Dokumen tersebut membahas pentingnya fotografi dalam public relations dan menjelaskan dasar-dasar teknis fotografi seperti jenis kamera, lensa, diafragma, kecepatan, ASA, cahaya, komposisi dan langkah pemotretan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai kesalahan yang sering terjadi dalam pemotretan.
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ย
Fotografi
1. ARTI PENTING DAN KEGUNAAN FOTOGRAFI DALAM PR
Fotografi merupakan salah satu aspek penting dalam dunia humas, mengingat setiap
informasi humas perlu didukung ilustrasi berupa gambar atau foto-foto yang baik. Bahkan
tidak jarang foto mengandung lebih banyak infomasi daripada kata-kata. Oleh karena itu,
setiap praktisi humas juga dituntut untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
memadai di bidang fotografi. Jadi, humas harus menguasai tehnik-tehnik fotografi untuk
dapat menciptakan foto-foto yang indah dan penuh makna.
Setiap praktisi humas harus memandang kamera sebagai alat komunikasi, sama halnya
dengan pena, mesin ketik, computer, telepon dan ungkapan-ungkapan lisan. Dalam kalimat
lain praktisi humas harus mengetahui bagimana caranya berkomunikasi melalui lensa kamera,
atau memaparkan suatu pesan atau cerita lewat gambar-gambar. Oleh karena itu foto yang
baik bahkan bisa menutupi kekurangan atau kelemahan naskah dalam menarik minat para
pembaca. Foto yang baik merupakan foto yang sesuai dengan tema, tehnik yang tepat
(pencahayaan, fokus dan komposisi).
KEGUNAAN FOTOGRAFI DALAM HUMAS
1. Untuk membangun sebuah perpustakaan foto yang selalu siap menyediakan cetakan foto
atau soft copy setiap kali dibutuhkan demi menunjang kegiatan- kegiatan humas.
2. Untuk memperindah, menunjang dan mempopulerkan news release.
3. Untuk menghias, melengkapi atau memberi ilustrasi bagi tulisan feature.
4. Untuk menceritakan suatu pesan atau kisah tanpa naskah atau kata-kata.
5. Untuk menyemarakkan panel pameran dan showroom.
6. Untuk memamerkan dan menunjang kegiatan perusahaan dalam suatu eksebisi, panel
pameran, seminar, konferensi pers, dan lain-lain.
7. Untuk memberi ilustrasi bagi jurnal internal.
Untuk memberi ilustrasi bagi setiap literature dan alat visual humas. Seperti leaflet, booklet,
poster, company profile.
DASAR โ DASAR FOTOGRAFI
Fotografi berasal dari kata photos yang artinya cahaya dan graphos yang memiliki arti
melukis. Jadi fotografi adalah seni melukis dengan cahaya.
KAMERA (CAMERA)
Sebuah alat untuk membuat gambar dari objek untuk selanjutnya dibiaskan melalui
lensa kepada layar (film) yang berada di belakangnya.
Jenis kamera :
1. Kamera Single Lens Reflex (SLR)
2. Twin Lens Reflex
3. View Finder
Menurut system, kamera dibagi menjadi 3 (tiga):
1. Otomatik/ Full otomatik
2. Manual
3. Auto Manual
I. KAMERA OTOMATIK
Keuntungan dari kamera otomatik :
1. Mengatur ASA dengan sendiri
2. Tidak perlu mengatur diafragma
3. Tidak perlu mengatur speed
4. Tidak sulit dalam memfokus
5. Tidak perlu pengaturan khusus dalam penggunaan lampu blitz
Kerugian dari kamera otomatik :
1. Karena speed dan diafragma bekerja secara otomatis, maka tidak mungkin untuk
membuat fotodengan efek khusus
2. 2. Tidak mampu memotret objek/ tempat yang kurang cahaya tanpa bantuan blitz
3. Sulit menentukan ruang tajam/ focusing
II. KAMERA MANUAL
Keuntungan dari kamera manual :
1. Dapat membuat foto dengan efek khusus
2. Mudah menetukan ruang tajam/ focusing
3. Mampu memotret di ruang yang kurang cahaya tanpa menggunakan blitz
Kerugian dari kamera manual :
1. Harus mengatur diafragma terlebih dulu
2. Harus mengatur speed
3. Dalam memfokus sering mengalami kesulitan (jarak focus)
4. Bila memotret menggunakan blitz perlu pengaturan khusus
LENSA
1. Jenis-jenis lensa
Jenis lensa pengambilan gambar menurut kemampuan pembesaran dan cakupan sudut
pandang;
a. Lensa Fix
Lensa jenis ini memiliki pembesaran gambar dan sudut pandang yang tidak dapat
diubah. Contoh : lensa 14mm f/2,8, 50mm f/1,8 dan 400mm f/2,8.
b. Lensa Zoom.
Sebuah lensa yang dapat mengubah pembesaran gambar dan sudut pandang tanpa
harus mengganti-ganti lensa. Contoh : 18-35mm f/3,5 โ 4,5, 28-70mm f/2,8 dan
70-300mm f/4-5,6.
Terdapat dua jenis lensa zoom bila dilihat dari bukaan diafragma maksimum, yaitu dengan
bukaan diafragma variable (variable aperture) dan konstan (constant aperture).
Khusus mengenai lensa-lensa tunggal dibagi lagi kedalam beberapa kategori berikut :
a. Lensa normal
Adalah lensa yang mempunyai sudut pandang kurang lebih sama dengan mata
manusia ( + 45 ) dan mempunyai panjang focus sekitar 50mm (45-58mm) pada
kamera format 135. Contoh : 50mm f/1,4
b. Lensa sudut lebar. Semua lensa yang mempunyai cakupan lebih lebar dari lensa
normal (lebih dan 45) disebut sebagai lensa sudut lebar, contoh : 28mm f/1,4. lensa
jenis ini mengecilkan objek tapi meluaskan sudut pandang sehingga sangat ideal
dipakai untuk pemotretan panorama alam (landscape)
c. Lensa telephoto.
Kebalikan dari lensa sudut lebar, setiap lensa yang memperbesar dan mendekatkan
objekserta menyempitkan sudut pandang (panjang focus lebih besar dan 50mm)
disebut lensa tele. Contoh : 105mm f/2, 200mm f/2 dan dua macam lensa 500mm,
yakni tele cermin (catadoptric) 500mm f/8 dan tele biasa 500mm f/4.
Meski lensa-lensa ini menyempitkan sudut pandang , mereka mampu mendekatkan objek
yang jauh sehingga banyak digunakan dalam memotret pertandingan olahraga dan objek-
objek lain yang tidak dapat didekati (binatang buas, misalnya).
2. Lensa-lensa Khusus
a. Lensa makro
Mempunyai kemampuan pembesaran gambar lebih dari pada lensa lain. Banyak
digunakan untuk memotret banda-benda atau binatang kecil (serangga, misalnya).
Panjang focus yang umum dipakai adalah dari 50mm, 105mm hingga 200mm.
b. Lensa PC (Perspective Correction)
Banyak digunakan dalam pemotretan arsitektur. Bagian depan lensa ini dapat diangkat
atau digeser untuk mengoreksi perspektif dalam gambar. Contoh : lensa PC 28mm,
3. lensa tele pendek (85mm) dengan kemampuan makro dan mampu mengoreksi
perspektif. Dapat dikatakan bahwa lensa ini mempunyai kemempuan tiga lensa yang
berbeda dalam satu kemasan.
Selain dari dua jenis lensa khusus tadi, masih ada beberapa jenis lensa-lensa lain yang
penggunaannya tidak terlalu umum. Contohnya lensa soft focus untuk portrait yang
memberikan hasil foto seperti memakai filter diffuser, lensa mikro untuk pemotretan benda-
benda dan makhluk-makhluk mikroskopis (photomicrography).
DIAFRAGMA
Merupakan bagian dari lensa yang berfungsi sebagai pengatur cahaya dan
dilambangkan dengan angka.
Angka-angka diafragma
(1,2-1,4-1,8) : (2,8-3,5) : 4: 5,6 : 8 : 11 : 16 : 22 : 32
Semakin besar angka diafragma, semakin kecil bukaan lensa
Semakin kecil angka diafragma, semakin besar bukaan lensa
SPEED
Kecepatan membukanya rana/ shutter yang dilambangkan dengan angka.
Angka-angka speed
B, 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 700, 1000, 2000, 4000, 8000
B (speed efek)
1 โ 30 (low speed)
60 โ 125 (normal speed)
250 โ 8000 (high speed)
ASA (America Standard Association)
Merupakan kepekaan emulsi film yang dilambangkan dengan angka.
Jenis-jenis ASA :
25, 50, 64, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400
25 โ 64 (emulsi film rendah)
100 โ 200 ( emulsi film normal)
400 โ 6400 ( emulsi film tinggi)
Semakin tinggi ASA, semakin peka terhadap cahaya.
Megapixel
Kapasitas elemen kecil dari gambar yang membentuk foto digital.
Ukuran megapixel : 1,3 2 3 4 5,6 6,3 8 10 12 16 22
CAHAYA
Sumber-sumber cahaya :
1. Natural light, cahaya yang berasal dari alam
Contoh : matahari, kilat, sinar bulan
2. Artificial light, cahaya buatan.
Contoh : lampu kilat/ flash, lampu neon/ bohlam, lampu jalan/ mercury
Kondisi cahaya terbagi atas lima golongan :
1. Sangat cerah
2. Cerah tidak berawan
3. Cerah berawan
4. Teduh
5. Mendung
Kondisi Pencahayaan Menurut arah Datangnya Sinar
1. Front lighting, pencahayaan datangnya dari depan objek.
2. Back lighting, pencahayaan yang datangnya dari belakang objek
3. Side lighting, pencahyaan yang datangnya dari samping objek
4. Over head lighting, pencahayaan yang datang dari atas objek
4. 5. Effect lighting, pencahayaan yang dilakukan pada bagian-bagian tertentu
6. Background lighting, pencahyaan pada latar belakang objek
7. Bounce lighting, pencahayaan dengan memantulkan sinar keatas atau kesamping
objek.
KOMPOSISI
Komposisi adalah susunan gambar dalam ukuran yang tersedia dengan memperhatikan
unsure garis,nada serta kontrassehingga membentuk pola/ format.
Tujuan komposisi :
Adalah untuk mencapai balance/ keseimbangan pandangan.
Unsur-unsur komposisi :
1. Subjek, yang menjadi sasaran pemotretan ditempatkan pada posisi yang tepat
2. Lingkungan, yang terbagi dalam latar blakang, tengah dan depan. Latar disini
bertindak sebagai pendukung dan bukan sebagai penghalang peranan subjek
Tahap penyusunan komposisi :
1. Terjadi pada saat pemotretan
2. Ditentukan pada saat pencetakan foto
Komposisi dalam pemotretan :
1. Komposisi Horizontal, menempatkan objek dari kiri ke kanan
2. Komposisi Vertikal, menempatkan objek dari atas ke bawah.
Macam-macam sudut pandang berdasarkan arah pandang (posisi memotret)
1. Birds eye view โ pandangan burung
Memotret dari udara ke bawah, dari pohon, semua tempat yang tinggi diamana kamera
diarahkan kepada objek dari atas
2. Frogs eye view โ pandangan katak
Memotert dekat tanah dengan cara tiarap, atau tempat yang rendah ke tempat yang tinggi.
Kamera ada di dekat tanah, untuk memotret lurus ke atas dapat jga dengan cara berbaring.
3. Eye level viewing โ setinggi mata mendatar
Kamera dibidikkan setinggi mata, sambil berdiri.
4. Waist level viewing โ setinggi pinggang
Dilakukan pada pemotretan dengan kamera jenis Twin Lens Reflex,dengan bidikkan dari
atas. Biasanya kamera dipegang setinggi dada atau pinggang. Dengan sedikit latihan,
dapat juga mempergunakan kamera single lens reflex, tanpa mengintai dengan mata, tetapi
mata memperhatikan arah pandang lensa, agar mengenai objek foto.
5. High handle position โ posisi tangan tinggi
Kamera dupegang tinggi oleh tangan, tanpa dapat membidik dengan pasti agar dapat
melampaui barisan didepan pemotret. Kemungkinan salah arah besar sekali karena kamera
miring dan komposisi kacau, tujuan utama untuk mendapatkan gambar untuk berita
daripada tidak sama sekali.
Posisi badan :
1. Sikap berdiri. Untuk mencapai sikap stabil, kaki kanan ditempatkan didepan, tubuh
menghadap objek tanpa dipaksa (rilex).
2. Sikap jongkok. Dimana ketinggian setengah orang dibutuhkan, kita harus jongkok. Saat
jongkok siku kanan bersandar pada lutut, dan lutut satunya bersandar diatas tanah.
3. Sikap tiarap. Sikap ini seperti hendak menembak. Siku kiri bersandar diatas tanah, agak
maju, siku kanan agak ke kanan, hingga kedua-dua tangan mencapai keseimbangan. Sikap
harus stabil dan relax.
4. Sikap berbaring. Dengan muka menengadah ke langit, adalah sikap yang paling relax.
Kedua tangan seperti pada posisi berdiri.
5. Sikap bersandar. Untuk mencapai shutter speed yang lambat. Bisa juga dilakukan dengan
menyandarkan kamera pada kursi, meja atau benda lain.
5. Langkah-langkah dalam pemotretan :
1. Memilih objek yang akan difoto
2. Dekati objek dan tempatkan objek dalam bidikan dan tidak ada lagi bagian atau ruang
yangtersisa yang tidak dipakai untuk memuat gambar.
3. Mengatur komposisi dengan memperhatikan arah datangnya sinar.
Kesalahan-kesalahan dalam pemotretan
1. Objek terlalu kecil
Solusinya : memotret harus lebih dekat dengan objek
2. Gambar tidak jelas ( tidak focus)
Solusinya : Konsentrasi dalam memfokus
3. Ruang gambar terlalu sempit atau objek terlalu dipinggir
Solusinya : harus lebih teliti dalam penempatan objek
4. Gambar kurang cahaya/gelap atau terlalu terang kelebihan cahaya
Solusinya : harus memperhatikan diafragma
5. Gambar goyang
Solusinya : harus memperhatikan speed
CROPING
Adalah : membuang bagian yang tidak diperlukan dalam foto.
Croping terbagi dalam dua jenis :
1. Croping pada saat pencetakan foto
2. Croping dilakukan setelah foto dicetak
Dalam fotografi digital dilakukan dengan photoshop
DASAR-DASAR FOTO JURNALISTIK
Saat fotografi muncul pertama kali dalam dunia percetakan, yaitu di harian New York
Daily Graphic tanggal 4 Maret 1880, ia sangat merombak dunia pemberitaan. Dengan adanya
gambar yang โrealistisโ ini, sebuah pemberitaan menjadi lengkap dan beberapa kalimat bisa
โdibuangโ.
Walau sejak awal aad ke-19 media cetak telah mencantumkan gambar dalam
penerbitannya, namun itu hanya gambar buatan yang tidak bisa mencerminkan realita secara
total. Sebuah foto bisa menggantikan seribu kata-kata, demikian kata sebuah pemisalan.
Dengan adanya fotografi dalam media cetak yang mengandung niali berita, maka
muncullah istilah foto jurnalistik. Lahir pula pekerja-pekerja untuk hal ini yang disebut
jurnalis foto atau wartawan foto.
Spesifikasi kerja serta cara berfikir seorang foto jurnalis dan wartawan tulis
jelassangat berbeda walau keduanya harus memenuhi syarat 5W 1H. Pada beberapa kasus,
sebuah berita hanya bisa dijabarkan dengan foto, pada kasus lain sebuah berita cukup diwakili
tulisan.
Sebuah foto memang dibatasi bidang tertetu. Namun karena keterbatasannya itu ia
menjadi menarik.Selain itu, sebuah foto bisa mempunyai berbagai implikasi, terutama kalau
menyangkut masalah politik.
Sebuah foto, asal memenuhi kaidah mengandung berita, bisa disebut foto jurnalistik.
Jurnalistik berasal dari kata โjurnalโ yang artinya laporan. Namun syarat utamanya adalah,
diterbitkan.
Dengan realita mirip aslinya yang dimiliki sebuah foto, seorang jurnalis foto dituntut
untuk jujur. Ketidak jujuran sebuah foto urnalistik bisa timbul dari banyak hal, diantaranya:
๏ rekayasa sudut pengambilan
๏ rekayasa waktu pengambilan
๏ rekayasa pasca pemotretan : kamar gelap, photoshop
Bidang โ bidang fotografi
1. Fotografi Jurnalistik
6. Foto yang lebih mengedepankan suatu peristiwa dan mempunyai nilai berita.
2. Art Fotografi/ Fotografi Seni
Foto yang memiliki nilai seni atau dikerjakan dengan unsur seni.
3. Commercial Fotografi/ Fotografi komersil
Foto yang mempunyai nilai jual atau diperjualbelikan. Segala jenis fotografi dapat
dikatakan komersil apabila foto tersebut diorientasikan untuk diperjualbelikan.
Jenis โ jenis foto jurnalistik :
a. Foto berita / News : Foto yang dihasilkan untuk pemberitaan ( peristiwa politik,
budaya, olahraga, dll)
b. Human Interest : Foto yang menyajikan kejadian sehari-hari, namun tidak
mengandung mutu berita yang hangat, tetapi merupakan lukisan masyarakat. Foto
human interest merupakan komentar social dan karakter fotonya dapat menimbulkan ,
emosi, tawa atau sedih ( rumah gelandangan, pengemis)
c. Essay foto : Rangkaian foto-foto yang disajikan dari berbagai aspek suatu
masalah yang dibahas. Essay foto dapat mengupas berbagai masalah dalam
masyarakat secara menyentuh hati ( kehidupan morpinis, pengamen)
d. Picture story : Rangkaian foto-foto yang merupakan urutan kejadian dari
suatu peristiwa. (Peristiwa bulan Mei 1998)
e. Feature : Foto yang menggambarkan suatu topic yang khas didalam
dunia ilmu politik, kebudayaan, kesenian yang pengertiannya disesuaikan dengan
berita (seorang wanita di desa sedang mandi di sungai, menggambarkan kehidupan di
desa).
SYARAT SEBUAH FOTO JURNALISTIK
๏ Sempurna secara tehnik
๏ Sempurna secara estetika
๏ Jujur
๏ Tepat saat pengambilannya
๏ Menggugah ekspresi
๏ Dilengkapi keterangan atau caption
Serta beberapa syarat tambahan untuk jurnalis Indonesia:
๏ Tidak melanggar SARA
๏ Sopan
๏ Tidak menimbulkan keresahan
๏ Tidak dilarang
Bagi seorang redaktur foto, pertimbangan terakhir untuk pemuatan adalah, sebuah foto
dipersembahakan untuk pembaca, bukan untuk kepuasan sang fotografer sendiri.Untuk
menjaga hal ini, dalam pemilihan sebuah foto sang pemotret tidak ikut dilibatkan. Namun
sang fotografer harus memberi info-info awal sebelum pemilihan dilakukan.
KARAKTER FOTO JURNALISTIK MEDIA CETAK
๏ Surat kabar atau harian
1. Cenderung lebih menggambarkan klimaks dari suatu peristiwa.
2. Banyak kesamaan antara satu media dengan media lainnya, terutama untuk foto
headline.
3. Kurang menampilkan sisi lain dari suatu objek, mengingat keterbatasan deadline.
4. Format foto jarang sekali ditampilkan dalam ukuran besar (setengah halaman).
Tabloid dan Majalah
1. Cover dan headline lebih variatif, karena tidak selalu menampilkan klimaks peristiwa.
2. Mampu menampilkan sisi lain dari suatu objek, mengingat deadline yang lebih lama.
3. Dapat menampilkan beberapa foto dari suatu objek yang disesuaikan dengan tulisan
yang lebih mendalam.