Dokumen tersebut membahas tentang termoregulasi pada bayi baru lahir. Terdapat penjelasan mengenai suhu normal, hipotermia, hipertermia, mekanisme termoregulasi, tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia, serta pengendalian suhu bayi baru lahir di ruang bersalin dan selama perawatan inkubator.
2. Tujuan sesi ini adalah untuk
memperkenalkan pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi yang
diperlukan untuk penatalaksanaan
termoregulasi kepada peserta. Dokter perlu
memahami mekanisme pengaturan suhu
yang mempengaruhi tidak stabilnya suhu
tubuh selama periode neonatal, mampu
mengidentifikasi dini tanda-tanda hipotermia
dan hipertermia, serta menatalaksana
kondisi tersebut dengan benar.
Tujuan
3. Latar Belakang
Pengaturan suhu adalah keseimbangan
antara kehilangan panas dan produksi
panas. BBL berisiko terkena hipotermia atau
hipertermia karena mekanisme pengaturan
panas yang tidak sempurna terutama jika
mengalami stres.
4. Latar Belakang (lanj.)
Metode kehilangan panas mencakup
evaporasi, konduksi, radiasi dan koneksi.
Semua metode tersebut bisa menjadi
masalah di ruang bayi. Hipotermia atau
hipertermia bisa mengakibatkan
ketidakseimbangan metabolisme, gangguan
pertumbuhan, luka yang timbul karena
dingin, dan bahkan kematian.
5. Tujuan Pembelajaran
• 1. Mendefinisikan suhu normal,
hipotermia, hipertermia dan suhu
lingkungan yang netral serta menjelaskan
berbagai cara pengukuran suhu BBL.
• 2. Mengidentifikasi mekanisme
termoregulasi.
6. Tujuan Pembelajaran
• 3. Mendeteksi kondisi yang berkaitan dengan
hipotermia dan mengidentifikasi tanda dan
gejalanya.
• 4. Mendeteksi kondisi yang berkaitan dengan
hipertermia dan mengidentifikasi tanda dan
gejalanya.
• 5. Menentukan bagaimana mengendalikan
suhu BBL di ruang bersalin, saat masuk
untuk dirawat dan selama asuhan neonatal.
7. Termoregulasi
• Definisi
• Suhu BBL normal adalah 36,5 – 37,5 ºC.
• Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC.
• Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5 ºC.
• Suhu lingkungan yang netral (NTE):
Kondisi lingkungan dimana suhu tubuh
bisa normal dengan pengeluaran kalori
dan konsumsi oksigen yang minimal.
8. Penilaian Suhu
• Suhu aksila
• Risiko bagi BBL rendah, hygiene terjaga,
penilaiannya relatif mudah dilakukan.
• Letakkan termometer di tengah aksila dan
tempelkan tangan ke sisi badan BBL
selama kurang lebih 5 menit.
9. Penilaian Suhu (lanj.)
• Kulit di daerah ini tidak bereaksi terhadap
suhu rendah melalui vasokonstriksi.
Meskipun suhunya sedikit lebih rendah
daripada suhu tubuh yang sebenarnya,
tapi akan berubah sama dengan suhu
tubuh.
10. Penilaian Suhu (lanj.)
• Suhu rektum
• Merupakan prosedur invasif dan tidak
selalu bisa diandalkan.
11. Penilaian Suhu (lanj.)
• Suhu lingkungan
• Setiap ruangan harus mempunyai
termometer.
• Pertahankan suhu ruangan antara 24°C
dan 26°C.
12. Mekanisme Termoregulasi
• Termoregulasi adalah keseimbangan
antara kehilangan panas dan produksi
panas. Tujuan utamanya adalah
mengendalikan lingkungan BBL agar
terjaga suhunya sehingga bisa
meminimalkan pengeluaran energi.
13. Mekanisme Termoregulasi
(lanj.)
• Produksi panas
• Pada saat lahir suhu tubuh turun seketika
dan diikuti dengan stres dingin. Produksi
panas diakibatkan oleh pelepasan
norepinephrine yang menyebabkan
metabolisme simpanan lemak coklat dan
konsumsi oksigen dan glukosa.
14. Mekanisme Termoregulasi
(lanj.)
• NB: Karena BBL tidak menggigil, mereka
harus mengandalkan pada termogenesis
tanpa menggigil atau kimiawi untuk
memproduksi panas.
• Kehilangan panas
• Kehilangan panasnya sangat banyak
sehingga melebihi kemampuan BBL untuk
memproduksi panas dan menjaga
keseimbangan.
15. Metode kehilangan panas
• Evaporasi
• Kehilangan panas ke udara di dalam ruangan melalui
kulit atau selaput mukosa.
• Konduksi
• Terjadi jika BBL diletakkan pada permukaan yang dingin
dan padat.
• Radiasi
• Ketika panas berpindah dari BBL ke benda padat lainnya
tanpa melalui kontak langsung.
• Konveksi
• Kehilangan panas dari kulit BBL ke udara yang bergerak.
16. • Semua metode tersebut bisa menjadi
masalah di bagian bayi di rumah sakit. Jika
terlalu panas, BBL mungkin akan
mengumpulkan panas, terutama melalui
radiasi dan konveksi.
• NB: BBL sakit dan prematur tidak
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
suhu tubuhnya dengan cara meningkatkan
kecepatan metaboliknya dan simpanan
lemak coklat dan subkutannya lebih sedikit
daripada BBL yang cukup bulan.
17. Hipotermia
•Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC
•Faktor risiko yang berkaitan dengan
Hipotermia
•Lingkungan yang dingin
•Asuhan BBL yang tidak tepat segera
setelah lahir misalnya tidak cukup kering,
baju tidak memadai dan dipisahkan dari ibu.
18. Faktor risiko yang berkaitan
dengan Hipotermia (lanj.)
• Prosedur penghangatan tidak memadai
(sebelum dan selama perjalanan).
• BBL yang sakit dan stres.
19. Tanda Dan Gejala Hipotermia
• Pengukuran suhu BBL mungkin tidak bisa
mendeteksi perubahan dini terhadap stres
dingin karena BBL pada awalnya akan
menggunakan simpanan energinya untuk
mempertahankan suhu tubuhnya.
20. • Tanda-tanda awal Hipotermia
• Kaki teraba dingin.
• Kemampuan menghisap rendah atau tidak
bisa menyusu.
• Letargis dan merintih.
• Perubahan warna kulit karena pucat dan
cyanosis terhadap mottling perifer atau
plethora.
• Tachypnea dan tachycardia.
21. • Saat Hipotermia berlanjut, tanda-tanda
berikut juga berlanjut:
– Letargis
– Apnea dan bradycardia
– Risiko tinggi berlanjutnya hipoglikemia,
asidosis metabolik, gawat nafas dan faktor
pembekuan abnormal (DIC, perdarahan
intraventricular, perdarahan pulmonar).
22. Hipertermia
• Hipertermia: suhu tubuh di atas 37.5 ºC
• Faktor Risiko Yang Berkaitan Dengan
Hipertermia
– Suhu lingkungan
– Dehidrasi
– Perdarahan Intrakranial
– Infeksi
• NB: Inkubator harus dipantau ketat jika
terjadi suhu yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
23. Tanda Dan Gejala Hipertermia
• Kulit hangat dan terlihat kemerahan atau
merah muda pada awalnya dan kemudian
terlihat pucat.
• Berkeringat; tapi ketidakmampuan BBL
untuk mengeluarkan keringat mungkin
merupakan sebagian besar dari masalah.
24. • Pola yang mirip dengan hipotermia
mungkin terjadi jika masalah berlanjut:
meningkatnya kecepatan metabolik,
rewel, tachycardia dan tachypnea.
• Dehidrasi, perdarahan intrakranial, stroke
panas dan kematian.
25. Pengendalian Suhu Di Unit
Bayi Baru Lahir
• Di ruang bersalin
– Berikan lingkungan yang hangat yaitu yang
tidak ada aliran udara yang bertiup.
– Keringkan BBL segera.
– Kontak kulit ibu-bayi langsung bisa berfungsi
sebagai sumber panas. Selimuti ibu dengan
BBLnya sekaligus atau tutupi dengan kain.
26. • Di ruang bersalin (lanj.)
– Gunakan radiant warmer pada saat lahir
untuk semua BBL dari ibu yang mempunyai
faktor risiko atau menunjukkan tanda-tanda
stres intrapartum atau nilai Apgar rendah.
– Tutup kepala BBL, jika ada, untuk menutupi
bagian kepala.
27. • BBL tidak menggunakan pakaian kecuali popok
dan diletakkan tepat dibawah penghangat di
dalam radiant warmer.
• Pengukur suhu harus diletakkan rata di kulit BBL,
biasanya di bagian kanan perut.
• Suhu servo harus diatur di 36,5°C.
• Suhu harus diukur setiap 30 menit atau sesuai
instruksi dokter untuk menentukan bahwa suhu
BBL berada pada kisaran yang tepat.
Penggunaan Radiant Warmer
28. Selama Perawatan Inkubator
• Pastikan bahwa semua petugas yang
terlibat dalam perawatan ini mampu
menggunakan inkubator dengan benar,
memantau suhu BBL dan menyesuaikan
suhu inkubator untuk mempertahankan
suhu lingkugan yang netral (NTE).
• Inkubator memerlukan listrik yang tidak
terputus, petugas terlatih untuk
pemeliharaan dan perbaikan serta
ketersediaan suku cadang jika ada
perbaikan.
29. • Perhatikan lokasi inkubator di ruang bayi.
Inkubator harus jauh dari jendela yang tidak bisa
ditutup rapat. Suhu ruangan harus tepat dan
tiupan angin minimal.
• NB: Jika inkubator terkena sinar matahari
langsung atau lampu phototherapy digunakan,
pemantauan suhu BBL dan penyesuaian suhu
inkubator perlu sering dilakukan untuk
mencegah BBL terlalu panas.
30. • Jika BBL memerlukan perawatan
inkubator, penting untuk menganjurkan
orang tua bayi berkunjung dan memeluk
BBL sesering mungkin dan memanfaatkan
kontak kulit ibu-bayi agar suhunya stabil.
31. • Suhu BBL harus dipantau secara berkala, setiap
jam atau sesuai instruksi dokter untuk
mempertahankan suhu pada suhu 36,5 - 37°C.
• Lubang di inkubator harus digunakan sebisa
mungkin saat melakukan perawatan BBL, dan
tidak dengan membuka pintu inkubator yang
lebih besar.