SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 28
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PERMENTAN NO. 48 TAHUN 2012
TENTANG
PRODUKSI, SERTIFIKASI DAN PENGAWASAN
PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA
Permentan No. 39 tahun 2006 Tentang produksi,
Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina ... Yang
berkaitan dengan benih hortikultura
Permentan No. 48 tahun 2012 Tentang Produksi,
Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih
Hortikultura
Tidak Berlaku
Lagi
Berlaku
saat ini
SEJARAH PERATURAN
Tujuan dikeluarkannya peraturan ini adalah :
TUJUAN
1. melakukan pendaftaran usaha perbenihan hortikultura;
2. menjamin ketersediaan benih bermutu secara
berkesinambungan;
3. menjamin mutu benih yang beredar sampai di tingkat
konsumen; dan
4. memberikan kepastian usaha bagi para produsen benih.
PRODUKSI BENIH
Produksi Benih
Hortikultura
Generatif Vegetatif
Bersari
Bebas
Hibrida Konvensional
Kultur
Invitro
1. Untuk menjamin ketersediaan benih hortikultura bermutu
secara berkesinambungan dilakukan produksi benih melalui
perbanyakan secara generatif dan vegetatif
2. Perbanyakan benih secara generatif terdiri atas bersari bebas
dan hibrida
3. Perbanyakan benih secara vegetatif dilaksanakan dengan cara
konvensional dan/atau kultur invitro
Produksi Benih
Hortikultura
Generatif
Bersari
Bebas
Hibrida
1. Benih Penjenis (BS)
2. Benih Dasar (BD)
3. Benih Pokok (BP)
4. Benih Sebar (BR)
Benih hibrida yang
dihasilkan dari persilangan
antara 2 (dua) atau lebih
tetua pembentuknya dan/
atau galur induk inbrida
homozigot disetarakan
dengan kelas BR
Hasil perbanyakan generatif dengan kultur biji disetarakan dengan kelas BR.
Produksi Benih
Hortikultura
Konvensional
Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara
konvensional untuk tanaman semusim :
a. G0 diklasifikasikan sebagai BS;
b. G1 diklasifikasikan sebagai Benih Dasar 1 (BD-1);
c. G2 diklasifikasikan sebagai Benih Dasar 2 (BD-2);
d. G3 diklasifikasikan sebagai BP;
e. G4 diklasifikasikan sebagai BR
Kultur
Invitro
Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara
konvensional untuk tanaman tahunan :
a. pohon induk di BF diklasifikasikan sebagai BD
b. pohon induk di BPMT diklasifikasikan sebagai BP
c. tanaman di BPB diklasifikasikan sebagai BR
Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara
konvensional untuk tanaman terna:
a. rumpun induk di BF sebagai hasil perbanyakan dari RIP
diklasifikasikan sebagai kelas Benih Dasar
b. rumpun induk di BPB dari Rumpun Induk BF
diklasifikasikan sebagai kelas Benih Pokok
c. tanaman di BPB diklasifikasikan sebagai kelas Benih
Sebar
Vegetatif
Klasifikasi kelas benih hasil
perbanyakan dengan cara kultur
invitro ditetapkan lebih lanjut oleh
Direktur Jenderal atas nama Menteri
Keterangan :
BF (Blok Fondasi)
BPMT (Blok Penghasil Mata Tempel)
BPB (Blok Perbanyakan Benih)
RIP (Rumpun Induk Populasi)
PIT (Pohon Induk Tunggal)
1. PIT diklasifikasikan sebagai BS
2. RIP diklasifikasikan sebagai BS
1. Tanaman terna adalah tanaman hortikultura berbatang yang tidak
berkayu antara lain pisang, nenas, salak dan buah naga
2. Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara konvensional
pada tanaman terna dapat berupa pemecahan bonggol atau anakan
3. Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara konvensional
pada tanaman hortikultura tahunan dapat berupa mata entris,
tunas pucuk, stek akar, stek batang, atau cangkok
4. Pelestarian PIT (Pohon Induk Tunggal) harus dibuat duplikat PIT
5. Duplikat PIT diklasifikasikan sebagai Benih Sumber(BS)
6. Pembuatan duplikat PIT dilakukan dengan cara perbanyakan
vegetatif yang tidak mempengaruhi sifat genetiknya
7. Pembuatan, penanaman dan pemeliharaan duplikat PIT menjadi
tanggung jawab Instansi pemerintah yang menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsi bidang perbanyakan benih hortikultura
8. Pengawasan dan penetapan duplikat PIT menjadi tanggungjawab
Instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi bidang
pengawasan dan sertifikasi benih
9. Benih Sebar (BR) dari tanaman yang bersari bebas atau
diperbanyak dengan umbi atau rimpang dapat digunakan sebagai
Benih Sumber (BS) dengan cara pemurnian varietas dengan tujuan
untuk (a) menjaga kemurnian varietas Benih Sumber ; dan/atau
(b) menghindari terjadinya akumulasi penyakit tular benih
10.Hasil perbanyakan benih vegetatif dengan kultur invitro dapat
digunakan sebagai Benih Sumber (BS) dengan syarat sifat varietas
tidak berbeda dengan deskripsi serta kemurnian genetik dan
kesehatan benih terkendali
Usaha
Produksi Benih Hortikultura
Produsen Benih Instansi Pemerintah
Perorangan
Badan Usaha yang
ber BH/Non BH
Sertifikat
Kompetensi
Sertifikat
Kompetensi
Sertifikat
Kompetensi
Sertifikat Sistem
Mutu
Persyaratan
Administratif
Persyaratan
Teknis
Persyaratan
Administratif
Persyaratan
Teknis
1. akte pendirian perusahaan
dan perubahannya (badan
usaha atau badan hukum);
2. surat kuasa dari Direktur
Utama (badan usaha atau
badan hukum); dan
3. fotocopy Kartu Tanda
Penduduk perorangan);
4. memiliki peta lokasi dan
keterangan tempat domisili
perusahaan; dan
5. bersedia mematuhi peraturan
perundangan bidang
perbenihan yang berlaku.
1. mempunyai jumlah sumber daya
manusia yang cukup dan kompeten di
bidang perbenihan;
2. mempunyai akses terhadap
penggunaan benih sumber;
3. mempunyai fasilitas produksi benih;
4. memiliki fasilitas pengolah benih;
5. mempunyai fasilitas penyimpanan
benih;
6. memiliki rencana produksi benih yang
dibuat setiap musim tanam dan /atau
per tahun;
7. sanggup memproduksi benih bermutu
sesuai dengan komoditas yang
direncanakan dan peraturan yang
berlaku; dan
8. memiliki dokumentasi data produksi
dan penyaluran benih hasil produksi.
1. Perseorangan, badan usaha, badan hukum yang memproduksi
benih dengan kriteria sebagaimana dibawah ini, WAJIB memiliki
IZIN USAHA PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA
1. Mempekerjakan paling sedikit 30 orang tenaga tetap;
2. Memiliki aset diluar tanah dan bangunan paling sedikit
Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah); atau
3. Hasil penjualan benih hortikultura selama satu tahun paling
sedikit Rp. 15.000.000.000,- (lima belas miliar rupiah).
2. Perseorangan, badan usaha, badan hukum yang memproduksi
benih yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana di atas, CUKUP
MELAKUKAN PENDAFTARAN
Tanda Daftar dan Izin Usaha Produksi Benih
diterbitkan oleh Bupati/Wali Kota
Tata Cara
Mendapatkan Tanda Daftar
Usaha Produksi Benih Hortikultura
Pemohon Bupati/Wali Kota
Tanda Daftar
Produsen Benih Hortikultura
Mengajukan permohonan tertulis
menggunakan Formulir
FPMB 01-01
NO
YES
Formulir FPMB 01-02
1. Selambat-lambatnya
30 hari sejak
permohonan diterima,
Bupati/Walikota harus
sudah memberikan
jawaban diterima
atau ditolak
2. Apabila > 30 hari
tidak ada jawaban,
berarti permohonan
dianggap diterima
Persyaratan :
a) Memiliki akte pendirian perusahaan dan
perubahannya (kecuali perorangan);
b) Surat kuasa dari Direktur Utama (kecuali
perorangan);
c) Pemilik memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)
yang sah;
d) Memiliki Nomor wajib Pajak (NPWP)
e) Memiliki sertifikat kompetensi;
f) Memiliki Hak Guna Usaha (HGU) bagi yang
menggunakan tanah negara; dan
g) Phasfoto berwarna ukuran 4x6 cm, 2 lembar
Tata Cara
Mendapatkan Izin Usaha
Produksi Benih Hortikultura
Pemohon Bupati/Wali Kota
Izin Usaha
Produsen Benih Hortikultura
Mengajukan permohonan tertulis
menggunakan Formulir
FPMB 02-01
NO
YES
Formulir FPMB 02-02
1. Selambat-lambatnya
30 hari sejak
permohonan diterima,
Bupati/Walikota harus
sudah memberikan
jawaban diterima
atau ditolak
2. Apabila > 30 hari
tidak ada jawaban,
berarti permohonan
dianggap diterima
Persyaratan :
1. Memiliki akte pendirian usaha (badan
usaha/badan hukum);
2. Surat kuasa Direktur Utama (badan usaha/badan
hukum);
3. pemilik/penanggung jawab perusahaan memiliki
Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sah;
4. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
5. Surat keterangan telah melaksanakan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau
Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL);
6. Fotocopy Hak Guna Usaha (HGU) bagi yang
menggunakan Tanah Negara;
7. Fotocopy sertifikat kompetensi atau Sistem
Manajemen Mutu;
8. Phasfoto ukuran 2x6 cm, 2 (dua) lembar.
1. Tanda Daftar dan/atau Izin usaha Produksi benih yang sudah
dikeluarkan oleh Bupati/Walikota berlaku selama pemegang
tanda daftar atau izin usaha produksi masih melaksanakan
operasional kegiatan produksi benih hortikultura
2. Produsen Benih dan Instansi Pemerintah yang telah memperoleh
Tanda Daftar dan/atau Izin Produksi Benih Hortikultura wajib :
a) Bertanggung jawab atas mutu benih hortikultura yang
diproduksi;
b) Mendokumentasikan data produksi benih;
c) Melaporkan kegiatan produksi benih secara periodik setiap
tiga bulan kepada pemberi tanda daftar atau izin dengan
tembusan kepada Instansi yang menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih;
d) Tidak melakukan perubahan lokasi pengolahan benih atau
perubahan jenis tanaman yang diproduksi tanpa persetujuan
pemberi tanda daftar atau izin;
e) Tidak melakukan perubahan pemegang tanda daftar atau
izin tanpa persetujuan pemberi tanda daftar atau izin;
f) Mentaati peraturan perundangan di bidang perbenihan
hortikultura
3. Tanda Daftar atau Izin Produksi Benih Hortikultura dapat dicabut
bila (a) tidak melaksanakan kewajiban sebagaiman item nomor
2 di atas; (b) menyerahkan Tanda Daftar atau Izin Produksi
kepada pemberi izin (Bupati/Walikota)
4. Pencabutan tanda daftar atau izin usaha dilakukan setelah
diberikan peringatan tertulis 1 (satu) kali dan tidak diindahkan
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal
diterbitkan peringatan
SERTIFIKASI
Sertifikasi Benih
Hortikultura
Pengawasan Pertanaman dan Pasca Panen
Sistem Manajemen Mutu
Produksi Benih
• Tidak diberlakukan untuk perbanyakan benih secara invitro,
florikultura dan Jamur
• Dilakuakn oleh Instansi yang menyelenggarakan tupoksi
pengawasan dan sertifikasi benih
• Yang lulus diberi Sertifikat
• Dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM)
perseorangan, badan usaha, badan hukum atau Instansi
pemerintah yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN) sesuai ruang lingkup di bidang perbenihan
hortikultura
• Yang lulus diberi sertifikat sistem mutu dan berhak melakukan
sertifikasi benih secara mandiri
• Dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) perseorangan,
badan usaha, badan hukum atau Instansi pemerintah yang
terakreditasi oleh KAN di bidang perbenihan hortikultura
• Yang lulus, diterbitkan Sertifikat Penggunaan Produk Tanda SNI
(SPPT-SNI)
• Produksen benih Hortikultura yang mendapat SPPT-SNI dapat
menggunakan Tanda SNI pada produksi benihnya
SERTIFIKASI BENIH HORTIKULTURA
Melalui Pengawasan Pertanaman dan Pasca Panen
(Khusus bagi Produsen/Instansi Pemerintah yang belum mendapakan Sertifikat Sistem Mutu)
Pemeriksaan mutu benih di Gudang
Tahapan
Sertifikasi Benih
Hortikultura
Pemeriksaan Lapangan
Pengujian mutu benih di Laboratorium
Penerbitan Sertifikasi Benih
Pelabelan
1
2
5
3
4
Pemeriksaan Lapangan
1
• Dilaksanakan oleh Pengawas Benih Tanaman
• Tahapan pemeriksaan lapangan : (a) klarifikasi dokumen permohonan, (b)
pemeriksaan pendahuluan, (c) pemeriksaan pertanaman, dan/atau
pemeriksaan proses produksi benih untuk komoditas tertentu
a) Klarifikasi Dokumen : dilakukan sebelum kegiatan produksi benih
untuk memastikan kebenaran dokumen
b) Pemeriksaaan Pendahuluan : dilakukan sebelum kegiatan produksi
benih mengkonfirmasi kebenaran lokasi, persyaratan lokasi, persyaratan
lahan dan benih sumber. Persyaratan lahan meliputi sejarah lapangan,
isolasi dan unit sertifikasi
c) Pemeriksaan Tanaman : dilaksanakan pada fase-fase pertumbuhan
yang sangat berpengaruh terhadap mutu benih terutama pada aspek
kemurnian genetik serta ada tidaknya persilangan lain dan ada tidaknya
OPT yang terbawa oleh benih. Hasil pertanaman yang lulus ditetapkan
sebagai KELOMPOK BENIH yang diberi identitas jelas dan mudah dilihat
• Khusus Benih Hibrida yang lulus pemeriksaan lapangan wajib dilakukan UJI
HIBRIDITAS
Pengujian mutu benih di Laboratorium
2
• Pengujian mutu benih hortikultura berbentuk BIJI di laboratorium bertujuan
untuk mengetahui mutu fisik, fisiologis dan status kesehatan benih
• Pengujian mutu benih dilaboratorium dilakukan terhadap contoh benih yang
mewakili kelompok benih
• Referensi mutu benih dan pengambilan contoh benih mengacu pada
ketentuan “International Seed Testing Association (ISTA)”
Pemeriksaan mutu benih di Gudang
3
• Pemeriksaan mutu benih di gudang HANYA DILAKUKAN terhadap hasil
perbanyakan benih dalam bentuk UMBI dan RIMPANG
• Pemeriksaan mutu benih di gudang ditujukan untuk mengetahui mutu fisik
dan status kesehatan benih
Penerbitan Sertifikat Benih
4
• Sertifikat diterbitkan oleh Kepala Instansi yang menyelenggarakan tupoksi
pengawasan dan sertifikasi benih dengan menggunakan formulir model
FPMB 03-00
• Kelompok benih yang tidak memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis
minimal sesuai dengan kelas mutu yang dimohonkan, tetapi memenuhi
standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas benih dibawahnya,
diberikan sertifikat sesuai kelas benih yang dicapai
Pelabelan
5
• Bernih bersertifikat yang akan diedarkan wajib diberi LABEL yang mudah
dilihat, dibaca, tidak mudah rusak dan ditulis dalam bahasa Indonesia
• LABEL sekurang-kurangnya berisi : nama produk, nama dan alamat produsen,
dan karakteristik produk
• LABEL harus dilegalisasi oleh Instansi yang menyelenggakan tupoksi
pengawasan dan sertifikasi benih atau produsen yang memiliki sertifikat
sistem manajemen mutu
• Legalisasi berupa nomor label dan stempel
Pelabelan (Lanjutan)
5
• Warna label sebagai berikut :
1. Benih Penjenis berwarna KUNING
2. Benih Dasar berwarna PUTIH
3. Benih Pokok berwarna UNGU
4. Benih Sebar berwarna BIRU
• Identitas kelas benih pada label dapat ditampilkan pada kemasan benih
dalam bentuk bulatan yang sesuai dengan warna kelas benih dan diletakkan
pada sisi kemasan bagian kanan atas
• Pemasangan label dilakukan oleh produsen benih
Kemasan Benih Hortikultura
• Kemasan dapat berupa kantong/wadah/ikatan dalam satuan volume tertentu.
Kemasan terbuat dari bahan yang kuat dan dapat melindungi mutu benih.
• Informasi pada kemasan benih bentuk biji meliputi:
a) Nama dan alamat produsen dan/atau pengedar benih;
b) Nomor Tanda Daftar atau izin produksi benih dan/atau tanda daftar
pengedar benih;
c) Jenis, nama varietas dan nomor pendaftaran varietas untuk peredaran;
d) Tanggal kadaluarsa;
e) Nomor sertifikat LSSM bagi produsen yang telah memiliki sertifikat
sistem manajemen mutu;
f) Volume benih dalam kemasan; dan
g) wilayah adaptasi sesuai dengan pernyataan pada deskripsi.
• Benih yang diberi perlakuan pestisida dan bahan kimia berbahaya lainnya
harus dicantumkan pada kemasan atau label
Sertifikasi Benih Unggulan Daerah
• Benih hortikultura unggulan daerah yang diperbanyak secara vegetatif dan
berkembang di masyarakat, tetapi varietasnya dalam proses pendaftaran
dapat dilakukan sertifikasi dengan persyaratan :
a) Proses pendaftaran varietas harus selesai dalam jangka waktu paling
lama 1 (satu) tahun sejak dokumen permohonan pendaftaran varietas
disampaikan kepada Instansi yang menyelenggarakan pendaftaran
varietas tanaman hortikultura;
b) Pemberian label dilakukan oleh Instansi yang menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih;
c) Jumlah benih terbatas untuk pengembangan di kabupaten/kota
setempat; dan
d) Hasil perbanyakan benih memenuhi persyaratan teknis kelas benih sebar.
• Benih hortikultura unggulan daerah yang diperbanyak secara generatif dan
berkembang di masyarakat, tetapi varietasnya dalam proses pendaftaran
dapat dilakukan sertifikasi bersamaan dengan proses penerbitan tanda daftar
dan pemasangan label dilakukan setelah varietas dimaksud memperoleh
tanda daftar.
PEREDARAN BENIH
• Peredaran benih dilakukan oleh PENGEDAR BENIH
• Pengedar benih harus memiliki TANDA DAFTAR PENGEDAR BENIH
HORTIKULTURA yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota
• Tatacara untuk memperoleh Tanda Daftar Pengedar Benih Hortikultura :
Pemohon Bupati/Walikota
Mengajukan permohonan tertulis
menggunakan Formulir
FPMB 06-01
Persyaratan :
a. Fotocopy akte pendirian perusahaan dan
perubahannya ( kecuali perorangan);
b. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk
(perseorangan);
c. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. Fotocopy sertifikat kompetensi pengedar
benih; dan
e. Phasfoto berwarna ukuran 4X6 cm, sebanyak
2 (dua) lembar
Tanda Daftar
Pengedar Benih
Hortikultura
Kepada Pemohon
Sertifikat Kompetensi Pengedar Benih Hortikultura :
• Sertifikat Kompetensi Pengedar Benih diterbitkan oleh Instansi yang
menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi
benih.
• Untuk mendapatkan sertifikat kompetensi , pengedar benih sekurang-
kurangnya memenuhi persyaratan :
a) memiliki akte pendirian perusahaan atau Kartu Tanda Penduduk bagi
perorangan;
b) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
c) memiliki peta lokasi dan keterangan domisili tempat usaha;
d) sanggup bertanggung jawab atas mutu benih yang diedarkan;
e) sanggup mendokumentasikan data benih yang diedarkan;
f) sanggup melaporkan jenis dan jumlah benih yang diedarkan kepada
instansi pemberi tanda daftar;
g) sanggup membuat rencana perolehan benih dan rencana penyaluran
benih setiap tahun; dan
h) sanggup mematuhi peraturan perundangan perbenihan yang
berlaku.
Kewajiban Pengedar Benih Hortikultura :
1. Mendokumentasikan data benih yang diedarkan;
2. Bertanggung jawab atas mutu benih yang diedarkan;
3. Melaporkan jenis dan jumlah benih yang diedarkan kepada instansi pemberi
tanda daftar;
4. Memberikan kesempatan kepada Pengawas Benih Tanaman untuk
mendapatkan keterangan yang diperlukan;
5. Mendaftar ulang setiap tahun;
6. Melaporkan perubahan pemegang tanda daftar dan/atau lokasi tempat usaha
kepada instansi pemberi tanda daftar; dan
7. Mematuhi peraturan perundangan perbenihan yang berlaku.
KETENTUAN PERALIHAN
Produsen benih yang berbadan usaha baik berbentuk badan hukum maupun
yang tidak berbadan hukum sebelum Peraturan ini diundangkan, dalam jangka
waktu 4 (empat) tahun setelah diundangkannya Peraturan Menteri ini harus
memiliki sertifikat manajemen mutu
PERATURAN BENIH HORTIKULTURA

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianNestri Yuniardi
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 
Budidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam SemangkaBudidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam SemangkaWarta Wirausaha
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikulturaUniversity of Brawijaya
 
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIASIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIAEDIS BLOG
 
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANSinergi Inspiration
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksUNESA
 
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Hari Prasetyo
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianHerry Mulyadie
 
1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppte_firmansyah
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Wahyu Setyawan
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitfahmiganteng
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptirhamakbar7
 

Was ist angesagt? (20)

9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Budidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam SemangkaBudidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam Semangka
 
Aglaonema
AglaonemaAglaonema
Aglaonema
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
 
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIASIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
 
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
 
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian
 
1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
 

Andere mochten auch

Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Hari Prasetyo
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benihbadunkartvomit
 
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)Hari Prasetyo
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Hari Prasetyo
 
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PU
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PUKerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PU
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PUHari Prasetyo
 
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Hari Prasetyo
 
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Hari Prasetyo
 
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa TimurPengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa TimurZoliand Sobilhaqq II
 
Laporan Tugas Akhir Program Diploma IPB
Laporan Tugas Akhir Program Diploma IPBLaporan Tugas Akhir Program Diploma IPB
Laporan Tugas Akhir Program Diploma IPBZoliand Sobilhaqq II
 
Biji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanBiji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanTammi Utami
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Ghina Shadrina
 
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJIANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJINia Hardianti
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 

Andere mochten auch (20)

Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Sertifikasi benih
Sertifikasi benihSertifikasi benih
Sertifikasi benih
 
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
 
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PU
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PUKerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PU
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PU
 
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
 
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
 
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa TimurPengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
 
2. perencanaan produksi
2. perencanaan produksi2. perencanaan produksi
2. perencanaan produksi
 
Laporan Tugas Akhir Program Diploma IPB
Laporan Tugas Akhir Program Diploma IPBLaporan Tugas Akhir Program Diploma IPB
Laporan Tugas Akhir Program Diploma IPB
 
Ppt mutiara
Ppt mutiaraPpt mutiara
Ppt mutiara
 
Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2
 
Buah _biji
Buah  _bijiBuah  _biji
Buah _biji
 
Biji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanBiji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahan
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
 
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
 
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJIANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
 

Ähnlich wie PERATURAN BENIH HORTIKULTURA

Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih binaPermentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih binaGhina Shadrina
 
Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)
Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)
Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)Hari Prasetyo
 
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016Cecep khoer Affandi
 
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptxJoniZarnifa
 
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptx
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptxBahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptx
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptxAdeliaRahma14
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Hari Prasetyo
 
Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...
Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...
Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...Ido Mantan
 
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikAchmad Wahid
 
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptxBaru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptxMuhammadAzis56
 
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdf
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdfM7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdf
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdfTeguhSetiawan64
 
Pp 25 th 2014 pemberian fasilitas dan insentif usaha hortikultura
Pp 25 th 2014 pemberian fasilitas dan insentif usaha hortikulturaPp 25 th 2014 pemberian fasilitas dan insentif usaha hortikultura
Pp 25 th 2014 pemberian fasilitas dan insentif usaha hortikulturaWinarto Winartoap
 
Mekanisme pendaftaran horti
Mekanisme pendaftaran hortiMekanisme pendaftaran horti
Mekanisme pendaftaran hortiAndrew Hutabarat
 
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor Pakaan
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor PakaanNPP Pakan tentang Penetapan Nomor Pakaan
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor PakaanPokjaUKPBJ
 
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangUu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangLegal Akses
 
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirtPbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirtGUNADARMA UNIVERSITY
 

Ähnlich wie PERATURAN BENIH HORTIKULTURA (20)

Stfkasidanwaedarbenih2017
Stfkasidanwaedarbenih2017Stfkasidanwaedarbenih2017
Stfkasidanwaedarbenih2017
 
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih binaPermentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
 
Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)
Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)
Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)
 
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016
 
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
 
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptx
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptxBahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptx
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptx
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
 
Persyaratan impor benih
Persyaratan impor benihPersyaratan impor benih
Persyaratan impor benih
 
Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...
Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...
Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...
 
Tugas 2 gnetika
Tugas 2 gnetikaTugas 2 gnetika
Tugas 2 gnetika
 
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
 
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptxBaru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
 
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdf
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdfM7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdf
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdf
 
Pp 25 th 2014 pemberian fasilitas dan insentif usaha hortikultura
Pp 25 th 2014 pemberian fasilitas dan insentif usaha hortikulturaPp 25 th 2014 pemberian fasilitas dan insentif usaha hortikultura
Pp 25 th 2014 pemberian fasilitas dan insentif usaha hortikultura
 
Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7
 
Mekanisme pendaftaran horti
Mekanisme pendaftaran hortiMekanisme pendaftaran horti
Mekanisme pendaftaran horti
 
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor Pakaan
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor PakaanNPP Pakan tentang Penetapan Nomor Pakaan
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor Pakaan
 
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangUu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
 
VARIETAS TANAMAN.pptx
VARIETAS TANAMAN.pptxVARIETAS TANAMAN.pptx
VARIETAS TANAMAN.pptx
 
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirtPbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
 

PERATURAN BENIH HORTIKULTURA

  • 1. PERMENTAN NO. 48 TAHUN 2012 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI DAN PENGAWASAN PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA
  • 2. Permentan No. 39 tahun 2006 Tentang produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina ... Yang berkaitan dengan benih hortikultura Permentan No. 48 tahun 2012 Tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura Tidak Berlaku Lagi Berlaku saat ini SEJARAH PERATURAN
  • 3. Tujuan dikeluarkannya peraturan ini adalah : TUJUAN 1. melakukan pendaftaran usaha perbenihan hortikultura; 2. menjamin ketersediaan benih bermutu secara berkesinambungan; 3. menjamin mutu benih yang beredar sampai di tingkat konsumen; dan 4. memberikan kepastian usaha bagi para produsen benih.
  • 4. PRODUKSI BENIH Produksi Benih Hortikultura Generatif Vegetatif Bersari Bebas Hibrida Konvensional Kultur Invitro 1. Untuk menjamin ketersediaan benih hortikultura bermutu secara berkesinambungan dilakukan produksi benih melalui perbanyakan secara generatif dan vegetatif 2. Perbanyakan benih secara generatif terdiri atas bersari bebas dan hibrida 3. Perbanyakan benih secara vegetatif dilaksanakan dengan cara konvensional dan/atau kultur invitro
  • 5. Produksi Benih Hortikultura Generatif Bersari Bebas Hibrida 1. Benih Penjenis (BS) 2. Benih Dasar (BD) 3. Benih Pokok (BP) 4. Benih Sebar (BR) Benih hibrida yang dihasilkan dari persilangan antara 2 (dua) atau lebih tetua pembentuknya dan/ atau galur induk inbrida homozigot disetarakan dengan kelas BR Hasil perbanyakan generatif dengan kultur biji disetarakan dengan kelas BR.
  • 6. Produksi Benih Hortikultura Konvensional Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara konvensional untuk tanaman semusim : a. G0 diklasifikasikan sebagai BS; b. G1 diklasifikasikan sebagai Benih Dasar 1 (BD-1); c. G2 diklasifikasikan sebagai Benih Dasar 2 (BD-2); d. G3 diklasifikasikan sebagai BP; e. G4 diklasifikasikan sebagai BR Kultur Invitro Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara konvensional untuk tanaman tahunan : a. pohon induk di BF diklasifikasikan sebagai BD b. pohon induk di BPMT diklasifikasikan sebagai BP c. tanaman di BPB diklasifikasikan sebagai BR Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara konvensional untuk tanaman terna: a. rumpun induk di BF sebagai hasil perbanyakan dari RIP diklasifikasikan sebagai kelas Benih Dasar b. rumpun induk di BPB dari Rumpun Induk BF diklasifikasikan sebagai kelas Benih Pokok c. tanaman di BPB diklasifikasikan sebagai kelas Benih Sebar Vegetatif Klasifikasi kelas benih hasil perbanyakan dengan cara kultur invitro ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Keterangan : BF (Blok Fondasi) BPMT (Blok Penghasil Mata Tempel) BPB (Blok Perbanyakan Benih) RIP (Rumpun Induk Populasi) PIT (Pohon Induk Tunggal) 1. PIT diklasifikasikan sebagai BS 2. RIP diklasifikasikan sebagai BS
  • 7. 1. Tanaman terna adalah tanaman hortikultura berbatang yang tidak berkayu antara lain pisang, nenas, salak dan buah naga 2. Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara konvensional pada tanaman terna dapat berupa pemecahan bonggol atau anakan 3. Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara konvensional pada tanaman hortikultura tahunan dapat berupa mata entris, tunas pucuk, stek akar, stek batang, atau cangkok 4. Pelestarian PIT (Pohon Induk Tunggal) harus dibuat duplikat PIT 5. Duplikat PIT diklasifikasikan sebagai Benih Sumber(BS) 6. Pembuatan duplikat PIT dilakukan dengan cara perbanyakan vegetatif yang tidak mempengaruhi sifat genetiknya 7. Pembuatan, penanaman dan pemeliharaan duplikat PIT menjadi tanggung jawab Instansi pemerintah yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi bidang perbanyakan benih hortikultura 8. Pengawasan dan penetapan duplikat PIT menjadi tanggungjawab Instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi bidang pengawasan dan sertifikasi benih
  • 8. 9. Benih Sebar (BR) dari tanaman yang bersari bebas atau diperbanyak dengan umbi atau rimpang dapat digunakan sebagai Benih Sumber (BS) dengan cara pemurnian varietas dengan tujuan untuk (a) menjaga kemurnian varietas Benih Sumber ; dan/atau (b) menghindari terjadinya akumulasi penyakit tular benih 10.Hasil perbanyakan benih vegetatif dengan kultur invitro dapat digunakan sebagai Benih Sumber (BS) dengan syarat sifat varietas tidak berbeda dengan deskripsi serta kemurnian genetik dan kesehatan benih terkendali
  • 9. Usaha Produksi Benih Hortikultura Produsen Benih Instansi Pemerintah Perorangan Badan Usaha yang ber BH/Non BH Sertifikat Kompetensi Sertifikat Kompetensi Sertifikat Kompetensi Sertifikat Sistem Mutu Persyaratan Administratif Persyaratan Teknis
  • 10. Persyaratan Administratif Persyaratan Teknis 1. akte pendirian perusahaan dan perubahannya (badan usaha atau badan hukum); 2. surat kuasa dari Direktur Utama (badan usaha atau badan hukum); dan 3. fotocopy Kartu Tanda Penduduk perorangan); 4. memiliki peta lokasi dan keterangan tempat domisili perusahaan; dan 5. bersedia mematuhi peraturan perundangan bidang perbenihan yang berlaku. 1. mempunyai jumlah sumber daya manusia yang cukup dan kompeten di bidang perbenihan; 2. mempunyai akses terhadap penggunaan benih sumber; 3. mempunyai fasilitas produksi benih; 4. memiliki fasilitas pengolah benih; 5. mempunyai fasilitas penyimpanan benih; 6. memiliki rencana produksi benih yang dibuat setiap musim tanam dan /atau per tahun; 7. sanggup memproduksi benih bermutu sesuai dengan komoditas yang direncanakan dan peraturan yang berlaku; dan 8. memiliki dokumentasi data produksi dan penyaluran benih hasil produksi.
  • 11. 1. Perseorangan, badan usaha, badan hukum yang memproduksi benih dengan kriteria sebagaimana dibawah ini, WAJIB memiliki IZIN USAHA PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA 1. Mempekerjakan paling sedikit 30 orang tenaga tetap; 2. Memiliki aset diluar tanah dan bangunan paling sedikit Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah); atau 3. Hasil penjualan benih hortikultura selama satu tahun paling sedikit Rp. 15.000.000.000,- (lima belas miliar rupiah). 2. Perseorangan, badan usaha, badan hukum yang memproduksi benih yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana di atas, CUKUP MELAKUKAN PENDAFTARAN Tanda Daftar dan Izin Usaha Produksi Benih diterbitkan oleh Bupati/Wali Kota
  • 12. Tata Cara Mendapatkan Tanda Daftar Usaha Produksi Benih Hortikultura Pemohon Bupati/Wali Kota Tanda Daftar Produsen Benih Hortikultura Mengajukan permohonan tertulis menggunakan Formulir FPMB 01-01 NO YES Formulir FPMB 01-02 1. Selambat-lambatnya 30 hari sejak permohonan diterima, Bupati/Walikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolak 2. Apabila > 30 hari tidak ada jawaban, berarti permohonan dianggap diterima Persyaratan : a) Memiliki akte pendirian perusahaan dan perubahannya (kecuali perorangan); b) Surat kuasa dari Direktur Utama (kecuali perorangan); c) Pemilik memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sah; d) Memiliki Nomor wajib Pajak (NPWP) e) Memiliki sertifikat kompetensi; f) Memiliki Hak Guna Usaha (HGU) bagi yang menggunakan tanah negara; dan g) Phasfoto berwarna ukuran 4x6 cm, 2 lembar
  • 13. Tata Cara Mendapatkan Izin Usaha Produksi Benih Hortikultura Pemohon Bupati/Wali Kota Izin Usaha Produsen Benih Hortikultura Mengajukan permohonan tertulis menggunakan Formulir FPMB 02-01 NO YES Formulir FPMB 02-02 1. Selambat-lambatnya 30 hari sejak permohonan diterima, Bupati/Walikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolak 2. Apabila > 30 hari tidak ada jawaban, berarti permohonan dianggap diterima Persyaratan : 1. Memiliki akte pendirian usaha (badan usaha/badan hukum); 2. Surat kuasa Direktur Utama (badan usaha/badan hukum); 3. pemilik/penanggung jawab perusahaan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sah; 4. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); 5. Surat keterangan telah melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); 6. Fotocopy Hak Guna Usaha (HGU) bagi yang menggunakan Tanah Negara; 7. Fotocopy sertifikat kompetensi atau Sistem Manajemen Mutu; 8. Phasfoto ukuran 2x6 cm, 2 (dua) lembar.
  • 14.
  • 15. 1. Tanda Daftar dan/atau Izin usaha Produksi benih yang sudah dikeluarkan oleh Bupati/Walikota berlaku selama pemegang tanda daftar atau izin usaha produksi masih melaksanakan operasional kegiatan produksi benih hortikultura 2. Produsen Benih dan Instansi Pemerintah yang telah memperoleh Tanda Daftar dan/atau Izin Produksi Benih Hortikultura wajib : a) Bertanggung jawab atas mutu benih hortikultura yang diproduksi; b) Mendokumentasikan data produksi benih; c) Melaporkan kegiatan produksi benih secara periodik setiap tiga bulan kepada pemberi tanda daftar atau izin dengan tembusan kepada Instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih; d) Tidak melakukan perubahan lokasi pengolahan benih atau perubahan jenis tanaman yang diproduksi tanpa persetujuan pemberi tanda daftar atau izin; e) Tidak melakukan perubahan pemegang tanda daftar atau izin tanpa persetujuan pemberi tanda daftar atau izin; f) Mentaati peraturan perundangan di bidang perbenihan hortikultura
  • 16. 3. Tanda Daftar atau Izin Produksi Benih Hortikultura dapat dicabut bila (a) tidak melaksanakan kewajiban sebagaiman item nomor 2 di atas; (b) menyerahkan Tanda Daftar atau Izin Produksi kepada pemberi izin (Bupati/Walikota) 4. Pencabutan tanda daftar atau izin usaha dilakukan setelah diberikan peringatan tertulis 1 (satu) kali dan tidak diindahkan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal diterbitkan peringatan
  • 17. SERTIFIKASI Sertifikasi Benih Hortikultura Pengawasan Pertanaman dan Pasca Panen Sistem Manajemen Mutu Produksi Benih • Tidak diberlakukan untuk perbanyakan benih secara invitro, florikultura dan Jamur • Dilakuakn oleh Instansi yang menyelenggarakan tupoksi pengawasan dan sertifikasi benih • Yang lulus diberi Sertifikat • Dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) perseorangan, badan usaha, badan hukum atau Instansi pemerintah yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sesuai ruang lingkup di bidang perbenihan hortikultura • Yang lulus diberi sertifikat sistem mutu dan berhak melakukan sertifikasi benih secara mandiri • Dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) perseorangan, badan usaha, badan hukum atau Instansi pemerintah yang terakreditasi oleh KAN di bidang perbenihan hortikultura • Yang lulus, diterbitkan Sertifikat Penggunaan Produk Tanda SNI (SPPT-SNI) • Produksen benih Hortikultura yang mendapat SPPT-SNI dapat menggunakan Tanda SNI pada produksi benihnya
  • 18. SERTIFIKASI BENIH HORTIKULTURA Melalui Pengawasan Pertanaman dan Pasca Panen (Khusus bagi Produsen/Instansi Pemerintah yang belum mendapakan Sertifikat Sistem Mutu) Pemeriksaan mutu benih di Gudang Tahapan Sertifikasi Benih Hortikultura Pemeriksaan Lapangan Pengujian mutu benih di Laboratorium Penerbitan Sertifikasi Benih Pelabelan 1 2 5 3 4
  • 19. Pemeriksaan Lapangan 1 • Dilaksanakan oleh Pengawas Benih Tanaman • Tahapan pemeriksaan lapangan : (a) klarifikasi dokumen permohonan, (b) pemeriksaan pendahuluan, (c) pemeriksaan pertanaman, dan/atau pemeriksaan proses produksi benih untuk komoditas tertentu a) Klarifikasi Dokumen : dilakukan sebelum kegiatan produksi benih untuk memastikan kebenaran dokumen b) Pemeriksaaan Pendahuluan : dilakukan sebelum kegiatan produksi benih mengkonfirmasi kebenaran lokasi, persyaratan lokasi, persyaratan lahan dan benih sumber. Persyaratan lahan meliputi sejarah lapangan, isolasi dan unit sertifikasi c) Pemeriksaan Tanaman : dilaksanakan pada fase-fase pertumbuhan yang sangat berpengaruh terhadap mutu benih terutama pada aspek kemurnian genetik serta ada tidaknya persilangan lain dan ada tidaknya OPT yang terbawa oleh benih. Hasil pertanaman yang lulus ditetapkan sebagai KELOMPOK BENIH yang diberi identitas jelas dan mudah dilihat • Khusus Benih Hibrida yang lulus pemeriksaan lapangan wajib dilakukan UJI HIBRIDITAS
  • 20. Pengujian mutu benih di Laboratorium 2 • Pengujian mutu benih hortikultura berbentuk BIJI di laboratorium bertujuan untuk mengetahui mutu fisik, fisiologis dan status kesehatan benih • Pengujian mutu benih dilaboratorium dilakukan terhadap contoh benih yang mewakili kelompok benih • Referensi mutu benih dan pengambilan contoh benih mengacu pada ketentuan “International Seed Testing Association (ISTA)” Pemeriksaan mutu benih di Gudang 3 • Pemeriksaan mutu benih di gudang HANYA DILAKUKAN terhadap hasil perbanyakan benih dalam bentuk UMBI dan RIMPANG • Pemeriksaan mutu benih di gudang ditujukan untuk mengetahui mutu fisik dan status kesehatan benih
  • 21. Penerbitan Sertifikat Benih 4 • Sertifikat diterbitkan oleh Kepala Instansi yang menyelenggarakan tupoksi pengawasan dan sertifikasi benih dengan menggunakan formulir model FPMB 03-00 • Kelompok benih yang tidak memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal sesuai dengan kelas mutu yang dimohonkan, tetapi memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas benih dibawahnya, diberikan sertifikat sesuai kelas benih yang dicapai Pelabelan 5 • Bernih bersertifikat yang akan diedarkan wajib diberi LABEL yang mudah dilihat, dibaca, tidak mudah rusak dan ditulis dalam bahasa Indonesia • LABEL sekurang-kurangnya berisi : nama produk, nama dan alamat produsen, dan karakteristik produk • LABEL harus dilegalisasi oleh Instansi yang menyelenggakan tupoksi pengawasan dan sertifikasi benih atau produsen yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu • Legalisasi berupa nomor label dan stempel
  • 22. Pelabelan (Lanjutan) 5 • Warna label sebagai berikut : 1. Benih Penjenis berwarna KUNING 2. Benih Dasar berwarna PUTIH 3. Benih Pokok berwarna UNGU 4. Benih Sebar berwarna BIRU • Identitas kelas benih pada label dapat ditampilkan pada kemasan benih dalam bentuk bulatan yang sesuai dengan warna kelas benih dan diletakkan pada sisi kemasan bagian kanan atas • Pemasangan label dilakukan oleh produsen benih
  • 23. Kemasan Benih Hortikultura • Kemasan dapat berupa kantong/wadah/ikatan dalam satuan volume tertentu. Kemasan terbuat dari bahan yang kuat dan dapat melindungi mutu benih. • Informasi pada kemasan benih bentuk biji meliputi: a) Nama dan alamat produsen dan/atau pengedar benih; b) Nomor Tanda Daftar atau izin produksi benih dan/atau tanda daftar pengedar benih; c) Jenis, nama varietas dan nomor pendaftaran varietas untuk peredaran; d) Tanggal kadaluarsa; e) Nomor sertifikat LSSM bagi produsen yang telah memiliki sertifikat sistem manajemen mutu; f) Volume benih dalam kemasan; dan g) wilayah adaptasi sesuai dengan pernyataan pada deskripsi. • Benih yang diberi perlakuan pestisida dan bahan kimia berbahaya lainnya harus dicantumkan pada kemasan atau label
  • 24. Sertifikasi Benih Unggulan Daerah • Benih hortikultura unggulan daerah yang diperbanyak secara vegetatif dan berkembang di masyarakat, tetapi varietasnya dalam proses pendaftaran dapat dilakukan sertifikasi dengan persyaratan : a) Proses pendaftaran varietas harus selesai dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak dokumen permohonan pendaftaran varietas disampaikan kepada Instansi yang menyelenggarakan pendaftaran varietas tanaman hortikultura; b) Pemberian label dilakukan oleh Instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih; c) Jumlah benih terbatas untuk pengembangan di kabupaten/kota setempat; dan d) Hasil perbanyakan benih memenuhi persyaratan teknis kelas benih sebar. • Benih hortikultura unggulan daerah yang diperbanyak secara generatif dan berkembang di masyarakat, tetapi varietasnya dalam proses pendaftaran dapat dilakukan sertifikasi bersamaan dengan proses penerbitan tanda daftar dan pemasangan label dilakukan setelah varietas dimaksud memperoleh tanda daftar.
  • 25. PEREDARAN BENIH • Peredaran benih dilakukan oleh PENGEDAR BENIH • Pengedar benih harus memiliki TANDA DAFTAR PENGEDAR BENIH HORTIKULTURA yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota • Tatacara untuk memperoleh Tanda Daftar Pengedar Benih Hortikultura : Pemohon Bupati/Walikota Mengajukan permohonan tertulis menggunakan Formulir FPMB 06-01 Persyaratan : a. Fotocopy akte pendirian perusahaan dan perubahannya ( kecuali perorangan); b. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (perseorangan); c. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); d. Fotocopy sertifikat kompetensi pengedar benih; dan e. Phasfoto berwarna ukuran 4X6 cm, sebanyak 2 (dua) lembar Tanda Daftar Pengedar Benih Hortikultura Kepada Pemohon
  • 26. Sertifikat Kompetensi Pengedar Benih Hortikultura : • Sertifikat Kompetensi Pengedar Benih diterbitkan oleh Instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih. • Untuk mendapatkan sertifikat kompetensi , pengedar benih sekurang- kurangnya memenuhi persyaratan : a) memiliki akte pendirian perusahaan atau Kartu Tanda Penduduk bagi perorangan; b) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); c) memiliki peta lokasi dan keterangan domisili tempat usaha; d) sanggup bertanggung jawab atas mutu benih yang diedarkan; e) sanggup mendokumentasikan data benih yang diedarkan; f) sanggup melaporkan jenis dan jumlah benih yang diedarkan kepada instansi pemberi tanda daftar; g) sanggup membuat rencana perolehan benih dan rencana penyaluran benih setiap tahun; dan h) sanggup mematuhi peraturan perundangan perbenihan yang berlaku.
  • 27. Kewajiban Pengedar Benih Hortikultura : 1. Mendokumentasikan data benih yang diedarkan; 2. Bertanggung jawab atas mutu benih yang diedarkan; 3. Melaporkan jenis dan jumlah benih yang diedarkan kepada instansi pemberi tanda daftar; 4. Memberikan kesempatan kepada Pengawas Benih Tanaman untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan; 5. Mendaftar ulang setiap tahun; 6. Melaporkan perubahan pemegang tanda daftar dan/atau lokasi tempat usaha kepada instansi pemberi tanda daftar; dan 7. Mematuhi peraturan perundangan perbenihan yang berlaku. KETENTUAN PERALIHAN Produsen benih yang berbadan usaha baik berbentuk badan hukum maupun yang tidak berbadan hukum sebelum Peraturan ini diundangkan, dalam jangka waktu 4 (empat) tahun setelah diundangkannya Peraturan Menteri ini harus memiliki sertifikat manajemen mutu