SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
Downloaden Sie, um offline zu lesen
BAB I
                                   PENDAHULUAN
 1.1 Rasional
         Sistem hormon berfungsi secara harmonis dengan sistem otonom dalam
    mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa organ tubuh. Sistem endokrin mengatur
    aktivitas tubuh dengan hormon yang disekresikannya dan langsung dikirim ke dalam
    aliran darah. Hormon dapat mempengaruhi bentuk tubuh, proses mental, dan
    perubahan emosi. Pengontrolan seperti ini dinamakan pengaturan secara kimia.
         Materi ini merupakan salah satu materi pelatihan bagi guru yang berfungsi untuk
    lebih memantapkan pemahaman guru-guru biologi Sekolah Menengah Atas (SMA)
    mengenai sistem endokrin dengan hormon yang dihasilkannya, sehingga guru lebih
    mudah membelajarkan siswa-siswa di SMA.


 1.2 Kompetensi Dasar
         Setelah mempelajari materi ini, diharapkan Anda dapat memiliki kemampuan
    untuk mengembangkan pemahaman siswa dalam mendeskripsikan macam-macam
    kelenjar hormon, hormon yang dihasilkan, fungsi, dan penyakit yang timbul jika
    kekurangan atau kelebihan hormon.


1.3 Ruang Lingkup Materi
         Ruang lingkup materi dalam modul ini adalah sebagai berikut.
 1.3.1 Sistem endokrin yang mencakup kelenjar hipotalamus, hipofisis,tiroid, para tiroid,
      pangreas, mukosa usus halus, timus, Adrenal medula, dan adrenal korteks, serta
      gonad.
 1.3.2 Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan fungsi hormon
      tersebut, serta akibat kelebihan dan kekurangan hormon.




                                                                                       1
BAB II
                          MATERI DAN PENERAPANNYA
2.1 Kasus
        Di daerah pegunungan sering kita melihat orang-orang yang berpenyakit
   gondok (lehernya membesar) dan juga sering ditemui orang-orang yang kerdil.
   Orang yang kerdil ini, walaupun usianya sudah dewasa, tetapi tubuhnya pendek
   seperti anak-anak dan ada juga yang mentalnya terbelakang. Akan tetapi di suatu
   tempat ada seorang anak yang pertumbuhannya pesat sekali dan kelihatan seperti
   raksasa. Di masyarakat juga ada beberapa orang yang menderita kencing manis
   dan harus disuntik insulin. Jika tidak disuntik orang tersebut akan lemas.
      Selain itu, ada beberapa orang yang perawakannya laki-laki, tetapi sifatnya
   seperti wanita dan sebaliknya, perawakannya wanita tetapi sifatnya seperti laki-laki.
   Apa yang menyebabkan semua hal ini? Apakah ada hubungannya dengan sistem
   hormon dan dapatkah semua kelainan-kelainan ini dicegah ? Jika dapat dicegah,
   bagaimana cara mencegahnya? Sebelum membahas masalah ini, akan dijelaskan
   lebih dahulu tentang kelenjar endokrin dengan hormon yang dihasilkannya.


2.2 Analisis dan Teori
  Sistem Endokrin
      Sistem endokrin terdiri atas beberapa kelenjar. Apakah yang dimaksud dengan
 kelenjar? Kelenjar adalah sekumpulan sel-sel yang khusus membuat bahan kimia
 tertentu dan dibawa ke aliran darah. Hasil-hasil yang dibuat kelenjar dinamakan
 sekresi. Beberapa kelenjar mempunyai saluran khusus untuk mengumpulkan sekresi
 dan sekresi ini dibawa ke tempat bahan ini digunakan. Kelenjar lain yang tidak
 mempunyai saluran dinamakan juga kelenjar buntu. Kelenjar yang tidak mempunyai
 saluran ini mensekresikan bahan dari darah dan mensintesisnya ke substansi yang
 baru yang dinamakan hormon. Hormon-hormon ini mengalir ke dalam aliran darah
 dan di bawa ke seluruh bagian tubuh, sehingga bahan ini berada di tempat yang
 diperlukan. Hormon berfungsi sebagai katalisator yang hanya dibutuhkan dalam
 jumlah yang sedikit untuk kesehatan tubuh kita.
        Kelenjar endokrin yang terdapat dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut.
 1. Kelenjar Hipotalamus dan Hipofisis
 2. Kelenjar Tiroid
 3. Kelenjar Paratiroid
 4. Kelenjar Pankreas

                                                                                      2
5. Kelenjar Mukosa dari Usus Halus
 6. Kelenjar Timus
 7. Kelenjar Adrenal dan Adrenal Korteks
 8. Kelenjar Gonad.




 Gambar 1 : Letak Kelenjar Endokrin dalam tubuh.


a. Kelenjar Hipotalamus dan Hipofisis (Pituitari)
      Hipotalamus mempunyai peranan penting dalam interaksi antara kelenjar
endokrin dan sistem saraf pada vertebrata. Kelenjar ini terletak di bawah serebrum
(otak besar) yang menerima informasi dari saraf melalui tubuh dan bagian lain dari
otak. Sel-sel yang menghasilkan hormon dalam hipotalamus ada dua kelompok sel-sel
neurosekretori yang sekresinya disimpan dalam pituitari dan mengatur aktivitas
kelenjar pituitari. Pituiatari merupakan suatu organ kecil yang multi fungsi, juga
berfungsi sebagai kelenjar endokrin. Kelenjar hipotalamus sering disebut master gland,
karena mengontrol pusat sistem endokrin. Isyarat endokrin ini secara langsung
mengontrol kelenjar pituitari, yang pada gilirannya mensekresikan hormon yang
mempengaruhi sejumlah fungsi tubuh.


                                                                                    3
Kelenjar Pituitari menempel pada hipotalamus di bawah otak dengan tangkai
silinder di atas atap mulut. Kelenjar ini ukurannya relatif sangat kecil yaitu kira-kira
sebesar biji kacang polong (0,5 gram). Kelenjar ini terdiri atas 2 bagian yang berbeda
yaitu bagian depan (anterior lobe) dan bagian belakang (posterior lobe). Pituitari
posterior terdiri atas jaringan saraf dan merupakan pemanjangan hipotalamus. Lobus
ini menyimpan hormon yang disekresikan oleh hipotalamus. Bagian anterior tidak
terdiri atas jaringan saraf, tetapi berupa jaringan kelenjar. Tidak seperti bagian
posterior, bagian anterior ini mensintesis sendiri hormon, beberapa hormon yang
dihasilkannya mengontrol aktivitas kelenjar endokrin lainnya. Hipotalamus mengontrol
pituitari bagian depan dengan mensekresikan dua jenis hormon ke dalam aliran darah.
Pelepasan hormon ini mengakibatkan pituitari bagian depan mensekresikan hormon
dan menghentikan sekresi hormon yang mengakibatkan pituitari depan menyetop
pensekresian hormon.
     Gambar 2. memperlihatkan bagaimana hipotalamus bekerja melalui pituitari
bagian depan secara langsung mengatur aktivitas organ endokrin lainnya. Hipotalamus
mensekresikan hormon yang dikenal sebagai hormon TRH (TSH-releasing hormon).
Yang pada gilirannya, TRH mengakibatkan pituitari bagian depan menghasilkan TSH
(thyroid-stimulating hormon). Di bawah pengaruh TSH, tiroid mensekresikan hormon
tiroksin ke dalam darah. Tiroksin meningkatkan kadar meta-bolik dari kebanyakan sel-
sel tubuh.




                                                                                      4
Hipotalamus


                          TRH


             Pituitari anterior
                                   Pengham
                                   batan


                             TSH


               Tiroid




               Tiroksin


           Gambar 3. Pengontrolan sekresi tiroksin


      Tiap-tiap lobus pituitari menghasilkan hormon yang berbeda dengan fungsi yang
khusus. Pituitari bagian anterior menghasilkan paling kurang enam jenis hormon.
Empat jenis merupakan hormon tropik yang mempengaruhi sekresi hormon yang
lainnya, sedangkan dua hormon tropik lainnya mempengaruhi gonad yaitu folikel
stimulating hormon (FSH) dan luteizing hormon (LH).
1). Hormon pertumbuhan (GH) yang disebut juga somato tropin hormon. Hormon
   pertumbuhan terutama merangsang sintesis protein dan penggunaan lemak tubuh
   untuk metabolisme energi dalam beberapa sel target secara luas. Pada mamalia
   yang masih muda, GH menggiatkan perkembangan dan pembesaran semua
   bagian tubuh, termasuk menggiatkan pertumbuhan tulang dan otot-otot badan. Jika
   hormon ini banyak dihasilkan pada waktu masih anak-anak menyebabkan
   gigantisme, yang pertumbuhan individu sangat besar (raksasa). Jika terlalu sedikit
   hormon ini dihasilkan pada waktu masih anak-anak, akan menyebabkan anak
   tersebut kerdil (dwarfisme).
      Terlalu banyak hormon ini pada waktu dewasa akan menyebabkan agromegali
   yaitu tulang rahang, tangan, dan kaki membesar tidak normal. Organ jaringan lunak
   menjadi tebal dan keras.
 2) Hormon perangsang tiroid (TSH) atau tirotropin. Hormon ini merangsang,
    mengatur pertumbuhan, dan aktivitas pengeluaran kelenjar tiroid.

                                                                                   5
3) Folikel stimulating hormon (FSH) merangsang perkembangan folikel de Graaf di
   dalam ovarium (FSH) dan luteizing hormon (LH) merangsang pertumbuhan sel-
   sel sperma dalam testis.
4) Prolacting hormon (PRL), pada mamalia mengatur pertumbuhan kelenjar mame
   pada wanita dan merangsang kelenjar mame untuk mengeluarkan air susu, juga
   merangsang pengeluaran hormon progesteron di waktu hamil.
5) Adrenokortikotropin hormon membuat adrenal korteks menghasilkan kortison.
   Hormon ini juga dapat memulihkan penglihatan pada penyakit retina dan saraf
   mata.
6) Diabetogen mengatur pekerjaan pankreas dalam menentukan kadar glukosa
   darah.
7) Endorfin, jenis lain dari hormon pituiatari bagian depan, kadang-kadang
   dinamakan juga penghilangkan rasa sakit alamiah atau madat alami. Bahan kimia
   ini dapat mengurangi rasa sakit dan mempengaruhi sistem saraf yang sama
   fungsinya dengan obat morfin. Hormon ini dihasilkan oleh otak dan oleh pituitari
   bagian depan. Endorfin ini dilepaskan ke aliran darah jika seseorang mengalami
   stres dan tubuh mengalami rasa sakit yang telah mencapai level kritis, juga
   dilepaskan selama meditasi yang lama dan sewaktu pengobatan akupunktur.
      Pituitari bagian posterior menghasilkan dua jenis hormon yaitu oksitoksin dan
 hormon antidiuretik (ADH) yang juga dikenal sebagai vasopresin.
 1). Hormon oksitoksin
    Hormon ini dialirkan ke dalam darah dari pituitari posterior. Oksitoksin
    merangsang kontraksi otot-otot polos dalam uterus sewaktu          seorang ibu
    melahirkan dan kontraksi otot kelenjar susu untuk menghasilkan susu setelah
    melahirkan.
 2) Hormon antidiuretik yang disebut juga vasopresin merangsang pembuluh darah
    mengecil dan jika tubuh memerlukan air, hormon ini merangsang ginjal untuk
    menyerap kembali air di tubulus ginjal, dengan demikian volume urin menurun,.
    Jika dalam tubuh seseorang terlalu banyak air, hipotalamus merespon umpan
    balik negatif, dengan memperlambat pelepasan ADH dari pituitari bagian
    belakang. Jika hormon ini ku-rang dihasilkan akan menyebabkan diabetes
    insifidus (sering kencing). Semua hormon pituitari ini adalah senyawa peptida.




                                                                                     6
b. Kelenjar Tiroid
       Kelenjar ini terdiri atas 2 lobus (belahan) dan terletak di pangkal tenggorok yang
dihubungkan oleh suatu jaringan yang disebut istmus. Itsmus ini terletak di bawah
kotak suara. Kelenjar ini dibangun oleh sel-sel folikel yang berisi koloid homogen
(cairan yang lekat). Tiroid menghasilkan dua jenis hormon derivat asam amino tirosin
yang mengandung unsur iodium. Salah satu dari hormon ini adalah hormon tiroksin
(T4) yang mengandung 4 atom Iodium (I). Yang lainnya adalah tetraiodotironin yang
dinamakan        T3   karena   mengandung    3     atom      Iodium.     Pada   mamalia,   tiroid
mensekresikan         terutama   hormon     T 4,    tetapi     sel-sel     target   kebanyakan
mengkonversikannya menjadi T 3. T3 lebih besar daya ikatnya dengan reseptor, yang
berada dalam inti sel.
   Hormon tiroksin dan triiodotironin menjalankan 3 fungsi yaitu sebagai berikut.
 1. Mengontrol metabolisme tubuh yaitu dalam proses oksidasi (pemakaian energi)
 2. Mengatur keseimbangan mental dan perkembangan fisik anak kecil.
 3. Dibutuhkan untuk mencapai kematangan seksual pada mamalia.


Penyakit-penyakit Hormon Tiroid.
     Kelebihan hormon tiroid disebut juga hipertiroid, jika kekurangan hormon ini
disebut hipotiroid.
 1) Hipertiroid menyebabkan kecepatan metabolisme individu bertambah dan suhu
     tubuh lebih tinggi dari normal. Hal ini menyebabkan bertambahnya oksidasi atau
     pembakaran bahan makanan dalam tubuh. Orang ini akan mempunyai nafsu
     makan yang besar, jika makan sebagian besar zat tepung, maka akan berkurang
     berat badannya, karena metabolismenya sangat giat, kecepatan denyut nadi naik,
     dan suka marah terus menerus.
 2) Eksoptalmia yaitu kelenjar tiroid sangat aktif dan pengeluaran tiroksin berlebihan.
     Orang ini akan kurus, gelisah, lekas gugup, dan ragu-ragu, mata akan terbelalak
     dan denyut jantung cepat. Penyakit ini disebut juga Basedow.
 3) Penyakit ini dapat dikontrol dengan iodium radioaktif. Jika iodium radioaktif
     disuntikkan akan diserap oleh tiroid, akan memberikan sinar tertentu yang
     merusak jaringan sel. Jika jaringan sel kelenjar rusak akan berkurang dihasilkan
     tiroksin.




                                                                                               7
Hipotiroid
 1) Kretinisme disebabkan oleh seseorang kekurangan tiroksin semenjak dari bayi.
    Perkembangan fisik dan mental anak tersebut terhambat, walaupun orang
    tersebut telah berumur 25 tahun, tetapi kecerdasannya masih seperti anak umur
    4 atau 5 tahun. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan ekstrak hormon
    tiroksin hewan pada anak-anak tersebut
 2) Miksedema biasanya terjadi pada orang dewasa, hal ini dicirikan dengan
    proses mental lambat, metabolisme rendah, gemuk luar biasa, dan muka
    bengkak. Penyakit ini dapat diobati dengan suntikan hormon tiroksin.
 3) Penyakit    gondok         (endemik)   yaitu   membesarnya   kelenjar   tiroid   yang
    disebabkan sedikitnya hormon tiroksin dihasilkan. Hormon ini sedikit dihasilkan
    karena kekurangan iodium dalam makanan yang dimakan dan air minum.
    Dengan kurangnya iodium, kelenjar tiroid tidak dapat mensintesis T 3 dan T4
    dalam Jumlah yang cukup, akibatnya pituitari mensekresikan Tiroid Stimula-ting
    Hormon (TSH) yang mengakibatkan membesarnya kelen-jar tiroid. Kelenjar
    tiroid tersebut dapat membesar sampai 15 kali ukuran normalnya. Penyakit ini
    banyak     terdapat   di    daerah     pegunungan   dan   dapat   dicegah    dengan
    menggunakan garam beriodium untuk makanan. Untuk yang kelenjarnya sudah
    membesar harus dioperasi.


Kelenjar Paratiroid
    Ada empat kelenjar paratiroid, berada di sebelah dorsal dan melekat pada tiroid,
ada dua kelenjar pada setiap belahan. Ukuran kelenjar paratiroid ini sebesar biji
anggur, menghasilkan dua hormon peptida, kalsitonin dari kelenjar tiroid dan hormon
paratiroid (PTH) yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid. PTH disebut juga
parathormon. Kalsitonin dan PTH merupakan hormon antagonis yang mempunyai
pengaruh yang berlawanan. Kalsitonin menurunkan kadar kalsium dalam darah,
sedangkan PTH menaikkan kadar kalsium. Pada gambar berikut menunjukkan
bahwa dua hormon antagonis memelihara kadar kalsium mendekati homeostatis
yaitu kira-kira 10 mg Ca2+ per 100 mL darah. Jika kadar kalsium (Ca2+) dalam darah
meningkat di atas 10 mg/ 100 mL darah merangsang kelenjar tiroid untuk
mensekresikan kalsitonin. Kalsitonin mempunyai dua pengaruh yaitu menyebabkan
banyak ion Ca2+ yang disimpan dalam tulang dan hal itu mengakibatkan ginjal
menyerap kembali sedikit Ca2+ yang membentuk urin.



                                                                                        8
Jika ion Ca2+ dalam darah di bawah 10 mg/ 100 mL darah, paratiroid
melepaskan PTH ke dalam darah. PTH merangsang pelepasan ion Ca2+ dari tulang
dan meningkatkan penarikan ion Ca2+ oleh ginjal, serta menghambat reabsorbsi ion
fosfat dalam tubulus ginjal. Dengan demikian hormon ini membantu membebaskan
tubuh dari kelebihan fosfat. Ginjal juga mempunyai peranan secara tidak langsung
dalam homeostatis kalsium, yang melibatkan vitamin D. Kita memperoleh vitamin ini
dalam bentuk tidak aktif (provitaminD) dari makanan. Dalam kulit kita, provitamin D ini
jika kena sinar matahari terjadi reaksi kimia menjadi vitamin D. Bentuk aktif vitamin D,
disekresikan oleh ginjal, yang berperan sebagai hormon. Vitamin ini bersama-sama
dengan PTH dalam tulang juga merangsang hormon intestin untuk meningkatkan
penyerapan ion Ca2+ dari makanan. Hal ini akan menghasilkan kadar ion Ca2+ lebih
tinggi dalam darah.
     Kegagalan pada sistem untuk menjaga homeostatis akan berpengaruh pada
tubuh, misalnya kekurangan PTH menyebabkan kadar kalsium darah turun secara
drastis. Hal ini akan berakibat otot menjadi kejang. Keadaan ini dikenal juga sebagai
tetanus. Seseorang yang kejang tetanus dapat diberikan Ca atau parat-hormon
melalui suntikan. Jika banyak dihasilkan hormon ini, distribusi hormon ini dalam tubuh
terganggu, kalsium dikeluarkan dari tulang sehingga dimasukkan ke darah, sehingga
tulang dan gigi menjadi rapuh (kropos).


Kelenjar Pankreas
     Kelenjar ini berada dalam pankreas merupakan sekumpulan sel-sel atau
jaringan-jaringan pulau yang dinamakan pulau-pulau Langershans. Sel-sel endokrin
hanya 1-2% dari berat pankreas. Jaringan ini mengandung 3 jenis sel, yaitu sel alfa,
sel beta (β), dan sel gam-ma (γ). Sel alfa menghasilkan hormon berupa peptida yang
dinamakan glukagon yang berfungsi merubah glikogen menjadi glukosa, jika glukosa
dibutuhkan dalam darah.
     Sel beta menghasilkan hormon insulin yang berfungsi merubah glukosa menjadi
glikogen dan disimpan dalam jaringan hati dan otot-otot. Insulin ini merupakan
hormon protein. Insulin ini kerjanya antagonis dengan glukagon. Insulin dan glukagon
mengontrol keseimbangan homeostasis antara glukosa dalam darah dan jumlah
glukosa yang disimpan dalam bentuk glikogen dalam sel-sel tubuh.           Konsentrasi
glukosa dalam darah menentukan banyaknya insulin dan glukagon yang dihasilkan
oleh sel-sel alfa dan beta. Apa yang terjadi jika konsentrasi glukosa dalam darah kita
meningkat di atas 90 mg/100 mL, sesudah makan makanan yang kaya karbohidrat?

                                                                                      9
Peningkatan kadar glukosa merangsang sel-sel beta dalam pankreas untuk
mensekresikan banyak insulin. Insulin meng-akibatkan sel-sel tubuh menarik lebih
banyak glukosa dari darah, se-hingga kadar glukosa darah menurun. Jaringan hati
dan sel-sel otot anggota menarik glukosa dan menggunakannya untuk membentuk
glikogen, dan menyimpannya dalam jaringan hati dan otot. Insulin juga merangsang
sel-sel untuk memetabolisme glukosa untuk di-gunakan sebagai energi dan untuk
menyimpan energi dalam bentuk lemak, atau untuk mensintesis protein.
     Jika kadar glukosa dalam darah rendah yaitu kadarnya di bawah 90 mg/100
mL, sel-sel beta (β) kehilangan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Apa yang
terjadi jika kadar glukosa darah jauh kita di bawah 90 mg/ 100 mL? Sel-sel alfa (α)
pankreas terangsang untuk mensekresikan banyak hormon glukagon. Gluka-gon
menyebabkan sel-sel hati merombak glikogen menjadi glukosa dan melepaskan
glukosa ke dalam aliran darah. Dan juga menyebabkan sel-sel hati mengubah asam-
asam amino dan gliserol derifat lemak menjadi glukosa. Kemudian jika glukosa darah
telah kembali normal, sel-sel alfa memperlambat sekresi glukagon.
     Jika insulin kurang dihasilkan, glukosa darah menjadi tinggi karena tidak bisa
diubah insulin menjadi glikogen. Kelebihan glukosa ini dibuang melalui ginjal yang
menyebabkan seseorang menderita diabetes melitus (kencing manis). Hal ini dapat
dideteksi dalam urin dengan menggunakan Fehling A dan Fehling B. Penyakit
kencing manis ini dapat diobati dengan injeksi hormon insulin dan mengurangi
makanan yang mengandung karbohidrat. Tahun 1922 Dr. Frederich Banting dari
Toronto telah berhasil mengekstrak insulin dari pankreas hewan dan diinjeksikan
pada manusia. Sekarang hormon insulin dapat dihasilkan oleh bakteri yang telah
direkayasa secara genetik (dimasukkan gen penghasil insulin di plasmidnya). Apa
sebabnya pemberian hormon insulin ini harus disuntikkan dan tidak bermanfaat jika
diberikan melalui mulut (oral)?
     Ada dua jenis diabetes melitus dengan penyebab yang sangat berbeda.
Diabetes melitus tipe I    (diabetes ketergantungan insulin) merupakan kerusakan
sistem imunotomatis, yang menyebabkan kerusakan sel-sel pankreas. Kerusakan ini
terjadi secara tiba-tiba sewaktu masih anak-anak dan kerusakan ini berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk menghasilkan insulin. Pengo-batan untuk
kelainan ini berupa penyuntikan hormon insulin, biasanya dilakukan beberapa kali
sehari tergantung keparahan penyakit. Diabetes melitus tipe II (diabetes yang tidak
tergantung insulin), adalah penyakit yang dicirikan dengan kurangnya produksi
insulin atau yang lebih umum, berkurangnya sel-sel yang bertang-gung jawab dalam

                                                                                10
memproduksi insulin. Diabetes tipe II biasanya terjadi setelah seseorang berumur di
 atas 40 tahun, kecendrungan penderita penyakit ini menjadi lebih meningkat dengan
 meningkatnya usia. Lebih dari 90 % dari penderita diabetes adalah tipe II. Beberapa
 penderita dapat mengontrol glukosa darah mereka sendiri dengan latihan dan
 mengontrol makanan yang mereka dimakan, walaupun obat-obat yang tersedia
 dapat menolong penderita. Keturunan dan kegemukan merupakan faktor utama
 terjadinya penyakit diabetes tipe II ini.
      Diabetes, bukan satu-satunya penyakit yang berhubungan dengan insulin, tetapi
 beberapa orang yang sel-sel betanya hiperaktif sehingga menghasilkan insulin terlalu
 banyak ke dalam darah, jika makan makanan yang mengandung gula. Sebagai
 akibatnya kadar glukosa darahnya turun menjadi di bawah normal. Keadaan ini
 dinamakan hipoglikemia, biasanya terjadi 2- 4 jam setelah makan dan diikuti dengan
 rasa lapar, badan terasa lemah, berkeringat, dan anggota tubuh gemetar. Pada
 beberapa kasus, jika otak menerima glukosa dalam jumlah yang tidak cukup,
 seseorang akan menjadi kejang (seperti orang sawan), menjadi tidak sadar, dan
 bahkan dapat menyebabkan kematian. Hipoglikemia tidak umum terjadi, tetapi
 penyakit ini dapat dikontrol dengan mengurangi mengkonsumsi gula dan makan
 sesering mungkin dengan jumlah yang sedikit.

Kelenjar Intestin
      Sekumpulan sel-sel tunika mukosa duodenum menghasilkan hormon sekretin.
 Hormon sekretin ini dikeluarkan melalui dinding intestin ke dalam pembuluh darah,
 terus dibawa ke pankreas. Hormon ini berfungsi dalam menstimulasi pankreas agar
 mengha-silkan enzim pankreas. W.M Bayless dan E.H Starling dari London (1901),
 memperlihatkan bahwa pelepasan hormon sekretin ke dalam sistem sirkulasi darah
 menyebabkan enzim pencernaan mengalir dari pankreas. Beberapa tahun kemudian
 hormon pencernaan kedua yaitu kolesistokinin ditemukan. Hormon ini juga
 dilepaskan dari mukosa duodenum dan menyebabkan cairan empedu mengalir dari
 kandung empedu ke saluran empedu.

 Kelenjar pada Lambung
      Organ endokrin pada lambung diketahui tahun 1905, Ada protein merangsang
 mukosa bagian bawah lambung dengan adanya protein, untuk mensekresikan
 hormon gastrin. Gastrin ini masuk ke pembuluh darah dan sampai ke lambung. Di
 dalam lambung, hormon ini merangsang kelenjar lambung untuk melepaskan getah
 lambung.
                                                                                  11
Kelenjar Timus
     Kelenjar ini terletak di dalam rangga dada di bawah trakea, berwarna merah,
dan pada usia remaja beratnya kira-kira 30 gram. Organ ini menghasilkan beberapa
hormon yang penting untuk perkembangan dan memelihara pertahanan imunitas
tubuh. Timosin adalah nama yang diberikan untuk ekstrak dari timus yang me-
rangsang perkembangan dan kematangan limposit, sel-sel darah putih yang
bertanggung jawab terhadap imunitas. Hormon ini hanya didapatkan pada anak-anak
sampai akil balig, dan setelah dewasa kelenjar ini menyusut.


Kelenjar Adrenal (Suprarenalis)
     Kelenjar ini terletak di sebelah atas di setiap ginjal. Ada dua kelenjar adrenal,
pada masing-masing puncak ginjal. Pada mamalia masing-masing kelenjar
mengandung dua bagian yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam (medula).
Korteks ginjal bewarna ke-kuningan karena adanya simpanan lipid, khususnya
kolesterol dan bermacam-macam asam lemak.
     Medula ginjal berhubungan dengan perkembangan dan fungsi sistem saraf. Sel-
sel sekretori dari medula ini berasal dari sel-sel saraf kepala. Apa yang menyebabkan
jantung Anda berdenyut lebih cepat, jika mendengar bahaya atau berbicara di depan
umum? Reaksi ini merupakan bagian dari respon untuk melawan rangsangan
dihasilkan oleh dua hormon adrenal medula yaitu epinefrin (hormon adrenalin) dan
norepinefrin (noradrenalin). Hormon-hormon ini merupakan anggota dari kelas
senyawa, katekolamin, yang disintesis dari asam amino tirosin.
     Epinefrin, norepinefrin, dan katekolamin merupakan sekresi dalam menanggapi
stres positif atau negatif yaitu sesuatu yang mengancam kehidupan. Pelepasan
hormon ini ke dalam aliran darah menyebabkan dorongan bioenergetik terhadap
tubuh, meningkatkan kadar metabolisme basal dan mempengaruhi secara dramatis
pada beberapa target. Epinefrin dan norepinefrin juga meningkatkan perombakan
glikogen dalam hati dan otot menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut dilepaskan
ke dalam aliran darah oleh sel-sel hati. Hormon ini juga merangsang pelepasan
asam-asam lemak dari sel-sel lemak. Asam-asam lemak juga digunakan sel-sel
untuk energi. Di samping untuk meningkatkan ketersediaan sumber energi, epinefrin
dan norepinefrin mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembuluh darah jantung
dan sistem respirasi. Hormon ini mening-katkan kadar dan jumlah denyut jantung dan
membesarkan     bronkus   paru-paru,   serta   mempengaruhi      peningkatan   jumlah
pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Untuk hal ini dokter memberikan epinefrin

                                                                                   12
sebagai perangsang jantung dan melebarkan saluran pernafasan bagi seseorang
yang berpenyakit asma. Katekolamin juga menyebabkan otot-otot polos pembuluh
darah berkontraksi dan otot-otot pembuluh lainnya relaksasi, dengan mempengaruhi
darah untuk berkurang ke kulit, alat pencernaan, dan ginjal, dengan cara ini aliran
darah meningkatkan ke jantung, ke otak, dan ke otot-otot anggota.
      Apa yang menyebabkan pelepasan katekolamin pada waktu seseorang
mengalami stres? Medula ginjal di bawah kontrol sel-sel saraf simpatis dari sistem
saraf otonom. Jika sel saraf dibangkitkan oleh beberapa bentuk rangsang stres, sel
saraf ini melepaskan neurotransmiter asetilkolin ke dalam medula ginjal. Asetilkolin
ber-kombinasi dengan reseptor pada sel-sel medula ginjal, sehingga terjadi
pelepasan epinefrin. Norepinefrin dilepaskan tidak tergantung pada epinefrin.
Fungsinya hampir sama dengan epinefrin, tetapi peranan utamanya adalah menjaga
tekanan darah, epinefrin umumnya mempunyai pengaruh yang besar pada denyut
jantung dan kadar metabolisme. Norepinefrin juga berfungsi sebagai neurotransmiter
penting dalam sistem saraf.
      Hormon ini juga berfungsi mempercepat denyut jantung. Jika denyut jantung
lambat diberi suntikan adrenin. Bentuk hormon ini yang disintesis dinamakan
adrenalin, jika seseorang marah adrenin disekresikan ke dalam pembuluh darah.
Selain mempercepat denyut jantung, hormon ini juga mengurangi aliran darah ke otot
dan   ke   otak,   sehingga   timbul   semangat,   juga   melapangkan   pernapasan,
mempercepat pengubahan glikogen menjadi glukosa dalam hati (berlawanan
fungsinya dengan hormon insulin), mempercepat oksidasi dan menaikkan tekanan
darah. Adrenalin ini disebut juga hormon semangat.
      Korteks ginjal, seperti medula ginjal, bereaksi terhadap stres. Rangsang stres
menyebabkan hipotalamus mensekresikan pelepasan hormon yang merangsang
pituitari anterior untuk melepaskan hormon tropik ACTH. Jika ACTH ini dibawa
melalui aliran darah dan mencapai target, ACTH merangsang sel-sel korteks ginjal
untuk mensintesis dan mensekresikan steroid yang dinamakan kortikosteroid. Dalam
aliran darah, hormon ini berikatan dengan protein yang dinamakan transkortin. Pada
kasus lain umpan balik negatif, tingginya kadar korti-kosteroid dalam darah menahan
sekresi hormon ACTH.
      Kortikosteroid ini sangat penting. Beberapa kortikosteroid telah diisolasi dari
korteks ginjal. Kortek ginjal bagian luar menghasilkan hormon mineralokortikoid, yang
mempengaruhi komposisi cairan tubuh. Aldosteron adalah contoh mineralokortikoid
yang dihasilkan korteks. Dan korteks ginjal bagian dalam pada manusia

                                                                                  13
menghasilkan hormon glukokortikoid, contohnya adalah kortisol. Kortisol ini
dinamakan juga hidrokortison, yang berhubungan dengan hormon kortikosteron.
     Pengaruh utama glukokortikoid adalah pada bioenergetik, khususnya pada
metabolisme glukosa. Peningkatan penggunaan ba-han bakar berpengaruh pada
hormon glukagon dari pankreas, hormon glukokortikoid meningkatkan sintesis
glukosa dari sumber nonkarbohidrat seperti protein, pembuatan banyak glukosa
tersedia untuk bahan bakar. Glukokortikoid beraksi pada otot-otot anggota, yaitu
memecah protein otot. Kemudian karbon otot ditransporkan ke hati dan ginjal, yang
kemudian diubah menjadi glukosa dan kemudian dilepaskan ke aliran darah. Sintesis
glukosa dari protein otot meru-pakan mekanisme homeostatis dalam penyediaan
bahan bakar, jika aktivitas tubuh terbanyak.
     Jika hormon ini kurang dihasilkan, menyebabkan tubuh menjadi lemah dan
kurus, perubahan pigmen pada kulit, dan tekanan darah rendah, keadaan ini dikenal
sebagai panyakit Addison. Kurangnya hormon ini dihasilkan antara lain karena
rusaknya    korteks ginjal bagian tengah oleh bakteri, antara lain oleh bakteri
tuberkulosis. Orang ini tidak dapat secara efektif menggunakan lipid yang ada untuk
membangkitkan Adenin Trifosfat (ATP). Hormon Kortin juga mengontrol pertumbuhan
dan perkembangan organ seks dan juga membantu mengontrol perkembangan seks
kedua.
     Hormon mineralokortikoid mempunyai pengaruh utama pada keseimbangan
garam-garam dan air. Contohnya, hormon aldosteron, merangsang sel-sel dalam
ginjal untuk menyerap kembali ion-ion natrium dan air dari filtrat, meningkatkan
tekanan darah dan volumenya. Hormon aldosteron (ADH) dari pituitari dan atrial
natriuretic factor (ANF) dari jantung, bersama-sama memelihara keseimbangan ion-
ion dan air dalam darah. Jika seseorang dalam keadaan stres, hipotalamus
cenderung mensekresikan hormon yang merangsang sekresi ACTH oleh pituitari
anterior. Peningkatan ACTH dalam darah akan meningkatkan kadar sekresi hormon
aldosteron oleh korteks ginjal.
     Jika hormon aldosteron ini kurang dihasilkan mengakibatkan ginjal tidak
mengeluarkan enzim renin yang cukup jumlahnya. Hal ini berpengaruh terhadap
kehilangan yang berlebihan air dan garam-garam melalui ginjal, sehingga volume
darah kurang dan tekanan darah juga rendah. Perubahan-perubahan pada
konsentrasi elektrolit mempengaruhi potensial transmembran, bahkan merusak
jaringan saraf dan otot.



                                                                                14
Kortison juga dihasilkan oleh adrenal korteks yang berfungsi mengatur daya
tahan tubuh terhadap benda asing atau kuman. Oleh sebab itu hormon ini penting
untuk menjaga kesehatan tulang rawan pada persambungan ujung tulang-tulang.
Jika hormon ini kurang dihasilkan menyebabkan penyakit arthritis. Kortison telah
dapat disintesis di laboratorium, dan digunakan untuk pengobatan nyeri da-lam
tulang.


Gonad (Kelenjar Reproduksi)
        Fungsi kelenjar gonad berhubungan dengan peranan seksual yaitu ciri-ciri laki-
laki dan wanita. Gonad mamalia menghasilkan 3 kelompok hormon steroid yaitu
androgen, estrogen, dan progestin. Wanita dan laki-laki mempunyai ketiga hormon
ini, tetapi dengan proporsi yang berbeda. Wanita mempunyai hormon estrogen yang
lebih banyak, sedangkan hormon androgen sedikit dibandingkan dengan laki-laki.
        Ovarium adalah kelenjar reproduksi wanita yang menghasilkan hormon
estrogen (estradiol) dan progestin. Sel-sel reproduksi wanita yang matang dinamakan
oosit dihasilkan dalam struktur yang dinamakan folikel de graaf. Sel-sel folikel ini
membentuk lapisan di sekeliling oosit yang sedang berkembang menghasilkan
estrogen di bawah pengaruh FSH dan LH. Folikel berkembang dibawah penga-ruh
FSH. Estrogen adalah hormon steroid yang mendorong kematangan oosit,
merangsang pertumbuhan dinding uterus, dan menentukan ciri-ciri kelamin wanita
kedua seperti watak kewanitaan, bentuk tubuh, dan suara yang berbeda dengan laki-
laki.
        Korpus luteum menghasilkan campuran hormon estrogen dan hormon progestin
(progesteron). Progesteron mempunyai beberapa fungsi penting, antara lain yaitu
mempersiapkan         uterus       untuk    kehamilan,       mengatur    pertumbuhan   plasenta,
mendorong pergera-kan oosit ke uterus, dan membesarnya kelenjar mame (susu)
sewaktu hamil dan menghalangi pembentukan FSH pada mamalia.
        Testis merupakan kelenjar reproduksi laki-laki dan menghasil-kan hormon
steroid androgen (contohnya, testosteron). Androgen dihasilkan oleh embrio untuk
mengembangkan          ciri-ciri    ke     laki-lakian.    Konsentrasi   androgen   yang   tinggi
merangsang produksi sperma dan memelihara kelenjar sekretori saluran reproduksi
laki-laki, merangsang pertumbuhan, dan menentukan ciri-ciri seks laki-laki kedua
seperti suara besar, ukuran tubuh lebih besar dan berjenggot, serta adanya kumis.
        Testosteron    juga        mempengaruhi           operasi   metabolisme   dalam    tubuh,
merangsang sintesis protein dan pertumbuhan otot, dan juga menghasilkan tingkah

                                                                                              15
laku agresif. Selama perkembangan embrio, produksi testosteron mempengaruhi
      perkembangan struktur sistem saraf pusat, termasuk inti hipotalamus yang kemudian
      mempe-ngaruhi tingkah laku seksual. Dibawah pengaruh FSH, sel-sel testis
      menghasilkan hormon inhibin yang menghambat sekresi FSH pada pituitari bagian
      depan.
Tabel 1: Kelenjar Endokrin Vertebr ata Utama dan Hormon yang Dihasilkan
   Kelenjar          Hormon yang        Kimianya            Fungsinya              Yang diatur
                        dihasilkan
Hipotalamus       Hormon yang ber- Peptida
                  hubungan dengan
                  pituitari   posterior
                  dan anterior (lihat
                  berikutnya

Pituitari    Oksitoksin                 Peptida     Merangsang kontraksi uterus   Sistem saraf
Posterior                                           dan sel-sel kelenjar susu.
(melepaskan
hormon yang                                         Menggiatkan penarikan
dibuat       Hormon antidiuretik                    kembali air oleh ginjal       Keseimbang-an
hipotalamus) (ADH)                                                                air/garam-
                                                                                  garam.

Pituitari         Hormon     pertum- Protein        Merangsang pertumbuh an       Hormon
anterior          buhan (GH)                        (khusus tulang) dan fungsi    hipotalamus
                                                    metabolisme.

                  Prolaktin (PRL)       Protein     Merangsang produksi susu Hormon
                                                    dan sekresi              hipotalamus
                                                    Merangsang produksi sel
                                                    telur dan sperma

                  Hormon perang-        Glikopro-   Merangsang ovari dan testis   Hormon
                  sang folikel (FSH)    tein                                      hipotalamus

                  Hormon Luteizing      Glikopro-   Merangsang kelenjar tiroid.   Hormon
                  (LH)                  tein                                      hipotalamus

                  Hormon perang-        Glikopro-   Merangsang adrenalkorteks     Tiroksin dalam
                  sang tiroid (TSH)     tein        untuk mensekresikan gluko-    darah;
                                                    kortikoid.                    Hormon hipo-
                                                                                  talamus.

                  Hormon                Peptida                                   Glukokortikoid:
                  Adrenokortikotropik                                             hormon
                                                                                  hipotalamus

Kelenjar tiroid   Triiodotironin (T3) Amina         Merangsang dan memeli- TSH
                  dan tiroksin (T4)                 hara proses metabolisme

                  Kalsitonin            Peptida     Menurunkan kalsium darah      Kalsium dalam
                                                                                  darah



                                                                                              16
Kelenjar         Hormon yang        Kimianya            Fungsinya               Yang diatur
                      dihasilkan
Kelenjar          Hormon paratiroid    Peptida    Menaikkan    kadar    kalsium   Kalsium dalam
paratiroid        (PTH)                           darah                           darah

Pankreas          Insulin              Protein    Menurunkan kadar glukosa Glukosa dalam
                                                  darah.                   darah

                  Glukagon             Protein    Menaikkan    kadar    glukosa Glukosa dalam
                                                  darah.                        darah.
Kelenjar
adrenal
   Medula         Epinefrin dan nor-   Amina      Menaikkan kadar glukosa         Sistem saraf
   ginjal         epinefrin                       darah; meningkatkan
                                                  aktivitas metabolisme,
                                                  mengerutkan pembuluh
                                                  darah tertentu.

   Korteks        Glukokortikoid       Steroid    Menaikkan kadar glukosa         ACTH
   ginjal                                         darah.

                  Mineralokortikoid    Steroid    Meningkatkan penyerapan         K+ dalam darah
                                                  kembali Na+ dan ekskresi K+
                                                  dalam ginjal.
Gonad
  Testis          Androgen             Steroid    Mengiatkan pembentukan          FSH dan LH
                                                  sperma, meningkatkan
                                                  perkembangan dan
                                                  pemeliharaan ciri seks
                                                  kedua laki-laki.

Ovari             Estrogen             Steroid    Merangsang pertumbuhan          FSH dan LH
                                                  dinding uterus; menggiatkan
                                                  perkembangan dan pe-
                                                  meliharaan ciri seks kedua
                                                  wanita.

                  Progesteron          Steroid    Menggiatkan pertumbuhan         FSH dan LH
                                                  dinding uterus.

Kelenjar Pineal   Melatonin            Amina      Terlibat dalam ritme biologis   Siklus
                                                                                  gelap/terang

Timus             Timosin              Peptida    Merangsang perkembangan         Belum diketahui
                                                  T-sel                           dengan pasti,
                                                                                  diduga ada
                                                                                  hubungannya
                                                                                  dengan
                                                                                  imumnitas




                                                                                             17
BAB III
                               RANGKUMAN


   Hormon disekresikan oleh kelenjar endokrin, berfungsi untuk mengontrol fungsi
tubuh, seperti metaboisme, keseimbangan air dan mineral, keseimbangan glukosa
dan penyimpanannya, kontraksi otot, pemindahan rangsangan, dan reproduksi.
Kelenjar endokrin yang utama adalah tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, gonad,
pituitari, dan hipotalamus.
     Hormon bekerja pada jaringan, organ atau target khusus. Hormon tropik
mempengaruhi kelenjar endokrin lain, menyebabkan hormon yang dipengaruhi itu
menghasilkan hormon.
     Sistem endokrin mengontrol dia sendiri melalui umpan balik negatif. Pada
proses umpan balik, darah dengan kadar hormon tertentu menyetop produksi hormon
tertentu atau memulai produksi hormon yang lainnya.
     Hormon ada yang berupa steroid, amina dan ada yang berupa protein atau
glikoprotein. Hormon steroid mempengaruhi sel-sel dengan masuk melalui membran
ke dalam sel dan bergerak menuju inti sel. Dalam inti sel steroid mempengaruhi
produksi protein. Hormon yang berupa protein bekerja pada reseptor membran sel.
Hormon protein ini berupa enzim aktif yang membantu mengkonversikan ATP
menjadi AMP siklik. AMP siklik kemudian merangsang enzim yang menyebabkan
perubahan yang diprakarsai oleh hormon pertama.




                                                                              18
BAB IV
                                     EVALUASI
   Jawablah pertanyaan berikut !
1. Berikan contoh     bagaimana sistem endokrin         yang   membantu   memelihara
   homoestasis ?
2. Dengan cara bagaimana, hipotalamus mengatur keseimbangan air tubuh?
3. Buatlah diagram yang memperlihatkan hubungan antara hipotalamus, kelenjar
   pituitari, dan kelenjar lainnya dalam sistem endokrin !
4. Kelenjar paratiroid mengontrol pelepasan kalsium dari tulang ke dalam aliran darah.
   Kadang-kadang tumor mempengaruhi kelenjar paratiroid yang menyebabkan terlalu
   banyak kalsium dikeluarkan-kan dari tulang. Apa akibat dari kejadian ini?
5. Apa sebabnya ada atletik yang menggunakan steroid untuk memperbesar ototnya?
   Jelaskan juga pengaruh negatif penggunaan hormon steroid !
6. Insulin adalah molekul protein Apa sebabnya penggunaan insulin lebih baik melalui
   suntikan daripada melalui oral.? Jelaskan !
7. Apa yang menyebabkan berhentinya produksi tiroksin?
8. Alkohol menghambat produksi ADH (antidiuretik hormon) dari pituiatari anterior.
   Bagaimana alkohol mempengaruhi pengeluaran urin?
9. Apa yang Anda ketahui tentang hormon?
10. Apa fungsi hormon insulin?
11. Apa akibatnya jika hormon tiroksin kurang dihasilkan?
12. Apa perbedaan yang mendasar dari mekanisme kerja hormon tiroid dan hormon
   steroid




                                                                                   19
DAFTAR PUSTAKA


Campbell N.A., J.B. Reece, 2002. Biology. Sixth Edition. Pearson Education, Inc,
    publishing as Benjamin Cummings. San Fransisco.
Campbell N.A., J.B. Reece, L.G.Mitchell M.R. Taylor 2003. Biology. Concepts &
    Connections. Fourth Edition. Pearson Education Inc, publishing as Benjamin
    Cummings. San Fransisco. California, Boston New York.
Gibson J.,MD 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Alih bahasa
    oleh Ni Luh Yasmin Asih. Edisi kedua. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Goodman H., T.C.Emmel, L.E.Graham, F.M. Slowiczek, Y. Shechter 1986. Biology .
    Harcourt Brace Jovanovich, Inc. Orlando, Florida.
Kimball J.W. 1983. Biology. Fifth edition. Addison-Wesley Publishing Company Inc.
Martini F. H, W.C.Ober 2001. Fundamental of Anatomy and Fisiology. Fifth Edition.
    Prentice Hall, Upper Saddle. New Yersey.




                                                                               20

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhSistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhImaaELF
 
Kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid
Kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroidKelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid
Kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroidAulia Rizqi
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
anatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroidanatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroidKampus-Sakinah
 
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESSISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESAida
 
Sistem Reproduksi - Biologi Kelas XI Semester Genap
Sistem Reproduksi - Biologi Kelas XI Semester GenapSistem Reproduksi - Biologi Kelas XI Semester Genap
Sistem Reproduksi - Biologi Kelas XI Semester GenapElmira Zanjabila
 
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULITSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULITM.A.W.Khairurrijal
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrindsungkawa
 
Presentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumenPresentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumenRozyainun
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhSistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuh
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem Saraf
Sistem SarafSistem Saraf
Sistem Saraf
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Kel 5 sistem endokrin
Kel 5 sistem endokrinKel 5 sistem endokrin
Kel 5 sistem endokrin
 
Biokimia - HORMON
Biokimia - HORMONBiokimia - HORMON
Biokimia - HORMON
 
Sistem endokrin
Sistem endokrin Sistem endokrin
Sistem endokrin
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
 
Kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid
Kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroidKelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid
Kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
fungsi-neuroendokrin
fungsi-neuroendokrinfungsi-neuroendokrin
fungsi-neuroendokrin
 
Kelenjar gonad
Kelenjar gonadKelenjar gonad
Kelenjar gonad
 
anatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroidanatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroid
 
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESSISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
 
EKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERMEKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERM
 
Sistem Reproduksi - Biologi Kelas XI Semester Genap
Sistem Reproduksi - Biologi Kelas XI Semester GenapSistem Reproduksi - Biologi Kelas XI Semester Genap
Sistem Reproduksi - Biologi Kelas XI Semester Genap
 
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULITSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Presentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumenPresentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumen
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (20)

Tabel Hormon dan Fungsinya
Tabel Hormon dan FungsinyaTabel Hormon dan Fungsinya
Tabel Hormon dan Fungsinya
 
Tabel hormon dan fungsinya
Tabel hormon dan fungsinyaTabel hormon dan fungsinya
Tabel hormon dan fungsinya
 
Tugas biomedik 1
Tugas biomedik 1Tugas biomedik 1
Tugas biomedik 1
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormon
 
Sistem hormon
Sistem hormonSistem hormon
Sistem hormon
 
Sistem hormon manusia
Sistem hormon manusiaSistem hormon manusia
Sistem hormon manusia
 
Lks sistem koordinasi
Lks sistem koordinasiLks sistem koordinasi
Lks sistem koordinasi
 
Kelenjar pineal
Kelenjar pinealKelenjar pineal
Kelenjar pineal
 
HPO meringankan tekanan dan masalah hormon wanita
HPO meringankan tekanan dan masalah hormon wanitaHPO meringankan tekanan dan masalah hormon wanita
HPO meringankan tekanan dan masalah hormon wanita
 
Kelainan saraf dan hormon
Kelainan saraf dan hormonKelainan saraf dan hormon
Kelainan saraf dan hormon
 
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
 
pengertian anatomi fisiologi manusia dan sistem panca indera
pengertian anatomi fisiologi manusia dan sistem panca inderapengertian anatomi fisiologi manusia dan sistem panca indera
pengertian anatomi fisiologi manusia dan sistem panca indera
 
Adaptasi morfologi pada tumbuhan IPA kelas 9 smp
Adaptasi morfologi pada tumbuhan IPA kelas 9 smpAdaptasi morfologi pada tumbuhan IPA kelas 9 smp
Adaptasi morfologi pada tumbuhan IPA kelas 9 smp
 
Vi sel dan hormon
Vi   sel dan hormonVi   sel dan hormon
Vi sel dan hormon
 
Presentasi sistem-reproduksi-manusia
Presentasi sistem-reproduksi-manusiaPresentasi sistem-reproduksi-manusia
Presentasi sistem-reproduksi-manusia
 
Sintesis protein
Sintesis proteinSintesis protein
Sintesis protein
 
Adaptasi tumbuhan
Adaptasi tumbuhanAdaptasi tumbuhan
Adaptasi tumbuhan
 
Gangguan hormon adrenal
Gangguan hormon adrenalGangguan hormon adrenal
Gangguan hormon adrenal
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
KONTRASEPSI HORMONAL_Materi Dosen IKM
KONTRASEPSI HORMONAL_Materi Dosen IKMKONTRASEPSI HORMONAL_Materi Dosen IKM
KONTRASEPSI HORMONAL_Materi Dosen IKM
 

Ähnlich wie Hormon

Sistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusiaSistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusiaayu larissa
 
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)RizkiPrasetio2
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxElisBureni
 
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiBiologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiChildrenLondon
 
Sistem koordinasi 2 (hormon)
Sistem koordinasi 2 (hormon)Sistem koordinasi 2 (hormon)
Sistem koordinasi 2 (hormon)Yaya Nicky
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hosuher lambang
 
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).pptKELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).pptarindanurcahyani1
 
Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Dedi Kun
 
Endrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptxEndrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptxnatalia615179
 

Ähnlich wie Hormon (20)

Sistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusiaSistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusia
 
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
 
Biologi, sistem endokrin
Biologi, sistem endokrinBiologi, sistem endokrin
Biologi, sistem endokrin
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
 
Modul 1 kb 5
Modul 1 kb 5Modul 1 kb 5
Modul 1 kb 5
 
Sistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptxSistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptx
 
Vitamin
Vitamin Vitamin
Vitamin
 
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
 
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiBiologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
 
Sistem koordinasi 2 (hormon)
Sistem koordinasi 2 (hormon)Sistem koordinasi 2 (hormon)
Sistem koordinasi 2 (hormon)
 
Askep hiperpituitary
Askep hiperpituitaryAskep hiperpituitary
Askep hiperpituitary
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
 
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).pptKELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
 
Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01
 
Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA
Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA
Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Endrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptxEndrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptx
 
sistem hormon
sistem hormon sistem hormon
sistem hormon
 

Mehr von REISA Class

Antibiotika resistensi
Antibiotika resistensiAntibiotika resistensi
Antibiotika resistensiREISA Class
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafREISA Class
 
jenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksijenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksiREISA Class
 
gastritis (magh)
gastritis (magh) gastritis (magh)
gastritis (magh) REISA Class
 
pengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanpengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanREISA Class
 
Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011REISA Class
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendekREISA Class
 
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDParameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDREISA Class
 
karakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dinikarakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia diniREISA Class
 
Deteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangDeteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangREISA Class
 
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanperbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanREISA Class
 
penyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakpenyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakREISA Class
 
mengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakmengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakREISA Class
 
Ciri bayi normal
Ciri bayi normalCiri bayi normal
Ciri bayi normalREISA Class
 
Menyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakMenyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakREISA Class
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)REISA Class
 

Mehr von REISA Class (20)

Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
sindrom down
sindrom downsindrom down
sindrom down
 
Antibiotika resistensi
Antibiotika resistensiAntibiotika resistensi
Antibiotika resistensi
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syaraf
 
jenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksijenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksi
 
lipid
lipidlipid
lipid
 
gastritis (magh)
gastritis (magh) gastritis (magh)
gastritis (magh)
 
pengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanpengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraan
 
Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011
 
Cacing
CacingCacing
Cacing
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendek
 
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDParameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
 
karakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dinikarakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dini
 
Deteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangDeteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbang
 
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanperbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
 
penyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakpenyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anak
 
mengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakmengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anak
 
Ciri bayi normal
Ciri bayi normalCiri bayi normal
Ciri bayi normal
 
Menyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakMenyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anak
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 

Kürzlich hochgeladen

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 

Hormon

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Rasional Sistem hormon berfungsi secara harmonis dengan sistem otonom dalam mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa organ tubuh. Sistem endokrin mengatur aktivitas tubuh dengan hormon yang disekresikannya dan langsung dikirim ke dalam aliran darah. Hormon dapat mempengaruhi bentuk tubuh, proses mental, dan perubahan emosi. Pengontrolan seperti ini dinamakan pengaturan secara kimia. Materi ini merupakan salah satu materi pelatihan bagi guru yang berfungsi untuk lebih memantapkan pemahaman guru-guru biologi Sekolah Menengah Atas (SMA) mengenai sistem endokrin dengan hormon yang dihasilkannya, sehingga guru lebih mudah membelajarkan siswa-siswa di SMA. 1.2 Kompetensi Dasar Setelah mempelajari materi ini, diharapkan Anda dapat memiliki kemampuan untuk mengembangkan pemahaman siswa dalam mendeskripsikan macam-macam kelenjar hormon, hormon yang dihasilkan, fungsi, dan penyakit yang timbul jika kekurangan atau kelebihan hormon. 1.3 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi dalam modul ini adalah sebagai berikut. 1.3.1 Sistem endokrin yang mencakup kelenjar hipotalamus, hipofisis,tiroid, para tiroid, pangreas, mukosa usus halus, timus, Adrenal medula, dan adrenal korteks, serta gonad. 1.3.2 Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan fungsi hormon tersebut, serta akibat kelebihan dan kekurangan hormon. 1
  • 2. BAB II MATERI DAN PENERAPANNYA 2.1 Kasus Di daerah pegunungan sering kita melihat orang-orang yang berpenyakit gondok (lehernya membesar) dan juga sering ditemui orang-orang yang kerdil. Orang yang kerdil ini, walaupun usianya sudah dewasa, tetapi tubuhnya pendek seperti anak-anak dan ada juga yang mentalnya terbelakang. Akan tetapi di suatu tempat ada seorang anak yang pertumbuhannya pesat sekali dan kelihatan seperti raksasa. Di masyarakat juga ada beberapa orang yang menderita kencing manis dan harus disuntik insulin. Jika tidak disuntik orang tersebut akan lemas. Selain itu, ada beberapa orang yang perawakannya laki-laki, tetapi sifatnya seperti wanita dan sebaliknya, perawakannya wanita tetapi sifatnya seperti laki-laki. Apa yang menyebabkan semua hal ini? Apakah ada hubungannya dengan sistem hormon dan dapatkah semua kelainan-kelainan ini dicegah ? Jika dapat dicegah, bagaimana cara mencegahnya? Sebelum membahas masalah ini, akan dijelaskan lebih dahulu tentang kelenjar endokrin dengan hormon yang dihasilkannya. 2.2 Analisis dan Teori Sistem Endokrin Sistem endokrin terdiri atas beberapa kelenjar. Apakah yang dimaksud dengan kelenjar? Kelenjar adalah sekumpulan sel-sel yang khusus membuat bahan kimia tertentu dan dibawa ke aliran darah. Hasil-hasil yang dibuat kelenjar dinamakan sekresi. Beberapa kelenjar mempunyai saluran khusus untuk mengumpulkan sekresi dan sekresi ini dibawa ke tempat bahan ini digunakan. Kelenjar lain yang tidak mempunyai saluran dinamakan juga kelenjar buntu. Kelenjar yang tidak mempunyai saluran ini mensekresikan bahan dari darah dan mensintesisnya ke substansi yang baru yang dinamakan hormon. Hormon-hormon ini mengalir ke dalam aliran darah dan di bawa ke seluruh bagian tubuh, sehingga bahan ini berada di tempat yang diperlukan. Hormon berfungsi sebagai katalisator yang hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit untuk kesehatan tubuh kita. Kelenjar endokrin yang terdapat dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut. 1. Kelenjar Hipotalamus dan Hipofisis 2. Kelenjar Tiroid 3. Kelenjar Paratiroid 4. Kelenjar Pankreas 2
  • 3. 5. Kelenjar Mukosa dari Usus Halus 6. Kelenjar Timus 7. Kelenjar Adrenal dan Adrenal Korteks 8. Kelenjar Gonad. Gambar 1 : Letak Kelenjar Endokrin dalam tubuh. a. Kelenjar Hipotalamus dan Hipofisis (Pituitari) Hipotalamus mempunyai peranan penting dalam interaksi antara kelenjar endokrin dan sistem saraf pada vertebrata. Kelenjar ini terletak di bawah serebrum (otak besar) yang menerima informasi dari saraf melalui tubuh dan bagian lain dari otak. Sel-sel yang menghasilkan hormon dalam hipotalamus ada dua kelompok sel-sel neurosekretori yang sekresinya disimpan dalam pituitari dan mengatur aktivitas kelenjar pituitari. Pituiatari merupakan suatu organ kecil yang multi fungsi, juga berfungsi sebagai kelenjar endokrin. Kelenjar hipotalamus sering disebut master gland, karena mengontrol pusat sistem endokrin. Isyarat endokrin ini secara langsung mengontrol kelenjar pituitari, yang pada gilirannya mensekresikan hormon yang mempengaruhi sejumlah fungsi tubuh. 3
  • 4. Kelenjar Pituitari menempel pada hipotalamus di bawah otak dengan tangkai silinder di atas atap mulut. Kelenjar ini ukurannya relatif sangat kecil yaitu kira-kira sebesar biji kacang polong (0,5 gram). Kelenjar ini terdiri atas 2 bagian yang berbeda yaitu bagian depan (anterior lobe) dan bagian belakang (posterior lobe). Pituitari posterior terdiri atas jaringan saraf dan merupakan pemanjangan hipotalamus. Lobus ini menyimpan hormon yang disekresikan oleh hipotalamus. Bagian anterior tidak terdiri atas jaringan saraf, tetapi berupa jaringan kelenjar. Tidak seperti bagian posterior, bagian anterior ini mensintesis sendiri hormon, beberapa hormon yang dihasilkannya mengontrol aktivitas kelenjar endokrin lainnya. Hipotalamus mengontrol pituitari bagian depan dengan mensekresikan dua jenis hormon ke dalam aliran darah. Pelepasan hormon ini mengakibatkan pituitari bagian depan mensekresikan hormon dan menghentikan sekresi hormon yang mengakibatkan pituitari depan menyetop pensekresian hormon. Gambar 2. memperlihatkan bagaimana hipotalamus bekerja melalui pituitari bagian depan secara langsung mengatur aktivitas organ endokrin lainnya. Hipotalamus mensekresikan hormon yang dikenal sebagai hormon TRH (TSH-releasing hormon). Yang pada gilirannya, TRH mengakibatkan pituitari bagian depan menghasilkan TSH (thyroid-stimulating hormon). Di bawah pengaruh TSH, tiroid mensekresikan hormon tiroksin ke dalam darah. Tiroksin meningkatkan kadar meta-bolik dari kebanyakan sel- sel tubuh. 4
  • 5. Hipotalamus TRH Pituitari anterior Pengham batan TSH Tiroid Tiroksin Gambar 3. Pengontrolan sekresi tiroksin Tiap-tiap lobus pituitari menghasilkan hormon yang berbeda dengan fungsi yang khusus. Pituitari bagian anterior menghasilkan paling kurang enam jenis hormon. Empat jenis merupakan hormon tropik yang mempengaruhi sekresi hormon yang lainnya, sedangkan dua hormon tropik lainnya mempengaruhi gonad yaitu folikel stimulating hormon (FSH) dan luteizing hormon (LH). 1). Hormon pertumbuhan (GH) yang disebut juga somato tropin hormon. Hormon pertumbuhan terutama merangsang sintesis protein dan penggunaan lemak tubuh untuk metabolisme energi dalam beberapa sel target secara luas. Pada mamalia yang masih muda, GH menggiatkan perkembangan dan pembesaran semua bagian tubuh, termasuk menggiatkan pertumbuhan tulang dan otot-otot badan. Jika hormon ini banyak dihasilkan pada waktu masih anak-anak menyebabkan gigantisme, yang pertumbuhan individu sangat besar (raksasa). Jika terlalu sedikit hormon ini dihasilkan pada waktu masih anak-anak, akan menyebabkan anak tersebut kerdil (dwarfisme). Terlalu banyak hormon ini pada waktu dewasa akan menyebabkan agromegali yaitu tulang rahang, tangan, dan kaki membesar tidak normal. Organ jaringan lunak menjadi tebal dan keras. 2) Hormon perangsang tiroid (TSH) atau tirotropin. Hormon ini merangsang, mengatur pertumbuhan, dan aktivitas pengeluaran kelenjar tiroid. 5
  • 6. 3) Folikel stimulating hormon (FSH) merangsang perkembangan folikel de Graaf di dalam ovarium (FSH) dan luteizing hormon (LH) merangsang pertumbuhan sel- sel sperma dalam testis. 4) Prolacting hormon (PRL), pada mamalia mengatur pertumbuhan kelenjar mame pada wanita dan merangsang kelenjar mame untuk mengeluarkan air susu, juga merangsang pengeluaran hormon progesteron di waktu hamil. 5) Adrenokortikotropin hormon membuat adrenal korteks menghasilkan kortison. Hormon ini juga dapat memulihkan penglihatan pada penyakit retina dan saraf mata. 6) Diabetogen mengatur pekerjaan pankreas dalam menentukan kadar glukosa darah. 7) Endorfin, jenis lain dari hormon pituiatari bagian depan, kadang-kadang dinamakan juga penghilangkan rasa sakit alamiah atau madat alami. Bahan kimia ini dapat mengurangi rasa sakit dan mempengaruhi sistem saraf yang sama fungsinya dengan obat morfin. Hormon ini dihasilkan oleh otak dan oleh pituitari bagian depan. Endorfin ini dilepaskan ke aliran darah jika seseorang mengalami stres dan tubuh mengalami rasa sakit yang telah mencapai level kritis, juga dilepaskan selama meditasi yang lama dan sewaktu pengobatan akupunktur. Pituitari bagian posterior menghasilkan dua jenis hormon yaitu oksitoksin dan hormon antidiuretik (ADH) yang juga dikenal sebagai vasopresin. 1). Hormon oksitoksin Hormon ini dialirkan ke dalam darah dari pituitari posterior. Oksitoksin merangsang kontraksi otot-otot polos dalam uterus sewaktu seorang ibu melahirkan dan kontraksi otot kelenjar susu untuk menghasilkan susu setelah melahirkan. 2) Hormon antidiuretik yang disebut juga vasopresin merangsang pembuluh darah mengecil dan jika tubuh memerlukan air, hormon ini merangsang ginjal untuk menyerap kembali air di tubulus ginjal, dengan demikian volume urin menurun,. Jika dalam tubuh seseorang terlalu banyak air, hipotalamus merespon umpan balik negatif, dengan memperlambat pelepasan ADH dari pituitari bagian belakang. Jika hormon ini ku-rang dihasilkan akan menyebabkan diabetes insifidus (sering kencing). Semua hormon pituitari ini adalah senyawa peptida. 6
  • 7. b. Kelenjar Tiroid Kelenjar ini terdiri atas 2 lobus (belahan) dan terletak di pangkal tenggorok yang dihubungkan oleh suatu jaringan yang disebut istmus. Itsmus ini terletak di bawah kotak suara. Kelenjar ini dibangun oleh sel-sel folikel yang berisi koloid homogen (cairan yang lekat). Tiroid menghasilkan dua jenis hormon derivat asam amino tirosin yang mengandung unsur iodium. Salah satu dari hormon ini adalah hormon tiroksin (T4) yang mengandung 4 atom Iodium (I). Yang lainnya adalah tetraiodotironin yang dinamakan T3 karena mengandung 3 atom Iodium. Pada mamalia, tiroid mensekresikan terutama hormon T 4, tetapi sel-sel target kebanyakan mengkonversikannya menjadi T 3. T3 lebih besar daya ikatnya dengan reseptor, yang berada dalam inti sel. Hormon tiroksin dan triiodotironin menjalankan 3 fungsi yaitu sebagai berikut. 1. Mengontrol metabolisme tubuh yaitu dalam proses oksidasi (pemakaian energi) 2. Mengatur keseimbangan mental dan perkembangan fisik anak kecil. 3. Dibutuhkan untuk mencapai kematangan seksual pada mamalia. Penyakit-penyakit Hormon Tiroid. Kelebihan hormon tiroid disebut juga hipertiroid, jika kekurangan hormon ini disebut hipotiroid. 1) Hipertiroid menyebabkan kecepatan metabolisme individu bertambah dan suhu tubuh lebih tinggi dari normal. Hal ini menyebabkan bertambahnya oksidasi atau pembakaran bahan makanan dalam tubuh. Orang ini akan mempunyai nafsu makan yang besar, jika makan sebagian besar zat tepung, maka akan berkurang berat badannya, karena metabolismenya sangat giat, kecepatan denyut nadi naik, dan suka marah terus menerus. 2) Eksoptalmia yaitu kelenjar tiroid sangat aktif dan pengeluaran tiroksin berlebihan. Orang ini akan kurus, gelisah, lekas gugup, dan ragu-ragu, mata akan terbelalak dan denyut jantung cepat. Penyakit ini disebut juga Basedow. 3) Penyakit ini dapat dikontrol dengan iodium radioaktif. Jika iodium radioaktif disuntikkan akan diserap oleh tiroid, akan memberikan sinar tertentu yang merusak jaringan sel. Jika jaringan sel kelenjar rusak akan berkurang dihasilkan tiroksin. 7
  • 8. Hipotiroid 1) Kretinisme disebabkan oleh seseorang kekurangan tiroksin semenjak dari bayi. Perkembangan fisik dan mental anak tersebut terhambat, walaupun orang tersebut telah berumur 25 tahun, tetapi kecerdasannya masih seperti anak umur 4 atau 5 tahun. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan ekstrak hormon tiroksin hewan pada anak-anak tersebut 2) Miksedema biasanya terjadi pada orang dewasa, hal ini dicirikan dengan proses mental lambat, metabolisme rendah, gemuk luar biasa, dan muka bengkak. Penyakit ini dapat diobati dengan suntikan hormon tiroksin. 3) Penyakit gondok (endemik) yaitu membesarnya kelenjar tiroid yang disebabkan sedikitnya hormon tiroksin dihasilkan. Hormon ini sedikit dihasilkan karena kekurangan iodium dalam makanan yang dimakan dan air minum. Dengan kurangnya iodium, kelenjar tiroid tidak dapat mensintesis T 3 dan T4 dalam Jumlah yang cukup, akibatnya pituitari mensekresikan Tiroid Stimula-ting Hormon (TSH) yang mengakibatkan membesarnya kelen-jar tiroid. Kelenjar tiroid tersebut dapat membesar sampai 15 kali ukuran normalnya. Penyakit ini banyak terdapat di daerah pegunungan dan dapat dicegah dengan menggunakan garam beriodium untuk makanan. Untuk yang kelenjarnya sudah membesar harus dioperasi. Kelenjar Paratiroid Ada empat kelenjar paratiroid, berada di sebelah dorsal dan melekat pada tiroid, ada dua kelenjar pada setiap belahan. Ukuran kelenjar paratiroid ini sebesar biji anggur, menghasilkan dua hormon peptida, kalsitonin dari kelenjar tiroid dan hormon paratiroid (PTH) yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid. PTH disebut juga parathormon. Kalsitonin dan PTH merupakan hormon antagonis yang mempunyai pengaruh yang berlawanan. Kalsitonin menurunkan kadar kalsium dalam darah, sedangkan PTH menaikkan kadar kalsium. Pada gambar berikut menunjukkan bahwa dua hormon antagonis memelihara kadar kalsium mendekati homeostatis yaitu kira-kira 10 mg Ca2+ per 100 mL darah. Jika kadar kalsium (Ca2+) dalam darah meningkat di atas 10 mg/ 100 mL darah merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan kalsitonin. Kalsitonin mempunyai dua pengaruh yaitu menyebabkan banyak ion Ca2+ yang disimpan dalam tulang dan hal itu mengakibatkan ginjal menyerap kembali sedikit Ca2+ yang membentuk urin. 8
  • 9. Jika ion Ca2+ dalam darah di bawah 10 mg/ 100 mL darah, paratiroid melepaskan PTH ke dalam darah. PTH merangsang pelepasan ion Ca2+ dari tulang dan meningkatkan penarikan ion Ca2+ oleh ginjal, serta menghambat reabsorbsi ion fosfat dalam tubulus ginjal. Dengan demikian hormon ini membantu membebaskan tubuh dari kelebihan fosfat. Ginjal juga mempunyai peranan secara tidak langsung dalam homeostatis kalsium, yang melibatkan vitamin D. Kita memperoleh vitamin ini dalam bentuk tidak aktif (provitaminD) dari makanan. Dalam kulit kita, provitamin D ini jika kena sinar matahari terjadi reaksi kimia menjadi vitamin D. Bentuk aktif vitamin D, disekresikan oleh ginjal, yang berperan sebagai hormon. Vitamin ini bersama-sama dengan PTH dalam tulang juga merangsang hormon intestin untuk meningkatkan penyerapan ion Ca2+ dari makanan. Hal ini akan menghasilkan kadar ion Ca2+ lebih tinggi dalam darah. Kegagalan pada sistem untuk menjaga homeostatis akan berpengaruh pada tubuh, misalnya kekurangan PTH menyebabkan kadar kalsium darah turun secara drastis. Hal ini akan berakibat otot menjadi kejang. Keadaan ini dikenal juga sebagai tetanus. Seseorang yang kejang tetanus dapat diberikan Ca atau parat-hormon melalui suntikan. Jika banyak dihasilkan hormon ini, distribusi hormon ini dalam tubuh terganggu, kalsium dikeluarkan dari tulang sehingga dimasukkan ke darah, sehingga tulang dan gigi menjadi rapuh (kropos). Kelenjar Pankreas Kelenjar ini berada dalam pankreas merupakan sekumpulan sel-sel atau jaringan-jaringan pulau yang dinamakan pulau-pulau Langershans. Sel-sel endokrin hanya 1-2% dari berat pankreas. Jaringan ini mengandung 3 jenis sel, yaitu sel alfa, sel beta (β), dan sel gam-ma (γ). Sel alfa menghasilkan hormon berupa peptida yang dinamakan glukagon yang berfungsi merubah glikogen menjadi glukosa, jika glukosa dibutuhkan dalam darah. Sel beta menghasilkan hormon insulin yang berfungsi merubah glukosa menjadi glikogen dan disimpan dalam jaringan hati dan otot-otot. Insulin ini merupakan hormon protein. Insulin ini kerjanya antagonis dengan glukagon. Insulin dan glukagon mengontrol keseimbangan homeostasis antara glukosa dalam darah dan jumlah glukosa yang disimpan dalam bentuk glikogen dalam sel-sel tubuh. Konsentrasi glukosa dalam darah menentukan banyaknya insulin dan glukagon yang dihasilkan oleh sel-sel alfa dan beta. Apa yang terjadi jika konsentrasi glukosa dalam darah kita meningkat di atas 90 mg/100 mL, sesudah makan makanan yang kaya karbohidrat? 9
  • 10. Peningkatan kadar glukosa merangsang sel-sel beta dalam pankreas untuk mensekresikan banyak insulin. Insulin meng-akibatkan sel-sel tubuh menarik lebih banyak glukosa dari darah, se-hingga kadar glukosa darah menurun. Jaringan hati dan sel-sel otot anggota menarik glukosa dan menggunakannya untuk membentuk glikogen, dan menyimpannya dalam jaringan hati dan otot. Insulin juga merangsang sel-sel untuk memetabolisme glukosa untuk di-gunakan sebagai energi dan untuk menyimpan energi dalam bentuk lemak, atau untuk mensintesis protein. Jika kadar glukosa dalam darah rendah yaitu kadarnya di bawah 90 mg/100 mL, sel-sel beta (β) kehilangan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Apa yang terjadi jika kadar glukosa darah jauh kita di bawah 90 mg/ 100 mL? Sel-sel alfa (α) pankreas terangsang untuk mensekresikan banyak hormon glukagon. Gluka-gon menyebabkan sel-sel hati merombak glikogen menjadi glukosa dan melepaskan glukosa ke dalam aliran darah. Dan juga menyebabkan sel-sel hati mengubah asam- asam amino dan gliserol derifat lemak menjadi glukosa. Kemudian jika glukosa darah telah kembali normal, sel-sel alfa memperlambat sekresi glukagon. Jika insulin kurang dihasilkan, glukosa darah menjadi tinggi karena tidak bisa diubah insulin menjadi glikogen. Kelebihan glukosa ini dibuang melalui ginjal yang menyebabkan seseorang menderita diabetes melitus (kencing manis). Hal ini dapat dideteksi dalam urin dengan menggunakan Fehling A dan Fehling B. Penyakit kencing manis ini dapat diobati dengan injeksi hormon insulin dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Tahun 1922 Dr. Frederich Banting dari Toronto telah berhasil mengekstrak insulin dari pankreas hewan dan diinjeksikan pada manusia. Sekarang hormon insulin dapat dihasilkan oleh bakteri yang telah direkayasa secara genetik (dimasukkan gen penghasil insulin di plasmidnya). Apa sebabnya pemberian hormon insulin ini harus disuntikkan dan tidak bermanfaat jika diberikan melalui mulut (oral)? Ada dua jenis diabetes melitus dengan penyebab yang sangat berbeda. Diabetes melitus tipe I (diabetes ketergantungan insulin) merupakan kerusakan sistem imunotomatis, yang menyebabkan kerusakan sel-sel pankreas. Kerusakan ini terjadi secara tiba-tiba sewaktu masih anak-anak dan kerusakan ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk menghasilkan insulin. Pengo-batan untuk kelainan ini berupa penyuntikan hormon insulin, biasanya dilakukan beberapa kali sehari tergantung keparahan penyakit. Diabetes melitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung insulin), adalah penyakit yang dicirikan dengan kurangnya produksi insulin atau yang lebih umum, berkurangnya sel-sel yang bertang-gung jawab dalam 10
  • 11. memproduksi insulin. Diabetes tipe II biasanya terjadi setelah seseorang berumur di atas 40 tahun, kecendrungan penderita penyakit ini menjadi lebih meningkat dengan meningkatnya usia. Lebih dari 90 % dari penderita diabetes adalah tipe II. Beberapa penderita dapat mengontrol glukosa darah mereka sendiri dengan latihan dan mengontrol makanan yang mereka dimakan, walaupun obat-obat yang tersedia dapat menolong penderita. Keturunan dan kegemukan merupakan faktor utama terjadinya penyakit diabetes tipe II ini. Diabetes, bukan satu-satunya penyakit yang berhubungan dengan insulin, tetapi beberapa orang yang sel-sel betanya hiperaktif sehingga menghasilkan insulin terlalu banyak ke dalam darah, jika makan makanan yang mengandung gula. Sebagai akibatnya kadar glukosa darahnya turun menjadi di bawah normal. Keadaan ini dinamakan hipoglikemia, biasanya terjadi 2- 4 jam setelah makan dan diikuti dengan rasa lapar, badan terasa lemah, berkeringat, dan anggota tubuh gemetar. Pada beberapa kasus, jika otak menerima glukosa dalam jumlah yang tidak cukup, seseorang akan menjadi kejang (seperti orang sawan), menjadi tidak sadar, dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Hipoglikemia tidak umum terjadi, tetapi penyakit ini dapat dikontrol dengan mengurangi mengkonsumsi gula dan makan sesering mungkin dengan jumlah yang sedikit. Kelenjar Intestin Sekumpulan sel-sel tunika mukosa duodenum menghasilkan hormon sekretin. Hormon sekretin ini dikeluarkan melalui dinding intestin ke dalam pembuluh darah, terus dibawa ke pankreas. Hormon ini berfungsi dalam menstimulasi pankreas agar mengha-silkan enzim pankreas. W.M Bayless dan E.H Starling dari London (1901), memperlihatkan bahwa pelepasan hormon sekretin ke dalam sistem sirkulasi darah menyebabkan enzim pencernaan mengalir dari pankreas. Beberapa tahun kemudian hormon pencernaan kedua yaitu kolesistokinin ditemukan. Hormon ini juga dilepaskan dari mukosa duodenum dan menyebabkan cairan empedu mengalir dari kandung empedu ke saluran empedu. Kelenjar pada Lambung Organ endokrin pada lambung diketahui tahun 1905, Ada protein merangsang mukosa bagian bawah lambung dengan adanya protein, untuk mensekresikan hormon gastrin. Gastrin ini masuk ke pembuluh darah dan sampai ke lambung. Di dalam lambung, hormon ini merangsang kelenjar lambung untuk melepaskan getah lambung. 11
  • 12. Kelenjar Timus Kelenjar ini terletak di dalam rangga dada di bawah trakea, berwarna merah, dan pada usia remaja beratnya kira-kira 30 gram. Organ ini menghasilkan beberapa hormon yang penting untuk perkembangan dan memelihara pertahanan imunitas tubuh. Timosin adalah nama yang diberikan untuk ekstrak dari timus yang me- rangsang perkembangan dan kematangan limposit, sel-sel darah putih yang bertanggung jawab terhadap imunitas. Hormon ini hanya didapatkan pada anak-anak sampai akil balig, dan setelah dewasa kelenjar ini menyusut. Kelenjar Adrenal (Suprarenalis) Kelenjar ini terletak di sebelah atas di setiap ginjal. Ada dua kelenjar adrenal, pada masing-masing puncak ginjal. Pada mamalia masing-masing kelenjar mengandung dua bagian yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam (medula). Korteks ginjal bewarna ke-kuningan karena adanya simpanan lipid, khususnya kolesterol dan bermacam-macam asam lemak. Medula ginjal berhubungan dengan perkembangan dan fungsi sistem saraf. Sel- sel sekretori dari medula ini berasal dari sel-sel saraf kepala. Apa yang menyebabkan jantung Anda berdenyut lebih cepat, jika mendengar bahaya atau berbicara di depan umum? Reaksi ini merupakan bagian dari respon untuk melawan rangsangan dihasilkan oleh dua hormon adrenal medula yaitu epinefrin (hormon adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin). Hormon-hormon ini merupakan anggota dari kelas senyawa, katekolamin, yang disintesis dari asam amino tirosin. Epinefrin, norepinefrin, dan katekolamin merupakan sekresi dalam menanggapi stres positif atau negatif yaitu sesuatu yang mengancam kehidupan. Pelepasan hormon ini ke dalam aliran darah menyebabkan dorongan bioenergetik terhadap tubuh, meningkatkan kadar metabolisme basal dan mempengaruhi secara dramatis pada beberapa target. Epinefrin dan norepinefrin juga meningkatkan perombakan glikogen dalam hati dan otot menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sel-sel hati. Hormon ini juga merangsang pelepasan asam-asam lemak dari sel-sel lemak. Asam-asam lemak juga digunakan sel-sel untuk energi. Di samping untuk meningkatkan ketersediaan sumber energi, epinefrin dan norepinefrin mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembuluh darah jantung dan sistem respirasi. Hormon ini mening-katkan kadar dan jumlah denyut jantung dan membesarkan bronkus paru-paru, serta mempengaruhi peningkatan jumlah pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Untuk hal ini dokter memberikan epinefrin 12
  • 13. sebagai perangsang jantung dan melebarkan saluran pernafasan bagi seseorang yang berpenyakit asma. Katekolamin juga menyebabkan otot-otot polos pembuluh darah berkontraksi dan otot-otot pembuluh lainnya relaksasi, dengan mempengaruhi darah untuk berkurang ke kulit, alat pencernaan, dan ginjal, dengan cara ini aliran darah meningkatkan ke jantung, ke otak, dan ke otot-otot anggota. Apa yang menyebabkan pelepasan katekolamin pada waktu seseorang mengalami stres? Medula ginjal di bawah kontrol sel-sel saraf simpatis dari sistem saraf otonom. Jika sel saraf dibangkitkan oleh beberapa bentuk rangsang stres, sel saraf ini melepaskan neurotransmiter asetilkolin ke dalam medula ginjal. Asetilkolin ber-kombinasi dengan reseptor pada sel-sel medula ginjal, sehingga terjadi pelepasan epinefrin. Norepinefrin dilepaskan tidak tergantung pada epinefrin. Fungsinya hampir sama dengan epinefrin, tetapi peranan utamanya adalah menjaga tekanan darah, epinefrin umumnya mempunyai pengaruh yang besar pada denyut jantung dan kadar metabolisme. Norepinefrin juga berfungsi sebagai neurotransmiter penting dalam sistem saraf. Hormon ini juga berfungsi mempercepat denyut jantung. Jika denyut jantung lambat diberi suntikan adrenin. Bentuk hormon ini yang disintesis dinamakan adrenalin, jika seseorang marah adrenin disekresikan ke dalam pembuluh darah. Selain mempercepat denyut jantung, hormon ini juga mengurangi aliran darah ke otot dan ke otak, sehingga timbul semangat, juga melapangkan pernapasan, mempercepat pengubahan glikogen menjadi glukosa dalam hati (berlawanan fungsinya dengan hormon insulin), mempercepat oksidasi dan menaikkan tekanan darah. Adrenalin ini disebut juga hormon semangat. Korteks ginjal, seperti medula ginjal, bereaksi terhadap stres. Rangsang stres menyebabkan hipotalamus mensekresikan pelepasan hormon yang merangsang pituitari anterior untuk melepaskan hormon tropik ACTH. Jika ACTH ini dibawa melalui aliran darah dan mencapai target, ACTH merangsang sel-sel korteks ginjal untuk mensintesis dan mensekresikan steroid yang dinamakan kortikosteroid. Dalam aliran darah, hormon ini berikatan dengan protein yang dinamakan transkortin. Pada kasus lain umpan balik negatif, tingginya kadar korti-kosteroid dalam darah menahan sekresi hormon ACTH. Kortikosteroid ini sangat penting. Beberapa kortikosteroid telah diisolasi dari korteks ginjal. Kortek ginjal bagian luar menghasilkan hormon mineralokortikoid, yang mempengaruhi komposisi cairan tubuh. Aldosteron adalah contoh mineralokortikoid yang dihasilkan korteks. Dan korteks ginjal bagian dalam pada manusia 13
  • 14. menghasilkan hormon glukokortikoid, contohnya adalah kortisol. Kortisol ini dinamakan juga hidrokortison, yang berhubungan dengan hormon kortikosteron. Pengaruh utama glukokortikoid adalah pada bioenergetik, khususnya pada metabolisme glukosa. Peningkatan penggunaan ba-han bakar berpengaruh pada hormon glukagon dari pankreas, hormon glukokortikoid meningkatkan sintesis glukosa dari sumber nonkarbohidrat seperti protein, pembuatan banyak glukosa tersedia untuk bahan bakar. Glukokortikoid beraksi pada otot-otot anggota, yaitu memecah protein otot. Kemudian karbon otot ditransporkan ke hati dan ginjal, yang kemudian diubah menjadi glukosa dan kemudian dilepaskan ke aliran darah. Sintesis glukosa dari protein otot meru-pakan mekanisme homeostatis dalam penyediaan bahan bakar, jika aktivitas tubuh terbanyak. Jika hormon ini kurang dihasilkan, menyebabkan tubuh menjadi lemah dan kurus, perubahan pigmen pada kulit, dan tekanan darah rendah, keadaan ini dikenal sebagai panyakit Addison. Kurangnya hormon ini dihasilkan antara lain karena rusaknya korteks ginjal bagian tengah oleh bakteri, antara lain oleh bakteri tuberkulosis. Orang ini tidak dapat secara efektif menggunakan lipid yang ada untuk membangkitkan Adenin Trifosfat (ATP). Hormon Kortin juga mengontrol pertumbuhan dan perkembangan organ seks dan juga membantu mengontrol perkembangan seks kedua. Hormon mineralokortikoid mempunyai pengaruh utama pada keseimbangan garam-garam dan air. Contohnya, hormon aldosteron, merangsang sel-sel dalam ginjal untuk menyerap kembali ion-ion natrium dan air dari filtrat, meningkatkan tekanan darah dan volumenya. Hormon aldosteron (ADH) dari pituitari dan atrial natriuretic factor (ANF) dari jantung, bersama-sama memelihara keseimbangan ion- ion dan air dalam darah. Jika seseorang dalam keadaan stres, hipotalamus cenderung mensekresikan hormon yang merangsang sekresi ACTH oleh pituitari anterior. Peningkatan ACTH dalam darah akan meningkatkan kadar sekresi hormon aldosteron oleh korteks ginjal. Jika hormon aldosteron ini kurang dihasilkan mengakibatkan ginjal tidak mengeluarkan enzim renin yang cukup jumlahnya. Hal ini berpengaruh terhadap kehilangan yang berlebihan air dan garam-garam melalui ginjal, sehingga volume darah kurang dan tekanan darah juga rendah. Perubahan-perubahan pada konsentrasi elektrolit mempengaruhi potensial transmembran, bahkan merusak jaringan saraf dan otot. 14
  • 15. Kortison juga dihasilkan oleh adrenal korteks yang berfungsi mengatur daya tahan tubuh terhadap benda asing atau kuman. Oleh sebab itu hormon ini penting untuk menjaga kesehatan tulang rawan pada persambungan ujung tulang-tulang. Jika hormon ini kurang dihasilkan menyebabkan penyakit arthritis. Kortison telah dapat disintesis di laboratorium, dan digunakan untuk pengobatan nyeri da-lam tulang. Gonad (Kelenjar Reproduksi) Fungsi kelenjar gonad berhubungan dengan peranan seksual yaitu ciri-ciri laki- laki dan wanita. Gonad mamalia menghasilkan 3 kelompok hormon steroid yaitu androgen, estrogen, dan progestin. Wanita dan laki-laki mempunyai ketiga hormon ini, tetapi dengan proporsi yang berbeda. Wanita mempunyai hormon estrogen yang lebih banyak, sedangkan hormon androgen sedikit dibandingkan dengan laki-laki. Ovarium adalah kelenjar reproduksi wanita yang menghasilkan hormon estrogen (estradiol) dan progestin. Sel-sel reproduksi wanita yang matang dinamakan oosit dihasilkan dalam struktur yang dinamakan folikel de graaf. Sel-sel folikel ini membentuk lapisan di sekeliling oosit yang sedang berkembang menghasilkan estrogen di bawah pengaruh FSH dan LH. Folikel berkembang dibawah penga-ruh FSH. Estrogen adalah hormon steroid yang mendorong kematangan oosit, merangsang pertumbuhan dinding uterus, dan menentukan ciri-ciri kelamin wanita kedua seperti watak kewanitaan, bentuk tubuh, dan suara yang berbeda dengan laki- laki. Korpus luteum menghasilkan campuran hormon estrogen dan hormon progestin (progesteron). Progesteron mempunyai beberapa fungsi penting, antara lain yaitu mempersiapkan uterus untuk kehamilan, mengatur pertumbuhan plasenta, mendorong pergera-kan oosit ke uterus, dan membesarnya kelenjar mame (susu) sewaktu hamil dan menghalangi pembentukan FSH pada mamalia. Testis merupakan kelenjar reproduksi laki-laki dan menghasil-kan hormon steroid androgen (contohnya, testosteron). Androgen dihasilkan oleh embrio untuk mengembangkan ciri-ciri ke laki-lakian. Konsentrasi androgen yang tinggi merangsang produksi sperma dan memelihara kelenjar sekretori saluran reproduksi laki-laki, merangsang pertumbuhan, dan menentukan ciri-ciri seks laki-laki kedua seperti suara besar, ukuran tubuh lebih besar dan berjenggot, serta adanya kumis. Testosteron juga mempengaruhi operasi metabolisme dalam tubuh, merangsang sintesis protein dan pertumbuhan otot, dan juga menghasilkan tingkah 15
  • 16. laku agresif. Selama perkembangan embrio, produksi testosteron mempengaruhi perkembangan struktur sistem saraf pusat, termasuk inti hipotalamus yang kemudian mempe-ngaruhi tingkah laku seksual. Dibawah pengaruh FSH, sel-sel testis menghasilkan hormon inhibin yang menghambat sekresi FSH pada pituitari bagian depan. Tabel 1: Kelenjar Endokrin Vertebr ata Utama dan Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Hormon yang Kimianya Fungsinya Yang diatur dihasilkan Hipotalamus Hormon yang ber- Peptida hubungan dengan pituitari posterior dan anterior (lihat berikutnya Pituitari Oksitoksin Peptida Merangsang kontraksi uterus Sistem saraf Posterior dan sel-sel kelenjar susu. (melepaskan hormon yang Menggiatkan penarikan dibuat Hormon antidiuretik kembali air oleh ginjal Keseimbang-an hipotalamus) (ADH) air/garam- garam. Pituitari Hormon pertum- Protein Merangsang pertumbuh an Hormon anterior buhan (GH) (khusus tulang) dan fungsi hipotalamus metabolisme. Prolaktin (PRL) Protein Merangsang produksi susu Hormon dan sekresi hipotalamus Merangsang produksi sel telur dan sperma Hormon perang- Glikopro- Merangsang ovari dan testis Hormon sang folikel (FSH) tein hipotalamus Hormon Luteizing Glikopro- Merangsang kelenjar tiroid. Hormon (LH) tein hipotalamus Hormon perang- Glikopro- Merangsang adrenalkorteks Tiroksin dalam sang tiroid (TSH) tein untuk mensekresikan gluko- darah; kortikoid. Hormon hipo- talamus. Hormon Peptida Glukokortikoid: Adrenokortikotropik hormon hipotalamus Kelenjar tiroid Triiodotironin (T3) Amina Merangsang dan memeli- TSH dan tiroksin (T4) hara proses metabolisme Kalsitonin Peptida Menurunkan kalsium darah Kalsium dalam darah 16
  • 17. Kelenjar Hormon yang Kimianya Fungsinya Yang diatur dihasilkan Kelenjar Hormon paratiroid Peptida Menaikkan kadar kalsium Kalsium dalam paratiroid (PTH) darah darah Pankreas Insulin Protein Menurunkan kadar glukosa Glukosa dalam darah. darah Glukagon Protein Menaikkan kadar glukosa Glukosa dalam darah. darah. Kelenjar adrenal Medula Epinefrin dan nor- Amina Menaikkan kadar glukosa Sistem saraf ginjal epinefrin darah; meningkatkan aktivitas metabolisme, mengerutkan pembuluh darah tertentu. Korteks Glukokortikoid Steroid Menaikkan kadar glukosa ACTH ginjal darah. Mineralokortikoid Steroid Meningkatkan penyerapan K+ dalam darah kembali Na+ dan ekskresi K+ dalam ginjal. Gonad Testis Androgen Steroid Mengiatkan pembentukan FSH dan LH sperma, meningkatkan perkembangan dan pemeliharaan ciri seks kedua laki-laki. Ovari Estrogen Steroid Merangsang pertumbuhan FSH dan LH dinding uterus; menggiatkan perkembangan dan pe- meliharaan ciri seks kedua wanita. Progesteron Steroid Menggiatkan pertumbuhan FSH dan LH dinding uterus. Kelenjar Pineal Melatonin Amina Terlibat dalam ritme biologis Siklus gelap/terang Timus Timosin Peptida Merangsang perkembangan Belum diketahui T-sel dengan pasti, diduga ada hubungannya dengan imumnitas 17
  • 18. BAB III RANGKUMAN Hormon disekresikan oleh kelenjar endokrin, berfungsi untuk mengontrol fungsi tubuh, seperti metaboisme, keseimbangan air dan mineral, keseimbangan glukosa dan penyimpanannya, kontraksi otot, pemindahan rangsangan, dan reproduksi. Kelenjar endokrin yang utama adalah tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, gonad, pituitari, dan hipotalamus. Hormon bekerja pada jaringan, organ atau target khusus. Hormon tropik mempengaruhi kelenjar endokrin lain, menyebabkan hormon yang dipengaruhi itu menghasilkan hormon. Sistem endokrin mengontrol dia sendiri melalui umpan balik negatif. Pada proses umpan balik, darah dengan kadar hormon tertentu menyetop produksi hormon tertentu atau memulai produksi hormon yang lainnya. Hormon ada yang berupa steroid, amina dan ada yang berupa protein atau glikoprotein. Hormon steroid mempengaruhi sel-sel dengan masuk melalui membran ke dalam sel dan bergerak menuju inti sel. Dalam inti sel steroid mempengaruhi produksi protein. Hormon yang berupa protein bekerja pada reseptor membran sel. Hormon protein ini berupa enzim aktif yang membantu mengkonversikan ATP menjadi AMP siklik. AMP siklik kemudian merangsang enzim yang menyebabkan perubahan yang diprakarsai oleh hormon pertama. 18
  • 19. BAB IV EVALUASI Jawablah pertanyaan berikut ! 1. Berikan contoh bagaimana sistem endokrin yang membantu memelihara homoestasis ? 2. Dengan cara bagaimana, hipotalamus mengatur keseimbangan air tubuh? 3. Buatlah diagram yang memperlihatkan hubungan antara hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar lainnya dalam sistem endokrin ! 4. Kelenjar paratiroid mengontrol pelepasan kalsium dari tulang ke dalam aliran darah. Kadang-kadang tumor mempengaruhi kelenjar paratiroid yang menyebabkan terlalu banyak kalsium dikeluarkan-kan dari tulang. Apa akibat dari kejadian ini? 5. Apa sebabnya ada atletik yang menggunakan steroid untuk memperbesar ototnya? Jelaskan juga pengaruh negatif penggunaan hormon steroid ! 6. Insulin adalah molekul protein Apa sebabnya penggunaan insulin lebih baik melalui suntikan daripada melalui oral.? Jelaskan ! 7. Apa yang menyebabkan berhentinya produksi tiroksin? 8. Alkohol menghambat produksi ADH (antidiuretik hormon) dari pituiatari anterior. Bagaimana alkohol mempengaruhi pengeluaran urin? 9. Apa yang Anda ketahui tentang hormon? 10. Apa fungsi hormon insulin? 11. Apa akibatnya jika hormon tiroksin kurang dihasilkan? 12. Apa perbedaan yang mendasar dari mekanisme kerja hormon tiroid dan hormon steroid 19
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Campbell N.A., J.B. Reece, 2002. Biology. Sixth Edition. Pearson Education, Inc, publishing as Benjamin Cummings. San Fransisco. Campbell N.A., J.B. Reece, L.G.Mitchell M.R. Taylor 2003. Biology. Concepts & Connections. Fourth Edition. Pearson Education Inc, publishing as Benjamin Cummings. San Fransisco. California, Boston New York. Gibson J.,MD 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Alih bahasa oleh Ni Luh Yasmin Asih. Edisi kedua. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Goodman H., T.C.Emmel, L.E.Graham, F.M. Slowiczek, Y. Shechter 1986. Biology . Harcourt Brace Jovanovich, Inc. Orlando, Florida. Kimball J.W. 1983. Biology. Fifth edition. Addison-Wesley Publishing Company Inc. Martini F. H, W.C.Ober 2001. Fundamental of Anatomy and Fisiology. Fifth Edition. Prentice Hall, Upper Saddle. New Yersey. 20