1. ZAMAN BATU MUDA
(NEOLITHIKUM)
Ciri-ciri zaman batu muda:
- Peralatan sudah dihaluskan dan diberi tangkai.
- Alat yang digunakan antara lain kapak persegi dan lonjong.
- Pakaian terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang.
- Perhiasan terbuat dari kulit kerang, terrakota, dan batu.
- Tempat tinggal menetap (sedenter).
- Memiliki kemampuan bercocok tanam.
- Menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
Cara Hidup:
Cara hidup zaman neolithikum membawa perubahan-perubahan besar, karena pada zaman itu
manusiamulai hidupberkelompokkemudianmenetapdantinggal bersamadalamkampung.Berarti,
pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerjasama. Pembagian kerja
memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara penghidupan di dalam ikatan kerjasama
itu.
Dapat dikatakan pada zaman neolithikum itu terdapat dasar-dasar pertama untuk penghidupan
manusia sebagai manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang.
Jenis manusia pendukung
Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Sapiens dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras
Austromelanosoide (minoritas).
Peninggalan zaman neolithikum
1. Kapak Persegi
Misalnya : Beliung, pacul dan torah untuk mengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
Fungsi : sebagai cangkul / pacul dan sebagai alat pahat / alat untuk mengerjakan kayu
sebagaimana lazimnya pahat.
2. Kapak Bahu
Sama seperti kapakpersegi, hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya
ditemukan di Minahasa.
3. Kapak Lonjong
Banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa, dan Serawak.
Fungsi : sebagai cangkul / pacul.
4. Gerabah dari Tanah Liat
Ditemukandi pantai selatanPulauJawa(antaraYogyakarta-Pacitan),Kaliumpang (Sulawesi), dan
Melolo (Sumba).
Gerabah memegang peranan penting sebagai wadah atau tempat yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari.
2. 5. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
Jenis perhiasan ini banyak ditemukan di wilayah jawa terutama gelang-gelang dari batu indah
dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya.
Bahan utama : bahan dibor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan
pasir.
Selain gelang ditemukan juga alat-alat perhiasan lainnya seperti kalung yang dibuat dari batu
indah. Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.
6. Pakaian dari Kulit Kayu
Merekatelahmampumembuatpakaiannyadari kulitkayuyangsederhanayangtelahdiperhalus.
Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan. Pekerjaan tersebut
disertai pula berbagai larangan dan pantangan yang harus ditaati.
Contohnya, di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat
pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah
berpakaian.
7. Tembikar (periuk belanga)
Banyak ditemukan di bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya berupa
pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi banyak gambar.
Di Melolo dan Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang
manusia.
Religi (Kepercayaan)
Pada masa ini kepercayaan masyarakat semakin bertambah, bahkan masyarakat juga mempunyai
konsep tentang apa yang terjadi dengan seseorang yang telah meninggal yaitu penghormatan dan
pemujaan kepada roh nenek moyang sebagai suatu kepercayaan yang disebut dengan Animisme.
Dan ada pula kepercayaan bahwa benda-benda di sekitar kita memiliki jiwa atau kekuatan yang
disebut dengan Dinamisme.
Ekonomi
Dengan dikenalnya system bercocok tanam, maka ada banyak waktu yang terluang yaitu waktu
antara musim tanam hingga datangnya musim panen. Pada saat itulah mereka mulai
mengembangkanperekonomianmerekadenganmengenal systembarter,dimanaterjadipertukaran
barang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Sistem barter merupakan langkah awal bagi
munculnya sistem perdagangan / sistem ekonomi. Untuk memperlancar kegiatan, diperlukan
tempat khusus untuk bertemunya antara pedagang dan pembeli yang disebut dengan pasar.
Adat istiadat
Pada masa neolithikum budaya manusia telah maju dengan pesat. Berbagai macam pengetahuan
telah dikuasai, misalnya ilmu tentang perbintangan, pranatamangsa (menentukan musim
berdasarkan perbintangan), pelayaran, dan kalender.
Kesenian
Unsur kebudayaan neolithikum yang masih hidup hingga sekarang yaitu pertenunan dengan
menggunakan tenun gendong. Unsur-unsur lainnya antara lain gamelan dan wayang.
3. ZAMAN BATU MUDA
(NEOLITHIKUM)
Nama anggota kelompok:
Anneke Kevin Setiawan (01)
Avira Hajar Sawitri (02)
Dwita Novitasari (08)
Fanessa Fatimah Putri (10)
Kevin Meilina Agatha (14)
Purnama Dwi Indah S (24)
Shanaz Hanani T (27)
Uswatul Khusna (30)
KELAS X MIPA 6
SMA NEGERI 5 MALANG