SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 40
Memperbaiki Layanan Bus di Jakarta:
Pengembangan Jaringan Trayek
Rod Stickland
2
Konteks/Pernyataan Permasalahan
•Presentasi sebelumnya telah menggaris
bawahi peningkatan besar perjalanan di
wilayah Jakarta dalam dekade ini.. Dan
demand angkutan umum yang
cenderung stagnan
•Di dalam wilayah DKI Jakarta saat ini
terdapat sekitar 26 juta perjalanan per
hari, dengan 6,5juta (25%) menggunakan
angkutan umum [termasuk perjalanan lintas batas
provinsi dari area Jabodetabek]
3
Pertumbuhan Pergerakan Orang
(Jabodetabek- 2002-2012)
-
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
50,000,000
60,000,000
2002 2012
PerjalananOrangperHari
KendaraanBermotor
Motor Cycle
Car, etc
Public Transport
Sepeda motor
Mobil dll.
Angkutan umum
4
Skala Permasalahan Transportasi
•Di Jabodetabek, pergerakan menggunakan
kendaraan bermotor meningkat lebih dari 2 x
lipat dalam sepuluh tahun dari 22 juta menjadi
53 juta… sepeda motor bertumbuh 6x lipat...
Sedangkan volume angkutan umum cenderung
tetap pada 14 juta perjalanan per hari
•Di DKI Jakarta terdapat 4,8 juta perjalanan
menggunakan angkutan umum perhari dengan
BRT membawa 350.000 penumpang (sekitar 7%
dari total)
•Sisanya sebesar 4,4 juta perjalanan
menggunakan angkutan umum lainnya – termask
bus besar, bus sedang, angkot, mikrolet, taksi, bajaj, & ojek
5
Angkutan
umum
4.823.000
26%
Sepeda
Motor
9.613.000
51%
mobil
4.338.000
23%
Pembagian Tipe Penumpang
Di wilayah DKI Jakarta - 2012
NB: selain perjalanan masuk
dan keluar JABODETABEK
6
Pengembangan Jaringan
•Presentasi ini memperhatikan perkembangan
jaringan trayek angkutan bus di wilayah DKI
Jakarta
•Terdapat EMPAT kelas utama bus:
 BRT, APTB, BKTB & Bus sedang AC – semua beroperasi di
bus way
 Bus biasa – Baik AC maupun non-AC dan PATAS
 Bus sedang –kurang lebih dengan 25 tempat duduk
 Bus kecil – Angkot & Mikrolet
•Fokus utamanya adalah jaringan dan layanan bus
non-BRT
7
Peran BRT di Jakarta
•BRT memainkan peran mendasar dalam
keseluruhan jaringan angkutan umum di
Jakarta
•Ia menyediakan inti atau tulang punggung
jaringan dan melayani perjalanan jarak jauh
utama – terutama dari dan ke pusat kota
•Jaringannya cenderung ekstensif dan
mencakup koridor-koridor utama
•Namun demikian tidak semua area
dilayani, dan banyak perjalanan akan
menggunakan layanan non-BRT
8
Area cakupan layanan BRT
•Total area DKI Jakarta 653 km2
•Panjang busway = 175 km
•Area cakupan BRT = 500 m di kedua sisi –
atau 'pita' selebar 1 km
•Total ‘area terlayani’ BRT = 175 km2
•Ekuivalen dengan 27% luas kota
•Sisanya 73% tidak dilayani BRT
9
Ukuran armada angkutan umum
•Terdapat lebih dari 18.000 bus yang
beroperasi di wilayah DKI jakarta
•14.000 diantaranya Mikrolet / Angkot
Area DKI Jakarta (2013)
Vehicles Percent
Bus besar 1.570 8%
BRT 630 3%
Bus sedang 2.170 12%
Bus kecil 14.000 76%
Total 18.370 100%
10
Ukuran armada angkutan umum
Wilayah DKI Jakarta (2013)
Trayek Kendaraan
Kendaraan /
trayek
Bus besar 142 1.570 11,1
BRT 19 630 33,2
Bus sedang 90 2.170 24,1
Bus kecil 159 14.000 88,1
keseluruhan 410 18.370 44,8
•Bus bus ini beroperasi di 410 trayek,
dengan rata-rata hingga 88 kendaraan per
trayek untuk Mikrolet & Angkot
11
Ukuran armada angkutan umum
•Terbukti bahwa terdapat suatu oversupply
kendaraan dengan jumlah trayek yang ada
•Hal ini paling jelas terlihat pada Angkot /
Mikrolet & bus sedang
•Sejumlah besar kendaraan dapat diamati
mengantri di terminal sepanjang hari
•Hal ini menunjukkan pemborosan sumber
daya dan mengarah pada inefisiensi
finansial
12
Angkot di
Kampung Melayu
13
Keterbatasan BRT
•BRT adalah ‘flag-ship’ angkutan umum di
Jakarta dan merupakan acuan dari seluruh
jaringan… TETAPI..
 Jaringan BRT mencakup grid sebesar
4km di jalan-jalan utama dan melayani
kurang dari seperempat luas kota
 Bus-bus BRT hanya 3% dari total seluruh
armada
 BRT membawa <10% total penumpang
angkutan umum
14
Pengembangan jaringan
•Fokus utama proyek ini adalah pada
pengembangan dan peningkatan layanan
bus non-BRT – bus besar, sedang, dan kecil
•Layanan-layanan tersebut perlu
diintegrasikan dengan BRT, tetapi juga
melayani demand yang signifikan untuk
perjalanan yang tidak terhubungan dengan
BRT
15
Layanan yang terkait dengan BRT
•Sejumlah layanan yang terintegrasi secara
fisik dengan BRT telah diperkenalkan
•Fungsi dari layanan-layanan ini adalah
untuk memperluas cakupan BRT dan
memasukkan lebih banyak penumpang ke
dalam jaringan
•Terdapat beberapa isu signifikan terkait
integrasi penuh – tipe bus, tinggi
lantai, tarif dll. – selain juga potensi
kemacetan di bus way
16
Pengembangan Busway BRT
• BRT menyediakan
layanan trunk/utama
• Kapasitas, frekuensi
dan kecepatan tinggi
17
BRT + Direct Services
• Direct Services
menghubungkan
antar koridor
• Menambah
kapasitas pada
koridor-koridor
utama
18
BRT + APTB Feeders
• Layanan APTB
menyediakan
koneksi dengan
wilayah luar
• Manfaat dari bus
way di dalam
kota
19
BRT + Feeder
• Layanan feeder
memberikan
koneksi dengan
komunitas lokal
• Memperluas
cakupan BRT
20
• Trayek gabungan
memberikan kerangka
kerja dasar layanan
angkutan umum kota
• Didukung juga oleh
trayek-trayek lokal
BRT + layanan pendukung
21
Pengembangan jaringan lingkungan lokal
•Jaringan BRT yang terekspansi ini
membentuk kerangka kerja untuk
pengembangan jaringan area lokal
•Jaringan-jaringan ini akan mencakup
secara umum trayek-trayek lebih pendek
yang menyediakan koneksi lokal dan akses
menuju wilayah permukiman, perkantoran
dan komersial, serta fasilitas sosial dan
rekreasi
22
Jaringan eksisting
•Suatu jaringan trayek yang komprehensif
untuk semua tipe bus ada di Jakarta
•Jaringan ini telah berevolusi bertahun-
tahun sebagai respon atas demand
penumpang.. Telah dipahami dan
diapresiasi oleh pengguna
•Sangat tidak praktis dan tepat untuk
perubahan secara menyeluruh –
perubahan apapun harus bersifat EVOLUSI
•Hal ini BUKAN berarti bahwa perubahan
tidak diperlukan
23
Jaringan eksisting:
•Reguler & AC
142 trayek
dilayani
oleh 1.570
bus besar
24
Jaringan eksisting:
•Bus sedang
90 trayek
dilayani
oleh 2.170
bus sedang
25
Jaringan eksisting:
•Reguler, AC & bus sedang
232 trayek
dilayani
oleh 3.740
bus besar
dan
sedang
26
Jaringan eksisting:
•Angkot & Mikrolet
159 trayek
dilayani oleh
14.000 bus
kecil
[cakupan di
barat daya
kota agak
kurang]
27
Jaringan eksisting:
•Semua bus (besar, sedang dan kecil)
410 trayek
dilayani
oleh
18.370 bus
segala
ukuran
28
Pengembangan jaringan
•Jaringan akhirnya mencakup area
terbangun Jakarta secara komprehensif
•Ada penambahan dan perluasan jaringan
dalam perkembangannya – termasuk
‘overlay’ jaringan BRT dan layanan
pendukungnya – tetapi (mungkin) hanya
sedikit penghapusan trayek
•Skala dan pola demand yang berubah
menyarankan bahwa perlu ada suatu
review atas jaringan
29
Pengembangan jaringan
•Sejumlah faktor telah mempengaruhi skala
dan pola demand selama 10 tahun terakhir:
a. Diperkenalkannya BRT – telah mengambil
sebagian besar dari demand utama jarak jauh
pada trunk dan telah ‘menggusur’ operator
eksisting
b. Pertumbuhan kepemilikan dan penggunaan
sepeda motor dan mobil telah berdampak pada
stagnansi jumlah demand angkutan umum
secara keseluruhan
c. Sebagian besar layanan baru menggunakan bus
besar, dan sejumlah besar kendaraan kecil telah
digeser ke trayek-trayek lokal
30
Pengembangan jaringan
•Sebagai hasilnya, banyak trayek eksisting
akan mengalami pengurangan demand
penumpang
•Dampaknya terdapat terlalu banyak bus
yang sebagian berukuran kecil yang
berburu jumlah penumpang yang terus
menurun (atau paling tidak stagnan)
31
Apa yang harus dilakukan?
•Trayek yang berkompetisi atau tergabung
dengan BRT harus dikaji sebagai bagian
strategi layanan feeder yang terintegrasi
•Tidak ada hal yang mendukung operasi
kendaraan yang lebih kecil di dalam jalur
busway
•Trayek ‘lain’ harus dikaji baik secara masing-
masing atau sebagai koridor untuk
menentukan ukuran kendaraan yang paling
tepat dan jumlah yang diperlukan untuk
melayani jumlah demand yang ada serta
tingkat layanan yang dipersyaratkan
32
Apa yang harus dilakukan?
•Secara umum trayek-trayek panjang (yang
menghubungkan antara lingkungan/pusat)
harus mendapatkan manfaat dari kendaraan
besar – dengan kendaraan yang kecil
digunakan untuk layanan lokal/kolektor yang
lebih pendek secara spesifik
•Sebagian besar trayek saat ini dioperasikan
oleh bus sedang dan sebenarnya cocok untuk
dikonversi menggunakan kendaraan dengan
kapasitas lebih besar
•Sebagian besar layanan angkot/mikrolet bisa
dioperasikan dengan bus sedang (paling tidak
dalam jangka pendek)
33
Apa yang harus dilakukan?
•Hal ini akan mengarah pada pengurangan
signifikan jumlah kendaraan untuk
mengoperasikan layanan – dengan bus
besar yang disebar secara efektif untuk
melayani trayek-trayek dengan hirarki
•Studi JAPTraPIS (2012) menyarankan suatu
hirarki layanan anguktan bus yang secara
umum dapat diterima: fokusnya adalah
pada layanan yang di-highlight berikut ini
34
 Median BRT - Full BRT sepanjang lajur khusus bus yang
eksklusif di sepanjang median jalan
 Modified BRT - Full BRT di sepanjang service roads (jalur
lambat) atau lajur bus di tepi, dimana desain dengan median
tidak dapat dilakukan
 Trayek dengan intermediate bus priority – terinetgrasi dengan
full BRT dan beroperasi di jalan umum. Berperan sebagai feeder
bagi BRT dan menyediakan layanan ke pinggiran kota. (tarif
terintegrasi dengan Full BRT)
 Trayek bus wilayah – trayek jarak jauh paralel dengan BRT
tetapi memberikan layanan yang berbeda (tarif tidak terintegrasi)
 Layanan area lingkungan – layanan feeder jarak pendek
mengoperasikan kendaraan lebih kecil ke BRT atau ke trayek
penghubung (tarif tidak terintegrasi)
 Layanan paratransit – sebagian dari layanan lingkungan
menawarkan layanan feeder ke trayek utama (trunk) di bawah
pengaturan area lokal
Tipe jaringan dan layanan
Sumber: JAPTraPIS (2012)
35
Proposal JAPTraPIS (2012):
■konsep hirarki jaringan berdasar tipe layanan
Area License
A
Area License
B
Area License
C
Area-wide
Intermediate
IJIN TRAYEK AREA
Menghubungkan ke shelter
BRT, fasilitas umum dan
pusat kegiatan serta
melintas batas ijin trayek
area
IJIN TRAYEK
LINGKUNGAN
Operator diberikan ijin trayek
area. Operator menentukan
rute dan tingkat layanan
berdasar demand dan
standard pelayanan minimum
36
Integrasi fisik dengan BRT
•Integrasi fisik (atau ‘numpang lewat’) layanan
lain di jalur bus way memunculkan berbagai
masalah dan harus dipertimbangkan secara
matang
•Tipe kendaraan: memerlukan lantai tinggi dan pintu
sebelah kanan.. Akan lebih baik jika semua kendaraan memiliki
ukuran dan tingkat kinerja yang sama
•Tarif: tarif terintegrasi diperlukan bersamaan dengan
revenue sharing – idealnya menggunakan smartcard
•Kapasitas: terlalu banyak layanan akan memperburuk
kondisi layanan di wilayah pusat kota
•Fasilitas transfer yang lebih baik dengan
layanan feeder merupakan solusi yang lebih
baik
37
Efek pengembangan jaringan (1)
•Dampak keseluruhan adalah konsolidasi dan
perluasan layanan BRT sebagai jaringan
utama (trunk) – dengan peningkatan kapasitas yang
diperlukan di pusat kota
•Pengembangan suatu jaringan komplementer
yang terdiri dari trayek-trayek sekunder yang
dioperasikan dengan bus besar
menghubungkan pusat pinggiran kota dan
menghubungkan antar koridor-koridor BRT
•Pengembangan layanan “feeder” lokal BRT
yang menuju shelter-shelter BRT tetapi tidak
masuk ke jalur bus way
38
Efek pengembangan jaringan (2)
•Rasionalisasi trayek-trayek antar wilayah yang
beroperasi terutamanya di jaringan jalan
sekunder, menggunakan kendaraan yang
konsisten dengan demand penumpang dan
frekuensi yang dikehendaki
•Layanan Lingkungan Lokal yang dioperasikan
dalam suatu zona spesifik yang didefinisikan
dengan baik dan menghubungkan dengan
BRT yang berdekatan serta layanan sekunder:
bisa jadi bus sedang atau para-transit (luar
trayek)
39
Dampak pengembangan jaringan
•BRT tetap sebagai elemen utama jaringan
angkutan umum bus – koridor-koridor dengan
kapasitas dan frekuensi yang tinggi - dengan
layanan langsung yang melayani luar daerah
•Pengembangan layanan feeder lokal
•Peningkatan INTERCHANGE dengan BRT
•Layanan bus reguler sekunder yang
dirasionalisasikan untuk menghubungkan
pusat pinggiran kota dengan koridor BRT
•Layanan/jaringan area lokal untuk melayani
permukiman dan meningkatkan aksesibilitas
40
Terima kasih

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

AbdelWahhid Salah sourate 1 et 2
AbdelWahhid Salah sourate 1 et 2AbdelWahhid Salah sourate 1 et 2
AbdelWahhid Salah sourate 1 et 2Mansour1
 
الخصائص
الخصائصالخصائص
الخصائصMansour1
 
Hướng Dẫn Sử Dụng Word 2010
Hướng Dẫn Sử Dụng Word 2010Hướng Dẫn Sử Dụng Word 2010
Hướng Dẫn Sử Dụng Word 2010Nguyễn Văn Mạnh
 
Notamedia_about us
Notamedia_about usNotamedia_about us
Notamedia_about usNotamedia
 
Jazyk pod kůží
Jazyk pod kůžíJazyk pod kůží
Jazyk pod kůžímascha_dudu
 
Negra Sombra-Teresa e Ahinoa
Negra Sombra-Teresa e AhinoaNegra Sombra-Teresa e Ahinoa
Negra Sombra-Teresa e Ahinoagallego15
 
Pouvoir / الاِسْتِطَاعَة
Pouvoir / الاِسْتِطَاعَةPouvoir / الاِسْتِطَاعَة
Pouvoir / الاِسْتِطَاعَةMansour1
 
Sesi i mewujudkan kecepatan perjalanan penumpang yang cepat david overington
Sesi i mewujudkan kecepatan perjalanan penumpang yang cepat    david overingtonSesi i mewujudkan kecepatan perjalanan penumpang yang cepat    david overington
Sesi i mewujudkan kecepatan perjalanan penumpang yang cepat david overingtonIndonesia Infrastructure Initiative
 
Os gigantes imortais
Os gigantes imortaisOs gigantes imortais
Os gigantes imortaisLucas Zanella
 
I3rab Quran Darwish : sourate 7 à 12
I3rab Quran Darwish : sourate 7 à 12I3rab Quran Darwish : sourate 7 à 12
I3rab Quran Darwish : sourate 7 à 12Mansour1
 
Seminario n°10
Seminario n°10Seminario n°10
Seminario n°10gkmartinez
 
proyecto de vida
proyecto de vidaproyecto de vida
proyecto de vidaNelco10
 
El proyecto alto Maipo en el país de las montañas prohibidas
El proyecto alto Maipo en el país de las montañas prohibidasEl proyecto alto Maipo en el país de las montañas prohibidas
El proyecto alto Maipo en el país de las montañas prohibidastv maipo
 
Du an chan_nuoi_bo_t_ay_ninh
Du an chan_nuoi_bo_t_ay_ninhDu an chan_nuoi_bo_t_ay_ninh
Du an chan_nuoi_bo_t_ay_ninhThaoNguyenXanh2
 

Andere mochten auch (20)

AbdelWahhid Salah sourate 1 et 2
AbdelWahhid Salah sourate 1 et 2AbdelWahhid Salah sourate 1 et 2
AbdelWahhid Salah sourate 1 et 2
 
الخصائص
الخصائصالخصائص
الخصائص
 
Hướng Dẫn Sử Dụng Word 2010
Hướng Dẫn Sử Dụng Word 2010Hướng Dẫn Sử Dụng Word 2010
Hướng Dẫn Sử Dụng Word 2010
 
Notamedia_about us
Notamedia_about usNotamedia_about us
Notamedia_about us
 
Jazyk pod kůží
Jazyk pod kůžíJazyk pod kůží
Jazyk pod kůží
 
Negra Sombra-Teresa e Ahinoa
Negra Sombra-Teresa e AhinoaNegra Sombra-Teresa e Ahinoa
Negra Sombra-Teresa e Ahinoa
 
Schedual
SchedualSchedual
Schedual
 
Pouvoir / الاِسْتِطَاعَة
Pouvoir / الاِسْتِطَاعَةPouvoir / الاِسْتِطَاعَة
Pouvoir / الاِسْتِطَاعَة
 
06 tank
06 tank06 tank
06 tank
 
SCI_Handout_UN-Habitat_2016
SCI_Handout_UN-Habitat_2016SCI_Handout_UN-Habitat_2016
SCI_Handout_UN-Habitat_2016
 
Luật xây dựng 50
Luật xây dựng 50Luật xây dựng 50
Luật xây dựng 50
 
Sesi i mewujudkan kecepatan perjalanan penumpang yang cepat david overington
Sesi i mewujudkan kecepatan perjalanan penumpang yang cepat    david overingtonSesi i mewujudkan kecepatan perjalanan penumpang yang cepat    david overington
Sesi i mewujudkan kecepatan perjalanan penumpang yang cepat david overington
 
Lezing positiionering tmn 9 maart
Lezing positiionering tmn 9 maartLezing positiionering tmn 9 maart
Lezing positiionering tmn 9 maart
 
Os gigantes imortais
Os gigantes imortaisOs gigantes imortais
Os gigantes imortais
 
I3rab Quran Darwish : sourate 7 à 12
I3rab Quran Darwish : sourate 7 à 12I3rab Quran Darwish : sourate 7 à 12
I3rab Quran Darwish : sourate 7 à 12
 
Seminario n°10
Seminario n°10Seminario n°10
Seminario n°10
 
proyecto de vida
proyecto de vidaproyecto de vida
proyecto de vida
 
El proyecto alto Maipo en el país de las montañas prohibidas
El proyecto alto Maipo en el país de las montañas prohibidasEl proyecto alto Maipo en el país de las montañas prohibidas
El proyecto alto Maipo en el país de las montañas prohibidas
 
Film pitch
Film pitchFilm pitch
Film pitch
 
Du an chan_nuoi_bo_t_ay_ninh
Du an chan_nuoi_bo_t_ay_ninhDu an chan_nuoi_bo_t_ay_ninh
Du an chan_nuoi_bo_t_ay_ninh
 

Ähnlich wie 5 route network rs final id r1

Evaluasi transportasi dan pembangunan kota Bandar Lampung
Evaluasi transportasi dan pembangunan kota Bandar LampungEvaluasi transportasi dan pembangunan kota Bandar Lampung
Evaluasi transportasi dan pembangunan kota Bandar LampungIB Ilham Malik
 
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek AkhirLMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek AkhirHARFALIANABINTIKADIR
 
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kota
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kotaYoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kota
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kotaAkhmad Guntar
 
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kota
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kotaYoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kota
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kotaAkhmad Guntar
 
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek Akhir
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek AkhirNur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek Akhir
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek AkhirEyqaAnuar
 
04_PAPARAN USULAN TOD JUTPI KOTA TANGERANG SELATAN REVISI.pdf
04_PAPARAN USULAN TOD JUTPI KOTA TANGERANG SELATAN REVISI.pdf04_PAPARAN USULAN TOD JUTPI KOTA TANGERANG SELATAN REVISI.pdf
04_PAPARAN USULAN TOD JUTPI KOTA TANGERANG SELATAN REVISI.pdfTangkabDishub
 
an Idea for Public Transport in Cilegon City
an Idea for Public Transport in Cilegon Cityan Idea for Public Transport in Cilegon City
an Idea for Public Transport in Cilegon CityArief Budiman
 
LMCP2502 A174662 NURAIN NAJWA PROJEK AKHIR
LMCP2502 A174662 NURAIN NAJWA PROJEK AKHIRLMCP2502 A174662 NURAIN NAJWA PROJEK AKHIR
LMCP2502 A174662 NURAIN NAJWA PROJEK AKHIRNURAINNAJWA10
 
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)Makalah mass rapid_transit_mrt (1)
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)johan effendi
 
HOCHUN YAU_A158999
HOCHUN YAU_A158999 HOCHUN YAU_A158999
HOCHUN YAU_A158999 HoChunYau
 
A170849 - Projek Akhir
A170849 - Projek AkhirA170849 - Projek Akhir
A170849 - Projek AkhirFakhriIrfan
 
Projek Akhir LMCP2502 PENGANGKUTAN BANDAR A171687
Projek Akhir LMCP2502 PENGANGKUTAN BANDAR A171687Projek Akhir LMCP2502 PENGANGKUTAN BANDAR A171687
Projek Akhir LMCP2502 PENGANGKUTAN BANDAR A171687MOGANESWARYRENGANATH1
 
Projek Bandar Mapan A169128 KASHVINWARMA.pptx
Projek Bandar Mapan A169128 KASHVINWARMA.pptxProjek Bandar Mapan A169128 KASHVINWARMA.pptx
Projek Bandar Mapan A169128 KASHVINWARMA.pptxssuser57a7de
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasgusriantodanr2161
 
Transportasi_Light_Rail_Transit_LRT SEPTIAN SENO AJI.docx
Transportasi_Light_Rail_Transit_LRT SEPTIAN SENO AJI.docxTransportasi_Light_Rail_Transit_LRT SEPTIAN SENO AJI.docx
Transportasi_Light_Rail_Transit_LRT SEPTIAN SENO AJI.docxzulmrt
 
PROJEK AKHIR PENGANGKUTAN BANDAR DI KOTA TINGGI (A186888).pptx
PROJEK AKHIR PENGANGKUTAN BANDAR DI KOTA TINGGI (A186888).pptxPROJEK AKHIR PENGANGKUTAN BANDAR DI KOTA TINGGI (A186888).pptx
PROJEK AKHIR PENGANGKUTAN BANDAR DI KOTA TINGGI (A186888).pptxizzahaqilah18
 

Ähnlich wie 5 route network rs final id r1 (20)

Evaluasi transportasi dan pembangunan kota Bandar Lampung
Evaluasi transportasi dan pembangunan kota Bandar LampungEvaluasi transportasi dan pembangunan kota Bandar Lampung
Evaluasi transportasi dan pembangunan kota Bandar Lampung
 
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek AkhirLMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
 
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kota
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kotaYoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kota
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kota
 
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kota
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kotaYoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kota
Yoga Adiwinarto on Peran BRT dalam penataan kota
 
4 bus fleet and infrastructure rli final id r1
4 bus fleet and infrastructure rli final id r14 bus fleet and infrastructure rli final id r1
4 bus fleet and infrastructure rli final id r1
 
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek Akhir
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek AkhirNur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek Akhir
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek Akhir
 
04_PAPARAN USULAN TOD JUTPI KOTA TANGERANG SELATAN REVISI.pdf
04_PAPARAN USULAN TOD JUTPI KOTA TANGERANG SELATAN REVISI.pdf04_PAPARAN USULAN TOD JUTPI KOTA TANGERANG SELATAN REVISI.pdf
04_PAPARAN USULAN TOD JUTPI KOTA TANGERANG SELATAN REVISI.pdf
 
Rekabentuk Bandar Kajang
Rekabentuk Bandar KajangRekabentuk Bandar Kajang
Rekabentuk Bandar Kajang
 
an Idea for Public Transport in Cilegon City
an Idea for Public Transport in Cilegon Cityan Idea for Public Transport in Cilegon City
an Idea for Public Transport in Cilegon City
 
LMCP2502 A174662 NURAIN NAJWA PROJEK AKHIR
LMCP2502 A174662 NURAIN NAJWA PROJEK AKHIRLMCP2502 A174662 NURAIN NAJWA PROJEK AKHIR
LMCP2502 A174662 NURAIN NAJWA PROJEK AKHIR
 
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)Makalah mass rapid_transit_mrt (1)
Makalah mass rapid_transit_mrt (1)
 
HOCHUN YAU_A158999
HOCHUN YAU_A158999 HOCHUN YAU_A158999
HOCHUN YAU_A158999
 
A170849 - Projek Akhir
A170849 - Projek AkhirA170849 - Projek Akhir
A170849 - Projek Akhir
 
8 ind ii role rli final id r1
8 ind ii role rli final id r18 ind ii role rli final id r1
8 ind ii role rli final id r1
 
Projek Akhir LMCP2502 PENGANGKUTAN BANDAR A171687
Projek Akhir LMCP2502 PENGANGKUTAN BANDAR A171687Projek Akhir LMCP2502 PENGANGKUTAN BANDAR A171687
Projek Akhir LMCP2502 PENGANGKUTAN BANDAR A171687
 
Projek Bandar Mapan A169128 KASHVINWARMA.pptx
Projek Bandar Mapan A169128 KASHVINWARMA.pptxProjek Bandar Mapan A169128 KASHVINWARMA.pptx
Projek Bandar Mapan A169128 KASHVINWARMA.pptx
 
Projek Akhir
Projek AkhirProjek Akhir
Projek Akhir
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
 
Transportasi_Light_Rail_Transit_LRT SEPTIAN SENO AJI.docx
Transportasi_Light_Rail_Transit_LRT SEPTIAN SENO AJI.docxTransportasi_Light_Rail_Transit_LRT SEPTIAN SENO AJI.docx
Transportasi_Light_Rail_Transit_LRT SEPTIAN SENO AJI.docx
 
PROJEK AKHIR PENGANGKUTAN BANDAR DI KOTA TINGGI (A186888).pptx
PROJEK AKHIR PENGANGKUTAN BANDAR DI KOTA TINGGI (A186888).pptxPROJEK AKHIR PENGANGKUTAN BANDAR DI KOTA TINGGI (A186888).pptx
PROJEK AKHIR PENGANGKUTAN BANDAR DI KOTA TINGGI (A186888).pptx
 

Mehr von Indonesia Infrastructure Initiative

Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...Indonesia Infrastructure Initiative
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaIndonesia Infrastructure Initiative
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyIndonesia Infrastructure Initiative
 

Mehr von Indonesia Infrastructure Initiative (20)

Presentasi Sanitasi INDII
Presentasi Sanitasi INDIIPresentasi Sanitasi INDII
Presentasi Sanitasi INDII
 
Balikpapan Public Diplomacy 25 May 2015
Balikpapan  Public Diplomacy 25 May 2015Balikpapan  Public Diplomacy 25 May 2015
Balikpapan Public Diplomacy 25 May 2015
 
World experience-in-railway-restructuring
World experience-in-railway-restructuringWorld experience-in-railway-restructuring
World experience-in-railway-restructuring
 
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
 
WS2 Infrastructure Issues
WS2 Infrastructure IssuesWS2 Infrastructure Issues
WS2 Infrastructure Issues
 
Development of multimodal transport in north java corridor
Development of multimodal transport in north java corridorDevelopment of multimodal transport in north java corridor
Development of multimodal transport in north java corridor
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in java
 
The role of ipc in developing multimodal transportation in java
The role of ipc in developing multimodal transportation in javaThe role of ipc in developing multimodal transportation in java
The role of ipc in developing multimodal transportation in java
 
Government strategy in developing multimodal transportation
Government strategy in developing multimodal transportationGovernment strategy in developing multimodal transportation
Government strategy in developing multimodal transportation
 
The role of ferry in developing multimodal transportation
The role of ferry in developing multimodal transportationThe role of ferry in developing multimodal transportation
The role of ferry in developing multimodal transportation
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
 
Ws3 safe system approach (bahasa version)
Ws3 safe system approach (bahasa version)Ws3 safe system approach (bahasa version)
Ws3 safe system approach (bahasa version)
 
Ws3 safe system supporting vru (english version)
Ws3 safe system supporting vru (english version)Ws3 safe system supporting vru (english version)
Ws3 safe system supporting vru (english version)
 
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
 
Ws3 presentation
Ws3 presentationWs3 presentation
Ws3 presentation
 
Ws3 me
Ws3 meWs3 me
Ws3 me
 
Ws3 infrastructure related to pedestrian safety
Ws3 infrastructure related to pedestrian safetyWs3 infrastructure related to pedestrian safety
Ws3 infrastructure related to pedestrian safety
 
Ws3 gender and disability presentation
Ws3 gender and disability presentationWs3 gender and disability presentation
Ws3 gender and disability presentation
 
Ws2 introduction
Ws2 introductionWs2 introduction
Ws2 introduction
 
Workshop #2 safe system approach
Workshop #2 safe system approachWorkshop #2 safe system approach
Workshop #2 safe system approach
 

5 route network rs final id r1

  • 1. Memperbaiki Layanan Bus di Jakarta: Pengembangan Jaringan Trayek Rod Stickland
  • 2. 2 Konteks/Pernyataan Permasalahan •Presentasi sebelumnya telah menggaris bawahi peningkatan besar perjalanan di wilayah Jakarta dalam dekade ini.. Dan demand angkutan umum yang cenderung stagnan •Di dalam wilayah DKI Jakarta saat ini terdapat sekitar 26 juta perjalanan per hari, dengan 6,5juta (25%) menggunakan angkutan umum [termasuk perjalanan lintas batas provinsi dari area Jabodetabek]
  • 3. 3 Pertumbuhan Pergerakan Orang (Jabodetabek- 2002-2012) - 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 2002 2012 PerjalananOrangperHari KendaraanBermotor Motor Cycle Car, etc Public Transport Sepeda motor Mobil dll. Angkutan umum
  • 4. 4 Skala Permasalahan Transportasi •Di Jabodetabek, pergerakan menggunakan kendaraan bermotor meningkat lebih dari 2 x lipat dalam sepuluh tahun dari 22 juta menjadi 53 juta… sepeda motor bertumbuh 6x lipat... Sedangkan volume angkutan umum cenderung tetap pada 14 juta perjalanan per hari •Di DKI Jakarta terdapat 4,8 juta perjalanan menggunakan angkutan umum perhari dengan BRT membawa 350.000 penumpang (sekitar 7% dari total) •Sisanya sebesar 4,4 juta perjalanan menggunakan angkutan umum lainnya – termask bus besar, bus sedang, angkot, mikrolet, taksi, bajaj, & ojek
  • 5. 5 Angkutan umum 4.823.000 26% Sepeda Motor 9.613.000 51% mobil 4.338.000 23% Pembagian Tipe Penumpang Di wilayah DKI Jakarta - 2012 NB: selain perjalanan masuk dan keluar JABODETABEK
  • 6. 6 Pengembangan Jaringan •Presentasi ini memperhatikan perkembangan jaringan trayek angkutan bus di wilayah DKI Jakarta •Terdapat EMPAT kelas utama bus:  BRT, APTB, BKTB & Bus sedang AC – semua beroperasi di bus way  Bus biasa – Baik AC maupun non-AC dan PATAS  Bus sedang –kurang lebih dengan 25 tempat duduk  Bus kecil – Angkot & Mikrolet •Fokus utamanya adalah jaringan dan layanan bus non-BRT
  • 7. 7 Peran BRT di Jakarta •BRT memainkan peran mendasar dalam keseluruhan jaringan angkutan umum di Jakarta •Ia menyediakan inti atau tulang punggung jaringan dan melayani perjalanan jarak jauh utama – terutama dari dan ke pusat kota •Jaringannya cenderung ekstensif dan mencakup koridor-koridor utama •Namun demikian tidak semua area dilayani, dan banyak perjalanan akan menggunakan layanan non-BRT
  • 8. 8 Area cakupan layanan BRT •Total area DKI Jakarta 653 km2 •Panjang busway = 175 km •Area cakupan BRT = 500 m di kedua sisi – atau 'pita' selebar 1 km •Total ‘area terlayani’ BRT = 175 km2 •Ekuivalen dengan 27% luas kota •Sisanya 73% tidak dilayani BRT
  • 9. 9 Ukuran armada angkutan umum •Terdapat lebih dari 18.000 bus yang beroperasi di wilayah DKI jakarta •14.000 diantaranya Mikrolet / Angkot Area DKI Jakarta (2013) Vehicles Percent Bus besar 1.570 8% BRT 630 3% Bus sedang 2.170 12% Bus kecil 14.000 76% Total 18.370 100%
  • 10. 10 Ukuran armada angkutan umum Wilayah DKI Jakarta (2013) Trayek Kendaraan Kendaraan / trayek Bus besar 142 1.570 11,1 BRT 19 630 33,2 Bus sedang 90 2.170 24,1 Bus kecil 159 14.000 88,1 keseluruhan 410 18.370 44,8 •Bus bus ini beroperasi di 410 trayek, dengan rata-rata hingga 88 kendaraan per trayek untuk Mikrolet & Angkot
  • 11. 11 Ukuran armada angkutan umum •Terbukti bahwa terdapat suatu oversupply kendaraan dengan jumlah trayek yang ada •Hal ini paling jelas terlihat pada Angkot / Mikrolet & bus sedang •Sejumlah besar kendaraan dapat diamati mengantri di terminal sepanjang hari •Hal ini menunjukkan pemborosan sumber daya dan mengarah pada inefisiensi finansial
  • 13. 13 Keterbatasan BRT •BRT adalah ‘flag-ship’ angkutan umum di Jakarta dan merupakan acuan dari seluruh jaringan… TETAPI..  Jaringan BRT mencakup grid sebesar 4km di jalan-jalan utama dan melayani kurang dari seperempat luas kota  Bus-bus BRT hanya 3% dari total seluruh armada  BRT membawa <10% total penumpang angkutan umum
  • 14. 14 Pengembangan jaringan •Fokus utama proyek ini adalah pada pengembangan dan peningkatan layanan bus non-BRT – bus besar, sedang, dan kecil •Layanan-layanan tersebut perlu diintegrasikan dengan BRT, tetapi juga melayani demand yang signifikan untuk perjalanan yang tidak terhubungan dengan BRT
  • 15. 15 Layanan yang terkait dengan BRT •Sejumlah layanan yang terintegrasi secara fisik dengan BRT telah diperkenalkan •Fungsi dari layanan-layanan ini adalah untuk memperluas cakupan BRT dan memasukkan lebih banyak penumpang ke dalam jaringan •Terdapat beberapa isu signifikan terkait integrasi penuh – tipe bus, tinggi lantai, tarif dll. – selain juga potensi kemacetan di bus way
  • 16. 16 Pengembangan Busway BRT • BRT menyediakan layanan trunk/utama • Kapasitas, frekuensi dan kecepatan tinggi
  • 17. 17 BRT + Direct Services • Direct Services menghubungkan antar koridor • Menambah kapasitas pada koridor-koridor utama
  • 18. 18 BRT + APTB Feeders • Layanan APTB menyediakan koneksi dengan wilayah luar • Manfaat dari bus way di dalam kota
  • 19. 19 BRT + Feeder • Layanan feeder memberikan koneksi dengan komunitas lokal • Memperluas cakupan BRT
  • 20. 20 • Trayek gabungan memberikan kerangka kerja dasar layanan angkutan umum kota • Didukung juga oleh trayek-trayek lokal BRT + layanan pendukung
  • 21. 21 Pengembangan jaringan lingkungan lokal •Jaringan BRT yang terekspansi ini membentuk kerangka kerja untuk pengembangan jaringan area lokal •Jaringan-jaringan ini akan mencakup secara umum trayek-trayek lebih pendek yang menyediakan koneksi lokal dan akses menuju wilayah permukiman, perkantoran dan komersial, serta fasilitas sosial dan rekreasi
  • 22. 22 Jaringan eksisting •Suatu jaringan trayek yang komprehensif untuk semua tipe bus ada di Jakarta •Jaringan ini telah berevolusi bertahun- tahun sebagai respon atas demand penumpang.. Telah dipahami dan diapresiasi oleh pengguna •Sangat tidak praktis dan tepat untuk perubahan secara menyeluruh – perubahan apapun harus bersifat EVOLUSI •Hal ini BUKAN berarti bahwa perubahan tidak diperlukan
  • 23. 23 Jaringan eksisting: •Reguler & AC 142 trayek dilayani oleh 1.570 bus besar
  • 24. 24 Jaringan eksisting: •Bus sedang 90 trayek dilayani oleh 2.170 bus sedang
  • 25. 25 Jaringan eksisting: •Reguler, AC & bus sedang 232 trayek dilayani oleh 3.740 bus besar dan sedang
  • 26. 26 Jaringan eksisting: •Angkot & Mikrolet 159 trayek dilayani oleh 14.000 bus kecil [cakupan di barat daya kota agak kurang]
  • 27. 27 Jaringan eksisting: •Semua bus (besar, sedang dan kecil) 410 trayek dilayani oleh 18.370 bus segala ukuran
  • 28. 28 Pengembangan jaringan •Jaringan akhirnya mencakup area terbangun Jakarta secara komprehensif •Ada penambahan dan perluasan jaringan dalam perkembangannya – termasuk ‘overlay’ jaringan BRT dan layanan pendukungnya – tetapi (mungkin) hanya sedikit penghapusan trayek •Skala dan pola demand yang berubah menyarankan bahwa perlu ada suatu review atas jaringan
  • 29. 29 Pengembangan jaringan •Sejumlah faktor telah mempengaruhi skala dan pola demand selama 10 tahun terakhir: a. Diperkenalkannya BRT – telah mengambil sebagian besar dari demand utama jarak jauh pada trunk dan telah ‘menggusur’ operator eksisting b. Pertumbuhan kepemilikan dan penggunaan sepeda motor dan mobil telah berdampak pada stagnansi jumlah demand angkutan umum secara keseluruhan c. Sebagian besar layanan baru menggunakan bus besar, dan sejumlah besar kendaraan kecil telah digeser ke trayek-trayek lokal
  • 30. 30 Pengembangan jaringan •Sebagai hasilnya, banyak trayek eksisting akan mengalami pengurangan demand penumpang •Dampaknya terdapat terlalu banyak bus yang sebagian berukuran kecil yang berburu jumlah penumpang yang terus menurun (atau paling tidak stagnan)
  • 31. 31 Apa yang harus dilakukan? •Trayek yang berkompetisi atau tergabung dengan BRT harus dikaji sebagai bagian strategi layanan feeder yang terintegrasi •Tidak ada hal yang mendukung operasi kendaraan yang lebih kecil di dalam jalur busway •Trayek ‘lain’ harus dikaji baik secara masing- masing atau sebagai koridor untuk menentukan ukuran kendaraan yang paling tepat dan jumlah yang diperlukan untuk melayani jumlah demand yang ada serta tingkat layanan yang dipersyaratkan
  • 32. 32 Apa yang harus dilakukan? •Secara umum trayek-trayek panjang (yang menghubungkan antara lingkungan/pusat) harus mendapatkan manfaat dari kendaraan besar – dengan kendaraan yang kecil digunakan untuk layanan lokal/kolektor yang lebih pendek secara spesifik •Sebagian besar trayek saat ini dioperasikan oleh bus sedang dan sebenarnya cocok untuk dikonversi menggunakan kendaraan dengan kapasitas lebih besar •Sebagian besar layanan angkot/mikrolet bisa dioperasikan dengan bus sedang (paling tidak dalam jangka pendek)
  • 33. 33 Apa yang harus dilakukan? •Hal ini akan mengarah pada pengurangan signifikan jumlah kendaraan untuk mengoperasikan layanan – dengan bus besar yang disebar secara efektif untuk melayani trayek-trayek dengan hirarki •Studi JAPTraPIS (2012) menyarankan suatu hirarki layanan anguktan bus yang secara umum dapat diterima: fokusnya adalah pada layanan yang di-highlight berikut ini
  • 34. 34  Median BRT - Full BRT sepanjang lajur khusus bus yang eksklusif di sepanjang median jalan  Modified BRT - Full BRT di sepanjang service roads (jalur lambat) atau lajur bus di tepi, dimana desain dengan median tidak dapat dilakukan  Trayek dengan intermediate bus priority – terinetgrasi dengan full BRT dan beroperasi di jalan umum. Berperan sebagai feeder bagi BRT dan menyediakan layanan ke pinggiran kota. (tarif terintegrasi dengan Full BRT)  Trayek bus wilayah – trayek jarak jauh paralel dengan BRT tetapi memberikan layanan yang berbeda (tarif tidak terintegrasi)  Layanan area lingkungan – layanan feeder jarak pendek mengoperasikan kendaraan lebih kecil ke BRT atau ke trayek penghubung (tarif tidak terintegrasi)  Layanan paratransit – sebagian dari layanan lingkungan menawarkan layanan feeder ke trayek utama (trunk) di bawah pengaturan area lokal Tipe jaringan dan layanan Sumber: JAPTraPIS (2012)
  • 35. 35 Proposal JAPTraPIS (2012): ■konsep hirarki jaringan berdasar tipe layanan Area License A Area License B Area License C Area-wide Intermediate IJIN TRAYEK AREA Menghubungkan ke shelter BRT, fasilitas umum dan pusat kegiatan serta melintas batas ijin trayek area IJIN TRAYEK LINGKUNGAN Operator diberikan ijin trayek area. Operator menentukan rute dan tingkat layanan berdasar demand dan standard pelayanan minimum
  • 36. 36 Integrasi fisik dengan BRT •Integrasi fisik (atau ‘numpang lewat’) layanan lain di jalur bus way memunculkan berbagai masalah dan harus dipertimbangkan secara matang •Tipe kendaraan: memerlukan lantai tinggi dan pintu sebelah kanan.. Akan lebih baik jika semua kendaraan memiliki ukuran dan tingkat kinerja yang sama •Tarif: tarif terintegrasi diperlukan bersamaan dengan revenue sharing – idealnya menggunakan smartcard •Kapasitas: terlalu banyak layanan akan memperburuk kondisi layanan di wilayah pusat kota •Fasilitas transfer yang lebih baik dengan layanan feeder merupakan solusi yang lebih baik
  • 37. 37 Efek pengembangan jaringan (1) •Dampak keseluruhan adalah konsolidasi dan perluasan layanan BRT sebagai jaringan utama (trunk) – dengan peningkatan kapasitas yang diperlukan di pusat kota •Pengembangan suatu jaringan komplementer yang terdiri dari trayek-trayek sekunder yang dioperasikan dengan bus besar menghubungkan pusat pinggiran kota dan menghubungkan antar koridor-koridor BRT •Pengembangan layanan “feeder” lokal BRT yang menuju shelter-shelter BRT tetapi tidak masuk ke jalur bus way
  • 38. 38 Efek pengembangan jaringan (2) •Rasionalisasi trayek-trayek antar wilayah yang beroperasi terutamanya di jaringan jalan sekunder, menggunakan kendaraan yang konsisten dengan demand penumpang dan frekuensi yang dikehendaki •Layanan Lingkungan Lokal yang dioperasikan dalam suatu zona spesifik yang didefinisikan dengan baik dan menghubungkan dengan BRT yang berdekatan serta layanan sekunder: bisa jadi bus sedang atau para-transit (luar trayek)
  • 39. 39 Dampak pengembangan jaringan •BRT tetap sebagai elemen utama jaringan angkutan umum bus – koridor-koridor dengan kapasitas dan frekuensi yang tinggi - dengan layanan langsung yang melayani luar daerah •Pengembangan layanan feeder lokal •Peningkatan INTERCHANGE dengan BRT •Layanan bus reguler sekunder yang dirasionalisasikan untuk menghubungkan pusat pinggiran kota dengan koridor BRT •Layanan/jaringan area lokal untuk melayani permukiman dan meningkatkan aksesibilitas