Gerakan Pramuka di Indonesia berawal dari gagasan Mayor Jenderal Baden Powell pada 1908. Gagasan ini kemudian diadopsi oleh pemimpin pergerakan nasional Indonesia untuk membentuk kader-kader pergerakan. Berbagai organisasi kepanduan pun bermunculan antara 1912-1922. Kongres Pemuda 1928 memperkuat semangat kepanduan untuk kemerdekaan. Namun, gerakan ini mengalami masa sulit akibat pembubaran oleh Jepang selama perang dunia 2 dan ter
1. SEJARAH SINGKAT GERAKAN PRAMUKA
I. PENDAHULUAN
Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional
yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, sejarah kepramukaan di Indonesia perlu kita pelajari, yaitu dengan
maksud :
1. Agar mengetahi proses pembentukan dan perkembangan Gerakan Pramuka dan
mengetahui peranan apa yang dilakukan dalam perjuangan Bangsa Indonesia.
2. Agar mengetahui dan menginsyafi kedudukan Gerakan Pramuka dalam hubungan
dengan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.
3. Agar dapat memahami kebijaksanaan dalam menyelenggarakan usaha pendidikan
kepramukaan di Indonesia.
II. SEJARAH SINGKAT
1. Pada tahun 1908 Mayoor Jenderal Robert Baden Powell dari Inggris melancarkan suatu
gagasan tentang pendidikan di luar sekolah untuk anak-anak Inggris, dengan tujuan
supaya mereka menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota masyarakat Inggris
yang baik, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaan Inggris Raya ketika itu.
2. Untuk itu beliau mengarang suatu buku yang terkenal, yaitu buku “Scouting for Boys”.
Buku ini memuat ceritera pengalaman beliau dan latihan apa yang diperlukan untuk
para Pramuka.
3. Gagasan Baden Powell itu jitu, cemerlang, dan sangat menarik sehingga dilaksanakan
juga di negara-negara lain. Diantaranya Nederland ( Padvinder, Padvinderij ).
4. Oleh orang Belanda gagasan itu kemudian dibawa dan dilaksanakan juga di jajahannya
di sini ( Nederland Oost Indie ),dan didirikan oleh orang-orang Belanda di Indonesia
organisasi yang bernama N I P V ( Nederland Indis che Padvinders Vereeniging =
Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda ).
5. Oleh pemimpin-pemimpin di dalam pergerakan nasional gagasan Baden Powell itu
diambil alih, dan dibentuklah organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan
membentuk manusia Indonesia yang baik yaitu menjadi kader Pergerakan Nasional.
Didirikan bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO ( Javaanese
Padvindres Organizatie ), JJP ( Jong Java Padvindery ), NATIPIJ ( Nationale Islamitische
Padvindery ), SIAP ( Sarekat Islam Afdeling Padvindery ), HW ( Hisbul Wathon ) dan
sebagainya.
6. Sumpah pemuda yang dicetuskan dalam Konggres Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928, benar-benar menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk lebih
bergerak maju.
7. Adanya larangan Pemerintah Hindia Belanda kepada organisasi kepanduan di luar NIPV
untuk menggunakan istilah Padvindery, maka K.F. Agus Salim menggunakan istilah
Pandu dan Kepanduan untuk menggantikan istilah asing padvinder dan padvindery itu.
8. Dengan meningkatnya kesadaran nasional Indonesia, maka timbullah niat untuk
mengeratkan persatuan antara organisasi-organisasi kepanduan. Ini menjadi
kenyataan pada tahun 1930 dengan adanya INPO ( Indinesische Padvinders
Organizatie ), PK ( Pandu Kesultanan ) dan PPS ( Pandu Pemuda Sumatera ) berdiri
menjadi satu organisasi yaitu KBI ( Kepanduan Bangsa Indonesia ). Kemudian
terbentuklah suatu federasi yang dinamakan Persatuan Antar Pandu-pandu Indonesia
2. ( PAPI ) pada tahun 1931, yang kemudian berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia ( BPPKI ) pada tahun 1938.
9. Diwaktu pendudukan Jepang ( Perang Duna II ), oleh penguasa Jepang di
Indonesiaorganisasi kepanduan di Indonesia Itu dilarang adanya. Tokoh-tokoh pandu
banyak yang masuk dalam organisasi Seinendan, Keibodan dan Pembela Tanah Air
(PETA).
10. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, diwaktu berkorbarnya perang
kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu
Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala, sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
11. Setelah pengakuan kedaulatan maka di dalam alam Liberal terbukalah kesempatan
kepada siapa pun untuk membentuk organisasi-organisasi kepanduan. Berdirilah
kembali organisasi HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen pandu Katolik, KBI,
dan lain-lainnya.
12. Menjelang tahun 1961 kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari
100 organisasi kepanduan, suatu keadaan yang terasa sangat lemah, meskipun
sebagian dari pada organisasi itu terhimpun di dalam tiga federasi organisasi-
organisasi kepanduan putera dan dua federasi organisasi-organisasi kepanduan puteri
yaitu IPINDO ( Ikatan Pandu Indonesia tanggal 13 September 1951 ), POPPINDO
(Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia) pada tahun 1954, dan PKPI
(Perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia). Tahun 1955 IPINDO berhasil
menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu, Jakarta.
13. Mengalami kelemahan itu, maka ketiga Federasi tersebut melebur diri menjadi satu
Federasi yang diberi nama PERKINDO ( Persatuan Kepanduan Indonesia ).
Akan tetapi hanya kira-kira 60 buah saja dari 100 lebih organisasi kepanduan itu yang
ikut di dalam federasi PERKINDO, dan jumlah anggota secara keseluruhan lebih kurang
hanya 500.000 orang.
14. Lagi pula, di dalam federasi itu sebagian daripada 60 organisasi-organisasi anggota
PERKINDO, terutama yang ada di bawah onderbouw organisasi politik atau organisasi
massa, tetap berhadap-hadapan berlawanan satu sama lain, sehingga tetap terasa
lemahnya gerakan kepanduan Indonesia.
15. Oleh PERKINDO dibentuklah suatu panitia untuk memikirkan suatu jalan keluar.
Panitia itu menyimpulkan bahwa selain lemah terpecah-pecah, gerakan kepanduan
Indonesia itu lemah pula karena terpaku dalam cengkeraman gaya lama yang
tradisional daripada kepanduan Inggris, pembawaan dari luar negeri. Hal ini berakibat
bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia itu belum
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka
ketika itu gerakan kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan
masyarakat Indonesia. Kepanduan hanya berjalan di kota-kota besar dan di situ pun
hanya terdapat pada lingkungan orang-orang yang sedikit banyak sudah
berpendidikan Barat.
16. Kelemahan Gerakan Kepanduan Indonesia itu mau dipergunakan oleh pihak Komunis
sebagai alasan untuk memaksa Gerakan Kepanduan di Indonesia menjadi Gerakan
Pionir muda seperti yang terdapat di negara-negara Komunis.
3. “SEJARAH SINGKAT GERAKAN KEPRAMUKAAN / KEPANDUAN SEDUNIA”
Dijelaskan oleh : Kak Sakidjan J. Probosoekarto
Wa. Ka. Kwarcab V - 06 Purworejo
Tanggal 22 Pebruari 1857 Lahir Robert Stephenson Smyth Baden Powell di London.
Tahun 1908 = B.P. 51 tahun menerbitkan buku “Scouting for Boys”.
Tahun 1910 = B.P. 53 tahun minta pensiun dengan pangkat Letnan Jendral.
Tahun 1912 = B.P. 55 tahun menikah dengan Olave St Clair Soames. Dan
dianugrahi 3 anak.
Tahun 1916 = B.P. 59 tahun mendirikan kelompok Pandu / Pramuka usia Siaga.
Disebu Anak Serigala.
( Cerita Mowgli karangannya Rudyard Kipling ).
Tahun 1918 = B.P. 61 tahun membentuk Rover Scout (Pandu usia Penegak).
Tahun 1919 = B.P. 62 tahun mendapat sebidang tanah di Chingford dari temannya
untuk pendidikan Pembina Pramuka “GILWELL PARK”.
Tahun 1920 = Membentuk Dewan Internasional dengan 9 orang. Sekretariatnya
di London Inggris, diselenggarakan JAMBORE (4 tahun sekali).
Tahun 1922 = B.P. 65 tahun menerbitkan buku “Rovering to Succes”.
Tahun 1929 = B.P. 72 tahun mendapat gelar Lord dari Raja Inggris.
8 Januari 1941 =B.P. 84 tahun meninggal dunia/wafat di Nyeri Kenya Afrika.
Tahun 1958 = Biro Kepanduan se-Dunia Putra dipindahkan ke Ottawa di Canada.
Dan tahun 1968 Biro tersebut dipindahkan ke Geneva/Swiss.
“SEJARAH SINGKAT GERAKAN PRAMUKA DI INDONESIA”
Usaha pendidikan Gerakan Pramuka merupakan salah satu segi pendidikan Nasional
yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.
BADEN POWELL = Mayor Jendral Baden Powell mengarang dan menerbitkan
Tahun 1908 buku yang terkenal ; “SCOUTING FOR BOYS”. Oleh orang
Belanda gagasan itu dibawa ke jajahannya (Nederland Oost
ders Vereeniging) NPO (Nederlands Padvinders Organisasi).
PERGERAKAN NASIONAL = Oleh Pemimpin-pemimpin Pergerakan Nasional bahwa
Tahun 1912 – 1922 gagasan BADEN POWELL itu dioper dan dibentuk Kepanduan
Fase Perintisan yang bertujuan membentuk manusia Nasional. Dan didirikan
Kemerdekaan macam-macam Organisasi : JPO, JJP, HW, NATIPY, SIAP, NPO,
dan INPO.
SUMPAH PEMUDA = Konggres Pemuda mencetuskan benar-benar menjiwai
Tanggal 28 Oktober 1928 Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia untuk lebih bergerak
maju. K.H. AGUS SALIM menggunakan istilah asing Padvinder
dan Padvindery. Lebih meningkatnya kesadaran kebangsaan
Indonesia, maka timbullah niat untuk lebih mengeratkan
Persatuan antara Organisasi-organisasi Kepanduan.
K.B.I. Tahun1930 = Menjadi kenyataan peleburan diri antara lain INPO, PK, dan
P.P.S. menjadi satu organisasi yaitu K.B.I. (Kepanduan Bangsa
Indonesia). Kemudian terbentuk suatu Federasi : PAPI
(PERSATUAN PANDU – PANDU INDONESIA), BPPKI (BADAN
PUSAT PERSAUDARAAN KEPANDUAN INDONESIA).
PERANG DUNIA KE II = Oleh Penguasa Balatentara Dai Nippon, bahwa organisasi-
4. Tahun 1942 organisasi Kepanduan itu dilarang.
SETELAH MERDEKA = Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, di waktu
Tahun 1946 berkobarnya perang Kemerdekaan, dibentuklah organisasi
Kepanduan yang berbentuk kesatuan “PANDU RAKYAT
INDONESIA” sebagai satu-satunya organisasi Kepanduan di
dalam Wilayah Republik Indonesia.
TERPECAH-PECAH = Menjelang tahun 1961 Gerakan Pramuka/Kepanduan di
Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100
Kepanduan. Suatu keadaan yang terasa sangat lemah, meski-
pun sebagian dari pada organisasi-organisasi itu terhimpun
dalam tiga Federasi.