1. PEMBERIAN INFORMASI OBAT TERHADAP PASIEN
DI PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA
MENGGUNAKAN METODA LONGITUDINAL GUTTMAN SCALE
Oleh : Drs. Iskani., Apoteker
TUJUAN
Pemberian informasi obat oleh petugas apotek di puskesmas sangat menentukan upaya
kesembuhan pasien yang berobat (responden), dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui data apakah terhadap pasien yang berobat di Puskesmas Meureudu
Kabupaten Pidie Jaya diberikan pelayanan informasi obat, penelitian ini menggunakan
metoda Longitudinal Guttman Scale, artinya terhadap pasien berobat yang sama dalam
waktu tertentu dilakukan pengulangan penelitian terhadap pelayanan informasi obat
METODA
Guttman Scalogram
Dalam penelitian ini terhadap pasien yang berobat di Puskesmas Meureudu Kabupaten
Pidie Jaya diajukan lima pertanyaan, dengan kualitas pertanyaan pertama yang mudah
sampai ke pertanyaan ke lima yang sulit, pertanyaan disusun sedemikian rupa “hierarki”
berurutan sehingga saling terkait satu dengan lainnya, bila pertanyaan pertama dijawab
“ya” maka jawaban ke dua juga “ya” dan seterusnya, bila jawaban pertama dijawab
“ya” kemudian jawaban ke dua “tidak” maka jawaban ini dikatagorikan penyimpangan
atau disebut “kesalahan” atau “error”.
Penilaian terhadap jawaban, bila jawaban pertanyaan dikatagorikan positif seperti “ya”
diberi nilai 1 sedangkan jawaban dikatagorikan negative seperti “tidak” diberikan nilai 0.
Katagori jawaban dalam Guttman Skalogram, ada dua, pertama katagori positif dan
katagori negative, sebagai contoh “ya” dan “tidak”, “sesuai” dan “tidak sesuai”, “salah”
dan “benar”, “setuju” dan “tidak setuju” dan lainnya
Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berobat di Puskesmas
Meureudu Kabupaten pidie Jaya, berjumlah 70 orang, kepada responden telah
diinformasikan maksud tujuan dari pemberian check-list dan telah mendapat
persetujuan kemudian diberikan daftar check-list yang terdiri dari lima pertanyaan
Pertanyaan
Banyak cara untuk membuat pertanyaan sehingga membentuk “hierarki” salah satunya
mengikuti proses terjadinya informasi yaitu, input, proses, dan output kemudian disusul
dengan outcome dan impact, sehingga tersusun secara hierarki dan mempunyai,
penyusunan pertanyaan seperti ini mempunyai keuntungan bila jawaban pertama telah
dijawab maka dapat diperkirakan jawaban berikut lainnya karena itulah Guttman
Longitudinal Scalogram sangat menentukan. Berikut pertanyaan yang telah disusun :
2. 1. Apakah petugas puskesmas memberikan informasi obat (Input)
2. Apakah ada disampaikan, aturan pakai, dosis obat, cara penggunaan, waktu
penggunaan, (proses)
3. Apakah informasi obat disampaikan dimengerti, (Output)
4. Apakah informasi obat akan dilaksanakan dan dipatuhi, (Outcome)
5. Apakah informasi obat ada manfaatnya (Impact)
Dari ke lima pertanyaan tersebut diatas tidak saja dimaksudkan menanyakan tentang
pelayanan informasi obat tetapi menanyakan pertanyaan yang lebih sulit seperti
kepatuhan dan manfaat bagi responden sehingga pertanyaan ini akan menggali sampai
sejauh mana pengetahuan responden tentang pelayanan informasi obat
Rekapitulasi data Skala Guttman
Data yang diperoleh dari pertanyaan, dianalisis dengan urutan berikut (1) hasil disusun
berurutan sesuai tingkat kesulitan, (2) perkirakan urutan berdasarkan jumlah data
yang diperoleh, (3) hitung jumlah kesalahan merujuk pada ketentuan respon ideal, (4)
hitung secara statistik dengan rumus standar
Skala Guttman adalah skala yang mengukur hanya satu dimensi saja, apakah sesuai
atau tidak sesuai, apakah benar atau salah, ya atau tidak, yang menyiratkan hanya
mengukur satu dimensi pokok.
Skala Guttman adalah skala kumulatif dengan pengertian bahwa pertanyaan disusun
berdasarkan pembobotan bernilai 1 atau 0 untuk pertanyaan nomor satu, nomor dua,
nomor tiga, nomor empat dan nomor lima (bila jumlah pertanyaan lima) dan menyusun
jawaban responden yang setuju dalam satu kelompok dan menyusun jawaban
responden yang tidak setuju dalam kelompok lain pada jalur dan kolom, lihat gambar 1
respon ideal
Gambar 1. Respon Ideal Skala Guttman
No.
P1
P2
0
0
0
1
1
0
2
1
1
3
1
1
4
1
1
5
1
1
Keterangan : P : Pertanyaan
Hijau
: Jawaban “ya”
Kuning : Jawaban “tidak”
P3
0
0
0
1
1
1
P4
0
0
0
0
1
1
P5
0
0
0
0
0
1
3. Sesuai Gambar 1 Respon Ideal Skala Guttman, menggambarkan nilai skor dari
responden secara membujur untuk semua pertanyaan yang sudah disusun secara
hierarki, pengelompokan skor secara diagonal menggambarkan semua responden
setuju dengan penyusunan skor ranking dan semua pertanyaan sesuai dengan
penempatan responden
Penyimpangan Respon ideal
Pada prakteknya sangat jarang ditemukan hasil tabulasi data sesuai dengan Gambar 1
respon ideal Skala Guttman karena data tidak mengikuti respon ideal bila hal ini terjadi
maka penyimpangan tersebut dianggap sebagai satu kesalahan (error). Ada beberapa
pendekatan bila data tidak sesuai table respon ideal sehingga data membentuk table
mendekati table respon ideal. Sebagai contoh, seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Penyimpangan Respon ideal
Skor
P1
P2
0
0
0
1
1
1*
2
1
1
3
1
1
4
1
1
5
1
1
Jlh. Kesalahan
0
1
Jawaban benar
5
4
P3
0
1*
0
0*
1
1
P4
0
0
0
0
1
1
P5
0
0
0
0
0
1
2
2
0
2
0
1
Dari Gambar 2 terlihat ada tiga jawaban yang salah, diberi tanda *, yaitu pertanyaan P2
ada satu kesalahan, pertanyaan P3 ada dua kesalahan sehingga dari gambar 2 terdapat
tiga kesalahan atau “error”
RUMUS STANDAR
Koefisien Reprodusibilitas
Dalam pengukuran Skala Guttman , ada tiga criteria pengukuran yang menilai apakah
parameter yang digunakan sudah sesuai dengan Skala Guttman, pertama, harus dilihat
seberapa dekat data yang telah disusun mendekati respon ideal, keadaan ini dijelaskan
dengan Koefisien Reprodusibilitas (KR) dengan nilai 0 sampai 1. Angka ini
diperoleh dari satu dikurangi jumlah kesalahan berbanding dengan jumlah total
jawaban benar
Bila dari hasil pengukuran ini diperoleh nilai 0.9 atau lebih maka hasil pengukuran ini
dapat diterima dan valid terhadap pengukuran satu dimensi Skala Guttman, tetapi bila
pada prakteknya responden gagal menjawab sesuai dengan ketentuan yang diharapkan
akan berakibat pada kegagalan pengukuran KR.
Minimal Marginal Reprodusibilitas (MMR)
Kedua, pengukuran Minimal Marginal Reproducibility (MMR). Nilai MMR adalah
rata-rata jawaban benar, dan nilai ini sebaiknya mendekati nilai KR. MMR
menggambarkan terjadinya kedekatan secara hierarki antara satu pertanyaan dengan
pertanyaan yang lain.
4. Gambar 3. Scalogram Respon Responden
No P1 P2 P3 P4 P5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
3
Selajutnya pengukuran Persentage improvement
(PI) adalah pengurangan KR dan MMR, yang
berfungsi menggambarkan besarnya pengaruh nilai
KR terhadap variabel yang digunakan.
Koefisien Skalabilitas
Ketiga, ini adalah Koefisien terpenting yang dikenal
dengan Koefisien Scalability (KS). KS
menggambarkan perjumlahan total skor respon benar
dengan pengertian membenarkan jawaban yang
berbeda walaupun tidak sesuai dengan respon ideal.
Nilai KS diperoleh dengan membandingkan nilai PI
dan 1 kurang MMR, rentang nilai KS adalah 0 sampai
1, nilai terendah KS yang dapat diterima sesuai
keabsahan pengukuran Skala Guttman adalah 0.60
(Vijaya. Gothwal. Dkk)
Gambar 3. Respon Responden dalam bentuk
Scalogram dalam penelitian ini warna hijau adalah
respon negative, warna kuning adalah respon positif
sedangkan warna merah adalah respon
penyimpangan atau error. Pada scalogram terlihat
pada P2 terdapat 2 penyimpangan, P3 terdapat 4
penyimpangan, P4 terdapat 5 penyimpangan dan P5
terdapat 3 penyimpangan
Sebenarnya penyimpangan yang terjadi diatas masih
dapat dikoreksi, dengan memberikan penjelasan dan
diskusi kepada responden bahwa pentingnya
pelayanan informasi obat ini dalam upaya
penyembuhan penyakit , hal lain yang menyebabkan
terjadinya penyimpangan kemungkinan tingkat
pendidikan dan pengetahuan responden sehingga
mengalami kesulitan untuk memahami pertanyaan
dalam check list sehingga sangat diperlukan diskusi
dan penjelasan.
5. ANALISIS
Untuk menganalisis data yang ada maka data yang telah disusun pada gambar 3,
dihitung berapa jawaban positif, bernilai 1 dan jawaban negative, bernilai 0 dan
termasuk penyimpangannya, table 1
Tabel 1. Distribusi frekuensi data check-list
Pertanyaan
Jawaban
Ya
Tidak
P1
28
42
P2
12
58
P3
8
62
P4
8
62
P5
6
64
Rata-rata Jawaban benar
0.40
0.17
0.11
0.11
0.08
0.87
Untuk mengetahui kedekatan penyusunan data pada gambar 3 mendekati respon ideal
maka digunakan rumus :
Nilai KR 0.96 menunjukkan bahwa kedua kumulatif dan informasi obat mempunyai
korelasi dan dapat dipercaya, dengan demikian skor dan tingkat kesulitan yang disusun
sedemikian rupa sudah benar oleh karena itu total skor kumulatif sudah sesuai. Karena
KR melebihi 0.9 sebagai satu standar sehingga dapat diprediksi respon dari responden
dari pertanyaan yang mudah sampai pertanyaan yang sulit juga sudah sesuai. Sebagai
contoh apabila, responden menjawab pertanyaan “Apakah petugas puskesmas
memberikan informasi obat” maka sudah dapat diperkirakan jawaban terhadap
pertanyaan berikut “Apakah ada disampaikan aturan pakai, dosis, cara pakai dan
waktu penggunaan obat” dan pertanyaan selanjutnya adalah sama
Koefisien Skalabilitas lebih jauh akan memberikan bukti bahwa bentuk ideal skala
guttman, dengan nilai 0.92 yang secara signifikan jauh diatas batas minimal 0.60
menjadi dasar bahwa criteria distribusi jawaban responden, bentuk ideal skala dan
penempatan jawaban yang sulit ditempatkan pada akhir dan pertanyaan yang mudah
ditempatkan di awal check-list
6. KESIMPULAN
1. Bahwa responden/masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Meureudu belum
mendapatkan sepenuhnya mendapat informasi obat oleh petugas puskesmas
2. Data ini dapat memberikan indikasi untuk melakukan penelitian tentang
pemberian informasi obat kepada pasien di Puskesmas Meureudu oleh petugas
puskesmas, Kabupaten Pidie Jaya dengan Metoda Skala Guttman Cross Sectional
DAFTAR PUSTAKA
1. Goldstein. H. 2014. Longitudinal Studies and The Measurement of Change,
Statistician Vol 18, No. 2, [diakses tanggal 19 Januari 2014]
2. Vijaya. K. Gothwal dkk. 2013. Guttman Scale Analysis of Distance Vision, [diakses
tanggal 19 Januari 2014]
3. Abdi Herve. Guttman Scaling. 2013, [diakses tanggal 19 Januari 2014]
4. Freddy Rangkuti. 2002. Riset Pemasaran. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.