SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 26
LOGO
Titrasi pengendapan
Company name
www.themegallery.com
Titrasi Pengendapan
Berdasar pada
pembentukan
endapan yang
terjadi antara titran
dan titer
Titik akhir titrasi
ditandai dengan
perubahan warna
endapan
Company name
www.themegallery.com
Titrasi Pengendapan
 Paling sering
dilakukan untuk
menetapan kadar
Halogen :
 Klorida
 Bromida
 Iodida
 Sianida
P o s it iv e ly c h a r g e d p r im a r y
a d s o r p t io n la y e r o n c o llo id a l
p a r t ic le
A g +
C l-
A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
C l-
C l-
C l-
C l-
C l-
C l-
C l-
C l-
C l-A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
C l-
C l-
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
A g +
H +
H +
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
H +
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
C o llo id a l S o lid
C o u n t e r - io n la y e r o f
s o lu t io n w it h e x c e s s a n io n s
H o m o g e n e o u s s o lu t io n
( c h a r g e d b a la n c e d )
H +
A g +
E le c t r ic d o u b le la y e r
Company name
www.themegallery.com
Kurva Titrasi
50 ml larutan NaCl 0,10 M dititrasi dengan larutan AgNO3
0,10 M. Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan
buat kurva pCl vs ml AgNO3. Ksp AgCl = 1 x 10-10
.
Awal sebelum titrasi : [Cl-
] = 0,10 M, maka pCl = 1,00
Setelah penambahan 10 ml AgNO3 :
Ag+
+ Cl-
→ AgCl (p)
awal 1,00 mmol 5,00 mmol
perubahan -1,0 mmol -1,0 mmol
kesetimbangan - 4,0 mmol
[Cl-] = 4,00 mmol / 60,0 ml = 0,067 M
pCl = 1,17
Company name
Setelah penambahan 49,9 ml AgNO3 :
Ag+
+ Cl-
→ AgCl (p)
awal 4,99 mmol 5,00 mmol
perubahan -4,99 mmol -4,99 mmol
kesetimbangan - 0,01 mmol
[Cl-] = 0,01 mmol / 99,9 ml = 1,0 x 10-4 M
pCl = 4,00
Pada titik ekivalen (TE) :
Ag+
+ Cl-
→ AgCl (p)
awal 5,00 mmol 5,00 mmol
perubahan -5,00 mmol -5,00 mmol
kesetimbangan - -
[Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 1,0 x 10-10
[Cl-] = 1,0 x 10-5 maka pCl = 5,00
Company name
www.themegallery.com
Setelah penambahan 60,0 ml AgNO3 :
Ag+
+ Cl-
→ AgCl (p)
awal 6,00 mmol 5,00 mmol
perubahan -5,00 mmol -5,00 mmol
kesetimbangan 1,00 mmol -
[Ag+] = 1,00 mmol / 110 ml = 9,1 x 10-3 M
pAg = 2,04 maka pCl = 10,00 – 2,04 = 7,96
Secara umum untuk halida :
Ag+
+ X-
→ AgX (p)
Tetapan kesetimbangan : K = 1 / [Ag+
][X-
] = 1 / Ksp
Makin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi.
Company name
www.themegallery.com
Kurva Titrasi
Company name
www.themegallery.com
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai
adalah Argentometri, karena hasil kali kelarutan
garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil :
Ksp AgCl = 1,82 . 10-10
Ksp AgCN = 2,2 . 10-16
Ksp AgCNS = 1,1 . 10-12
Ksp AgI = 8,3 . 10-17
Ksp AgBr = 5,0 . 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi :
 cara Mohr indikator CrO4
-2
 cara Volhard indikator Fe3+
 cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
www.themegallery.com
ARGENTOMETRI – MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar
halida atau pseudohalida di dalam larutan. Kromat
(CrO4
2-
) sbg indikator titik akhir karena membentuk
endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi
dengan ion perak.
Ksp Ag2CrO4 = 1,2 . 10-12
mol3
.L-3
Ksp AgCl = 1,82 . 10-10
mol2
.L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4
hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida,
tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda.
Company name
www.themegallery.com
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa
lemah).
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat
akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-
] shg menghambat
pembentukan endapan Ag2CrO4.
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan
Ag2O.
Company name
www.themegallery.com
Ag+
+ Cl-
⇔ AgCl (p)
Ag+
+ CrO4
2-
⇔ Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 > Kelarutan AgCl
(8,4 x 10-5
M) (1,35 x 10-5
M)
Jika larutan Ag+
ditambahkan ke dalam larutan Cl-
yang mengandung sedikit CrO4
2-
, maka AgCl akan
mengendap lebih dulu, sementara itu Ag2CrO4 belum
terbentuk, dan [Ag+
] naik hingga hasilkali kelarutan
melampaui Ksp Ag2CrO4 (2,0 x 10-12
) sehingga
terbentuk endapan merah.
Company name
www.themegallery.com
Pada TE : pAg = pCl = 5,00
[Ag+][CrO4
2-
] = 2,00 x 10-12
[ CrO4
2-
] = 2,00x10-12
/ (1,0x10-5
)2
= 0,02 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna
kuning CrO4
2-
akan mengganggu pengamatan
terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah). Dalam
praktek biasanya digunakan 0,005 s/d 0,01 M supaya
kesalahan titrasi diperkecil, dan masih bisa dikoreksi
dengan titrasi blanko indikator, atau dengan
membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida
yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang
sama dengan titrasi sampel).
Company name
www.themegallery.com
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9).
Dalam larutan basa akan terjadi reaksi :
Ag+
+ OH-
→ 2AgOH → Ag2O + H2O
Dalam larutan asam, jumlah [CrO4]2-
turun sehingga hanya
sedikit HCrO4
-
yang terionisasi, karena reaksi akan berlanjut
sbb :
2H+
+ CrO4
2-
⇔ 2HCrO4
-
⇔ Cr2O7
2-
+ H2O
(kromat) (dikromat)
Jika [CrO4
2-
] terlalu rendah ( < 0,005 M) akan memerlukan
penambahan [Ag+
] yang berlebih untuk mengendapkan
Ag2CrO4; hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi.
Cr2O7
2-
tidak dapat digunakan sebagai indikator argentometri
karena Ag2Cr2O7 mudah larut.
Company name
www.themegallery.com
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br-
dan
CN-
dalam larutan basa lemah, sedangkan untuk I-
dan CNS-
tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi
oleh endapan. Ag+
tidak dapat dititrasi langsung oleh
Cl menggunakan indikator CrO4
2-
, karena Ag2CrO4
akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat
menjelang TE.
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik :
Ag+
ditambah Cl-
baku (berlebih), kemudian Cl-
sisa
dititrasi dengan larutan Ag+
baku menggunakan
indikator CrO4
2-
.
Company name
www.themegallery.com
ARGENTOMETRI - VOLHARD
 Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik,
digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak
ada indikator yang tepat utk pemastian TE.
 Prinsip titrasi :
Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan
(pseudo)halida
Br-
+ Ag+
→ AgBr (endapan)
berlebih
 Setelah reaksi sempurna endapan disaring, kemudian
larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianat
Ag+
+ SCN-
→ AgSCN (larutan)
Company name
www.themegallery.com
 Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna
merah hasil reaksi Fe3+
dgn ion tiosianat :
Fe3+
+ SCN-
→ [Fe(SCN)]2+
 Reaksi harus suasana asam, karena jika basa akan mudah
sekali terbentuk endapan Fe(OH)3.
Ksp Fe(OH)3 = 2.10-39
mol3
L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+
] = 10-2
M)
Soal : Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi
secara Volhard. Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3]
0,095 M berlebih, kemudian dititrasi dengan 18,3 ml larutan
KSCN 0,100 M menggunakan indikator Fe3+.
Hitung berapa
konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal.
Company name
www.themegallery.com
 Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+
dan
Cl-
karena selain kelarutan endapannya kecil, suasana
asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+
. Jika
metode ini dilakukan dalam suasana netral akan
terganggu oleh endapan kation-kation lain.
 Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+
dengan larutan CNS-
atau titrasi tidak langsung pada
penentuan kadar Cl-
, Br-
dan I-
.
 Pada titrasi tidak langsung Br-
dan I-
tidak terganggu oleh
CNS-
karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS
sedangkan kelarutan AgI < kelarutan AgCNS.
Company name
www.themegallery.com
 Kesalahan titrasi Cl-
dapat terjadi jika endapan AgCl
bereaksi lanjut dengan CNS-
:
AgCl(p) + CNS-
→ AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS < kelarutan AgCl maka reaksi
di atas akan bergeser ke arah kiri, sehingga hasil analisis
Cl-
menjadi lebih kecil. Hal tsb dapat dicegah dengan
penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan
nitrobenzen (racun !) sebelum titrasi dengan CNS-
.
Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan
endapan dari CNS-
.
Company name
www.themegallery.com
ARGENTOMETRI – FAJANS
 Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi, yakni
senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat
endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung.
Contoh : Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi
dg Ag+
membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke
permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion.
Company name
www.themegallery.com
 Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan
endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik
intramolekuler yang mengubah warna.
 Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi
pengendapan garam-garam perak.
Company name
www.themegallery.com
 Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion
yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion
dalam kisi endapan.
 Jadi, Ag+
ataupun Cl-
akan lebih mudah diadsorpsi oleh
endapan AgCl daripada oleh ion Na+
ataupun NO3
-
. Anion yang
ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder.
 Fluoresein adalah asam organik lemah, membentuk anion
fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan
koloidal AgCl selama Cl-
berlebih. Akan tetapi saat Ag+
berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan
Ag+
yang melapisi endapan, diikuti dengan perubahan warna
menjadi pink.
Company name
www.themegallery.com
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
memilih indikator adsorpsi :
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal
menjadi partikel besar, karena akanmenurunkan
dengan tajam daya adsorpsi permukaan
endapan terhadap indikator. Jika itu terjadi,
diatasi dengan penambahan dextrin, sebagai
koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih
banyak. Dengan adanya dextrin maka
perubahan warna menjadi reversibel, dan
setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik
dengan larutan baku Cl-.
Company name
www.themegallery.com
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat
sebelum TE dan makin cepat pada TE. Indikator
yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat
sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah
teradsorpsi sebelum TE.
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat
mempertahankan konsentrasi ion dari indikator
asam lemah ataupun basa. Misalnya,fluoresein
(Ka = 10-7
) dalam larutan yang lebih asam dari pH
7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga
perubahan warna tidak dapat diamati. Fluoresein
hanya dapat digunakan pada pH 7-10, sedangan
difluoresein (Ka=10-4
) digunakan pada pH 4-10.
Company name
www.themegallery.com
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya
berlawanan dengan ion penitrasi. Adsorpsi
indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan
titran. Pada titrasi Ag+
dengan Cl-
dapat
digunakan metil violet (garam klorida dari suatu
basa organik) sebagai indikator adsorpsi. Kation
tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl-
dan koloid bermuatan negatif. Dalam hal
tersebut dapat digunakan indikator
diklorofluoresein, tetapi harus ditambahkan
sesaat menjelang TE.
Company name
www.themegallery.com
Company name
www.themegallery.com

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)nailaamaliaa
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiRihlatul adni
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)Mutiara Nanda
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Analisis kation
Analisis kation Analisis kation
Analisis kation
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogen
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (7)

Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
Argentometric Titration
Argentometric TitrationArgentometric Titration
Argentometric Titration
 
Argentometric titration
Argentometric titrationArgentometric titration
Argentometric titration
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Precipitation titration
Precipitation titrationPrecipitation titration
Precipitation titration
 
Precipitation Titration
Precipitation TitrationPrecipitation Titration
Precipitation Titration
 

Ähnlich wie TITRASI PENGENDAPAN

Titrasi Pengendapan.pptx
Titrasi Pengendapan.pptxTitrasi Pengendapan.pptx
Titrasi Pengendapan.pptxErmanSuwardi
 
Kelarutan dan Ksp.ppt
Kelarutan dan Ksp.pptKelarutan dan Ksp.ppt
Kelarutan dan Ksp.pptnaanibagea
 
Kelarutan dan hasil kali larutan (Kimia)
Kelarutan dan hasil kali larutan (Kimia)Kelarutan dan hasil kali larutan (Kimia)
Kelarutan dan hasil kali larutan (Kimia)Nabilatusolihah Nabnab
 
Volumetri argentometri kelompok 1
Volumetri argentometri kelompok 1Volumetri argentometri kelompok 1
Volumetri argentometri kelompok 1yulinda14
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanAmelia Dian
 
Kel 6 ion senama
Kel 6 ion senamaKel 6 ion senama
Kel 6 ion senamakholilid
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanA.p. Nugroho
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 
Buffer Dan Hidrolisis
Buffer Dan HidrolisisBuffer Dan Hidrolisis
Buffer Dan HidrolisisEKO SUPRIYADI
 
Kimia analisa kelas d
Kimia analisa kelas dKimia analisa kelas d
Kimia analisa kelas dIndriati Dewi
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
Asssssssssssssssssssssssssssssssssaaaaaaaaa
AsssssssssssssssssssssssssssssssssaaaaaaaaaAsssssssssssssssssssssssssssssssssaaaaaaaaa
Asssssssssssssssssssssssssssssssssaaaaaaaaarsd kol abundjani
 

Ähnlich wie TITRASI PENGENDAPAN (20)

Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Titrasi Pengendapan.pptx
Titrasi Pengendapan.pptxTitrasi Pengendapan.pptx
Titrasi Pengendapan.pptx
 
Kelarutan dan Ksp.ppt
Kelarutan dan Ksp.pptKelarutan dan Ksp.ppt
Kelarutan dan Ksp.ppt
 
Kelarutan dan hasil kali larutan (Kimia)
Kelarutan dan hasil kali larutan (Kimia)Kelarutan dan hasil kali larutan (Kimia)
Kelarutan dan hasil kali larutan (Kimia)
 
Volumetri argentometri kelompok 1
Volumetri argentometri kelompok 1Volumetri argentometri kelompok 1
Volumetri argentometri kelompok 1
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
 
Kel 6 ion senama
Kel 6 ion senamaKel 6 ion senama
Kel 6 ion senama
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
5. larutan
5. larutan5. larutan
5. larutan
 
Kesetimbangan larutan
Kesetimbangan larutanKesetimbangan larutan
Kesetimbangan larutan
 
Makalah kaf iv
Makalah kaf ivMakalah kaf iv
Makalah kaf iv
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
ksp
kspksp
ksp
 
Buffer Dan Hidrolisis
Buffer Dan HidrolisisBuffer Dan Hidrolisis
Buffer Dan Hidrolisis
 
Mat ksp
Mat kspMat ksp
Mat ksp
 
Kimia analisa kelas d
Kimia analisa kelas dKimia analisa kelas d
Kimia analisa kelas d
 
KSP.pptx
KSP.pptxKSP.pptx
KSP.pptx
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
Asssssssssssssssssssssssssssssssssaaaaaaaaa
AsssssssssssssssssssssssssssssssssaaaaaaaaaAsssssssssssssssssssssssssssssssssaaaaaaaaa
Asssssssssssssssssssssssssssssssssaaaaaaaaa
 

Mehr von Indriati Dewi

Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaKumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaIndriati Dewi
 
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangBagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangIndriati Dewi
 
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanIndriati Dewi
 
Materi hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahMateri hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahIndriati Dewi
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupIndriati Dewi
 
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanIndriati Dewi
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiIndriati Dewi
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidupIndriati Dewi
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industriIndriati Dewi
 
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonMengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonIndriati Dewi
 
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...Indriati Dewi
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetriIndriati Dewi
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetriIndriati Dewi
 

Mehr von Indriati Dewi (20)

Internet
InternetInternet
Internet
 
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaKumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
 
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangBagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
 
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
 
Materi hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahMateri hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarah
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidup
 
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Mansur al-Hallaj
Mansur al-HallajMansur al-Hallaj
Mansur al-Hallaj
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasi
 
Contoh makalah
Contoh makalahContoh makalah
Contoh makalah
 
Corpulmonale
CorpulmonaleCorpulmonale
Corpulmonale
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
 
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonMengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan keton
 
Geothermal
GeothermalGeothermal
Geothermal
 
Corel draw
Corel drawCorel draw
Corel draw
 
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 

TITRASI PENGENDAPAN

  • 2. Company name www.themegallery.com Titrasi Pengendapan Berdasar pada pembentukan endapan yang terjadi antara titran dan titer Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna endapan
  • 3. Company name www.themegallery.com Titrasi Pengendapan  Paling sering dilakukan untuk menetapan kadar Halogen :  Klorida  Bromida  Iodida  Sianida P o s it iv e ly c h a r g e d p r im a r y a d s o r p t io n la y e r o n c o llo id a l p a r t ic le A g + C l- A g + A g + A g + A g + A g + A g + A g + A g + C l- C l- C l- C l- C l- C l- C l- C l- C l-A g + A g + A g + A g + A g + A g + C l- C l- A g + A g + A g +A g + A g + A g + H + H + N O 3 - N O 3 - N O 3 - H + N O 3 - N O 3 - N O 3 - N O 3 - N O 3 - N O 3 - N O 3 - N O 3 - N O 3 - N O 3 - N O 3 - N O 3 - N O 3 - C o llo id a l S o lid C o u n t e r - io n la y e r o f s o lu t io n w it h e x c e s s a n io n s H o m o g e n e o u s s o lu t io n ( c h a r g e d b a la n c e d ) H + A g + E le c t r ic d o u b le la y e r
  • 4. Company name www.themegallery.com Kurva Titrasi 50 ml larutan NaCl 0,10 M dititrasi dengan larutan AgNO3 0,10 M. Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan buat kurva pCl vs ml AgNO3. Ksp AgCl = 1 x 10-10 . Awal sebelum titrasi : [Cl- ] = 0,10 M, maka pCl = 1,00 Setelah penambahan 10 ml AgNO3 : Ag+ + Cl- → AgCl (p) awal 1,00 mmol 5,00 mmol perubahan -1,0 mmol -1,0 mmol kesetimbangan - 4,0 mmol [Cl-] = 4,00 mmol / 60,0 ml = 0,067 M pCl = 1,17
  • 5. Company name Setelah penambahan 49,9 ml AgNO3 : Ag+ + Cl- → AgCl (p) awal 4,99 mmol 5,00 mmol perubahan -4,99 mmol -4,99 mmol kesetimbangan - 0,01 mmol [Cl-] = 0,01 mmol / 99,9 ml = 1,0 x 10-4 M pCl = 4,00 Pada titik ekivalen (TE) : Ag+ + Cl- → AgCl (p) awal 5,00 mmol 5,00 mmol perubahan -5,00 mmol -5,00 mmol kesetimbangan - - [Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 1,0 x 10-10 [Cl-] = 1,0 x 10-5 maka pCl = 5,00
  • 6. Company name www.themegallery.com Setelah penambahan 60,0 ml AgNO3 : Ag+ + Cl- → AgCl (p) awal 6,00 mmol 5,00 mmol perubahan -5,00 mmol -5,00 mmol kesetimbangan 1,00 mmol - [Ag+] = 1,00 mmol / 110 ml = 9,1 x 10-3 M pAg = 2,04 maka pCl = 10,00 – 2,04 = 7,96 Secara umum untuk halida : Ag+ + X- → AgX (p) Tetapan kesetimbangan : K = 1 / [Ag+ ][X- ] = 1 / Ksp Makin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi.
  • 8. Company name www.themegallery.com ARGENTOMETRI Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri, karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil : Ksp AgCl = 1,82 . 10-10 Ksp AgCN = 2,2 . 10-16 Ksp AgCNS = 1,1 . 10-12 Ksp AgI = 8,3 . 10-17 Ksp AgBr = 5,0 . 10-13 Tiga cara penentuan titik akhir titrasi :  cara Mohr indikator CrO4 -2  cara Volhard indikator Fe3+  cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
  • 9. Company name www.themegallery.com ARGENTOMETRI – MOHR Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan. Kromat (CrO4 2- ) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perak. Ksp Ag2CrO4 = 1,2 . 10-12 mol3 .L-3 Ksp AgCl = 1,82 . 10-10 mol2 .L-2 [ Perhatikan satuan stoikiometrinya ] Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida, tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda.
  • 10. Company name www.themegallery.com Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah). Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4 2- ] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4. Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O.
  • 11. Company name www.themegallery.com Ag+ + Cl- ⇔ AgCl (p) Ag+ + CrO4 2- ⇔ Ag2CrO4 (p) merah Kelarutan Ag2CrO4 > Kelarutan AgCl (8,4 x 10-5 M) (1,35 x 10-5 M) Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4 2- , maka AgCl akan mengendap lebih dulu, sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk, dan [Ag+ ] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (2,0 x 10-12 ) sehingga terbentuk endapan merah.
  • 12. Company name www.themegallery.com Pada TE : pAg = pCl = 5,00 [Ag+][CrO4 2- ] = 2,00 x 10-12 [ CrO4 2- ] = 2,00x10-12 / (1,0x10-5 )2 = 0,02 M Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4 2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah). Dalam praktek biasanya digunakan 0,005 s/d 0,01 M supaya kesalahan titrasi diperkecil, dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator, atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel).
  • 13. Company name www.themegallery.com Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9). Dalam larutan basa akan terjadi reaksi : Ag+ + OH- → 2AgOH → Ag2O + H2O Dalam larutan asam, jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4 - yang terionisasi, karena reaksi akan berlanjut sbb : 2H+ + CrO4 2- ⇔ 2HCrO4 - ⇔ Cr2O7 2- + H2O (kromat) (dikromat) Jika [CrO4 2- ] terlalu rendah ( < 0,005 M) akan memerlukan penambahan [Ag+ ] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4; hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi. Cr2O7 2- tidak dapat digunakan sebagai indikator argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut.
  • 14. Company name www.themegallery.com Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah, sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan. Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4 2- , karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE. Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik : Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih), kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4 2- .
  • 15. Company name www.themegallery.com ARGENTOMETRI - VOLHARD  Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik, digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE.  Prinsip titrasi : Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halida Br- + Ag+ → AgBr (endapan) berlebih  Setelah reaksi sempurna endapan disaring, kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianat Ag+ + SCN- → AgSCN (larutan)
  • 16. Company name www.themegallery.com  Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat : Fe3+ + SCN- → [Fe(SCN)]2+  Reaksi harus suasana asam, karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3. Ksp Fe(OH)3 = 2.10-39 mol3 L-3 (dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+ ] = 10-2 M) Soal : Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard. Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0,095 M berlebih, kemudian dititrasi dengan 18,3 ml larutan KSCN 0,100 M menggunakan indikator Fe3+. Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal.
  • 17. Company name www.themegallery.com  Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil, suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ . Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain.  Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- , Br- dan I- .  Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI < kelarutan AgCNS.
  • 18. Company name www.themegallery.com  Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS- : AgCl(p) + CNS- → AgCNS + Cl- Karena kelarutan AgCNS < kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri, sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil. Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun !) sebelum titrasi dengan CNS- . Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS- .
  • 19. Company name www.themegallery.com ARGENTOMETRI – FAJANS  Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi, yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung. Contoh : Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion.
  • 20. Company name www.themegallery.com  Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna.  Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak.
  • 21. Company name www.themegallery.com  Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan.  Jadi, Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3 - . Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder.  Fluoresein adalah asam organik lemah, membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih. Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan, diikuti dengan perubahan warna menjadi pink.
  • 22. Company name www.themegallery.com Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih indikator adsorpsi : 1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar, karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator. Jika itu terjadi, diatasi dengan penambahan dextrin, sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak. Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel, dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-.
  • 23. Company name www.themegallery.com 2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE. Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE. 3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa. Misalnya,fluoresein (Ka = 10-7 ) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati. Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10, sedangan difluoresein (Ka=10-4 ) digunakan pada pH 4-10.
  • 24. Company name www.themegallery.com 4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlawanan dengan ion penitrasi. Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran. Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi. Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif. Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein, tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE.