SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 2
Tolak BBM atau Terima BLT?
                                    Oleh : Munzami Hs
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang direncanakan pemerintah mulai 1 April
mendatang merupakan suatu kebijakan yang sangat mengganggu stabilitas ekonomi negara,
terutama roda perekonomian yang bersentuhan langsung dengan masyarakat kecil.
Berbagai aksi penolakan, mulai dari demonstrasi yang dilakukan oleh berbagai elemen
masyarakat, perang opini di media, pro-kontra antar politisi di Senayan, hingga aksi
penurunan foto Presiden SBY oleh mahasiswa di DPR menghiasi pemberitaan berbagai
media massa baik media daerah, nasional bahkan internasional menjelang penetapan
kenaikan BBM per 1 April mendatang.
Jika membaca opini Darmadi Sulaiman (Serambi, 20/3/2011), kenaikan BBM bersubsidi
digambarkan akan berdampak besar terutama bagi masyarakat kecil (buruh, petani, nelayan,
tukang becak, dsb), hal sebaliknya terjadi dengan pihak pejabat eksekutif, legislatif maupun
yudikatif (pusat dan daerah) yang mampu mengatasinya melalui tunjangan sana-sini yang
bersumber dari APBN/D/K. Dampak kenaikan BBM memang sangat berpengaruh terhadap
masyarakat, namun dalam artikel ini, penulis tertarik untuk mencoba mengkaji perihal
sumber masalah dinaikkannya BBM dan rencana pemerintah untuk memberikan subsidi
Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi 18,5 juta rumah tangga sasaran (RTS) miskin.

Meningkatnya Subsidi
Pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa, menyatakan
kenaikan BBM disebabkan oleh subsidi yang terus membengkak dan melonjaknya harga
minyak mentah dunia sehingga berdampak terhadap kenaikan Indonesian Crude Price (ICP).
Menurut pemerintah, besaran subsidi tanpa kenaikan harga BBM akan mencapai Rp 178,62
triliun, tapi dengan kenaikan harga BBM, subsidi bisa ditekan Rp 137,38 triliun (Sumber:
antaranews, 14/3/2012), artinya jika BBM dinaikkan pada 1 April mendatang maka
pemerintah bisa menekan biaya subsidi sebesar Rp 41,24 triliun.
Muncul pertanyaan kemudian, jika hanya untuk menekan subsidi BBM sebesar Rp 41,24
triliun diatas, apakah solusinya hanya dengan menaikkan BBM? Kemudian apakah langkah
pemerintah menyiasati kenaikan BBM melalui bantuan terhadap 4 sektor; BLT atau Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat(BLSM) yang nilainya mencapai Rp 25,6 triliun, bantuan
siswa miskin Rp 3,4 triliun, subsidi transportasi massal Rp 5 triliun serta penyaluran raskin
untuk 18,5 juta RTS bisa tepat sasaran?
Berbagai kalangan berpendapat, bahwa jika 4 sektor subsidi tersebut yang totalnya mencapai
Rp 34 triliun (belum termasuk raskin) diterapkan pemerintah, maka bukan tidak mungkin
dana bantuan tersebut rawan praktek korupsi, mulai dari tingkat pusat, daerah hingga
birokrasi desa, terutama BLT yang totalnya mencapai 25,6 triliun.

Kepala Divisi Monitoring dari Indonesia Coruption Watch (ICW), Ade Irawan, menilai
pemberian BLT kepada masyarakat miskin pasca kenaikan BBM bersubsidi sangat rawan
korupsi. Selain itu, pemberian BLT itu sangat tidak efektif karena banyak salah sasaran
seperti yang terjadi beberapa waktu lalu ketika pemerintah memberikan bantuan yang sama
kepada masyarakat kurang mampu pasca kenaikan BBM (Sumber: voanews.com, 15/3/2012).
Dari segi politis, kebijakan ini juga dianggap sebagai bentuk pencitraan pemerintah saat ini
untuk kepentingan Pemilu 2014.
Apabila diasumsikan BBM tak naik, BLT tetap dan tanpa ada penambahan subsidi, maka
secara tidak langsung ratusan juta masyarakat (bukan hanya 18,5 juta RTS) akan ikut
merasakan subsidi karena masyarakat tidak perlu membeli premium/solar seharga Rp
6.000/liter jika harga BBM jadi naik sebesar Rp 1.500/liter. Jika pemerintah tetap juga
menaikkan BBM, subsidi BLT/BLSM kemudian diterapkan, maka dikhawatirkan bantuan
subsidi tersebut sangat rawan ”sunatan massal” sehingga masyarakat miskin tetap saja miskin
dan harus ikut menanggung beban negara dalam hal pemenuhan kebutuhan minyak dalam
negeri.

Disisi lain, jumlah masyarakat miskin penerima BLT seperti yang dirilis oleh pemerintah
yaitu dari 17,5 RTS naik menjadi 18,5 juta RTS atau jika diasumsikan setiap RTS terdiri dari
4 orang maka ada sekitar 74 juta jiwa masyarakat miskin di Indonesia. Angka ini tanpa
disadari oleh pemerintah menunjukkan bertambahnya jumlah masyarakat miskin Indonesia.

Kenaikan ICP
Dari sektor harga minyak, meningkatnya harga minyak dunia yang terus fluktuatif akibat
krisis global, terutama krisis Timur Tengah (Iran), juga membuat harga minyak mentah
Indonesia (ICP) ikut naik, dari asumsi awal USD90 per barel (APBN 2012) menjadi USD105
per barel, asumsi dalam APBN-P 2012.
Dampak kenaikan ICP ini, salah satunya yaitu akibat dari menurunnya lifting minyak dalam
negeri dari 1,3 juta barel per hari pada awal masa pemerintahan SBY, kini menurun menjadi
930 ribu barel per hari. Hal ini menunjukkan kinerja pemerintah dibidang pengelolaan energi
terjadi penurunan dan ketidaksiapan pemerintah dan mengelola energi alternatif untuk
menanggulangi merosotnya produksi minyak serta belum siapnya konversi dari BBM ke
bahan bakar gas.
Akhirnya, penulis berkesimpulan bahwa dalam hal menyikapi kenaikan BBM, pemerintah
tidak hanya berpatokan pada fluktusi harga minyak dunia. Perlunya strategi-strategi yang
lebih bijak dan memihak rakyat untuk menutupi membengkaknya defisit APBN, diantaranya;
memangkas anggaran yang tidak urgensi untuk belanja pegawai yang saat ini masih terlihat
boros, memberantas mafia pajak supaya pendapatan sektor pajak meningkat, meningkatkan
pengelolaan SDA migas agar produksi minyak mampu menutupi kebutuhan dalam negeri.
Mengenai subsidi BLT pasca kenaikan BBM nantinya, penulis berasumsi bahwa bantuan
tersebut sifatnya non produktif (BLT, raskin, dan subsidi transportasi) kecuali beasiswa bagi
siswa miskin. Opsi terakhir yang mungkin muncul terhadap krisis BBM saat ini, paling tidak
masyarakat dapat berandai-andai apakah menolak kenaikan BBM atau menerima BLT
sebagai imbas dari kenaikan BBM jika pemerintah sudah final menaikkan BBM mulai 1
April mendatang.
* Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah, saat ini sebagai Direktur Eksekutif
Lembaga Kajian IDEAS – Aceh. Email: munzamihs@yahoo.com


Artikel ini dimuat di kolom opini Harian Serambi Indonesia, 27 Maret 2012.
http://aceh.tribunnews.com/2012/03/27/tolak-bbm-atau-terima-blt

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengaruh kenaikan bbm terhadap perekonomian indonesia
Pengaruh kenaikan bbm terhadap perekonomian indonesiaPengaruh kenaikan bbm terhadap perekonomian indonesia
Pengaruh kenaikan bbm terhadap perekonomian indonesiaPutri wulandari
 
Makalah Bahan Bakar Minyak
Makalah Bahan Bakar MinyakMakalah Bahan Bakar Minyak
Makalah Bahan Bakar MinyakUlfahunhan
 
Makalah Dampak Kenaikkan Harga BBM
Makalah Dampak Kenaikkan Harga BBMMakalah Dampak Kenaikkan Harga BBM
Makalah Dampak Kenaikkan Harga BBMNasrun Chafid
 
Kebijakan subsidi bbm dari masa ke masa
Kebijakan subsidi bbm dari masa ke masaKebijakan subsidi bbm dari masa ke masa
Kebijakan subsidi bbm dari masa ke masaIU Mb
 
Subsidi bbm ppt
Subsidi bbm pptSubsidi bbm ppt
Subsidi bbm pptDeni Wahyu
 
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikAda apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikUmi Hanik
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunReza Yudhalaksana
 
Miskonsepsi Mengenai Rokok vs. Kemiskinan
Miskonsepsi Mengenai Rokok vs. KemiskinanMiskonsepsi Mengenai Rokok vs. Kemiskinan
Miskonsepsi Mengenai Rokok vs. KemiskinanNazib Lee
 
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanikCatatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanikUmi Hanik
 
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisWahono Diphayana
 
Latihan soal uas fiskal
Latihan soal uas   fiskalLatihan soal uas   fiskal
Latihan soal uas fiskalRiyan Hidayat
 
Pancasila - Implementasi Pancasila dalam Berbagai Aspek
Pancasila - Implementasi Pancasila dalam Berbagai AspekPancasila - Implementasi Pancasila dalam Berbagai Aspek
Pancasila - Implementasi Pancasila dalam Berbagai AspekRania Afifa Dewi
 
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskal
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskalFaktor faktor pendukung kebijakan fiskal
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskalBazari Azhar Azizi
 
Principle of maximum social advantage
Principle of maximum social advantagePrinciple of maximum social advantage
Principle of maximum social advantageAgus Subegjo
 

Was ist angesagt? (14)

Pengaruh kenaikan bbm terhadap perekonomian indonesia
Pengaruh kenaikan bbm terhadap perekonomian indonesiaPengaruh kenaikan bbm terhadap perekonomian indonesia
Pengaruh kenaikan bbm terhadap perekonomian indonesia
 
Makalah Bahan Bakar Minyak
Makalah Bahan Bakar MinyakMakalah Bahan Bakar Minyak
Makalah Bahan Bakar Minyak
 
Makalah Dampak Kenaikkan Harga BBM
Makalah Dampak Kenaikkan Harga BBMMakalah Dampak Kenaikkan Harga BBM
Makalah Dampak Kenaikkan Harga BBM
 
Kebijakan subsidi bbm dari masa ke masa
Kebijakan subsidi bbm dari masa ke masaKebijakan subsidi bbm dari masa ke masa
Kebijakan subsidi bbm dari masa ke masa
 
Subsidi bbm ppt
Subsidi bbm pptSubsidi bbm ppt
Subsidi bbm ppt
 
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikAda apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiun
 
Miskonsepsi Mengenai Rokok vs. Kemiskinan
Miskonsepsi Mengenai Rokok vs. KemiskinanMiskonsepsi Mengenai Rokok vs. Kemiskinan
Miskonsepsi Mengenai Rokok vs. Kemiskinan
 
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanikCatatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
Catatan kritis proses pembahasan ruu apbn 2009 umi hanik
 
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
 
Latihan soal uas fiskal
Latihan soal uas   fiskalLatihan soal uas   fiskal
Latihan soal uas fiskal
 
Pancasila - Implementasi Pancasila dalam Berbagai Aspek
Pancasila - Implementasi Pancasila dalam Berbagai AspekPancasila - Implementasi Pancasila dalam Berbagai Aspek
Pancasila - Implementasi Pancasila dalam Berbagai Aspek
 
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskal
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskalFaktor faktor pendukung kebijakan fiskal
Faktor faktor pendukung kebijakan fiskal
 
Principle of maximum social advantage
Principle of maximum social advantagePrinciple of maximum social advantage
Principle of maximum social advantage
 

Andere mochten auch

World Heart Day 2011
World Heart Day 2011World Heart Day 2011
World Heart Day 2011As Sastry
 
Acctg Information systems for PG StudentsPresentation1
Acctg Information systems for PG StudentsPresentation1Acctg Information systems for PG StudentsPresentation1
Acctg Information systems for PG StudentsPresentation1As Sastry
 
Chapt II-Acctg Information Systems
Chapt II-Acctg Information SystemsChapt II-Acctg Information Systems
Chapt II-Acctg Information SystemsAs Sastry
 
On fx jsj unit - an idea to test javascript codes with junit and javafx
On fx jsj unit - an idea to test javascript codes with junit and javafxOn fx jsj unit - an idea to test javascript codes with junit and javafx
On fx jsj unit - an idea to test javascript codes with junit and javafxShinya Mochida
 
Kemiskinan Multidimensi
Kemiskinan MultidimensiKemiskinan Multidimensi
Kemiskinan MultidimensiMunzami Hs
 
Study guidechap03
Study guidechap03Study guidechap03
Study guidechap03As Sastry
 
Presentasi Biro Hukum Setda Aceh Prolega 2011 & Rencana Prolega 2012
Presentasi Biro Hukum Setda Aceh   Prolega 2011 & Rencana Prolega 2012Presentasi Biro Hukum Setda Aceh   Prolega 2011 & Rencana Prolega 2012
Presentasi Biro Hukum Setda Aceh Prolega 2011 & Rencana Prolega 2012Munzami Hs
 

Andere mochten auch (8)

World Heart Day 2011
World Heart Day 2011World Heart Day 2011
World Heart Day 2011
 
013
013013
013
 
Acctg Information systems for PG StudentsPresentation1
Acctg Information systems for PG StudentsPresentation1Acctg Information systems for PG StudentsPresentation1
Acctg Information systems for PG StudentsPresentation1
 
Chapt II-Acctg Information Systems
Chapt II-Acctg Information SystemsChapt II-Acctg Information Systems
Chapt II-Acctg Information Systems
 
On fx jsj unit - an idea to test javascript codes with junit and javafx
On fx jsj unit - an idea to test javascript codes with junit and javafxOn fx jsj unit - an idea to test javascript codes with junit and javafx
On fx jsj unit - an idea to test javascript codes with junit and javafx
 
Kemiskinan Multidimensi
Kemiskinan MultidimensiKemiskinan Multidimensi
Kemiskinan Multidimensi
 
Study guidechap03
Study guidechap03Study guidechap03
Study guidechap03
 
Presentasi Biro Hukum Setda Aceh Prolega 2011 & Rencana Prolega 2012
Presentasi Biro Hukum Setda Aceh   Prolega 2011 & Rencana Prolega 2012Presentasi Biro Hukum Setda Aceh   Prolega 2011 & Rencana Prolega 2012
Presentasi Biro Hukum Setda Aceh Prolega 2011 & Rencana Prolega 2012
 

Ähnlich wie Kenaikan BBM dan Subsidi BLT

Ähnlich wie Kenaikan BBM dan Subsidi BLT (20)

Bbm naik buah liberalisasi sektor hajat hidup orang banyak
Bbm naik buah liberalisasi sektor hajat hidup orang banyakBbm naik buah liberalisasi sektor hajat hidup orang banyak
Bbm naik buah liberalisasi sektor hajat hidup orang banyak
 
Bahasa indonesia pp
Bahasa indonesia ppBahasa indonesia pp
Bahasa indonesia pp
 
Bantuan langsung sementara masyarakat
Bantuan langsung sementara masyarakatBantuan langsung sementara masyarakat
Bantuan langsung sementara masyarakat
 
Dampak kenaikan harga BBM di kalangan masyarakat
Dampak kenaikan harga BBM di kalangan masyarakatDampak kenaikan harga BBM di kalangan masyarakat
Dampak kenaikan harga BBM di kalangan masyarakat
 
Kelompok 3 eko makro
Kelompok  3 eko makroKelompok  3 eko makro
Kelompok 3 eko makro
 
Bbm
BbmBbm
Bbm
 
Bbm
BbmBbm
Bbm
 
Menghadapi Krisis Energi (fosil fuel) di Indonesia
Menghadapi Krisis Energi (fosil fuel) di IndonesiaMenghadapi Krisis Energi (fosil fuel) di Indonesia
Menghadapi Krisis Energi (fosil fuel) di Indonesia
 
Konflik
KonflikKonflik
Konflik
 
Globalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur Rozaki
Globalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur RozakiGlobalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur Rozaki
Globalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur Rozaki
 
A.docx
A.docxA.docx
A.docx
 
Policy Brief Vol 1 (2018) no 1
Policy Brief Vol 1 (2018) no 1Policy Brief Vol 1 (2018) no 1
Policy Brief Vol 1 (2018) no 1
 
Artikel keuangan negara
Artikel keuangan negaraArtikel keuangan negara
Artikel keuangan negara
 
Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19
Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19
Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19
 
Digital Surya 27 Juni 2013
Digital Surya 27 Juni 2013Digital Surya 27 Juni 2013
Digital Surya 27 Juni 2013
 
Isu Khusus Kenaikan BBM 2022.pptx
 Isu Khusus Kenaikan BBM 2022.pptx Isu Khusus Kenaikan BBM 2022.pptx
Isu Khusus Kenaikan BBM 2022.pptx
 
Kenaikan Tarif BBM
Kenaikan Tarif BBMKenaikan Tarif BBM
Kenaikan Tarif BBM
 
Realokasi Subsidi Bbm Dr Menkesra
Realokasi Subsidi Bbm Dr MenkesraRealokasi Subsidi Bbm Dr Menkesra
Realokasi Subsidi Bbm Dr Menkesra
 
Press release ovie
Press release oviePress release ovie
Press release ovie
 
Press release ovie
Press release oviePress release ovie
Press release ovie
 

Kenaikan BBM dan Subsidi BLT

  • 1. Tolak BBM atau Terima BLT? Oleh : Munzami Hs Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang direncanakan pemerintah mulai 1 April mendatang merupakan suatu kebijakan yang sangat mengganggu stabilitas ekonomi negara, terutama roda perekonomian yang bersentuhan langsung dengan masyarakat kecil. Berbagai aksi penolakan, mulai dari demonstrasi yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat, perang opini di media, pro-kontra antar politisi di Senayan, hingga aksi penurunan foto Presiden SBY oleh mahasiswa di DPR menghiasi pemberitaan berbagai media massa baik media daerah, nasional bahkan internasional menjelang penetapan kenaikan BBM per 1 April mendatang. Jika membaca opini Darmadi Sulaiman (Serambi, 20/3/2011), kenaikan BBM bersubsidi digambarkan akan berdampak besar terutama bagi masyarakat kecil (buruh, petani, nelayan, tukang becak, dsb), hal sebaliknya terjadi dengan pihak pejabat eksekutif, legislatif maupun yudikatif (pusat dan daerah) yang mampu mengatasinya melalui tunjangan sana-sini yang bersumber dari APBN/D/K. Dampak kenaikan BBM memang sangat berpengaruh terhadap masyarakat, namun dalam artikel ini, penulis tertarik untuk mencoba mengkaji perihal sumber masalah dinaikkannya BBM dan rencana pemerintah untuk memberikan subsidi Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi 18,5 juta rumah tangga sasaran (RTS) miskin. Meningkatnya Subsidi Pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa, menyatakan kenaikan BBM disebabkan oleh subsidi yang terus membengkak dan melonjaknya harga minyak mentah dunia sehingga berdampak terhadap kenaikan Indonesian Crude Price (ICP). Menurut pemerintah, besaran subsidi tanpa kenaikan harga BBM akan mencapai Rp 178,62 triliun, tapi dengan kenaikan harga BBM, subsidi bisa ditekan Rp 137,38 triliun (Sumber: antaranews, 14/3/2012), artinya jika BBM dinaikkan pada 1 April mendatang maka pemerintah bisa menekan biaya subsidi sebesar Rp 41,24 triliun. Muncul pertanyaan kemudian, jika hanya untuk menekan subsidi BBM sebesar Rp 41,24 triliun diatas, apakah solusinya hanya dengan menaikkan BBM? Kemudian apakah langkah pemerintah menyiasati kenaikan BBM melalui bantuan terhadap 4 sektor; BLT atau Bantuan Langsung Sementara Masyarakat(BLSM) yang nilainya mencapai Rp 25,6 triliun, bantuan siswa miskin Rp 3,4 triliun, subsidi transportasi massal Rp 5 triliun serta penyaluran raskin untuk 18,5 juta RTS bisa tepat sasaran? Berbagai kalangan berpendapat, bahwa jika 4 sektor subsidi tersebut yang totalnya mencapai Rp 34 triliun (belum termasuk raskin) diterapkan pemerintah, maka bukan tidak mungkin dana bantuan tersebut rawan praktek korupsi, mulai dari tingkat pusat, daerah hingga birokrasi desa, terutama BLT yang totalnya mencapai 25,6 triliun. Kepala Divisi Monitoring dari Indonesia Coruption Watch (ICW), Ade Irawan, menilai pemberian BLT kepada masyarakat miskin pasca kenaikan BBM bersubsidi sangat rawan korupsi. Selain itu, pemberian BLT itu sangat tidak efektif karena banyak salah sasaran seperti yang terjadi beberapa waktu lalu ketika pemerintah memberikan bantuan yang sama kepada masyarakat kurang mampu pasca kenaikan BBM (Sumber: voanews.com, 15/3/2012). Dari segi politis, kebijakan ini juga dianggap sebagai bentuk pencitraan pemerintah saat ini untuk kepentingan Pemilu 2014.
  • 2. Apabila diasumsikan BBM tak naik, BLT tetap dan tanpa ada penambahan subsidi, maka secara tidak langsung ratusan juta masyarakat (bukan hanya 18,5 juta RTS) akan ikut merasakan subsidi karena masyarakat tidak perlu membeli premium/solar seharga Rp 6.000/liter jika harga BBM jadi naik sebesar Rp 1.500/liter. Jika pemerintah tetap juga menaikkan BBM, subsidi BLT/BLSM kemudian diterapkan, maka dikhawatirkan bantuan subsidi tersebut sangat rawan ”sunatan massal” sehingga masyarakat miskin tetap saja miskin dan harus ikut menanggung beban negara dalam hal pemenuhan kebutuhan minyak dalam negeri. Disisi lain, jumlah masyarakat miskin penerima BLT seperti yang dirilis oleh pemerintah yaitu dari 17,5 RTS naik menjadi 18,5 juta RTS atau jika diasumsikan setiap RTS terdiri dari 4 orang maka ada sekitar 74 juta jiwa masyarakat miskin di Indonesia. Angka ini tanpa disadari oleh pemerintah menunjukkan bertambahnya jumlah masyarakat miskin Indonesia. Kenaikan ICP Dari sektor harga minyak, meningkatnya harga minyak dunia yang terus fluktuatif akibat krisis global, terutama krisis Timur Tengah (Iran), juga membuat harga minyak mentah Indonesia (ICP) ikut naik, dari asumsi awal USD90 per barel (APBN 2012) menjadi USD105 per barel, asumsi dalam APBN-P 2012. Dampak kenaikan ICP ini, salah satunya yaitu akibat dari menurunnya lifting minyak dalam negeri dari 1,3 juta barel per hari pada awal masa pemerintahan SBY, kini menurun menjadi 930 ribu barel per hari. Hal ini menunjukkan kinerja pemerintah dibidang pengelolaan energi terjadi penurunan dan ketidaksiapan pemerintah dan mengelola energi alternatif untuk menanggulangi merosotnya produksi minyak serta belum siapnya konversi dari BBM ke bahan bakar gas. Akhirnya, penulis berkesimpulan bahwa dalam hal menyikapi kenaikan BBM, pemerintah tidak hanya berpatokan pada fluktusi harga minyak dunia. Perlunya strategi-strategi yang lebih bijak dan memihak rakyat untuk menutupi membengkaknya defisit APBN, diantaranya; memangkas anggaran yang tidak urgensi untuk belanja pegawai yang saat ini masih terlihat boros, memberantas mafia pajak supaya pendapatan sektor pajak meningkat, meningkatkan pengelolaan SDA migas agar produksi minyak mampu menutupi kebutuhan dalam negeri. Mengenai subsidi BLT pasca kenaikan BBM nantinya, penulis berasumsi bahwa bantuan tersebut sifatnya non produktif (BLT, raskin, dan subsidi transportasi) kecuali beasiswa bagi siswa miskin. Opsi terakhir yang mungkin muncul terhadap krisis BBM saat ini, paling tidak masyarakat dapat berandai-andai apakah menolak kenaikan BBM atau menerima BLT sebagai imbas dari kenaikan BBM jika pemerintah sudah final menaikkan BBM mulai 1 April mendatang. * Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah, saat ini sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Kajian IDEAS – Aceh. Email: munzamihs@yahoo.com Artikel ini dimuat di kolom opini Harian Serambi Indonesia, 27 Maret 2012. http://aceh.tribunnews.com/2012/03/27/tolak-bbm-atau-terima-blt