Teks tersebut membahas pengaruh puasa terhadap otak dan pikiran. Puasa dapat membersihkan tubuh dari racun dan sampah serta meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Namun, puasa juga dapat melemahkan otot karena tubuh harus menciptakan energi sendiri selama berpuasa. Beberapa penelitian menunjukkan puasa dapat meningkatkan kejernihan pikiran dan melindungi otak, sementara penelitian lain menunj
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Pengaruh Puasa Terhadap Otak dan Pikiran
1. PENGARUH PUASA TERHADAP OTAK DAN PIKIRAN
By: Ikhwan Sopa
http://www.qacomm.com
Puasa, apakah kita menyongsongnya dengan rasa bahagia karena masih diberi kesempatan untuk
bertemu dengannya, atau kita merasa bahwa prestasi dan produktifitas kita akan terganggu karenanya?
Tubuh Kita
Tubuh kita adalahibarat sebuah tabung dan struktur memberan yang mengandung sub-sub tabung yang
panjangnya jutaan mil. Di tubuh kita ada ribuan kaki persegi permukaan lapisan memberan. Sistem
sirkulasi darah di dalam tubuh kita memiliki panjang sekitar 60.000 mil. Paru-paru kita terdiri dari 300
milyar pembuluh darah kapiler. Permukaan usus kita memiliki luas tak kurang dari 2.200 kaki persegi.
Bayangkan bagaimana sibuknya tubuh kita mengolah dan sekaligus membersihkan sampah-sampah
(benda asing, benda yang tidak cocok, barang beracun, materi tidak sehat, atau sel-sel yang mati).
Bayangkan juga hal yang sama terjadi pada otak dan akhirnya pikiran kita.
Otak Dan Pikiran
Otak kita terdiri dari triliunan sel. Di dalam otak kita, bisa disimpan 1 milyar bit memori atau ingatan. Ini
sama dengan informasi dari 500 set ensiklopedi lengkap. Hanya untuk urusan ingatan ini saja, otak kita
memiliki lebih dari 100 milyar neuron (sel saraf) dengan 100 trilyun koneksi di antara mereka. "Pikiran"
adalah proses kerja otak yang mengaitkan berbagai bit informasi ini.
Otak kita mampu mengerjakan lebih dari 100.000 reaksi kimia setiap detiknya. Ada sekitar 3.000 ribu
lebih bahan kimia di dalam otak kita, yang memungkinkan kita bereaksi terhadap berbagai stimulus dari
luar. Lebih dari 50 bahan kimia itu, berfungsi mengaktivasi daya ingat, sifat agresif, dan rasa nyaman
serta rileks. 2.950 bahan kimia sisanya, sampai saat ini masih belum bisa diketahui secara jelas apa
fungsinya. Dengan alat diagnostik yang paling canggih sekalipun, ternyata kerja otak dan pikiran kita
masihlah merupakan misteri yang sangat besar.
Sisa bahan kimia sebanyak itu, tentulah juga punya pengaruh pada tiga hal yang sama. Pertanyaannya,
"apakah sisa bahan kimia sebanyak itu lebih banyak berpengaruh pada daya ingat, pada peningkatan
sifat agresif, atau pada peningkatan kemampuan untuk nyaman dan rileks? Atau, sebagian besarnya
justru hanya sampah kimia?" Dalam dunia ilmiah, keterbatasan ini direfer dengan sebutan "medical
science limitations".
Keterbatasan ilmu pengetahuan inilah yang pada akhirnya menjadi bukti nyata, tentang peran Tuhan
dan keimanan sebagai sesuatu yang berada di atas akal danilmu pengetahuan.
Berpuasa Pro dan Kontra
Mungkin, ada puluhan atau bahkan ribuan referensi tentang berpuasa. Sebagiannya melihat berpuasa
sebagai aktivitas yang positif dan bermanfaat, dan sebagian lagi melihat berpuasa sebagai aktivitas yang
2. membahayakan kesehatan dan tidak berguna. Apa yang diuraikan berikut ini, hanya sedikit contoh.
Namun demikian sekali lagi, baik pro maupun kontra ternyata keduanya bermuara pada hal yang sama.
Fenomena I: Pro Puasa
Pengaruh dan Hasil Positif Berpuasa
Puasa punya pengaruh baik:
- Eliminasi berbagai materi yang tidak diinginkan.
- Membuang dan mengkonsumsi sel-sel mati atau sakit.
- Membuang lemak yang tidak diinginkan.
- Memperkuat dinding usus.
- Membuang racun dalam darah, ginjal, hati, paru-paru,limpa.
- Membersihkan saluran pernafasan dan sinus.
- Membersihkan racun-racun pada sel-sel organ tubuh.
- Membuang kolesterol yang berlebihan.
- Meningkatkan fungsi immune system.
- Mempercepat penyembuhan berbagai penyakit.
- Memberi istirahat yang cukup bagi sistem pencernaan.
Secara umum hasil positif berpuasa adalah:
- Kejernihan mental.
- Penurunan berat badan secara sehat.
- Sistem saraf yang seimbang.
- Energi yang meningkat.
- Revitalisasi organ tubuh.
- Harmonisasi bio-chemistry sel.
- Kulitlebih sehat dan bagus, lembut, sensitif.
- Pergerakanfisiklebih nyaman.
- Sistem pernafasanlebihlancar dan ringan.
3. - Sistem pencernaanlebih sehat.
Pikiran Menjadi Lebih Tajam Dan Jernih Saat Berpuasa
Selama berpuasa, pikiran kita melambat. Hebatnya, perlambatan ini justru punya dampak lain, yaitu
membuat pikiran lebih jernih karena lambatnya pikiran membuat kita berpikir lebih dalam. Dengan
berpikir lebih dalam, kita akan menemukan berbagai hal, yang selama masa tidak berpuasa cenderung
terabaikan. Berbagai detil yang selama ini kita lupakan, akan muncul menjadi fokus perhatian. Dan dari
berbagai detil itu, bagian terbanyaknya adalah tentang introspeksi diri.
Dengan berpuasa, secara ilmiah pikiran kita akan menjadi lebih terbuka untuk menerima firman Tuhan.
Dunia ini dipenuhi oleh hiruk pikuk teknologi yang sangat hebat dalam hal menarik perhatian kita.
Semuanya berlomba-lomba tak kenal lelah. Dan Tuhan, jelas tidak termasuk dalam kompetisi ini. Dia
tetap menunggu kita, sampai kita mengheningkan jiwa, sampai kita siap untuk mendengar-Nya.
Pikiran kita yang melambat ketika lapar, ternyata menjadi lebih tajam. Secara instingtif, bukti ilmiah ini
bisa diterima terkait dengan fakta bahwa dalam banyak hal, masalah lapar adalah masalah kelanjutan
hidup. Jadi wajar saja, jika rasa lapar membuat pikiran semakin tajam dan kreatif.
Sekelompok mahasiswa di University of Chicago diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa itu,
terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progres mereka dalam berbagai penugasan
kampus mendapat nilai "remarkable".
Disimpulkan bahwa fisik dan mental mengalami kenaikan level. Salah satu yang paling menonjol adalah
kestabilan emosi, yang disebabkan oleh terbebasnya mereka dari ketergantungan pada makanan, dan
dari makanan dan minuman pemicu emosi seperti kopi, coklat, gula, dan lemak yang telah terbukti
punya dampak buruk untuk kestabilan emosi.
Puasa Adalah Detoksifikasi
Berpuasa akan membersihkan (detoksifikasi) sistem tubuh dari berbagai racun yang terbentuk selama
berbulan-bulan oleh pola makan yang buruk, lingkungan yang buruk, dan oleh emosi yang tersembunyi
atau ditekan.
Puasa Membuat Awet Muda
Kita perlu membedakan antara "waktu" dengan "entitas". Sebagian besar penuaan entitas tidak terjadi
karena perjalanan waktu. Penuaan itu terjadi karena "aktivitas antar entitas". Dan waktu atau usia,
bukanlah "entitas". Air yang menetes di atas batu, sampai waktu tertentu akan membuat batu itu
berlubang. Dalam hal ini, bukanlah waktu yang membuat batuitu berlubang melainkan air.
Dengan kata lain, berpuasa akan menekan dan mengurangi dampak buruk dari kebiasaan hidup yang
buruk, yang dengan demikian akan membuat berbagai anugerah Tuhan dalam diri kita menjadi lebih
tahan lama. Itu sebabnya, dua orang yang berusia 80 tahun secara fisik dan mental bisa sama sekali
berbeda.
4. Usia tua tidak sepenuhnya merupakan "waktu hidup", melainkan juga "kondisi organisme". Sekali lagi,
penuaan tidak sepenuhnya terjadi oleh perjalanan waktu, melainkan sebagian besarnya oleh "aktivitas
antar entitas (sel, bahan kimia,energi, dan sebagainya) yang "beroperasi di dalam waktu".
Puasa Mempercepat Penyembuhan Dan Menangkal Berulangnya Penyakit
Kita mungkin tidak menyadari, bahwa tubuh kita sendirilah - dengan izin Tuhan, yang melakukan
berbagai penyembuhan. Dalam banyak literatur, para ahli meyakini kebenaran self healingini.
Obat merah tidak menyembuhkan luka, ia membersihkan dan menjadikan luka tidak kotor. Benang jahit
operasi tidak menyatukan dua bagian tubuh yang terpisah. Sel tubuhlah yang melakukannya. Antibiotika
juga tidak menyembuhkan sakit kita. Ia menjaga agar luka tetap higienis dan membunuh bakteri atau
kuman agar tidak menghalangi proses penyembuhan. Penyembuh sakit atau luka itu, adalah diri kita
sendiri.
Proses self healing ini, hanya akan berjalan mulus jika segala peralatan dan organ tubuh dalam keadaan
sehat, berfungsi normal, dan tidak direcoki oleh berbagai racun, sampah, atau benda asing yang tidak
diinginkan oleh tubuh.
Saat kita sakit, tubuh kita akan mengerahkan dan memfokuskan seluruh sumber daya untuk melakukan
pembersihan dan perbaikan. Di antaranya, tubuh juga akan menurunkan selera makan dan menurunkan
atau bahkan menghentikan aktivitas pencernaan. Itu sebabnya saat kita sakit, kita cenderung tidak
berselera makan.
Saat kita sakit, di hari pertama tubuh kita akan membuang sejumlah besar sampah dan residu
pencernaan. Beberapa hari kemudian, tubuh akan membersihkan sistem peredaran darah. Kemudian,
tubuh akan membersihkan permukaan berbagai memberan di dalam tubuh, lemak, dan sel mati.
Kemudian, lidah akan mulai terasa tebal dan nafas menjadi bau dan kotor. Itu semua, adalah proses
pembersihan setiap kali kita membuka mulut.
Di tahap terakhir, proses pembersihan akan dilakukan terhadap racun dan sampah lama, yaitu racun dan
sampah yang ada sebelum kita sakit, atau bahkan sejak kita dilahirkan. Sampah dan racun lama inilah
yang kemungkinan besar membuat kita sakit, atau menjadi "siap sakit". Proses terakhir ini, cenderung
efektif jika dilakukan dengan berpuasa, sebab proses ini menuntut pengaturan pasokan air yang teratur.
Artinya, berpuasa punya dampak percepatan penyembuhan dan sekaligus punya dampak proteksi agar
kita tidak menjadi sakitlagi.
Puasa Menjernihkan Otak
Seorang ilmuwan bernama Dr. Ehret menyatakan bahwa untuk hasil yang lebih dari sekedar manfaat
fisik, yaitu agar mendapatkan manfaat mental dari aktivitas berpuasa, seseorang harus menjalani puasa
lebih dari 21 hari.
5. Ilmuwan lain, yaitu Dr. E.A. Moras, mengatakan bahwa seorang pasien wanitanya telah menderita sakit
mental selama lebih dari delapan bulan. Wanita itu telah berobat kesana-kemari termasuk ke para ahli
saraf dengan hasil kurang memuaskan. Ia memintanya untuk berpuasa. Wanita itu mengalami perbaikan
kondisi mental, dan bahkan dinyatakan sembuh setelah berpuasa selama lima minggu.
Di dalam otak kita, ada sel yang disebut dengan "neuroglial cells". Fungsinya adalah sebagai pembersih
dan penyehat otak. Saat berpuasa, sel-sel neuron yang mati atau sakit, akan "dimakan" oleh sel-sel
neuroglial ini.
Albert Einstein, adalah orang yang dikenal senang berpuasa. Saat ia meninggal ia mendonasikan tubuh
(dan otaknya) untuk ilmu pengetahuan. Para ilmuwan menemukan bahwa sel-sel neuroglial di dalam
otak Einstein ternyata 73% lebih banyak ketimbang rata-rata orang. Dengan kata lain, otak dan pikiran
Albert Einstein, dalam konteks ilmu pengetahuan, dinyatakan "sangatjernih".
Sebuah paper oleh Dr. Ratey, seorang psikiatris dari Harvard, menyebutkan bahwa pengaturan dan
pembatasan asupan kalori akan meningkatkan kinerja otak.
Dr. Ratey meriset mereka yang berpuasa dan memantau otak mereka dengan alat yang disebut
"functional Magnetic Resonance Imaging" (fMRI). Hasil pemantauan itu menyimpulkan bahwa setiap
individu obyek menunjukkan aktivitas "motor cortex" yang meningkat secara konsisten dan signifikan.
Ilmuwan lain, Mark Mattson, Ph.D., seorang kepala laboratorium neuroscience di NIH’s National
Institute on Aging, hasil risetnya menunjukkan bahwa diet yang tepat seperti berpuasa, secara signifikan
bisa melindungi otak dari penyakit de-generatif seperti Alzheimer atau Parkinson.
Risetnya menunjukkan, bahwa diet dengan membatasi masukan kalori 30% sampai 50% dari tingkat
normal, berdampak pada menurunnya denyut jantung dan tekanan darah, dan sekaligus peremajaan
sel-sel otak.
Dengan kata lain, riset itu menunjukkan bahwa stress karena sedikit makan, akan menghasilkan adaptasi
dalam metabolisme sel dan meningkatkan kemampuanindividu untuk mengurangi stress.
Fenomena II: Kontra Puasa
Sebuah riset yang hasilnya mengkhawatirkan dampak berpuasa pernah dilakukan oleh Marc Montminy,
M.D., Ph.D., seorang profesor di Clayton Foundation Laboratories for Peptide Biology. Ia mengatakan "If
you take out a loan, sooner or later you've got to pay your debt, and the same is true in fasting
metabolism." Berpuasa itu seperti berhutang makanan dan energi. Cepat atau lambat hutang itu harus
dilunasi.
Tubuh kita merespon puasa dengan bergeser dari kebiasaan menggunakan sumber energi beroktan
tinggi, yaitu glukosa, ke sumber energi beroktan rendah, yaitu lemak. Sementara itu, otak kita kita
sebenarnya lebih memilih untuk menggunakan sumber energi beroktan tinggi (ini sekali lagi
menjelaskan mengapa berpuasa membuat pikiran kita menjadi "bolot").
6. Dalam kondisi berpuasa, energi itu harus diciptakan sendiri (bukan dari makanan), yang bahan bakunya
diambil dari otot. Proses ini disebut dengan "gluconeogenesis". Proses ini bertujuan agar otak tetap bisa
berfungsi normal dan mulus. Proses ini, menurut riset itu, harus terjadi dengan cepat dan sesegera
mungkin dihentikan. Sebab jika tidak, akan terjadi pembuangan massa otot.
Dengan kata lain, berpuasa akan membuat seseorang menjadi semakin kurus. Bagi mereka yang
bertubuh kegemukan, berpuasa mungkin adalah salah satu alternatif yang baik. Tapi bagi mereka yang
sudah merasa kurus, bisa jadi malah berpengaruh sampai ke otak dan pikiran mereka.
Lebih dari itu, banyak fenomena dijumpai di lapangan menunjukkan kondisi mental yang menjadi kurang
stabil atau fisik yang melemah selama berpuasa, dan berdampak pada turunnya produktifitas. Misalnya
saja merasa malas, cepat naik darah, atau merasa kurang bertenaga.
Otak dan Pikiran yang Lebih Jernih dengan Berpuasa
Ilmu medis menghadapi keterbatasan yang luar biasa terkait dengan peningkatan dan penyembuhan
fungsi otak dan pikiran. Sementara itu, obat kimia, resep, dan treatment yang tidak bijaksana dapat
memunculkanefek samping yang membahayakan otak dan pikiran.
Dunia ternyata, membutuhkan sebuah intervensi yang sangat mendasar dalam rangka meningkatkan
kualitas dan menyembuhkan penyakit otak dan pikiran; yaitu berpuasa.
Pertanyaan: Yang manakah yang terjadi pada diri kita saat kita berpuasa?
Jika yang terjadi adalah fenomena yang pertama, maka BERSYUKURLAH!
Bersyukurlah kita telah termotivasi dengan benar oleh ilmu dan pengetahuan.
Jika yang terjadi adalah fenomena yang kedua, maka ketahuilah bahwa berpuasa adalah KESEMPATAN!
Kesempatan, karena tidak segala hal bisa dimotivasi oleh akal, oleh ilmu pengetahuan, oleh para
motivator, atau oleh para pakar. Berpuasa adalah kesempatan emas untuk termotivasi oleh motivator
utama kita, yaitu Tuhan, kitab suci, dan petuah Nabi. Kemudian, dengan motivasi itu kita
mendemonstrasikan keimanan dengan fisik yang lemah dan dengan pikiran yang bolot, tapi tajam,
jernih, dan mendalam; Pikiran yang siap mendengar Firman-Nya.
Pro atau kontra, berpuasa adalah kesempatan emas untuk menaik-kelaskan otak dan pikiran. Syukur
Alhamdulillah,jika akhirnya berpuasa bahkan berhasil menaikkan ketaqwaan. Aamiin.
Semoga bermanfaat.
Ikhwan Sopa
http://milis-bicara.blogspot.com/2012/07/pengaruh-puasa-terhadap-otak-dan-pikiran.html
http://www.qacomm.com