SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
REKAYASA TERMINAL
Abdul Hamid
(1213019)
Nasri
(1213002)
Juleha
(1213019)
Latar Belakang
Sistem transportasi perkotaan yang dapat berfungsi
dengan baik merupakan salah satu faktor dalam
mewujudkan wilayah perkotaan yang efisien.
Perkembangan perkotaan yang sangat pesat yang
diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang sangat
pesat pula tentu akan menyebabkan berbagai
masalah dalam bidang transportasi yang harus segera
diatasi dan juga dapat menimbulkan tuntutan untuk
menambah kualitas dan kuantitas sistem transportasi.
Terminal bukan saja merupakan komponen
fungsional utama dari sistem, tetapi juga sering
merupakan prasarana dimana titik kemacetan
mungkin terjadi.
Untuk itu perlu adanya Konsep Dasar Perencanaan
Terminal
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Tujuan Penulisan
 Mengetahui dan memahami pengertian
terminal dan fungsi Terminal
 Mengetahui dan memahami Jenis-jenis
Terminal
 Mengetahui dan memahami Fasilitas
Terminal
 Mengetahui dan memahami Lokasi Terminal
 Di ajukan sebagai Materi Kuliah Rekayasa
Terminal
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Pengertian dan Fungsi TerminalR
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Terminal merupakan titik simpul dalam jaringan
transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan
umum.
Sebagai tempat pengendalian, pengawasan,
pengaturan, dan pengoperasian lalu lintas.
Sebagai prasarana angkutan yang merupakan
bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus
penumpang dan barang.
Sebagai unsur tata ruang yang mempunyai peranan
penting bagi efisiensi kehidupan kota.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Perhubungan Darat menjelaskan fungsi terminal
angkutan jalan dapat ditinjau dari 3 unsur :
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
• Bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu,
kenyamanan perpindahan dari satu moda angkutan ke moda
angkutan lainnya, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan
fasilitas parkir kendaraan.
• Bagi pemerintah, adalah untuk menata lalu lintas dan
angkutan (sebagai fungsi perencanaan dan manajemen lalu
lintas), serta menghindari kemacetan, sumber pemungutan
retribusi, dan sebagai pengendalian kendaraan umum.
•Bagi operator/pengusaha, adalah untuk pengaturan
operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat, dan informasi bagi
awak bus, dan sebagai fasilitas pangkalan.
Fungsi terminal secara umum adalah :
• Tempat memuat penumpang atau barang
ke atas kendaraan transfortasi atau
sebaliknya
• Tempat menampung penumpang dari
waktu tiba sampai waktu berangkat
• Kemungkinan penyimpanan dan
pengepakan barang yang akan diangkut
• Menyimpan kendaraan dan memelihara
serta menentukan tugas selanjutnya
• Tempat mengumpulkan data penumpang
serta barang dalam ukuran ekonomis
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Jenis- jenis Terminal
Berdasarkan jenis angkutan, maka terminal dapat
dibedakan atas :
1. Terminal Penumpang, yaitu prasarana transportasi
jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan
penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi, serta pengaturan kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum.
2. Terminal Barang, yaitu prasarana transportasi jalan
untuk keperluan membongkar dan memuat barang,
serta perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi barang.
Berdasarkan karakteristik dan fungsinya, menurut
Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995,
maka terminal dapat diuraikan sebagai berikut :
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
1. Terminal Penumpang Tipe A, Terminal tipe A
berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk
angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan
atau Antar Lintas Batas Negara, angkutan Antar
Kota Dalam Propinsi (AKDP), angkutan kota, dan
angkutan pedesaan
2. Terminal Penumpang Tipe B, Terminal tipe B
mempunyai fungsi melayani kendaraan umum
untuk angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP),
Angkutan Kota (AK) dan atau angkutan pedesaan
(ADES)
3. Terminal Penumpang Tipe C, Terminal tipe C
mempunyai fungsi melayani kendaraan umum
untuk angkutan pedesaan (ADES)
TERMINAL UDARA STASIUN KERETA
PELABUHAN LAUT TERMINAL BUS
Gambar Jenis-
jenis Terminal
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Sarana-sarana yang Berfungsi Sebagai Term
Moda
Transportasi
Utama
Sarana Fungsi Utama
Udara Pelabuhan udara Akses darat dan hubungan di udara
Lapangan Pelabuhan udara dengan sarana terbatas
Hanggar Reparasi dan perawatan
Helipath Sama seperti pelabuhan udara (khusus untuk
helicopter)
Basis untuk kapal
udara
Sama seperti pelabuhan udara
Mobil (dan
kendaraan jalan
lain)
Garasi parkir Penyimpanan kendaraan, akses dengan berjalan
kaki
Stasiun bahan bakar Reparasi kendaraan dan perawatan
Loket tol Pengumpulan karcis/biaya
Bus Stasiun bus Bus antar dan hubungan aksesnya
Pemberhentian bus Hubungan dengan akses berjalan kaki
Kereta api
penumpang
Stasiun kereta api Akses local dan hubungan rel; terkadang
termasuk moda-moda untuk antar (misal bus)
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Moda
Transportasi
Utama
Sarana Fungsi Utama
Kereta api barang Rumah muatan (freight
house)
Akses lokal
Team tracks Akses local (truk), areal terbuka
sebagai lawan dari bangunan biasa
Private Siding Dimuat atau dibongkar oleh pengirim
atau penerima muatan
Petak klasifikasi Hubungan kereta api angkutan
Bengkel, rip track, dsb Reparasi kendaraan dan service
Engine shed, round
house
Reparasi lokomotif dan service
Air Pelabuhan laut Akses darat (biasanya rel, truk
dan/atau rangkaian pipa) dan kadang-
kadang hubungan kapal
Dok atau pier Fasilitas bongkar muat satu kapal
Dok kering Reparasi dan service
Sarana-sarana yang Berfungsi Sebagai Term
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Faktor-faktor yang menentukan dalam pengelolaan logistik terminal
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Penentuan Lokasi Terminal
Lokasi terminal sangat ditentukan oleh konsep
pelayanan angkutan umum di suatu kota.
Berdasarkan studi DirJen Perhubungan Darat
tahun 1994 terdapat dua model yang menjadi
pertimbangan lokasi terminal:
1.Model Nearside Terminating
Model ini mengembangkan sejumlah terminal di tepi
kota. Angkutan antar kota berakhir di terminal-
terminal tepi kota, sedangkan pergerakan di dalam
kota dilayani dengan angkutan kota yang berasal
dan berakhir di terminal- terminal yang ada
Gambar 1. Nearside Terminating
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Kenapa Harus di Pinggir
Kota.....????
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
1. Di pinggir kota masih tersedia lahan yang cukup
luas.
Tersedianya lahan yang cukup luas ini akan
memberikan peluang yang lebih besar bagi usaha
pengembangan terminal.
2. Aktivitas di pinggiran kota tidak terlalu padat.
Dengan tingkat aktivitas yang rendah, diharapkan
pembangunan maupun pengembangan terminal
tidak akan terlalu banyak menggusur tempat
tinggal/tempat aktivitas penduduk.
3. Menghindari tumpang tindih perjalanan.
Dengan lokasi di pinggiran kota, berarti arus
regional tidak perlu masuk ke dalam kota karena
perjalanan ke dalam kota akan dilayani oleh
angkutan kota dari terminal tersebut ke seluruh
bagian kota. Dengan demikian, akan mengurangi
overlapping perjalanan dengan tujuan yang sama
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
2. Model Central Terminating
Model ini menguasai satu terminal terpadu di tengah
kota yang melayani semua jenis angkutan di kota
tersebut.
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Gambar 2. Central Terminating
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Mengacu pada konsep terminal, maka model
kedua (Model Central Terminating) lebih
menguntungkan dan disarankan untuk
dikembangkan di kota-kota baru (Sub Urban)
Hal ini dikarenakan :
• Aksesibilitas yang lebih baik
• Dekat dengan pusat aktivitas/kegiatan
• Mengurangi transfer/perpindahan
moda
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Persyaratan Lokasi Terminal Penumpang
Penentuan lokasi terminal penumpang harus memperhatikan
hal-hal berikut ini :
1. Rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian
dari rencana umum jaringan transportasi jalan
2. Rencana umum tata ruang
3. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal
4. Keterpaduan moda transportasi, baik intra maupun antar
moda
5. Kondisi topografi lokasi terminal
6. Kelestarian lingkungan.
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Menurut Keputusan Menteri Nomor 31 Tahun 1995
Perhubungan Tentang Terminal Transportasi Jalan
Beberapa Persyaratan Terminal Tipe A, adalah
a) Terletak dalam jaringan trayek Antar Kota Antar
Propinsi dan/atau angkutan lalu lintas batas negara
b) Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-
kurangnya kelas IIIA
c) Jarak antara dua terminal penumpang tipe A,
sekurang-kurangnya 20 Km di Pulau Jawa, 30 Km
di Pulau Sumatera, dan 50 Km di pulau lainnya
d) Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha
untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 3
Ha di pulau lainnya
e) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke
dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya
100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya,
dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Beberapa persyaratan terminal tipe B, adalah
a) Terletak di Kota atau Kabupaten dan dalam jaringan
trayek angkutan kota dalam provinsi
b) Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan
minimal III B
c) Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau
dengan terminal penumpang tipe A sekurang-
kurangnya 15 km di pulau Jawa, dan 30 km di pulau
lainnya
d) Luas lahan yang tersedia minimal 3 HA untuk terminal
di pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 HA untuk terminal
di pulau lainnya
e) Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke
dan dari terminal, sekurang-kurangnya berjarak 50 m
di pulau Jawa dan 30 m di pulau lainnya.
Beberapa persyaratan terminal tipe C, adalah
a) Terletak di wilayah Kabupaten dan dalam jaringan trayek
angkutan pedesaan
b) Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan
paling tinggi III A
c) Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan
d) Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari
terminal, sesuai kebutuhan untuk kelancaran arus lalu lintas
di sekitar terminal
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Terminal tipe A dan B disarankan ditempatkan di
pinggir kota dan di tepi jalan arteri/kolektor dengan
alasan:
1. Masih tersedia lahan yang relatif luas dan murah
2. Dengan lahan luas, penyediaan dan penataan
fasilitas akan lebih leluasa untuk dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan sehingga terminal dapat
berfungsi dengan efisien dan efektif.
3. Aktivitas di pinggir kota relatif tidak padat sehingga
gangguan lingkungan dan arus lalu-lintas di
sekitarnya dapat diminimalkan.
4. Arus kendaraan umum untuk akap dan akdp tidak
akan membebani jaringan jalan dalam kota yang
relatif sibuk.
5. Terminal dapat dicapai oleh kendaraan umum
dalam waktu yang relatif cepat karena melewati
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Sirkulasi Lalu-lintas Di TerminalR
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
 Jalan keluar masuk kendaraan harus lancar.
 Jalan keluar dan masuk calon penumpang harus
terpisah dengan jalan keluar masuk kendaraan.
 Kendaraan di dalam terminal harus dapat leluasa
bergerak tanpa hambatan yang tidak perlu.
 Sistem sirkulasi kendaraan di dalam terminal
ditentukan berdasarkan jumlah arah perjalanan dan
frekuensi perjalanan.
 Waktu yang diperlukan untuk turun/naik
penumpang.
 Sistem sirkulasi ini juga ditata dengan memisahkan
jalur bus dan angkutan kota.
Pembangunan terminal baru selain memperhatikan
lokasi juga perlu untuk memperhatikan masalah lalu
lintas yang akan meningkat akibat pembangunan
tersebut, Antara lain:
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Kriteria Perencanaan Terminal Penumpang
Kriteria perencanaan terminal penumpang adalah
1. Pembangunan terminal harus dilengkapi dengan : Rancang
bangun terminal, analisis dampak lalu lintas, dan analisis
mengenai dampak lingkungan
2. Dalam rancang bangun terminal penumpang harus
memperhatikan :
a. Fasilitas penumpang yang disyaratkan
b. Pembatasan yang jelas antara lingkungan kerja terminal dengan
lokasi peruntukan lainnya, misalnya : pertokoan, perkantoran,
sekolah, dan sebagainya
c. Pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di
dalam terminal
d. Pemisahan yang jelas antara jalur angkutan antar kota antar
provinsi, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota, dan
angkutan pedesaan
e. Manajemen lalu lintas di dalam terminal dan di daerah
pengawasan terminal.
3. Dalam perencanaan terminal harus diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a. Sirkulasi lalu lintas
b. Sistem sirkulasi kendaraan di dalam terminal harus
ditentukan
c. Fasilitas dalam terminal penumpang harus lengkap
d. Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus
memberikan kesan yang nyaman dan akrab.
e. Luas pelataran terminal harus ditentukan
berdasarkan kebutuhan pada jam puncak
f. Sistem parkir kendaraan di dalam terminal harus
ditata sedemikian rupa, sehingga tercipta rasa
aman, mudah dicapai, lancar dan tertib
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Untuk mengetahui jam puncak (peak hour) dari sebuah
terminal digunakan rumus :
Jumlah angkutan di dalam terminal = ( ΣA - ΣB) + ΣC
Dimana :
ΣA = Jumlah angkutan masuk ke dalam terminal
ΣB = Jumlah angkutan keluar dari terminal
ΣC = Jumlah angkutan di dalam terminal sblm pukul 06.00
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Fasilitas dalam Terminal Penumpang
 Fasilitas utama Terminal Penumpang, yaitu :
1. Jalur pemberangkatan kendaraan umum
2. Jalur kedatangan kendaraan umum
3. Tempat tunggu kendaraan umum
4. Tempat istirahat sementara kendaraan umum
5. Bangunan kantor terminal
6. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar
7. Menara pengawas
8. Loket penjualan karcis
9. Rambu-rambu dan papan informasi, yang memuat
petunjuk jurusan, tariff, dan jadual perjalanan
10. Pelataran parkir kendaraan pengantar dan taxi.
menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
 Fasilitas penunjang terminal terdiri dari :
1. Kamar kecil/toilet
2. Musholla
3. Kios/kantin
4. Ruang pengobatan
5. Ruang informasi dan pengaduan
6. Telepon umum
7 Tempat penitipan barang
8. Taman.
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
 Areal pemberangkatan, yaitu pelataran yang disediakan
bagi kendaraan angkutan penumpang umum untuk
menaikkan dan memulai perjalanan. Untuk penentuan luas
areal pelataran pemberangkatan dapat dihitung sebagai
berikut :
• Model parkir dengan posisi tegak lurus (90o), dengan
menggunakan rumus luas sebagai berikut :
A = 27 x (20,6 + [4 x (n – 1)])
• Model parkir dengan posisi miring (60o), dengan
menggunakan rumus luas sebagai berikut :
A = 22,6 x (25,6 + [4 x (n – 1)])
• Model parkir dengan posisi miring (45o), dengan
menggunakan rumus luas sebagai berikut :
A = 19,6 x (28 + [5 x (n – 1)])
dimana : n = jumlah jalur yang dibutuhkan
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
 Areal kedatangan, yaitu pelataran yang disediakan bagi
kendaraan angkutan penumpang umum untuk menurunkan
penumpang yang dapat pula merupakan akhir
perjalanan.Untuk menentukan kebutuhan luas areal
kedatangan ini dapat dihitung sebagai berikut :
• Model parkir dengan bus sejajar, maka dapat menggunakan
rumus luas sebagai berikut :
A = 7 x (20 x n)
• Model parkir dengan posisi bus 90o, rumus yang digunakan
adalah :
A = 9,5 x (18 x n)
• Model parkir dengan posisi bus 90o, 60o, dan 45o luas areal
dapat dihitung menggunakan rumus yang sama dengan areal
pemberangkatan.
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
 Areal menunggu bus, yaitu pelataran yang disediakan
bagi kendaraan angkutan penumpang umum untuk
beristirahat dan siap menuju jalur pemberangkatan.
Perhitungan luas areal yang dibutuhkan dapat menggunakan
pendekatan yang sama dengan pendekatan areal
pemberangkatan.
 Areal lintas, yaitu pelataran yang disediakan bagi
kendaraan angkutan penumpang umum yang akan langsung
melanjutkan perjalanan setelah menurunkan/menaikkan.
Luas areal yang dibutuhkan dapat dihitung dengan : A = 13 x
(5 x n).
 Areal tunggu penumpang, yaitu pelataran tempat
menunggu yang disediakan bagi orang yang akan melakukan
perjalanan dengan kendaraan angkutan penumpang umum.
Luas areal yang dibutuhkan dapat dihitung menggunakan
rumus berikut ini :
A = 1,2 x (0,75 x 70% x n x 50)
Gambar. Bentuk fasade area kedatangan
Sumber : Logi Tofani 1.04.06.015
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Sumber : Logi Tofani 1.04.06.015
Gambar. Bentuk fasade area keberangkatanR
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan
dinyatakan dengan jumlah arus minimum kendaraan per-satu
satuan waktu, sebagai berikut :
• Terminal tipe A : 50 – 100 kendaraan per-jam
• Terminal tipe B : 25 – 50 kendaraan per-jam
• Terminal tipe C : ≤ 25 kendaraan per-jam
Alternatif Standar Terminal Penumpang
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Daerah kewenangan terminal penumpang terdiri dari:
a. Daerah kerja terminal, merupakan daerah yang
diperuntukkan untuk fasilitas utama dan fasilitas
penunjang terminal.
b. Daerah pengawasan terminal, merupakan daerah di luar
daerah lingkungan kerja terminal yang diawasi oleh
petugas terminal untuk kelancaran arus lalu lintas di
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Kegunaan
Kebutuhan Luas (m2)
Tipe - A Tipe – B Tipe – C
A. Kendaraan
* Ruang parkir AKAP 1.120 - -
AKDP 540 540 -
AK 800 800 800
ADES 900 900 900
Pribadi 600 500 200
* Ruang servis 500 500 -
* Pompa Bensin 500 - -
* Sirkulasi kendaraan 3.960 2.740 1.100
* Bengkel 150 100 -
* Ruang istirahat 50 40 30
Persyaratan Teknis, Luas, dan Akses ke-Terminal
* Gudang 25 20 -
* Ruang parkir cadangan 1.980 1.370 550
B. Pemakai Jasa
* Ruang tunggu 2.625 2.250 480
* Sirkulasi orang 1.050 900 192
* Kamar mandi 72 60 40
* Kios 1.575 1.350 288
* Musholla 72 60 40
C. Operasional
* Ruang administrasi 78 59 39
* Ruang pengawas 23 23 16
* Loket 3 3 3
* Peron 4 4 3
Kegunaan
Kebutuhan Luas (m2)
Tipe - A Tipe – B Tipe – C
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Kegunaan
Kebutuhan Luas (m2)
Tipe - A Tipe – B Tipe – C
* Retribusi 6 6 6
* Ruang informasi 12 10 8
* Ruang P3K 45 30 15
* Ruang perkantoran 150 100 -
D. Ruang Luar
(Tidak Efektif)
6.653 4.890 1.554
1. Luas Total 23.494 17.255 5.463
2. Cadangan
Pengembangan
23.494 17.255 5.463
3. Kebutuhan Lahan 46.988 34.510 10.962
4. Kebutuhan Lahan
Untuk Design
4,7 Ha 3,5 Ha 1,1 Ha
Sumber : Hasil Analisis Studi Ditjendar
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Kriteria Pembangunan Terminal Barang
• Terminal harus dapat menjamin kelancaran arus
angkutan, baik barang maupun kendaraan
• Terminal hendaknya sesuai dengan Rencana Umum
Tata Ruang
• Lokasi terminal hendaknya dapat menjamin
penggunaan dan operasi kegiatan terminal yang efisien
dan efektif
• Lokasi terminal hendaknya tidak mengakibatkan
gangguan pada kelancaran arus kendaraan lain dan
keamanan lalu lintas kota serta lingkungan hidup
sekitarnya.
• Aksesibilitas. Adalah tingkat pencapaian kemudahan
yang dapat dinyatakan dengan jarak, waktu, atau
biaya angkutan
• Struktur wilayah. Dimaksudkan untuk mencapai efisiensi
dan efektifitas pelayanan terminal terhadap elemen-elemen
perkotaan yang mempunyai fungsi pelayanan primer dan
sekunder
• Lalu lintas. Terminal merupakan pembangkit lalu
lintas. Oleh karena itu, penentuan lokasi terminal harus
tidak lebih menimbulkan dampak lalu lintas tetapi
justru harus dapat mengurangi dampak lalu lintas
• Biaya. Penentuan lokasi terminal perlu memperhatikan
biaya yang dikeluarkan oleh pemakai jasa. Oleh sebab itu,
faktor biaya ini harus dipertimbangkan agar penggunaan
kendaraan umum khususnya angkutan barang dapat
diselenggarakan secara cepat, aman, dan murah.
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Penentuan Lokasi Terminal Barang
Penentuan lokasi terminal barang dilakukan dengan
mempertimbangkan rencana umum simpul jaringan
transportasi jalan yang merupakan bagian dari jaringan
transportasi jalan. Lokasi dan letak terminal angkutan barang
ditentukan dengan mempertimbangkan :
• Rencana umum jaringan transportasi jalan
• Jaringan lintas dan kelas jalan
• Rencana umum tata ruang
• Analisis dampak lalu lintas
• Kepadatan lalu lintas tidak melebihi kapasitas jalan
• Keterpaduan moda transportasi, baik intra maupun antar
moda
• Analisis mengenai dampak lingkungan
• Luas terminal barang minimal 3 HA untuk pulau Jawa dan 2
HA untuk pulau lainnya.
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Kriteria Perencanaan Terminal Barang
Untuk perencanaan terminal barang harus
mempertimbangkan kriteria berikut ini :
1.Sirkulasi lalu lintas
2.Tempat pemungutan retribusi terminal harus tidak
menimbulkan kemacetan atau menghalangi sirkulasi
lalu lintas
3.Saat menurunkan atau menaikkan barang dan parkir
kendaraan barang harus tidak mengganggu kelancaran
sirkulasi kendaraan barang itu sendiri
4.Luas bangunan ditentukan menurut kebutuhan pada
jam puncak berdasarkan kegiatan sirkulasi barang
5.Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus
memberikan kesan yang nyaman dan aman
6.Pelataran terminal
7.Luas pelataran terminal
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Fasilitas yang diperlukan dalam terminal barang, adalah :
 Fasilitas Utama :
1. Bangunan kantor terminal
2. Tempat bongkar muat barang
3. Tempat penampungan barang
4. Tempat istirahat awak kendaraan
5. Tempat parkir kendaraan
6. Rambu-rambu dan papan informasi
7. Fasilitas/peralatan bongkar muat barang
Fasilitas Dalam Terminal Barang
 Fasilitas Penunjang :
1. Kamar kecil/toilet
2. Musholla
3. Kios/kantin
4. Ruang pengobatan
5. Ruang informasi
6. Telepon umum
7. Taman.
menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun
1995 Lokasi terminal penumpang ditetapkan oleh:
1. Direktur Jenderal setelah mendengar pendapat Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I dan Kepala Kantor Wilayah
Departemen Perhubungan setempat, untuk terminal
penumpang tipe A.
2. Gubernur setelah mendengar pendapat Kepala Kantor
Wilayah Departemen Perhubungan setempat dan
mendapat persetujuan Direktur Jenderal, untuk terminal
penumpang tipe B.
3. Bupati setelah mendengar pendapat Kepala Kantor
Wilayah Departemen Perhubungan setempat dan
mendapat persetujuan dari Gubernur Kepala daerah
Tingkat I, untuk terminal penumpang tipe C.
Pengesahan Lokasi Termina
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Gambar. Persfektif Zona Kawasan rencana terminal
Sumber : Logi Tofani 1.04.06.015
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Berdasarkan landasan teori yang di dapat, Penulis
menyimpulkan bahwa Konsep Dasar Perencanaan Terminal
mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan No. 31
tahun 1995
SARAN
Adapun saran atau masukan dari penulis untuk
Konsep Dasar Perencanaan Terminal adalah Perencanaan
terminal harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku, dan terbarukan.
R
E
K
A
Y
A
S
A
T
E
R
M
I
N
A
L
Kuliah 12 RLL. (2014). Satuan Acara Perkuliahan ( Sap ).
206-217
Km31tahun1995. (2014). Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 31 tahun 1995. 1-18
DAFTAR PUSTAKA
Akademi Lalu Lintas Angkutan Jalan, 1998 ” Modul
Karakteristik Operasional Terminal ”.
Tamin, Z. Ofyar, 1997. ”Perencanaan dan Pemodelan
Transportasi”. Institut Teknologi Bandung.
Morlok, EK, 1995. ”Pengantar Teknik & Perencanaan
Transportasi”. Erlangga.
Any questions, please...??
Sekian presentase dari
kelompok 2
.....Terima Kasih.....

More Related Content

What's hot

Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanArtdian Hudaya
 
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaana_agung_kartika
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekNurul Angreliany
 
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptxALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptxFakhriWahidSanjaya
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
 
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataPawanto Atmajaya
 
latihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasilatihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasiAyu Fatimah Zahra
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasiWSKT
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalanindra aprian
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
Kelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiKelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiMuhammad Dakka
 

What's hot (20)

Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyek
 
Jenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhanJenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhan
 
Persimpangan
PersimpanganPersimpangan
Persimpangan
 
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptxALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
 
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rata
 
Kriteria pelabuhan pp 61 & km 53
Kriteria pelabuhan pp 61 & km 53Kriteria pelabuhan pp 61 & km 53
Kriteria pelabuhan pp 61 & km 53
 
latihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasilatihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasi
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Kelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiKelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasi
 

Viewers also liked

Rest Stop Area KM 88 Tol Cipularang
Rest Stop Area KM 88 Tol CipularangRest Stop Area KM 88 Tol Cipularang
Rest Stop Area KM 88 Tol CipularangArief Budiman
 
Bahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminalBahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminalElangga Sofwan
 
Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol
Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas TolPedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol
Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas TolYuselin Lesmanasari
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070ayunitamulyana
 
Bab 2 perangkat uji pada telekomunikasi
Bab 2 perangkat uji pada telekomunikasiBab 2 perangkat uji pada telekomunikasi
Bab 2 perangkat uji pada telekomunikasiEKO SUPRIYADI
 
Tugas bu ira gabungaan
Tugas bu ira gabungaanTugas bu ira gabungaan
Tugas bu ira gabungaanElangga Sofwan
 
Komunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalKomunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalCahya
 
Sistem Komunikasi Data - protokol
Sistem Komunikasi Data - protokolSistem Komunikasi Data - protokol
Sistem Komunikasi Data - protokolPT. TELKOM AKSES
 
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangEfektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangAbida Muttaqiena
 
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBProsiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBAbida Muttaqiena
 
studi kelayakan Prasarana
studi kelayakan Prasaranastudi kelayakan Prasarana
studi kelayakan PrasaranaLukman Hakim
 
8.proposal dan laporan
8.proposal dan laporan8.proposal dan laporan
8.proposal dan laporanroisah453
 
Perbankan Syariah Compact Edition
Perbankan Syariah Compact EditionPerbankan Syariah Compact Edition
Perbankan Syariah Compact EditionAbida Muttaqiena
 
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJAL
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJALASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJAL
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJALpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang AjalAsuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajalpjj_kemenkes
 
Pengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana TransportasiPengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana TransportasiLukman Hakim
 
Pengertian komunikasi data
Pengertian komunikasi dataPengertian komunikasi data
Pengertian komunikasi dataAnindia Septa
 

Viewers also liked (20)

Terminal
TerminalTerminal
Terminal
 
Rest Stop Area KM 88 Tol Cipularang
Rest Stop Area KM 88 Tol CipularangRest Stop Area KM 88 Tol Cipularang
Rest Stop Area KM 88 Tol Cipularang
 
Bahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminalBahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminal
 
Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol
Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas TolPedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol
Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070
 
Terminal
TerminalTerminal
Terminal
 
Bab 2 perangkat uji pada telekomunikasi
Bab 2 perangkat uji pada telekomunikasiBab 2 perangkat uji pada telekomunikasi
Bab 2 perangkat uji pada telekomunikasi
 
Tugas bu ira gabungaan
Tugas bu ira gabungaanTugas bu ira gabungaan
Tugas bu ira gabungaan
 
Komunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalKomunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminal
 
PA 6
PA 6PA 6
PA 6
 
Sistem Komunikasi Data - protokol
Sistem Komunikasi Data - protokolSistem Komunikasi Data - protokol
Sistem Komunikasi Data - protokol
 
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangEfektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
 
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBProsiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
 
studi kelayakan Prasarana
studi kelayakan Prasaranastudi kelayakan Prasarana
studi kelayakan Prasarana
 
8.proposal dan laporan
8.proposal dan laporan8.proposal dan laporan
8.proposal dan laporan
 
Perbankan Syariah Compact Edition
Perbankan Syariah Compact EditionPerbankan Syariah Compact Edition
Perbankan Syariah Compact Edition
 
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJAL
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJALASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJAL
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJAL
 
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang AjalAsuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal
 
Pengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana TransportasiPengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
Pengantar Perencanaan Prasarana Transportasi
 
Pengertian komunikasi data
Pengertian komunikasi dataPengertian komunikasi data
Pengertian komunikasi data
 

Similar to Konsep dasar perencanaan terminal

PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptxPERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptxZainul Akmal
 
Bab iv sistem transportasi darat
Bab iv   sistem transportasi daratBab iv   sistem transportasi darat
Bab iv sistem transportasi daratDianIndaSari
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanAli Asnan
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokAyu Fatimah Zahra
 
Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2Mas Goen
 
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight TransportationLN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight TransportationBinus Online Learning
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxIlaFebriyani
 
Teknik evaluasi perencanaan (terminal pernumpang makassar)
Teknik evaluasi perencanaan (terminal pernumpang makassar)Teknik evaluasi perencanaan (terminal pernumpang makassar)
Teknik evaluasi perencanaan (terminal pernumpang makassar)Ghaziyah Ghandy
 
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Lampung University
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxelisabeth357711
 
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3   karakteristik lalu lintasLalin kel 3   karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintasBlue Falcon
 
PENGANTAR antrian halim.pptx
PENGANTAR antrian halim.pptxPENGANTAR antrian halim.pptx
PENGANTAR antrian halim.pptxdarmadi ir,mm
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanPPGHybrid1
 
Skdirjen687tahun2002
Skdirjen687tahun2002Skdirjen687tahun2002
Skdirjen687tahun2002tedy2629
 

Similar to Konsep dasar perencanaan terminal (20)

PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptxPERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
 
Bab iv sistem transportasi darat
Bab iv   sistem transportasi daratBab iv   sistem transportasi darat
Bab iv sistem transportasi darat
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
 
Tugas Sistem Transportasi
Tugas Sistem TransportasiTugas Sistem Transportasi
Tugas Sistem Transportasi
 
Sistem transportasi ppt
Sistem transportasi pptSistem transportasi ppt
Sistem transportasi ppt
 
studi kasus transp. darat
studi kasus transp. daratstudi kasus transp. darat
studi kasus transp. darat
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
 
Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2
 
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight TransportationLN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
 
Teknik evaluasi perencanaan (terminal pernumpang makassar)
Teknik evaluasi perencanaan (terminal pernumpang makassar)Teknik evaluasi perencanaan (terminal pernumpang makassar)
Teknik evaluasi perencanaan (terminal pernumpang makassar)
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
 
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3   karakteristik lalu lintasLalin kel 3   karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintas
 
Km14tahun2006
Km14tahun2006Km14tahun2006
Km14tahun2006
 
PENGANTAR antrian halim.pptx
PENGANTAR antrian halim.pptxPENGANTAR antrian halim.pptx
PENGANTAR antrian halim.pptx
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
 
Fstpt7 kanalisasi
Fstpt7 kanalisasiFstpt7 kanalisasi
Fstpt7 kanalisasi
 
Skdirjen687tahun2002
Skdirjen687tahun2002Skdirjen687tahun2002
Skdirjen687tahun2002
 

More from Juleha Usmad

Tugas besar terminal
Tugas besar terminalTugas besar terminal
Tugas besar terminalJuleha Usmad
 
Rekayasa Drainase
Rekayasa Drainase Rekayasa Drainase
Rekayasa Drainase Juleha Usmad
 
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)Juleha Usmad
 
Dimensi kolom dan balok
Dimensi kolom dan balokDimensi kolom dan balok
Dimensi kolom dan balokJuleha Usmad
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknikJuleha Usmad
 
Data pengukuran theodolite 2
Data pengukuran theodolite 2Data pengukuran theodolite 2
Data pengukuran theodolite 2Juleha Usmad
 
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraianMenganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraianJuleha Usmad
 
Tugas rekayasa lingkungan
Tugas rekayasa lingkunganTugas rekayasa lingkungan
Tugas rekayasa lingkunganJuleha Usmad
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposJuleha Usmad
 

More from Juleha Usmad (15)

Tugas besar terminal
Tugas besar terminalTugas besar terminal
Tugas besar terminal
 
Rekayasa rawa
Rekayasa rawa Rekayasa rawa
Rekayasa rawa
 
Rekayasa Drainase
Rekayasa Drainase Rekayasa Drainase
Rekayasa Drainase
 
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
 
Dimensi kolom dan balok
Dimensi kolom dan balokDimensi kolom dan balok
Dimensi kolom dan balok
 
Rumus tb mektek 1
Rumus tb mektek 1Rumus tb mektek 1
Rumus tb mektek 1
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknik
 
Bahasa Inggris
Bahasa InggrisBahasa Inggris
Bahasa Inggris
 
Kimia teknik
Kimia teknikKimia teknik
Kimia teknik
 
Data pengukuran theodolite 2
Data pengukuran theodolite 2Data pengukuran theodolite 2
Data pengukuran theodolite 2
 
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraianMenganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
 
Tugas rekayasa lingkungan
Tugas rekayasa lingkunganTugas rekayasa lingkungan
Tugas rekayasa lingkungan
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi kompos
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
 
Juleha
JulehaJuleha
Juleha
 

Recently uploaded

QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataDAVIDSTEVENSONSIMBOL
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 

Recently uploaded (14)

QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 

Konsep dasar perencanaan terminal

  • 3. Latar Belakang Sistem transportasi perkotaan yang dapat berfungsi dengan baik merupakan salah satu faktor dalam mewujudkan wilayah perkotaan yang efisien. Perkembangan perkotaan yang sangat pesat yang diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat pula tentu akan menyebabkan berbagai masalah dalam bidang transportasi yang harus segera diatasi dan juga dapat menimbulkan tuntutan untuk menambah kualitas dan kuantitas sistem transportasi. Terminal bukan saja merupakan komponen fungsional utama dari sistem, tetapi juga sering merupakan prasarana dimana titik kemacetan mungkin terjadi. Untuk itu perlu adanya Konsep Dasar Perencanaan Terminal R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 4. Tujuan Penulisan  Mengetahui dan memahami pengertian terminal dan fungsi Terminal  Mengetahui dan memahami Jenis-jenis Terminal  Mengetahui dan memahami Fasilitas Terminal  Mengetahui dan memahami Lokasi Terminal  Di ajukan sebagai Materi Kuliah Rekayasa Terminal R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 5. Pengertian dan Fungsi TerminalR E K A Y A S A T E R M I N A L Terminal merupakan titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. Sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan pengoperasian lalu lintas. Sebagai prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang. Sebagai unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan kota.
  • 6. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Perhubungan Darat menjelaskan fungsi terminal angkutan jalan dapat ditinjau dari 3 unsur : R E K A Y A S A T E R M I N A L • Bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda angkutan ke moda angkutan lainnya, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan. • Bagi pemerintah, adalah untuk menata lalu lintas dan angkutan (sebagai fungsi perencanaan dan manajemen lalu lintas), serta menghindari kemacetan, sumber pemungutan retribusi, dan sebagai pengendalian kendaraan umum. •Bagi operator/pengusaha, adalah untuk pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat, dan informasi bagi awak bus, dan sebagai fasilitas pangkalan.
  • 7. Fungsi terminal secara umum adalah : • Tempat memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transfortasi atau sebaliknya • Tempat menampung penumpang dari waktu tiba sampai waktu berangkat • Kemungkinan penyimpanan dan pengepakan barang yang akan diangkut • Menyimpan kendaraan dan memelihara serta menentukan tugas selanjutnya • Tempat mengumpulkan data penumpang serta barang dalam ukuran ekonomis R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 8. R E K A Y A S A T E R M I N A L Jenis- jenis Terminal Berdasarkan jenis angkutan, maka terminal dapat dibedakan atas : 1. Terminal Penumpang, yaitu prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi, serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. 2. Terminal Barang, yaitu prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang, serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi barang.
  • 9. Berdasarkan karakteristik dan fungsinya, menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995, maka terminal dapat diuraikan sebagai berikut : R E K A Y A S A T E R M I N A L 1. Terminal Penumpang Tipe A, Terminal tipe A berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan atau Antar Lintas Batas Negara, angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), angkutan kota, dan angkutan pedesaan 2. Terminal Penumpang Tipe B, Terminal tipe B mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota (AK) dan atau angkutan pedesaan (ADES) 3. Terminal Penumpang Tipe C, Terminal tipe C mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan (ADES)
  • 10. TERMINAL UDARA STASIUN KERETA PELABUHAN LAUT TERMINAL BUS Gambar Jenis- jenis Terminal R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 11. R E K A Y A S A T E R M I N A L Sarana-sarana yang Berfungsi Sebagai Term Moda Transportasi Utama Sarana Fungsi Utama Udara Pelabuhan udara Akses darat dan hubungan di udara Lapangan Pelabuhan udara dengan sarana terbatas Hanggar Reparasi dan perawatan Helipath Sama seperti pelabuhan udara (khusus untuk helicopter) Basis untuk kapal udara Sama seperti pelabuhan udara Mobil (dan kendaraan jalan lain) Garasi parkir Penyimpanan kendaraan, akses dengan berjalan kaki Stasiun bahan bakar Reparasi kendaraan dan perawatan Loket tol Pengumpulan karcis/biaya Bus Stasiun bus Bus antar dan hubungan aksesnya Pemberhentian bus Hubungan dengan akses berjalan kaki Kereta api penumpang Stasiun kereta api Akses local dan hubungan rel; terkadang termasuk moda-moda untuk antar (misal bus)
  • 12. R E K A Y A S A T E R M I N A L Moda Transportasi Utama Sarana Fungsi Utama Kereta api barang Rumah muatan (freight house) Akses lokal Team tracks Akses local (truk), areal terbuka sebagai lawan dari bangunan biasa Private Siding Dimuat atau dibongkar oleh pengirim atau penerima muatan Petak klasifikasi Hubungan kereta api angkutan Bengkel, rip track, dsb Reparasi kendaraan dan service Engine shed, round house Reparasi lokomotif dan service Air Pelabuhan laut Akses darat (biasanya rel, truk dan/atau rangkaian pipa) dan kadang- kadang hubungan kapal Dok atau pier Fasilitas bongkar muat satu kapal Dok kering Reparasi dan service Sarana-sarana yang Berfungsi Sebagai Term
  • 14. R E K A Y A S A T E R M I N A L Penentuan Lokasi Terminal Lokasi terminal sangat ditentukan oleh konsep pelayanan angkutan umum di suatu kota. Berdasarkan studi DirJen Perhubungan Darat tahun 1994 terdapat dua model yang menjadi pertimbangan lokasi terminal: 1.Model Nearside Terminating Model ini mengembangkan sejumlah terminal di tepi kota. Angkutan antar kota berakhir di terminal- terminal tepi kota, sedangkan pergerakan di dalam kota dilayani dengan angkutan kota yang berasal dan berakhir di terminal- terminal yang ada
  • 15. Gambar 1. Nearside Terminating R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 16. Kenapa Harus di Pinggir Kota.....???? R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 17. 1. Di pinggir kota masih tersedia lahan yang cukup luas. Tersedianya lahan yang cukup luas ini akan memberikan peluang yang lebih besar bagi usaha pengembangan terminal. 2. Aktivitas di pinggiran kota tidak terlalu padat. Dengan tingkat aktivitas yang rendah, diharapkan pembangunan maupun pengembangan terminal tidak akan terlalu banyak menggusur tempat tinggal/tempat aktivitas penduduk. 3. Menghindari tumpang tindih perjalanan. Dengan lokasi di pinggiran kota, berarti arus regional tidak perlu masuk ke dalam kota karena perjalanan ke dalam kota akan dilayani oleh angkutan kota dari terminal tersebut ke seluruh bagian kota. Dengan demikian, akan mengurangi overlapping perjalanan dengan tujuan yang sama R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 18. 2. Model Central Terminating Model ini menguasai satu terminal terpadu di tengah kota yang melayani semua jenis angkutan di kota tersebut. R E K A Y A S A T E R M I N A L Gambar 2. Central Terminating
  • 19. R E K A Y A S A T E R M I N A L Mengacu pada konsep terminal, maka model kedua (Model Central Terminating) lebih menguntungkan dan disarankan untuk dikembangkan di kota-kota baru (Sub Urban) Hal ini dikarenakan : • Aksesibilitas yang lebih baik • Dekat dengan pusat aktivitas/kegiatan • Mengurangi transfer/perpindahan moda
  • 20. R E K A Y A S A T E R M I N A L Persyaratan Lokasi Terminal Penumpang Penentuan lokasi terminal penumpang harus memperhatikan hal-hal berikut ini : 1. Rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum jaringan transportasi jalan 2. Rencana umum tata ruang 3. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal 4. Keterpaduan moda transportasi, baik intra maupun antar moda 5. Kondisi topografi lokasi terminal 6. Kelestarian lingkungan.
  • 21. R E K A Y A S A T E R M I N A L Menurut Keputusan Menteri Nomor 31 Tahun 1995 Perhubungan Tentang Terminal Transportasi Jalan Beberapa Persyaratan Terminal Tipe A, adalah a) Terletak dalam jaringan trayek Antar Kota Antar Propinsi dan/atau angkutan lalu lintas batas negara b) Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang- kurangnya kelas IIIA c) Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 20 Km di Pulau Jawa, 30 Km di Pulau Sumatera, dan 50 Km di pulau lainnya d) Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 3 Ha di pulau lainnya e) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk
  • 22. R E K A Y A S A T E R M I N A L Beberapa persyaratan terminal tipe B, adalah a) Terletak di Kota atau Kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan kota dalam provinsi b) Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan minimal III B c) Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal penumpang tipe A sekurang- kurangnya 15 km di pulau Jawa, dan 30 km di pulau lainnya d) Luas lahan yang tersedia minimal 3 HA untuk terminal di pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 HA untuk terminal di pulau lainnya e) Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sekurang-kurangnya berjarak 50 m di pulau Jawa dan 30 m di pulau lainnya.
  • 23. Beberapa persyaratan terminal tipe C, adalah a) Terletak di wilayah Kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan pedesaan b) Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi III A c) Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan d) Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sesuai kebutuhan untuk kelancaran arus lalu lintas di sekitar terminal R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 24. Terminal tipe A dan B disarankan ditempatkan di pinggir kota dan di tepi jalan arteri/kolektor dengan alasan: 1. Masih tersedia lahan yang relatif luas dan murah 2. Dengan lahan luas, penyediaan dan penataan fasilitas akan lebih leluasa untuk dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sehingga terminal dapat berfungsi dengan efisien dan efektif. 3. Aktivitas di pinggir kota relatif tidak padat sehingga gangguan lingkungan dan arus lalu-lintas di sekitarnya dapat diminimalkan. 4. Arus kendaraan umum untuk akap dan akdp tidak akan membebani jaringan jalan dalam kota yang relatif sibuk. 5. Terminal dapat dicapai oleh kendaraan umum dalam waktu yang relatif cepat karena melewati R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 25. Sirkulasi Lalu-lintas Di TerminalR E K A Y A S A T E R M I N A L  Jalan keluar masuk kendaraan harus lancar.  Jalan keluar dan masuk calon penumpang harus terpisah dengan jalan keluar masuk kendaraan.  Kendaraan di dalam terminal harus dapat leluasa bergerak tanpa hambatan yang tidak perlu.  Sistem sirkulasi kendaraan di dalam terminal ditentukan berdasarkan jumlah arah perjalanan dan frekuensi perjalanan.  Waktu yang diperlukan untuk turun/naik penumpang.  Sistem sirkulasi ini juga ditata dengan memisahkan jalur bus dan angkutan kota. Pembangunan terminal baru selain memperhatikan lokasi juga perlu untuk memperhatikan masalah lalu lintas yang akan meningkat akibat pembangunan tersebut, Antara lain:
  • 26. R E K A Y A S A T E R M I N A L Kriteria Perencanaan Terminal Penumpang Kriteria perencanaan terminal penumpang adalah 1. Pembangunan terminal harus dilengkapi dengan : Rancang bangun terminal, analisis dampak lalu lintas, dan analisis mengenai dampak lingkungan 2. Dalam rancang bangun terminal penumpang harus memperhatikan : a. Fasilitas penumpang yang disyaratkan b. Pembatasan yang jelas antara lingkungan kerja terminal dengan lokasi peruntukan lainnya, misalnya : pertokoan, perkantoran, sekolah, dan sebagainya c. Pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di dalam terminal d. Pemisahan yang jelas antara jalur angkutan antar kota antar provinsi, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan e. Manajemen lalu lintas di dalam terminal dan di daerah pengawasan terminal.
  • 27. 3. Dalam perencanaan terminal harus diperhatikan hal- hal sebagai berikut : a. Sirkulasi lalu lintas b. Sistem sirkulasi kendaraan di dalam terminal harus ditentukan c. Fasilitas dalam terminal penumpang harus lengkap d. Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus memberikan kesan yang nyaman dan akrab. e. Luas pelataran terminal harus ditentukan berdasarkan kebutuhan pada jam puncak f. Sistem parkir kendaraan di dalam terminal harus ditata sedemikian rupa, sehingga tercipta rasa aman, mudah dicapai, lancar dan tertib R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 28. Untuk mengetahui jam puncak (peak hour) dari sebuah terminal digunakan rumus : Jumlah angkutan di dalam terminal = ( ΣA - ΣB) + ΣC Dimana : ΣA = Jumlah angkutan masuk ke dalam terminal ΣB = Jumlah angkutan keluar dari terminal ΣC = Jumlah angkutan di dalam terminal sblm pukul 06.00 R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 29. R E K A Y A S A T E R M I N A L Fasilitas dalam Terminal Penumpang  Fasilitas utama Terminal Penumpang, yaitu : 1. Jalur pemberangkatan kendaraan umum 2. Jalur kedatangan kendaraan umum 3. Tempat tunggu kendaraan umum 4. Tempat istirahat sementara kendaraan umum 5. Bangunan kantor terminal 6. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar 7. Menara pengawas 8. Loket penjualan karcis 9. Rambu-rambu dan papan informasi, yang memuat petunjuk jurusan, tariff, dan jadual perjalanan 10. Pelataran parkir kendaraan pengantar dan taxi. menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995
  • 30. R E K A Y A S A T E R M I N A L  Fasilitas penunjang terminal terdiri dari : 1. Kamar kecil/toilet 2. Musholla 3. Kios/kantin 4. Ruang pengobatan 5. Ruang informasi dan pengaduan 6. Telepon umum 7 Tempat penitipan barang 8. Taman.
  • 31. R E K A Y A S A T E R M I N A L  Areal pemberangkatan, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang umum untuk menaikkan dan memulai perjalanan. Untuk penentuan luas areal pelataran pemberangkatan dapat dihitung sebagai berikut : • Model parkir dengan posisi tegak lurus (90o), dengan menggunakan rumus luas sebagai berikut : A = 27 x (20,6 + [4 x (n – 1)]) • Model parkir dengan posisi miring (60o), dengan menggunakan rumus luas sebagai berikut : A = 22,6 x (25,6 + [4 x (n – 1)]) • Model parkir dengan posisi miring (45o), dengan menggunakan rumus luas sebagai berikut : A = 19,6 x (28 + [5 x (n – 1)]) dimana : n = jumlah jalur yang dibutuhkan
  • 32. R E K A Y A S A T E R M I N A L  Areal kedatangan, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang umum untuk menurunkan penumpang yang dapat pula merupakan akhir perjalanan.Untuk menentukan kebutuhan luas areal kedatangan ini dapat dihitung sebagai berikut : • Model parkir dengan bus sejajar, maka dapat menggunakan rumus luas sebagai berikut : A = 7 x (20 x n) • Model parkir dengan posisi bus 90o, rumus yang digunakan adalah : A = 9,5 x (18 x n) • Model parkir dengan posisi bus 90o, 60o, dan 45o luas areal dapat dihitung menggunakan rumus yang sama dengan areal pemberangkatan.
  • 33. R E K A Y A S A T E R M I N A L  Areal menunggu bus, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang umum untuk beristirahat dan siap menuju jalur pemberangkatan. Perhitungan luas areal yang dibutuhkan dapat menggunakan pendekatan yang sama dengan pendekatan areal pemberangkatan.  Areal lintas, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang umum yang akan langsung melanjutkan perjalanan setelah menurunkan/menaikkan. Luas areal yang dibutuhkan dapat dihitung dengan : A = 13 x (5 x n).  Areal tunggu penumpang, yaitu pelataran tempat menunggu yang disediakan bagi orang yang akan melakukan perjalanan dengan kendaraan angkutan penumpang umum. Luas areal yang dibutuhkan dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini : A = 1,2 x (0,75 x 70% x n x 50)
  • 34. Gambar. Bentuk fasade area kedatangan Sumber : Logi Tofani 1.04.06.015 R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 35. Sumber : Logi Tofani 1.04.06.015 Gambar. Bentuk fasade area keberangkatanR E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 36. R E K A Y A S A T E R M I N A L Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan dinyatakan dengan jumlah arus minimum kendaraan per-satu satuan waktu, sebagai berikut : • Terminal tipe A : 50 – 100 kendaraan per-jam • Terminal tipe B : 25 – 50 kendaraan per-jam • Terminal tipe C : ≤ 25 kendaraan per-jam Alternatif Standar Terminal Penumpang
  • 37. R E K A Y A S A T E R M I N A L Daerah kewenangan terminal penumpang terdiri dari: a. Daerah kerja terminal, merupakan daerah yang diperuntukkan untuk fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal. b. Daerah pengawasan terminal, merupakan daerah di luar daerah lingkungan kerja terminal yang diawasi oleh petugas terminal untuk kelancaran arus lalu lintas di
  • 38. R E K A Y A S A T E R M I N A L Kegunaan Kebutuhan Luas (m2) Tipe - A Tipe – B Tipe – C A. Kendaraan * Ruang parkir AKAP 1.120 - - AKDP 540 540 - AK 800 800 800 ADES 900 900 900 Pribadi 600 500 200 * Ruang servis 500 500 - * Pompa Bensin 500 - - * Sirkulasi kendaraan 3.960 2.740 1.100 * Bengkel 150 100 - * Ruang istirahat 50 40 30 Persyaratan Teknis, Luas, dan Akses ke-Terminal
  • 39. * Gudang 25 20 - * Ruang parkir cadangan 1.980 1.370 550 B. Pemakai Jasa * Ruang tunggu 2.625 2.250 480 * Sirkulasi orang 1.050 900 192 * Kamar mandi 72 60 40 * Kios 1.575 1.350 288 * Musholla 72 60 40 C. Operasional * Ruang administrasi 78 59 39 * Ruang pengawas 23 23 16 * Loket 3 3 3 * Peron 4 4 3 Kegunaan Kebutuhan Luas (m2) Tipe - A Tipe – B Tipe – C R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 40. Kegunaan Kebutuhan Luas (m2) Tipe - A Tipe – B Tipe – C * Retribusi 6 6 6 * Ruang informasi 12 10 8 * Ruang P3K 45 30 15 * Ruang perkantoran 150 100 - D. Ruang Luar (Tidak Efektif) 6.653 4.890 1.554 1. Luas Total 23.494 17.255 5.463 2. Cadangan Pengembangan 23.494 17.255 5.463 3. Kebutuhan Lahan 46.988 34.510 10.962 4. Kebutuhan Lahan Untuk Design 4,7 Ha 3,5 Ha 1,1 Ha Sumber : Hasil Analisis Studi Ditjendar R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 41. R E K A Y A S A T E R M I N A L Kriteria Pembangunan Terminal Barang • Terminal harus dapat menjamin kelancaran arus angkutan, baik barang maupun kendaraan • Terminal hendaknya sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang • Lokasi terminal hendaknya dapat menjamin penggunaan dan operasi kegiatan terminal yang efisien dan efektif • Lokasi terminal hendaknya tidak mengakibatkan gangguan pada kelancaran arus kendaraan lain dan keamanan lalu lintas kota serta lingkungan hidup sekitarnya.
  • 42. • Aksesibilitas. Adalah tingkat pencapaian kemudahan yang dapat dinyatakan dengan jarak, waktu, atau biaya angkutan • Struktur wilayah. Dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pelayanan terminal terhadap elemen-elemen perkotaan yang mempunyai fungsi pelayanan primer dan sekunder • Lalu lintas. Terminal merupakan pembangkit lalu lintas. Oleh karena itu, penentuan lokasi terminal harus tidak lebih menimbulkan dampak lalu lintas tetapi justru harus dapat mengurangi dampak lalu lintas • Biaya. Penentuan lokasi terminal perlu memperhatikan biaya yang dikeluarkan oleh pemakai jasa. Oleh sebab itu, faktor biaya ini harus dipertimbangkan agar penggunaan kendaraan umum khususnya angkutan barang dapat diselenggarakan secara cepat, aman, dan murah. R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 43. Penentuan Lokasi Terminal Barang Penentuan lokasi terminal barang dilakukan dengan mempertimbangkan rencana umum simpul jaringan transportasi jalan yang merupakan bagian dari jaringan transportasi jalan. Lokasi dan letak terminal angkutan barang ditentukan dengan mempertimbangkan : • Rencana umum jaringan transportasi jalan • Jaringan lintas dan kelas jalan • Rencana umum tata ruang • Analisis dampak lalu lintas • Kepadatan lalu lintas tidak melebihi kapasitas jalan • Keterpaduan moda transportasi, baik intra maupun antar moda • Analisis mengenai dampak lingkungan • Luas terminal barang minimal 3 HA untuk pulau Jawa dan 2 HA untuk pulau lainnya. R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 44. Kriteria Perencanaan Terminal Barang Untuk perencanaan terminal barang harus mempertimbangkan kriteria berikut ini : 1.Sirkulasi lalu lintas 2.Tempat pemungutan retribusi terminal harus tidak menimbulkan kemacetan atau menghalangi sirkulasi lalu lintas 3.Saat menurunkan atau menaikkan barang dan parkir kendaraan barang harus tidak mengganggu kelancaran sirkulasi kendaraan barang itu sendiri 4.Luas bangunan ditentukan menurut kebutuhan pada jam puncak berdasarkan kegiatan sirkulasi barang 5.Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus memberikan kesan yang nyaman dan aman 6.Pelataran terminal 7.Luas pelataran terminal R E K A Y A S A T E R M I N A L
  • 45. R E K A Y A S A T E R M I N A L Fasilitas yang diperlukan dalam terminal barang, adalah :  Fasilitas Utama : 1. Bangunan kantor terminal 2. Tempat bongkar muat barang 3. Tempat penampungan barang 4. Tempat istirahat awak kendaraan 5. Tempat parkir kendaraan 6. Rambu-rambu dan papan informasi 7. Fasilitas/peralatan bongkar muat barang Fasilitas Dalam Terminal Barang  Fasilitas Penunjang : 1. Kamar kecil/toilet 2. Musholla 3. Kios/kantin 4. Ruang pengobatan 5. Ruang informasi 6. Telepon umum 7. Taman. menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995
  • 46. R E K A Y A S A T E R M I N A L Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995 Lokasi terminal penumpang ditetapkan oleh: 1. Direktur Jenderal setelah mendengar pendapat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan setempat, untuk terminal penumpang tipe A. 2. Gubernur setelah mendengar pendapat Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan setempat dan mendapat persetujuan Direktur Jenderal, untuk terminal penumpang tipe B. 3. Bupati setelah mendengar pendapat Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan setempat dan mendapat persetujuan dari Gubernur Kepala daerah Tingkat I, untuk terminal penumpang tipe C. Pengesahan Lokasi Termina
  • 47. R E K A Y A S A T E R M I N A L Gambar. Persfektif Zona Kawasan rencana terminal Sumber : Logi Tofani 1.04.06.015
  • 48. R E K A Y A S A T E R M I N A L Berdasarkan landasan teori yang di dapat, Penulis menyimpulkan bahwa Konsep Dasar Perencanaan Terminal mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995 SARAN Adapun saran atau masukan dari penulis untuk Konsep Dasar Perencanaan Terminal adalah Perencanaan terminal harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, dan terbarukan.
  • 49. R E K A Y A S A T E R M I N A L Kuliah 12 RLL. (2014). Satuan Acara Perkuliahan ( Sap ). 206-217 Km31tahun1995. (2014). Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995. 1-18 DAFTAR PUSTAKA Akademi Lalu Lintas Angkutan Jalan, 1998 ” Modul Karakteristik Operasional Terminal ”. Tamin, Z. Ofyar, 1997. ”Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”. Institut Teknologi Bandung. Morlok, EK, 1995. ”Pengantar Teknik & Perencanaan Transportasi”. Erlangga.
  • 51. Sekian presentase dari kelompok 2 .....Terima Kasih.....