Dokumen tersebut membahas tentang kondisi anak jalanan di Indonesia. Anak-anak jalanan hidup tanpa tempat tinggal yang layak dan harus bekerja untuk mendapatkan uang demi bertahan hidup. Mereka sering mengalami penyalahgunaan dan kondisi kerja yang berbahaya. Diperlukan bantuan pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup anak-anak jalanan.
2. Di dunia sempurna….
• Mereka seharusnya seperti anak-anak yang lain, bisa
tidur dengan pulas.
• Bisa beristirahat, bisa mengembangkan kemampuan
mereka, bisa belajar dengan pendidikan yang formal
• Bisa merasa aman dan dilindungi oleh orang dewasa.
• Bisa main-main dengan teman-teman sambil
mengalami masa kanak-kanak yang gembira, bebas
dari kesulitan.
• Mereka seharusnya mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan
hidup yang layak.
3. LATAR BELAKANG
• Menurut UNICEF sejuta tujuh ratus ribu anak hidup di jalan-
jalan di Indonesia.
• Jumlah anak jalanan makin lama makin meningkat
• Ini disebabkan oleh krisis ekonomi pada tahun 2008-2009
dimana jumlah anak jalanan di Indonesia berlipatganda
sebanyak tujuh kali.
• Ini juga disebabkan oleh arus urbanisasi. Penduduk desa mau
mengadu nasib di kota. Oleh karena itu ada kekurangan
fasilitas dan prasarana di kota ( pekerjaan, fasilias pendidikan
serta perumahan layak)
• Indonesia adalah negara yang masih berkembang, jadi
bantuan dari pemerintah tidak tersedia untuk orang miskin.
Kepadatan penduduk menimbulkan masalah sosial yang
memprihatinkan.
4. DEFINISI ANAK JALANAN
• Mereka tidak mempunyai tempat tinggal yang layak
• Mereka bekerja di jalanan
• “Anak Jalanan” adalah anak yang hidup tanpa tempat
tinggal di kota tanpa perawatan orang tua dan mereka
harus mencari nafkah sendiri di jalanan.
• Setiap hari adalah perjuangan hidup
• Kalau mereka masih tinggal dengan keluarganya, Banyak
yang merupakan satu-satunya pencari nafkah dalam
keluarga. ( contoh: Gempol di Langitku Rumahku)
• Mereka datang dari keluarga yang ekonominya sangat
lemah.
• Mereka berumur di bawah delapan belas tahun. Ada yang
Balita ( di bawah lima tahun)
5. TINGGAL DI MANA?
• Di gubuk-gubuk liar
• Di pinggir rel kereta api
• Di bawah jembatan, di kolong jembatan
• Di gang-gang
• Di tempat pembuangan sampah
• Di gubuk liar di kampung kumuh yang tidak
sah
• Di taman
• Di setasiun rel kereta api
6. LATAR BELAKANG KELUARGA
• Anak yatim- without father
• Anak piatu without mother
• Anak yatim piatu without father or mother
• Sebagian adalah anak yatim piatu, tetapi sebagian masih punya
ortu.
Alasannya:
• Orang tuanya miskin
• Harus bekerja di jalan untuk membantu mendukung keluarganya
• Orang tuanya tidak bisa bekerja karena sakit atau kecelakaan.
• Orang tuanya malas (pengganggur) -mengeksploitir anaknya
• Gajinya ortu terlalu kecil
• Ortu melahirkan terlalu banyak anak untuk didukung
• Anak-anak kadang-kadang dibuang atau ditinggalkan oleh ortu dan
menjadi sampah masyarakat
7. LATAR BELAKANG KELUARGA
Mengapa mereka lari dari rumah:
• menderita kekerasan fisik seperti dipukul
• mengalami kekerasan emosional
• disalahgunakan/dieksploitasi oleh orang tua
• orang tua tidak mampu menyediakan
makanan atau pakaian
• diajak oleh teman-teman atau saudara
8. Sifatnya penting untuk bertahan hidup
di jalan
• Pandai di jalan
• Keras
• Berani
• Tidak jujur
• Licik (slippery)
• Mandiri
• Jahat
• Kriminal
• Suka berbohong
• Harus berjuang untuk bertahan hidup.
9. Mengapa kehidupannya sulit?
• Mereka harus bekerja keras di jalan untuk menerima sedikit uang.
• Kalau mereka tidak mendapat uang, mereka kelaparan
• Mereka tidak dilindungi oleh siapapun.
• Mereka harus berjuang untuk bertahan hidup
• Mereka harus berjuang ketika seseorang ingin memerkosa mereka, dan mereka harus
melawan ketika polisi mencoba untuk menangkapnya
• Mereka didiskriminasi, dipukul atau ditendang oleh polisi
• Mereka juga harus mengalami penyalahgunaan dari orang-orang di sekitar: Waktu saya
tidur, orang-orang ingin melakukan hubungan seks dengan saya.
..dan saya tidak suka, tetapi kalau saya tidak melakukannya mereka akan memukul saya.”
(seorang anak laki-laki berumur 10 tahun)
• Beberapa anak harus mengalami ancaman diperkosa atau dipukul secara fisik
• Anak-anak jalanan bisa mendapat uang paling banyak 15 ribu Rupiah (2.3 USD)
• Dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan di sektor informil, mereka sering mendapat perlakuan
yang kasar dari preman. Kadang-kadang mereka harus menyerahkan uang yang didapat
mereka.
• Ada banyak orang jahat yang bekerja di jalan dan tinggal di jalan juga. Ada orang yang
kecanduan alkohol atau narkoba.
• Ada pengedar obat-obatan yang bekerja di jalan.
• Mereka tidak menerima perawatan medis, uang, atau tempat perlindungan
10. Bagaimana mereka disalahgunakan?
• Mereka disalahgunakan oleh siapa?
• Orang tuanya: Mungkin mereka tidak bisa bekerja karena penyakit atau
karena kecelakaan. Orang tuanya memaksa mereka turun ke jalan.
• Orang tua malas atau pengganggur. Karena mereka malas mereka
mengeksploitasi anaknya : Mereka terpaksa bekerja di jalan.
• Mereka sengaja dibuat cacat supaya orang yang melihat mereka merasa
kasihan dan memberikan lebih banyak uang. Mungkin kaki atau tangan
mereka dipotong sehingga mereka bisa bekerja sebagai pengemis.
• Mereka harus menyerahkan uang yang didapat mereka
• Uangnya diambil oleh ortu untuk biaya keluarga
• Kadang-kadang mereka disalahgunakan oleh orang kriminal
• Oleh orang yang lebih dewasa, atau oleh anak yang lebih besar.
• Juga ada tekanan dari preman untuk terlibat dalam aktivitas kriminal.
11. Situasi anak jalanan perempuan
• Seringkali mereka harus bekerja sebagai pelacur
• Mereka mengalami ancaman diperkosa atau
dipukul secara fisik
• Mereka menderita penyakit kelamin, sebenarnya
satu dalam tujuh anak jalanan menderita
penyakit seksual.
• Mereka mengandalkan pacar-pacar mereka untuk
mendapatkan uang dan perlindungan
• Mereka menderita kekerasan fisik, emosional
serta seksual
12. Pekerjaannya
• Peningkatan jumlah penduduk di kota jauh lebih pesat
dibandingkan peningkatan lapangan pekerjaan. Orang
miskin terpaksa menciptakan lapangan pekerjaan
sendiri. Ini yang dinamakan sektor informil.
Mengapa mereka bekerja di sektor informil:
• Tidak ada pilihan lain. Mungkin mereka belum ke
sekolah atau ke sekolah pada saat-saat tertentu saja.
Ini karena kekurangan uang untuk bisa membayar biaya
sekolah. Oleh karena itu mereka bertaraf pendidikan
yang rendah sekali.
• Karena kekurangan pendidikan mereka terpaksa
bekerja di sektor informil
13. Mengapa bekerja di sektor informil?
• Tidak perlu ketrampilan
• Tidak perlu modal
• Kebanyakan anak- anak jalanan buta huruf- tidak
bisa menghitung, menulis, atau membaca
ASPEK NEGATIF BEKERJA DI SEKTOR INFORMIL
Uang tidak terjamin
Penghasilan tergantung pada pemberi/ penerima
jasa
14. Mereka bekerja sebagai apa?
• Pengamen
• Penyemir sepatu
• Pemulung
• Kernet
• Pencuci kaca mobil, pengelap kaca mobil
• Pekerja seks/budak seks
• Pengemis
• Joki
• Pendorong lori
• Penjual asongan: surat kabar/permen/makanan kecil/peta Jakarta
• pelaku kriminal ( pencopet, pencuri, pengedar narkoba)
• 70% anak jalanan melakukan pekerjaan sebagai pengamen
15. HIBURAN
• Main kartu (berjudi)
• Minum alkohol (yang murah)
• Bergaul dengan anak jalanan lain
• Merokok
• Makan obat terlarang
• Kadang-kadang mereka menggunakan semua
uangnya untuk rokok/narkoba
• Main gitar
16. Rupanya
• Kalau mereka menerima cukup uang, mereka
membeli kaus dan celana jeans
• Mereka mengadopsi cara berpakaian dewasa dari
bintang film atau gambar majalah yang dilihat
• Simbol daun ganja populer dan simbol ini
ditampilkan di tatto. Rambutnya seringkali dicat
berwarna-warni
• Tatto merupakan simbol keras dan jantan
• Mereka nongkrong di jalan, menghisap ganja, main
gitar
17. Bagaimana di Australia?
• Di Australia anak-anak tidak boleh bekerja sampai mereka berumur
hampir limabelas.
• Pada waktu itu mereka bekerja sambilan saja.
Mengapa anak Australia memilih bekerja:
• Untuk mendapat lebih banyak pengalaman pekerjaan
• Untuk merasa lebih mandiri
• Untuk bisa menyimpan uang: uang digunakan untuk keperluan
pribadi saja. (untuk membeli barang mewah seperti pakaian, CD
atau untuk ke luar dengan teman-teman)
• Anak- anak yang bekerja di Australia sudah punya ketrampilan yang
memperbolehkan mereka bekerja sebagai pelayan di toko atau
pelayan di restoran.
• Ada peraturan untuk melindungi anak-anak.
18. Bagaimana di Indonesia?
• Anak- anak yang miskin bekerja kapan
saja, yaitu sebelum mereka berumur
limabelas. Mereka harus bekerja untuk
berjuang bertahan hidup.
• Anak- anak seharusnya tidak boleh
bekerja, tetapi peraturan di pabrik dan tempat
kerja lain tidak ditaati.
19. Cerita Gempol
• Tokoh utama Gempol adalah contoh pekerja anak. Dia
terpaksa bekerja sebagai pemulung sepanjang hari
walaupun dia mau bersekolah. Dia mengumpulkan
kertas bekas untuk dijual. Walaupun dia tinggal dengan
keluarganya, situasinya kurang bagus. Keluarganya
pindah dari desa ke kota untuk memperbaiki taraf
hidupnya. Sayang bapaknya tidak bisa bekerja karena
sakit. Akibatnya Gempol harus bekerja sebagai
pemulung untuk mendukung keluarganya yang terdiri
dari bapak, ibu dan adik laki-laki. Mereka tinggal di
gubuk liar di kampung kumuh. Ortu mencintai dia, akan
tetapi keadaannya gawat sekali.
20. Cerita Pendorong Lori
Kaum miskin membangun gubuk-gubuk liar di
sepanjang rel-rel mati di Jakarta
Rel mati ini memberikan kesempatan pekerjaan
baru bagi penduduk setempat
Anak-anak membuat lori-lori yang didorong
sepanjang rel untuk mengangkut penumpang
pulang.
21. Cerita Rasus
Rasus mengumpulkan puntung rokok di tumpukan sampah .
Dia seperti ayam mencari makanan
Walaupun orang pemulung bisa mendapat gaji yang besar, pekerjaannya
berbahaya sekali. Mereka bisa menjadi sakit atau bisa terluka oleh
barang-barang yang tajam yang tersembuny di tumpukan sampah
Anak pemulung dihina dan dianggap sampah masyarakat
Kalau pandai, penghasilannya bisa agak memuaskan
Pekerjaannya sulit sekali, harus membanting tulang di bawah panas mata
hari.
22. Situasi di Kampung kumuh
Di kampung kumuh
• Tidak ada sarana mandi, cuci, kakus. Untuk kencing atau berak
orang harus turun ke sungai.
• Di kampung kumuh tinggal ribuan orang miskin
• Rumahnya kecil sekali. Kamar makan, kamar duduk dan dapur
berada di luar
• Rumahnya terbuat dari karton atau dari benda-benda apa saja yang
bisa ditemukan.
• Kampung kumuh tidak sah, oleh karena itu dihancurkan oleh polisi
atau tentara setiap kali Jakarta dibersihkan.
• Kondisi gubuk-gubuk liar sangat memprihatinkan
• Penduduk tidak mendapatkan fasilitas yang cukup seperti listrik
atau air.
• Di sinilah tinggal pekerja anaknya dengan keluarganya
23. Bagaimana kita bisa membantu?
• Yang terpenting adalah untuk membawa anak-anak itu ke
dalam lingkungan yang baik dan berguna sehingga anak-
anak merasa nyaman dalam suatu tempat tinggal
Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu?
MENDUKUNG YAYASAN SEPERTI ..
• Kita mampu menyediakan mereka rumah-rumah kecil dan
sederhana
• Kita mampu memberikan mereka pendidikan
• Melalui sumbangan, kita mampu menyelamatkan jutaan
jiwa…
• Investasikanlah uangmu pada organisasi-organisasi amal
(charity) seperti Yayasan Peduli Anak atau Aulia
24. Bagaimana situasi bisa diperbaiki:
• Pemerintah Indonesia harus menyelenggarakan
program untuk membantu orang miskin
• Mereka harus diberi perumahan murah
• Lebih banyak anak harus disekolahkan
• Kehidupan ekonomi orang tua pekerja anak harus
diperbaiki supaya anaknya tidak harus bekerja.
• Taraf hidup di desa harus diperbaiki supaya
penduduk desa tidak perlu mengadu nasibnya di
kota. Mereka lebih senang terus tinggal di desa.
Proses urbanisasi harus diselesaikan/diperlambat
Contoh: Nasib Rasus dan Gempol lebih baik di desa.