1. Analisis Kesulitan Belajar Biologi
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI
POKOK BAHASAN EKOSISTEM PADA SISWA/I KELAS SEMESTER II
DI SMA SWASTA BERSAMA BERASTAGI TAHUN AJARAN 2005/2006
Oleh : Natalia Rosa Keliat
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris tentang kesulitan belajar siswa pada
mata pelajaran biologi pokok bahasan ekosistem pada siswa/i kelas X semester II di SMA Swasta
Bersama Berastagi Tahun ajaran 2005/2006 ditinjau dari ranah kognitif aspek pengetahuan,
pemahaman dan analisa, serta menganalisis faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa tentang
konsep ekosistem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptip.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat kesulitan siswa dalam ranah
kognitif adalah test tertulis dan instrumen yang digunakan untuk menjaring data tentang faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar adalah angket tertutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
siswa/i SMA Swasta Bersama Berastagi Kelas X tidak menunjukkan kesulitan pada aspek C1
(pengetahuan), namun mengalami kesulitan belajar yang sangat tinggi pada aspek C2 (pemahaman)
dengan persen kesalahan mencapai 63,57% dan mengalami kesulitan belajar sangat tinggi pada
aspek C4 (analisa) dengan persen kesalahan mencapai 83%, serta faktor penyebab kesulitan belajar
sangat tinggi disebabkan faktor eksternal siswa yaitu kurangnya kepedulian orang tua terhadap
aktivitas belajar anak, sarana dan fasilitas belajar yang kurang memadai disediakan orang tua serta
metode pembelajaran yang kurang efektif.
PENDAHULUAN
Mata pelajaran Biologi merupakan salah satu bagian dari dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang
mempelajari seluk beluk makhluk hidup mulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ,
individu, populasi, komunitas, bioma, hewan, tumbuhan, protista serta gejala-gejala yang terjadi di
bumi ini baik gejala benda ataupun gejala peristiwa. Siswa yang telah mengalami kegiatan
pembelajaran mata pelajaran Biologi diharapkan mampu memperlihatkan perubahan-perubahan
dalam ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik yang lebih baik dari sebelumnya pada
bidang itu. Dimana ranah kognitif itu sendiri meliputi aspek pengetahuan (knowledge), pamahaman
(comprehension), penerapan, (application)analisis (analysis), sintesa (syntesa), dan evaluasi
(evaluation). Ranah afektif juga meliputi sikap siswa dalam kegiatan belajar.
Perubahan-perubahan dalam ranah kognitif pada bidang Biologi dapat dilihat dari hasil belajar
biologi siswa. Siswa yang tidak mengalami perubahan kognitif dalam pembelajaran biologi dapat
dilihat dari rendahnya atau menurunnya hasil belajar biologi siswa tersebut. Rendahnya nilai atau
hasil belajar siswa tersebut mencerminkan adanya hambatan belajar. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Entang, (1981) bahwa “Siswa yang secara potensial diharapkan memperoleh nilai
yang tinggi, akan tetapi prestasinya masih kurang bahkan mungkin lebih rendah dibanding teman
yang lain yang potensinya lebih kurang dari dirinya. Hal ini dapat dilihat dan dipandang sebagai
indikasi bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan dalam aktivitas belajarnya.” Lebih lanjut Burton
dalam Makmur, (2004) mengatakan bahwa siswa yang menunjukkan kegagalan (failure) tertentu
dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya dikatakan mengalami kesulitan belajar.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis dalam pengajaran dikelas selama pelaksanaan
PPLT (Program Pengalaman Lapangan Terpadu) Semester Ganjil Tahun Ajaran 2005/2006 di SMA
2. Swasta Bersama Berastagi, siswa dalam mengikuti pelajaran Biologi masih mengalami kesulitan
belajar. Hal ini tampak dari nilai ujian harian siswa yang meliputi 3 pokok bahasan yaitu Kerja Ilmiah,
Ruang lingkup biologi dan keanekaragaman hayati yang hanya mendapat nilai rata-rata 4,12 dan
rata-rata nilai tugas yang hanya mencapai 5,016. Padahal pokok bahasan yang diujikan telah
diajarkan berulangkali dan sebelumnya telah diberikan test serta tugas mengenai setiap pokok
bahasan. Berdarkan hasil belajar tersebut penulis ingin mengungkap dan meneliti lebih jauh
penyebab masih minimnya hasil belajar tersebut.
Pokok bahasan Ekosistem merupakan salah satu pokok bahasan yang dipelajari dalam mata
pelajaran Biologi kelas X Semester II Tahun Ajaran 2005/2006. Penulis tertarik untuk menganalisi s
kesulitan-kesulitan SMA Swasta Bersama Berastagi kelas X dalam mempelajari tentang Ekosistem,
karena pokok bahasan ini sangat dekat dengan kehidupan sehari -hari dan dapat dipelajari di alam
terbuka, selain itu hasil pretest pada pokok bahasan ini masih sangat rendah. Oleh karena itu penulis
ingin mengangkatnya menjadi judul “Analisis Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Biologi Pokok Bahasan
Ekosistem Pada Siswa/i Kelas X Semester II Di SMA Swasta Bersamkat a Berastagi Tahun Ajaran
2005/2006”
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
kesulitan belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran biologi pokok bahasan ekosistem pada
ranah kognitif yang meliputi aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis
(C4), Sintesa (C5), Evaluasi (C6) serta faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang meliputi 2 faktor,
yaitu : (1). Faktor internal, yaitu faktor yang terjadi di dalam diri siswa itu sendiri, meliputi a. Faktor
fisiologis (kurang sehat, cacat tubuh), b. Faktor psikologi (intelengensia, minat, motivasi), (2). Faktor
eksternal, yaitu faktor yang terjadi dari luar diri siswa itu, meliputi keluarga, sekolah dan lingkungan
sosial dan masyarakat.
Pembatasan masalah dalam penelitian ini meneliti tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa
SMA Swasta Bersama Berastagi kelas X Semester II berdasarkan hasil test pokok bahasan ekosistem
yang berkaitan dengan ranah kognitif meliputi 3 aspek yaitu, pengetahuan (C1), pemahaman (C2)
dan analisis (C4) serta menganalisis faktor penyebeb kesulitan belajar siswa yang meliputi faktor
internal (minat), faktor eksternal (guru, orang tua dan alat teknologi seperti HP, televisi dan radio)
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah; (1). Apakah siswa kelas X
semester II SMA Swasta Bersama Berastagi Tahun Ajaran 2005/2006 mengalami kesulitan belajar
mata pelajaran biologi pokok bahasan ekosistem pada ranah kognitif yang meliputi aspek
pengetahuan, pemahaman dan analisis. (2). Faktor-faktor apa yang menyebabkan kesulitan siswa
dalam mempelajari konsep ekosistem pada ketiga ranah kognitif tersebut.
Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah; (1). Untuk mendapatkan data empiris tentang
kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran biologi pokok bahasan ekosistem pada siswa kelas x
semester II SMA Swasta Bersama Berastagi Tahun Ajaran 2005/2006 ditinjau dari ranah kognitif
aspek pengetahuan, pemahaman dan analisis. (2). Menganalisis faktor-faktor penyebab kesulitan
siswa dalam mempelajari konsep ekosistem pada ketiga aspek ranah kognitif tersebut.
Manfaat penelitian ini adalah; (1). Sebagai bahan masukan kepada guru khususnya guru bidang
studi biologi untuk mengambil kebijaksanaan dalam mengurangi ataupun mengatasi kesulitan
belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran biologi pokok bahasan ekosistem. (2). Sebagai
bahan masukkan kepada pihak sekolah untuk mau dan mampu mengatasi kesulitan belajar yang
dialami siswa pada bidang studi biologi. (3). Sebagai bahan bacaan yang bermakna mengajar
“Teachnable Text” bagi penulis sehingga mau dan mampu siswa dalam mengurangi ataupun
3. mengatasi kesulitan belajar mata pelajaran biologi pokok bahasan ekosistem sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitan ini dilaksanakan di SMA Swasta Bersama Berastagi yang terletak di jalan Simpang Ujung
aji Berastagi. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April -Juni 2006. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Bersama Berastagi Tahun Ajaran 2005/2006 yang teridiri
dari 3 kelas yang berjumlah 97 orang. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Swasta Bersama Berastagi Tahun Ajaran 2005/2006. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh
data penelitian ini adalah test tertulis dalam bentuk test objektif (pilihan ganda), dan test subjektif
yaitu essai test atau angket tertutup. Prosedur pelaksanaan penelitian; (1). Memberikan pretest
sebelum pengajaran di kelas dimulai, (2). Memberikan postest setelah proses pembelajaran selesai
dilaksanakan oleh guru bidang studi biologi, (3). Memeriksa hasil postest dan dicari tingkat kesulitan
yang dialami siswa berdasarkan persen kesalahan siswa serta daya serap siswa dalam aspek
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), analisis (C4), (4). Siswa yang memperoleh nilai di bawah 60 lalu
diberikan angket untuk melihat faktor penyebab kesulitan belajar siswa, (5). Mencari persentase
angket dari tiap item.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari data tabel dibawah ini diketahui bahwa siswa tidak mengalami kesulitan belajar pada aspek
pengetahuan (C1) ditunjukkan dengan daya serap siswa mencapai 76,55% dan kesalahan menjawab
soal hanya 23,45%, namun siswa mengalami kesulitan belajar yang sangat tinggi pada aspek C2
(pemahaman) dengan persen kesalahan menjawab soal mencapai 63,57% dan daya serap hanya
36,43% yang terdapat pada sub pokok bahasan suksesi, tipe ekosistem, pencemaran udara dan daur
biogeokimia. Pada aspek C4 siswa mengalami kesulitan belajar yang sangat tinggi dengan persen
kesalahan menjawab soal mencapai 83% dengan daya serap hanya 17% pada sub pokok bahasan
tipe ekosistem, piramida energi, dan pencemaran udara. Hal ini dapat menyebabkan tidak
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru pada pokok bahasan ekosistem.
Tabel 1. Pengelompokkan skor siswa pada setiap item test yang mengandung aspek pengetahuan,
pemahaman dan analisis (N= 97 siswa)
No Kriteria Nomor item Skor Skor total
1. C1 (Pengetahuan) 1 94 594
2 62
3 76
7 68
12 80
13 62
16 82
18 70
2. C2 (Pemahaman) 4 34 212
5 39
8 19
4. 9 48
14 29
17 52
3. C4 (Analisis) 6 16 66
10 19
11 22
15 9
Berdasarkan hasil angket, faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam belajar biologi pokok
bahasan ekosistem tersebut disebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas
belajar anak. Hal ini dapat dilihat dari persepsi siswa terhadap pernyataan tentang “apakah orang
tua membantu memecahkan masalah pelajaran biologi pokok bahasan ekosistem dirumah”,
diketahui 29 siswa (50,88%) menjawab bahwa orang tua mereka tidak pernah membantu
memecahkan masalah pelajaran biologi pokok bahasan ekosistem dirumah. Dan 16 siswa(28.07%)
yang menyatakan bahwa orang tua tidak pernah menganjurkan agar anak membaca buku biologi.
Dapat dikatakan bahwa orang tua mereka kurang peduli terhadap aktivitas belajar anak dirumah.
Padahal faktor perhatian dan bimbingan orang tua memegang peranan penting dalam keberhasilan
siswa dalam belajar. Pada hasil angket juga di dapatkan data bahwa 21 orang (36,842%) menyatakan
bahwa orang tua meraka tidak pernah menyediakan fasilitas belajar yang mendukung proses belajar
biologi pokok bahasan ekosistem. Hal ini dapat disebabkan penghasilan orang tua yang minim
karena mayoritas pekerjaan orang tua mereka (80,70%) adalah petani.
Faktor penyebab kesulitan siswa dalam mepelajari konsep ekosistem tersebut juga disebabkan
oleh metode pembelajaran yang kurang efektir. Hal ini dapat dilihat dari persepsi siswa tentang guru
diketahui 22 siswa (38,6%) menyatakan guru tidak pernah membawa siswa ke lapangan setelah
menerangkan pokok bahasan ekosistem. Ekosistem merupakan studi tentang interaksi produsen,
konsumen, faktor abiotik dan biotik sehingga harus banyak berhubungan dengan lingkungan sekitar
untuk menambah wawasan pengetahuan siswa. Hal ini dapat juga disebabkan oleh terbatasnya
waktu yang tersedia untuk menerangkan pokok bahasan ekosistem.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Siswa SMA Swasta Bersama Berastagi Kelas X Semester II Tahun Ajaran 2005/2006 tidak
mengalami kesulitan belajar pada pokok bahasan ekosistem aspek C1 (pengetahuan)
2. Siswa SMA Swasta Bersama Berastagi Kelas X Semester II Tahun Ajaran 2005/2006 mengalami
kesulitan belajar sangat tinggi pada aspek C2 (pemahaman) dengan persen kesalahan mencapai
63,57% pada sub pokok bahasan tipe ekosistem, suksesi, daur biogeokimia dan pencemaran udara
3. Siswa SMA Swasta Bersama Berastagi Kelas X Semester II Tahun Ajaran 2005/2006 mengalami
kesulitan belajar sangat tinggi pada aspek C4 (analisis) dengan persen kesalahan mencapai 83% pada
sub pokok bahasan tipe ekosistem, piramia energi dan pencemaran udara.
4. Berdasarkan hasil angket terlihat faktor penyebab kesulitan belajar biologi pokok bahasan
ekosistem sangat tinggi yang dialami siswa SMA Swasta Bersama Berastagi Kelas X Tahun Ajaran
2005/2006 adalah kurangnya kepedulian orang tua terhadap aktivitas belajar anak (50,88%), metode
pembelajaran yang kurang efektif (38,6%), sarana belajar yang kurang memadai (36,842%)
5. SARAN
1. Diperlukan peningkatan perhatian serta kepedulian orangtua terhadap aktivitas belajar anak
2. Diperlukan peningkatan komunikasi antara orang tua dan anak tentang aktivitas belajar anak di
sekolah
3. Diperlukan peningkatan metode pembelajaran untuk mengajarkan konsep ekosistem seperti
mengadakan praktikum lapangan
4. Diperlukan penelitian eksperimental lebih lanjut untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
serta analisa pada teori ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Cetakan kedua, Penerbit
Rineka Cipta
Anwar, A., (1986), Ringkasan Biologi, Penerbit Ganeca Exact Bandung, Bandung
Arikunto, S., (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
(1988), Penilaian Program Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
BIMA., (2002), Model Soal Try Out UMPTN 2002, Medan
Entang, M., (1981), Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial, Depdikbud, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2005), Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitan Kependidikan, FMIPA Unimed
Hasibuan, A.B., (2000), Cara Belajar yang Efektif, Medan
Makmur, A., (2004), Psikologi Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Naughton, S.J.Mc., dan Wolf, L.L., (1992), Ekologi Umum, Edisi Kedua, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Poewadarminta, W.J.S., (1985), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta
Raharwani, (2000), Skripsi Analisis Kesulitan Mengoperasikan Bilangan Dalam Menyelesaikan Soal -
soal Konsentrasi Larutan Pada Mata Pelajaran Kimia SMU II Medan, SKIP UMN
Riyanto, A.A., (2003), Taksonomi Tujuan Instruksional, Panitia Kegiatan Lokakarya, Program Applied
approach bagi dosen baru, UPI, Bandung
Sholeh, Y.a.i., (1988), Perspektif Pendidikan Anak Gifted, Depdikbud, Jakarta
Soetjipta, (1992), Dasar-dasar Ekologi Hewan, Depdikbud, Yogyakarta
6. Sumantri, (2000), Minat dan Bakat, Penerbit Rineka Cipta
Sunardi, (2000), Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Berkesulitan Belajar dengan Pendekatan
Edukatif dan Medis, Jurnal Ilmu Pendidikan, 338 : 150-160
Supadmo, G., (1994), Biologi Untuk Kelas I Cawu 3, Penerbit Intan Pariwara, Jakarta
Surahkmad, W., (1982), Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung
Surapranata, S., (2004), Panduan Penulisan Test Tertulis, Implementasi Kurikulum 2004, Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung
Syamsuri, I., dkk, (2004), Biologi Untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
Walgito, (1981), Bimbingan dan Penyuluhan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta