SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
Downloaden Sie, um offline zu lesen
7 RUANG VEKTOR
7.1 Ruang Vektor Real

Definisi Misalkan V sebarang himpunan benda yang dua operasinya kita definisikan yaitu
penjumlahan dan perkalian dengan skalar (bilangan riil). Penjumlahan tersebut kita pahami
untuk mengasosiasikan sebuah aturan dengan setiap pasang benda u dan v dalam V, yang
mengandung elemen u + v, yang kita namakan jumlah u dan v, dengan perkalian skalar kita
artikan setiap benda u pada V yang mengandung elemen ku, yang dinamakan perkalian
skalar u oleh k. Jika semua aksioma berikut dipenuhi oleh semua benda u, v, w pada V dan
oleh semua skalar k dan l, maka kita namakan V sebuah ruang vektor dan benda – benda
pada V kita namakan vektor :

1. Jika u dan v adalah benda – benda pada V kita namakan vektor.
2. u + v = v + u
3. u + (v + w) = (u + v) + w
4. Ada vektor 0 di V sehingga 0 + u = u + 0 = u untuk semua u di V
5. Untuk setiap u di V, terdapat –u sehingga u + (-u) = (-u) + u = 0
6. Jika k adalah sebarang skalar dan u adalah sebarang vektor di V, maka ku berada di V
7. k(u + v )= ku + kv
8. (k + l)u = ku + lu
9. k(lu) = l(ku)
10. 1u = u


7.2 Sub Ruang (Sub space)
Definisi Sub himpunan W dari sebuah ruang vektor V disebut sub ruang (subspace) V jika
W itu sendiri adalah ruang vektor di bawah penjumlahan dan perkalian skalar yang
didefinisikan pada V.


7.3 Vektor yang Bebas Linier dan Tak Bebas Linier

Definisi Himpunan m buah vektor (u1, u2, … um) disebut tak bebas linier (linearly
dependent) bila terdapat skalar – skalar λ1, λ2, …, λm yang tidak semuanya nol sedemikian
hingga (u1, u2, … um)

Sebaliknya himpunan (u1, u2, … um) disebut bebas linier (linearly independent) jika λ1 u1 +
λ2 u2 + …+ λm um = 0 hanya dipenuhi oleh λ1= λ2 = …= λm = 0.
Catatan :
   1. Jika m=1, maka :
       a. Bila u = 0 (vektor nol), akan tak bebas linier, karena λu = 0
               λ0 = 0 terpenuhi juga untuk λ ≠ 0
       b. Bila λ ≠ 0, akan bebas linier karena λu=0 hanya dipenuhi oleh λ =0
   2. Jika dalam himpunan terdapat vektor 0, misalnya {u1, u2,…,0, … um) maka
       himpunan itu tak bebas linier,
       λ1 u1 + λ2 u2 + … + λi 0+ … + λm um = 0 dipenuhi juga oleh λI ≠ 0
   3. Jika u dan v adalah 2 vektor yang berkelipatan, u = αv, maka mereka tak bebas
       linier. Sebab u = αv 1u - αv = 0, artinya terdapat λ ≠ 0 pada λ1 v + λ2 u = 0


7.4 Kombinasi Linier
Definisi Suatu vektor v dikatakan kombinasi linier dari vektor – vektor (u1, u2, … um) bila
terdapat skalar – skalar λ1, λ2, …, λm sedemikian hingga v = λ1 u1 + λ2 u2 + …+ λm um.

Contoh 8.1
a = [2, 1, 2], b = [1, 0, 3], c = [3, 1, 5]
Kita hendak menyatakan a sebagai kombinasi linier dari b dan c
Kita hitung λ1, dan λ2 yang memenuhi [2, 1, 2] = λ1 [1, 0, 3] + λ2 [3, 1, 5]
        2 = λ 1 + 3 λ2
        1 = λ2
        2 = 3 λ 1 + 5 λ2
Dengan substitusi, diperoleh λ1 = -1 dan λ2 = 1
Jadi penulisan yang diminta adalah a = -b + c


7.5 Arti Kombinasi Linier Secara Ilmu Ukur

Kalau v kombinasi linier dari suatu vektor u, yaitu v = λu yang mana v adalah kelipatan dari
u dengan garis pembawanya sama (atau sejajar), v dan u disebut kolinier (segaris).

v kombinasi linier dari 2 vektor u1 dan u2, yaitu v = λ1u1 + λ2u2 maka v adalah diagonal
jajaran genjang yang sisi – sisinya λ1u1 dan λ2u2 . u1 dan u2 disebut koplanar (sebidang).

v kombinasi linier dari 3 vektor u1 , u2 dan u3, yang tidak sebidang, yaitu v = λ1u1 + λ2u2 +
λ3u3 maka v adalah diagonal paralelepipedum yang sisi – sisinya λ1u1, λ2u2 dan λ3u3.


Contoh 8.2
Tentukan apakah vektor merupakan kombinasi dari dua vektor berikut.
a. Apakah vector w = (-12,20) merupakan kombinasi linear dari vector v1 = (-1,2) dan v2 =
   (4,-6)?
b. Apakah vector w = (4,20) merupakan kombinasi linear dari vector v1 = (2,10) dan
   v2 = (-3,-15)?
c. Apakah vector w = (1,-4) merupakan kombinasi linear dari vector v1 = (2,10) dan
   v2 = (-3,-15)?
Penyelesaian:
a. Pada masing-masing kasus ini kita akan membuat dan menyelesaikan persamaan berikut
                                     w = c v1 + c v2


   Buat dalam dua bentuk persamaan berikut




   Solusi dari SPL tersebut adalah c1 = 4 dan c2 = -2. Oleh karena itu, w merupakan
   kombinasi linier dari v1 dan v2 dan kita dapat tuliskan w = 4v1 - 2 v2


b. Pada masing-masing kasus ini kita akan membuat dan menyelesaikan persamaan berikut
                                     w = c v1 + c v2

   Buat dalam dua bentuk persamaan berikut



   Solusi dari SPL tersebut adalah


                                     t adalah bilangan real

   Berikut adalah beberapa kombinasi liniernya.




c. Pada masing-masing kasus ini kita akan membuat dan menyelesaikan persamaan berikut
                                     w = c v1 + c v2

   Buat dalam dua bentuk persamaan berikut



   Sistem tidak mempunyai solusi dan w bukan merupakan kombinasi linier dari v1 dan v2


7.6 Dimensi dan Basis

Definisi Jika V adalah sebarang ruang vektor dan S = {v1, v2, …, vr} merupakan himpunan
berhingga dari vektor – vektor pada S, maka S disebut basis untuk V jika : (i). S bebas
linier S merentang V

Definisi Dimensi sebuah ruang vektor V yang berdimensi berhingga didefinisikan sebagai
banyaknya vektor pada basis untuk V.
Contoh 8.3
Tentukan apakah masing-masing himpunan vector berikut adalah basis untuk R3?
Jawab
   a. v1 = (1,-1,1), v2 = (0,1,2), dan v3 = (3,0,-1)
   b. v1 = (1,0,0), v2 = (0,1,0), dan v3 = (0,0,1)
   c. v1 = (1,1,0) dan v2 = (-1,0,0)
   d. v1 = (1,-1,1), v2 = (-1,2,-2), dan v3 = (-1,4,-4)

Penyelesaian:
a. v1 = (1,-1,1), v2 = (0,1,2), dan v3 = (3,0,-1)
   Kita buat persamaan berikut



    Dalam bentuk matriks




    Determinan dari matriks




        Det(A) = -10        det(A) ≠ 0

   Dengan demikian vektor-vektor tersebut merupakan basis di R3


Contoh 8.2
Tentukan dimensi dari ruang vektor yang dibentuk oleh :
a. p = [1, -2, 3, 1] dan q = [2, -4, 5, 2]
b. b.u = [5, 7, 11, 4] dan v = [10, 14, 22, 8]

Penyelesaian:
a. Kedua vektor pembentuk tidak berkelipatan, jadi sistem pembentuk bebas linier. Berarti
   dimensi = 2
b. Kedua vektor berkelipatan. Vektor u maupun v ≠ 0, jadi keduanya merupakan sistem
   pembentuk yang bebas linier. Berarti dimensi = 1

Latihan 7

   1. Tentukan dimensi dan basis dari ruang vektor yang dibentuk oleh :
      (i).  a = [1, 1, 2], b= [1, 2, 5] , c = [5, 3, 4]
      (ii). p = [1, 2, 2], q = [2, 4, 4] , r = [1, 0, 1]
      (ii)  u = [1, 0, 1], v = [3, 0, 3] , w = [2, 0, 2]

   2. Apakah himpunan – himpunan vektor ini merupakan basis R-3 ?
      (i).   [1, 1, 1] , [1, -2, 3]
      (ii).  [1, 0, 0], [1, 1, 0], [1, 1, 1]
      (iii). [1, 1, 2], [1, 2, 5], [5, 3, 4]

   3. Diketahui L dibentuk oleh p = [1, 3, 1], q= [2, 1, 0], dan r = [ 4, x-2, 2]
      Ditanya :
      (i)    Nilai x supaya L berdimensi 2
      (ii)   Nilai y supaya vektor a = [3, 2-y, 4] ∈ L{p,q,r}
      (iii) Koordinat a di atas relative terhadap basis {p,q}
Pustaka

1. Anton, H. Aljabar Linier Elementer, Edisi kedelapan, Jakarta: Erlangga, 2000
2. Dawkins, P. Linear Algebra. http://tutorial.math.lamar.edu/terms.aspx

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolalinda_rosalina
 
Matriks dan Operasinya ( Aljabar Linear Elementer )
Matriks dan Operasinya ( Aljabar Linear Elementer )Matriks dan Operasinya ( Aljabar Linear Elementer )
Matriks dan Operasinya ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013Fardyani Narwis
 
Ppt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiPpt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiMartiwiFarisa
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
Transformasi (ppt)
Transformasi (ppt)Transformasi (ppt)
Transformasi (ppt)Mathbycarl
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 

Was ist angesagt? (20)

Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Teorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalahTeorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalah
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Matriks dan Operasinya ( Aljabar Linear Elementer )
Matriks dan Operasinya ( Aljabar Linear Elementer )Matriks dan Operasinya ( Aljabar Linear Elementer )
Matriks dan Operasinya ( Aljabar Linear Elementer )
 
fungsi-fungsi kompleks
fungsi-fungsi kompleksfungsi-fungsi kompleks
fungsi-fungsi kompleks
 
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013
 
Pertemuan 5 integral lipat dua
Pertemuan 5   integral lipat duaPertemuan 5   integral lipat dua
Pertemuan 5 integral lipat dua
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
 
Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
 
Ppt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiPpt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viii
 
Metode cincin
Metode cincinMetode cincin
Metode cincin
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Transformasi (ppt)
Transformasi (ppt)Transformasi (ppt)
Transformasi (ppt)
 
Integral Permukaan
Integral PermukaanIntegral Permukaan
Integral Permukaan
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 

Andere mochten auch (6)

Ch08
Ch08Ch08
Ch08
 
Murmure24 11mai
Murmure24 11maiMurmure24 11mai
Murmure24 11mai
 
Ch04
Ch04Ch04
Ch04
 
Murmure11 25nov
Murmure11 25novMurmure11 25nov
Murmure11 25nov
 
Ch21
Ch21Ch21
Ch21
 
Computer hardware exercise 1
Computer hardware exercise 1Computer hardware exercise 1
Computer hardware exercise 1
 

Ähnlich wie Bab 7 (20)

Pertemuan_7_RUANG_VEKTOR 2.pptx
Pertemuan_7_RUANG_VEKTOR 2.pptxPertemuan_7_RUANG_VEKTOR 2.pptx
Pertemuan_7_RUANG_VEKTOR 2.pptx
 
Vektor dan ruang euclid
Vektor dan ruang euclidVektor dan ruang euclid
Vektor dan ruang euclid
 
geometri
geometrigeometri
geometri
 
R5 g kel 6 allin2 2
R5 g kel 6 allin2 2R5 g kel 6 allin2 2
R5 g kel 6 allin2 2
 
Matematika Elektro part 2.pdf
Matematika Elektro part 2.pdfMatematika Elektro part 2.pdf
Matematika Elektro part 2.pdf
 
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
3 vektor-dan-operasinya-v2011
3 vektor-dan-operasinya-v20113 vektor-dan-operasinya-v2011
3 vektor-dan-operasinya-v2011
 
Allin 2
Allin 2Allin 2
Allin 2
 
Modul VEKTOR
Modul VEKTORModul VEKTOR
Modul VEKTOR
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
 
Makalah aljabar vektor
Makalah aljabar vektorMakalah aljabar vektor
Makalah aljabar vektor
 
Bab 3 (vektor)
Bab 3 (vektor)Bab 3 (vektor)
Bab 3 (vektor)
 
1 bab 1-ruang_vektor-raja-leni
1 bab 1-ruang_vektor-raja-leni1 bab 1-ruang_vektor-raja-leni
1 bab 1-ruang_vektor-raja-leni
 
Ruang inner product
Ruang inner productRuang inner product
Ruang inner product
 
Ruang vektor
Ruang vektorRuang vektor
Ruang vektor
 
Pertemuan09&10
Pertemuan09&10Pertemuan09&10
Pertemuan09&10
 
Aljabar linear
Aljabar linearAljabar linear
Aljabar linear
 
Vektor plpg
Vektor plpgVektor plpg
Vektor plpg
 

Mehr von Lukmanulhakim Almamalik

Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfPromoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfLukmanulhakim Almamalik
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLELukmanulhakim Almamalik
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Lukmanulhakim Almamalik
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiLukmanulhakim Almamalik
 

Mehr von Lukmanulhakim Almamalik (20)

Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfPromoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
 
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdfUU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
 
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
 
Buku systems thinking
Buku systems thinkingBuku systems thinking
Buku systems thinking
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
 
Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01
 
Buku informasi tik.cs03.011.01
Buku informasi tik.cs03.011.01Buku informasi tik.cs03.011.01
Buku informasi tik.cs03.011.01
 
Tik.cs03.008.01 buku informasi
Tik.cs03.008.01 buku informasiTik.cs03.008.01 buku informasi
Tik.cs03.008.01 buku informasi
 
Tik.cs03.007.01 buku informasi
Tik.cs03.007.01 buku informasiTik.cs03.007.01 buku informasi
Tik.cs03.007.01 buku informasi
 
Tik.cs03.006.01 buku informasi
Tik.cs03.006.01 buku informasiTik.cs03.006.01 buku informasi
Tik.cs03.006.01 buku informasi
 
Tik.cs02.053.01 buku informasi
Tik.cs02.053.01 buku informasiTik.cs02.053.01 buku informasi
Tik.cs02.053.01 buku informasi
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
 
Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01
 
Buku informasi memperbaiki monitor
Buku informasi   memperbaiki monitorBuku informasi   memperbaiki monitor
Buku informasi memperbaiki monitor
 
Ch22
Ch22Ch22
Ch22
 
Ch20
Ch20Ch20
Ch20
 
Ch19
Ch19Ch19
Ch19
 
Ch18
Ch18Ch18
Ch18
 
Ch17
Ch17Ch17
Ch17
 

Bab 7

  • 1. 7 RUANG VEKTOR 7.1 Ruang Vektor Real Definisi Misalkan V sebarang himpunan benda yang dua operasinya kita definisikan yaitu penjumlahan dan perkalian dengan skalar (bilangan riil). Penjumlahan tersebut kita pahami untuk mengasosiasikan sebuah aturan dengan setiap pasang benda u dan v dalam V, yang mengandung elemen u + v, yang kita namakan jumlah u dan v, dengan perkalian skalar kita artikan setiap benda u pada V yang mengandung elemen ku, yang dinamakan perkalian skalar u oleh k. Jika semua aksioma berikut dipenuhi oleh semua benda u, v, w pada V dan oleh semua skalar k dan l, maka kita namakan V sebuah ruang vektor dan benda – benda pada V kita namakan vektor : 1. Jika u dan v adalah benda – benda pada V kita namakan vektor. 2. u + v = v + u 3. u + (v + w) = (u + v) + w 4. Ada vektor 0 di V sehingga 0 + u = u + 0 = u untuk semua u di V 5. Untuk setiap u di V, terdapat –u sehingga u + (-u) = (-u) + u = 0 6. Jika k adalah sebarang skalar dan u adalah sebarang vektor di V, maka ku berada di V 7. k(u + v )= ku + kv 8. (k + l)u = ku + lu 9. k(lu) = l(ku) 10. 1u = u 7.2 Sub Ruang (Sub space) Definisi Sub himpunan W dari sebuah ruang vektor V disebut sub ruang (subspace) V jika W itu sendiri adalah ruang vektor di bawah penjumlahan dan perkalian skalar yang didefinisikan pada V. 7.3 Vektor yang Bebas Linier dan Tak Bebas Linier Definisi Himpunan m buah vektor (u1, u2, … um) disebut tak bebas linier (linearly dependent) bila terdapat skalar – skalar λ1, λ2, …, λm yang tidak semuanya nol sedemikian hingga (u1, u2, … um) Sebaliknya himpunan (u1, u2, … um) disebut bebas linier (linearly independent) jika λ1 u1 + λ2 u2 + …+ λm um = 0 hanya dipenuhi oleh λ1= λ2 = …= λm = 0.
  • 2. Catatan : 1. Jika m=1, maka : a. Bila u = 0 (vektor nol), akan tak bebas linier, karena λu = 0 λ0 = 0 terpenuhi juga untuk λ ≠ 0 b. Bila λ ≠ 0, akan bebas linier karena λu=0 hanya dipenuhi oleh λ =0 2. Jika dalam himpunan terdapat vektor 0, misalnya {u1, u2,…,0, … um) maka himpunan itu tak bebas linier, λ1 u1 + λ2 u2 + … + λi 0+ … + λm um = 0 dipenuhi juga oleh λI ≠ 0 3. Jika u dan v adalah 2 vektor yang berkelipatan, u = αv, maka mereka tak bebas linier. Sebab u = αv 1u - αv = 0, artinya terdapat λ ≠ 0 pada λ1 v + λ2 u = 0 7.4 Kombinasi Linier Definisi Suatu vektor v dikatakan kombinasi linier dari vektor – vektor (u1, u2, … um) bila terdapat skalar – skalar λ1, λ2, …, λm sedemikian hingga v = λ1 u1 + λ2 u2 + …+ λm um. Contoh 8.1 a = [2, 1, 2], b = [1, 0, 3], c = [3, 1, 5] Kita hendak menyatakan a sebagai kombinasi linier dari b dan c Kita hitung λ1, dan λ2 yang memenuhi [2, 1, 2] = λ1 [1, 0, 3] + λ2 [3, 1, 5] 2 = λ 1 + 3 λ2 1 = λ2 2 = 3 λ 1 + 5 λ2 Dengan substitusi, diperoleh λ1 = -1 dan λ2 = 1 Jadi penulisan yang diminta adalah a = -b + c 7.5 Arti Kombinasi Linier Secara Ilmu Ukur Kalau v kombinasi linier dari suatu vektor u, yaitu v = λu yang mana v adalah kelipatan dari u dengan garis pembawanya sama (atau sejajar), v dan u disebut kolinier (segaris). v kombinasi linier dari 2 vektor u1 dan u2, yaitu v = λ1u1 + λ2u2 maka v adalah diagonal jajaran genjang yang sisi – sisinya λ1u1 dan λ2u2 . u1 dan u2 disebut koplanar (sebidang). v kombinasi linier dari 3 vektor u1 , u2 dan u3, yang tidak sebidang, yaitu v = λ1u1 + λ2u2 + λ3u3 maka v adalah diagonal paralelepipedum yang sisi – sisinya λ1u1, λ2u2 dan λ3u3. Contoh 8.2 Tentukan apakah vektor merupakan kombinasi dari dua vektor berikut. a. Apakah vector w = (-12,20) merupakan kombinasi linear dari vector v1 = (-1,2) dan v2 = (4,-6)? b. Apakah vector w = (4,20) merupakan kombinasi linear dari vector v1 = (2,10) dan v2 = (-3,-15)? c. Apakah vector w = (1,-4) merupakan kombinasi linear dari vector v1 = (2,10) dan v2 = (-3,-15)?
  • 3. Penyelesaian: a. Pada masing-masing kasus ini kita akan membuat dan menyelesaikan persamaan berikut w = c v1 + c v2 Buat dalam dua bentuk persamaan berikut Solusi dari SPL tersebut adalah c1 = 4 dan c2 = -2. Oleh karena itu, w merupakan kombinasi linier dari v1 dan v2 dan kita dapat tuliskan w = 4v1 - 2 v2 b. Pada masing-masing kasus ini kita akan membuat dan menyelesaikan persamaan berikut w = c v1 + c v2 Buat dalam dua bentuk persamaan berikut Solusi dari SPL tersebut adalah t adalah bilangan real Berikut adalah beberapa kombinasi liniernya. c. Pada masing-masing kasus ini kita akan membuat dan menyelesaikan persamaan berikut w = c v1 + c v2 Buat dalam dua bentuk persamaan berikut Sistem tidak mempunyai solusi dan w bukan merupakan kombinasi linier dari v1 dan v2 7.6 Dimensi dan Basis Definisi Jika V adalah sebarang ruang vektor dan S = {v1, v2, …, vr} merupakan himpunan berhingga dari vektor – vektor pada S, maka S disebut basis untuk V jika : (i). S bebas linier S merentang V Definisi Dimensi sebuah ruang vektor V yang berdimensi berhingga didefinisikan sebagai banyaknya vektor pada basis untuk V.
  • 4. Contoh 8.3 Tentukan apakah masing-masing himpunan vector berikut adalah basis untuk R3? Jawab a. v1 = (1,-1,1), v2 = (0,1,2), dan v3 = (3,0,-1) b. v1 = (1,0,0), v2 = (0,1,0), dan v3 = (0,0,1) c. v1 = (1,1,0) dan v2 = (-1,0,0) d. v1 = (1,-1,1), v2 = (-1,2,-2), dan v3 = (-1,4,-4) Penyelesaian: a. v1 = (1,-1,1), v2 = (0,1,2), dan v3 = (3,0,-1) Kita buat persamaan berikut Dalam bentuk matriks Determinan dari matriks Det(A) = -10 det(A) ≠ 0 Dengan demikian vektor-vektor tersebut merupakan basis di R3 Contoh 8.2 Tentukan dimensi dari ruang vektor yang dibentuk oleh : a. p = [1, -2, 3, 1] dan q = [2, -4, 5, 2] b. b.u = [5, 7, 11, 4] dan v = [10, 14, 22, 8] Penyelesaian:
  • 5. a. Kedua vektor pembentuk tidak berkelipatan, jadi sistem pembentuk bebas linier. Berarti dimensi = 2 b. Kedua vektor berkelipatan. Vektor u maupun v ≠ 0, jadi keduanya merupakan sistem pembentuk yang bebas linier. Berarti dimensi = 1 Latihan 7 1. Tentukan dimensi dan basis dari ruang vektor yang dibentuk oleh : (i). a = [1, 1, 2], b= [1, 2, 5] , c = [5, 3, 4] (ii). p = [1, 2, 2], q = [2, 4, 4] , r = [1, 0, 1] (ii) u = [1, 0, 1], v = [3, 0, 3] , w = [2, 0, 2] 2. Apakah himpunan – himpunan vektor ini merupakan basis R-3 ? (i). [1, 1, 1] , [1, -2, 3] (ii). [1, 0, 0], [1, 1, 0], [1, 1, 1] (iii). [1, 1, 2], [1, 2, 5], [5, 3, 4] 3. Diketahui L dibentuk oleh p = [1, 3, 1], q= [2, 1, 0], dan r = [ 4, x-2, 2] Ditanya : (i) Nilai x supaya L berdimensi 2 (ii) Nilai y supaya vektor a = [3, 2-y, 4] ∈ L{p,q,r} (iii) Koordinat a di atas relative terhadap basis {p,q}
  • 6. Pustaka 1. Anton, H. Aljabar Linier Elementer, Edisi kedelapan, Jakarta: Erlangga, 2000 2. Dawkins, P. Linear Algebra. http://tutorial.math.lamar.edu/terms.aspx