serempak.
B. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan
hendaknya memilliki suatu tujuan
penelitian. Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk Meningkatkan hasil belajar roll
depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1
Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012
melalui pemanfaatan alat bantu bidang
miring.
II. KAJIAN PUSTAKA/ KAJIAN
TEORI
1. Senam
a. Pengertian Senam
Istilah senam merupakan
terjemahan dari kata ”gymnastiek”
dari bahasa Belanda, sedangkan
dalam bahasa Inggris yaitu
”Gymnastic”. Memberikan batasan
senam tidaklah mudah, karena di
dalamnya tekandung makna yang
luas sesuai dengan perkembangan
berbagai aliran dan jenis senam yang
berkembang. Berkaitan dengan
senam, Sayuti Sahara (2010: 1.4)
mengatakan, “Senam atau gymnastic
merupakan suatu sistem latihan yang
dilakukan untuk meningkatkan
pengembangan fisik melalui latihan
tubuh” Menurut Agus Margono
(2011:19) bahwa” Senam ialah
latihan tubuh yang dipilih dengan
berencana, disusun secara sistematis
dengan tujuan membentuk dan
mengembangkan pribadi secara
harmonis”.
b. Ciri-Ciri dan Kaidah Senam
Senam merupakan salah
satu cabang olahraga yang memiliki
karakteritik yang berbeda dengan
cabang olahraga lain. Suatu olahraga
dikatakan sebagai olahraga senam
jika memiliki ciri dan kaidah
tertentu. Agus Margono (2011: 19)
menyatakan ciri dan kaidah dari
senam yaitu:
(1) Gerakan-gerakannya
selalu dibuat atau
diciptakan dengan
sengaja.
(2) Gerakan-gerakannya
harus selalu berguna
untuk mencapai tujuan
tertentu (meningkatan
kelentukan,
memperbaiki sikap dan
gerak atau keindahan
tubuh, menambah
keterampilan,
meningkatkan keindahan
gerak dan meningkatan
kesehatan tubuh).
(3) Gerakannya harus selalu
terusun dan sistematis.
A. Senam Ketangkasan
Senam ketangkasan atau sering
disebut senam artistik merupakan senam
dengan gerakan-gerakan tertentu yang
sudah disusun atau dirancang dengan
menggunakan alat atau tanpa alat.
Berkaitan dengan senam artistik Suyati
& Agus Margono (2000: 58)
menyatakan, “Senam artistik adalah
merupakan salah satu jenis
senam/macam cabang olahraga senam
yang sering dipertandingkan yang
dipertandingkan. Dalam pertandingan
senam artistik seorang atlet/pesenam
harus menguasai gerakan-gerakan yang
sudah disusun/dirangkai dari masing-
masing alat dan ditetapkan sesuai
dengan peraturan pertandingan yang
berlaku”.
B. Pembelajaran Senam Lantai Roll Depan
Membelajarkan senam lantai
pada siswa sekolah harus dilakukan
dengan tepat. Siswa harus diberi
pemahaman yang tepat pengertian dari
senam lantai. Senam lantai roll depan
merupakan jenis senam ketangkasan.
Dalam senam ketangkasan ini
dibutuhkan beberapa kemampuan, di
antaranya kemampuan fisik yang baik
dan keberanian. Aip Syarifuddin &
Muhadi (1992: 104) menyatakan,
“Senam ketangkasan adalah bentuk-
bentuk gerakan yang harus dilakukan
dengan kekuatan, kecepatan, ketepatan,
kelentukan, keberanian dan kepercayaan
diri dalam suatu rangkaian urutan yang
terpadu”.
Memiliki kemampuan fisik yang
baik dan keberanian serta kepercayaan
diri untuk melakukan sutau gerakan
yang terpadu merupakan syarat penting
dalam senam ketangkasan. Senam
ketangkasan ini disebut juga dengan
senam pertandigan atau senam artistik,
karena bentuk-bentuk gerakannya harus
sesuai dengan peraturan yang berlaku
dalam pertandingan baik mengenai sikap
pada waktu akan melakukan keindahan
dan ketepatan serta keseimbangan pada
sikap akhir.
2. Senam Lantai Roll Depan
Berdasarkan unsur gerakan dari
senam lantai, roll depan merupakan jenis
gerakan senam yang dilakukan dengan
mengguling. Menurut Eka Pribadi, Ono
Sudiana & H.D. Lukman (1994: 35)
bahwa, “Gerakan roll depan yaitu: posisi
badan membungkuk dengan kedua kaki
lurus dan kedua tangan lurus menempel
pada matras. Kemudian posisi kepala
harus ditekuk ke bagian dalam, lalu
menjatuhkan badan dengan pundak
diikuti oleh badan dan kedua tangan
ditekuk untuk membantu mengangkat
badan dan kedua kaki mengikuti dengan
lurus ke depan hingga posisi duduk”.
Sedangkan Suyati & Agus Margono
(2000: 101-102) membedakan gerakan
roll depan menjadi dua macam yaitu,
“(1) Guling depan dengan tungkai
bengkok dan (2) guling depan tungkai
lurus”.
a. Roll Depan dengan tungkai bengkok
Pelaksanaan guling depan
dengan tungkai bengkok dan tungkai
lurus sebagai berikut:
(1) Guling depan tungkai bengkok:
(a) Sikap permulaan jongkok, pantat
agak tinggi kedua lengan lurus ke
depan.
(b) Luruskan tungkai, badan
condong ke depan, tangan
menumpu pada matras selebar
bahu, tarik dagu ke dada,
tengkuk letakkan pada matras.
(c) Mengguling ke depan mulai dari
tengkuk, punggung, kaki
mengikuti gerakan badan
(d) Saat punggung mengenai
matras, bengkokkan tungkai,
tarik paha ke dada, tangan
menolak gerakan mengguling,
diteruskan hingga berakhir pada
sikap jongkok, tangan melekat
pada tulang kering, pandangan
lurus ke depan.
3. Pembelajaran Roll Depan dengan Alat
Bantu Bidang Miring
a. Hakikat Pembelajaran Roll Depan
dengan Alat Bantu Bidang Miring
Pembelajaran roll depan
dengan alat bantu bidang miring
pada dasarnya bertujuan untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapi
siswa dalam pembelajaran roll
depan. Karena dengan matras
mendatar siswa tidak mampu
berguling dengan baik dan benar.
Dengan alat bantu yang ditata miring
akan memberi kemudahan siswa
untuk melakukan gerakan roll depan
atau berguling.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Roll
Depan dengan Alat Bantu Bidang
Miring
Pembalajaran roll depan
dengan pemanfaat alat bantu bidang
miring merupakan salah satu cara
untuk memberi kemudahan siswa
dalam melakukan gerakan roll
depan. Hampir sebagian besar siswa
mengalami kesulitan untuk membuat
gerakan roll depan pada matras
mendatar. Dengan pemanfaatan alat
bantu bidang miring akan memberi
kemudahan untuk melakukan
gerakan roll depan. Soedarminto
(1993: 79) menyatakan, “Kecepatan
gerak dan gesekan suatu benda
dipengaruhi oleh bidang
permukaan”. Hal ini artinya, bidang
matras yang diletakkan secara miring
akan dapat menjadikan gerakan roll
depan lebih mudah dan cepat
menggelinding (berguling) ke bawah
karena adanya tarikan gravitasi
bumi.
Alat bantu bidang miring
penelitian ini dengan menggunakan
papan dari kayu. Biasworo
Adisuryanto Aka (2009: 72)
menyatakan,”Kemiringan dalam
pembelajaran roll depan yaitu, tinggi
bidang 75 cm, panjang 1,5 – 2 meter
dan lebar 1 meter dengan sudut
kemiringan 40 derajat”.
2cm
75cm
2cm
Gambar 2.3. IIustrasi Roll Depan
dengan Alat Bantu Bidang Miring (Sumber :
Biasworo Adisuryanto Aka, 2009:72)
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu yang
bertujuan untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII
C yang berjumlah 25 SMP N 1
Purwodadi.Di laksanakan 3 kali pertemuan
atau 3 minggu. Untuk menentukan
ketercapaian hasil belajar yang di peroleh.
Untuk memperoleh hasil peneliti seperti
yang di harapkan, prosedur peneliti ini
meliputi tahap-tahap.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Data hasil penelitian sebagai berikut
:
1. Hasil Test Awal (Pre Test)
Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa, rata-rata
hasil belajar roll depan siswa
kelas VII C SMP Negeri 1
Purwodadi tahun pelajaran
2011/2012 tidak tuntas. Rerata
nilai hasil belajar senam lantai
roll depan 65,29, sedangkan
KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) 70. Berdasarkan data
tes awal (pra siklus) hasil belajar
roll depan siswa kelas VII C
SMP Negeri 1 Purwodadi tahun
pelajaran 2011/2012 yang
mencapai ketuntasan belajar
hanya 1 siswa atau 4.00%.
Sedangkan jumlah siswa yang
tidak tuntas sebanyak 24 siswa
atau 96.00%.
2. Hasil Tes Akhir (Post Test)
Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa, rata-rata
hasil belajar roll depan siswa
kelas VII C SMP Negeri 1
Purwodadi tahun pelajaran
2011/2012 dari kondisi awal ke
siklus 1 tuntas. Rerata nilai hasil
belajar roll depan 75,74.
Berdasarkan data tes roll depan
setelah siklus 1 siswa kelas VII C
SMP Negeri 1 Purwodadi tahun
pelajaran 2011/2012 yang
mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 22 siswa atau 88.00%.
Sedangkan jumlah siswa
yang tidak tuntas sebanyak 3
siswa atau 12.00%. Dari kondisi
awal ke siklus 1 ternyata
mengalami peningkatan 84%
Data nilai ketuntasan hasil
belajar roll depan dari pra siklus
ke siklus 1 terlampir.
3. Hasil Perbandingan
Tabel 4.4. Perbandingan Ketuntasan
Hasil Belajar Roll Depan dari
Pra Siklus ke Siklus 1.
Ketuntasan Hasil
Belajar roll depan
Peningkatan Ketuntasan
Hasil Belajar Roll
Pra Siklus Depan Pada Siklus 1
4.00% 88.00%
Berikut ini disajikan grafik
perbandingan ketuntasan hasil belajar
roll depan siswa kelas VII C SMP
Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran
2011/2012 dari prasiklus ke siklus 1
sebagai berikut:
Gambar 4.2. Histogram Ketuntasan
Hasil Belajar Roll Depan dari
Pra Siklus ke Siklus 1
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan analisis data yang dilakukan
menunjukkan bahwa,
pembelajaran roll depan dengan
pemanfaatan alat bantu bidang
miring dapat meningkatkan hasil
belajar roll depan siswa kelas VII
C SMP Negeri 1 Purwodadi
tahun pelajaran 2011/2012.
Dari hasil analisis data yang
dilakukan menunjukkan bahwa,
sebelum diberi perlakukan
(action) siswa kelas VII C SMP
Negeri 1 Purwodadi tahun
pelajaran 2011/2012 yang tuntas
hanya 1 siswa (4.00%).
Selanjutnya pada siklus 1
mengalami peningkatan yang
80.00%
4.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Pra Siklus Siklus 1
signifikan yaitu, sebanyak 22
siswa (88.00%) dan pada siklus 2
siswa yang tuntas 25 siswa
(100.00%).
Ditinjau dari kategori
ketuntasan hasil belajar roll depan
siswa kelas VII C SMP Negeri 1
Purwodadi tahun pelajaran
2011/2012 mengalami
peningkatan yang cukup baik.
Pada pra siklus siswa yang tuntas
dan memiliki kategori cukup
hanya 1 siswa. Pada siklus 1
kategori siswa mengalami
peningkatan kategori cukup 1
siswa, kategori baik 21 siswa. Dan
pada siklus 2 yang memiliki
kategori baik sekali sebanyak 10
siswa dan kategori baik 15 siswa.
Berdasarkan prosentase
ketuntasan hasil belajar roll depan
dan kategorinya menunjukkan
bahwa, pembelajaran roll depan
dengan pemanfaatan alat bantu
bidang miring dapat
meningkatkan hasil belajar roll
depan siswa kelas VII C SMP
Negeri 1 Purwodadi tahun
pelajaran 2011/2012. Karena alat
bantu bidang miring memberi
kemudahan wsiswa untuk
melakukan gerakan roll depan.
Ditinjau dari biomekanika bahwa,
kecepatan gerak suatu benda
dipengaruhi oleh bidang
permukaan. Hal ini artinya,
bidang permukaan yang dibuat
miring sangat efektif untuk
membantu gerakan berguling
(roll). Pembelajaran roll depan
dengan pemanfaatan alat bantu
bidang miring yang dilakukan
secara teratur akan menguatkan
respon siswa, sehingga siswa
dapat mentransfernya dalam
gerakan roll depan pada bidang
datar.
V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN
SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data
yang telah dilakukan dan
pembahasan diperoleh simpulan
sebagai berikut: Pemanfaatan alat
bantu bidang miring dapat
meningkatkan hasil belajar roll
depan pada siswa kelas VII C SMP
Negeri 1 Purwodadi tahun
pelajaran 2011/2012. Ketercapaian
ketuntasan hasil belajar roll depan
dari pra siklus ke siklus 1 sebesar
88.00%. Dari siklus 1 ke siklus 2
sebesar 12.00%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat disarankan beberapa hal,
khususnya kepada para guru
Pernjasorkes SMP Negeri 1 Purwodadi
sebagai berikut:
1. Guru hendaknya terus berusaha untuk
meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan materi, menyampaikan
materi, serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran yang
dilakukannya dapat terus meningkat
seiring dengan peningkatan kemampuan
yang dimilikinya.
2. Guru hendaknya mau membuka diri
untuk menerima berbagai bentuk
masukan, saran, dan kritikan agar dapat
lebih memperbaiki kualitas
mengajarnya.
3. Guru hendaknya lebih inovatif dalam
menerapkan metode, penggunaan alat
dan media untuk menyampaikan materi
pembelajaran.
4. Sekolah hendaknya berusaha
menyediakan fasilitas yang dapat
mendukung kelancaran kegiatan belajar
mengajar Penjasorkes.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kodir. (2011).
http://ekocin.wordpress.com/2011/06
/17/model-pembelajaran-teams-
games-tournaments-tgt-2/
Agus Kristiyanto, Hanik Liskustyawati &
Budhi Satyawan. (2011). Modul
PLPG Model, Media dan Evaluasi
Pembelajaran Guru Penjasorkes.
Surakarta: UNS.
Agus Mahendra. (2000). Senam. Jakarta:
Depdiknas. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
Bagian Proyek Penataran Guru
SLTP Setara D-III.
Agus Margono. (2011). Senam. Surakarta:
UNS Press.
Agus Suprijono. (2009). Cooperative
Learning. Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Agusta. 2012. Pengertian Pembelajaran.
http://infoini.com/2012/pengertian-
pembelajaran.html. 12 Mei 2012
Aip Syarifuddin & Muhadi. (1992).
Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Depdikbud. Dirjendikti. Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Angkowo & Kosasih. (2007).
http://indramunawar.blogspot.com/200
9/06/hasil-belajar-pengertian-dan-
definisi.html
Aunurrahman. (2012). Belaja dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Benny A. Pribadi. (2009). Model Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT.
Dian Rakyat.
Biasworo Adisuyanto Aka. (2009). Dalam
boks Cerdas dan Bugar Dengan
Senam Lantai.Grasindo.
http://books.google.co.id/books?id=J
lA0C0toEd4C&pg=PA80&dq=sena
m+lantai+roll+depan+dengan+bidan
g+miring&hl=id&sa=X&ei=2P6UT
6KKNI7GmQXllunlAQ&ved=0CDg
Q6AEwAA#v=onepage&q&f=false
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Eka Pribadi, Ono Sudiana & H.D. Lukman.
(1994). Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta: Yudhistira.
H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto &
Sutijan. (1998). Belajar dan
Pembelajaran II. Surakarta: UNS
Press.
H.J.S. Husdarta. 2009. Manajemen
Pendidikan Jasmani. Bandung:
Alfabeta.
http://blog.unnes.ac.id/senamalat/ 01
Agustus 2012
Imam Hidayat. (2003). Biomeknaika
Pendekatan Sistem Pembelajaran
Gerak. Bandung: Program Pasca
Sarjana UPI.
Ilmizizah. (2009).
http://iimzizah.wordpress.com/2009/
11/25/sarana-dan-prasarana-dalam-
olahraga-senam-lantai/ 01 Agustus
2012
Loken, N.C., Willoughby, R.J. (1986).
Petunjuk lengkap Gimnastik
Membahas Program Latihan dan
Teknik. Semarang: Dahara Prise.
M. Sobry Sutikno. (2009). Belajar dan
Pembelajaran Upaya Kreatif dalam
Mewujudkan Pembelajaran yang
Berhasil. Bandung: Prospect.
Muhammad Ali. (2004). Guru dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Munawar. 2009. Pengertian dan Definisi
Hasil Belajar.
http://indramunawar.blogspot.com/2
009/06/hasil-belajar-pengertian-
dan-definisi.html 07 Mei 2012.
Nanang Hanafiah & Cucu Suhana. (2010).
Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Nana Sudjana. (2005). Dasar-Dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Rusli Lutan. (1988). Belajar Ketrampilan
Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti.
Rusli Lutan & Adang Suherman. (2000).
Perancanaan Pembelajaran
Penjaskes. Depdiknas. Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Penataran
Guru SLTP Setara D-III.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Soedarminto. (1993). Biomekanika II.
Surakarta: UNS Press.
Srijono Brotosuryo, Sunardi dan M. Furqon
H. (1994). Perencanaan Pengajaran
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: Depdikbud. Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah. Direktorat Pendidikan
Guru dan Tenaga Teknis Bagian
Proyek Penataran Guru Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan SD Setara D
II.
Sugiyanto. (1996). Belajar Gerak I.
Surakarta: UNS Press.
Suyati & Agus Margono. (2000). Teori dan
Praktek Senam I. Surakarta: UNS
Press.
Syaiful Sagala. (2005). Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: CV.
ALFABETA.
Toho Cholik M. & Rusli Lutan. (2001).
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Bandung: CV. Maulana.
Wina Sanjaya. (2006). Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Yoyo Bahagia & Adang Suherman. (2000).
Prinsip-Prinsip Pengembangan dan
Modifikasi Cabang Olahraga.
Jakarta: Depdikbud. Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Penataran
Guru SLTP Setara D-III.

More Related Content

What's hot

Buku panduan segak
Buku panduan segakBuku panduan segak
Buku panduan segak
Jimmy Siow
 
rph pj thn 4 kssr 2014
rph pj thn 4 kssr 2014rph pj thn 4 kssr 2014
rph pj thn 4 kssr 2014
Fatin Hanani
 
Draf buku panduan segak gambar lebih jelas
Draf buku panduan segak gambar lebih jelasDraf buku panduan segak gambar lebih jelas
Draf buku panduan segak gambar lebih jelas
Siot Sapian
 
Ujian segak pjpk
Ujian segak  pjpkUjian segak  pjpk
Ujian segak pjpk
Sen Sei
 
Gimnastik artistik
Gimnastik artistikGimnastik artistik
Gimnastik artistik
Afzan Razali
 
DSKP Pendidikan Jasmani Tahun 5
DSKP Pendidikan Jasmani Tahun 5DSKP Pendidikan Jasmani Tahun 5
DSKP Pendidikan Jasmani Tahun 5
Safiah Sulaiman
 
Artikel senam artistik dengan dan tanpa alat
Artikel senam artistik dengan dan tanpa alatArtikel senam artistik dengan dan tanpa alat
Artikel senam artistik dengan dan tanpa alat
Nuroji Oji
 
Laporan ar (repaired)2
Laporan ar (repaired)2Laporan ar (repaired)2
Laporan ar (repaired)2
amir hebat
 

What's hot (20)

PANDUAN PENGAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 5 KSSR
PANDUAN PENGAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 5 KSSRPANDUAN PENGAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 5 KSSR
PANDUAN PENGAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 5 KSSR
 
Dsk p jtahun4
Dsk p jtahun4Dsk p jtahun4
Dsk p jtahun4
 
Buku panduan segak
Buku panduan segakBuku panduan segak
Buku panduan segak
 
rph pj thn 4 kssr 2014
rph pj thn 4 kssr 2014rph pj thn 4 kssr 2014
rph pj thn 4 kssr 2014
 
Draf buku panduan segak gambar lebih jelas
Draf buku panduan segak gambar lebih jelasDraf buku panduan segak gambar lebih jelas
Draf buku panduan segak gambar lebih jelas
 
(2) rpp 106
(2) rpp 106(2) rpp 106
(2) rpp 106
 
Ujian segak pjpk
Ujian segak  pjpkUjian segak  pjpk
Ujian segak pjpk
 
Asimen pbs (pj)
Asimen pbs (pj)Asimen pbs (pj)
Asimen pbs (pj)
 
Gimnastik artistik
Gimnastik artistikGimnastik artistik
Gimnastik artistik
 
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan jasmani tahun 5
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan jasmani tahun 5Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan jasmani tahun 5
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan jasmani tahun 5
 
DSKP Pendidikan Jasmani Tahun 5
DSKP Pendidikan Jasmani Tahun 5DSKP Pendidikan Jasmani Tahun 5
DSKP Pendidikan Jasmani Tahun 5
 
Bab 8
Bab 8Bab 8
Bab 8
 
Makalah penjas senam lantai dan irama
Makalah penjas senam lantai dan iramaMakalah penjas senam lantai dan irama
Makalah penjas senam lantai dan irama
 
Tunjang Pendidikan Jasmani
Tunjang Pendidikan JasmaniTunjang Pendidikan Jasmani
Tunjang Pendidikan Jasmani
 
Artikel senam artistik dengan dan tanpa alat
Artikel senam artistik dengan dan tanpa alatArtikel senam artistik dengan dan tanpa alat
Artikel senam artistik dengan dan tanpa alat
 
Laporan ar (repaired)2
Laporan ar (repaired)2Laporan ar (repaired)2
Laporan ar (repaired)2
 
Periodisasi bola tampar 1
Periodisasi bola tampar 1Periodisasi bola tampar 1
Periodisasi bola tampar 1
 
Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 
RT pjpk tingkatan 4
RT pjpk tingkatan 4RT pjpk tingkatan 4
RT pjpk tingkatan 4
 
Pergerakan Asas
Pergerakan AsasPergerakan Asas
Pergerakan Asas
 

Similar to 936 2222-1-sm

Dsk pendidikan jasmani thn 4
Dsk pendidikan jasmani thn 4Dsk pendidikan jasmani thn 4
Dsk pendidikan jasmani thn 4
Safiah Sulaiman
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran1
Rencana pelaksanaan pembelajaran1Rencana pelaksanaan pembelajaran1
Rencana pelaksanaan pembelajaran1
S Ghitos
 

Similar to 936 2222-1-sm (20)

Pjok bs kls 11 sem1
Pjok bs kls 11 sem1Pjok bs kls 11 sem1
Pjok bs kls 11 sem1
 
Buku pegangan siswa penjaskes sma kelas 11 kurikulum 2013 (matematohir.wordpr...
Buku pegangan siswa penjaskes sma kelas 11 kurikulum 2013 (matematohir.wordpr...Buku pegangan siswa penjaskes sma kelas 11 kurikulum 2013 (matematohir.wordpr...
Buku pegangan siswa penjaskes sma kelas 11 kurikulum 2013 (matematohir.wordpr...
 
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (buku siswa)
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (buku siswa) Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (buku siswa)
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (buku siswa)
 
Pjok kelas-xi-semester-
Pjok kelas-xi-semester-Pjok kelas-xi-semester-
Pjok kelas-xi-semester-
 
Rpp kebugaran jasmani (keseimbangan)
Rpp kebugaran jasmani (keseimbangan)Rpp kebugaran jasmani (keseimbangan)
Rpp kebugaran jasmani (keseimbangan)
 
Makalah: Lompat jauh
Makalah: Lompat jauhMakalah: Lompat jauh
Makalah: Lompat jauh
 
Revisi 5
Revisi 5Revisi 5
Revisi 5
 
Rpp kls xi kurikulum 2013 penjas
Rpp kls xi kurikulum 2013 penjasRpp kls xi kurikulum 2013 penjas
Rpp kls xi kurikulum 2013 penjas
 
08 silabus pjok smp 20012017-ok
08 silabus pjok smp 20012017-ok08 silabus pjok smp 20012017-ok
08 silabus pjok smp 20012017-ok
 
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 5 (aktivitas gerak berirama).pdf
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 5 (aktivitas gerak berirama).pdfMODUL AJAR PJOK 2 BAB 5 (aktivitas gerak berirama).pdf
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 5 (aktivitas gerak berirama).pdf
 
Bab 2 06601244204
Bab 2   06601244204Bab 2   06601244204
Bab 2 06601244204
 
Buku Panduan PJ & TGfU
Buku Panduan PJ & TGfUBuku Panduan PJ & TGfU
Buku Panduan PJ & TGfU
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
 
Dsk pendidikan jasmani thn 4
Dsk pendidikan jasmani thn 4Dsk pendidikan jasmani thn 4
Dsk pendidikan jasmani thn 4
 
Dsk pendidikan jasmani thn 4
Dsk pendidikan jasmani thn 4Dsk pendidikan jasmani thn 4
Dsk pendidikan jasmani thn 4
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran1
Rencana pelaksanaan pembelajaran1Rencana pelaksanaan pembelajaran1
Rencana pelaksanaan pembelajaran1
 
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 7 (aktivitas kebugaran jasmani).pdf
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 7 (aktivitas kebugaran jasmani).pdfMODUL AJAR PJOK 2 BAB 7 (aktivitas kebugaran jasmani).pdf
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 7 (aktivitas kebugaran jasmani).pdf
 
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 7 (aktivitas kebugaran jasmani).pdf
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 7 (aktivitas kebugaran jasmani).pdfMODUL AJAR PJOK 2 BAB 7 (aktivitas kebugaran jasmani).pdf
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 7 (aktivitas kebugaran jasmani).pdf
 
Power Point Bayu.pptx
Power Point Bayu.pptxPower Point Bayu.pptx
Power Point Bayu.pptx
 
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 2 (gerak dasar Nonlokomotor).pdf
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 2 (gerak dasar Nonlokomotor).pdfMODUL AJAR PJOK 2 BAB 2 (gerak dasar Nonlokomotor).pdf
MODUL AJAR PJOK 2 BAB 2 (gerak dasar Nonlokomotor).pdf
 

More from Momonea Amrie (11)

Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
 
Skripsi 334
Skripsi 334Skripsi 334
Skripsi 334
 
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fkI%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
 
6102910167
61029101676102910167
6102910167
 
54. handi
54. handi54. handi
54. handi
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Amry
AmryAmry
Amry
 

936 2222-1-sm

  • 1. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT BANTU BIDANG MIRING PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : Aprilia Ayu Kusuma Wardani Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No.36A Kentingan, Surakarta-57126 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar roll depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 melalui pemanfaatan alat bantu bidang miring. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa. Sumber data terdiri dua yaitu (1) data primer yaitu, hasil belajar dan proses pembelajaran roll depan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012, (2) data skunder yaitu, berupa RPP, Silabus dan dokumen. Teknik pengumpulan data melalui tes kemampuan roll depan dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, melalui pemanfaatan alat bantu bidang miring dapat meningkatkan hasil belajar roll depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012. Kondisi awal sebelum dilakukan PTK, siswa yang tuntas hanya 1 siswa. Pada siklus 1 peningkatan hasil belajar roll depan menjadi 88.00%. Pemanfaatan alat bantu bidang miring memberi kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar roll depan. Dengan memanfaatkan bidang miring untuk membelajarkan roll depan memberi kemudahan untuk melakukan gerakan roll depan. Simpulan penelitian ini sebagai berikut: pemanfaatan alat bantu bidang miring dapat meningkatkan hasil belajar roll depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012. Ketercapaian ketuntasan hasil belajar roll depan dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 88.00%. Peningkatan ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 88.00%. Kata kunci: Alat bantu bidang miring, hasil belajar roll depan.
  • 2. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu bagian pendidikan yang sangat berperan penting dan tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan pada umumnya. Secara spesifik, pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengutamakan aktivitas gerak tubuh yang di dalamnya terkandung banyak tujuan. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani dikembangkan aspek fisik, gerak, mental, sosial dan emosional. Dengan dikembangkan aspek fisik, gerak, sosial dan emosional, maka akan memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan tunggal yang cakupannya cukup luas. Upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani, maka di dalam kurikulum pendidikan jasmani diajarkan berbagai macam cabang olahraga. Namun demikian materi yang diajarkan dalam pendidikan jasmani didasarkan pada jenjang pendidikan masing-masing. Ini artinya, materi pendidikan jasmani antara jenjang pendidikan paling bawah (Sekolah Dasar) berbeda dengan Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Kejuruan (SMK). Senam lantai merupakan salah satu cabang olahraga yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Senam lantai diajarkan pada kelas VII semester 2. Standar kompetensi senam untuk siswa SMP yaitu, mempraktikkan senam dasar dengan teknik dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Sedangkan kompetensi dasar senam yaitu, mempraktikkan teknik dasar gerak guling depan serta nilai kedisiplinan, keberanian dan tanggung jawab. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar materi senam kelas VII semester 2 SMP tersebut, banyak aspek yang harus dikembangkan pada diri siswa, baik aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Aspek yang harus dikembangkan dalam pembelajaran senam lantai depan yaitu: siswa dapat melakukan senam lantai dengan benar, siswa dapat mengembangkan sikap disiplin, keberanian dan tanggungjawab serta dapat menjelaskan teknik gerakan lantai dengan benar. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan, sehingga dalam pembelajaran pendidikan jasmani harus dikembangkan secara serempak. B. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan hendaknya memilliki suatu tujuan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk Meningkatkan hasil belajar roll depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 melalui pemanfaatan alat bantu bidang miring. II. KAJIAN PUSTAKA/ KAJIAN TEORI 1. Senam a. Pengertian Senam Istilah senam merupakan terjemahan dari kata ”gymnastiek”
  • 3. dari bahasa Belanda, sedangkan dalam bahasa Inggris yaitu ”Gymnastic”. Memberikan batasan senam tidaklah mudah, karena di dalamnya tekandung makna yang luas sesuai dengan perkembangan berbagai aliran dan jenis senam yang berkembang. Berkaitan dengan senam, Sayuti Sahara (2010: 1.4) mengatakan, “Senam atau gymnastic merupakan suatu sistem latihan yang dilakukan untuk meningkatkan pengembangan fisik melalui latihan tubuh” Menurut Agus Margono (2011:19) bahwa” Senam ialah latihan tubuh yang dipilih dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”. b. Ciri-Ciri dan Kaidah Senam Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki karakteritik yang berbeda dengan cabang olahraga lain. Suatu olahraga dikatakan sebagai olahraga senam jika memiliki ciri dan kaidah tertentu. Agus Margono (2011: 19) menyatakan ciri dan kaidah dari senam yaitu: (1) Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja. (2) Gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah keterampilan, meningkatkan keindahan gerak dan meningkatan kesehatan tubuh). (3) Gerakannya harus selalu terusun dan sistematis. A. Senam Ketangkasan Senam ketangkasan atau sering disebut senam artistik merupakan senam dengan gerakan-gerakan tertentu yang sudah disusun atau dirancang dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Berkaitan dengan senam artistik Suyati & Agus Margono (2000: 58) menyatakan, “Senam artistik adalah merupakan salah satu jenis senam/macam cabang olahraga senam yang sering dipertandingkan yang dipertandingkan. Dalam pertandingan senam artistik seorang atlet/pesenam harus menguasai gerakan-gerakan yang sudah disusun/dirangkai dari masing- masing alat dan ditetapkan sesuai dengan peraturan pertandingan yang berlaku”. B. Pembelajaran Senam Lantai Roll Depan Membelajarkan senam lantai pada siswa sekolah harus dilakukan dengan tepat. Siswa harus diberi pemahaman yang tepat pengertian dari senam lantai. Senam lantai roll depan merupakan jenis senam ketangkasan. Dalam senam ketangkasan ini dibutuhkan beberapa kemampuan, di antaranya kemampuan fisik yang baik dan keberanian. Aip Syarifuddin &
  • 4. Muhadi (1992: 104) menyatakan, “Senam ketangkasan adalah bentuk- bentuk gerakan yang harus dilakukan dengan kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan, keberanian dan kepercayaan diri dalam suatu rangkaian urutan yang terpadu”. Memiliki kemampuan fisik yang baik dan keberanian serta kepercayaan diri untuk melakukan sutau gerakan yang terpadu merupakan syarat penting dalam senam ketangkasan. Senam ketangkasan ini disebut juga dengan senam pertandigan atau senam artistik, karena bentuk-bentuk gerakannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam pertandingan baik mengenai sikap pada waktu akan melakukan keindahan dan ketepatan serta keseimbangan pada sikap akhir. 2. Senam Lantai Roll Depan Berdasarkan unsur gerakan dari senam lantai, roll depan merupakan jenis gerakan senam yang dilakukan dengan mengguling. Menurut Eka Pribadi, Ono Sudiana & H.D. Lukman (1994: 35) bahwa, “Gerakan roll depan yaitu: posisi badan membungkuk dengan kedua kaki lurus dan kedua tangan lurus menempel pada matras. Kemudian posisi kepala harus ditekuk ke bagian dalam, lalu menjatuhkan badan dengan pundak diikuti oleh badan dan kedua tangan ditekuk untuk membantu mengangkat badan dan kedua kaki mengikuti dengan lurus ke depan hingga posisi duduk”. Sedangkan Suyati & Agus Margono (2000: 101-102) membedakan gerakan roll depan menjadi dua macam yaitu, “(1) Guling depan dengan tungkai bengkok dan (2) guling depan tungkai lurus”. a. Roll Depan dengan tungkai bengkok Pelaksanaan guling depan dengan tungkai bengkok dan tungkai lurus sebagai berikut: (1) Guling depan tungkai bengkok: (a) Sikap permulaan jongkok, pantat agak tinggi kedua lengan lurus ke depan. (b) Luruskan tungkai, badan condong ke depan, tangan menumpu pada matras selebar bahu, tarik dagu ke dada, tengkuk letakkan pada matras. (c) Mengguling ke depan mulai dari tengkuk, punggung, kaki mengikuti gerakan badan (d) Saat punggung mengenai matras, bengkokkan tungkai, tarik paha ke dada, tangan menolak gerakan mengguling, diteruskan hingga berakhir pada sikap jongkok, tangan melekat pada tulang kering, pandangan lurus ke depan. 3. Pembelajaran Roll Depan dengan Alat Bantu Bidang Miring a. Hakikat Pembelajaran Roll Depan dengan Alat Bantu Bidang Miring Pembelajaran roll depan dengan alat bantu bidang miring pada dasarnya bertujuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran roll depan. Karena dengan matras mendatar siswa tidak mampu berguling dengan baik dan benar.
  • 5. Dengan alat bantu yang ditata miring akan memberi kemudahan siswa untuk melakukan gerakan roll depan atau berguling. b. Pelaksanaan Pembelajaran Roll Depan dengan Alat Bantu Bidang Miring Pembalajaran roll depan dengan pemanfaat alat bantu bidang miring merupakan salah satu cara untuk memberi kemudahan siswa dalam melakukan gerakan roll depan. Hampir sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk membuat gerakan roll depan pada matras mendatar. Dengan pemanfaatan alat bantu bidang miring akan memberi kemudahan untuk melakukan gerakan roll depan. Soedarminto (1993: 79) menyatakan, “Kecepatan gerak dan gesekan suatu benda dipengaruhi oleh bidang permukaan”. Hal ini artinya, bidang matras yang diletakkan secara miring akan dapat menjadikan gerakan roll depan lebih mudah dan cepat menggelinding (berguling) ke bawah karena adanya tarikan gravitasi bumi. Alat bantu bidang miring penelitian ini dengan menggunakan papan dari kayu. Biasworo Adisuryanto Aka (2009: 72) menyatakan,”Kemiringan dalam pembelajaran roll depan yaitu, tinggi bidang 75 cm, panjang 1,5 – 2 meter dan lebar 1 meter dengan sudut kemiringan 40 derajat”. 2cm 75cm 2cm Gambar 2.3. IIustrasi Roll Depan dengan Alat Bantu Bidang Miring (Sumber : Biasworo Adisuryanto Aka, 2009:72) III. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu yang bertujuan untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C yang berjumlah 25 SMP N 1 Purwodadi.Di laksanakan 3 kali pertemuan atau 3 minggu. Untuk menentukan ketercapaian hasil belajar yang di peroleh. Untuk memperoleh hasil peneliti seperti yang di harapkan, prosedur peneliti ini meliputi tahap-tahap. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Data hasil penelitian sebagai berikut : 1. Hasil Test Awal (Pre Test) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, rata-rata hasil belajar roll depan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 tidak tuntas. Rerata nilai hasil belajar senam lantai roll depan 65,29, sedangkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70. Berdasarkan data
  • 6. tes awal (pra siklus) hasil belajar roll depan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 yang mencapai ketuntasan belajar hanya 1 siswa atau 4.00%. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 24 siswa atau 96.00%. 2. Hasil Tes Akhir (Post Test) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, rata-rata hasil belajar roll depan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus 1 tuntas. Rerata nilai hasil belajar roll depan 75,74. Berdasarkan data tes roll depan setelah siklus 1 siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau 88.00%. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa atau 12.00%. Dari kondisi awal ke siklus 1 ternyata mengalami peningkatan 84% Data nilai ketuntasan hasil belajar roll depan dari pra siklus ke siklus 1 terlampir. 3. Hasil Perbandingan Tabel 4.4. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Roll Depan dari Pra Siklus ke Siklus 1. Ketuntasan Hasil Belajar roll depan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Roll Pra Siklus Depan Pada Siklus 1 4.00% 88.00% Berikut ini disajikan grafik perbandingan ketuntasan hasil belajar roll depan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 dari prasiklus ke siklus 1 sebagai berikut: Gambar 4.2. Histogram Ketuntasan Hasil Belajar Roll Depan dari Pra Siklus ke Siklus 1 B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa, pembelajaran roll depan dengan pemanfaatan alat bantu bidang miring dapat meningkatkan hasil belajar roll depan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa, sebelum diberi perlakukan (action) siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 yang tuntas hanya 1 siswa (4.00%). Selanjutnya pada siklus 1 mengalami peningkatan yang 80.00% 4.00% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% Pra Siklus Siklus 1
  • 7. signifikan yaitu, sebanyak 22 siswa (88.00%) dan pada siklus 2 siswa yang tuntas 25 siswa (100.00%). Ditinjau dari kategori ketuntasan hasil belajar roll depan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada pra siklus siswa yang tuntas dan memiliki kategori cukup hanya 1 siswa. Pada siklus 1 kategori siswa mengalami peningkatan kategori cukup 1 siswa, kategori baik 21 siswa. Dan pada siklus 2 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 10 siswa dan kategori baik 15 siswa. Berdasarkan prosentase ketuntasan hasil belajar roll depan dan kategorinya menunjukkan bahwa, pembelajaran roll depan dengan pemanfaatan alat bantu bidang miring dapat meningkatkan hasil belajar roll depan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012. Karena alat bantu bidang miring memberi kemudahan wsiswa untuk melakukan gerakan roll depan. Ditinjau dari biomekanika bahwa, kecepatan gerak suatu benda dipengaruhi oleh bidang permukaan. Hal ini artinya, bidang permukaan yang dibuat miring sangat efektif untuk membantu gerakan berguling (roll). Pembelajaran roll depan dengan pemanfaatan alat bantu bidang miring yang dilakukan secara teratur akan menguatkan respon siswa, sehingga siswa dapat mentransfernya dalam gerakan roll depan pada bidang datar. V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut: Pemanfaatan alat bantu bidang miring dapat meningkatkan hasil belajar roll depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012. Ketercapaian ketuntasan hasil belajar roll depan dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 88.00%. Dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 12.00%. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya kepada para guru Pernjasorkes SMP Negeri 1 Purwodadi sebagai berikut: 1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
  • 8. 2. Guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya. 3. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode, penggunaan alat dan media untuk menyampaikan materi pembelajaran. 4. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar Penjasorkes. DAFTAR PUSTAKA Abdul Kodir. (2011). http://ekocin.wordpress.com/2011/06 /17/model-pembelajaran-teams- games-tournaments-tgt-2/ Agus Kristiyanto, Hanik Liskustyawati & Budhi Satyawan. (2011). Modul PLPG Model, Media dan Evaluasi Pembelajaran Guru Penjasorkes. Surakarta: UNS. Agus Mahendra. (2000). Senam. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Agus Margono. (2011). Senam. Surakarta: UNS Press. Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Agusta. 2012. Pengertian Pembelajaran. http://infoini.com/2012/pengertian- pembelajaran.html. 12 Mei 2012 Aip Syarifuddin & Muhadi. (1992). Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Angkowo & Kosasih. (2007). http://indramunawar.blogspot.com/200 9/06/hasil-belajar-pengertian-dan- definisi.html Aunurrahman. (2012). Belaja dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Benny A. Pribadi. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Biasworo Adisuyanto Aka. (2009). Dalam boks Cerdas dan Bugar Dengan Senam Lantai.Grasindo. http://books.google.co.id/books?id=J lA0C0toEd4C&pg=PA80&dq=sena m+lantai+roll+depan+dengan+bidan g+miring&hl=id&sa=X&ei=2P6UT 6KKNI7GmQXllunlAQ&ved=0CDg Q6AEwAA#v=onepage&q&f=false Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
  • 9. Eka Pribadi, Ono Sudiana & H.D. Lukman. (1994). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Yudhistira. H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto & Sutijan. (1998). Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press. H.J.S. Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. http://blog.unnes.ac.id/senamalat/ 01 Agustus 2012 Imam Hidayat. (2003). Biomeknaika Pendekatan Sistem Pembelajaran Gerak. Bandung: Program Pasca Sarjana UPI. Ilmizizah. (2009). http://iimzizah.wordpress.com/2009/ 11/25/sarana-dan-prasarana-dalam- olahraga-senam-lantai/ 01 Agustus 2012 Loken, N.C., Willoughby, R.J. (1986). Petunjuk lengkap Gimnastik Membahas Program Latihan dan Teknik. Semarang: Dahara Prise. M. Sobry Sutikno. (2009). Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Muhammad Ali. (2004). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Munawar. 2009. Pengertian dan Definisi Hasil Belajar. http://indramunawar.blogspot.com/2 009/06/hasil-belajar-pengertian- dan-definisi.html 07 Mei 2012. Nanang Hanafiah & Cucu Suhana. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama. Nana Sudjana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Rusli Lutan. (1988). Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Rusli Lutan & Adang Suherman. (2000). Perancanaan Pembelajaran Penjaskes. Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Soedarminto. (1993). Biomekanika II. Surakarta: UNS Press.
  • 10. Srijono Brotosuryo, Sunardi dan M. Furqon H. (1994). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Bagian Proyek Penataran Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD Setara D II. Sugiyanto. (1996). Belajar Gerak I. Surakarta: UNS Press. Suyati & Agus Margono. (2000). Teori dan Praktek Senam I. Surakarta: UNS Press. Syaiful Sagala. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA. Toho Cholik M. & Rusli Lutan. (2001). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV. Maulana. Wina Sanjaya. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yoyo Bahagia & Adang Suherman. (2000). Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.