1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
PERMANGANOMETRI
Oleh:
Nama : Happinessa Brilliant Husni
NRP : 103020037
Kelompok :B
Asisten : Nabila Marthia
LABORATORIUM KIMIA ANALITIK
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2011
2. Laporan Praktikum Permanganometri
PERMANGANOMETRI
Oleh :
Happinessa Brilliant Husni
103020037
Intisari
Permanganometri adalah titrasi redoks yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4) sebagai titran. Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi
yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Tujuan percobaan permanganometri
adalah untuk menentukan konsentrasi larutan standar KMnO4 sebagai peniter dengan
menggunakan zat baku primer asam oksalat (H2C2O4.2H2O) serta menentukan konsentrasi sampel
secara permanganometri. Prinsip percobaan permanganometri yaitu berdasarkan reaksi redoks
antara MnO4- dan C2O42- dalam suasana asam dan panas. Titik akhir titrasi ditujnukkan oleh
perubahan warna yangterjadi dari tak berwarna menjadi merah rose.
Berdasarkan hasil pengamatan permanganometri , diperoleh bahwa volume KMnO4 pada
titrasi rata-rata yang dihasilkan dalam pembakuan larutan KMnO4 adalah 4,7 ml, normalitas
KMnO4 didapat 0,26 N 0,3 N. Pada perhitungan sampel, didapat volume titrasi rata-rata 7,65
ml dan normalitas sampel yang diperoleh 0, 07956 N 0,08 N dengan faktor kesalahan 0 %.
Dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan sesuai dengan yang seharusnya karena
memiliki faktor kesalahan sebesar 0 % .
PENDAHULUAN reaksi redoks antara MnO4- dan
C2O42- dalam suasana asam dan
Waktu Percobaan panas. Titik akhir titrasi ditujnukkan
Waktu dan tempat oleh perubahan warna yangterjadi
pelaksanaan percobaan dari tak berwarna menjadi merah
permanganometri adalah pada hari rose.
Jumat, 19 Oktober 2011, pukul 13.00
WIB di Laboratorium Kimia Reaksi Percobaan
Analitik, lantai 4 Gedung Jalak Reaksi percobaan
Harupat. permanganometri , yaitu :
Tujuan Percobaan KMnO4 K+ + MnO4-
Tujuan percobaan Red : 2MnO4- + 16H+ + 10e-
permanganometri adalah untuk 2Mn2+ + 8H2O
menentukan konsentrasi larutan Oks : 5C2O42- 10 CO2 + 10 e- +
standar KMnO4 sebagai peniter 2MnO4- + 5C2O42- +16H+ 2Mn2+ +
dengan menggunakan zat baku 10 CO2 + 8H2O
primer asam oksalat (H2C2O4.2 H2O)
serta menentukan konsentrasi sampel BAHAN, ALAT, DAN METODE
secara permanganometri. PERCOBAAN
Prinsip Percobaan Bahan yang Digunakan
Prinsip percobaan Bahan-bahan yang digunakan
permanganometri yaitu berdasarkan dalam percobaan permanganometri
Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012
4. Laporan Praktikum Permanganometri
H2SO4 , KMnO4, dan sampel.
Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam
percobaan permanganometri adalah
batang pengaduk, buret, botol
semprot, botol timbang, corong kaca,
erlenmeyer, labu takar, kaki tiga,
kawat kasa, kertas saring, klem,
korek api, neraca, pembakar spirtus,
pipet tetes, pipet volumetri, dan
statif.
Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012
7. Laporan Praktikum Permanganometri
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil percobaan pembakuan KMnO4 diperoleh hasil
pengamatan yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembakuan KMnO4
Titrasi ke I II
V akhir 5,8 ml 10,4 ml
V awal 1 ml 5,8 ml
V penggunaan 4,8 ml 4,6 ml
(Sumber : Happinessa Brilliant Husni, Meja 2)
Berdasarkan hasil percobaan penetapan konsentrasi sampel diperoleh hasil
pengamatan yang dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Hasil Pengamatan Penetapan Konsentrasi Sampel
Titrasi ke I II
V akhir 30,2 ml 37,8 ml
V awal 22,5 ml 30,2 ml
V penggunaan 7,7 ml 7,6 ml
(Sumber : Happinessa Brilliant Husni, Meja 2)
Pembahasan didapatkan 0,07956 N 0,08 N
Berdasarkan percobaan sesuai dengan konsentrasi yang
pembakuan KMnO4, H2C2O4.2 H2O seharusnya sehingga besar faktor
ditimbang sebanyak 0,315 gram dan kesalahan sebesar 0 %.
ditambahkan aquadest hingga 100 Batang pengaduk terbuat dari
ml , dilarutkan hingga homogen. kaca tahan panas, digunakan untuk
Setelah homogen, dipipet 10 ml mengaduk cairan. Pada perobaan
dimasukkan ke erlenmeyer dan permanganometri ini batang
ditambahkan 5 ml H2SO4 lalu bilas pengaduk digunakan untuk
dengan aquadest. Kemudian mengaduk ketika melarutkan
dipanaskan hingga letupan pertama, H2C2O4.2H2O (Abynoel, 2008).
tunggu hingga hangat-hangat kuku. Buret berupa tabung kaca
Setelah itu dititrasi dengan larutan bergaris dan memiliki kran di
KMnO4 hingga TAT merah rose. ujungnya. Ukurannya mulai dari 5
Titrasi dilakukan secara duplo dan 10 mL (mikroburet) dengan
dengan KMnO4 sebagai peniter dan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL
H2C2O4.2H2O sebagai titran. dengan skala 0,05 mL. Buret
Didapatkan volume KMnO4 rata-rata berfungsi untuk mengeluarkan
pada titrasi sebanyak 4,7 ml dan larutan dengan volume tertentu yang
konsentrasi KMnO4 didapatkan 0,26 digunakan untuk titrasi. Pada
N 0,3 N mendekati konsentrasi percobaan permanganometri , buret
yang seharusnya, yaitu 0,30 N. digunakan pada proses titrasi
Pada penetapan konsentrasi pembakuan KMnO4 dan titrasi
sampel didapatkan volume KMnO4 sampel (Abynoel, 2008).
rata-rata pada titrasi sebanyak 7,65 Botol semprot berupa botol
ml dan konsentrasi sampel berbahan plastik yang memiliki
Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012
8. Laporan Praktikum Permanganometri
berupa selang panjang pada labu takar, dapat digunakan juga
ujungnya. Botol semprot digunakan untuk menyaring larutan.
untuk menyimpan aquadest untuk Klem digunakan untuk
membilas alat kimia yang digunakan menjepit buret saat proses titrasi.
atau membilas pada proses Statif berfungsi untuk
pengenceran. Pada percobaan menegakkan buret, corong, corong
permanganometri digunakan untuk pisah, dan peralatan gelas lainnya
membilas alat. pada saat digunakan. Pada percobaan
Botol timbang digunakan permanganometri digunakan untuk
untuk menimbang bahan yang menegakkan buret pada proses titrasi
bersifat higroskopis. Biasanya (Abynoel, 2008).
digunakan di dalam menentukan Neraca berfungsi untuk
kadar air suatu bahan. Selain itu menimbang sampel. Zat yang
digunakan untuk menyimpan bahan ditimbang pada percobaan
yang akan ditimbang terutama untuk permanganometri adalah
bahan cair dan pasta. Pada percobaan H2C2O4.2H2O.
permanganometri, alat ini digunakan Pipet tetes dan pipet
untuk menimbang H2C2O4.2H2O volumetri digunakan untuk
(Dwi, 2010). mengambil cairan dengan jumlah
Corong kaca terbuat dari tertentu. Untuk pipet tetes hanya
plastik atau kaca tahan panas dan dapat mengambil cairan dalam
memiliki bentuk seperti gelas jumlah kecil. Sedangkan pipet
bertangkai, terdiri dari corong volumetri dapat mengambil cairan
dengan tangkai panjang dan pendek. sesuai skala pada pipet tersebut. Pada
Cara menggunakannya dengan percobaan permanganometri
meletakkan kertas saring ke dalam digunakan untuk mengambil larutan
corong tersebut. Corong berfungsi baku atau sampel.
untuk menyaring campuran kimia Berdasarkan percobaan
dengan gravitasi. . Pada percobaan penetapan konsentrasi sampel,
permanganometri, alat ini digunakan didapatkan sampel L. Sampel dipipet
pada saat memindahkan KMnO4 ke sebanyak 25 ml, dimasukkan ke
buret dan saat memindahkan erlenmeyer kemudian ditambahkan
H2C2O4.2H2O padat ke labu takar 10 ml H2SO4 2 N dan bilas
(Abynoel, 2008). menggunakan aquadest agar tidak
Erlenmeyer digunakan untuk ada sampel yang masih menempel
wadah titran dalam proses titrasi pada dinding-dinding erlenmeyer,
permanganometri. batang pengaduk, corong, dan botol
Labu takar digunakan untuk timbang. Hal ini harus dilakukan
membuat larutan baku KMnO4. agar meminimalisasi terjadinya
Kaki tiga, kawat kasa, korek kontaminasi atau kelebihan larutan
api, dan pembakar spirtus digunakan karena percobaan ini merupakan
pada proses pemanasan larutan percobaan analisis kuantitatif.
sebelum dititrasi. Sebelum dititrasi larutan
Kertas saring digunakan harus dipanaskan dahulu hingga
untuk menghisap larutan yang letupan pertama karena dengan
menempel pada mulut buret dan adanya pemanasan akan
Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012
9. Laporan Praktikum Permanganometri
mempercepat reaksi. Setelah digunakan dalam larutan netral atau
dipanaskan sebaiknya didinginkan larutan yang bersifat basa dalam
hingga hangat-hangat kuku, jadi kimia organik. Pengasaman kalium
ketika dititrasi larutan titran tidak manganat (VII) cenderung untuk
terlalu panas atau tidak terlalu lebih meningkatkan kekuatan
dingin. destruktif agen pengoksidasi,
Penambahan H2SO4 pada memecah ikatan-ikatan karbon
larutan berfungsi untuk menciptakan (Clark, 2007).
suasana asam dan agar tidak terjadi Kalium permanganat adalah
reaksi samping. Sampel dititrasi oksidator kuat yang dapat bereaksi
hingga TAT berwarna merah rose. dengan suatu reduktor menghasilkan
Kalium permanganat adalah senyawa mangan yang mempunyai
oksidator kuat. Reagen ini dapat bilangan oksidasi yang berbeda-beda
diperoleh degan mudah, tidak mahal, tergantung pada pH larutan (Tim
dan tidak membutuhkan indikator Kimia Analitik, 2000).
dengan nama lain sebagai Larutan kalium manganat
autoindikator, kecuali untuk larutan (VII) selalu dimasukkan ke dalam
sangat encer. Satu tetes 0,1 buret dan larutan yang lain
permanganat memberikan warna ditempatkan dalam labu yang
merah muda yang jelas pada volume diasamkan dengan asam sulfat encer
dari larutan yang biasa digunakan terlebih dahulu. Larutan kalium
dalam titrasi. Warna ini digunakan manganat(VII) menetes kedalam
untuk mengindikasikan kelebihan labu dan menjadikannya tidak
reagen tersebut. Permanganat berwarna. Titik akhir adalah warna
mengalami reaksi kimia yang merah muda permanen yang muncul
bermacam-macam karena mangan pertama kali dalam larutan yang
dapat berada dalam keadaan-keadaan menunjukkan adanya sedikit ion
oksida +2, +3, +4, +5, manganat(VII) berlebih (Clark,
+6, dan +7 (Underwood, 1981). 2007).
Kelemahan kalium Kalium manganat (VII) tidak
permanganat adalah dalam medium dapat digunakan pada titrasi yang
HCl, Cl- dapat teroksidasi, demikian mengandung ion-ion klorida atau
juga larutannya mempunyai bromida yang mana kedua ion
kestabilan yang terbatas (Khopkar. tersebut dapat teroksidasi. Jumlah
2010). kalium manganat(VII) yang tidak
Kalium permanganat sukar diketahui digunakan dalam reaksi
diperoleh secara sempurna murni dan samping, dan pasti hasil titrasi tidak
bebas sama sekali dari mangan akurat. Hal inilah yang menyebabkan
oksida. Selain itu juga, air suling mengapa tidak boleh mengasamkan
yang biasa mengkin mengandung larutan dengan asam klorida.
mangan dioksida serta bukanlah Kalium manganat(VII) bukan standar
suatu larutan baku primer. Kalium primer. Ini berarti bahwa kalium
permanganat distandarisasikan manganat(VII) tidak dapat dibuat
menggunakan natrium oksalat atau untuk menghasilkan larutan stabil
arsen (III) oksida (Bassett, 1989). yang konsentrasinya diketahui
Kalium manganat (VII) biasa dengan akurat. Kalium manganat
Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012
10. Laporan Praktikum Permanganometri
(VII) berwarna kuat dan ini Larutan KMnO4 harus
memungkinkan untuk dilihat ketika disimpan dalam tempat bersih,
kristal yang digunakan dilarutkan berbahan kaca dengan warna gelap
semuanya dan untuk jangka waktu yang sebelumnya telah dibersihkan
yang lama kalium manganat(VII) dengan larutan pembersih kemudian
dapat mengoksidasi air yang terlarut dibilas dengan deionised water
menjadi oksigen (Clark, 2007). (Hamdani, 2011).
Botol larutan kalium Titrasi permanganometri
manganat(VII) selalu memiliki dapat digunakan untuk penentuan
endapan coklat pada bagian atasnya. kadar besi, kalsium, dan hidrogen
Endapan ini adalah mangan(IV) peroksida(Tim Kimia Analitik,2000).
oksida – yang dihasilkan ketika ion Larutan baku adalah larutan
manganat (VII) bereaksi dengan air. yang telah diketahui konsentrasi
Kamu dapat membuat larutan yang secara teliti dan biasanya dinyatakan
kamu mau secukupnya, dan dalam normalitas (N) atau moralitas
kemudian distandarisasi melalui (M). Terdapat dua macam larutan
titrasi. Standarisasi sering kali baku, yaitu larutan baku primer dan
dilakukan dengan larutan asam larutan baku sekunder. Larutan baku
etandioat (asam oksalat), karena primer adalah larutan yang telah
larutan asam etandioat (asam diketahui secara tepat
oksalat) merupakan standar primer konsentrasinya. Contoh larutan baku
(Clark, 2007). primer, diantaranya asam oksalat,
Apabila percobaan dilakukan K2Cr2O7,As2O3, NaCl, dan asam
dalam waktu yang lama, larutan benzoat. Syarat-syarat larutan baku
KMnO4 pada buret yang terkena primer, diantaranya mudah
sinar akan terurai menjadi MnO2 diperoleh, mudah dimurnikan,
sehingga pada titik akhir titrasi akan mudah dikeringkan, dan mudah
diperoleh pembentukan presipitat disimpan dalam keadaan murni, tidak
coklat yang seharusnya adalah higroskopis dan tidak berubah berat
larutan berwarna merah rose. dalam penimbangan di udara, reaksi
Pemberian KMnO4 yang terlalu yang berlangsung dengan pereaksi
cepat pada larutan H2C2O4.2H2O tersebut harus bersifat stoikiometri
yang telah ditambahkan H2SO4 dan dan langsung. Larutan baku sekunder
telah dipanaskan cenderung adalah larutan dimana
menyebabkan reaksi antara MnO4- konsentrasinya ditentukan dengan
dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ + adanya pembakuan menggunakan
2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+ . Pemberian larutan baku sekunder sebelum
KMnO4 yang terlalu lambat pada digunakan, biasanya melalui metode
larutan H2C2O4.2H2O yang telah titimetri. Contoh larutan baku
ditambahkan H2SO4 dan telah sekunder, diantaranya AgNO3,
dipanaskan mungkin akan terjadi KMnO4, Fe(SO4)2. Syarat-syarat
kehilangan oksalat karena larutan baku sekunder, derajat
membentuk peroksida yang kemurniannya lebih rendah dari
kemudian terurai menjadi air. larutan baku primer, mempunyai BE
H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑ yang tinggi untuk memperkecil
(Anonim, 2008). kesalahan penimbangan, dan larutan
Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012
11. Laporan Praktikum Permanganometri
stabil dalam penyimpanan (Rajaki, memahami terlebih dahulu prosedur
2009). percobaan yang akan dilakukan agar
Indikator adalah suatu zat mempermudah dalam pelaksanaan
yang dapat mempercepat proses percobaan. Alat-alat yang digunakan
titrasi sehingga larutan yang awalnya harus dicuci terlebih dahulu sampai
tidak berwarna, dapat berubah warna bersih untuk meminimalisasi
menjadi merah rose. Beberapa tipe kegagalan pada percobaan yang
indikator yang dapat digunakan diakibatkan terkontaminasinya alat-
untuk menandai titik akhir titrasi alat atau sampel yang digunakan
redoks, yaitu : tersebut oleh zat yang masih
a. Autoindikator, indikator sendiri menempel pada alat yang akan
yaitu indikator yang berasal dari digunakan.
perekasinya sendiri. Contoh KMnO4.
b. Indikator spesifik, contoh DAFTAR PUSTAKA
indikator kanji untuk iodium.
c. Indikator redoks, indikator Abynoel.2008. Pengenalan Alat
yang dapat berbeda warna pada Laboratorium.
keadaan tereduksi dan http://abynoel.wordpress.com
teroksidasinya. Contoh asam difenil Akses 22 Oktober 2011.
amin dan feroin (Tim Kimia Anonim. 2008. Permanganometri..
Analitik, 2000). http://id.wikipedia.org. Akses
Syarat pemilihan indikator bagi 18 Oktober 2011
suatu titrasi redoks adalah harus
berubah warna pada atau di dekat Basset, J , et all. 1989. Vogel’s
harga potensial sel titik ekivalensi. Textbook of Quantitative
Contoh untuk titrasi Fe(II) dengan Analysis Fifth Edition.
Ce(IV) titik ekivalen adalah 1,06 V, Longman Scientific &
jadi indikator yang sesuai adalah Technical : New York. (Page:
feroin (Tim Kimia Analitik, 2000). 369)
Clark, Jim.2007. Mangan.
KESIMPULAN DAN SARAN http://www.chem-is-try.org.
Kesimpulan Akses 18 Oktober 2011.
Dari hasil percobaan Hamdani,S. 2011 .Titrasi
permanganometri dapat disimpulkan Permanganometri.
bahwa hasil pengamatan sesuai http://catatankimia.com.
dengan yang seharusnya karena Akses 18 Oktober 2011.
memiliki faktor kesalahan sebesar
0%. Khopkar, S.M.1990.Konsep Dasar
Kimia Analitik, Erlangga :
Saran Jakarta. (Hal. 57).
Sebaiknya dalam melakukan Rajaki, Oktawirandy.2009. Larutan
percobaan ini penguji harus lebih Baku Primer dan
teliti dalam mengamati, menjaga Sekunder.
kebersihan alat dan lingkungan http://rajaki.wordpress.com.
sekitar meja. Sebelum melakukan Akses 18 Oktober 2011.
percobaan, praktikan harus
Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012
12. Laporan Praktikum Permanganometri
S, Badriana Dwi.2010. Botol
Timbang.
http://kimiadahsyat.blogspot.
com. Akses 22 Oktober 2011.
Tim Kimia Analitik.2000. Dasar-
dasar Kimia Analitik.
Universitas Pendidikan
Indonesia : Bandung.
(Hal. 114-116).
Underwood, L.A, R.A. Day, Jr.1986.
Analisa Kimia Kuantitatif
Edisi ke Empat. Erlangga :
Jakarta. (Hal. 286-287).
Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012
13. Laporan Praktikum Permanganometri
LAMPIRAN
I. Perhitungan larutan primer Asam Oksalat
BE H2C2O4.2 H2O =
=
= 63
N H2C2O4.2 H2O =
0,05 =
g = 0,315 gram
II. Perhitungan Pembakuan Larutan KMnO4
4,8 + 4,6
V KMnO4 =
2
= 4,7 ml
(V.N) H2C2O4.2 H2O
N KMnO4 =
V KMnO4
(25.0,05)
= )
4,7
= 0,26 N 0,3 N
Laboratorium Kimia Analitik 2011-2012