SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
BUNYI
Bunyi dibedakan menjadi tiga yaitu suara, bunyi dan nada.
1. Suara
Suara (Inggris : Voice) menunjuk kepada pengertian yang bersifat umum dan di dalam bahasa
digunakan juga untuk menunjuk “bunyi” manusia dan binatang.
2. Bunyi
Bunyi (Inggris : Sound) lebih menunjuk pada perhatian khusus yang diterapkan hanya dalam
hubungannya dengan benda dengan menunjuk pada kualitas tertentu.
Misalnya : peluit, bunyinya nyaring.
3. Nada
Nada (Inggris : tone) hanya digunakan dalam hubungannya dengan frekuensi pada ilmu
pengetahuan dan musik. Nada menunjuk pada adanya ketinggian tertentu dengan frekuensi
sudah pasti, di dalam musik adalah suara manusia (vokal) dan suara benda (intrumental).
Hal-hal penting dalam bunyi :
1. Volume dan intensitas bunyi
Dapat dibagi dalam dua golongan yaitu bunyi keras ( ) dan bunyi lemah ( ).
2. Dinamika dan vitalitas bunyi
Bunyi lemah dapat berkembang menjadi bunyi keras, demikian pula sebaliknya. Jarak di dalam
perkembangan lemah keras ini tak terhingga dan dalam variabel yang sangat berbeda-beda.
Misal : bunyi sirene semenjak dari yang paling lemah ke yang paling keras kembali ke yang
paling lemah lagi dapat sangat berbeda-beda grafisnya.
3. Durasi
Durasi (Inggris : Duration) adalah tempo atau waktu berlangsungnya bunyi. Durasi terbagi dua
golongan : nada panjang dan nada pendek.
La
panjang
La pendek
Bunyi panjang dan bunyi pendek di dalam ilmu geometri ibarat garis dan titik yang variasinya
tak terhingga.
dst
A
B
A
lemah keras
lemah
4. Jangkauan atau interval
Jangkauan atau interval menunjuk pada posisi bunyi yang satu dengan bunyi yang lain. Maka
harus ada sedikitnya dua bunyi berbeda yaitu bunyi rendah dan bunyi tinggi dengan jarak tak
terhingga dan dapat ditangkap oleh indra manusia secara terbatas.
A – tinggi
a
c
b
B - rendah
A dan B = batas ketinggian kemanpuan dengar manusia.
a = bunyi tertinggi
b = bunyi rendah
c = variasi jarak (interval)
5. Kualitas bunyi
Kualitas bunyi menyangkut soal baik-buruk, indah jelek dan sebagainya. Kualitas ini terbagi
dalam dua golongan yaitu bunyi kasar dan bunyi halus atau bunyi sempurna (dominan) dan
tak sempurna (disonan).
6. Kuantitas bunyi
Bunyi dapat dihitung melalui indera pendengaran, sama dengan kita menghitung benda-benda
yang nampak melalui indera penglihatan. Bunyi dapat menampakkan gejalanya secara
tunggal, banyak maupun banyak. Namun kemampuan indera pendengaran manusia
menghitung banyaknya bunyi jauh lebih terbatas daripada kemampuan indera penglihatan
menghitung benda-benda yang nampak.
7. Gerak bunyi
Bunyi dapat bergerak menembus ruang dengan membutuhkan waktu untuk mencapai sasaran
tertentu.
A B C
Bunyi B membutuhkan waktu untuk mencapai sasaran pendengaran C ketika ia bergerak dari
sumbernya A.
Gerak bunyi dibagi dalam 2 golongan yaitu gerakan bunyi cepat dan gerakan bunyi lambat.
Maka muncul istilah tempo di dalam musik. Cepat lambat bunyi ditentukan pula oleh keras-
lemahnya bunyi, tinggi-rendahnya bunyi, jauh dekatnya sumber bunyi, intensitas bunyi dan
panjang-pendeknya bunyi.
8. Bentuk bunyi
Bentuk atau dimensi bunyi sangat dipengaruhi oleh bentuk sumbernya. Hal ini menyebabkan
suara setiap orang berbeda-beda dan dapat berubah-ubah, karena bentuk masing-masing
kerongkongan orang berbeda secara alamiah dan bentuk kontruksi mulut yang berbeda dapat
kita ubah-ubah.Orang membuat pengeras suara dengan bentuk bulat atau silinder yang
mengembang di ujungnya agar suarapun dapat kedengaran lebih bulat dan mengeras.
Suara-suara dapat dilukiskan sebagai berikut :
bulat - panjang ooo
bulat pendek Lho !
lurus - panjang Yaaa
datar alaa
berat - besar Hemmm
tajam Ting !
Tumpul Plog !
Melemah Wah
Mengeras Lha
Cembung Jagung
Cekung Ech
Melengkung O ………ya = kuat
Bergelombang Aua
Vertikal Hei !
Menaik Halo !
Menurun Tiba
Getaran gelombang Dor !!
9. Warna bunyi
Warna bunyi dipengaruhi oleh sumber bunyinya : bahan yang digunakan, bentuk dan cara
seseorang atau benda membunyikannya. Misalnya bunyi kentongan, gong atau lonceng.
10. Bobot dan karakter bunyi
Dipengaruhi oleh faktor volume, frekuensi, warna dan sebagainya. Misal bunyi gong adalah
berat dan bunyi peluit adalah ringan.
11. Bunyi
Bunyinya bunyi, yaitu bunyi yang pertama adalah obyek dan bunyi yang kedua adalah subyek.
Misalnya bunyinya gong.
12. Bentuk dan isi bunyi.
Bunyi tanpa bentuk belum dapat disebut musik. Bentuk ibarat kerangka atau jasmani dan
bunyi ibarat isi atau roh. Bunyi sebagai isi meliputi bentuk ritme, melodi harmoni dan vitalis
musik lainnya. Ritme menjadi yang pertama karena bersifat alamiah, universal dan mutlak.
Bunyi telah terjadi didalam benak kita, didalam khayalan atau imajinasi jauh sebelum secara riil
kita kita menyatakan dalam bentuk suara atau bunyi. Maka dari itu istirahat (Inggris : break);
Jerman : pause) di dalam musik (partitur) harus kita mengerti sebagai bunyi yang tak riil
( dalam imajunasi) bukan hanya sekedar “tanda” berhenti. Pause atau hening yang dinyatakan
dalam tanda istirahat di dalam musik adalah “bunyi yang bersuara” yang sangat penting
maknanya.
13. Melodi dan harmoni
Melodi yang membuat bunyi menjadi sangat menarik dan terus menerus berubah, misalnya
naik-turun. Bunyi yang menampilkan dirinya dalam bentuk melodi pada musik ibarat figur
seorang gadis. Ia dapat terlihat sangat indah, sangat menggiurkan, sangat mempesona, tetapi
tidak jarang juga menjadi sangat menyebalkan. Manusia yang membuat melodi berdasarkan
instink, inspirasi dan keterampilan. Harmoni bunyi di dalam musik disusun atas dasar hukum-
hukum keseimbangan alam yang sifatnya universal. Perimbangan tersebut terjadi antara awal
dan akhir, sempurna dan tak sempurna, antara terbuka dan tertutup, tinggi-rendah, keras-lemah,
tebal-tipis dan seterusnya. Harmoni sebagai salah satu bagian dari terminal bunyi di dalam
musik sangat menentukan watak dan temperamen maupun kerapian musik dengan segala
keindahannya. Bunyi sebagai isi betolak dari alam dan bentuk adalah hasil karya manusia.
Pertemuan antara alam dan manusia (bentuk dan isi) akan menghasilkan karya seni musik yang
melahirkan indahnya keindahan.
MANUSIA DAN SUGESTI BUNYI
1. Bunyi sebagai lambang
Lambang yang dibuat manusia berwujud bunyi. Misalnya sebuah gong dipukul pertanda dimulainya
suatu upacara. Gelegar gunturpertanda hujan adalah lambang. Sejauh mana bunyi di dalam musik
itu sangat sugestif terhadap manusia. Musik sebagai karya manusia, sehingga pengubahan alam atau
bunyi yang dilakukan manusia ini dapat disebut sebagai hasil seni.
2. Budaya bunyi
Bunyi asli yang bersumber dari alam dapat dbuat atau diolah menjadi bunyi buatan yang
mengandung nilai artistik. Baik bunyi asli maupun buatan manusai menjadi bahasa seni di dalam
suatu usaha manusia untuk menciptakan musik. (bunyi alam dan bunyi buatan adalah bahasa
musik). Sugesti bunyi mengakibatkan adanya relativitas terhadap apa yang dianggap cocok dan baik
menurut ukuran estetika maupun perasaan artistik masing-masning orang. Misalnya suara lokomotif
yang sebagian orang menganggap sebagai gangguan karena “bising”.
3. Sugesti bunyi karena pengalaman
Sugesti bunyi adalah bunyi yang dianggap baik atau cocok untuk diterima oleh masing-masing
orang, suatu kelompok atau masyarakat tertentu. Misalnya dalam lomba menyanyi, juri memberikan
penilaian berdasarkan pengalaman pendengaran tentang suara yang dianggap baik, bagus dan
berkualitas pada masanya.
4. Sugesti karena pendidikan.
Sugesti ini dapat terbentuk karena faktor lingkungan tempat seseorrang menerima pendidikan.
Misalnya orang jawa dididik untuk selalu berbicara lemah-lembut atau dalam pelajaran menyanyi,
suara yang dianggap baik adalah suara yang diajarkan pada waktu latihan di kelas. Contoh lain
misalnya suara instrumen musik , terompet, dapat dianggap sebagai suara yang baik, apabila bunyi
yang dihasilkan “bulat, bersih dan lantang”. Seseorang mungkin tidak akan dapat menghasilkan
suara seperti ini bila tidak mengalami “pendidikan”.
5. Sugesti karena kebiasaan
Kebiasaan membentuk persepsi pendengaran kita. Tidak jarang kita terganggu oleh suara atau bunyi
tertentu. Misalnya kita terbiasa mendengarkan musik barat yang dimainkan oleh sekelompok orang
yang tergabung dalam orkestra. Karena kebiasaan kita menganggap bunyi yang dihasilkan indah.
Namun bila kita mendengar lagu dari negeri Cina, mungkin akan dianggap bunyi yang dihasilkan
sangat aneh.
6. Sugesti karena khayalan.
Khayalan atau imajinasi membentuk kesadaran kita tentang bunyi indah. Hal ini dapat terjadi
karena pengalaman pendengaran dan keinginan untuk melakukan pengulangan. Sebagai contoh,
pada saat kita memainkan atau mengkombinasikan beberapa nada secara serempak (disebut akord),
dengan pengalaman indera pendengaran kita dapat merasakan mana bunyi yang enak dan mana
yang tidak enak saat digabungkan ke dalam melodi. Kegiatan ini kemudian dilakukan berulang-
ulang untuk mendapatkan kepastian. Dengan demikian munculah istilah harmoni yang menjadi
dasar hukum bagi musik.
MUSIK DAN MANUSIA
Musik dengan penciptanya.
Orang yang menciptakan musik karena faktor kepandaian (intelegensi), keterampilan (skill), dan
seluruh aktivitas serta perhatian hidupnya tercurah untuk pekerjaan mencipta. Antara lain komponis
dan aranger. Latar belakang penciptaan dipengaruhi juga karan aliran musik yang dianut misalnya
musik timur, musik barat, musik jaman barok, musik jaman klasik, musik jaman romantik dan
musik jaman modern. Adanya aliran-aliran ini membuat musik setiap aliran diciptakan berdasarkan
ciri-ciri tersendiri.
Musik dan pemainnya
Pemain musik merupakan ujung tombak dari hasil karya cipta komponis. Para pemainlah yang
menterjemahkan seluruh lambang dan simbol yang tertulis. Dengan demikian semua pesan, arti dan
makna yang diinginkan komponis dapat tersampaikan. Melalui para pemain nilai estetik musik
dapat terlihat dan setiap pendengar dapat memberikan pendapatnya tentang musik yang dihasilkan,
namun tergantung dari sudut mana seorang pendengar memandang dan mengamati musik tersebut.
Didalam memainkan musik, ada dua cara yang biasa dilakukan pemain yaitu bermain dengan
partitur/naskah atau tidak dengan partiur atau naskah.
Musik dan pendengarnya.
Hasil akhir sebuah karya cipta dapat diberikan penilaian setelah ada seseorang atau audiens yang
mendengarkan. Dari sinilah nilai estetika sebuah karya cipta dapat terlihat. Meskipun kebanyakan
orang hanya sebagai pendengar pasif, tetapi berdasarkan teori awal bahwa bunyi akan menjadi
musik setelah diberi ritme, melodi dan harmoni dan hal itu telah dirasakan oleh para pendengar
diluar pencipta. Pendengarlah yang akan menentukan indah tidaknya karya musik yang dihasilkan.
BAGIAN AKHIR
Estetika dan estetika musik sebagai salah satu disiplin pengetahuan manusia di bidang
keindahan musik dan keindahan alam hanya membahas oyeknya, yaitu indah dan keindahan.
Tentang rahasia indah” itu sendiri dari waktu ke waktu tidak mampu dijawab oleh olmu
pengetahuan yang lain.
Karena obyek estetika adalah gejala-gejala persoalan indah dan tidak indah, maka obyek
persoalannya adalah alam, karya manusai dan manuasia itu sendiri. Dalam hal ini pengamatan kita
pengamatan kita harus mampu menarik garis pemisah antara kehidupan alam dan keindahan hasil
karya manusia dalam bentuk karya seni. Keindahan alam terbentuk sebagai prosesnya sendiri.
Dalam karya seni manusia mengerahkan segala potensinya untuk menciptakan nilai-nilai artistik.
Perbedaan dasar ini sangat mempengaruhi kenyataan nilai-nilai estetis keindahan alam yang bersifat
alami dan keindahan hasil karya manusia yang bersifat dinamis. Keindahan seni kreatif hasil karya
manusia sangat tergantung dari seluruh potensi budaya manusia baik yang melibatkan kondisi
mental, spirit, lingkungan hidup, pengalaman-pengalaman batin dan reaksi-reaksinya. Upaya
kreatif manusia di dalam dunia seni ini menghasilkan ide-ide, konsep-konsep, wawasan, fantasi,
imajinasi, gagasan-gagasanyang melatarbelakangi keyakinannya. Sifat-sifat kemajemukan manusia
itu sendiri telah menimbulkan keberbagian di dalam dunia pengetahuan estetika. Timbulnya
perbedaan pandangandan konsepkonsep tentang prinsip keindahan melahirkan wawasan dalam
dunia pengetahuan estetika.
Estetika musik tidak dapat melepaskan dirinya dari pengetahuan estetika secara umum dan
pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan masalah-masalah musik. Akan tetapiu karena sifat-
sifatnya yang non-visual dan non-verbal, manusia sering mendapatkan kesulitan dalam membahas
nilai-nilai estetisnya. Kita sering lebih mampu merasakan kehadiran musik daripada menagkap
maknanya. Di lain pihak kekeuatan daya penetrasi musik yang tidak terikat ruang dan waktu sering
mempengaruhi sikap dan aktivitas manusia sehari-hari. Pengaruh-pengaruh inilah yang
menimbulkan berbagai persoalan dalam dunia estetika musik. Tergantung dari sudut dan
kepentingan musik dapat dipandang dari sudut kesenian sebagai hasil karya seni manusia atau
sebagai obyek kenikmatan saja, atau juga untuk tujuan-tujuan diluar musik sendiri. Misalnya
pengaruh kekuatan musikyang dihubungkan dengan tujuan-tujuan dan masalah-masalah sosial,
agama, politik, pendidikan dan sebagainya. Dilihat dari sudut ini kadar nilai-nilai artistik yang
berada didalamnya tentu sangat berbeda. Akan tetapi dilihat dari sudut nilai estetisnya apapun
tujuan, kepentingan dan jenisnya, masalah nilai-nilai estetisnya harus dikembalikan kepada
persoalan pokoknya yaitu musik. Dan musik tidak dapat dibahas di luar diri musik itu sendiri.
Manusia dapat membahas persoalan-persoalan dan gejala-gejalanya akan tetapi tentang hahaekat
dari pada keindahan musik, ia akan menjelaskan dirinya sendiri oleh karena musik pada akhirnya
adalah bahasa ekspresif yang tidak memerlukan penjelasan dan penterjemahan. Walaupun begitu
dilihat dari sudut estetika musik sangat perlu ditinjau persoalan-persoalan keindahanya utnuk
difahami dan dimengerti latar belakangnya. Latar belakang tersebut adalh ide-ide, pikiran-pikiran,
keyakinan dan seluruh pengalam hidup manusai sebagai penciptanya. Dan membahas hasil karya
manusia di bidang apapun tentu akan menarik, karena dengan begitu berarti membahas diri kita
sendiri. Disamping itu persoalan-persoalan hasil karya manusia selalu berkembang dan berubah-
ubah sepanjang waktu. Demikian juga tentang estetika musik. Estetika dan estetika musik akan
terus berkembang selama manusia masih bergulat dengan misteri dunia keindahan yang menjadi
cermin hidupnya.
(Suka Harjana, Estetika Musik, 1983)
BAGIAN AKHIR
Estetika dan estetika musik sebagai salah satu disiplin pengetahuan manusia di bidang
keindahan musik dan keindahan alam hanya membahas oyeknya, yaitu indah dan keindahan.
Tentang rahasia indah” itu sendiri dari waktu ke waktu tidak mampu dijawab oleh olmu
pengetahuan yang lain.
Karena obyek estetika adalah gejala-gejala persoalan indah dan tidak indah, maka obyek
persoalannya adalah alam, karya manusai dan manuasia itu sendiri. Dalam hal ini pengamatan kita
pengamatan kita harus mampu menarik garis pemisah antara kehidupan alam dan keindahan hasil
karya manusia dalam bentuk karya seni. Keindahan alam terbentuk sebagai prosesnya sendiri.
Dalam karya seni manusia mengerahkan segala potensinya untuk menciptakan nilai-nilai artistik.
Perbedaan dasar ini sangat mempengaruhi kenyataan nilai-nilai estetis keindahan alam yang bersifat
alami dan keindahan hasil karya manusia yang bersifat dinamis. Keindahan seni kreatif hasil karya
manusia sangat tergantung dari seluruh potensi budaya manusia baik yang melibatkan kondisi
mental, spirit, lingkungan hidup, pengalaman-pengalaman batin dan reaksi-reaksinya. Upaya
kreatif manusia di dalam dunia seni ini menghasilkan ide-ide, konsep-konsep, wawasan, fantasi,
imajinasi, gagasan-gagasanyang melatarbelakangi keyakinannya. Sifat-sifat kemajemukan manusia
itu sendiri telah menimbulkan keberbagian di dalam dunia pengetahuan estetika. Timbulnya
perbedaan pandangandan konsepkonsep tentang prinsip keindahan melahirkan wawasan dalam
dunia pengetahuan estetika.
Estetika musik tidak dapat melepaskan dirinya dari pengetahuan estetika secara umum dan
pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan masalah-masalah musik. Akan tetapiu karena sifat-
sifatnya yang non-visual dan non-verbal, manusia sering mendapatkan kesulitan dalam membahas
nilai-nilai estetisnya. Kita sering lebih mampu merasakan kehadiran musik daripada menagkap
maknanya. Di lain pihak kekeuatan daya penetrasi musik yang tidak terikat ruang dan waktu sering
mempengaruhi sikap dan aktivitas manusia sehari-hari. Pengaruh-pengaruh inilah yang
menimbulkan berbagai persoalan dalam dunia estetika musik. Tergantung dari sudut dan
kepentingan musik dapat dipandang dari sudut kesenian sebagai hasil karya seni manusia atau
sebagai obyek kenikmatan saja, atau juga untuk tujuan-tujuan diluar musik sendiri. Misalnya
pengaruh kekuatan musikyang dihubungkan dengan tujuan-tujuan dan masalah-masalah sosial,
agama, politik, pendidikan dan sebagainya. Dilihat dari sudut ini kadar nilai-nilai artistik yang
berada didalamnya tentu sangat berbeda. Akan tetapi dilihat dari sudut nilai estetisnya apapun
tujuan, kepentingan dan jenisnya, masalah nilai-nilai estetisnya harus dikembalikan kepada
persoalan pokoknya yaitu musik. Dan musik tidak dapat dibahas di luar diri musik itu sendiri.
Manusia dapat membahas persoalan-persoalan dan gejala-gejalanya akan tetapi tentang hahaekat
dari pada keindahan musik, ia akan menjelaskan dirinya sendiri oleh karena musik pada akhirnya
adalah bahasa ekspresif yang tidak memerlukan penjelasan dan penterjemahan. Walaupun begitu
dilihat dari sudut estetika musik sangat perlu ditinjau persoalan-persoalan keindahanya utnuk
difahami dan dimengerti latar belakangnya. Latar belakang tersebut adalh ide-ide, pikiran-pikiran,
keyakinan dan seluruh pengalam hidup manusai sebagai penciptanya. Dan membahas hasil karya
manusia di bidang apapun tentu akan menarik, karena dengan begitu berarti membahas diri kita
sendiri. Disamping itu persoalan-persoalan hasil karya manusia selalu berkembang dan berubah-
ubah sepanjang waktu. Demikian juga tentang estetika musik. Estetika dan estetika musik akan
terus berkembang selama manusia masih bergulat dengan misteri dunia keindahan yang menjadi
cermin hidupnya.
(Suka Harjana, Estetika Musik, 1983)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

ATP Matematika Kelas X dan XI_Agun_SMA Xaverius 1 (1).docx
ATP Matematika Kelas X dan XI_Agun_SMA Xaverius 1 (1).docxATP Matematika Kelas X dan XI_Agun_SMA Xaverius 1 (1).docx
ATP Matematika Kelas X dan XI_Agun_SMA Xaverius 1 (1).docx
Liakurniatisiregar1
 
Laporan pembuatan moodle
Laporan pembuatan moodleLaporan pembuatan moodle
Laporan pembuatan moodle
Febrienda
 
Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Rancangan Penilaian Hasil BelajarRancangan Penilaian Hasil Belajar
Rancangan Penilaian Hasil Belajar
smpbudiagung
 

Was ist angesagt? (20)

ATP Matematika Kelas X dan XI_Agun_SMA Xaverius 1 (1).docx
ATP Matematika Kelas X dan XI_Agun_SMA Xaverius 1 (1).docxATP Matematika Kelas X dan XI_Agun_SMA Xaverius 1 (1).docx
ATP Matematika Kelas X dan XI_Agun_SMA Xaverius 1 (1).docx
 
MATERI 1 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 1 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 1 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 1 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
 
P2 Energi Gaya Fifi
P2 Energi Gaya FifiP2 Energi Gaya Fifi
P2 Energi Gaya Fifi
 
Teknik scaffolding dalam pembelajaran matematika
Teknik scaffolding dalam pembelajaran matematikaTeknik scaffolding dalam pembelajaran matematika
Teknik scaffolding dalam pembelajaran matematika
 
RPS Genesa.docx
RPS Genesa.docxRPS Genesa.docx
RPS Genesa.docx
 
Kemampuan berpikir kritis matematis
Kemampuan berpikir kritis matematisKemampuan berpikir kritis matematis
Kemampuan berpikir kritis matematis
 
Bidang miring
Bidang miringBidang miring
Bidang miring
 
ASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI 2023.pptx
ASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI 2023.pptxASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI 2023.pptx
ASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI 2023.pptx
 
Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologi
 
Perkembangan Sejarah Matematika
Perkembangan Sejarah MatematikaPerkembangan Sejarah Matematika
Perkembangan Sejarah Matematika
 
Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran
Pendekatan Saintifik dan Model PembelajaranPendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran
Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran
 
Laporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajarLaporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajar
 
Gerak lurus
Gerak lurusGerak lurus
Gerak lurus
 
Synchronous & Asynchronous Learning
Synchronous & Asynchronous LearningSynchronous & Asynchronous Learning
Synchronous & Asynchronous Learning
 
Tokoh Falsafah Yunani - Demokritos
Tokoh Falsafah Yunani - DemokritosTokoh Falsafah Yunani - Demokritos
Tokoh Falsafah Yunani - Demokritos
 
Laporan pembuatan moodle
Laporan pembuatan moodleLaporan pembuatan moodle
Laporan pembuatan moodle
 
Model van hiele
Model van hieleModel van hiele
Model van hiele
 
TAKLIMAT HEM SRITI DM 2023.pptx
TAKLIMAT HEM SRITI DM 2023.pptxTAKLIMAT HEM SRITI DM 2023.pptx
TAKLIMAT HEM SRITI DM 2023.pptx
 
Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Rancangan Penilaian Hasil BelajarRancangan Penilaian Hasil Belajar
Rancangan Penilaian Hasil Belajar
 
Kps dan kgs
Kps dan kgsKps dan kgs
Kps dan kgs
 

Andere mochten auch (7)

Bab 9 Kelas X Seni Budaya
Bab 9 Kelas X Seni BudayaBab 9 Kelas X Seni Budaya
Bab 9 Kelas X Seni Budaya
 
Seni musik
Seni musikSeni musik
Seni musik
 
Tugas bahasa daerah muna
Tugas bahasa daerah munaTugas bahasa daerah muna
Tugas bahasa daerah muna
 
TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!
TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!
TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!
 
7 kesalahan terbesar dalam marketing
7 kesalahan terbesar dalam marketing7 kesalahan terbesar dalam marketing
7 kesalahan terbesar dalam marketing
 
latihan soalan perkakasan komputer
latihan soalan perkakasan komputerlatihan soalan perkakasan komputer
latihan soalan perkakasan komputer
 
Gaya Dan Penerapannya
Gaya Dan PenerapannyaGaya Dan Penerapannya
Gaya Dan Penerapannya
 

Ähnlich wie Pengertian Bunyi

ACFrOgCkEAAQQV7-QI7ssKzTEs40ftwly-9UXV4pvK0zpR8UOnHHTIM4tiSfM_3vYItSYO7zBHyn3...
ACFrOgCkEAAQQV7-QI7ssKzTEs40ftwly-9UXV4pvK0zpR8UOnHHTIM4tiSfM_3vYItSYO7zBHyn3...ACFrOgCkEAAQQV7-QI7ssKzTEs40ftwly-9UXV4pvK0zpR8UOnHHTIM4tiSfM_3vYItSYO7zBHyn3...
ACFrOgCkEAAQQV7-QI7ssKzTEs40ftwly-9UXV4pvK0zpR8UOnHHTIM4tiSfM_3vYItSYO7zBHyn3...
Elishabeth1
 
Tugas Kelompok (Fungsi Musik).pptx
Tugas Kelompok (Fungsi Musik).pptxTugas Kelompok (Fungsi Musik).pptx
Tugas Kelompok (Fungsi Musik).pptx
LedyPanjaitan
 

Ähnlich wie Pengertian Bunyi (20)

ACFrOgCkEAAQQV7-QI7ssKzTEs40ftwly-9UXV4pvK0zpR8UOnHHTIM4tiSfM_3vYItSYO7zBHyn3...
ACFrOgCkEAAQQV7-QI7ssKzTEs40ftwly-9UXV4pvK0zpR8UOnHHTIM4tiSfM_3vYItSYO7zBHyn3...ACFrOgCkEAAQQV7-QI7ssKzTEs40ftwly-9UXV4pvK0zpR8UOnHHTIM4tiSfM_3vYItSYO7zBHyn3...
ACFrOgCkEAAQQV7-QI7ssKzTEs40ftwly-9UXV4pvK0zpR8UOnHHTIM4tiSfM_3vYItSYO7zBHyn3...
 
Pengertian Musik
Pengertian MusikPengertian Musik
Pengertian Musik
 
Kelompok 5 kordofon dipetik & elektrofon
Kelompok 5 kordofon dipetik & elektrofonKelompok 5 kordofon dipetik & elektrofon
Kelompok 5 kordofon dipetik & elektrofon
 
MUSIK_TRADISIONAL [Autosaved].pptx
MUSIK_TRADISIONAL [Autosaved].pptxMUSIK_TRADISIONAL [Autosaved].pptx
MUSIK_TRADISIONAL [Autosaved].pptx
 
Xi bab 2 semester 1
Xi bab 2 semester 1Xi bab 2 semester 1
Xi bab 2 semester 1
 
Tugas Kelompok (Fungsi Musik).pptx
Tugas Kelompok (Fungsi Musik).pptxTugas Kelompok (Fungsi Musik).pptx
Tugas Kelompok (Fungsi Musik).pptx
 
Alat musik tradisional
Alat musik tradisionalAlat musik tradisional
Alat musik tradisional
 
PPT Kelompok 1.pptx
PPT Kelompok 1.pptxPPT Kelompok 1.pptx
PPT Kelompok 1.pptx
 
Soal uraian akustik
Soal uraian akustikSoal uraian akustik
Soal uraian akustik
 
Makna dan Unsur Estetis Pada Seni
Makna dan Unsur Estetis Pada SeniMakna dan Unsur Estetis Pada Seni
Makna dan Unsur Estetis Pada Seni
 
Seni Musik | Kesenian SMA Kelas XII
Seni Musik | Kesenian SMA Kelas XIISeni Musik | Kesenian SMA Kelas XII
Seni Musik | Kesenian SMA Kelas XII
 
Bab 3 menyanyi dengan satu suara
Bab 3 menyanyi dengan satu suaraBab 3 menyanyi dengan satu suara
Bab 3 menyanyi dengan satu suara
 
Jenis / Genre Musik
Jenis / Genre MusikJenis / Genre Musik
Jenis / Genre Musik
 
Pengetahuan dasar musik
Pengetahuan dasar musikPengetahuan dasar musik
Pengetahuan dasar musik
 
Nurafwi Gelombang Bunyi
Nurafwi Gelombang BunyiNurafwi Gelombang Bunyi
Nurafwi Gelombang Bunyi
 
Bab 3 Kelas X Seni Budaya
Bab 3 Kelas X Seni BudayaBab 3 Kelas X Seni Budaya
Bab 3 Kelas X Seni Budaya
 
Musik
MusikMusik
Musik
 
Bab 3 jenis atau genre musik
Bab 3 jenis atau genre musikBab 3 jenis atau genre musik
Bab 3 jenis atau genre musik
 
Musik ansambel
Musik ansambelMusik ansambel
Musik ansambel
 
MATERI PERGELARAN PERTEMUAN 10.pptx
MATERI PERGELARAN PERTEMUAN 10.pptxMATERI PERGELARAN PERTEMUAN 10.pptx
MATERI PERGELARAN PERTEMUAN 10.pptx
 

Mehr von Iswi Haniffah

Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRIMakalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
Iswi Haniffah
 

Mehr von Iswi Haniffah (20)

Makalah Musik Era Klasik
Makalah Musik Era KlasikMakalah Musik Era Klasik
Makalah Musik Era Klasik
 
Kesenian Jaran Kencak Lumajang
Kesenian Jaran Kencak LumajangKesenian Jaran Kencak Lumajang
Kesenian Jaran Kencak Lumajang
 
Apresiasi Budaya: Becak Jogja
Apresiasi Budaya: Becak JogjaApresiasi Budaya: Becak Jogja
Apresiasi Budaya: Becak Jogja
 
Pengaruh Motor Thdp. Perilaku Praktis Mahasiswa Yogya
Pengaruh Motor Thdp. Perilaku Praktis Mahasiswa YogyaPengaruh Motor Thdp. Perilaku Praktis Mahasiswa Yogya
Pengaruh Motor Thdp. Perilaku Praktis Mahasiswa Yogya
 
Pengaruh Harga dan Brand Image Thdp. Pembelian Smartphone di Indonesia
Pengaruh Harga dan Brand Image Thdp. Pembelian Smartphone di IndonesiaPengaruh Harga dan Brand Image Thdp. Pembelian Smartphone di Indonesia
Pengaruh Harga dan Brand Image Thdp. Pembelian Smartphone di Indonesia
 
Akhlaq, Etika dan Moral
Akhlaq, Etika dan MoralAkhlaq, Etika dan Moral
Akhlaq, Etika dan Moral
 
Opini, Feature dan Esai
Opini, Feature dan EsaiOpini, Feature dan Esai
Opini, Feature dan Esai
 
Kerajaan islam di indonesia
Kerajaan islam di indonesiaKerajaan islam di indonesia
Kerajaan islam di indonesia
 
Presentasi materi merawat jenazah
Presentasi materi merawat jenazahPresentasi materi merawat jenazah
Presentasi materi merawat jenazah
 
Sifat dan fungsi konstitusi negara
Sifat dan fungsi konstitusi negaraSifat dan fungsi konstitusi negara
Sifat dan fungsi konstitusi negara
 
Periodisasi konstitusi di Indonesia
Periodisasi konstitusi di IndonesiaPeriodisasi konstitusi di Indonesia
Periodisasi konstitusi di Indonesia
 
Perbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunis
Perbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunisPerbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunis
Perbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunis
 
Perjanjian internasional (PKn)
Perjanjian internasional (PKn)Perjanjian internasional (PKn)
Perjanjian internasional (PKn)
 
Presentasi Proker Scout Skill Contest (SSC)
Presentasi Proker Scout Skill Contest (SSC)Presentasi Proker Scout Skill Contest (SSC)
Presentasi Proker Scout Skill Contest (SSC)
 
Soal Latihan Matematika UAN SMA IPS (per Indikator)
Soal Latihan Matematika UAN SMA IPS (per Indikator)Soal Latihan Matematika UAN SMA IPS (per Indikator)
Soal Latihan Matematika UAN SMA IPS (per Indikator)
 
Materi UAN SMA (IPS) Matematika: Pangkat, Akar dan Logaritma
Materi UAN SMA (IPS) Matematika: Pangkat, Akar dan LogaritmaMateri UAN SMA (IPS) Matematika: Pangkat, Akar dan Logaritma
Materi UAN SMA (IPS) Matematika: Pangkat, Akar dan Logaritma
 
Rancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongRancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape Singkong
 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
 
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRIMakalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
 
Materi KRR: Narkoba
Materi KRR: NarkobaMateri KRR: Narkoba
Materi KRR: Narkoba
 

Kürzlich hochgeladen

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 

Pengertian Bunyi

  • 1. BUNYI Bunyi dibedakan menjadi tiga yaitu suara, bunyi dan nada. 1. Suara Suara (Inggris : Voice) menunjuk kepada pengertian yang bersifat umum dan di dalam bahasa digunakan juga untuk menunjuk “bunyi” manusia dan binatang. 2. Bunyi Bunyi (Inggris : Sound) lebih menunjuk pada perhatian khusus yang diterapkan hanya dalam hubungannya dengan benda dengan menunjuk pada kualitas tertentu. Misalnya : peluit, bunyinya nyaring. 3. Nada Nada (Inggris : tone) hanya digunakan dalam hubungannya dengan frekuensi pada ilmu pengetahuan dan musik. Nada menunjuk pada adanya ketinggian tertentu dengan frekuensi sudah pasti, di dalam musik adalah suara manusia (vokal) dan suara benda (intrumental). Hal-hal penting dalam bunyi : 1. Volume dan intensitas bunyi Dapat dibagi dalam dua golongan yaitu bunyi keras ( ) dan bunyi lemah ( ). 2. Dinamika dan vitalitas bunyi Bunyi lemah dapat berkembang menjadi bunyi keras, demikian pula sebaliknya. Jarak di dalam perkembangan lemah keras ini tak terhingga dan dalam variabel yang sangat berbeda-beda. Misal : bunyi sirene semenjak dari yang paling lemah ke yang paling keras kembali ke yang paling lemah lagi dapat sangat berbeda-beda grafisnya. 3. Durasi Durasi (Inggris : Duration) adalah tempo atau waktu berlangsungnya bunyi. Durasi terbagi dua golongan : nada panjang dan nada pendek. La panjang La pendek Bunyi panjang dan bunyi pendek di dalam ilmu geometri ibarat garis dan titik yang variasinya tak terhingga. dst A B A lemah keras lemah
  • 2. 4. Jangkauan atau interval Jangkauan atau interval menunjuk pada posisi bunyi yang satu dengan bunyi yang lain. Maka harus ada sedikitnya dua bunyi berbeda yaitu bunyi rendah dan bunyi tinggi dengan jarak tak terhingga dan dapat ditangkap oleh indra manusia secara terbatas. A – tinggi a c b B - rendah A dan B = batas ketinggian kemanpuan dengar manusia. a = bunyi tertinggi b = bunyi rendah c = variasi jarak (interval) 5. Kualitas bunyi Kualitas bunyi menyangkut soal baik-buruk, indah jelek dan sebagainya. Kualitas ini terbagi dalam dua golongan yaitu bunyi kasar dan bunyi halus atau bunyi sempurna (dominan) dan tak sempurna (disonan). 6. Kuantitas bunyi Bunyi dapat dihitung melalui indera pendengaran, sama dengan kita menghitung benda-benda yang nampak melalui indera penglihatan. Bunyi dapat menampakkan gejalanya secara tunggal, banyak maupun banyak. Namun kemampuan indera pendengaran manusia menghitung banyaknya bunyi jauh lebih terbatas daripada kemampuan indera penglihatan menghitung benda-benda yang nampak. 7. Gerak bunyi Bunyi dapat bergerak menembus ruang dengan membutuhkan waktu untuk mencapai sasaran tertentu. A B C Bunyi B membutuhkan waktu untuk mencapai sasaran pendengaran C ketika ia bergerak dari sumbernya A. Gerak bunyi dibagi dalam 2 golongan yaitu gerakan bunyi cepat dan gerakan bunyi lambat. Maka muncul istilah tempo di dalam musik. Cepat lambat bunyi ditentukan pula oleh keras- lemahnya bunyi, tinggi-rendahnya bunyi, jauh dekatnya sumber bunyi, intensitas bunyi dan panjang-pendeknya bunyi. 8. Bentuk bunyi Bentuk atau dimensi bunyi sangat dipengaruhi oleh bentuk sumbernya. Hal ini menyebabkan suara setiap orang berbeda-beda dan dapat berubah-ubah, karena bentuk masing-masing kerongkongan orang berbeda secara alamiah dan bentuk kontruksi mulut yang berbeda dapat kita ubah-ubah.Orang membuat pengeras suara dengan bentuk bulat atau silinder yang mengembang di ujungnya agar suarapun dapat kedengaran lebih bulat dan mengeras.
  • 3. Suara-suara dapat dilukiskan sebagai berikut : bulat - panjang ooo bulat pendek Lho ! lurus - panjang Yaaa datar alaa berat - besar Hemmm tajam Ting ! Tumpul Plog ! Melemah Wah Mengeras Lha Cembung Jagung Cekung Ech Melengkung O ………ya = kuat Bergelombang Aua Vertikal Hei ! Menaik Halo ! Menurun Tiba Getaran gelombang Dor !! 9. Warna bunyi Warna bunyi dipengaruhi oleh sumber bunyinya : bahan yang digunakan, bentuk dan cara seseorang atau benda membunyikannya. Misalnya bunyi kentongan, gong atau lonceng. 10. Bobot dan karakter bunyi Dipengaruhi oleh faktor volume, frekuensi, warna dan sebagainya. Misal bunyi gong adalah berat dan bunyi peluit adalah ringan. 11. Bunyi Bunyinya bunyi, yaitu bunyi yang pertama adalah obyek dan bunyi yang kedua adalah subyek. Misalnya bunyinya gong.
  • 4. 12. Bentuk dan isi bunyi. Bunyi tanpa bentuk belum dapat disebut musik. Bentuk ibarat kerangka atau jasmani dan bunyi ibarat isi atau roh. Bunyi sebagai isi meliputi bentuk ritme, melodi harmoni dan vitalis musik lainnya. Ritme menjadi yang pertama karena bersifat alamiah, universal dan mutlak. Bunyi telah terjadi didalam benak kita, didalam khayalan atau imajinasi jauh sebelum secara riil kita kita menyatakan dalam bentuk suara atau bunyi. Maka dari itu istirahat (Inggris : break); Jerman : pause) di dalam musik (partitur) harus kita mengerti sebagai bunyi yang tak riil ( dalam imajunasi) bukan hanya sekedar “tanda” berhenti. Pause atau hening yang dinyatakan dalam tanda istirahat di dalam musik adalah “bunyi yang bersuara” yang sangat penting maknanya. 13. Melodi dan harmoni Melodi yang membuat bunyi menjadi sangat menarik dan terus menerus berubah, misalnya naik-turun. Bunyi yang menampilkan dirinya dalam bentuk melodi pada musik ibarat figur seorang gadis. Ia dapat terlihat sangat indah, sangat menggiurkan, sangat mempesona, tetapi tidak jarang juga menjadi sangat menyebalkan. Manusia yang membuat melodi berdasarkan instink, inspirasi dan keterampilan. Harmoni bunyi di dalam musik disusun atas dasar hukum- hukum keseimbangan alam yang sifatnya universal. Perimbangan tersebut terjadi antara awal dan akhir, sempurna dan tak sempurna, antara terbuka dan tertutup, tinggi-rendah, keras-lemah, tebal-tipis dan seterusnya. Harmoni sebagai salah satu bagian dari terminal bunyi di dalam musik sangat menentukan watak dan temperamen maupun kerapian musik dengan segala keindahannya. Bunyi sebagai isi betolak dari alam dan bentuk adalah hasil karya manusia. Pertemuan antara alam dan manusia (bentuk dan isi) akan menghasilkan karya seni musik yang melahirkan indahnya keindahan. MANUSIA DAN SUGESTI BUNYI 1. Bunyi sebagai lambang Lambang yang dibuat manusia berwujud bunyi. Misalnya sebuah gong dipukul pertanda dimulainya suatu upacara. Gelegar gunturpertanda hujan adalah lambang. Sejauh mana bunyi di dalam musik itu sangat sugestif terhadap manusia. Musik sebagai karya manusia, sehingga pengubahan alam atau bunyi yang dilakukan manusia ini dapat disebut sebagai hasil seni. 2. Budaya bunyi Bunyi asli yang bersumber dari alam dapat dbuat atau diolah menjadi bunyi buatan yang mengandung nilai artistik. Baik bunyi asli maupun buatan manusai menjadi bahasa seni di dalam suatu usaha manusia untuk menciptakan musik. (bunyi alam dan bunyi buatan adalah bahasa musik). Sugesti bunyi mengakibatkan adanya relativitas terhadap apa yang dianggap cocok dan baik menurut ukuran estetika maupun perasaan artistik masing-masning orang. Misalnya suara lokomotif yang sebagian orang menganggap sebagai gangguan karena “bising”. 3. Sugesti bunyi karena pengalaman Sugesti bunyi adalah bunyi yang dianggap baik atau cocok untuk diterima oleh masing-masing orang, suatu kelompok atau masyarakat tertentu. Misalnya dalam lomba menyanyi, juri memberikan penilaian berdasarkan pengalaman pendengaran tentang suara yang dianggap baik, bagus dan berkualitas pada masanya.
  • 5. 4. Sugesti karena pendidikan. Sugesti ini dapat terbentuk karena faktor lingkungan tempat seseorrang menerima pendidikan. Misalnya orang jawa dididik untuk selalu berbicara lemah-lembut atau dalam pelajaran menyanyi, suara yang dianggap baik adalah suara yang diajarkan pada waktu latihan di kelas. Contoh lain misalnya suara instrumen musik , terompet, dapat dianggap sebagai suara yang baik, apabila bunyi yang dihasilkan “bulat, bersih dan lantang”. Seseorang mungkin tidak akan dapat menghasilkan suara seperti ini bila tidak mengalami “pendidikan”. 5. Sugesti karena kebiasaan Kebiasaan membentuk persepsi pendengaran kita. Tidak jarang kita terganggu oleh suara atau bunyi tertentu. Misalnya kita terbiasa mendengarkan musik barat yang dimainkan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam orkestra. Karena kebiasaan kita menganggap bunyi yang dihasilkan indah. Namun bila kita mendengar lagu dari negeri Cina, mungkin akan dianggap bunyi yang dihasilkan sangat aneh. 6. Sugesti karena khayalan. Khayalan atau imajinasi membentuk kesadaran kita tentang bunyi indah. Hal ini dapat terjadi karena pengalaman pendengaran dan keinginan untuk melakukan pengulangan. Sebagai contoh, pada saat kita memainkan atau mengkombinasikan beberapa nada secara serempak (disebut akord), dengan pengalaman indera pendengaran kita dapat merasakan mana bunyi yang enak dan mana yang tidak enak saat digabungkan ke dalam melodi. Kegiatan ini kemudian dilakukan berulang- ulang untuk mendapatkan kepastian. Dengan demikian munculah istilah harmoni yang menjadi dasar hukum bagi musik. MUSIK DAN MANUSIA Musik dengan penciptanya. Orang yang menciptakan musik karena faktor kepandaian (intelegensi), keterampilan (skill), dan seluruh aktivitas serta perhatian hidupnya tercurah untuk pekerjaan mencipta. Antara lain komponis dan aranger. Latar belakang penciptaan dipengaruhi juga karan aliran musik yang dianut misalnya musik timur, musik barat, musik jaman barok, musik jaman klasik, musik jaman romantik dan musik jaman modern. Adanya aliran-aliran ini membuat musik setiap aliran diciptakan berdasarkan ciri-ciri tersendiri. Musik dan pemainnya Pemain musik merupakan ujung tombak dari hasil karya cipta komponis. Para pemainlah yang menterjemahkan seluruh lambang dan simbol yang tertulis. Dengan demikian semua pesan, arti dan makna yang diinginkan komponis dapat tersampaikan. Melalui para pemain nilai estetik musik dapat terlihat dan setiap pendengar dapat memberikan pendapatnya tentang musik yang dihasilkan, namun tergantung dari sudut mana seorang pendengar memandang dan mengamati musik tersebut. Didalam memainkan musik, ada dua cara yang biasa dilakukan pemain yaitu bermain dengan partitur/naskah atau tidak dengan partiur atau naskah. Musik dan pendengarnya. Hasil akhir sebuah karya cipta dapat diberikan penilaian setelah ada seseorang atau audiens yang mendengarkan. Dari sinilah nilai estetika sebuah karya cipta dapat terlihat. Meskipun kebanyakan orang hanya sebagai pendengar pasif, tetapi berdasarkan teori awal bahwa bunyi akan menjadi musik setelah diberi ritme, melodi dan harmoni dan hal itu telah dirasakan oleh para pendengar diluar pencipta. Pendengarlah yang akan menentukan indah tidaknya karya musik yang dihasilkan.
  • 6. BAGIAN AKHIR Estetika dan estetika musik sebagai salah satu disiplin pengetahuan manusia di bidang keindahan musik dan keindahan alam hanya membahas oyeknya, yaitu indah dan keindahan. Tentang rahasia indah” itu sendiri dari waktu ke waktu tidak mampu dijawab oleh olmu pengetahuan yang lain. Karena obyek estetika adalah gejala-gejala persoalan indah dan tidak indah, maka obyek persoalannya adalah alam, karya manusai dan manuasia itu sendiri. Dalam hal ini pengamatan kita pengamatan kita harus mampu menarik garis pemisah antara kehidupan alam dan keindahan hasil karya manusia dalam bentuk karya seni. Keindahan alam terbentuk sebagai prosesnya sendiri. Dalam karya seni manusia mengerahkan segala potensinya untuk menciptakan nilai-nilai artistik. Perbedaan dasar ini sangat mempengaruhi kenyataan nilai-nilai estetis keindahan alam yang bersifat alami dan keindahan hasil karya manusia yang bersifat dinamis. Keindahan seni kreatif hasil karya manusia sangat tergantung dari seluruh potensi budaya manusia baik yang melibatkan kondisi mental, spirit, lingkungan hidup, pengalaman-pengalaman batin dan reaksi-reaksinya. Upaya kreatif manusia di dalam dunia seni ini menghasilkan ide-ide, konsep-konsep, wawasan, fantasi, imajinasi, gagasan-gagasanyang melatarbelakangi keyakinannya. Sifat-sifat kemajemukan manusia itu sendiri telah menimbulkan keberbagian di dalam dunia pengetahuan estetika. Timbulnya perbedaan pandangandan konsepkonsep tentang prinsip keindahan melahirkan wawasan dalam dunia pengetahuan estetika. Estetika musik tidak dapat melepaskan dirinya dari pengetahuan estetika secara umum dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan masalah-masalah musik. Akan tetapiu karena sifat- sifatnya yang non-visual dan non-verbal, manusia sering mendapatkan kesulitan dalam membahas nilai-nilai estetisnya. Kita sering lebih mampu merasakan kehadiran musik daripada menagkap maknanya. Di lain pihak kekeuatan daya penetrasi musik yang tidak terikat ruang dan waktu sering mempengaruhi sikap dan aktivitas manusia sehari-hari. Pengaruh-pengaruh inilah yang menimbulkan berbagai persoalan dalam dunia estetika musik. Tergantung dari sudut dan kepentingan musik dapat dipandang dari sudut kesenian sebagai hasil karya seni manusia atau sebagai obyek kenikmatan saja, atau juga untuk tujuan-tujuan diluar musik sendiri. Misalnya pengaruh kekuatan musikyang dihubungkan dengan tujuan-tujuan dan masalah-masalah sosial, agama, politik, pendidikan dan sebagainya. Dilihat dari sudut ini kadar nilai-nilai artistik yang berada didalamnya tentu sangat berbeda. Akan tetapi dilihat dari sudut nilai estetisnya apapun tujuan, kepentingan dan jenisnya, masalah nilai-nilai estetisnya harus dikembalikan kepada persoalan pokoknya yaitu musik. Dan musik tidak dapat dibahas di luar diri musik itu sendiri. Manusia dapat membahas persoalan-persoalan dan gejala-gejalanya akan tetapi tentang hahaekat dari pada keindahan musik, ia akan menjelaskan dirinya sendiri oleh karena musik pada akhirnya adalah bahasa ekspresif yang tidak memerlukan penjelasan dan penterjemahan. Walaupun begitu dilihat dari sudut estetika musik sangat perlu ditinjau persoalan-persoalan keindahanya utnuk difahami dan dimengerti latar belakangnya. Latar belakang tersebut adalh ide-ide, pikiran-pikiran, keyakinan dan seluruh pengalam hidup manusai sebagai penciptanya. Dan membahas hasil karya manusia di bidang apapun tentu akan menarik, karena dengan begitu berarti membahas diri kita sendiri. Disamping itu persoalan-persoalan hasil karya manusia selalu berkembang dan berubah- ubah sepanjang waktu. Demikian juga tentang estetika musik. Estetika dan estetika musik akan terus berkembang selama manusia masih bergulat dengan misteri dunia keindahan yang menjadi cermin hidupnya. (Suka Harjana, Estetika Musik, 1983)
  • 7. BAGIAN AKHIR Estetika dan estetika musik sebagai salah satu disiplin pengetahuan manusia di bidang keindahan musik dan keindahan alam hanya membahas oyeknya, yaitu indah dan keindahan. Tentang rahasia indah” itu sendiri dari waktu ke waktu tidak mampu dijawab oleh olmu pengetahuan yang lain. Karena obyek estetika adalah gejala-gejala persoalan indah dan tidak indah, maka obyek persoalannya adalah alam, karya manusai dan manuasia itu sendiri. Dalam hal ini pengamatan kita pengamatan kita harus mampu menarik garis pemisah antara kehidupan alam dan keindahan hasil karya manusia dalam bentuk karya seni. Keindahan alam terbentuk sebagai prosesnya sendiri. Dalam karya seni manusia mengerahkan segala potensinya untuk menciptakan nilai-nilai artistik. Perbedaan dasar ini sangat mempengaruhi kenyataan nilai-nilai estetis keindahan alam yang bersifat alami dan keindahan hasil karya manusia yang bersifat dinamis. Keindahan seni kreatif hasil karya manusia sangat tergantung dari seluruh potensi budaya manusia baik yang melibatkan kondisi mental, spirit, lingkungan hidup, pengalaman-pengalaman batin dan reaksi-reaksinya. Upaya kreatif manusia di dalam dunia seni ini menghasilkan ide-ide, konsep-konsep, wawasan, fantasi, imajinasi, gagasan-gagasanyang melatarbelakangi keyakinannya. Sifat-sifat kemajemukan manusia itu sendiri telah menimbulkan keberbagian di dalam dunia pengetahuan estetika. Timbulnya perbedaan pandangandan konsepkonsep tentang prinsip keindahan melahirkan wawasan dalam dunia pengetahuan estetika. Estetika musik tidak dapat melepaskan dirinya dari pengetahuan estetika secara umum dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan masalah-masalah musik. Akan tetapiu karena sifat- sifatnya yang non-visual dan non-verbal, manusia sering mendapatkan kesulitan dalam membahas nilai-nilai estetisnya. Kita sering lebih mampu merasakan kehadiran musik daripada menagkap maknanya. Di lain pihak kekeuatan daya penetrasi musik yang tidak terikat ruang dan waktu sering mempengaruhi sikap dan aktivitas manusia sehari-hari. Pengaruh-pengaruh inilah yang menimbulkan berbagai persoalan dalam dunia estetika musik. Tergantung dari sudut dan kepentingan musik dapat dipandang dari sudut kesenian sebagai hasil karya seni manusia atau sebagai obyek kenikmatan saja, atau juga untuk tujuan-tujuan diluar musik sendiri. Misalnya pengaruh kekuatan musikyang dihubungkan dengan tujuan-tujuan dan masalah-masalah sosial, agama, politik, pendidikan dan sebagainya. Dilihat dari sudut ini kadar nilai-nilai artistik yang berada didalamnya tentu sangat berbeda. Akan tetapi dilihat dari sudut nilai estetisnya apapun tujuan, kepentingan dan jenisnya, masalah nilai-nilai estetisnya harus dikembalikan kepada persoalan pokoknya yaitu musik. Dan musik tidak dapat dibahas di luar diri musik itu sendiri. Manusia dapat membahas persoalan-persoalan dan gejala-gejalanya akan tetapi tentang hahaekat dari pada keindahan musik, ia akan menjelaskan dirinya sendiri oleh karena musik pada akhirnya adalah bahasa ekspresif yang tidak memerlukan penjelasan dan penterjemahan. Walaupun begitu dilihat dari sudut estetika musik sangat perlu ditinjau persoalan-persoalan keindahanya utnuk difahami dan dimengerti latar belakangnya. Latar belakang tersebut adalh ide-ide, pikiran-pikiran, keyakinan dan seluruh pengalam hidup manusai sebagai penciptanya. Dan membahas hasil karya manusia di bidang apapun tentu akan menarik, karena dengan begitu berarti membahas diri kita sendiri. Disamping itu persoalan-persoalan hasil karya manusia selalu berkembang dan berubah- ubah sepanjang waktu. Demikian juga tentang estetika musik. Estetika dan estetika musik akan terus berkembang selama manusia masih bergulat dengan misteri dunia keindahan yang menjadi cermin hidupnya. (Suka Harjana, Estetika Musik, 1983)