SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
POKOK-POKOK PIKIRAN
UU. NO. 17 TAHUN 2012
TENTANG
PERKOPERASIAN
(TINJAUAN YURIDIS AKADEMIS)

UPTD. BALAI DIKLAT KOPERASI DAN UMKM
PROVINS LAMPUNG
Jalan Dr. Susilo No. 39 Telp/Fax. 0721-241655
Bandar Lampung
•
•
•
•

NAMA
TTL.
JABATAN
ALAMAT
> RUMAH

: Hendrik N.L. Tobing
: Sibolga, 24 Nopember 1963
: Widyaiswara Madya

: Jl. Raden Pemuka Perum. BUKIT RAYA
Blok C No. 1 Gn. Sulah B. Lampung
> KANTOR
: Jl. Dr. Susilo No. 39 Pahoman
Telp./Fax. 0721-241655 B. Lampung
> E-Mail
: hendriktobing11@yahoo.com
> Follow at Tweeter: @Hendriktobing
> Facebook
: Hendrik Tobing
4
LOGO KOPERASI YANG LAMA

Hendrik NL. Tobing

5
LOGO KOPERASI YG BARU

(PERMENEGKOP NO. 02/PER/M.KUKM/IV/2012, TGL. 17 APRIL 2012)

hendrik nl. tobing
KINI SUDAH BERGANTI .....
UU No. 17 Tahun
2012 tentang
Perkoperasian

Sekarang

UU No. 25 Tahun
1992 tentang
Perkoperasian

Sebelumnya
PENDAHULUAN
• Pembangunan perekonomian nasional bertujuan untuk
mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia
• Koperasi yang memiliki peran strategis dalam tata
ekonomi nasional berdasarkan asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi dalam rangka menciptakan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur
• Pengembangan dan pemberdayaan Koperasi dalam
suatu kebijakan Perkoperasian harus mencerminkan nilai
dan prinsip Koperasi sebagai wadah usaha bersama
untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan ekonomi
Anggota.
PENDAHULUAN
• Kebijakan Perkoperasian selayaknya selalu
berdasarkan ekonomi kerakyatan yang melibatkan,
menguatkan, dan mengembangkan Koperasi
sebagaimana amanat Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi
Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi
• Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian perlu diganti karena
sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan hukum
dan perkembangan Perkoperasian
DASAR PEMBERLAKUAN
UU. NO. 17/2012 TENTANG
PERKOPERASIAN
• Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan (30 Oktober 2012). (Pasal 126)
• (Oleh karena itu), Pada saat Undang-Undang ini
mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3502) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
(lagi). (Pasal 124 ayat 1)
TOLERANSI PEMBERLAKUAN
• Peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3502) dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum
diganti berdasarkan Undang-Undang ini. (Pasal 124
ayat 2)
• Peraturan perundang-undangan sebagai
pelaksanaan Undang-Undang ini ditetapkan paling
lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini
diundangkan (30 Oktober 2012). (Pasal 125)
TUJUAN PEMBERLAKUAN UU. NO. 17
TAHUN 2012 TENTANG
PERKOPERASIAN
• Undang-Undang ini disusun (dengan tujuan) untuk
mempertegas jati diri Koperasi, asas dan tujuan,
keanggotaan, perangkat organisasi, modal,
pengawasan, peranan Gerakan Koperasi dan
Pemerintah, pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan
penjaminan Simpanan Anggota Koperasi Simpan
Pinjam, serta sanksi yang dapat turut mencapai tujuan
pembangunan Koperasi.
• (Dengan meng-) Implementasi (-kan) Undang-Undang
ini secara konsekuen dan konsisten akan menjadikan
Koperasi Indonesia semakin dipercaya, sehat, kuat,
mandiri, dan tangguh serta bermanfaat bagi Anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
(Baca: PENJELASAN UU. No. 17/2012 ttg Perkoperasian)
ESENSI DARI UU N0.17/2012 TENTANG
PERKOPERASIAN
1.

Sebagai landasan hukum bagi pengembangan ekonomi kerakyatan dan demokrasi
ekonomi berdasar Pancasila dan UUD 1945

2.

Mempertegas kedudukan Koperasi sebagai badan hukum dan badan usaha atau
perusahaan dengan memisahkan kekayaan anggota sebagai modal Koperasi dan
adanya tanggung jawab terbatas bagi anggota

3.

Peneguhan terhadap landasan ,Azas dan Tujuan Koperasi

4.

Pengukuhan terhadap Nilai dan prinsip sebagai jadi diri Koperasi Indonesia serta
perubahan cara pandang terhadap koperasi

5.

Penguatan (Revitalisasi)
- Anggota dan Pelayanan Kepada Anggota
- Perangkat Organisasi, khususnya Pengawas dan Pengurus
- Jenis dan Usaha Koperasi (jenis Koperasi- Usaha Sektor Riil dan keuangan)
- Kreativitas dalam pengembangan instrumen Modal Koperasi
- Kualitas Pengawasan (Peningkatan fungsi Pengawasan dan Pembentukan
Lembaga Pengawas KSP)
- Keamanan terhadap Simpanan Anggota ( dapat dibentuk LPS-KSP)
- Peranan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
- Lembaga Gerakan Koperasi dan Kemandirian Dekopin
Adanya Sanksi

6
CAKUPAN UU NO.17/2012 TENTANG
PERKOPERASIAN

TERDIRI DARI

17 BAB

126 PASAL

PERINTAH UU.17/12
UNTUK
MENGELUARKAN

10 PP

6 PERMEN
BAB DALAM UU NO. 17 TAHUN 2012
TENTANG PERKOPERASIAN
Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
Bab X
Bab XI
Bab XII
Bab XIII
Bab XIV
Bab XV
Bab XVI
Bab XVII

Ketentuan Umum
Landasan, Asas dan Tujuan
Nilai dan Prinsip
Pendirian, Anggaran Dasar, Perubahan Anggaran Dasar, dan
Pengumuman
Keanggotaan
Perangkat Organisasi
Modal
Selisih Hasil Usaha dan Dana Cadangan
Jenis, Tingkatan, dan Usaha
Koperasi Simpan Pinjam
Pengawasan dan Pemeriksaan
Penggabungan dan Peleburan
Pembubaran, Penyelesaian, dan Hapusnya Status Badan Hukum
Pemberdayaan
Sanksi Administratif
Ketentuan Peralihan
Ketentuan Penutup
PERATURAN PELAKSANA
UU. NO. 17/2012
Peraturan Menteri

PeraturanPemerintah
1.

Ketentuan mengenai tata cara pemakaian nama
Koperasi (Pasal 17 ayat (4)

1.

Ketentuan mengenai tata cara dan
persyaratan permohonan pengesahan
Koperasi sebagai badan hukum (Pasal 10
ayat (5))

2.

Ketentuan mengenai persyaratan dan tata
cara pembukaan Kantor Cabang, Kantor
Cabang Pembantu, dan Kantor Kas
(Pasal 90 ayat (3))

5. Ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (Pasal
95)

3.

6. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara
pembubaran, penyelesaian, dan hapusnya status
badan hukum Koperasi (Pasal 111)

Ketentuan mengenai pengawasan dan
pemeriksaan Koperasi (Pasal 99)

4.

7. Ketentuan mengenai peran Pemerintah dan
Pemerintah Daerah serta persyaratan dan tata cara
pemberian perlindungan kepada Koperasi (Pasal 113
ayat (2))

Ketentuan mengenai penggabungan atau
peleburan Koperasi (Pasal 101 ayat (6))

5.

8. Ketentuan mengenai jenis, tata cara, dan mekanisme
pengenaan sanksi administratif (Pasal 120 ayat (3))

6.

Ketentuan mengenai Tata Cara
Perubahan Unit Simpan Pinjam menjadi
KSP (Pasal 122 ayat (4))
Ketentuang mengenai persyaratan dan
kompetensi pengawas dan pengurus
KSP (pasal 92 ayat (2)

2. Ketentuan mengenai tata cara pengembangan jenis
Koperasi (Pasal 85)
3. Ketentuan mengenai Koperasi berdasarkan prinsip
ekonomi syariah (Pasal 87 ayat (4))
4. Ketentuan mengenai Lembaga Penjamin Simpanan
Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 94 ayat (5))

9. Ketentuan mengenai Modal Koperasi (Pasal 77)
10.Ketentuan mengenai Lembaga Pengawasan Koperasi
Simpan Pinjam (Pasal 100 ayat (3)
BEBERAPA HAL BARU YANG DIATUR DALAM UU
NO.17/2012 TENTANG PERKOPERASIAN
1. Pemuatan Nilai dan Prinsip Koperasi yang berlaku
secara Internasional (pasal 5 - 6)
2. Pendirian Koperasi dengan Akta Notaris(pasal 9)
3. Nama Koperasi (pasal 17)
4. Anggota Koperasi sebagai pemilik sekaligus
sebagai pelanggan /pengguna jasa.
5. Keanggotaan Koperasi dicatat dalam Buku Daftar
Anggota (pasal 26). Memiliki satu suara satu
orang satu suara

9. Pencantuman Jenis Koperasi di dalam AD Koperasi
(pasal 82)
10. Jenis Koperasi hanya 4 : Produsen, Konsumen, KSP
danJasa (pasal 83). Usaha pada Koperasi harus
mendapatkan Ijin usaha (KSP)
11. KSP harus memperoleh izin Usaha, hanya melayani
anggota, dapat menjadi peserta program penjaminan
simpananKoperasi. Calon anggota harus sudah menjadi
anggota (selambatnya 3 bulan)

6. Pengawas dapat mengusulkan dan
memberhentikan (sementara) Pengurus (pasal 50)

12. Pemisahan USP dari Koperasi (induknya) menjadi KSP
sebagai badan Hukum terpisah

7. Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik
anggotamaupun non anggota (pasal 55)

13. Menteri membentuk Lembaga Pengawasan KSP

8.

Modal Awal terdiri dari Setoran Pokok (SP) dan
Sertifikat Modal Koperasi (SMK) (pasal 66)

14. Pemerintah dapat membentuk Lembaga Penjaminan
Simpanan (LPS) KSP

9.

Selisih hasil usaha (SHU –Surplus-Defisit) dan
penggunaan Cadangan

15. Dewan Koperasi Indonesia (pasal 115)
16. Sanksi
SANDINGAN
PENGERTIAN KOPERASI
UU. NO. 25/1992 (Pasal 1)
Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan arang seorang atau
badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatan berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas azas kekeluargaan

UU. NO. 17/2012 (Pasal 1)
Koperasi adalah badan hukum yang
didirikan oleh orang perseorangan
atau badan hukum Koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untuk
menjalankan usaha, yang memenuhi
aspirasi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya
sesuai dengan nilai dan prinsip
Koperasi.
UNSUR-UNSUR YG TERKANDUNG
DALAM PENGERTIAN KOPERASI
Koperasi : Cooperative : Co Operation : bekerja
sama : menolong satu sama lain (to help one
anather) : bergandeng tangan (hand in hand)
Koperasi berkaitan dengan :
• Fungsi Sosial (sebagai mahluk sosial)
• Fungsi Politik (sebagai cara meraih tujuan)
• Fungsi Ekonomi (sebagai pelaku usaha)
• Fungsi Etika (sebagai batasan normatif interaksi
sosial)
PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
UU. NO. 25/1992

UU. NO. 17/2012

1.Keanggotaan bersifat
sukarela & terbuka
2.Pengelolaan dilakukan
secara demokrasi
3.Pembagian SHU dilakukan
secara adil sesuai dengan
besarnya jasa usaha
masing-masing anggota
4. Pemberian balas jasa
yang terbatas terhadap
modal
5.kemandirian
6.Pendidikan Perkoperasian
7.Kerjasama antar koperasi

1. keanggotaan Koperasi bersifat
sukarela dan terbuka;
2. pengawasan oleh Anggota
diselenggarakan secara demokratis;
3. Anggota berpartisipasi aktif dalam
kegiatan ekonomi Koperasi;
4. Koperasi merupakan badan usaha
swadaya yang otonom, dan
independen;
5. Koperasi menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan bagi
Anggota, Pengawas, Pengurus, dan
karyawannya, serta memberikan
informasi kepada masyarakat
tentang jati diri, kegiatan, dan
kemanfaatan Koperasi;
LANJUTAN
UU. NO. 25/1992

UU. NO. 17/2012
6. Koperasi melayani anggotanya
secara prima dan memperkuat
Gerakan Koperasi, dengan bekerja
sama melalui jaringan kegiatan pada
tingkat lokal, nasional, regional, dan
internasional; dan
7. Koperasi bekerja untuk
pembangunan berkelanjutan bagi
lingkungan dan masyarakatnya melalui
kebijakan yang disepakati oleh
Anggota. (Pasal: 6)
SANDINGAN
TUJUAN KOPERASI
UU. NO. 25/1992
Memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, serta ikut
membangun tatanan perekonomian
nasional,dalam rangkamewujudkan
masyarakat yang maju,adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945

UU. NO. 17/2012 (Pasal 4)
Koperasi bertujuan meningkatkan
kesejahteraan Anggota pada
khususnya dan masyarakat pada
umumnya, sekaligus sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari tatanan
perekonomian nasional yang
demokratis dan berkeadilan
NAMA KOPERASI
UU. NO. 17/2012
PASAL 17:

(1) Koperasi dilarang memakai nama yang:
a. telah dipakai secara sah oleh Koperasi lain dalam satu kabupaten atau
kota;
b. bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan; dan/atau
c. sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah,
atau lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari yang
bersangkutan.
(2) Nama Koperasi Sekunder harus memuat kata ”Koperasi” dan diakhiri
dengan singkatan ”(Skd)”.
(3) Kata “Koperasi” dilarang digunakan oleh badan usaha yang didirikan
tidak menurut ketentuan Undang-Undang ini.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemakaian nama Koperasi
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
AKTA PENDIRIAN KOPERASI
UU. NO. 17/2012
Pasal 9:

(1) Pendirian Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan
dengan Akta Pendirian Koperasi yang dibuat
bahasa Indonesia.

oleh Notaris dalam

(2) Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat Notaris sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) maka Akta Pendirian Koperasi dapat

dibuat

oleh Camat yang telah disahkan sebagai Pejabat Pembuat Akta
Koperasi oleh Menteri.
SANDINGAN
TUGAS PENGAWAS
UU. NO. 25/1992
1. Melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan dan
penglolaan koperasi.
2. Membuat laporan tertulis
tentang hasil pengawasannya.

UU. NO. 17/2012 (PASAL 50 AYAT 1)
a. mengusulkan calon Pengurus;
b. memberi nasihat dan
pengawasan kepada Pengurus;
c. melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan
dan pengelolaan Koperasi yang
dilakukan oleh Pengurus; dan
d. melaporkan hasil pengawasan
kepada Rapat Anggota.
SANDINGAN
KEWEWENANGAN PENGAWAS

UU. NO. 25/1992

UU. NO. 17/2012 (PASAL 50 AYAT 2)

1. Meneliti catatan yang
ada pada koperasi

a. menetapkan penerimaan dan penolakan
Anggota baru serta pemberhentian Anggota
sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar;
b. meminta dan mendapatkan segala
keterangan yang diperlukan dari Pengurus dan
pihak lain yang terkait;
c. mendapatkan laporan berkala tentang
perkembangan usaha dan kinerja Koperasi dari
Pengurus;
d. memberikan persetujuan atau bantuan kepada
Pengurus dalam melakukan perbuatan hukum
tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar;
dan
e. dapat memberhentikan Pengurus untuk
sementara waktu dengan menyebutkan
alasannya.

2. Mendapatkan segala
keterangan yang
diperlukan
SANDINGAN
PENGURUS
UU. NO. 25/1992

UU. NO. 17/2012 (PASAL 55 AYAT 1)

(1) Pengurus dipilih
(1) Pengurus dipilih dari orang
Anggota dan ditetapkan perseorangan, baik Anggota
oleh Rapat Anggota
maupun non-Anggota.
PENGURUS
UU. NO. 17/2012 (PASAL 56)

(1) Pengurus dipilih dan diangkat pada Rapat
Anggota atas usul Pengawas.
NB. Kaitannya dengan pasa 50 ayat 1
(kewenangan Pengawas)
Sandingan :
PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI
UU NO. 25/1992

UU NO. 17/2012

RAPAT ANGGOTA (RA)

RAPAT ANGGOTA (RA)

PENGAWAS

PENGAWAS
(Ketua, Sekretaris dan Anggota)

wakil terpilih
- - - - - PENGURUS - - - - Eksekutif

PENGURUS
Alternatif 1 : Dirut dan beberapa
Direktur (menurut fungsi usaha)

PENGELOLA

Alternatif 2 : GM dan beberapa
Manager (menurut fungsi usaha)
PERMODALAN KOPERASI
UU. NO. 25/1992

(1) Modal
Koperasi terdiri
dari Simpanan
Pokok dan
Simpanan Wajib
sebagai modal
awal koperasi.

UU. NO. 17/2012 (PASAL 66 AYAT 1)

(1) Modal Koperasi terdiri dari
Setoran Pokok dan Sertifikat Modal
Koperasi sebagai modal awal.
(1) Setoran Pokok dibayarkan oleh
Anggota pada saat yang bersangkutan
mengajukan permohonan sebagai
Anggota dan tidak dapat dikembalikan.
(Pasal 67 ayat 1)
(1) Setiap Anggota Koperasi harus
membeli Sertifikat Modal Koperasi yang
jumlah minimumnya ditetapkan dalam
Anggaran Dasar. (Pasal 68 ayat 1)
SANDINGAN MODAL KOPERASI
UU. NO. 25/1992
(1)
(2)

(3)

Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan
modal pinjaman.
Modal sendiri dapat berasal dari:
a. simpanan pokok;
b. simpanan wajib;
c. dana cadangan;
d.hibah.
Modal pinjaman dapat berasal dari:
a. anggota;
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya;
c. bank dan lembaga keuangan lainnya;
d. penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya;
e. sumber lain yang sah.

(4)

Selain modal ITU Koperasi dapat pula
melakukan pemupukan modal yang berasal
dari modal penyertaan.(

(5)

Ketentuan mengenai pemupukan modal yang
berasal dari modal penyertaan diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

UU.NO. 17/2012
Diatur dalam Pasal 66 – 77 :
1)

Modal Awal (SP dan SMK)

2)

Hibah;

3)

Modal Penyertaan;

4)

Selain hal di atas Modal Koperasi dapat
berasal :
a.Anggota;
b.Koperasi lainnya dan/atau Anggotanya;
c.bank dan lembaga keuangan lainnya;
d.penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya; dan/atau
e.Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Ketentuan lebih lanjut mengenai modal
Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
66 sampai dengan Pasal 76 diatur dalam
Peraturan Pemerintah
Modal Organik,
Modal dari sumber lain,

Modal yang berasal dari anggota
dan atau non anggota. Sebagian
dapat dikategorikan sebagai
modal sendiri (equity), seperti :

Sebagai ekuitas :

1. Setoran Pokok
dan
2. Sertifikat Modal
Koperasi (SMK)

Modal yang berasal
dari internal badan
usaha/perusahaan
Koperasi, yaitu :

1. Hibah;

MODAL AWAL :

1.

a.

sebagaian lagi merupakan modal
pinjaman (liability) yang berasal
dari

b.

Cadangan
yang
disisihkan
dari
Surplus Hasil Usaha
(SHU)
Selisih Nilai Sertifikat
Modal
Koperasi
(SMK)

Modal Penyertaan (quasi ekuitas)
1. Anggota;
2. Koperasi lainnya dan/atau
Anggotanya;
3. bank dan lembaga keuangan
lainnya;
4. penerbitan obligasi dan surat
hutang lainnya; dan/atau

MODAL KOPERASI

Modal Tambahan;
Merupakan modal yang
dihimpun dari setiap kali
penerbitan
(ulang)
Sertifikat Modal Koperasi
(SMK)
MODEL KONVERSI (SEDERHANA)
UU NO. 25/1992

UU NO. 17/2012

MODAL SENDIRI
SIMPANAN POKOK (SP)

MODAL SENDIRI
SETORAN POKOK (SP)

SIMPANAN WAJIB (SW) DAN
SETARA SW

SERTIFIKAT MODAL KOPERASI
(SMK)

Modal Organik :
CADANGAN

Modal Organik :
CADANGAN
GAIN SMK

HIBAH
MADAL PENYERTAAN
MODAL LUAR

HIBAH
MODAL PENYERTAAN
MODAL LUAR
CONTOH KONVERSI
Lama

Baru

1.

Simpanan pokok Rp. 1.000.000.000,- asumsi
anggota 10.000, maka simpanan pokok per anggota
@ Rp. 100.000,-

1.

Setoran pokok @ Rp. 10.000,- maka total setoran
pokok sebesar Rp. 1 0.000 x 10.000 = Rp. 100.000.000
Diupayakan nilai setoran pokok besarnya seminimal
mungkin untuk membuka peluang masyarakat untuk
menjadi anggota koperasi

2.

Simpanan wajib Rp. 10.000.000.000,-

2.

3.

Cadangan Rp. 7.000.000.000,-

3.

Sertifikat modal koperasi = Total Simpanan Wajib + sisa
simpanan pokok yang telah dikonversi menjadi setoran
pokok yaitu : Rp. 10.000.000.000 + Rp. 900.000.000 =
Rp. 10.900.000.000,terdiri dari …… 1.090.000 Lembar SMK @Rp. 10.000,Cadangan Rp. 7.000.000.000,- (tidak boleh dikonversi)

Contoh :

Si Badu :
Status anggota penuh
Simpanan pokok = Rp. 100.000,Simpanan wajib = Rp. 100.000.000,4.

Simpanan / Tabungan

5.

Modal Penyertaan

Contoh :
Setoran pokok
=
Sertifikat modal koperasi =

Rp.
10.000,Rp. 100.090.000,-

Kepemilikan SMK si Badu :
Rp. 100.090.000 / 10.000 = 1.009 lembar
4. Bukan modal sendiri / equity, tetapi masuk kewajiban
lancar
5. Bukan modal sendiri / equity, tetap kewajiban jangka
panjang
35
Efektivitas Sertifikat Modal Koperasi Dalam
Mengantisipasi Peluang Usaha
Koperasi di Kota Malang
Anggota
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib

: 3.000 orang
: @ Rp. 10.000,:

:
:

Total

:

: Rp. 150.000.000,-

:

Sertifikat Modal Koperasi Baru

: Rp. 30.000.000,: Rp. 120.000.000,-

Total
Di Konversi Menjadi
Setoran Pokok
Sertifikat Modal koperasi :

Total Simpanan Pokok
Total Simpanan Wajib

(12.000 lembar)

Rp. 30.000.000,Rp. 120.000.000,Rp. 150.000.000,-

(1.000.000 lembar)

Rp. 10.000.000.000,-

SPBU

Rp. 10 M
36
CIRI, FORMAT DAN TATA KELOLA SMK
A.
1.
2.
3.
4.

Ciri
Tanda Bukti Pemilikan
Nilai Nominal (denominasi rupiah-maksimum sama dengan nilai Setoran Pokok)
Atas Nama (Anggota)
Dapat dialihkan kepada anggota lain/Koperasi (sementara)

B. Format
1.
Nama Koperasi yang Menerbitkan SMK (Logo Kop Penerbit)
2.
Seri dan Nomor Urut SMK
3.
Nilai Nominal (Rp dan penyebutannya)
4.
Kolom Nama Anggota
5.
Tempat dan Waktu penerbitan
6.
Tanda Tangan (otorisasi) Pengurus (Direksi/Manajer)
7.
Pengaman (hologram)
C.
1.
2.

Sistem Penyerahan
Secara fisik, dan/atau
Tidak secara fisik (Scriptless-Warkat)

d. Pengelolaan:
1
Dikelola oleh bagian tersendiri di bawah kendaali Bendahara
2
Perencanaan penerbitan, penjualaan, penjatahan, distribusi, penyimpanan, pengalihan
dan balik nama
CONTOH VISUAL SMK
Koperasi Produsen Kopi Lampung
Sertifikat Modal : Seri Perdana, Nomor 1 – 1.000.000

Nominal : Rp 10.000,00 (Sepuluh Ribu Rupiah)
-------------------------------------------------(Nama dan Nomor Anggota)

HOLO
GRAM

Bandar Lampung, 15 April 2013
Pengurus
----------------------Ketua/Dirut/GM

--------------------Bendahara/Dir./Manajer
SANDINGAN
SHU
UU. NO. 25/1992

SISA HASIL USAHA

UU. NO. 17/2012 (BAB VIII)

SELISIH HASIL USAHA:
1. Surplus Hasil Usaha (Pasal 78)
2. Defisit Hasil Usaha (Pasal 79)
JENIS KOPERASI
Pasal 83 (UU.No. 17/2012)
Jenis Koperasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 82 terdiri dari:
a. Koperasi konsumen;
b. Koperasi produsen;
c. Koperasi jasa; dan
d. Koperasi Simpan Pinjam.
SINOPSIS : JENIS KOPERASI
Penyediaan Barang/jasa
kebutuhan anggota dan
Non Anggota

KOPERASI
KONSUMEN

Penyediaan Jasa Kebutuhan
Anggota dan non anggota

KOPERASI
PRODUSEN

Penyediaan layanan SP
hanya Kepada Anggota

KOPERASI
JASA
KOPERASI
SIMPAN
PINJAM (KSP)

Penyediaan Input dan
Pemasaran Hasil
produksi anggota

SEKTOR RiiL

Sektor
MONETER
Jenis Usaha
Sektor Riil

USAHA KOPERASI
SELAIN KSP

Usaha

Keuangan
KOP. SIMP.
PINJAM
KEGIATAN USAHA KOPERASI
Transportasi
Perhotelan,
Kurir
Perdagangan
Eskpor-impor

Usaha

Terbuka

Koperasi

Perbankan

Intermediasi

Simpan
Pinjam
Gadai

Tidak
intermediasi
Leasing
KOPERASI SIMPAN PINJAM
• UU. No. 17/2012 tentang Perkoperasian secara
LANGSUNG mengatur tentang Koperasi Simpan
Pinjam (KSP) pada Pasal 88 yang kemudian
dikaitkan dengan Pasal 122 yang mengatur:
(1) Koperasi yang mempunyai Unit Simpan Pinjam
wajib mengubah Unit Simpan Pinjam menjadi
Koperasi Simpan Pinjam dalam waktu paling lambat
3 (tiga) tahun sejak Undang-Undang ini disahkan
(3) Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang tidak mengubah Unit Simpan Pinjam menjadi
Koperasi Simpan Pinjam dilarang melakukan
kegiatan simpan pinjam.
PERPUTARAN UANG
Sektor Riil

Sektor Keuangan

UANG

Pinjaman

UANG

Angsuran

UANG

Tabungan

UANG

Pengambilan

46
KERAWANAN USP – KOP
Neraca
Induk
Neraca USP KOP
Simpan
an
Simpan
an

MODAL
USP

Anggota
47
Kesulitan Dalam Penjaminan Simpanan
- Untuk mengikuti program penjaminan simpanan
dari Lembaga Penjamin Simpanan, harus ada
kepastian resiko.

- Dalam hal koperasi melaksanakan berbagai
macam kegiatan usaha, maka resiko dalam koperasi
tersebut menjadi ada bermacam – macam jenis
resiko, sehingga resiko terhadap
USP – KOP
menjadi tidak prediktable.

48
Riwayat Pengaturan Simpan Pinjam
UU 25 / 1992
hanya ada 1 pasal
UU 17/2012
Ada 1 BAB

14/15/19/20

351/194
226/227
PP 9/1995

1992

1995

2012
49
Gambar : Basic Spin Off

Proses Pemisahan

Setelah Pemisahan

Koperasi
“ABC”

Unit sektor
Riill

Unit USP

Koperasi
Koperasi
„ABC‟
Induk
Baru

Dipisah (spin off)

Catatan :
KSP = Koperasi Simpan Pinjam dengan BH sendiri
terpisah dari Koperasi Induk

KSP
KSP
KOPERASI SIMPAN PINJAM
UU. No. 17/2012 Pasal 123 mengatur:
• (1) Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
yang telah memberikan Pinjaman kepada nonAnggota wajib mendaftarkan non-Anggota
tersebut menjadi Anggota Koperasi paling lambat 3
(tiga) bulan sejak berlakunya Undang-Undang ini
• (2) Jika non-Anggota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak bersedia menjadi Anggota
Koperasi yang bersangkutan, non-Anggota
tersebut tidak berhak memanfaatkan jasa simpan
pinjam dari Koperasi yang bersangkutan.
• (
KOPERASI SIMPAN PINJAM
Menurut UU No. 17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian Ps. 88 Koperasi simpan pinjam
harus memperoleh izin usaha dari menteri

Kegiatan KSP
sesuai Ps 88 UU
No. 17 Tahun
2012

a
b

c

Menghimpun dana dari anggota;

Memberikan pinjaman kepada
anggota;
Menempatkan dana pada koperasi
simpan pinjam sekundernya.
LANJUTAN…
4) Usaha simpan pinjam adalah
satu satunya usaha Koperasi
Simpan Pinjam. Tidak ada lagi
Unit Simpan Pinjam.
5) Koperasi Simpan Pinjam yang
menghimpun dana dari
anggota harus menyalurkan
kembali dalam bentuk
pinjaman kepada anggota.
6) Koperasi simpan pinjam
dilarang melakukan investasi
usaha pada sektor riil
53
LANJUTAN…
7) Koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam
yang telah memberikan pinjaman kepada nonanggota wajib mendaftarkan non-anggota
tersebut menjadi anggota Koperasi paling lambat
3 (tiga) bulan.
8) Jika non-anggota tidak bersedia menjadi anggota
Koperasi yang bersangkutan, non-Anggota
tersebut tidak berhak memanfaatkan jasa simpan
pinjam dari Koperasi yang bersangkutan.

54
TRANSFORMASI USP MENJADI KSP
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membina dan mendampingi persiapan perubahan
Unit Simpan Pinjam Koperasi menjadi Koperasi
Simpan Pinjam, sehingga sebelum 3 (tiga) tahun
sudah menjadi Koperasi Simpan Pinjam:
1. Bagi Koperasi yang usahanya hanya simpan
pinjam, cukup langsung mengadakan
perubahan anggaran dasar menjadi Koperasi
Simpan Pinjam

55
LANJUTAN…
2. Bagi koperasi yang memiliki usaha sektor riil dan
unit usaha simpan pinjam tetapi usaha sektor
riilnya tidak ekonomis, maka unit sektor riil yang
tidak ekonomis dapat dilikuidasi, dan langsung
melakukan perubahan anggaran dasar menjadi
Koperasi Simpan Pinjam
3. Bagi koperasi yang usaha sektor riil dan unit usaha
simpan pinjam akan terus dipertahankan, maka
unit simpan pinjam melakukan pemisahan
menjadi Koperasi Simpan Pinjam. Dalam hal ini
Badan Hukum Baru dengan alat perlengkapan
organisasi yang baru.

56
KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN
PEMERIKSAAN
1. Berbeda dengan UU No.25/1992, dalam UU
No.17/2012 tentang perkoperasian telah
dicantumkan bab tentang Pengawasan (BAB
XI PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN),
melalui kegiatan pemantauan dan evaluasi.
2. Pengawasan terhadap Koperasi wajib
dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan
para pihak terhadap Koperasi
3. Pengawasan terhadap Koperasi dilakukan
oleh Menteri

57
LANJUTAN…
4. Pengawasan Koperasi Simpan
Pinjam dilakukan oleh Lembaga
Pengawasan Koperasi Simpan
Pinjam
5. Lembaga Pengawasan Koperasi
Simpan Pinjam
bertanggungjawab kepada
Menteri
6. Pembentukan Lembaga
Pengawasan KSP diatur dengan
Peraturan Pemerintah
7. Sebelum Lembaga Pengawasan
KSP terbentuk tugas
Pengawasan dilaksanakan
sesuai amanat PP 9/1995
PENGAWASAN KSP MENURUT PP 9/1995
Pada hakekatnya usaha simpan
pinjam yang dikelola koperasi
melaksanakan fungsi intermediasi,
yaitu:
 Menghimpun dana
 Mengelola dana
 Menyalurkan dana

Harus diatur, diawasi, dinilai
kinerjanya, dan diberi sanksi
TUJUAN PENGAWASAN KSP/USP DAN KJKS/UJKS
SERTA KOPDIT:
1) Mengendalikan KSP/USP dan KJKS/UJKS agar dalam menjalankan
kegiatan operasinya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;
2) Meningkatkan citra dan kredibilitas KSP/USP dan KJKS/UJKS
sebagai lembaga keuangan yang mampu mengelola dana dari
anggota, koperasi lain dan atau anggotanya berdasarkan prinsip
koperasi
3) Menjaga dan melindungi asset KSP/USP dan KJKS/UJKS dari
tindakan penyelewengan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
4) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan KSP/USP
dan KJKS/UJKS terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
5) Mendorong pengelola KSP/USP dan KJKS/UJKS dalam mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien
Ruang lingkup pengawasan KSP:
1) Pengawasan dan pengendalian internal
KSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
2) Pemantauan perkembangan KSP secara
berkala melalui laporan keuangan KSP
yang bersangkutan
3) Pemeriksaan terhadap KSP meliputi
kegiatan organisasi dan usahanya,
termasuk program pembinaan kepada
anggota sesuai Standar Operasional
Manajemen (SOM) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) KSP
4) Penilaian kesehatan KSP sesuai standar
kesehatan KSP yang diatur oleh Menteri
BENTUK PENGAWASAN
1) Menurut Jenisnya
a. Internal
a) Manager
b) Pengurus
c) Pengawas
d) Dewan Pengawas Syariah
b) Eksternal
a) Akuntan Publik
b) Fiskal
c) Pejabat Pengawas (akan
dibentuk Lembaga Pengawas
KSP)
LANJUTAN…
2) Menurut Aktivitasnya
a. Aktif = Pemeriksaan Langsung
b. Pasif = Pemeriksaan Laporanlaporan :
a) Berkala (Bulanan, Triwulanan)
b) Tahunan
c) Prinsip-prinsip Lembaga
Keuangan/Kehati-hatian
d) Pelaksanaan prinsip-prinsip
koperasi
63
OBJEK PENGAWASAN KSP
1)
2)
3)
4)
5)

Aspek organisasi
Aspek Pengelolaan
Aspek Keuangan
Produk dan layanan, dan
Aspek Pembinaan anggota, pengururs,
pengelola, pengawas dan karyawan
PENILAIAN KESEHATAN
Penilaian Kesehatan KSP-USP Koperasi dan KJKS-UJKS
Koperasi serta Kopdit dilakukan melalui pendekatan
kualitatif terhadap aspek :
1) Permodalan
2) Kualitas aktiva produktif
3) Manajemen
4) Efisiensi
5)
6)
7)
8)

Likuiditas
Kemandirian dan pertumbuhan
Jatidiri Koperasi
Prinsip Syariah (Khusus KJKS-UJKS Koperasi)

65
PENJAMINAN SIMPANAN
1.

2.

3.

4.

Koperasi Simpan Pinjam wajib
menjamin Simpanan Anggota
Pemerintah dapat membentuk
Lembaga Penjamin Simpanan
Koperasi Simpan Pinjam untuk
menjamin Simpanan Anggota
Lembaga Penjamin Koperasi Simpan
Pinjam menyelenggarakan program
penjaminan Simpanan bagi
Anggota Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam yang
memenuhi persyaratan dapat
mengikuti program penjaminan
Simpanan
BENTUK SANKSI
1.
2.
3.
4.
5.

Teguran tertulis sekurangkurangnya 2 (dua) kali;
Larangan untuk menjalankan
fungsi sebagai Pengurus dan
Pengawas Koperasi;
Pencabutan izin usaha; dan/atau
Pembubaran oleh Menteri
Ketentuan lebih lanjut mengenai
jenis, tata cara, dan mekanisme
pengenaan sanksi administratif
diatur dalam Peraturan
Pemerintah

67
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
PASAL 121
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Koperasi yang telah didirikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan (tetap) diakui sebagai
Koperasi berdasarkan Undang-Undang ini;
b. Koperasi sebagaimana dimaksud pada huruf (a) wajib
melakukan penyesuaian Anggaran Dasarnya paling
lambat 3 (tiga) tahun sejak berlakunya Undang-Undang
ini;
c. Koperasi yang tidak melakukan penyesuaian
Anggaran Dasar dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada huruf (b) ditindak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (yang
berlaku)
I.

TANTANGAN PASCA UU NO. 17/2012
TENTANG PERKOPERASIAN

Tantangan Dalam Implmentasi :

I. Tantangan Teknis :
1.

Melakukan Sosialisasi dan Penerimaan Gerakan Koperasi atas beberapa aspek,
seperti;
- Nilai, prinsip dan Jati diri Koperasi
- Anggota (pemilik dan pengguna Jasa),
- Kedudukan Pengawas dan Pengurus
- Pelayanan (hany kpd anggota/KSP, anggota dan non anggota Koperasi selain KSPKonsumen, Produsen dan Jasa)
- Istilah-istilah, seperti : SMK-SHU, LPS-KSP dan lainnya

2

Konversi Permodalan Koperasi;

3

Pengalihan USP Koperasi menjadi KSP;

4

Pengawasan KSP oleh Lembaga Pengawas KSP;

5

Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam (LPS-KSP)

6

Pengalihan USP Koperasi menjadi KSP;

7

Perubahan Anggaran dasar (Nama, Modal Koperasi, jenis, kepengurusan, Pengalihan
USP Menjadi KSP)

II. Prubahan cara pandang (mindset) untuk menuju Koperasi ‘sejati’ (genuine coop)
PERAN PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH
 Pada Pasal 112 Undang-Undang
No. 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian adalah:
1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menetapkan kebijakan yang mendorong
koperasi agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik;
2) Dalam
menetapkan
kebijakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pemerintah dan pemerintah daerah
menempuh langkah untuk mendukung
pertumbuhan,
perkembangan,
dan
pemberdayaan
koperasi
bagi
kepentingan anggota.
FASILITASI DAN DUKUNGAN PEMERINTAH
TERHADAP KOPERASI
Sebagimana Pasal 112 Ayat 3 UU No. 17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian

a. Pengembangan kelembagaan dan bantuan pendidikan, pelatihan, penyuluhan,
dan penelitian koperasi;
b. Bimbingan usaha koperasi yang sesuai dengan kepentingan ekonomi anggota;
c. Memperkukuh permodalan dan pembiayaan koperasi;

d. Bantuan pengembangan jaringan usaha koperasi dan kerjasama yang saling
menguntungkan antara koperasi dan badan usaha lain;
e. Bantuan konsultasi dan fasilitasi guna memecahkan permasalahan yang dihadapi
oleh koperasi dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar Koperasi; dan/atau
f. Insentif pajak dan fiskal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
UU17_PERKOPERASIAN
UU17_PERKOPERASIAN

More Related Content

What's hot

Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )Suwondo Chan
 
Makalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariahMakalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariahIffa Tabahati
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...gitathiananda
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlabarusdiman1
 
Pengantar Akuntansi Sektor Publik
Pengantar Akuntansi Sektor PublikPengantar Akuntansi Sektor Publik
Pengantar Akuntansi Sektor PublikSujatmiko Wibowo
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptMAHMUN SYARIF
 
Administrasi dan proses pembiayaan pada bank syariah
Administrasi dan proses pembiayaan pada bank syariahAdministrasi dan proses pembiayaan pada bank syariah
Administrasi dan proses pembiayaan pada bank syariahmas karebet
 
utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2DIANA LESTARI
 
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMI
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMISiklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMI
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMIRani Nurrohmah
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahImba Alfiani
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliringMateri Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliringIbas Ibnu Patriandana
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhMahyuni Bjm
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisAsadCungkring97
 
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 2 Metodologi Pengembangan Sistem Akuntansi
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 2 Metodologi Pengembangan Sistem AkuntansiSISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 2 Metodologi Pengembangan Sistem Akuntansi
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 2 Metodologi Pengembangan Sistem Akuntansimarsiska
 

What's hot (20)

Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
 
Makalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariahMakalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariah
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Materi dasar akuntansi
Materi dasar akuntansi Materi dasar akuntansi
Materi dasar akuntansi
 
Pengantar Akuntansi Sektor Publik
Pengantar Akuntansi Sektor PublikPengantar Akuntansi Sektor Publik
Pengantar Akuntansi Sektor Publik
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
 
Administrasi dan proses pembiayaan pada bank syariah
Administrasi dan proses pembiayaan pada bank syariahAdministrasi dan proses pembiayaan pada bank syariah
Administrasi dan proses pembiayaan pada bank syariah
 
utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2
 
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMI
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMISiklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMI
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMI
 
SESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
SESI 1 Akuntansi Manajemen.pptSESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
SESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariah
 
Presentasi Koperasi
Presentasi KoperasiPresentasi Koperasi
Presentasi Koperasi
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliringMateri Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
 
siklus pendapatan
siklus pendapatansiklus pendapatan
siklus pendapatan
 
Pengauditan saldo kas
Pengauditan saldo kasPengauditan saldo kas
Pengauditan saldo kas
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnis
 
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 2 Metodologi Pengembangan Sistem Akuntansi
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 2 Metodologi Pengembangan Sistem AkuntansiSISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 2 Metodologi Pengembangan Sistem Akuntansi
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 2 Metodologi Pengembangan Sistem Akuntansi
 

Viewers also liked

Paparan deputi bidang pembiayaan kkukm
Paparan deputi bidang pembiayaan kkukmPaparan deputi bidang pembiayaan kkukm
Paparan deputi bidang pembiayaan kkukmfadli readi
 
Contoh format-pembukuan-sederhana
Contoh format-pembukuan-sederhanaContoh format-pembukuan-sederhana
Contoh format-pembukuan-sederhanamochammad rasyiid
 
Uu no 12 tahun 2012 ttg pendidikan tinggi
Uu no 12 tahun 2012 ttg pendidikan tinggiUu no 12 tahun 2012 ttg pendidikan tinggi
Uu no 12 tahun 2012 ttg pendidikan tinggiJoan Mahulae
 
Pembukuan sederhana untuk usaha kecil
Pembukuan sederhana untuk usaha kecilPembukuan sederhana untuk usaha kecil
Pembukuan sederhana untuk usaha kecilrobertlambey
 
Akuntansi koperasi dan umkm
Akuntansi koperasi dan umkmAkuntansi koperasi dan umkm
Akuntansi koperasi dan umkmdianakholifah
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiKppkp Bangil
 

Viewers also liked (8)

Paparan deputi bidang pembiayaan kkukm
Paparan deputi bidang pembiayaan kkukmPaparan deputi bidang pembiayaan kkukm
Paparan deputi bidang pembiayaan kkukm
 
Contoh format-pembukuan-sederhana
Contoh format-pembukuan-sederhanaContoh format-pembukuan-sederhana
Contoh format-pembukuan-sederhana
 
Uu no 12 tahun 2012 ttg pendidikan tinggi
Uu no 12 tahun 2012 ttg pendidikan tinggiUu no 12 tahun 2012 ttg pendidikan tinggi
Uu no 12 tahun 2012 ttg pendidikan tinggi
 
Koperasi vs yayasan
Koperasi vs yayasanKoperasi vs yayasan
Koperasi vs yayasan
 
Contoh Pembukuan Sederhana Dengan Excel
Contoh Pembukuan Sederhana Dengan ExcelContoh Pembukuan Sederhana Dengan Excel
Contoh Pembukuan Sederhana Dengan Excel
 
Pembukuan sederhana untuk usaha kecil
Pembukuan sederhana untuk usaha kecilPembukuan sederhana untuk usaha kecil
Pembukuan sederhana untuk usaha kecil
 
Akuntansi koperasi dan umkm
Akuntansi koperasi dan umkmAkuntansi koperasi dan umkm
Akuntansi koperasi dan umkm
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 

Similar to UU17_PERKOPERASIAN

DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...sadoni
 
Perbedaan uu 17 dg uu 25
Perbedaan uu 17 dg uu 25Perbedaan uu 17 dg uu 25
Perbedaan uu 17 dg uu 25Edy Rahardjo
 
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiPeran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiRully Indrawan
 
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptxdimas115754
 
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kop
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kopPermen kukm nomor 2 th 2017 usp kop
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kopSupri Yanto
 
Mengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasiMengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasikoperindo
 
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIUNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIhenra saragih
 
Aspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesiaAspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesiamailinursal
 
Bahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasiBahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasidhaifadevan
 
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasian
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasianMateri Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasian
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasiansuryaakuntansi
 
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...megiirianti083
 
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasi
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasiPermen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasi
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasiShanti Dewi Mulyaraharjani
 

Similar to UU17_PERKOPERASIAN (20)

DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
 
Perkoperasian-UU172012.ppt
Perkoperasian-UU172012.pptPerkoperasian-UU172012.ppt
Perkoperasian-UU172012.ppt
 
Perbedaan uu 17 dg uu 25
Perbedaan uu 17 dg uu 25Perbedaan uu 17 dg uu 25
Perbedaan uu 17 dg uu 25
 
Lkm vs koperasi new
Lkm vs koperasi newLkm vs koperasi new
Lkm vs koperasi new
 
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiPeran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
 
Materi Permenkop 9 2018.ppt
Materi Permenkop 9 2018.pptMateri Permenkop 9 2018.ppt
Materi Permenkop 9 2018.ppt
 
MATERI.pptx
MATERI.pptxMATERI.pptx
MATERI.pptx
 
Pendirian koperasi
Pendirian koperasiPendirian koperasi
Pendirian koperasi
 
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx
 
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kop
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kopPermen kukm nomor 2 th 2017 usp kop
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kop
 
Mengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasiMengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasi
 
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIUNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
 
Aspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesiaAspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesia
 
Tugas terstruktur 1
Tugas terstruktur 1Tugas terstruktur 1
Tugas terstruktur 1
 
Bahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasiBahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasi
 
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasian
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasianMateri Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasian
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasian
 
Buku tata cara pendirian koperasi
Buku tata cara pendirian koperasiBuku tata cara pendirian koperasi
Buku tata cara pendirian koperasi
 
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...
 
Proses Koperasi
Proses KoperasiProses Koperasi
Proses Koperasi
 
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasi
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasiPermen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasi
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasi
 

Recently uploaded

10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)DenniPratama2
 
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxKartikaFebrianti1
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptMANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptnugrohoaditya12334
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptAkuatSupriyanto1
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptxerlyndakasim2
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 

Recently uploaded (20)

10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
 
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptMANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 

UU17_PERKOPERASIAN

  • 1. POKOK-POKOK PIKIRAN UU. NO. 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN (TINJAUAN YURIDIS AKADEMIS) UPTD. BALAI DIKLAT KOPERASI DAN UMKM PROVINS LAMPUNG Jalan Dr. Susilo No. 39 Telp/Fax. 0721-241655 Bandar Lampung
  • 2. • • • • NAMA TTL. JABATAN ALAMAT > RUMAH : Hendrik N.L. Tobing : Sibolga, 24 Nopember 1963 : Widyaiswara Madya : Jl. Raden Pemuka Perum. BUKIT RAYA Blok C No. 1 Gn. Sulah B. Lampung > KANTOR : Jl. Dr. Susilo No. 39 Pahoman Telp./Fax. 0721-241655 B. Lampung > E-Mail : hendriktobing11@yahoo.com > Follow at Tweeter: @Hendriktobing > Facebook : Hendrik Tobing
  • 3. 4
  • 4. LOGO KOPERASI YANG LAMA Hendrik NL. Tobing 5
  • 5. LOGO KOPERASI YG BARU (PERMENEGKOP NO. 02/PER/M.KUKM/IV/2012, TGL. 17 APRIL 2012) hendrik nl. tobing
  • 6. KINI SUDAH BERGANTI ..... UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Sekarang UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Sebelumnya
  • 7. PENDAHULUAN • Pembangunan perekonomian nasional bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia • Koperasi yang memiliki peran strategis dalam tata ekonomi nasional berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi dalam rangka menciptakan masyarakat yang maju, adil, dan makmur • Pengembangan dan pemberdayaan Koperasi dalam suatu kebijakan Perkoperasian harus mencerminkan nilai dan prinsip Koperasi sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan ekonomi Anggota.
  • 8. PENDAHULUAN • Kebijakan Perkoperasian selayaknya selalu berdasarkan ekonomi kerakyatan yang melibatkan, menguatkan, dan mengembangkan Koperasi sebagaimana amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi • Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian perlu diganti karena sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan hukum dan perkembangan Perkoperasian
  • 9. DASAR PEMBERLAKUAN UU. NO. 17/2012 TENTANG PERKOPERASIAN • Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (30 Oktober 2012). (Pasal 126) • (Oleh karena itu), Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (lagi). (Pasal 124 ayat 1)
  • 10. TOLERANSI PEMBERLAKUAN • Peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502) dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini. (Pasal 124 ayat 2) • Peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang-Undang ini ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan (30 Oktober 2012). (Pasal 125)
  • 11. TUJUAN PEMBERLAKUAN UU. NO. 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN • Undang-Undang ini disusun (dengan tujuan) untuk mempertegas jati diri Koperasi, asas dan tujuan, keanggotaan, perangkat organisasi, modal, pengawasan, peranan Gerakan Koperasi dan Pemerintah, pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan penjaminan Simpanan Anggota Koperasi Simpan Pinjam, serta sanksi yang dapat turut mencapai tujuan pembangunan Koperasi. • (Dengan meng-) Implementasi (-kan) Undang-Undang ini secara konsekuen dan konsisten akan menjadikan Koperasi Indonesia semakin dipercaya, sehat, kuat, mandiri, dan tangguh serta bermanfaat bagi Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. (Baca: PENJELASAN UU. No. 17/2012 ttg Perkoperasian)
  • 12. ESENSI DARI UU N0.17/2012 TENTANG PERKOPERASIAN 1. Sebagai landasan hukum bagi pengembangan ekonomi kerakyatan dan demokrasi ekonomi berdasar Pancasila dan UUD 1945 2. Mempertegas kedudukan Koperasi sebagai badan hukum dan badan usaha atau perusahaan dengan memisahkan kekayaan anggota sebagai modal Koperasi dan adanya tanggung jawab terbatas bagi anggota 3. Peneguhan terhadap landasan ,Azas dan Tujuan Koperasi 4. Pengukuhan terhadap Nilai dan prinsip sebagai jadi diri Koperasi Indonesia serta perubahan cara pandang terhadap koperasi 5. Penguatan (Revitalisasi) - Anggota dan Pelayanan Kepada Anggota - Perangkat Organisasi, khususnya Pengawas dan Pengurus - Jenis dan Usaha Koperasi (jenis Koperasi- Usaha Sektor Riil dan keuangan) - Kreativitas dalam pengembangan instrumen Modal Koperasi - Kualitas Pengawasan (Peningkatan fungsi Pengawasan dan Pembentukan Lembaga Pengawas KSP) - Keamanan terhadap Simpanan Anggota ( dapat dibentuk LPS-KSP) - Peranan Pemerintah dan Pemerintah Daerah - Lembaga Gerakan Koperasi dan Kemandirian Dekopin Adanya Sanksi 6
  • 13.
  • 14. CAKUPAN UU NO.17/2012 TENTANG PERKOPERASIAN TERDIRI DARI 17 BAB 126 PASAL PERINTAH UU.17/12 UNTUK MENGELUARKAN 10 PP 6 PERMEN
  • 15. BAB DALAM UU NO. 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII Bab IX Bab X Bab XI Bab XII Bab XIII Bab XIV Bab XV Bab XVI Bab XVII Ketentuan Umum Landasan, Asas dan Tujuan Nilai dan Prinsip Pendirian, Anggaran Dasar, Perubahan Anggaran Dasar, dan Pengumuman Keanggotaan Perangkat Organisasi Modal Selisih Hasil Usaha dan Dana Cadangan Jenis, Tingkatan, dan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Pengawasan dan Pemeriksaan Penggabungan dan Peleburan Pembubaran, Penyelesaian, dan Hapusnya Status Badan Hukum Pemberdayaan Sanksi Administratif Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup
  • 16. PERATURAN PELAKSANA UU. NO. 17/2012 Peraturan Menteri PeraturanPemerintah 1. Ketentuan mengenai tata cara pemakaian nama Koperasi (Pasal 17 ayat (4) 1. Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan permohonan pengesahan Koperasi sebagai badan hukum (Pasal 10 ayat (5)) 2. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas (Pasal 90 ayat (3)) 5. Ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 95) 3. 6. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembubaran, penyelesaian, dan hapusnya status badan hukum Koperasi (Pasal 111) Ketentuan mengenai pengawasan dan pemeriksaan Koperasi (Pasal 99) 4. 7. Ketentuan mengenai peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta persyaratan dan tata cara pemberian perlindungan kepada Koperasi (Pasal 113 ayat (2)) Ketentuan mengenai penggabungan atau peleburan Koperasi (Pasal 101 ayat (6)) 5. 8. Ketentuan mengenai jenis, tata cara, dan mekanisme pengenaan sanksi administratif (Pasal 120 ayat (3)) 6. Ketentuan mengenai Tata Cara Perubahan Unit Simpan Pinjam menjadi KSP (Pasal 122 ayat (4)) Ketentuang mengenai persyaratan dan kompetensi pengawas dan pengurus KSP (pasal 92 ayat (2) 2. Ketentuan mengenai tata cara pengembangan jenis Koperasi (Pasal 85) 3. Ketentuan mengenai Koperasi berdasarkan prinsip ekonomi syariah (Pasal 87 ayat (4)) 4. Ketentuan mengenai Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 94 ayat (5)) 9. Ketentuan mengenai Modal Koperasi (Pasal 77) 10.Ketentuan mengenai Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 100 ayat (3)
  • 17. BEBERAPA HAL BARU YANG DIATUR DALAM UU NO.17/2012 TENTANG PERKOPERASIAN 1. Pemuatan Nilai dan Prinsip Koperasi yang berlaku secara Internasional (pasal 5 - 6) 2. Pendirian Koperasi dengan Akta Notaris(pasal 9) 3. Nama Koperasi (pasal 17) 4. Anggota Koperasi sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan /pengguna jasa. 5. Keanggotaan Koperasi dicatat dalam Buku Daftar Anggota (pasal 26). Memiliki satu suara satu orang satu suara 9. Pencantuman Jenis Koperasi di dalam AD Koperasi (pasal 82) 10. Jenis Koperasi hanya 4 : Produsen, Konsumen, KSP danJasa (pasal 83). Usaha pada Koperasi harus mendapatkan Ijin usaha (KSP) 11. KSP harus memperoleh izin Usaha, hanya melayani anggota, dapat menjadi peserta program penjaminan simpananKoperasi. Calon anggota harus sudah menjadi anggota (selambatnya 3 bulan) 6. Pengawas dapat mengusulkan dan memberhentikan (sementara) Pengurus (pasal 50) 12. Pemisahan USP dari Koperasi (induknya) menjadi KSP sebagai badan Hukum terpisah 7. Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik anggotamaupun non anggota (pasal 55) 13. Menteri membentuk Lembaga Pengawasan KSP 8. Modal Awal terdiri dari Setoran Pokok (SP) dan Sertifikat Modal Koperasi (SMK) (pasal 66) 14. Pemerintah dapat membentuk Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) KSP 9. Selisih hasil usaha (SHU –Surplus-Defisit) dan penggunaan Cadangan 15. Dewan Koperasi Indonesia (pasal 115) 16. Sanksi
  • 18. SANDINGAN PENGERTIAN KOPERASI UU. NO. 25/1992 (Pasal 1) Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan arang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan UU. NO. 17/2012 (Pasal 1) Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
  • 19. UNSUR-UNSUR YG TERKANDUNG DALAM PENGERTIAN KOPERASI Koperasi : Cooperative : Co Operation : bekerja sama : menolong satu sama lain (to help one anather) : bergandeng tangan (hand in hand) Koperasi berkaitan dengan : • Fungsi Sosial (sebagai mahluk sosial) • Fungsi Politik (sebagai cara meraih tujuan) • Fungsi Ekonomi (sebagai pelaku usaha) • Fungsi Etika (sebagai batasan normatif interaksi sosial)
  • 20. PRINSIP-PRINSIP KOPERASI UU. NO. 25/1992 UU. NO. 17/2012 1.Keanggotaan bersifat sukarela & terbuka 2.Pengelolaan dilakukan secara demokrasi 3.Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal 5.kemandirian 6.Pendidikan Perkoperasian 7.Kerjasama antar koperasi 1. keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka; 2. pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis; 3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi; 4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen; 5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi;
  • 21. LANJUTAN UU. NO. 25/1992 UU. NO. 17/2012 6. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional; dan 7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota. (Pasal: 6)
  • 22. SANDINGAN TUJUAN KOPERASI UU. NO. 25/1992 Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional,dalam rangkamewujudkan masyarakat yang maju,adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 UU. NO. 17/2012 (Pasal 4) Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan
  • 23. NAMA KOPERASI UU. NO. 17/2012 PASAL 17: (1) Koperasi dilarang memakai nama yang: a. telah dipakai secara sah oleh Koperasi lain dalam satu kabupaten atau kota; b. bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan; dan/atau c. sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari yang bersangkutan. (2) Nama Koperasi Sekunder harus memuat kata ”Koperasi” dan diakhiri dengan singkatan ”(Skd)”. (3) Kata “Koperasi” dilarang digunakan oleh badan usaha yang didirikan tidak menurut ketentuan Undang-Undang ini. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemakaian nama Koperasi diatur dalam Peraturan Pemerintah.
  • 24. AKTA PENDIRIAN KOPERASI UU. NO. 17/2012 Pasal 9: (1) Pendirian Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan dengan Akta Pendirian Koperasi yang dibuat bahasa Indonesia. oleh Notaris dalam (2) Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka Akta Pendirian Koperasi dapat dibuat oleh Camat yang telah disahkan sebagai Pejabat Pembuat Akta Koperasi oleh Menteri.
  • 25. SANDINGAN TUGAS PENGAWAS UU. NO. 25/1992 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan penglolaan koperasi. 2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. UU. NO. 17/2012 (PASAL 50 AYAT 1) a. mengusulkan calon Pengurus; b. memberi nasihat dan pengawasan kepada Pengurus; c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan Koperasi yang dilakukan oleh Pengurus; dan d. melaporkan hasil pengawasan kepada Rapat Anggota.
  • 26. SANDINGAN KEWEWENANGAN PENGAWAS UU. NO. 25/1992 UU. NO. 17/2012 (PASAL 50 AYAT 2) 1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi a. menetapkan penerimaan dan penolakan Anggota baru serta pemberhentian Anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar; b. meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari Pengurus dan pihak lain yang terkait; c. mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja Koperasi dari Pengurus; d. memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pengurus dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar; dan e. dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan menyebutkan alasannya. 2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
  • 27. SANDINGAN PENGURUS UU. NO. 25/1992 UU. NO. 17/2012 (PASAL 55 AYAT 1) (1) Pengurus dipilih (1) Pengurus dipilih dari orang Anggota dan ditetapkan perseorangan, baik Anggota oleh Rapat Anggota maupun non-Anggota.
  • 28. PENGURUS UU. NO. 17/2012 (PASAL 56) (1) Pengurus dipilih dan diangkat pada Rapat Anggota atas usul Pengawas. NB. Kaitannya dengan pasa 50 ayat 1 (kewenangan Pengawas)
  • 29. Sandingan : PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI UU NO. 25/1992 UU NO. 17/2012 RAPAT ANGGOTA (RA) RAPAT ANGGOTA (RA) PENGAWAS PENGAWAS (Ketua, Sekretaris dan Anggota) wakil terpilih - - - - - PENGURUS - - - - Eksekutif PENGURUS Alternatif 1 : Dirut dan beberapa Direktur (menurut fungsi usaha) PENGELOLA Alternatif 2 : GM dan beberapa Manager (menurut fungsi usaha)
  • 30. PERMODALAN KOPERASI UU. NO. 25/1992 (1) Modal Koperasi terdiri dari Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib sebagai modal awal koperasi. UU. NO. 17/2012 (PASAL 66 AYAT 1) (1) Modal Koperasi terdiri dari Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi sebagai modal awal. (1) Setoran Pokok dibayarkan oleh Anggota pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan sebagai Anggota dan tidak dapat dikembalikan. (Pasal 67 ayat 1) (1) Setiap Anggota Koperasi harus membeli Sertifikat Modal Koperasi yang jumlah minimumnya ditetapkan dalam Anggaran Dasar. (Pasal 68 ayat 1)
  • 31. SANDINGAN MODAL KOPERASI UU. NO. 25/1992 (1) (2) (3) Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari: a. simpanan pokok; b. simpanan wajib; c. dana cadangan; d.hibah. Modal pinjaman dapat berasal dari: a. anggota; b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya; c. bank dan lembaga keuangan lainnya; d. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; e. sumber lain yang sah. (4) Selain modal ITU Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan.( (5) Ketentuan mengenai pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. UU.NO. 17/2012 Diatur dalam Pasal 66 – 77 : 1) Modal Awal (SP dan SMK) 2) Hibah; 3) Modal Penyertaan; 4) Selain hal di atas Modal Koperasi dapat berasal : a.Anggota; b.Koperasi lainnya dan/atau Anggotanya; c.bank dan lembaga keuangan lainnya; d.penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; dan/atau e.Pemerintah dan Pemerintah Daerah Ketentuan lebih lanjut mengenai modal Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 sampai dengan Pasal 76 diatur dalam Peraturan Pemerintah
  • 32. Modal Organik, Modal dari sumber lain, Modal yang berasal dari anggota dan atau non anggota. Sebagian dapat dikategorikan sebagai modal sendiri (equity), seperti : Sebagai ekuitas : 1. Setoran Pokok dan 2. Sertifikat Modal Koperasi (SMK) Modal yang berasal dari internal badan usaha/perusahaan Koperasi, yaitu : 1. Hibah; MODAL AWAL : 1. a. sebagaian lagi merupakan modal pinjaman (liability) yang berasal dari b. Cadangan yang disisihkan dari Surplus Hasil Usaha (SHU) Selisih Nilai Sertifikat Modal Koperasi (SMK) Modal Penyertaan (quasi ekuitas) 1. Anggota; 2. Koperasi lainnya dan/atau Anggotanya; 3. bank dan lembaga keuangan lainnya; 4. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; dan/atau MODAL KOPERASI Modal Tambahan; Merupakan modal yang dihimpun dari setiap kali penerbitan (ulang) Sertifikat Modal Koperasi (SMK)
  • 33. MODEL KONVERSI (SEDERHANA) UU NO. 25/1992 UU NO. 17/2012 MODAL SENDIRI SIMPANAN POKOK (SP) MODAL SENDIRI SETORAN POKOK (SP) SIMPANAN WAJIB (SW) DAN SETARA SW SERTIFIKAT MODAL KOPERASI (SMK) Modal Organik : CADANGAN Modal Organik : CADANGAN GAIN SMK HIBAH MADAL PENYERTAAN MODAL LUAR HIBAH MODAL PENYERTAAN MODAL LUAR
  • 34. CONTOH KONVERSI Lama Baru 1. Simpanan pokok Rp. 1.000.000.000,- asumsi anggota 10.000, maka simpanan pokok per anggota @ Rp. 100.000,- 1. Setoran pokok @ Rp. 10.000,- maka total setoran pokok sebesar Rp. 1 0.000 x 10.000 = Rp. 100.000.000 Diupayakan nilai setoran pokok besarnya seminimal mungkin untuk membuka peluang masyarakat untuk menjadi anggota koperasi 2. Simpanan wajib Rp. 10.000.000.000,- 2. 3. Cadangan Rp. 7.000.000.000,- 3. Sertifikat modal koperasi = Total Simpanan Wajib + sisa simpanan pokok yang telah dikonversi menjadi setoran pokok yaitu : Rp. 10.000.000.000 + Rp. 900.000.000 = Rp. 10.900.000.000,terdiri dari …… 1.090.000 Lembar SMK @Rp. 10.000,Cadangan Rp. 7.000.000.000,- (tidak boleh dikonversi) Contoh : Si Badu : Status anggota penuh Simpanan pokok = Rp. 100.000,Simpanan wajib = Rp. 100.000.000,4. Simpanan / Tabungan 5. Modal Penyertaan Contoh : Setoran pokok = Sertifikat modal koperasi = Rp. 10.000,Rp. 100.090.000,- Kepemilikan SMK si Badu : Rp. 100.090.000 / 10.000 = 1.009 lembar 4. Bukan modal sendiri / equity, tetapi masuk kewajiban lancar 5. Bukan modal sendiri / equity, tetap kewajiban jangka panjang 35
  • 35. Efektivitas Sertifikat Modal Koperasi Dalam Mengantisipasi Peluang Usaha Koperasi di Kota Malang Anggota Simpanan Pokok Simpanan Wajib : 3.000 orang : @ Rp. 10.000,: : : Total : : Rp. 150.000.000,- : Sertifikat Modal Koperasi Baru : Rp. 30.000.000,: Rp. 120.000.000,- Total Di Konversi Menjadi Setoran Pokok Sertifikat Modal koperasi : Total Simpanan Pokok Total Simpanan Wajib (12.000 lembar) Rp. 30.000.000,Rp. 120.000.000,Rp. 150.000.000,- (1.000.000 lembar) Rp. 10.000.000.000,- SPBU Rp. 10 M 36
  • 36. CIRI, FORMAT DAN TATA KELOLA SMK A. 1. 2. 3. 4. Ciri Tanda Bukti Pemilikan Nilai Nominal (denominasi rupiah-maksimum sama dengan nilai Setoran Pokok) Atas Nama (Anggota) Dapat dialihkan kepada anggota lain/Koperasi (sementara) B. Format 1. Nama Koperasi yang Menerbitkan SMK (Logo Kop Penerbit) 2. Seri dan Nomor Urut SMK 3. Nilai Nominal (Rp dan penyebutannya) 4. Kolom Nama Anggota 5. Tempat dan Waktu penerbitan 6. Tanda Tangan (otorisasi) Pengurus (Direksi/Manajer) 7. Pengaman (hologram) C. 1. 2. Sistem Penyerahan Secara fisik, dan/atau Tidak secara fisik (Scriptless-Warkat) d. Pengelolaan: 1 Dikelola oleh bagian tersendiri di bawah kendaali Bendahara 2 Perencanaan penerbitan, penjualaan, penjatahan, distribusi, penyimpanan, pengalihan dan balik nama
  • 37. CONTOH VISUAL SMK Koperasi Produsen Kopi Lampung Sertifikat Modal : Seri Perdana, Nomor 1 – 1.000.000 Nominal : Rp 10.000,00 (Sepuluh Ribu Rupiah) -------------------------------------------------(Nama dan Nomor Anggota) HOLO GRAM Bandar Lampung, 15 April 2013 Pengurus ----------------------Ketua/Dirut/GM --------------------Bendahara/Dir./Manajer
  • 38. SANDINGAN SHU UU. NO. 25/1992 SISA HASIL USAHA UU. NO. 17/2012 (BAB VIII) SELISIH HASIL USAHA: 1. Surplus Hasil Usaha (Pasal 78) 2. Defisit Hasil Usaha (Pasal 79)
  • 39.
  • 40. JENIS KOPERASI Pasal 83 (UU.No. 17/2012) Jenis Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 terdiri dari: a. Koperasi konsumen; b. Koperasi produsen; c. Koperasi jasa; dan d. Koperasi Simpan Pinjam.
  • 41. SINOPSIS : JENIS KOPERASI Penyediaan Barang/jasa kebutuhan anggota dan Non Anggota KOPERASI KONSUMEN Penyediaan Jasa Kebutuhan Anggota dan non anggota KOPERASI PRODUSEN Penyediaan layanan SP hanya Kepada Anggota KOPERASI JASA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) Penyediaan Input dan Pemasaran Hasil produksi anggota SEKTOR RiiL Sektor MONETER
  • 42. Jenis Usaha Sektor Riil USAHA KOPERASI SELAIN KSP Usaha Keuangan KOP. SIMP. PINJAM
  • 44. KOPERASI SIMPAN PINJAM • UU. No. 17/2012 tentang Perkoperasian secara LANGSUNG mengatur tentang Koperasi Simpan Pinjam (KSP) pada Pasal 88 yang kemudian dikaitkan dengan Pasal 122 yang mengatur: (1) Koperasi yang mempunyai Unit Simpan Pinjam wajib mengubah Unit Simpan Pinjam menjadi Koperasi Simpan Pinjam dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Undang-Undang ini disahkan (3) Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak mengubah Unit Simpan Pinjam menjadi Koperasi Simpan Pinjam dilarang melakukan kegiatan simpan pinjam.
  • 45. PERPUTARAN UANG Sektor Riil Sektor Keuangan UANG Pinjaman UANG Angsuran UANG Tabungan UANG Pengambilan 46
  • 46. KERAWANAN USP – KOP Neraca Induk Neraca USP KOP Simpan an Simpan an MODAL USP Anggota 47
  • 47. Kesulitan Dalam Penjaminan Simpanan - Untuk mengikuti program penjaminan simpanan dari Lembaga Penjamin Simpanan, harus ada kepastian resiko. - Dalam hal koperasi melaksanakan berbagai macam kegiatan usaha, maka resiko dalam koperasi tersebut menjadi ada bermacam – macam jenis resiko, sehingga resiko terhadap USP – KOP menjadi tidak prediktable. 48
  • 48. Riwayat Pengaturan Simpan Pinjam UU 25 / 1992 hanya ada 1 pasal UU 17/2012 Ada 1 BAB 14/15/19/20 351/194 226/227 PP 9/1995 1992 1995 2012 49
  • 49. Gambar : Basic Spin Off Proses Pemisahan Setelah Pemisahan Koperasi “ABC” Unit sektor Riill Unit USP Koperasi Koperasi „ABC‟ Induk Baru Dipisah (spin off) Catatan : KSP = Koperasi Simpan Pinjam dengan BH sendiri terpisah dari Koperasi Induk KSP KSP
  • 50. KOPERASI SIMPAN PINJAM UU. No. 17/2012 Pasal 123 mengatur: • (1) Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam yang telah memberikan Pinjaman kepada nonAnggota wajib mendaftarkan non-Anggota tersebut menjadi Anggota Koperasi paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Undang-Undang ini • (2) Jika non-Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak bersedia menjadi Anggota Koperasi yang bersangkutan, non-Anggota tersebut tidak berhak memanfaatkan jasa simpan pinjam dari Koperasi yang bersangkutan. • (
  • 51. KOPERASI SIMPAN PINJAM Menurut UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Ps. 88 Koperasi simpan pinjam harus memperoleh izin usaha dari menteri Kegiatan KSP sesuai Ps 88 UU No. 17 Tahun 2012 a b c Menghimpun dana dari anggota; Memberikan pinjaman kepada anggota; Menempatkan dana pada koperasi simpan pinjam sekundernya.
  • 52. LANJUTAN… 4) Usaha simpan pinjam adalah satu satunya usaha Koperasi Simpan Pinjam. Tidak ada lagi Unit Simpan Pinjam. 5) Koperasi Simpan Pinjam yang menghimpun dana dari anggota harus menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada anggota. 6) Koperasi simpan pinjam dilarang melakukan investasi usaha pada sektor riil 53
  • 53. LANJUTAN… 7) Koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam yang telah memberikan pinjaman kepada nonanggota wajib mendaftarkan non-anggota tersebut menjadi anggota Koperasi paling lambat 3 (tiga) bulan. 8) Jika non-anggota tidak bersedia menjadi anggota Koperasi yang bersangkutan, non-Anggota tersebut tidak berhak memanfaatkan jasa simpan pinjam dari Koperasi yang bersangkutan. 54
  • 54. TRANSFORMASI USP MENJADI KSP Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membina dan mendampingi persiapan perubahan Unit Simpan Pinjam Koperasi menjadi Koperasi Simpan Pinjam, sehingga sebelum 3 (tiga) tahun sudah menjadi Koperasi Simpan Pinjam: 1. Bagi Koperasi yang usahanya hanya simpan pinjam, cukup langsung mengadakan perubahan anggaran dasar menjadi Koperasi Simpan Pinjam 55
  • 55. LANJUTAN… 2. Bagi koperasi yang memiliki usaha sektor riil dan unit usaha simpan pinjam tetapi usaha sektor riilnya tidak ekonomis, maka unit sektor riil yang tidak ekonomis dapat dilikuidasi, dan langsung melakukan perubahan anggaran dasar menjadi Koperasi Simpan Pinjam 3. Bagi koperasi yang usaha sektor riil dan unit usaha simpan pinjam akan terus dipertahankan, maka unit simpan pinjam melakukan pemisahan menjadi Koperasi Simpan Pinjam. Dalam hal ini Badan Hukum Baru dengan alat perlengkapan organisasi yang baru. 56
  • 56. KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 1. Berbeda dengan UU No.25/1992, dalam UU No.17/2012 tentang perkoperasian telah dicantumkan bab tentang Pengawasan (BAB XI PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN), melalui kegiatan pemantauan dan evaluasi. 2. Pengawasan terhadap Koperasi wajib dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan para pihak terhadap Koperasi 3. Pengawasan terhadap Koperasi dilakukan oleh Menteri 57
  • 57. LANJUTAN… 4. Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dilakukan oleh Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam 5. Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam bertanggungjawab kepada Menteri 6. Pembentukan Lembaga Pengawasan KSP diatur dengan Peraturan Pemerintah 7. Sebelum Lembaga Pengawasan KSP terbentuk tugas Pengawasan dilaksanakan sesuai amanat PP 9/1995
  • 58. PENGAWASAN KSP MENURUT PP 9/1995 Pada hakekatnya usaha simpan pinjam yang dikelola koperasi melaksanakan fungsi intermediasi, yaitu:  Menghimpun dana  Mengelola dana  Menyalurkan dana Harus diatur, diawasi, dinilai kinerjanya, dan diberi sanksi
  • 59. TUJUAN PENGAWASAN KSP/USP DAN KJKS/UJKS SERTA KOPDIT: 1) Mengendalikan KSP/USP dan KJKS/UJKS agar dalam menjalankan kegiatan operasinya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; 2) Meningkatkan citra dan kredibilitas KSP/USP dan KJKS/UJKS sebagai lembaga keuangan yang mampu mengelola dana dari anggota, koperasi lain dan atau anggotanya berdasarkan prinsip koperasi 3) Menjaga dan melindungi asset KSP/USP dan KJKS/UJKS dari tindakan penyelewengan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 4) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan KSP/USP dan KJKS/UJKS terhadap pihak-pihak yang berkepentingan 5) Mendorong pengelola KSP/USP dan KJKS/UJKS dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien
  • 60. Ruang lingkup pengawasan KSP: 1) Pengawasan dan pengendalian internal KSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2) Pemantauan perkembangan KSP secara berkala melalui laporan keuangan KSP yang bersangkutan 3) Pemeriksaan terhadap KSP meliputi kegiatan organisasi dan usahanya, termasuk program pembinaan kepada anggota sesuai Standar Operasional Manajemen (SOM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) KSP 4) Penilaian kesehatan KSP sesuai standar kesehatan KSP yang diatur oleh Menteri
  • 61. BENTUK PENGAWASAN 1) Menurut Jenisnya a. Internal a) Manager b) Pengurus c) Pengawas d) Dewan Pengawas Syariah b) Eksternal a) Akuntan Publik b) Fiskal c) Pejabat Pengawas (akan dibentuk Lembaga Pengawas KSP)
  • 62. LANJUTAN… 2) Menurut Aktivitasnya a. Aktif = Pemeriksaan Langsung b. Pasif = Pemeriksaan Laporanlaporan : a) Berkala (Bulanan, Triwulanan) b) Tahunan c) Prinsip-prinsip Lembaga Keuangan/Kehati-hatian d) Pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi 63
  • 63. OBJEK PENGAWASAN KSP 1) 2) 3) 4) 5) Aspek organisasi Aspek Pengelolaan Aspek Keuangan Produk dan layanan, dan Aspek Pembinaan anggota, pengururs, pengelola, pengawas dan karyawan
  • 64. PENILAIAN KESEHATAN Penilaian Kesehatan KSP-USP Koperasi dan KJKS-UJKS Koperasi serta Kopdit dilakukan melalui pendekatan kualitatif terhadap aspek : 1) Permodalan 2) Kualitas aktiva produktif 3) Manajemen 4) Efisiensi 5) 6) 7) 8) Likuiditas Kemandirian dan pertumbuhan Jatidiri Koperasi Prinsip Syariah (Khusus KJKS-UJKS Koperasi) 65
  • 65. PENJAMINAN SIMPANAN 1. 2. 3. 4. Koperasi Simpan Pinjam wajib menjamin Simpanan Anggota Pemerintah dapat membentuk Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam untuk menjamin Simpanan Anggota Lembaga Penjamin Koperasi Simpan Pinjam menyelenggarakan program penjaminan Simpanan bagi Anggota Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Simpan Pinjam yang memenuhi persyaratan dapat mengikuti program penjaminan Simpanan
  • 66. BENTUK SANKSI 1. 2. 3. 4. 5. Teguran tertulis sekurangkurangnya 2 (dua) kali; Larangan untuk menjalankan fungsi sebagai Pengurus dan Pengawas Koperasi; Pencabutan izin usaha; dan/atau Pembubaran oleh Menteri Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, tata cara, dan mekanisme pengenaan sanksi administratif diatur dalam Peraturan Pemerintah 67
  • 67. BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN PASAL 121 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku: a. Koperasi yang telah didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (tetap) diakui sebagai Koperasi berdasarkan Undang-Undang ini; b. Koperasi sebagaimana dimaksud pada huruf (a) wajib melakukan penyesuaian Anggaran Dasarnya paling lambat 3 (tiga) tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini; c. Koperasi yang tidak melakukan penyesuaian Anggaran Dasar dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf (b) ditindak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (yang berlaku)
  • 68. I. TANTANGAN PASCA UU NO. 17/2012 TENTANG PERKOPERASIAN Tantangan Dalam Implmentasi : I. Tantangan Teknis : 1. Melakukan Sosialisasi dan Penerimaan Gerakan Koperasi atas beberapa aspek, seperti; - Nilai, prinsip dan Jati diri Koperasi - Anggota (pemilik dan pengguna Jasa), - Kedudukan Pengawas dan Pengurus - Pelayanan (hany kpd anggota/KSP, anggota dan non anggota Koperasi selain KSPKonsumen, Produsen dan Jasa) - Istilah-istilah, seperti : SMK-SHU, LPS-KSP dan lainnya 2 Konversi Permodalan Koperasi; 3 Pengalihan USP Koperasi menjadi KSP; 4 Pengawasan KSP oleh Lembaga Pengawas KSP; 5 Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam (LPS-KSP) 6 Pengalihan USP Koperasi menjadi KSP; 7 Perubahan Anggaran dasar (Nama, Modal Koperasi, jenis, kepengurusan, Pengalihan USP Menjadi KSP) II. Prubahan cara pandang (mindset) untuk menuju Koperasi ‘sejati’ (genuine coop)
  • 69. PERAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH  Pada Pasal 112 Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian adalah: 1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan yang mendorong koperasi agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik; 2) Dalam menetapkan kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintah dan pemerintah daerah menempuh langkah untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan pemberdayaan koperasi bagi kepentingan anggota.
  • 70. FASILITASI DAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP KOPERASI Sebagimana Pasal 112 Ayat 3 UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian a. Pengembangan kelembagaan dan bantuan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan penelitian koperasi; b. Bimbingan usaha koperasi yang sesuai dengan kepentingan ekonomi anggota; c. Memperkukuh permodalan dan pembiayaan koperasi; d. Bantuan pengembangan jaringan usaha koperasi dan kerjasama yang saling menguntungkan antara koperasi dan badan usaha lain; e. Bantuan konsultasi dan fasilitasi guna memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh koperasi dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar Koperasi; dan/atau f. Insentif pajak dan fiskal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.