SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 234
S-3
PERKEMBANGAN SISTEM STRUKTUR BETON PRACETAK
SEBAGAI ALTERNATIF PADA TEKNOLOGI KONSTRUKSI
INDONESIA YANG MENDUKUNG EFISIENSI ENERGI SERTA
RAMAH LINGKUNGAN
Siti Aisyah Nurjannah1*
1
Balai Diklat Wilayah VII Kementerian Pekerjaan Umum, Jl. K.S. Tubun No. 12,
Lapangan Hatta, Palembang
*
Koresponensi Pembicara. Phone: +62 711 359410, Fax: +62 711 377251
Email: nurjannah_sa@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pada saat ini, telah terdapat berbagai macam sistem struktur beton pracetak yang telah
dikembangkan oleh berbagai perusahaan swasta, instansi pemerintah, maupun Badan
Usaha Milik Negara yang mendukung sektor konstruksi di Indonesia. Sistem struktur
tersebut telah diuji di laboratorium dan telah diaplikasikan pada sektor konstruksi
berupa bangunan gedung maupun jembatan. Sistem struktur beton pracetak
mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sistem struktur beton
konvensional, di antaranya adalah efisiensi waktu pengerjaan, efisiensi energi, serta
ramah lingkungan. Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memberikan sumbangan informasi tentang perkembangan teknologi sistem struktur
beton pracetak di Indonesia pada sektor konstruksi. Berbagai data dan informasi serta
perijinan untuk menggunakan data tersebut dikumpulkan untuk mendukung penulisan.
Perkembangan sistem pracetak didukung dengan adanya laboratorium untuk menguji
bahan bangunan dan sistem struktur beton pracetak untuk mengukur tingkat kinerja
dalam menahan beban sesuai peraturan-peraturan yang terkait. Dari pemaparan
tentang sistem struktur tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem struktur
beton pracetak merupakan salah satu alternatif teknologi dalam perkembangan
konstruksi di Indonesia yang mendukung efisiensi waktu, efisiensi energi, dan
mendukung pelestarian lingkungan.
Kata Kunci: beton pracetak.
1. PENDAHULUAN
Saat ini, telah terdapat berbagai macam sistem struktur beton pracetak yang telah
dikembangkan oleh berbagai perusahaan swasta, instansi pemerintah, maupun Badan
Usaha Milik Negara yang mendukung sektor konstruksi di Indonesia. Jenis sistem
struktur yang paling banyak dikembangkan saat ini adalah sistem join balok-kolom
beton pracetak, sistem panel dinding geser beton pracetak, serta sistem struktur panel
beton pracetak sebagai pelat jembatan. Perkembangan sistem struktur join dan panel
beton pracetak terutama untuk mendukung program pemerintah, yaitu pembangunan
rumah susun sederhana yang terjangkau harganya untuk masyarakat golongan
menengah ke bawah. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 235
tahun 2004-2009, target yang ditetapkan adalah 60.000 rumah susun sewa (rusunawa)
dan 25.000 rumah susun milik (rusunami). Sejak tahun 2003 sampai dengan tahun
2006, rumah susun 4-6 lantai telah terbangun 50 blok/tahun. Dengan adanya program
percepatan pembangunan rusuna sejak tahun 2006, maka jumlah rusunawa berupa
bangunan bertingkat sedang (4-6 lantai) adalah sekitar 150 blok/tahun dan rusunami
berupa bangunan bertingkat tinggi (10-20 lantai) sebanyak 300 blok/tahun sampai
dengan tahun 2011. Jumlah yang sangat besar tersebut menyebabkan perlunya
pembangunan yang efisien dengan tetap memperhatikan persyaratan teknis
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (Sidjabat, 2007)
Sistem struktur beton pracetak juga digunakan untuk pembangunan gedung
asrama, rumah toko, ataupun gedung perkantoran. Pemilihan sistem beton pracetak
adalah karena sistem ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan
sistem struktur beton yang dicor di tempat, yaitu:
a. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat dilakukan dengan lebih cepat lebih
dan lebih mudah sehingga mengurangi masa konstruksi
b. Pelaksanaan lebih cepat seingga dapat mengurangi biaya konstruksi.
c. Pengontrolan mutu pekerjaan lebih baik karena pengerjaan komponen frame
dilakukan sebelum pemasangan (instalasi) sebagai struktur bangunan,
sehingga kualitas konstruksi lebih terjamin.
d. Mengurangi bahan cetakan dari bahan kayu mendukung pelestarian
lingkungan.
e. Mengurangi penggunaan perancah
f. Mengurangi jumlah tenaga kerja di lapangan
g. Kondisi lapangan lebih bersih
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan sumbangan
informasi tentang perkembangan teknologi beton pracetak di Indonesia pada sektor
konstruksi yang mendukung efisiensi energi serta ramah lingkungan.
2. BAHAN DAN ALAT
Penyusunan tulisan dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data dan informasi
perkembangan sistem pracetak di Indonesia, berupa data sistem yang telah ada di
Indonesia, foto pengujian di laboratorium, dan foto bangunan yang terdiri dari sistem
beton pracetak, serta referensi tentang perkembangan teknologi beton pracetak di
Indonesia.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam mendesain suatu sistem struktur beton pracetak, terdapat syarat kekuatan
yang harus dipenuhi berdasarkan peraturan yang terkait. Beberapa peraturan yang
berlaku di Indonesia yang terkait dengan struktur bangunan, di antaranya adalah
Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, dan American Concrete
Institute (ACI) 374.1-05 Acceptance Criteria for Moment Frames Based on Structural
Testing and Commentary. Sistem struktur beton pracetak harus didesain agar mampu
menahan Beban Hidup, Beban Mati, Beban Angin, dan Beban Gempa.
Beban Hidup adalah semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan penghunian
suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang
yang dapat berpindah dan/atau beban akibat air hujan pada atap (BSN, 2002). Beban
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 236
Hidup berkisar antara 100 kg/m2
s.d. 500 kg/m2
atau lebih, tergantung fungsi
bangunan. Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat
tetap, termasuk segala beban tambahan, finishing, mesin-mesin serta peralatan tetap
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut (BSN, 2002).
Beban Gempa adalah beban yang diakibatkan oleh gempa yang besarnya terhadap
suatu struktur tergantung pada intensitas gempa dan jarak tempat struktur berada.
Intensitas gempa tergantung pada Wilayah Gempa seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 1. Saat ini, revisi SNI tentang kegempaan untuk menggantikan SNI 03-1726-
2002 sedang dalam tahap penyempurnaan dan diharapkan akan selesai pada tahun
2011. Peta gempa terbaru adalah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 1. Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Puncak Batuan Dasar
Menggunakan Perioda Ulang 500 Tahun (Sumber: SNI 03-1726-2002)
Gambar 2. Gempa Maksimum yang Dipertimbangkan Rata-rata Geometrik (MCEG),
Kelas Situs SB (Sumber: RSNI 03-1726-201x)
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 237
Berbagai sistem struktur beton pracetak yang telah dikembangkan oleh berbagai
perusahaan maupun instansi pemerintah di Indonesia untuk bangunan gedung berupa
sistem join balok-kolom dan dinding geser berturut-turut diperlihatkan pada Tabel 1
dan Tabel 2. Selain itu, terdapat pula sistem struktur panel beton pracetak yang
digunakan sebagai pelat jembatan yang harus mampu menahan beban kendaraan.
Tabel 1. Beberapa Sistem Struktur Beton Pracetak Join Balok-Kolom yang Telah
Dikembangkan di Indonesia (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2011)
No. Nama Sistem Produsen Tahun
1 MPS SYSTEM PT. MEITAMA ABADI 2011
2 CIRCON SYSTEM PT. ANUGERAH PUTRA NOBAS 2011
3 CLIPCON SYSTEM PT. SINERGY PRACON
NUSANTARA
2011
4 JOINT APBN SYSTEM Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman, Balitbang,
Kementerian Pekerjaan Umum
2010
5 Kencana System PT. Kencana Precast 2010
6 TRINITY SYSTEM PT. PRIMA USAHA TRINITY 2010
7 RB-CON SYSTEM PT. PRIMA JAYA PERSADA 2010
8 BKP SYSTEM PT. BANGUN KHARISMA
PRIMA
2010
9 W-PLUS SYSTEM PT. CIPTA JAYA FADHILAH 2010
10 MANARA SYSTEM PT. MANARA INDAH 2010
11 SAKORI SYSTEM Saudara Dedi P. Putra 2008
12 Highrise Building System P.T. Dantosan Precon Perkasa 2008
13 SISTEM PRECAST ―Rigid Joint
Precast (RJP)‖
P. T. Hiper Concrete Precast
Structure Industry
2010
14 ERDEA SYSTEM P.T. ERDEA 2009
15 DDC ( DOUBLE DOWEL
CONNECTION) SYSTEM
PT. HARIS JAYA UTAMA 2009
16 JHS SYSTEM COLUMN
BEAM SLAB G3
P. T. JHS PRECAST CONCRETE
INDONESIA
2009
17 ORICON (OVAL RING
CONNECTION) SYSTEM
PT. VALTEK KARSATAMA 2009
18 TRICON 3 - JUPITER
SYSTEM
P.T. TRIBINA PRIMA LESTARI 2009
19 VIRTU SYSTEM PT. TOTAL BOANERGES
INDONESIA
2009
20 BI-PLATE SYSTEM PT. WIDYA SATRIA 2009
21 KOTAPARI SYSTEM PT. BUANA CONSTRUCTION 2008
22 JHS SYSTEM COLUMN
BEAM SLAB G3 SYSTEM
P.T. JHS Precast Concrete
Indonesia
2008
23 Interior Less Moment
Connection – High Rise System
(LMC-HRS)
P.T. RIYAH PERMATA
ANUGRAH DAN P.T.
BINANUSA PRACETAK DAN
REKAYASA
2008
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 238
24 TRICON L10 SYSTEM P.T. TRIBINA PRIMA LESTARI 2007
25 WASKITA PRECAST 07
SYSTEM
P. T. Waskita Karya dan Ir.
Prijasambada, MM.
2007
26 JAVA PERKASA PRECAST 07
SYSTEM
P. T. Java Perkasa dan Ir.
Prijasambada, MM.
2007
27 SYSTEM sambungan Balok &
Kolom HK PRECAST
P. T. Hutama Karya 2007
28 PLATCON PRECAST 07
SYSTEM
P. T. Rang Pratama dan Ir. Sutadji
Yuwasdiki, Dipl. E. Eng.
2007
29 TBR-J SYSTEM P. T. Tata Bumi Raya dan Ir.
Junaedi ME
2008
30 DPI SYSTEM P. T. DANIA PRATAMA
INTERNASIONAL
2009
31 CCP (COUPLE COMB PLATE)
SYSTEM
PT. Victory Sena Utama 2008
32 KW SYSTEM P.T. KUMALA WANDIRA 2008
33 Well Conn System P.T. BORNEO SAKTI 2008
34 PPI SYSTEM P T. Pacific Prestres Indonesia 2007
35 Sistem Struktur Beton Pracetak
WITON-SC
P. T. Wijaya Karya Beton 2007
36 C-PLUS SYSTEM Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman, Balitbang,
Kementerian Pekerjaan Umum
2006
Tabel 2. Beberapa Sistem Struktur Beton Pracetak Dinding Geser yang Telah
Dikembangkan di Indonesia (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2011)
No. Nama Sistem Produsen Tahun
1 Precast Coupled Wall System P.T. Catur Cipta Graha 2011
2 n-Panel System Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman, Balitbang,
Kementerian Pekerjaan Umum
2009
3 PRECON SYSTEM P.T. Dantosan Precon Perkasa 2008
4 Sistem Wall and Slab P.T. Griyaton 2006
Untuk mengetahui kinerja suatu sistem struktur , bahan bangunan dan sistem
struktur tersebut diuji di laboratorium. Pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan
Bangunan dan Laboratorium Struktur dan Konstruksi Bangunan di instansi Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puslitbang Permukiman), Kementerian
Pekerjaan Umum, Bandung. Metoda pengujian dilakukan berdasarkan pada National
Earthquake Hazard Reduction Program (NEHRP) 1997 yang terdapat dalam SNI 03-
1726-2002 dan ACI 374.1-05.
Gambar 3 dan Gambar 4 memperlihatkan pengujian bahan bangunan. Uji tarik
dilakukan terhadap beberapa sampel uji baja tulangan, sedangkan uji tekan dilakukan
terhadap beberapa sampel silinder beton.
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 239
Gambar 3. Uji Tarik Baja Tulangan
(Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010)
Gambar 4. Uji Tekan Silinder Beton,
(Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010)
Gambar 5 s.d. Gambar 8 memperlihatkan foto pengujian pada beberapa macam
sistem struktur beton pracetak join balok-kolom dan dinding geser yang diberi beban
aksial konstan sebagai pengganti Beban Hidup dan Beban Mati pada bangunan
gedung serta beban siklik statik monotonik sebagai simulasi beban gempa.
Gambar 5. Pengujian Beban Aksial
Konstan dan Siklik Statik Monotonik
pada Sistem Struktur Beton Pracetak Join
Balok-Kolom (Sumber: Puslitbang
Permukiman, 2010)
Gambar 6. Kondisi Benda Uji Join
Balok Kolom di Akhir Pengujian
(Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010)
Gambar 7. Pengujian Sistem Struktur
Dinding Beton Pracetak Tampak Depan
(Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010)
Gambar 8. Pengujian Sistem Struktur
Dinding Beton Pracetak Tampak
Samping (Sumber: Puslitbang
Permukiman, 2010)
Dalam proses konstruksi yang menggunakan beton pracetak, pembuatan
komponen beton berupa balok, kolom, dan pelat beton pracetak dilakukan di suatu
tempat yang berada di dekat lokasi pembangunan gedung. Setelah cukup umur,
komponen tersebut dipasang, kemudian sambungan antar komponen di-grout dengan
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 240
beton mutu tinggi. Beberapa bangunan gedung yang terdiri dari beton pracetak
diperlihatkan pada Gambar 9 sampai dengan Gambar 18.
Gambar 9. Proses Pemasangan n-Panel
System (Sumber: Puslitbang Permukiman,
2010)
Gambar 10. Struktur n-Panel System
Masih Didukung oleh Perancah (Sumber:
Puslitbang Permukiman, 2010)
Gambar 11. Gedung Asrama Balai Irigasi
di Solo Menggunakan Dinding n-Panel
System (Sumber: Puslitbang Permukiman,
2010)
Gambar 12. Gedung Asrama Balai Irigasi
di Solo Menggunakan Dinding n-Panel
System (Sumber: Puslitbang Permukiman,
2010)
Gambar 13. Gedung Rumah Susun Sewa di
Cigugur, Cimahi, Jawa Barat Menggunakan
Sistem Kolom C-Plus (Sumber: Puslitbang
Permukiman, 2007)
Gambar 14. Bangunan Asrama
Universitas Diponegoro Menggunakan
Sistem Join Balok Kolom L-10 dari PT
Tribina Prima Lestari (Sumber: Lestari,
P.T., 2007)
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 241
Gambar 15. Rumah Susun Sewa Sepuluh
Lantai di Pasar Jum‘at, Jakarta
Menggunakan Panel Pracetak. (Sumber:
Nurjannah, 2009)
Gambar 16. Rumah Susun Milik di
Batam Menggunakan Join Balok Kolom
Pracetak (Sumber: Nurjaman, 2009)
Gambar 17. Rumah Susun Milik di
Palembang Sejak 1981. (Sumber: Nurjaman,
2009)
Gambar 18. Pembangunan Apartemen di
Jakarta Menggunakan Panel Dinding
Pracetak (Sumber: Nurjannah, 2009)
Salah satu alasan pemilihan sistem beton pracetak dibandingkan beton
konvensional adalah harga pembuatan struktur beton pracetak yang lebih murah
daripada beton konvensional. Sebagai contoh, harga sistem struktur kolom C-Plus per
meter persegi adalah Rp 800.000,00 pada tahun 2006. Jika struktur kolom C-Plus
dibuat tanpa fondasi, harganya adalah Rp 650.000,00 pada tahun 2006 (Yuwasdiki,
2006).
4. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
struktur beton pracetak merupakan salah satu alternatif teknologi dalam
perkembangan konstruksi di Indonesia yang bisa dilakukan dengan lebih terkontrol,
lebih ekonomis, serta mendukung efisiensi waktu, efisiensi energi, dan mendukung
pelestarian lingkungan. Sistem tersebut cocok digunakan pada bangunan modular,
seperti rumah susun, asrama, rumah toko, ataupun kantor. Perkembangan teknologi
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 242
tersebut masih sangat terbuka dengan membuat berbagai variasi sistem struktur dan
penyempurnaan dari sistem struktur yang telah ada.
5. SARAN
Saran untuk sistem struktur beton pracetak adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan konstruksi beton pracetak bisa lebih dikembangkan sebagai
alternatif pengganti sistem beton bertulang konvensional dengan
mengaplikasikannya ke berbagai macam bangunan sesuai fungsinya.
2) Peningkatan kinerja struktur dengan inovasi perkuatan struktur baik dari segi
konfigurasi baja tulangan, dimensi penampang sistem, maupun mutu bahan
bangunan. Selain itu, pengontrolan kualitas pembangunan harus terjaga agar
sistem struktur bisa bekerja sesuai dengan desain dan mampu menahan beban
yang ada.
6. REFERENSI
American Conceret Institute Committee, ACI 374.1-05 (2005), Acceptance Criteria
for Moment Frames Based on Structural Testing and Commentary, American
Concrete Institute, Farmington Hills, Mich, USA.
Badan Standardisasi Nasional (2002). SNI 03–1726–2002 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, Jakarta, Indonesia.
Badan Standardisasi Nasional (201x). RSNI 1726–2002 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Nongedung, Jakarta, Indonesia.
Badan Standardisasi Nasional (2002). SNI 03–2847–2002 Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, Jakarta, Indonesia.
Lestari, P.T. Tribina Prima (2007). Sistem Tricon. Workshop ―Value Engineering
Rumah Susun Sederhana Bertingkat Sedang dan Bertingkat Tinggi dengan Sistem
Pracetak dan Prategang Sebagai Salah Satu Wujud Profesionalisme dan Antisipasi
Bencana Gempa‖, Jakarta, Indonesia.
Nurjaman, H. N. (2009). Aplikasi Perencanaan Model Pracetak Panel yang Berfungsi
Sebagai Dinding Geser. Diskusi Teknis Metoda Pengukuran Produktivitas Kajian
Konstruksi n-Panel System, Bandung, Indonesia.
Nurjannah, S.A. (2009). Dokumentasi pribadi.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (2007 s.d 2010). Dokumentasi foto.
Puslitbang Permukiman (2010). Laporan Akhir Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan Rumah Susun dan Bangunan Umum, Bandung, Indonesia.
Sidjabat, H.R. (2007). Kesimpulan. Workshop Value Engineering Rumah Susun
Sederhana Bertingkat Sedang dan Bertingkat Tinggi dengan Sistem Pracetak dan
Prategang Sebagai Salah Satu Wujud Profesionalisme dan Antisipasi Bencana
Gempa, Jakarta, Indonesia.
Yuwasdiki, Sutadji (2006). Modul Sistem Pracetak C-Plus. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung,
Indonesia.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26

METODE PELAKSANAAN, power point rempoa
METODE PELAKSANAAN, power point rempoaMETODE PELAKSANAAN, power point rempoa
METODE PELAKSANAAN, power point rempoaMOSES HADUN
 
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganCacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganRani Hendrikus
 
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganCacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganRani Hendrikus
 
109922 id-perencanaan-alternatif-struktur-beton-be
109922 id-perencanaan-alternatif-struktur-beton-be109922 id-perencanaan-alternatif-struktur-beton-be
109922 id-perencanaan-alternatif-struktur-beton-besiswoST
 
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptxPOWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptxLogikaSuharto3
 
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMetode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMOSES HADUN
 
Tugas akhir-ps-1380-modifikasi
Tugas akhir-ps-1380-modifikasiTugas akhir-ps-1380-modifikasi
Tugas akhir-ps-1380-modifikasiFerry Afrizal
 
Perencanaan Struktur Atas Gedung Perkantoran.ppt
Perencanaan Struktur Atas Gedung Perkantoran.pptPerencanaan Struktur Atas Gedung Perkantoran.ppt
Perencanaan Struktur Atas Gedung Perkantoran.pptKakekMerah18
 
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 umssugito afandi
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
 
8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdf8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdftcagroup86
 
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...ikhsan setiawan
 
Konkrit siap tuang dan teknologi pasang siap
Konkrit siap tuang dan teknologi pasang siapKonkrit siap tuang dan teknologi pasang siap
Konkrit siap tuang dan teknologi pasang siapArduni Ahmad
 
Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...
Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...
Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...Edi Supriyanto
 
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdfbahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdfFitriHariyanti4
 
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptxBahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptxYosiAndre1
 
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptxErvanKamal2
 

Ähnlich wie Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26 (20)

METODE PELAKSANAAN, power point rempoa
METODE PELAKSANAAN, power point rempoaMETODE PELAKSANAAN, power point rempoa
METODE PELAKSANAAN, power point rempoa
 
Buku etabs
Buku etabsBuku etabs
Buku etabs
 
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganCacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
 
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganCacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
 
109922 id-perencanaan-alternatif-struktur-beton-be
109922 id-perencanaan-alternatif-struktur-beton-be109922 id-perencanaan-alternatif-struktur-beton-be
109922 id-perencanaan-alternatif-struktur-beton-be
 
363 599-1-pb
363 599-1-pb363 599-1-pb
363 599-1-pb
 
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptxPOWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
 
Struktur Atap gedung
Struktur Atap gedungStruktur Atap gedung
Struktur Atap gedung
 
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMetode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
 
Tugas akhir-ps-1380-modifikasi
Tugas akhir-ps-1380-modifikasiTugas akhir-ps-1380-modifikasi
Tugas akhir-ps-1380-modifikasi
 
Perencanaan Struktur Atas Gedung Perkantoran.ppt
Perencanaan Struktur Atas Gedung Perkantoran.pptPerencanaan Struktur Atas Gedung Perkantoran.ppt
Perencanaan Struktur Atas Gedung Perkantoran.ppt
 
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
 
8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdf8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdf
 
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
 
Konkrit siap tuang dan teknologi pasang siap
Konkrit siap tuang dan teknologi pasang siapKonkrit siap tuang dan teknologi pasang siap
Konkrit siap tuang dan teknologi pasang siap
 
Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...
Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...
Implikasi peraturan rsni3 03 1726 201x terhadap perencanaan struktur bangunan...
 
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdfbahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
bahanpresentasiyosiandre-230309033046-3d495dee.pdf
 
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptxBahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
 
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx
2022_TS_MTS_151012010005_Lampiran.pptx
 

Mehr von Indriati Dewi

Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaKumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaIndriati Dewi
 
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangBagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangIndriati Dewi
 
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanIndriati Dewi
 
Materi hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahMateri hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahIndriati Dewi
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupIndriati Dewi
 
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanIndriati Dewi
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiIndriati Dewi
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidupIndriati Dewi
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industriIndriati Dewi
 
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonMengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonIndriati Dewi
 
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...Indriati Dewi
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetriIndriati Dewi
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetriIndriati Dewi
 

Mehr von Indriati Dewi (20)

Internet
InternetInternet
Internet
 
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaKumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
 
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangBagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
 
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
 
Materi hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahMateri hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarah
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidup
 
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Mansur al-Hallaj
Mansur al-HallajMansur al-Hallaj
Mansur al-Hallaj
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasi
 
Contoh makalah
Contoh makalahContoh makalah
Contoh makalah
 
Corpulmonale
CorpulmonaleCorpulmonale
Corpulmonale
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
 
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonMengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan keton
 
Geothermal
GeothermalGeothermal
Geothermal
 
Corel draw
Corel drawCorel draw
Corel draw
 
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 

Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26

  • 1. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 234 S-3 PERKEMBANGAN SISTEM STRUKTUR BETON PRACETAK SEBAGAI ALTERNATIF PADA TEKNOLOGI KONSTRUKSI INDONESIA YANG MENDUKUNG EFISIENSI ENERGI SERTA RAMAH LINGKUNGAN Siti Aisyah Nurjannah1* 1 Balai Diklat Wilayah VII Kementerian Pekerjaan Umum, Jl. K.S. Tubun No. 12, Lapangan Hatta, Palembang * Koresponensi Pembicara. Phone: +62 711 359410, Fax: +62 711 377251 Email: nurjannah_sa@yahoo.co.id ABSTRAK Pada saat ini, telah terdapat berbagai macam sistem struktur beton pracetak yang telah dikembangkan oleh berbagai perusahaan swasta, instansi pemerintah, maupun Badan Usaha Milik Negara yang mendukung sektor konstruksi di Indonesia. Sistem struktur tersebut telah diuji di laboratorium dan telah diaplikasikan pada sektor konstruksi berupa bangunan gedung maupun jembatan. Sistem struktur beton pracetak mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sistem struktur beton konvensional, di antaranya adalah efisiensi waktu pengerjaan, efisiensi energi, serta ramah lingkungan. Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan sumbangan informasi tentang perkembangan teknologi sistem struktur beton pracetak di Indonesia pada sektor konstruksi. Berbagai data dan informasi serta perijinan untuk menggunakan data tersebut dikumpulkan untuk mendukung penulisan. Perkembangan sistem pracetak didukung dengan adanya laboratorium untuk menguji bahan bangunan dan sistem struktur beton pracetak untuk mengukur tingkat kinerja dalam menahan beban sesuai peraturan-peraturan yang terkait. Dari pemaparan tentang sistem struktur tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem struktur beton pracetak merupakan salah satu alternatif teknologi dalam perkembangan konstruksi di Indonesia yang mendukung efisiensi waktu, efisiensi energi, dan mendukung pelestarian lingkungan. Kata Kunci: beton pracetak. 1. PENDAHULUAN Saat ini, telah terdapat berbagai macam sistem struktur beton pracetak yang telah dikembangkan oleh berbagai perusahaan swasta, instansi pemerintah, maupun Badan Usaha Milik Negara yang mendukung sektor konstruksi di Indonesia. Jenis sistem struktur yang paling banyak dikembangkan saat ini adalah sistem join balok-kolom beton pracetak, sistem panel dinding geser beton pracetak, serta sistem struktur panel beton pracetak sebagai pelat jembatan. Perkembangan sistem struktur join dan panel beton pracetak terutama untuk mendukung program pemerintah, yaitu pembangunan rumah susun sederhana yang terjangkau harganya untuk masyarakat golongan menengah ke bawah. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
  • 2. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 235 tahun 2004-2009, target yang ditetapkan adalah 60.000 rumah susun sewa (rusunawa) dan 25.000 rumah susun milik (rusunami). Sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006, rumah susun 4-6 lantai telah terbangun 50 blok/tahun. Dengan adanya program percepatan pembangunan rusuna sejak tahun 2006, maka jumlah rusunawa berupa bangunan bertingkat sedang (4-6 lantai) adalah sekitar 150 blok/tahun dan rusunami berupa bangunan bertingkat tinggi (10-20 lantai) sebanyak 300 blok/tahun sampai dengan tahun 2011. Jumlah yang sangat besar tersebut menyebabkan perlunya pembangunan yang efisien dengan tetap memperhatikan persyaratan teknis perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (Sidjabat, 2007) Sistem struktur beton pracetak juga digunakan untuk pembangunan gedung asrama, rumah toko, ataupun gedung perkantoran. Pemilihan sistem beton pracetak adalah karena sistem ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem struktur beton yang dicor di tempat, yaitu: a. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat dilakukan dengan lebih cepat lebih dan lebih mudah sehingga mengurangi masa konstruksi b. Pelaksanaan lebih cepat seingga dapat mengurangi biaya konstruksi. c. Pengontrolan mutu pekerjaan lebih baik karena pengerjaan komponen frame dilakukan sebelum pemasangan (instalasi) sebagai struktur bangunan, sehingga kualitas konstruksi lebih terjamin. d. Mengurangi bahan cetakan dari bahan kayu mendukung pelestarian lingkungan. e. Mengurangi penggunaan perancah f. Mengurangi jumlah tenaga kerja di lapangan g. Kondisi lapangan lebih bersih Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan sumbangan informasi tentang perkembangan teknologi beton pracetak di Indonesia pada sektor konstruksi yang mendukung efisiensi energi serta ramah lingkungan. 2. BAHAN DAN ALAT Penyusunan tulisan dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data dan informasi perkembangan sistem pracetak di Indonesia, berupa data sistem yang telah ada di Indonesia, foto pengujian di laboratorium, dan foto bangunan yang terdiri dari sistem beton pracetak, serta referensi tentang perkembangan teknologi beton pracetak di Indonesia. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam mendesain suatu sistem struktur beton pracetak, terdapat syarat kekuatan yang harus dipenuhi berdasarkan peraturan yang terkait. Beberapa peraturan yang berlaku di Indonesia yang terkait dengan struktur bangunan, di antaranya adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, dan American Concrete Institute (ACI) 374.1-05 Acceptance Criteria for Moment Frames Based on Structural Testing and Commentary. Sistem struktur beton pracetak harus didesain agar mampu menahan Beban Hidup, Beban Mati, Beban Angin, dan Beban Gempa. Beban Hidup adalah semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan penghunian suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah dan/atau beban akibat air hujan pada atap (BSN, 2002). Beban
  • 3. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 236 Hidup berkisar antara 100 kg/m2 s.d. 500 kg/m2 atau lebih, tergantung fungsi bangunan. Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala beban tambahan, finishing, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut (BSN, 2002). Beban Gempa adalah beban yang diakibatkan oleh gempa yang besarnya terhadap suatu struktur tergantung pada intensitas gempa dan jarak tempat struktur berada. Intensitas gempa tergantung pada Wilayah Gempa seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1. Saat ini, revisi SNI tentang kegempaan untuk menggantikan SNI 03-1726- 2002 sedang dalam tahap penyempurnaan dan diharapkan akan selesai pada tahun 2011. Peta gempa terbaru adalah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2. Gambar 1. Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Puncak Batuan Dasar Menggunakan Perioda Ulang 500 Tahun (Sumber: SNI 03-1726-2002) Gambar 2. Gempa Maksimum yang Dipertimbangkan Rata-rata Geometrik (MCEG), Kelas Situs SB (Sumber: RSNI 03-1726-201x)
  • 4. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 237 Berbagai sistem struktur beton pracetak yang telah dikembangkan oleh berbagai perusahaan maupun instansi pemerintah di Indonesia untuk bangunan gedung berupa sistem join balok-kolom dan dinding geser berturut-turut diperlihatkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Selain itu, terdapat pula sistem struktur panel beton pracetak yang digunakan sebagai pelat jembatan yang harus mampu menahan beban kendaraan. Tabel 1. Beberapa Sistem Struktur Beton Pracetak Join Balok-Kolom yang Telah Dikembangkan di Indonesia (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2011) No. Nama Sistem Produsen Tahun 1 MPS SYSTEM PT. MEITAMA ABADI 2011 2 CIRCON SYSTEM PT. ANUGERAH PUTRA NOBAS 2011 3 CLIPCON SYSTEM PT. SINERGY PRACON NUSANTARA 2011 4 JOINT APBN SYSTEM Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Balitbang, Kementerian Pekerjaan Umum 2010 5 Kencana System PT. Kencana Precast 2010 6 TRINITY SYSTEM PT. PRIMA USAHA TRINITY 2010 7 RB-CON SYSTEM PT. PRIMA JAYA PERSADA 2010 8 BKP SYSTEM PT. BANGUN KHARISMA PRIMA 2010 9 W-PLUS SYSTEM PT. CIPTA JAYA FADHILAH 2010 10 MANARA SYSTEM PT. MANARA INDAH 2010 11 SAKORI SYSTEM Saudara Dedi P. Putra 2008 12 Highrise Building System P.T. Dantosan Precon Perkasa 2008 13 SISTEM PRECAST ―Rigid Joint Precast (RJP)‖ P. T. Hiper Concrete Precast Structure Industry 2010 14 ERDEA SYSTEM P.T. ERDEA 2009 15 DDC ( DOUBLE DOWEL CONNECTION) SYSTEM PT. HARIS JAYA UTAMA 2009 16 JHS SYSTEM COLUMN BEAM SLAB G3 P. T. JHS PRECAST CONCRETE INDONESIA 2009 17 ORICON (OVAL RING CONNECTION) SYSTEM PT. VALTEK KARSATAMA 2009 18 TRICON 3 - JUPITER SYSTEM P.T. TRIBINA PRIMA LESTARI 2009 19 VIRTU SYSTEM PT. TOTAL BOANERGES INDONESIA 2009 20 BI-PLATE SYSTEM PT. WIDYA SATRIA 2009 21 KOTAPARI SYSTEM PT. BUANA CONSTRUCTION 2008 22 JHS SYSTEM COLUMN BEAM SLAB G3 SYSTEM P.T. JHS Precast Concrete Indonesia 2008 23 Interior Less Moment Connection – High Rise System (LMC-HRS) P.T. RIYAH PERMATA ANUGRAH DAN P.T. BINANUSA PRACETAK DAN REKAYASA 2008
  • 5. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 238 24 TRICON L10 SYSTEM P.T. TRIBINA PRIMA LESTARI 2007 25 WASKITA PRECAST 07 SYSTEM P. T. Waskita Karya dan Ir. Prijasambada, MM. 2007 26 JAVA PERKASA PRECAST 07 SYSTEM P. T. Java Perkasa dan Ir. Prijasambada, MM. 2007 27 SYSTEM sambungan Balok & Kolom HK PRECAST P. T. Hutama Karya 2007 28 PLATCON PRECAST 07 SYSTEM P. T. Rang Pratama dan Ir. Sutadji Yuwasdiki, Dipl. E. Eng. 2007 29 TBR-J SYSTEM P. T. Tata Bumi Raya dan Ir. Junaedi ME 2008 30 DPI SYSTEM P. T. DANIA PRATAMA INTERNASIONAL 2009 31 CCP (COUPLE COMB PLATE) SYSTEM PT. Victory Sena Utama 2008 32 KW SYSTEM P.T. KUMALA WANDIRA 2008 33 Well Conn System P.T. BORNEO SAKTI 2008 34 PPI SYSTEM P T. Pacific Prestres Indonesia 2007 35 Sistem Struktur Beton Pracetak WITON-SC P. T. Wijaya Karya Beton 2007 36 C-PLUS SYSTEM Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Balitbang, Kementerian Pekerjaan Umum 2006 Tabel 2. Beberapa Sistem Struktur Beton Pracetak Dinding Geser yang Telah Dikembangkan di Indonesia (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2011) No. Nama Sistem Produsen Tahun 1 Precast Coupled Wall System P.T. Catur Cipta Graha 2011 2 n-Panel System Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Balitbang, Kementerian Pekerjaan Umum 2009 3 PRECON SYSTEM P.T. Dantosan Precon Perkasa 2008 4 Sistem Wall and Slab P.T. Griyaton 2006 Untuk mengetahui kinerja suatu sistem struktur , bahan bangunan dan sistem struktur tersebut diuji di laboratorium. Pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan dan Laboratorium Struktur dan Konstruksi Bangunan di instansi Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puslitbang Permukiman), Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung. Metoda pengujian dilakukan berdasarkan pada National Earthquake Hazard Reduction Program (NEHRP) 1997 yang terdapat dalam SNI 03- 1726-2002 dan ACI 374.1-05. Gambar 3 dan Gambar 4 memperlihatkan pengujian bahan bangunan. Uji tarik dilakukan terhadap beberapa sampel uji baja tulangan, sedangkan uji tekan dilakukan terhadap beberapa sampel silinder beton.
  • 6. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 239 Gambar 3. Uji Tarik Baja Tulangan (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010) Gambar 4. Uji Tekan Silinder Beton, (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010) Gambar 5 s.d. Gambar 8 memperlihatkan foto pengujian pada beberapa macam sistem struktur beton pracetak join balok-kolom dan dinding geser yang diberi beban aksial konstan sebagai pengganti Beban Hidup dan Beban Mati pada bangunan gedung serta beban siklik statik monotonik sebagai simulasi beban gempa. Gambar 5. Pengujian Beban Aksial Konstan dan Siklik Statik Monotonik pada Sistem Struktur Beton Pracetak Join Balok-Kolom (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010) Gambar 6. Kondisi Benda Uji Join Balok Kolom di Akhir Pengujian (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010) Gambar 7. Pengujian Sistem Struktur Dinding Beton Pracetak Tampak Depan (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010) Gambar 8. Pengujian Sistem Struktur Dinding Beton Pracetak Tampak Samping (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010) Dalam proses konstruksi yang menggunakan beton pracetak, pembuatan komponen beton berupa balok, kolom, dan pelat beton pracetak dilakukan di suatu tempat yang berada di dekat lokasi pembangunan gedung. Setelah cukup umur, komponen tersebut dipasang, kemudian sambungan antar komponen di-grout dengan
  • 7. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 240 beton mutu tinggi. Beberapa bangunan gedung yang terdiri dari beton pracetak diperlihatkan pada Gambar 9 sampai dengan Gambar 18. Gambar 9. Proses Pemasangan n-Panel System (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010) Gambar 10. Struktur n-Panel System Masih Didukung oleh Perancah (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010) Gambar 11. Gedung Asrama Balai Irigasi di Solo Menggunakan Dinding n-Panel System (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010) Gambar 12. Gedung Asrama Balai Irigasi di Solo Menggunakan Dinding n-Panel System (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2010) Gambar 13. Gedung Rumah Susun Sewa di Cigugur, Cimahi, Jawa Barat Menggunakan Sistem Kolom C-Plus (Sumber: Puslitbang Permukiman, 2007) Gambar 14. Bangunan Asrama Universitas Diponegoro Menggunakan Sistem Join Balok Kolom L-10 dari PT Tribina Prima Lestari (Sumber: Lestari, P.T., 2007)
  • 8. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 241 Gambar 15. Rumah Susun Sewa Sepuluh Lantai di Pasar Jum‘at, Jakarta Menggunakan Panel Pracetak. (Sumber: Nurjannah, 2009) Gambar 16. Rumah Susun Milik di Batam Menggunakan Join Balok Kolom Pracetak (Sumber: Nurjaman, 2009) Gambar 17. Rumah Susun Milik di Palembang Sejak 1981. (Sumber: Nurjaman, 2009) Gambar 18. Pembangunan Apartemen di Jakarta Menggunakan Panel Dinding Pracetak (Sumber: Nurjannah, 2009) Salah satu alasan pemilihan sistem beton pracetak dibandingkan beton konvensional adalah harga pembuatan struktur beton pracetak yang lebih murah daripada beton konvensional. Sebagai contoh, harga sistem struktur kolom C-Plus per meter persegi adalah Rp 800.000,00 pada tahun 2006. Jika struktur kolom C-Plus dibuat tanpa fondasi, harganya adalah Rp 650.000,00 pada tahun 2006 (Yuwasdiki, 2006). 4. KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem struktur beton pracetak merupakan salah satu alternatif teknologi dalam perkembangan konstruksi di Indonesia yang bisa dilakukan dengan lebih terkontrol, lebih ekonomis, serta mendukung efisiensi waktu, efisiensi energi, dan mendukung pelestarian lingkungan. Sistem tersebut cocok digunakan pada bangunan modular, seperti rumah susun, asrama, rumah toko, ataupun kantor. Perkembangan teknologi
  • 9. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 242 tersebut masih sangat terbuka dengan membuat berbagai variasi sistem struktur dan penyempurnaan dari sistem struktur yang telah ada. 5. SARAN Saran untuk sistem struktur beton pracetak adalah sebagai berikut: 1) Perkembangan konstruksi beton pracetak bisa lebih dikembangkan sebagai alternatif pengganti sistem beton bertulang konvensional dengan mengaplikasikannya ke berbagai macam bangunan sesuai fungsinya. 2) Peningkatan kinerja struktur dengan inovasi perkuatan struktur baik dari segi konfigurasi baja tulangan, dimensi penampang sistem, maupun mutu bahan bangunan. Selain itu, pengontrolan kualitas pembangunan harus terjaga agar sistem struktur bisa bekerja sesuai dengan desain dan mampu menahan beban yang ada. 6. REFERENSI American Conceret Institute Committee, ACI 374.1-05 (2005), Acceptance Criteria for Moment Frames Based on Structural Testing and Commentary, American Concrete Institute, Farmington Hills, Mich, USA. Badan Standardisasi Nasional (2002). SNI 03–1726–2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, Jakarta, Indonesia. Badan Standardisasi Nasional (201x). RSNI 1726–2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Nongedung, Jakarta, Indonesia. Badan Standardisasi Nasional (2002). SNI 03–2847–2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, Jakarta, Indonesia. Lestari, P.T. Tribina Prima (2007). Sistem Tricon. Workshop ―Value Engineering Rumah Susun Sederhana Bertingkat Sedang dan Bertingkat Tinggi dengan Sistem Pracetak dan Prategang Sebagai Salah Satu Wujud Profesionalisme dan Antisipasi Bencana Gempa‖, Jakarta, Indonesia. Nurjaman, H. N. (2009). Aplikasi Perencanaan Model Pracetak Panel yang Berfungsi Sebagai Dinding Geser. Diskusi Teknis Metoda Pengukuran Produktivitas Kajian Konstruksi n-Panel System, Bandung, Indonesia. Nurjannah, S.A. (2009). Dokumentasi pribadi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (2007 s.d 2010). Dokumentasi foto. Puslitbang Permukiman (2010). Laporan Akhir Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Rumah Susun dan Bangunan Umum, Bandung, Indonesia. Sidjabat, H.R. (2007). Kesimpulan. Workshop Value Engineering Rumah Susun Sederhana Bertingkat Sedang dan Bertingkat Tinggi dengan Sistem Pracetak dan Prategang Sebagai Salah Satu Wujud Profesionalisme dan Antisipasi Bencana Gempa, Jakarta, Indonesia. Yuwasdiki, Sutadji (2006). Modul Sistem Pracetak C-Plus. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung, Indonesia.