1. PENGERTIAN QURBAN
Menurut bahasa kata qurban berasal dari kata : Qaruba – yaqrabu – qurbanan
yang artinya : dekat atau mendekat. Yakni berqurban untuk semata-mata mendekatkan
diri kepada Allah SWT (bertaqarrub).
Menurut istilah, qurban adalah menyembelih binatang ternak pada hari raya Idul
Adha (10 Dzulhijjah) atau pada hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah) dengan maksud
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian qurban merupakan ibadah dengan
mengikhlaskan sebagian hartanya dalam wujud binatang ternak, seperti
kambing, sapi, kerbau, unta dan sebagainya.
2. PENGERTIAN AQIQAH
Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah
kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah
SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah
kepada tetangga akan menambah keberkahan dan lebih mempererat tali
silaturahim. Mengadakan aqiqah juga merupakan cerminan rasa suka cita
dan bahagia atas kelahiran seorang anak. Sabda Nabi SAW:
Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia
menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka
hendaklah ia melakukannya.
Membekali anak dengan dasar syariat sejak dini merupakan wujud
tanggung jawab orang tua kepada si anak dalam mengarungi kehidupannya
yang jauh lebih berat dari yang dihadapi orang tuanya pada saat sekarang
khususnya dalam menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi ini.
6. *
* Membebaskan anak dari ketergadaian
* Pembelaan orang tua di hari kemudian
* Menghindarkan anak dari musibah dan kehancuran, sebagaimana
pengorbanan Nabi Ismail AS dan Ibrahim AS
* Pembayaran hutang orang tua kepada anaknya
* Pengungkapan rasa gembira demi tegaknya Islam dan keluarnya
keturunan yang di kemudian hari akan memperbanyak umat
Nabi Muhammad SAW
* Memperkuat tali silahturahmi di antara anggota masyarakat
dalam menyambut kedatangan anak yang baru lahir
* Sumber jaminan sosial dan menghapus kemiskinan di
masyarakat
* Melepaskan bayi dari godaan setan dalam urusan dunia dan
akhirat.
7. WAKTU PELAKSANAAN AQIQAH
Sekalipun pelaksanaan aqiqah itu dapat diselenggarakan kapan
saja, dalam arti sejak anak itu dilahirkan sampai meninggal
dunia, akan tetapi waktu yang terbaik sesuai dengan tuntunan Nabi
Muhammad SAW adalah pada hari ketujuh, keempat belas atau hari
kedua puluh satu.
Hal ini didasarkan kepada hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Baihaqi: “Dari Abdillah bin Buraidah dari ayahnya, sesungguhnya
Nabi telah bersabda: “Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh atau
keempat belas atau hari kedua puluh satu (Ditarjih oleh Imam
Baihaqi).
8. PEMBAGIAN DAGING
AKIKAH
Adapun dagingnya maka dia (orang tua anak) bisa
memakannya, menghadiahkan sebagian dagingnya, dan
mensedekahkan sebagian lagi. Syaikh Utsaimin berkata: Dan tidak
apa-apa dia mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan
tetangga untuk menyantap makanan dari kambing aqiqah yang sudah
matang. Syaikh Jibrin berkata: Sunahnya dia memakan
sepertiganya, menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-
sahabatnya, dan mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum
muslimin, dan boleh mengundang teman-teman dan kerabat untuk
menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan semuanya. Syaikh
Ibnu Bazz berkata: Dan engkau bebas memilih antara mensedekahkan
seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya kemudian mengundang
orang yang engkau lihat pantas diundang dari
9. Hikmah Disyariatkan
Aqiqah
Hikmah disyariatkan aqiqah, merupakan
perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT. Atas
kehadiran seorang anak dan keselamatannya mulai masih
dalam kandungan sampai lahir, diharapkan akan
menambah erat jalinan kasih dan tumbuh subur sikap
hormat seorang anak kepada orang tuanya, dengan
menyantap bersama daging aqiqah diharapkan akan
terjalin hubungan akrab antara keluarga dan
tetangga, membagi kebahagiaan kepada fakir miskin dan
simbol kasih sayang dan pengorbanan dari orang tua
terhadap anaknya. Adapun hukumnya sunnah muakkad
bagi orang tua yang dianugerahi anak.
10. Dalil Tentang Aqiqah
1. Hadits riwayat Imam Ahmad:
Anak-anak itu tergadai (tertahan) dengan aqiqahnya, disembelih hewan
untuknya pada hari ketujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama.
2. Hadits riwayat Aisyah r.a.:
Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami supaya menyembelih
aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor dan untuk wanita seekor.
3. Hadits riwayat Aisyah r.a. yang lain:
Rasulullah SAW pernah membuat aqiqah untuk Hasan dan Husain pada
hari ketujuhnya. (HR Ibnu Hibban, Hakim, dan Baihaqi)
4. Hadits yang diriwayatkan dari Salman bin Amar Adh-Dhahabi:
Sesungguhnya bersama anak itu ada hak diaqiqahi, maka tumpahkanlah
darah baginya (dengan menyembelih hewan) dan buanglah penyakit
darinya (dengan mencukur rambutnya). (HR Bukhari)
5. Hadits riwayat Abu Buraidah r.a.:
Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, atau keempat belas, atau
kedua puluh satunya. (HR Baihaqi dan Thabrani).
11. Dari uraian di atas jelaslah bahwa umat Islam berdiri
paling depan dalam hal melarang dan mencegah
pengurbanan manusia dan umat Islam diperintahkan supaya
menyembelih kambing, lembu dan unta pada musim haji
sebagai hadiah dan dagingnya disedekahkan kepada fakir
miskin.