3. Sejarah Singkat PT Persero Tbk
PT Timah (Persero) Tbk mewarisi sejarah panjang usaha
pertambangan timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 200
tahun. Sumber daya mineral timah di Indonesia ditemukan tersebar di
daratan dan perairan sekitar pulau-pulau Bangka, Belitung, Singkep,
Karimun dan Kundur.
Di masa kolonial, pertambangan timah di Bangka dikelola
oleh badan usaha pemerintah kolonial "Banka Tin Winning Bedrijf" (BTW).
Di Belitung dan Singkep dilakukan oleh perusahaan swasta Belanda,
masing-masing Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Biliton
(GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV SITEM).
Setelah kemerdekaan R.I., ketiga perusahaan Belanda tersebut
dinasionalisasikan antara tahun 1953-1958 menjadi tiga Perusahaan Negara
yang terpisah. Pada tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Tambang-tambang Timah Negara (BPU PN Tambang Timah)
untuk mengkoordinasikan ketiga perusahaan negara tersebut, pada tahun
1968, ketiga perusahaan negara dan BPU tersebut digabung menjadi satu
perusahaan yaitu Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah.
4. EKSPLORASI
Mulai tahun 1996, perusahaan menggunakan
peralatan berteknologi modern yaitu Global
Positioning System (GPS) untuk melengkapi
fasilitas kegiatan dan aktivitas eksplorasi. Hal ini
sangat membantu meningkatkan efisiensi dan
keakuratan dari pemetaan dan pengukuran. Data
dari tes laboratorium dan GPS disimpan di dalam
komputer untuk memproduksi dan menghasilkan
peta geologis yang sangat tinggi keakuratannya
bagi pertambangan yang sistematis dan efisien.
5. PENAMBANGAN
(MINE EXPLORATION)
Penambangan Lepas Pantai
Perusahaan mengoperasikan
armada kapal keruk untuk operasi
produksi di daerah lepas pantai
(off shore). Armada kapal keruk
mempunyai kapasitas mangkok
(bucket) mulai dari ukuran 7 cuft
sampai dengan 24 cuft. Kapal
keruk dapat beroperasi mulai dari
kedalaman 15 meter sampai 50
meter di bawah permukaan laut
dan mampu menggali lebih dari
3,5 juta meter kubik material
setiap bulan
6. PENAMBANGAN
(MINE EXPLORATION)
PENAMBANGAN DARAT
Produksi penambangan darat
yang berada di wilayah Kuasa
Pertambangan (KP)
perusahaan dilaksanakan oleh
kontraktor swasta yang
merupakan mitra usaha
dibawah kendali perusahaan.
Hampir 80% dari total
produksi perusahaan berasal
dari penambangan di darat
mulai dari Tambang Skala
Kecil berkapasitas 20 m3/jam
sampai dengan Tambang
Besar berkapasitas 100
m3/jam.
7. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
(MINERAL PROCESSING)
Untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat
yang berkadar rendah, bijih timah tersebut diproses di
Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing Plant). Melalui
proses tersebut bijih timah dapat ditingkatkan kadar
(grade) Sn-nya dari 20 - 30% Sn menjadi 72% Sn untuk
memenuhi persyaratan peleburan. Proses peningkatan
kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut
maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk
akhir berupa logam timah berkualitas dengan kadar Sn
yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang
rendah.
8. PELEBURAN
Perusahaan mengoperasikan 12 tanur , 10 tanur
berada di daerah Mentok, Bangka dan 2 tanur
berada di daerah Kundur. Proses peleburan
merupakan proses melebur bijih timah menjadi
logam Timah. Untuk mendapatkan logam timah
dengan kualitas yang lebih tinggi, maka harus
dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu
dengan menggunakan suatu alat pemurnian yang
disebut crystallizer
9.
10. PEMASARAN (MARKETING)
Kegiatan pemasaran mencakup
kegiatan penjualan dan
pendistribusian. Pendistribusian
logam timah hampir 95 %
dilaksanakan untuk memenuhi
pasar di luar negeri (ekspor) dan
sekitar 5 % untuk memenuhi pasar
domestik. Untuk negara-negara
yang menjadi tujuan ekspor timah
antara lain Asia yang meliputi
Jepang, Korea, Taiwan, Cina, dan
SIngapura. Untuk wilayah Eropa
meliputi Inggris, Belanda, Perancis,
Spanyol, Italia, serta wilayah
Amerika dan Kanada.
11. REKLAMASI
• SURVEI LOKASI RENCANA REKLAMASI
• PENANAMAN SOSIALISASI KEGIATAN
REKLAMASI
• PENATAAN LAHAN
• PENANAMAN
• PEMELIHARAAN
12. Rencana reklamasi 1.000 ha, PT TIMAH telah
melakukan kegiatan survei lokasi rencana reklamasi
seluas 3.891ha. Dari luasan tersebut, seluas 366 ha
dari lokasi rencana reklamasi dapat ditindaklanjuti
dengan kegiatan sosialisasi, yang kemudian
berpeluang untuk direklamasi. Sisanya seluas 3.525
ha tidak dapat direklamasi karena berbagai alasan,
seperti adanya klaim
13. PT TIMAH jugamelakukan kegiatan rehabilitasi laut yang
mencakup:
1. Penebaran atraktor cumi sebanyak 40 unit
2. Penempatan fish shelter dan terumbu buatan sebanyak 100 unit
3. Penempatan rumponmodifikasi dengan daun nipah sebanyak 54 unit
4. Penanaman bakau diTanjungBerigaBangka Tengah 29.440 batang
5. Pemantauan II transplantasi terumbu karang di Pulau Panjang 1 unit