SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
PENYAKIT YANG DITULARKAN
OLEH LALAT
SERTA TINDAKAN
PENGENDALIANNYA
INOY TRISNAINI, SKM., M.KL
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Angka Kesakitan Diare Pada Semua Umur
Pada Tahun 1996-2010
Frekuensi KLB Berdasarkan Provinsi Tahun 2010
Taksonomi
•Kelas : Hexapoda
•Ordo : Diptera
•Family : Muscida (Lalat rumah)
Sarcophagidae (Lalat daging)
Caliphoridae
•Spesies : Musca domestica (Lalat rumah)
SIKLUS HIDUP LALAT
MAKANAN
• Lalat dewasa aktif sepanjang hari terutama pagi
dan sore
• Inaktif pada malam hari
• Tertarik pada makanan manusia, darah dan
bangkai
• Bagian mulut tidak dapat dipakai untuk
menggigit/menusuk hanya dapat menghisap
barang-barang cair
• Tanpa air lalat hanya bertahan hidup selama 48
jam
Tempat Perindukkan
Kotoran hewan
Sampah dan sisa makanan dari hasil
olahan
Kotoran manusia
Air kotor
Tempat Peristirahatan
Tengah hari lalat tidak makan tetapi
beristirahat di lantai, dinding, langit-langit,
rumput-rumput dan tempat yang sejuk
Lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan,
dan tidak aktif pada malam hari
Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian
tidak lebih dari 5 m
Untuk istirahat lalat memerlukan suhu = 35°C –
40°C dan kelembaban 90%
Fluktuasi Jumlah Lalat
• Hewan fototropik  menyukai cahaya
• Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif
dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada
lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur
dan kelembaban
• Jumlah lalat meningkat pada temperatur 20°C –
25°C
• Berkurang pada temperatur < 10°C atau > 49°C
• Kelembaban yang optimum 90 %.
Perilaku Perkembangbiakan
• Berkembangbiak di sekitar sumber makanannya
• Penyebaran dipengaruhi oleh cahaya,
temperature dan kelembaban,
• Untuk istirahat lalat memerlukan suhu sekitar
35º-40ºC, kelembaban 90%.
• Aktifitas terhenti pada temperatur < 15ºC.
lalat latrine (Fannis
canicularis)
lalat hijau (Lucilla)
lalat biru (Callphora
vomituria)
Lalat yang
Merugikan
Manusia
lalat rumah (Musa
domestica)
AGEN PENYAKIT YANG DITRANSMISIKAN
OLEH LALAT
VIBRIO CHOLERA
• Menyebabkan penyakit kolera
• Menginfeksi saluran pencernaan melalui mukosa dan
berakumulasi di sebelah submukosa saluran pencernaan
• Gejala : diare, muntah-muntah, dehidrasi, sakit pada
bagian abdomen (perut), koma, dan dapat
mengakibatkan kematian bahkan dalam jangka waktu
12 jam setelah gejala muncul
• Sumber infeksi : feses dan muntahan dari penderita
penyakit kolera, serta makanan dan air yang
terkontaminasi agen penyakit ini
SALMONELLA TYPHI
• Menyebabkan penyakit Tiphoid (tifus)
• Menginfeksi saluran pencernaan, melalui
mucosa
• Gejala : demam terus-menerus, iritasi dinding
saluran pencernaan, diare
• Sumber infeksi : feses, urine, dan darah orang
yang terkena penyakit ini, atau orang yang
sudah sembuh tetapi masih bertindak sebagai
carier, makanan, minuman, atau susu yang
terkontaminasi oleh penderita penyakit ini
SHYGELLA DYSENTRIAE
• Menyebabkan penyakit disentri
• Menginfeksi saluran pencernaan, melalui mucosa
• Gejala : diare, demam, muntah-muntah dengan frekuensi
tinggi, dengan muntahan mengandung darah dan mucus
• Sumber infesi adalah toxin (racun) yang dihasilkan oleh
bakteri ini. Toxin ini aktif dalam keadaan panas, oleh
karena itu, disentri banyak dijumpai pada musim panas
• Sumber infeksi : feses, urine, dan darah orang yang
terkena penyakit ini, atau orang yang sudah sembuh
tetapi masih bertindak sebagai carier, makanan,
minuman, atau benda yang terkontaminasi oleh
penderita penyakit ini
Survey Lalat sebagai Vektor Penyakit
• Survey Kepadatan Lalat
Melakukan survey menggunakan fly
grill
Survey Kepadatan Lalat
Tujuan :
• Menentukan daerah-daerah yang potensial
menjadi tempat berkembang biak lalat
• Menentukan kepadatan lalat/indeks lalat
• Menentukan luas daerah pengendalian dan
jenis pengendalian yang akan dilakukan
Alat : Scudder fly grill
• Papan kayu : lebar 2 cm, tebal 0,64 cm, panjang 91 cm,
jarak antar kayu 2 cm
• Cara :
• Dilakukan pagi hari, setelah matahari bersinar
• Letakkan scudder fly grill pada lokasi yang akan diukur
• Hitung jumlah lalat yang hinggap setiap 30 detik
• Lakukan secara rutin (1 minggu sekali)
• Indeks lalat = jumlah lalat hinggap pada grill/30 detik
• Pada daerah yang luas dibagi dalam beberapa zona, diukur
pada masing-masing zona.
Interprestasi hasil pengukuran indeks populasi lalat :
• Indonesia = < 20 baik
> 20  perlu tindakan pemberantasan
• 0 – 2 : Rendah atau tidak menjadi masalah
• 3 – 5 : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap
tempat-tempat berkembang biakan lalat
• 6 – 20 : Tinggi/padat dan perlu pengamanan terhadap
tempat- tempat berkembang biakan lalat dan bila mungkin
direncanakan upaya pengendaliannya.
• > 21 : Sangat tinggi/sangat padat dan perlu dilakukan
pengamanan terhadap tempat–tempat perkembangbiakan
lalat dan tindakan pengendalian lalat.
Scudder fly grill
KEUNTUNGAN
• Mudah
• Murah
• Cepat
• Memungkinkan sampling banyak tempat
• Jika digunakan secara konsisten, dapat
digunakan untuk mengukur perubahan populasi
dari waktu ke waktu
Program Pengendali an Vektor Lalat
•Penurunan populasi larva dengan cara
pengelolaan dan sanitasi yang baik pada
daerah-daerah yang potensial menjadi tempat
untuk berkembang biak
•„ Pengendalian populasi secara kimia untuk
menghilangkan lalat.
Pengendalian Lalat Sebagai
Vektor Penyakit
Metoda :
Mekanis :
• Pemasangan kasa : tetapi jendela tetap dapat
dibuka, dan kasa dibersihkan secara teratur.
• Fly traps
• Electric fan
• Penggelontoran saluran-saluran
Pengendalian Lalat Sebagai
Vektor Penyakit
Langkah manajemen terpadu :
1. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan lalat, secara fisik menggunakan
sticky tape, fly trap, secara kimia menggunakan
insektisida dengan metode spraying, fogging, dan
secara biologis menggunakan predator alami,
3. Edukasi masyarakat
Pengendalian Lalat Sebagai
Vektor Penyakit
Evaluasi
1. Kembali melakukan survey untuk
melihat indeks lalat, menurun atau tidak
2. Melihat jumlah kasus penyakit yang
dicurigai ditransmisikan oleh lalat,
berkurang atau tidak
TINDAKAN PENGENDALIAN
•Perbaikan hygiene dan sanitasi
lingkungan
•Pemberantasan lalat secara langsung
Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
Tujuan: mencegah terjadinya perkembangbiakan lalat dan
transmisi penyakit lalat.
Metoda Umum:
Pencegahan :
• Menghilangkan sumber makanan lalat, pembuangan
kotoran manusia dengan baik.
• Pengelolaan sampah dan atau pupuk kandang yang
benar
• Pendidikan kesehatan
Pemberantasan ;
• „ Untuk Membunuh : telur, larva, pupa, dan lalat dewasa
Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
1. Mengurangi/menghilangkan tempat perkembangbiakan
lalat
a. Kandang Ternak
- Harus dapat dibersihkan, dan lantai harus kedap air, dan
dapat disiram setiap hari
b. Peternakan/kandang burung
- Dilengkapi dengan ventilasi, serta kotoran dapat
dikeluarkan dari sangkar dan dibersihkan
c. Timbunan pupuk kandang
-Ditutup dengan plastik
-Cara ini dapat membunuh larva/pupa karena panasnya
Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
d. Kotoran manusia
Jamban perlu dilengkapi dengan:
• 1. Leher angsa untuk mencegah bau
• 2. Ventilasi dengan kawat anti lalat
• 3. Tidak BAB di sembarang tempat
• 4. Dalam pengungsian dimana tidak ada jamban, BAB
pada jarak ±500 m pada arah angin yang tidak mengarah
ke dekat pemukiman dan ±30 m dari sumber air bersih,
kemudian menutupnya dengan tanah
Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
e. Sampah basah dan sampah organik
• Pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah
harus dikelola dengan baik jika tidak ada, sampah
dibakar, dan ditutup dengan tanah
• Dasar tong sampah harus dibersihkan dari sisa-sisa
sampah
• TPA sampah perlu dipadatkan, ditutup tanah merah
setebal 15-30 cm.
• Lokasi TPA harus beberapa km dari pemukiman
Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
f. Tanah yang mengandung bahan organik
• Lumpur organik dari air buangan, septic tank harus
dihilangkan dengan dikeruk atau digelontor
• Menutup saluran air buangan dapat menghilangkan
tempat berkembang biak lalat
• Di tempat peternakan/pemotongan hewan, pengolahan,
pengasinan ikan, lantai harus terbuat dari bahan yang
kuat dan mudah digelontor
Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
2. Mengurangi sumber yang menarik lalat
• Pencegahan dilakukan dengan:
•Kebersihan lingkungan
•Membuat saluran air limbah
•Menutup tempat sampah
•Pemasangan alat pembuang bau (exhaust)
Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
3. Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang
mengandung kuman penyakit
• Sumber penyakit berasal dari kotoran manusia, bangkai
binatang, sampah basah, lumpur organik, orang sakit
mata
• Cara-cara pencegahan:
• a. Kontsruksi jamban yang memenuhi syarat
• b. Mencegah lalat berkontak dengan orang sakit, tinja,
kotoran
• c. Mencegah lalat tidak masuk ke tempat sampah,
peternakan/pemotongan hewan
Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
4. Melindungi makanan, peralatan makan dan orangyang
kontak dengan lalat
• Makanan disimpan di lemari makan
• Makanan perlu dibungkus
• Jendela dan tempat-tempat terbuka dipasang kawat kasa
• Penggunaan kelambu/tudung saji
• Kipas angin dapat dipasang untuk menghalau lalat
masuk
Pemberantasan Lalat Secara Langsung
1. Cara fisik: mudah dan aman, tetapi kurang fektif
apabila lalat dalam kepadatan tinggi, hanya cocok
pada skala kecil :
• a. Perangkap lalat (Fly trap)
• b. Umpan kertas lengket berbentuk pita/lembaran
(sticky tapes)
• c. Perangkap dan pembunuh elektronik (light trap
with electrocutor)
Pemberantasan Lalat Secara Langsung
sticky tape fly trap light trap with electrocutor
Pemberantasan Lalat Secara Langsung
2. Cara Kimia
• Penggunaan insektisida hanya untuk periode yang
singkat apabila sangat diperlukan
• Biasanya digunakan pada KLB kolera, disentri dan
trachoma
• Dapat dilakukan melalui cara penyemprotan dengan
efek residu (residual spraying), pengasapan (space
spraying )
Pemberantasan Lalat Secara Langsung
3. Cara Biologi:
• Memanfaatkan sejenis semut kecil berwarna hitam
(Phiedoloqelon affinis) untuk mengurangi populasi
lalat rumah di tempat sampah
• Memanfaatkan aroma beberapa tanaman : cengkeh,
pandan, lavender, tembakau.
Peranan Pemerintah dan Masyarakat Dalam Pengendalian
Lalat di Pemukiman
Upaya Lokasi Dilakukan oleh
Menggunakan repelen dan
sticky fly paper
Dalam rumah Indvidu dan keluarga
Hindari pembuangan air
besar di tempat terbuka
sekitar rumah
Di sekitar rumah Individu dan keluarga
Mengupayakan halaman
tetap bersih dan runtuhan
pepohonan dan kotoran
binatang
Di sekitar rumah Individu dan masyarakat
Mengupayakan kandang
hewan selalu bersih
Di sekitar rumah Individu, keluarga dan
masyarakat
Melakukan pengawasan
terhadap pembuangan air
besar di tempat terbuka
Di dalam pemukiman Masyarakat dan pemerintah
Melakukan pengaturan
dalam pengumpulan dan
pembuangan sampah
Di dalam pemukiman Masyarakat dan pemerintah
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaPILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaAyok Putra
 
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanFKMAP13
 
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukIndeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukNindya Harum Solicha
 
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANPeraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANAdelina Hutauruk
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Reza Hendrawan
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Thonce Thesia
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISJUHERAH
 
Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...
Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...
Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...Oswar Mungkasa
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKArini Utami
 
Vii pengendalian vektor
Vii  pengendalian vektorVii  pengendalian vektor
Vii pengendalian vektorAnNo ANdi
 
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.docKAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.dockeslingkembangan
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)ADam Raeyoo
 

What's hot (20)

PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaPILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
 
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatan
 
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukIndeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
 
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANPeraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
 
Sanitasi industri
Sanitasi industriSanitasi industri
Sanitasi industri
 
Jamban
JambanJamban
Jamban
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDIS
 
Pestisida
PestisidaPestisida
Pestisida
 
Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...
Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...
Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasi...
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 
Vii pengendalian vektor
Vii  pengendalian vektorVii  pengendalian vektor
Vii pengendalian vektor
 
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.docKAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
 
PHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASARPHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASAR
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 

Viewers also liked

Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannyasiska fiany
 
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)sinupid
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...infosanitasi
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...infosanitasi
 
standar profesi sanitarin
standar profesi sanitarinstandar profesi sanitarin
standar profesi sanitarinmuryan
 
Lap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamukLap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamukArini Utami
 
Power point !!! miasis(2)
Power point !!! miasis(2)Power point !!! miasis(2)
Power point !!! miasis(2)Prof. Juan Ruiz
 
Strategi & Elemen Penjagaan Kesihatan Asas (Primer)
Strategi & Elemen Penjagaan Kesihatan Asas (Primer)Strategi & Elemen Penjagaan Kesihatan Asas (Primer)
Strategi & Elemen Penjagaan Kesihatan Asas (Primer)Muhammad Nasrullah
 
Permenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 finalPermenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 finalzaenal ramdhani
 
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit BerjangkitKonsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit BerjangkitMuhammad Nasrullah
 

Viewers also liked (20)

Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
 
Modul pengendalian
Modul pengendalianModul pengendalian
Modul pengendalian
 
Semt 3 tikus 1
Semt 3 tikus 1Semt 3 tikus 1
Semt 3 tikus 1
 
Reduce recycle reuce
Reduce recycle reuce Reduce recycle reuce
Reduce recycle reuce
 
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)
Kutu kepala (nurul fitri , 10117011)
 
Ento pics
Ento picsEnto pics
Ento pics
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
 
standar profesi sanitarin
standar profesi sanitarinstandar profesi sanitarin
standar profesi sanitarin
 
Lap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamukLap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamuk
 
Power point !!! miasis(2)
Power point !!! miasis(2)Power point !!! miasis(2)
Power point !!! miasis(2)
 
Myiasis humana - PARASITOLOGÍA
Myiasis humana - PARASITOLOGÍAMyiasis humana - PARASITOLOGÍA
Myiasis humana - PARASITOLOGÍA
 
Strategi & Elemen Penjagaan Kesihatan Asas (Primer)
Strategi & Elemen Penjagaan Kesihatan Asas (Primer)Strategi & Elemen Penjagaan Kesihatan Asas (Primer)
Strategi & Elemen Penjagaan Kesihatan Asas (Primer)
 
Myiasis: Nursing Intervention
Myiasis: Nursing InterventionMyiasis: Nursing Intervention
Myiasis: Nursing Intervention
 
Miasis
MiasisMiasis
Miasis
 
Permenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 finalPermenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 final
 
Histogram dan poligon
Histogram dan poligonHistogram dan poligon
Histogram dan poligon
 
ARTHROPODA
ARTHROPODAARTHROPODA
ARTHROPODA
 
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit BerjangkitKonsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
 

Similar to Pengendalian Vektor Lalat

MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptxMATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptxMarcelTimothy
 
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdf
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdfPENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdf
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdfTazmanianDevilz
 
Leptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptxLeptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptxuserfive1
 
Pengendalian Vektor Rumah Sakit
Pengendalian Vektor Rumah SakitPengendalian Vektor Rumah Sakit
Pengendalian Vektor Rumah SakitQbenk Aja
 
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatpresentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatLuthfiNurFitriani
 
Hygine Sanitasi Ponpes.pptx
Hygine Sanitasi Ponpes.pptxHygine Sanitasi Ponpes.pptx
Hygine Sanitasi Ponpes.pptxKeslingTegalrejo
 
Integrated pest management
Integrated pest managementIntegrated pest management
Integrated pest managementHery Mulyanto
 
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasPenyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasDR Irene
 
files29008lingkungan kedaruratan (1).pdf
files29008lingkungan kedaruratan (1).pdffiles29008lingkungan kedaruratan (1).pdf
files29008lingkungan kedaruratan (1).pdfSriAyuAnggrainiIsa
 
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupm
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupmPeningkatan higyene dan sanitasi ttupm
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupmEndang Sri Lestari
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiSarthyna Lukman
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiSarthyna Lukman
 
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptxMAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptxMaisaYuslena
 
Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020ILKKM SG BULOH
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinikwahyufaisal
 
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptx
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptxTEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptx
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptxBunyaminSidrap
 

Similar to Pengendalian Vektor Lalat (20)

MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptxMATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
 
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdf
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdfPENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdf
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdf
 
Leptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptxLeptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptx
 
Pengendalian Vektor Rumah Sakit
Pengendalian Vektor Rumah SakitPengendalian Vektor Rumah Sakit
Pengendalian Vektor Rumah Sakit
 
Prinsip pencegahan infeksi
Prinsip pencegahan infeksiPrinsip pencegahan infeksi
Prinsip pencegahan infeksi
 
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatpresentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
 
MATERI TENTANG KECACINGAN
MATERI TENTANG KECACINGAN MATERI TENTANG KECACINGAN
MATERI TENTANG KECACINGAN
 
Hygine Sanitasi Ponpes.pptx
Hygine Sanitasi Ponpes.pptxHygine Sanitasi Ponpes.pptx
Hygine Sanitasi Ponpes.pptx
 
Integrated pest management
Integrated pest managementIntegrated pest management
Integrated pest management
 
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasPenyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
 
files29008lingkungan kedaruratan (1).pdf
files29008lingkungan kedaruratan (1).pdffiles29008lingkungan kedaruratan (1).pdf
files29008lingkungan kedaruratan (1).pdf
 
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupm
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupmPeningkatan higyene dan sanitasi ttupm
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupm
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Materi phbs
Materi phbsMateri phbs
Materi phbs
 
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptxMAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
 
Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinik
 
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptx
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptxTEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptx
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptx
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 

More from Inoy Trisnaini

Konsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiKonsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiInoy Trisnaini
 
Permukiman kumuh (Slum Area)
Permukiman kumuh (Slum Area)Permukiman kumuh (Slum Area)
Permukiman kumuh (Slum Area)Inoy Trisnaini
 
Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new Inoy Trisnaini
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareInoy Trisnaini
 
Sarana, prasarana lingkungan pemukiman dan transportasi di
Sarana, prasarana lingkungan pemukiman dan transportasi diSarana, prasarana lingkungan pemukiman dan transportasi di
Sarana, prasarana lingkungan pemukiman dan transportasi diInoy Trisnaini
 
Concept of disease and five level prevention
Concept of disease and five level preventionConcept of disease and five level prevention
Concept of disease and five level preventionInoy Trisnaini
 

More from Inoy Trisnaini (6)

Konsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiKonsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologi
 
Permukiman kumuh (Slum Area)
Permukiman kumuh (Slum Area)Permukiman kumuh (Slum Area)
Permukiman kumuh (Slum Area)
 
Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshare
 
Sarana, prasarana lingkungan pemukiman dan transportasi di
Sarana, prasarana lingkungan pemukiman dan transportasi diSarana, prasarana lingkungan pemukiman dan transportasi di
Sarana, prasarana lingkungan pemukiman dan transportasi di
 
Concept of disease and five level prevention
Concept of disease and five level preventionConcept of disease and five level prevention
Concept of disease and five level prevention
 

Pengendalian Vektor Lalat

  • 1. PENYAKIT YANG DITULARKAN OLEH LALAT SERTA TINDAKAN PENGENDALIANNYA INOY TRISNAINI, SKM., M.KL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 2.
  • 3.
  • 4. Angka Kesakitan Diare Pada Semua Umur Pada Tahun 1996-2010
  • 5. Frekuensi KLB Berdasarkan Provinsi Tahun 2010
  • 6.
  • 7. Taksonomi •Kelas : Hexapoda •Ordo : Diptera •Family : Muscida (Lalat rumah) Sarcophagidae (Lalat daging) Caliphoridae •Spesies : Musca domestica (Lalat rumah)
  • 9. MAKANAN • Lalat dewasa aktif sepanjang hari terutama pagi dan sore • Inaktif pada malam hari • Tertarik pada makanan manusia, darah dan bangkai • Bagian mulut tidak dapat dipakai untuk menggigit/menusuk hanya dapat menghisap barang-barang cair • Tanpa air lalat hanya bertahan hidup selama 48 jam
  • 10. Tempat Perindukkan Kotoran hewan Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan Kotoran manusia Air kotor
  • 11. Tempat Peristirahatan Tengah hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai, dinding, langit-langit, rumput-rumput dan tempat yang sejuk Lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan, dan tidak aktif pada malam hari Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 m Untuk istirahat lalat memerlukan suhu = 35°C – 40°C dan kelembaban 90%
  • 12. Fluktuasi Jumlah Lalat • Hewan fototropik  menyukai cahaya • Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban • Jumlah lalat meningkat pada temperatur 20°C – 25°C • Berkurang pada temperatur < 10°C atau > 49°C • Kelembaban yang optimum 90 %.
  • 13. Perilaku Perkembangbiakan • Berkembangbiak di sekitar sumber makanannya • Penyebaran dipengaruhi oleh cahaya, temperature dan kelembaban, • Untuk istirahat lalat memerlukan suhu sekitar 35º-40ºC, kelembaban 90%. • Aktifitas terhenti pada temperatur < 15ºC.
  • 14. lalat latrine (Fannis canicularis) lalat hijau (Lucilla) lalat biru (Callphora vomituria) Lalat yang Merugikan Manusia lalat rumah (Musa domestica)
  • 15.
  • 16. AGEN PENYAKIT YANG DITRANSMISIKAN OLEH LALAT
  • 17. VIBRIO CHOLERA • Menyebabkan penyakit kolera • Menginfeksi saluran pencernaan melalui mukosa dan berakumulasi di sebelah submukosa saluran pencernaan • Gejala : diare, muntah-muntah, dehidrasi, sakit pada bagian abdomen (perut), koma, dan dapat mengakibatkan kematian bahkan dalam jangka waktu 12 jam setelah gejala muncul • Sumber infeksi : feses dan muntahan dari penderita penyakit kolera, serta makanan dan air yang terkontaminasi agen penyakit ini
  • 18. SALMONELLA TYPHI • Menyebabkan penyakit Tiphoid (tifus) • Menginfeksi saluran pencernaan, melalui mucosa • Gejala : demam terus-menerus, iritasi dinding saluran pencernaan, diare • Sumber infeksi : feses, urine, dan darah orang yang terkena penyakit ini, atau orang yang sudah sembuh tetapi masih bertindak sebagai carier, makanan, minuman, atau susu yang terkontaminasi oleh penderita penyakit ini
  • 19. SHYGELLA DYSENTRIAE • Menyebabkan penyakit disentri • Menginfeksi saluran pencernaan, melalui mucosa • Gejala : diare, demam, muntah-muntah dengan frekuensi tinggi, dengan muntahan mengandung darah dan mucus • Sumber infesi adalah toxin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri ini. Toxin ini aktif dalam keadaan panas, oleh karena itu, disentri banyak dijumpai pada musim panas • Sumber infeksi : feses, urine, dan darah orang yang terkena penyakit ini, atau orang yang sudah sembuh tetapi masih bertindak sebagai carier, makanan, minuman, atau benda yang terkontaminasi oleh penderita penyakit ini
  • 20.
  • 21. Survey Lalat sebagai Vektor Penyakit • Survey Kepadatan Lalat Melakukan survey menggunakan fly grill
  • 22. Survey Kepadatan Lalat Tujuan : • Menentukan daerah-daerah yang potensial menjadi tempat berkembang biak lalat • Menentukan kepadatan lalat/indeks lalat • Menentukan luas daerah pengendalian dan jenis pengendalian yang akan dilakukan
  • 23. Alat : Scudder fly grill • Papan kayu : lebar 2 cm, tebal 0,64 cm, panjang 91 cm, jarak antar kayu 2 cm • Cara : • Dilakukan pagi hari, setelah matahari bersinar • Letakkan scudder fly grill pada lokasi yang akan diukur • Hitung jumlah lalat yang hinggap setiap 30 detik • Lakukan secara rutin (1 minggu sekali) • Indeks lalat = jumlah lalat hinggap pada grill/30 detik
  • 24. • Pada daerah yang luas dibagi dalam beberapa zona, diukur pada masing-masing zona. Interprestasi hasil pengukuran indeks populasi lalat : • Indonesia = < 20 baik > 20  perlu tindakan pemberantasan • 0 – 2 : Rendah atau tidak menjadi masalah • 3 – 5 : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat berkembang biakan lalat • 6 – 20 : Tinggi/padat dan perlu pengamanan terhadap tempat- tempat berkembang biakan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya pengendaliannya. • > 21 : Sangat tinggi/sangat padat dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat–tempat perkembangbiakan lalat dan tindakan pengendalian lalat.
  • 26. KEUNTUNGAN • Mudah • Murah • Cepat • Memungkinkan sampling banyak tempat • Jika digunakan secara konsisten, dapat digunakan untuk mengukur perubahan populasi dari waktu ke waktu
  • 27. Program Pengendali an Vektor Lalat •Penurunan populasi larva dengan cara pengelolaan dan sanitasi yang baik pada daerah-daerah yang potensial menjadi tempat untuk berkembang biak •„ Pengendalian populasi secara kimia untuk menghilangkan lalat.
  • 28. Pengendalian Lalat Sebagai Vektor Penyakit Metoda : Mekanis : • Pemasangan kasa : tetapi jendela tetap dapat dibuka, dan kasa dibersihkan secara teratur. • Fly traps • Electric fan • Penggelontoran saluran-saluran
  • 29. Pengendalian Lalat Sebagai Vektor Penyakit Langkah manajemen terpadu : 1. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan 2. Pemberantasan lalat, secara fisik menggunakan sticky tape, fly trap, secara kimia menggunakan insektisida dengan metode spraying, fogging, dan secara biologis menggunakan predator alami, 3. Edukasi masyarakat
  • 30. Pengendalian Lalat Sebagai Vektor Penyakit Evaluasi 1. Kembali melakukan survey untuk melihat indeks lalat, menurun atau tidak 2. Melihat jumlah kasus penyakit yang dicurigai ditransmisikan oleh lalat, berkurang atau tidak
  • 31. TINDAKAN PENGENDALIAN •Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan •Pemberantasan lalat secara langsung
  • 32. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Tujuan: mencegah terjadinya perkembangbiakan lalat dan transmisi penyakit lalat. Metoda Umum: Pencegahan : • Menghilangkan sumber makanan lalat, pembuangan kotoran manusia dengan baik. • Pengelolaan sampah dan atau pupuk kandang yang benar • Pendidikan kesehatan Pemberantasan ; • „ Untuk Membunuh : telur, larva, pupa, dan lalat dewasa
  • 33. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan 1. Mengurangi/menghilangkan tempat perkembangbiakan lalat a. Kandang Ternak - Harus dapat dibersihkan, dan lantai harus kedap air, dan dapat disiram setiap hari b. Peternakan/kandang burung - Dilengkapi dengan ventilasi, serta kotoran dapat dikeluarkan dari sangkar dan dibersihkan c. Timbunan pupuk kandang -Ditutup dengan plastik -Cara ini dapat membunuh larva/pupa karena panasnya
  • 34. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan d. Kotoran manusia Jamban perlu dilengkapi dengan: • 1. Leher angsa untuk mencegah bau • 2. Ventilasi dengan kawat anti lalat • 3. Tidak BAB di sembarang tempat • 4. Dalam pengungsian dimana tidak ada jamban, BAB pada jarak ±500 m pada arah angin yang tidak mengarah ke dekat pemukiman dan ±30 m dari sumber air bersih, kemudian menutupnya dengan tanah
  • 35. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan e. Sampah basah dan sampah organik • Pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah harus dikelola dengan baik jika tidak ada, sampah dibakar, dan ditutup dengan tanah • Dasar tong sampah harus dibersihkan dari sisa-sisa sampah • TPA sampah perlu dipadatkan, ditutup tanah merah setebal 15-30 cm. • Lokasi TPA harus beberapa km dari pemukiman
  • 36. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan f. Tanah yang mengandung bahan organik • Lumpur organik dari air buangan, septic tank harus dihilangkan dengan dikeruk atau digelontor • Menutup saluran air buangan dapat menghilangkan tempat berkembang biak lalat • Di tempat peternakan/pemotongan hewan, pengolahan, pengasinan ikan, lantai harus terbuat dari bahan yang kuat dan mudah digelontor
  • 37. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan 2. Mengurangi sumber yang menarik lalat • Pencegahan dilakukan dengan: •Kebersihan lingkungan •Membuat saluran air limbah •Menutup tempat sampah •Pemasangan alat pembuang bau (exhaust)
  • 38. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan 3. Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung kuman penyakit • Sumber penyakit berasal dari kotoran manusia, bangkai binatang, sampah basah, lumpur organik, orang sakit mata • Cara-cara pencegahan: • a. Kontsruksi jamban yang memenuhi syarat • b. Mencegah lalat berkontak dengan orang sakit, tinja, kotoran • c. Mencegah lalat tidak masuk ke tempat sampah, peternakan/pemotongan hewan
  • 39. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan 4. Melindungi makanan, peralatan makan dan orangyang kontak dengan lalat • Makanan disimpan di lemari makan • Makanan perlu dibungkus • Jendela dan tempat-tempat terbuka dipasang kawat kasa • Penggunaan kelambu/tudung saji • Kipas angin dapat dipasang untuk menghalau lalat masuk
  • 40. Pemberantasan Lalat Secara Langsung 1. Cara fisik: mudah dan aman, tetapi kurang fektif apabila lalat dalam kepadatan tinggi, hanya cocok pada skala kecil : • a. Perangkap lalat (Fly trap) • b. Umpan kertas lengket berbentuk pita/lembaran (sticky tapes) • c. Perangkap dan pembunuh elektronik (light trap with electrocutor)
  • 41. Pemberantasan Lalat Secara Langsung sticky tape fly trap light trap with electrocutor
  • 42. Pemberantasan Lalat Secara Langsung 2. Cara Kimia • Penggunaan insektisida hanya untuk periode yang singkat apabila sangat diperlukan • Biasanya digunakan pada KLB kolera, disentri dan trachoma • Dapat dilakukan melalui cara penyemprotan dengan efek residu (residual spraying), pengasapan (space spraying )
  • 43. Pemberantasan Lalat Secara Langsung 3. Cara Biologi: • Memanfaatkan sejenis semut kecil berwarna hitam (Phiedoloqelon affinis) untuk mengurangi populasi lalat rumah di tempat sampah • Memanfaatkan aroma beberapa tanaman : cengkeh, pandan, lavender, tembakau.
  • 44. Peranan Pemerintah dan Masyarakat Dalam Pengendalian Lalat di Pemukiman Upaya Lokasi Dilakukan oleh Menggunakan repelen dan sticky fly paper Dalam rumah Indvidu dan keluarga Hindari pembuangan air besar di tempat terbuka sekitar rumah Di sekitar rumah Individu dan keluarga Mengupayakan halaman tetap bersih dan runtuhan pepohonan dan kotoran binatang Di sekitar rumah Individu dan masyarakat Mengupayakan kandang hewan selalu bersih Di sekitar rumah Individu, keluarga dan masyarakat Melakukan pengawasan terhadap pembuangan air besar di tempat terbuka Di dalam pemukiman Masyarakat dan pemerintah Melakukan pengaturan dalam pengumpulan dan pembuangan sampah Di dalam pemukiman Masyarakat dan pemerintah