Laporan ini membahas sistem kerja di PT. PLN Distribusi Jawa Timur dan melakukan analisis data penjualan pemakaian listrik sektor rumah tangga. Tujuannya adalah mempelajari sistem kerja PT. PLN serta memprediksi pemakaian listrik rumah tangga di masa depan dengan metode time series.
1. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Persaingan yang terjadi dalam dunia kerja dewasa ini semakin tinggi.
Seperti diketahui bahwa dunia kerja merupakan dunia yang syarat akan
persaingan dan keterampilan. Fakta di lapangan membuktikan bahwa masih
banyak para sarjana muda yang belum juga mendapatkan pekerjaan. Hal ini
mengisyaratkan bahwa, untuk dapat menembus pasar kerja saat ini, maka
ada banyak hal yang harus di perhatikan (Hakim, 2012). Salah satunya
adalah kualitas sumber daya manusia yang dapat dilihat dari faktor
pengalaman, keterampilan kerja, dan kedisiplinan. Salah satu upaya
peningkatan sumber daya manusia khususnya dalam pendidikan perguruan
tinggi adalah melalui program Praktek Kerja Lapangan yang merupakan
sarana penting bagi pengembangan diri dalam dunia kerja.
Praktek Kerja Lapangan adalah kegiatan nyata di lapangan (industri,
instansi, atau badan usaha lain) untuk memperoleh pemahaman dan
keterampilan yang dilaksanakan dalam periode waktu tertentu, sehingga
dapat meningkatkan profesionalisme para mahasiswa sesuai dengan disiplin
ilmunya. Mata kuliah Praktek Kerja Lapangan diambil sebagai salah satu
cara atau usaha untuk mendidik mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa
dapat memiliki pengalaman untuk menerapkan ilmu yang telah didapat
dibangku kuliah ke dalam dunia kerja sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi perkembangan mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebaik
mungkin sebelum memasuki dunia kerja.
Sesuai dengan uraian tersebut, maka penulis memilih PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur sebagai tempat untuk pelaksanaan PKL.
Hal ini disebabkan karena PT. PLN (Persero) merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang menyediakan listrik bagi masyarakat di
Indonesia sehingga PT. PLN (Persero) turut berkontribusi dalam
kelangsungan hidup masyarakat. Selain itu PT. PLN (Persero) merupakan
2. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
2
Badan Usaha Milik Negara yang telah lama berdiri dan merupakan salah
satu perusahaan besar di Indonesia, sehingga PT. PLN (Persero) dapat
diketahui telah memiliki sistem niaga yang baik dan layak untuk dipelajari.
PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan penyedia listrik selalu
berhubungan erat dengan masyarakat, karena listrik merupakan produk yang
selalu dibutuhkan masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Berbagai layanan
yang terdapat di PT. PLN (Persero) khususnya pada divisi Niaga adalah
Pemasangan Listrik Prabayar, Pemasangan Listrik Pasca Bayar, Permintaan
Pelayanan Migrasi Listrik, Pelayanan Permintaan Perubahan Daya,
Pelayanan Permintaan Perubahan Nama Pelanggan, Permintaan Perubahan
Golongan Tarif, dan Permintaan Penyambungan Sementara. Divisi Niaga
memegang peranan yang cukup penting karena divisi Niaga merupakan
divisi yang berhubungan langsung dengan masyarakat, mulai dari
pemasangan listrik baru, perubahan daya, perubahan golongan tarif,
perubahan nama pelanggan hingga mengurus tagihan yang harus dibayarkan
oleh pelanggan.
Kebutuhan listrik di Propinsi Jawa Timur semakin meningkat setiap
tahunnya seiring dengan meningkatnya jumlah pusat perbelanjaan, gedung
perkantoran hingga bisnis properti di Propinsi Jawa Timur. Kebutuhan
listrik masyarakat pada sektor rumah tangga pun turut meningkat akibat
semakin tingginya konsumsi masyarakat terhadap barang-barang elektronik.
Hal ini mengakibatkan pemakaian listrik di Jawa Timur turut meningkat,
yang berarti guna memenuhi dan mengetahui kebutuhan listrik masyarakat
di Jawa Timur, PT. PLN (Persero) Distribusi Jatim harus terus memantau
laju pertumbuhan kebutuhan listrik masyarakat setiap tahunnya sehingga
kebutuhan listrik masyarakat Jawa Timur dapat diprediksi dengan tepat dan
diharapkan kebutuhan listrik masyarakat untuk tahun-tahun mendatang akan
terus terpenuhi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk
menganalisis dan melakukan forecasting (prediksi atau peramalan)
pemakaian kwh sektor rumah tangga yang akan dibahas dalam laporan PKL,
dengan judul “Analisis Data Penjualan Pemakaian Kwh PT. PLN (Persero)
3. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
3
Distribusi Jawa Timur untuk Sektor Rumah Tangga dengan menggunakan
metode Time Series”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan permasalahan dalam
laporan ini sebagai berikut
1. Bagaimana sistem kerja yang terdapat di PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur?
2. Bagaimana tren data penjualan pemakaian kwh PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur sektor rumah tangga?
3. Bagaimana model terbaik dan hasil forecasting untuk data penjualan
pemakaian kwh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur sektor rumah
tangga?
1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan memiliki dua tujuan, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus yang dijelaskan sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui sistem kerja di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur pada
divisi Niaga.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui cara dan langkah-langkah dalam analisis time series untuk
menentukan tren dari data penjualan pemakaian kwh PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur untuk sektor rumah tangga.
2. Mengetahui model terbaik dari data penjualan pemakaian kwh PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur dan hasil forecasting pemakaian kwh
sektor rumah tangga untuk beberapa bulan ke depan.
1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Merupakan sarana untuk meningkatkan, memperluas dan mengaplikasikan
teori yang telah diterima di bangku kuliah.
4. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
4
2. Melatih agar tanggap dan peka dalam menghadapi situasi dan kondisi yang
tidak selalu sama antara teori dan praktik di lapangan.
3. Mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan terutama yang berhubungan
dengan sistem manajemen perusahaan.
4. Memperoleh pengalaman yang sangat berharga dan tambahan wawasan
ilmu sebagai pelajaran mengenai sistem manajemen perusahaan yang
bergerak di bidang Perseroan.
1.4.2 Manfaat Bagi Program Studi dan Universitas
1. Sebagai salah satu upaya dalam memberikan pengetahuan yang tidak
diberikan dalam perkuliahan.
2. Sebagai pengenalan bagi mahasiswa terhadap dunia kerja dan instansi
terkait dengan peningkatan kreatifitas.
3. Sebagai tolok ukur pencapaian kinerja program studi Statistika Universitas
Airlangga
4. Sebagai bahan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran oleh instansi
tempat PKL.
5. Sebagai jembatan antara program studi dan instansi untuk menjalin
kerjasama antara program studi dengan instansi tempat dilaksanakan PKL.
1.4.3 Manfaat Bagi Instansi Tempat PKL
1. Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi untuk menentukan kebijakan
perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan hasil pengkajian dan
analisis yang dilakukan mahasiswa selama PKL.
2. Adanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia
industri/perusahaan.
3. Adanya rasa memberi dan menerima dalam bidang wawasan dan ilmu
pengetahuan antara mahasiswa dan instansi tempat PKL berlangsung.
4. Diharapkan setelah berlangsungnya PKL akan timbul hubungan timbal
balik yang baik antara mahasiswa dan instansi tempat PKL dilaksanakan.
5. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT. PLN (Persero)
Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di
Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang
bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik
untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942−1945 terjadi peralihan
pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah
Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada
Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI
Pusat yang berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan
perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan
Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1
Januari 1965. Pada saat yang sama, dua perusahaan negara yaitu Perusahaan
Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan
Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum
Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
(PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka
6. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
6
sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam
menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.
(Anonim, 2011)
2.1.1. Sejarah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
PT. PLN (Persero) dibagi menjadi dua yaitu Bagian
Pembangkit seperti Pembangkit Jawa Bali (PJB) dan Bagian
Pendistribusi, misalnya PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu
unit pelaksana induk dibawah PT. PLN (Persero) yang merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk sebagai
Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum
(PIUKU) melalui Undang- undang Nomor 30 tahun 2009. Pendirian
PT. PLN (Persero) Disjatim diawali pada tanggal 23 Oktober 1973,
berdasarkan Keputusan Direksi PLN Nomor 054/DIR/73, nama PLN
eksploitasi diubah menjadi PLN Distribusi I atau Pembangkitan I,
kemudian berdasarkan Keputusan Direksi PLN nomor 012/DIR/1976
tanggal 25 Pebruari 1976 diubah menjadi PLN Wilayah XII.
Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor: 042/DIR/1982 tanggal 3 Juli
1982, nama PLN Wilayah XII diubah menjadi PLN Disjatim dengan
tugas mengelola pendistribusian tenaga listrik di Jawa Timur.
PT. PLN (Persero) Disjatim yang berlokasi di Jl. Embong
Trengguli 19−21 Surabaya ini, bergerak dalam bidang distribusi dan
penjualan tenaga listrik. Faktor-faktor (hal penting) yang menjadi
kunci sukses antara lain:
a. Distribusi yang efisien, andal dan berkualitas
b. Pelayanan sebelum menjadi pelanggan (kemudahan, kecepatan
dan kepastian pelayanan)
c. Pelayanan saat menjadi pelanggan (respon time dan recovery
time).
Wilayah usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
dibagi menjadi 16 area kerja dimana masing-masing area kerja
7. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
7
dibagi lagi menjadi beberapa rayon tergantung dari area kerja
masing-masing dan jumlah total seluruh rayon adalah 114 yang
melayani wilayah administrasi propinsi Jawa Timur. Area kerja
tersebut diantaranya:
1. Area Pelayanan & Jaringan Surabaya Selatan
2. Area Pelayanan & Jaringan Surabaya Utara
3. Area Pelayanan & Jaringan Surabaya Barat
4. Area Pelayanan & Jaringan Malang melayani Kota Malang,
Kota Batu dan Kabupaten Malang.
5. Area Pelayanan & Jaringan Pasuruan melayani Kota
Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan dan
Kabupaten Probolinggo.
6. Area Pelayanan & Jaringan Kediri melayani Kota Kediri,
Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung dan
Kabupaten Blitar.
7. Area Pelayanan & Jaringan Mojokerto melayani Kota
Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk dan
Kabupaten Mojokerto.
8. Area Pelayanan & Jaringan Madiun melayani Kota Madiun,
Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten
Madiun.
9. Area Pelayanan & Jaringan Jember melayani Kabupaten
Jember dan Kabupaten Lumajang.
10. Area Pelayanan & Jaringan Bojonegoro melayani Kabupaten
Bojonegoro, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Tuban.
11. Area Pelayanan & Jaringan Banyuwangi melayani
Kabupaten Banyuwangi.
12. Area Pelayanan & Jaringan Pamekasan melayani Kabupaten
Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep dan
Kabupaten Bangkalan.
13. Area Pelayanan & Jaringan Situbondo melayani Kabupaten
Situbondo dan Kabupaten Bondowoso.
8. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
8
14. Area Pelayanan & Jaringan Gresik melayani Kabupaten
Gresik sampai Kecamatan Bawean.
15. Area Pelayanan & Jaringan Sidoarjo melayani Kabupaten
Sidoarjo.
16. Area Pelayanan & Jaringan Ponorogo melayani Kabupaten
Ponorogo, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Pacitan.
(Anonim, 2011)
2.2. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero)
Berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor 012.K/ 010/
DIR/ 2003 tanggal 16 Januari 2003, dengan susunan organisasi:
a. General Manager
b. Bidang yang tediri atas:
1. Perencanaan
2. Operasi atau Distribusi
3. Niaga
4. Keuangan
5. Sumber Daya Manusia dan Organisasi
c. Audit Internal
d. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ)
e. Area Pelayanan (AP)
f. Area Jaringan (AJ)
g. Area Pengatur Distribusi
9. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
9
2.2.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
2.3. Kegiatan Produksi
PT. PLN (Persero) mendistribusikan energi listrik ke seluruh wilayah
di Indonesia. Energi listrik tersebut diproduksi di pembangkit-pembangkit
seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTG, PLTGU, PLTS dengan berbagai latar
belakang bahan bakar penggerak yang berbeda. Energi listrik tersebut
selanjutnya masuk ke dalam Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) dengan cakupan tegangan 500 kV dan Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) dengan cakupan tegangan 150 kV sebagai sarana penghantar
untuk memasok energi listrik tersebut kepusat-pusat beban yaitu Gardu
Induk.
Dari Gardu Induk energi listrik kemudian ditransfer ke Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) yang berpusat pada sistem trafo-trafo
distribusi yang bertegangan 20 kV dan selanjutnya ditransfer ke Saluran
Udara Tegangan Rendah yang berakhir pada Sambungan Rumah (SR) atau
konsumen yang bertegangan 220 V.
General Manager
Manager
Perencanaan
Deputi Manager
Perencanaan
Usaha
Deputi Manager
Sistem Kelistrikan
Deputi Manager
Teknologi
Informasi
Manager
Distribusi
Deputi Manager
Pengembangan
Operasi Sistem
Deputi Manager
Pengendalian
Operasi Sistem
Deputi Manager
Metering
Deputi Manager
Efisiensi &
Keandalan Sistem
Distribusi
Manager Niaga
Deputi Manager
Pelayanan
Pelanggan
Deputi Manager
Mekanisme Niaga
Deputi Manager
Strategi
Pemasaran
Deputi Manager
Revenue
Assurance (Revas)
Manager SDM &
Organisasi
Deputi Manager
Pengembangan
SDM
Deputi Manager
Administrasi SDM
Deputi Manager
Tenaga Kerja &
Organisasi
Manager
Keuangan
Deputi Manager
Keuangan
Deputi Manager
Pendapatan
Deputi Manager
Akuntansi
Deputi Manager
Anggaran
10. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
10
Berdasarkan urutan deskriptif diatas, masing-masing proses
mempunyai kendala yang harus diselesaikan dengan berbagai solusi teknis
dan sosial. Adapun rincian proses produksi listrik tersebut meliputi:
1. Proses Pembebasan Lahan dan Right of Way (ROW)
2. Proses Investigasi Struktur Tanah (Soil Investigation)
3. Proses Perencanaan Konstruksi Pembangkit, Transmisi, Gardu Induk
dan Distribusi
4. Proses Pelelangan Pekerjaan (Procurement)
5. Proses Pelaksanaan Pekerjaan (Construction)
6. Proses Pengawasan Pekerjaan (Quality Control dan Quality Assurance)
7. Proses Produksi Energi (Energi Production)
8. Proses Distribusi (Distribution)
9. Proses Pemeliharaan dan Operasional
11. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
11
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur Jl. Embong Trengguli 19−21 Surabaya dengan waktu
pelaksanaan dimulai pada tanggal 27 Januari 2014 hingga 21 Februari 2014,
pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB.
3.2 Materi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Minggu
ke-
Hari/Tanggal Divisi Materi & Kegiatan
1
Senin, 27 Januari 2014
SDM
(Sumber
Daya
Manusia)
Pengenalan diri,
pengenalan divisi-divisi,
mengenal struktur
organisasi , serta update
data pegawai, termasuk
menyusun dosir pegawai.
Selasa, 28 Januari 2014
Update data pegawai pada
seksi pengembangan &
pengelolaan data pegawai
termasuk menyusun dosir
(surat mutasi, sertifikat
diklat, dan data-data lain)
dari pegawai.
Rabu, 29 Januari 2014
Kamis, 30 Januari 2014
Jumat, 31 Januari 2014 Hari Libur Nasional
2 Senin, 3 Februari 2014
SDM
(Sumber
Daya
Manusia)
Update data pegawai pada
seksi pengelolaan data
pegawai , termasuk
menyusun dosir pegawai.
12. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
12
Selasa, 4 Februari 2014
Update data pegawai pada
seksi pengembangan dan
organisasi, termasuk scan
dan rename sertifikat diklat
pegawai.
Rabu, 5 Februari 2014
Kamis, 6 Februari 2014
NIAGA
Pengenalan singkat tentang
PLN, area-area distribusi
Jawa Timur, dan
pengenalan tentang divisi
Niaga.
Jumat, 7 Februari 2014
Pengenalan divisi Niaga
lebih lengkap dan sistem
kerja pada divisi Niaga.
3
Senin, 10 Februari 2014
Pengenalan lebih lengkap
mengenai sistem kerja pada
divisi Niaga, yakni proses
pemasangan listrik baru,
tambah daya, pembacaan
meter, pembuatan
rekening, pembukuan,
penagihan hingga
pengawasan kredit.
Selasa, 11 Februari 2014
Pengenalan mengenai sub-
bidang Pemasaran di divisi
Niaga, serta mengenal
berbagai jenis laporan yaitu
laporan penjualan listrik,
laporan tambah daya
listrik, hingga laporan
piutang penjualan
Rabu, 12 Februari 2014
Kamis, 13 Februari 2014
Jumat, 14 Februari 2014 Pengenalan mengenai sub-
bidang Mekanisme Niaga4 Senin, 17 Februari 2014
13. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
13
Selasa, 18 Februari 2014 di divisi Niaga.
Rabu, 19 Februari 2014
Bimbingan pembuatan
tema laporan PKL
Kamis, 20 Februari 2014
Bimbingan pembuatan
laporan PKL, termasuk
mengunduh data penjualan
kwh setiap bulan.
Jumat, 21 Februari 2014
14. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
14
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1 Sistem Kerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu” (Hartono, 1999:2). Sistem kerja merupakan
susunan antara tata kerja dengan prosedur yang menjadi satu sehingga
membentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan unsur stabilitas dan fleksibilitas.
PT. PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara juga memiliki
sistem kerja dengan kedua unsur tersebut. Niaga sebagai salah satu divisi
pada PT. PLN (Persero) memiliki peranan penting dalam pengelolaan
administrasi perusahaan. Divisi Niaga dipimpin oleh seorang Manajer Niaga
yang dibantu oleh para Deputi Manajer. Deputi Manajer Niaga meliputi
Pelayanan Pelanggan, Mekanisme Niaga, Strategi Pemasaran, dan Renenue
Assurance (REVAS).
Pelayanan Pelanggan melakukan pelayanan pemberian informasi
tentang tata cara perhitungan besarnya biaya, persyaratan dan informasi lain
yang berhubungan dengan penyambungan tenaga listrik kepada calon
pelanggan, pelanggan dan masyarakat umum lainnya serta pelayanan
pemberian penyambungan tenaga listrik, perubahan data yang berhubungan
dengan pemberian penyambungan tenaga listrik yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian.
Mekanisme Niaga mengatur segala prosedur dan tata cara pemberian
informasi dari perusahaan kepada pelanggan mengenai pelayanan pemberian
penyambungan tenaga listrik, perubahan data yang berhubungan dengan
pemberian penyambungan tenaga listrik yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan pemasaran.
Pemasaran bertugas mengidentifikasi segmen, strategi, target serta
riset pasar bagi perusahaan. Selain itu juga membangun strategi pemasaran
untuk meningkatkan penjualan. Pemasaran bertanggung jawab terhadap
15. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
15
mutu pelayanan perusahaan, sebagai contoh memberikan inovasi dalam
pelayanan pelanggan.
I. Fungsi Pelayanan Pelanggan
II. Fungsi Pembacaan Meter
III. Fungsi Pembuatan Rekening
IV. Fungsi Pembukuan Pelanggan
V. Fungsi Penagihan
VI. Fungsi Pengawasan Kredit
(Divisi Niaga, 1995)
4.2 Identifikasi Permasalahan
Data yang digunakan dalam laporan ini berjumlah 120 data yang
merupakan data penjualan pemakaian Kwh setiap bulan PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur untuk sektor rumah tangga mulai tahun 2004 hingga
tahun 2013. Data tersebut akan dianalisis menggunakan Analisis Runtun
Waktu (Time Series Analysis) guna mengetahui tren dan peramalan atau
prediksi (forecasting) pemakaian kwh rumah tangga di Jawa Timur untuk
beberapa waktu ke depan.
4.3 Teori yang Mendukung Penyelesaian Permasalahan
4.3.1 Analisis Runtun Waktu (Time Series Analysis)
Menurut Sediono (2010), Analisis Runtun Waktu (Time Series
Analysis) merupakan salah satu prosedur statistika yang diterapkan
untuk meramalkan struktur probabilistik keadaan yang akan terjadi di
masa yang akan datang dalam rangka pengambilan keputusan untuk
sebuah perencanaan tertentu. Runtun waktu sendiri merupakan
serangkaian data pengamatan yang terjadi berdasarkan indeks waktu
secara berurutan dengan interval tetap (konstan).
Konsep penting dalam Analisis Runtun Waktu (ARW) adalah:
1. Konsep Stokastik
Dalam ARW terdapat 2 model, yaitu Model Deterministik dan
Model Probabilistik. Dalam fenomena model probabilistik banyak
16. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
16
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya : model keuangan,
perdagangan, industri, dll.
2. Konsep Stasioneritas
Suatu proses dikatakan stasioner apabila dalam proses tersebut
tidak terdapat perubahan kecenderungan baik dalam rata-rata
maupun dalam variansi.
3. Konsep Transformasi Box-Cox
Konsep ini digunakan apabila data tidak stasioner dalam varians.
Dalam praktek, data yang belum stasioner dalam varian juga belum
stasioner dalam mean, sehingga untuk menstasionerkan diperlukan
proses transformasi data kemudian langkah selanjutnya adalah
melakukan differencing.
4. Konsep Differencing
Konsep ini berfungsi untuk mengatasi permasalahan pemodelan
jika terdapat proses yang tidak stasioner dalam mean (terdapat
kecenderungan). Ide dasar Differencing adalah mengurangkan
antara pengamatan dengan pengamatan sebelumnya .
5. Konsep Fungsi Autokorelasi
Konsep Autokorelasi (ACF) memegang peran penting dalam
ARW, khususnya untuk mendeteksi awal sebuah model dan
kestasioneran data. Jika plot ACF cenderung turun lambat atau
turun secara linier maka dapat disimpulkan bahwa data belum
stasioner dalam mean.
6. Konsep Fungsi Parsial Autokorelasi
Dalam ARW, Konsep Fungsi Parsial Autokorelasi (PACF) dalam
mendeteksi awal sebuah model. PACF digunakan untuk mengukur
keeratan antara dan apabila pengaruh dari lag waktu
dianggap terpisah.
7. Konsep White Noise
Konsep ini identik dengan galat (dalam regresi) dan disimbolkan
dengan yang merupakan variabel random berdistribusi Normal
dengan mean 0 dan variansi .
17. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
17
Data runtun waktu diharapkan stasioner. Ciri proses yang tidak
stasioner yaitu grafik dari hasil ploting tidak sejajar dengan sumbu
waktu (adanya tren naik ataupun turun), dan grafik pada ACF turun
lambat. Terdapat dua cara untuk menstasionerkan suatu proses, yakni
dengan Differencing apabila tidak stasioner dalam mean dan dengan
Transformasi Box-Cox apabila tidak stasioner dalam varians.
Secara umum apabila proses tidak stasioner baik dalam mean
maupun varians, maka untuk membuat proses menjadi stasioner dapat
dilakukan beberapa cara, antara lain:
1. Lakukan transformasi Box-Cox untuk stabilisasi varians
2. Lakukan differencing untuk stabilisasi mean
3. Plot TS, ACF, dan PACF hingga diperoleh sebuah model
yang valid sesuai asumsi pembuatan model terbaik.
4. Lakukan peramalan (forecasting) data ke depan.
4.4 Analisis dan Pembahasan
Hasil analisis menggunakan metode Time Series dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Data penjualan pemakaian kwh rumah tangga setiap bulan mulai tahun
2004 hingga 2013 di copy-paste ke dalam software Minitab 16,
kemudian susun kedalam satu kolom.
2. Mencari Plot, ACF (Autocorrelation Function) dan PACF (Partial
Autocorrelation Function) dari data tersebut untuk mengetahui apakah
data tersebut stasioner. Diperoleh hasil berikut:
18. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
18
12010896847260483624121
1000
900
800
700
600
500
400
Index
Totalpemakaian
Time Series Plot of Total pemakaian
30282624222018161412108642
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
Autocorrelation
Autocorrelation Function for Total pemakaian
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
30282624222018161412108642
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
PartialAutocorrelation
Partial Autocorrelation Function for Total pemakaian
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
Berdasarkan Plot, ACF dan PACF dari data penjualan pemakaian kwh
rumah tangga setiap bulan mulai tahun 2004 sampai 2013 dapat
diketahui bahwa data tersebut menunjukkan indikasi ketidakstasioneran
dalam mean dan varian karena menunjukkan plot dengan tren naik, nilai
19. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
19
ACF mendekati satu dan turun secara lambat, serta PACF terpotong
setelah lag 1.
3. Data yang tidak stasioner tersebut kemudian diuji dengan Transformasi
Box-Cox untuk mengetahui rounded value ( ). Apabila sebesar 1
maka data tidak perlu ditransformasi.
5.02.50.0-2.5-5.0
32
30
28
26
24
22
20
Lambda
StDev
Lower CL Upper CL
Limit
Estimate -0.15
Lower CL -1.13
Upper CL 0.72
Rounded Value 0.00
(using 95.0% confidence)
Lambda
Box-Cox Plot of Total pemakaian
Rounded value ( ) sebesar 0 yang artinya data penjualan pemakaian
kwh harus ditransformasi dengan ln. Data yang telah di transformasi
kemudian dicari Plot, ACF dan PACF nya. Hasilnya sebagai berikut:
12010896847260483624121
6.9
6.8
6.7
6.6
6.5
6.4
6.3
6.2
6.1
Index
C12
Time Series Plot of C12
20. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
20
30282624222018161412108642
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
Autocorrelation
Autocorrelation Function for C12
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
30282624222018161412108642
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
PartialAutocorrelation
Partial Autocorrelation Function for C12
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
Berdasarkan plot, ACF dan PACF diketahui bahwa data masih tidak
stasioner dalam mean, sehingga untuk menstasionerkan harus dilakukan
differencing.
4. Lakukan differencing dengan menginput nilai lag sebesar 12 karena data
penjualan pemakaian kwh merupakan data musiman (bulanan). Berikut
adalah plot, ACF dan PACF dari data yang telah di differencing 12.
21. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
21
12010896847260483624121
0.4
0.3
0.2
0.1
0.0
-0.1
-0.2
-0.3
Index
C13
Time Series Plot of C13
2624222018161412108642
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
Autocorrelation
Autocorrelation Function for C13
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
2624222018161412108642
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
PartialAutocorrelation
Partial Autocorrelation Function for C13
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
Berdasarkan Plot, ACF, dan PACF dapat diketahui bahwa data yang
telah di differencing 12 mulai menunjukkan kestasioneran. Plot tidak
menunjukkan tren naik maupun turun, nilai ACF mendekati satu dan
22. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
22
turun secara lambat pada lag-lag periode musimannya (12) ,PACF garis
yang keluar dari batas merah hanya ada pada lag 1 dan 12.
5. Data tersebut kemudian di differencing kembali dengan lag sebesar 1
dan diperoleh hasil Plot, ACF dan PACF sebagai berikut.
12010896847260483624121
0.3
0.2
0.1
0.0
-0.1
-0.2
-0.3
Index
C14
Time Series Plot of C14
2624222018161412108642
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
Autocorrelation
Autocorrelation Function for C14
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
2624222018161412108642
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
Lag
PartialAutocorrelation
Partial Autocorrelation Function for C14
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
23. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
23
Berdasarkan plot terakhir terlihat bahwa model sudah stasioner, sehingga
perlu diduga model sementara. Terlihat bahwa plot ACF menunjukkan
model tersebut signifikan pada lag 1 dan 12 sedangkan PACF signifikan
pada lag 1,2,3,12,14 dan 25 sehingga model sementaranya adalah model
ARIMA (0,1,1)(0,1,1)12
yang dapat pula disebut model ARISARI atau
model ARIMA (1,1,0)(1,1,0)12
yang dapat pula disebut model
IMASIMA.
6. Guna mendapatkan model yang sesuai untuk data pemakaian kwh PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur sektor rumah tangga, harus
dilakukan suatu pengecekan terhadap kedua model tersebut. Hasil
pengecekan dari model ARISARI dan IMASIMA tersebut diringkas
dalam tabel berikut:
Model ARISARI
Tipe P MS
P-Value
Ljung-Box
AR 0,000
0.002911
0,057
0,000
0,000
0,000
SAR 0,000
Model IMASIMA
Tipe P MS
P-Value
Ljung-Box
MA 0,000
0,001667
0,111
0,096
0,024
0,015
SMA 0,000
24. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
24
0.30.20.10.0-0.1-0.2-0.3
99.9
99
95
90
80
70
60
50
40
30
20
10
5
1
0.1
C17
Percent
Mean -0.0001290
StDev 0.06202
N 107
KS 0.204
P-Value <0.010
UJI NORMALITAS WHITE NOISE
Normal
Berdasarkan hasil tersebut, selanjutnya akan ditentukan model yang
tepat sesuai asumsi pembuatan model terbaik berikut ini:
a. Model dapat dikatakan baik apabila telah signifikan (p-value kurang
dari 5% atau 0,05).
Model ARISARI dan IMASIMA keduanya merupakan model yang
baik karena telah signifikan (P-value keduanya adalah 0,000).
b. Model yang terbaik ialah model yang memiliki nilai mean square
(MS) terkecil di antara model-model lainnya.
Karena nilai MS dari IMASIMA lebih kecil (yaitu 0,001667) daripada
MS dari ARISARI, maka diperoleh model yang terbaik adalah model
IMASIMA.
c. Model harus white noise, dengan melihat p-value dari Ljung-Box
yang lebih besar dari 5%.
P-value Ljung-box dari model IMASIMA sebesar 0,111 dan 0,096
dimana kedua nilai tersebut telah lebih besar dari 5% sehingga model
ini dapat dikatakan white noise yang berdistribusi normal.
7. Melalui uji signifikansi parameter dan uji diagnostik model termasuk uji
kenormalan white noise, maka diperoleh model yang tepat untuk data
penjualan pemakaian kwh rumah tangga oleh PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur setiap bulan pada tahun 2004–2013 adalah model
IMASIMA.
25. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
25
8. Dengan demikian model ARIMA (0,1,1)(0,1,1)12
atau IMASIMA adalah
model yang sesuai dan valid untuk data penjualan pemakaian kwh setiap
bulan pada sektor rumah tangga. Model ARIMA (0,1,1)(0,1,1)12
atau
IMASIMA dapat dinyatakan sebagai:
9. Langkah selanjutnya adalah melakukan proses forecasting data dengan
menggunakan model ARIMA (0,1,1)(0,1,1)12
atau IMASIMA. Adapun
hasil forecasting data pemakaian kwh sektor rumah tangga untuk 12
bulan ke depan adalah sebagai berikut:
No. Bulan/Tahun forecasting pemakaian
kwh
rumah tangga
(dalam satuan juta)
data asli
pemakaian kwh
rumah tangga
(dalam satuan juta)
1. Januari 2014 914,83 912,157
2. Februari 2014 889,66 884,883
3. Maret 2014 880,26 892,084
4. April 2014 900,78 -
5. Mei 2014 946,08 -
6. Juni 2014 949,44 -
7. Juli 2014 956,03 -
8. Agustus 2014 937,13 -
9. September 2014 962,21 -
10. Oktober 2014 985,38 -
11. November 2014 1.005,48 -
12. Desember 2014 1.026,95 -
26. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis diatas maka penulis dapat memperoleh simpulan
sebagai berikut:
1. Sistem Kerja pada Divisi Niaga di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur meliputi Pelayanan Pelanggan, Pembacaan Meter, Pembuatan
Rekening, Pembukuan Pelanggan, Penagihan, dan Pengawasan Kredit.
Sistem kerja tersebut kemudian membentuk suatu pola tertentu dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga memiliki unsur stabilitas.
2. Data penjualan pemakaian kwh sektor rumah tangga memiliki tren yang
cenderung naik dalam setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan plot
data dari tahun 2004-2013 dan data hasil forecasting yang juga
cenderung naik.
3. Hasil forecasting untuk 12 bulan kedepan (dimulai dari Januari 2014)
serta data pemakaian kwh sebenarnya (bulan Januari, Februari dan Maret
2014) tidak menunjukkan selisih yang terlalu besar, sehingga peramalan
atau prediksi penggunaan kwh rumah tangga di Propinsi Jawa Timur
dapat menggunakan model ARIMA (0,1,1)(0,1,1)12
atau IMASIMA.
5.2 Saran
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penyusunan laporan Analisis Data
Penjualan Pemakaian Kwh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur untuk
Sektor Rumah Tangga dengan menggunakan Metode Time Series ini
dimaksudkan untuk memprediksi penjualan pemakaian kwh rumah tangga
27. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
27
dalam beberapa waktu ke depan. Adapun hasil prediksi diharapkan dapat
bermanfaat sebagai salah satu acuan dalam pengambilan kebijakan PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur.
28. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
28
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Profil Perusahaan. http://www.pln.co.id/?p=102, diakses
pada tanggal 11 Februari 2014.
Anonim. 2011. Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
http://www.pln.co.id/disjatim/?p=62, diakses pada tanggal 11
Februari 2014.
Divisi Niaga, 1995. Pedoman dan Petunjuk Tata Usaha Pelanggan
Komputer (TUL-KOM). PT. PLN (Persero) Kantor Pusat Divisi
Niaga-Dinas Tata Usaha Pelanggan.
Hakim, Aisyah Rahim. 2012. Laporan Magang di PT. PLN (Persero).
http://hamsyah-semuaadadisini.blogspot.com/2012/07/laporan-
magang-di-pt-pln_25.html, diakses pada tanggal 10 Februari 2014.
Hartono, Jogiyanto. 1999. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sediono. 2010. Diktat Kuliah Analisis Runtun Waktu (Time Series
Analysis). Surabaya: Universitas Airlangga.
29. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
29
LAMPIRAN
TABEL 1. Data Penjualan Pemakaian Kwh Rumah Tangga di Jawa Timur setiap
bulan pada tahun 2004 hingga 2013
No. Bulan/Tahun
Total Pemakaian kwh
(dalam satuan juta)
1 Januari 2004 488,367
2 Februari 2004 478,966
3 Maret 2004 468,910
4 April 2004 459,806
5 Mei 2004 483,651
6 Juni 2004 488,367
7 Juli 2004 486,009
8 Agustus 2004 478,796
9 September 2004 483,053
10 Oktober 2004 499,487
11 November 2004 515,963
12 Desember 2004 555,269
13 Januari 2005 503,324
14 Februari 2005 503,854
15 Maret 2005 486,967
16 April 2005 489,840
17 Mei 2005 510,866
18 Juni 2005 520,151
19 Juli 2005 529,208
20 Agustus 2005 510,866
21 September 2005 519,626
22 Oktober 2005 522,405
23 November 2005 539,909
24 Desember 2005 595,609
30. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
30
25 Januari 2006 544,870
26 Februari 2006 525,730
27 Maret 2006 508,401
28 April 2006 510,653
29 Mei 2006 538,658
30 Juni 2006 548,203
31 Juli 2006 548,491
32 Agustus 2006 541,025
33 September 2006 548,494
34 Oktober 2006 548,216
35 November 2006 597,998
36 Desember 2006 610,128
37 Januari 2007 596,551
38 Februari 2007 574,870
39 Maret 2007 544,985
40 April 2007 561,562
41 Mei 2007 585,273
42 Juni 2007 599,558
43 Juli 2007 593,849
44 Agustus 2007 586,659
45 September 2007 590,610
46 Oktober 2007 602,158
47 November 2007 643,943
48 Desember 2007 624,509
49 Januari 2008 615,767
50 Februari 2008 616,149
51 Maret 2008 586,745
52 April 2008 599,316
53 Mei 2008 614,654
54 Juni 2008 615,197
55 Juli 2008 605,319
31. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
31
56 Agustus 2008 601,653
57 September 2008 624,659
58 Oktober 2008 655,246
59 November 2008 675,543
60 Desember 2008 653,908
61 Januari 2009 650,862
62 Februari 2009 652,976
63 Maret 2009 605,370
64 April 2009 646,179
65 Mei 2009 678,052
66 Juni 2009 682,049
67 Juli 2009 677,219
68 Agustus 2009 668,662
69 September 2009 691,900
70 Oktober 2009 708,577
71 November 2009 716,620
72 Desember 2009 717,781
73 Januari 2010 701,572
74 Februari 2010 519,936
75 Maret 2010 611,778
76 April 2010 673,450
77 Mei 2010 722,577
78 Juni 2010 706,650
79 Juli 2010 739,159
80 Agustus 2010 719,836
81 September 2010 738,393
82 Oktober 2010 776,513
83 November 2010 741,793
84 Desember 2010 763,047
85 Januari 2011 739,978
86 Februari 2011 731,327
32. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
32
87 Maret 2011 722,577
88 April 2011 691,338
89 Mei 2011 751,071
90 Juni 2011 756,880
91 Juli 2011 773,156
92 Agustus 2011 733,991
93 September 2011 761,498
94 Oktober 2011 815,469
95 November 2011 781,846
96 Desember 2011 819,378
97 Januari 2012 798,589
98 Februari 2012 795,306
99 Maret 2012 782,306
100 April 2012 771,283
101 Mei 2012 823,103
102 Juni 2012 825,063
103 Juli 2012 836,361
104 Agustus 2012 802,654
105 September 2012 843,145
106 Oktober 2012 833,181
107 November 2012 858,400
108 Desember 2012 906,692
109 Januari 2013 758,203
110 Februari 2013 821,975
111 Maret 2013 816,777
112 April 2013 894,499
113 Mei 2013 895,359
114 Juni 2013 886,496
115 Juli 2013 881,427
116 Agustus 2013 906,163
117 September 2013 910,681
33. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
33
118 Oktober 2013 933,828
119 November 2013 961,611
120 Desember 2013 921,652
TABEL 2. Data Penjualan Pemakaian Kwh Rumah Tangga di Jawa Timur bulan
Januari hingga Maret 2014
No. Bulan/Tahun Total Pemakaian kwh
(dalam satuan juta)
1 Januari 2014 912,157
2 Februari 2014 884,883
3 Maret 2014 892,084
TABEL 3. Output pengujian dengan model ARISARI dan IMASIMA pada data
penjualan pemakaian kwh rumah tangga di Jawa Timur setiap bulan pada tahun
2004 hingga 2013.
1. Model ARISARI
Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
AR 1 -0.3650 0.0929 -3.93 0.000
SAR 12 -0.4219 0.0982 -4.30 0.000
Number of observations: 107
Residuals: SS = 0.305706 (backforecasts excluded)
MS = 0.002911 DF = 105
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 17.9 56.9 83.1 99.1
DF 10 22 34 46
P-Value 0.057 0.000 0.000 0.000
2. Model IMASIMA
Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P
MA 1 0.8921 0.0481 18.56 0.000
34. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
34
SMA 12 0.8707 0.0800 10.89 0.000
Number of observations: 107
Residuals: SS = 0.175033 (backforecasts excluded)
MS = 0.001667 DF = 105
Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic
Lag 12 24 36 48
Chi-Square 15.6 31.0 52.2 69.3
DF 10 22 34 46
P-Value 0.111 0.096 0.024 0.015