SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Download to read offline
Diskusi tentang Foto Cerita
   di majalah National Geographic,
panduan untuk mengikuti FK Award 2011 kategori Photo Story



Disampaikan oleh Reynold Sumayku, photo editor majalah National Geographic Indonesia
                    dan National Geographic Traveler Indonesia




             April 2011 ~ For Educational and Promotional Purposes Only
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Setelah melihat deretan foto-foto di atas,
 saya menduga kita segera dapat menangkap suatu benang merah. Ada kisah
yang terkandung di dalam rangkaian foto tersebut. Suatu kisah yang hendak
disampaikan oleh fotografer Amy Toensing, mengenai kekeringan yang mulai
              melanda Basin (Cekungan) Murray, Australia.

     Saya berulangkali menggunakan foto-foto yang diambil dari National
Geographic edisi April 2009 ini untuk menyampaikan presentasi karena foto-
    fotonya sederhana tetapi langsung mengena. Ceritanya cukup kuat dan
     barangkali tanpa melihat keterangan fotonya pun kita dapat langsung
  mengerti. Di sana ada foto lanskap yang berdebu, tanah retak, sungai yang
mulai kering, orang-orang yang mandi dan menampung kembali airnya—untuk
digunakan sebagai penyiram tanaman (hemat air). Ada profil sebuah keluarga,
 ada pula foto sekumpulan orang yang sepertinya tengah berada dalam suatu
rapat desa, mungkin membicarakan masalah air dan membahas kemungkinan
                    solusinya demi kepentingan bersama.

  Untuk rangkaian foto seperti itu, istilah apa yang kita gunakan? Apakah itu
             sebuah Photo Story? Photo Essay? Photo Series?

                                    atau…

                               Picture Stories?
New York Institute of Photography, sekolah foto yang usianya telah dihitung
sejak 1910, dalam suatu pengantarnya tentang fotojurnalistik menulis kalimat-
                       kalimat yang saya kutip di sini:

       “Photojournalism is the photograph you see on page one of your daily newspaper
   illustrating the traffic accident at Fourth and Main. It’s the photograph on the sports
page from yesterday’s football game. It’s the ‘photo stories’ in the Sunday supplement
                 on “A Day in the Emergency Room” and “Life in the Retirement Home.””

Mereka menggunakan istilah “photo stories”. Kutipan di atas sengaja tidak saya
                              terjemahkan.
Kemudian, di bagian lain, mereka menulis definisi tentang Picture Stories.
     Saya kutip di bawah ini, dan sebagian tidak saya terjemahkan:

        “Picture Stories. Sebuah picture story adalah seri foto yang menceritakan kisah.
     Misalnya tentang program penyuluhan mengenai bahaya obat bius di sekolah, atau
                    suasana dan aktivitas malam di sebuah kantor pemadam kebakaran.
Sebuah picture story mungkin dicetak sebagai bagian dari sebuah feature panjang. Atau
dicetak hanya disertai caption singkat. Bahkan mungkin juga disajikan tanpa tambahan
  teks apapun. Regardless, the picture story, sometimes also called a photo essay, has
                               become important element in modern photojournalism.”

Perhatikan bagian dari kalimat terakhir di atas: “Picture Story kadang disebut
                                Photo Essay”.
Pada bagian lain (saya terjemahkan):

“Pada suatu masa, picture story menjadi domain dari majalah-majalah fotografi berita
 seperti LIFE dan Look. Suatu picture story bisa dicetak berhalaman-halaman. Sebelum
       era booming televisi, melalui photo essay semacam itulah masyarakat mendapat
                                     suguhan mengenai banyak realita di seluruh dunia.

 Dewasa ini, kita mungkin menemukan picture story di beberapa surat kabar, terutama
pada edisi akhir pekan. Atau dalam majalah feature seperti National Geographic, Sports
                                                     Illustrated, atau bahkan People.”

  Sekadar informasi, bacaan yang saya kutip ini dibuat pada 1993. Saya tidak
   tahu apakah saat ini Sports Illustrated dan People masih ada, tetapi pada
     tahun 1990-an saya beberapa kali melihat kedua majalah tersebut dan
                          fotografinya memang kuat.
Menurut New York Institute of Photography (sebagian saya terjemahkan):

        “Photo Essay. Terkadang, picture stories juga disebut photo essays. Namun,
     sebagian jurnalis foto berargumen bahwa keduanya berbeda. Sebabnya? Sebuah
    photo story menampilkan beberapa aspek dari sebuah peristiwa, sedangkan photo
 essay tidak hanya menampilkan informasi, tetapi juga sekaligus melakukan persuasi
      kepada pembaca. Kami menggunakan kedua istilah tersebut bergantian, artinya
    dapat dipertukarkan, seperti halnya dilakukan oleh banyak fotografer profesional.
 Definisi umum mengenai sebuah esai sendiri adalah “suatu komposisi tulisan tentang
  subyek tertentu.” Umumnya, sebuah picture story disertai oleh teks secukupnya, dan
   apabila persuasion dimaksudkan di dalam rangkaian informasi yang disampaikan,
                                  orang akan mampu mengenalinya dengan mudah.”


  Dalam bacaan di atas, istilah photo story (ies) digunakan bergantian dengan picture
story (ies). Kemudian, picture/photo story itu juga dapat digunakan bergantian dengan
  photo essay. Di halaman berikut, kita akan melihat apa yang dikatakan oleh Michael
                 Davis, mantan picture editor di National Geographic.
“Saya akan mengatakan bahwa sebuah picture story cenderung mengenai suatu
tempat atau orang atau situasi. Sedangkan essay cenderung mengenai suatu tipe
   atau aspek dari banyak tempat, banyak hal, atau orang. Kedua istilah tersebut
    membutuhkan hal yang sama: alur yang menyatukan. Anda dapat mengikuti
            kehidupan seseorang selama bertahun-tahun dan tetap tidak mampu
    mendapatkan serangkaian foto yang menceritakan kisah, apabila Anda tidak
     memiliki cerita di dalam benak Anda. Pada akhirnya, baik picture story atau
                                  essay sama-sama menceritakan sebuah kisah.”
                                                               ~~Michael Davis


  Menurut Michael Davis, bekerja membuat picture stories cenderung
  membutuhkan keterampilan diri yang luas. Ia menyebutkan bahwa
  berdiam di suatu tempat dalam jangka waktu lama tidaklah mudah.
   Subyek cerita kita harus dalam kondisi bisa menerima kita dengan
   tangan terbuka, artinya kita membutuhkan teknik pendekatan dan
  pembawaan diri yang baik. Padahal, tidak ada resep khusus tentang
 bagaimana melakukannya. Terkadang, di tengah jalan, arah cerita yang
     terjadi berubah. Pekerjaan kita menjadi lebih rumit. Kita harus
  menyesuaikan diri dan membuat penafsiran ulang terhadap apa yang
                  terjadi, dan terhadap arah cerita kita.
Sedangkan dalam membuat essay, menurut Davis, kita membutuhkan
“kejernihan melihat”. Kita menentukan sudut pandang secara keseluruhan,
    melihat duduk perkara, terkadang dengan mengaitkan hal-hal yang
seringkali tidak tampak terlalu jelas kaitannya. Kalau bukan tentang kaitan
 antara satu hal dengan hal-hal lainnya, itu pastilah tentang kaitan waktu,
 atau kaitan kejadian. Essay membutuhkan kerajinan dan ketekunan yang
    berbeda dengan pengerjaan story. “Kemudian, ada topik-topik yang
   membutuhkan pendekatan story maupun essay sekaligus,” tulis Davis.
  “Anda dapat membuat individual picture stories yang dikombinasikan
   seperti sebuah essay, untuk membahas sebuah topik yang lebih luas.”
Kenapa saya merasa perlu untuk mengutip bacaan-bacaan di atas? Tidak
   lain tidak bukan, adalah untuk memberi sedikit gambaran mengenai
    ragam penyebutan istilah terkait komposisi foto yang berkisah ini.
       Selebihnya terserah kepada Anda. Bagaimanapun, ketika saya
     konfirmasikan beberapa waktu lalu kepada salah satu dewan juri
   Foto Kita Award 2011 yang sekaligus merupakan kurator Galeri Foto
      Antara yang pertama, Yudhi Soerjoatmojo, jawabannya adalah,
       “Sama saja. Cuma, sepertinya istilah photo essay lebih sering
                             dipergunakan.”

 Satu hal lagi yang menurut saya kaitannya cukup erat dengan sebuah
   photo story atau photo essay adalah layout. Desain. Mari kita lihat
     kalau foto-foto kekeringan di Cekungan Murray, Australia, karya
   Amy Toensing kita dekatkan satu sama lain dan ditampilkan dalam
           satu halaman—kalau perlu dengan penempatan yang
      memperhitungkan urutan foto atau besar-kecilnya. Berikut ini
      bukanlah desain yang baik, namun dengan menampilkan foto-
   fotonya dalam satu halaman, barangkali akan memberikan impresi
   berbeda dibanding kita melihat fotonya satu per satu seperti di awal
       tadi. Seharusnya ada teks pengantar atau mungkin bisa juga
                 ditambah caption di bawah tiap-tiap foto.
Kekeringan di Australia
~Amy Toensing
Contoh lain:

Krimea, Permata di Dua Mahkota. Foto oleh Gerd Ludwig. Dimuat di
   National Geographic edisi April 2011. Mengisahkan tentang suatu
  wilayah dengan lanskap yang cantik di Ukraina. Walaupun menjadi
   bagian dari Ukraina, masyarakat di sana lebh fanatik kepada Rusia
           yang dianggp sebagai representasi dari Uni Soviet.
Crimea: Permata
 di Dua Mahkota
      ~Gerd Ludwig
Kesatria
Penantang Api
  ~Reynold Sumayku
Bekantan Sei Hitam
~Reynold Sumayku
FotoKita Award 2011

    Kategori Photo Story
Panduan Dasar Membuat Komposisi Foto Cerita

                  1. Pembuka
                    2. Potret
                  3. Interaksi
              4. Penanda Utama
                     5. Detil
                  6. Penutup

                    atau…

                     1. Hook
                 2. Establishing
        3. Medium/Environment portrait
               4. Detail/Close up
                    5. Portrait
              6. Gesture/Exchange
                    7. Closing
Hook/Opener/Teaser
           Penarik perhatian. Menimbulkan penasaran. Terkadang foto pembuka.




Reynold Sumayku
Establishing Photo
                  Konteks. Set. Biasanya wide angle. Biasanya agak di awal.




Reynold Sumayku
Portrait
                  Subyek cerita




Reynold Sumayku
Medium/Environment Portrait
                  Subyek cerita di tengah lingkungannya. Pembentuk karakter.




Reynold Sumayku
Detail/Close-Up
                  Bumbu. Penguat. Pemberi nuansa khas.




Reynold Sumayku
Gesture/Exchange
                  Gestur. Interaksi. Pergerakan.




Reynold Sumayku
Closing




Reynold Sumayku
Reynold Sumayku




Tengkawang
Sungulo Palin
Contoh 2
Tanpa Terlalu Terpaku pada Aturan
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku




                  Antara Tradisi
                      dan Iman
Idealnya, esai membutuhkan plot lengkung layaknya sebuah buku bagus. Ada
  awal, pertengahan, klimaks, penutup. Mungkin juga termasuk di dalamnya:
      detail, tensi, paradoks, atau kesimpulan. Untuk membuat foto cerita
     sederhana, terkadang saya sering membayangkan komik singkat yang
              dimuat di halaman-halaman surat kabar atau majalah.

 Nah, setelah melihat panduan dasar membuat sebuah foto cerita, kita akan
  sedikit membahas tentang FotoKita Award 2011 untuk kategori photo story.
     Dalam beberapa kesempatan saya pernah ditanya teman-teman calon
    peserta tentang hal-hal ini: seperti apa foto cerita yang sesuai dan cocok
                       dengan ruh National Geographic?
Saya akan menjawab, cara pertama yang paling mudah adalah dengan melihat
   dan mempelajari foto-foto dalam feature di majalahnya. Apakah National
Geographic semata berisi cerita tentang kehidupan satwa dan tanaman (fauna-
flora)? Seberapa sering National Geographic menampilkan foto satwa dengan
  lensa makro? Seberapa sering kita melihat foto manusia di majalah tersebut
                       yang diambil dengan lensa tele?

  Mempelajari isi suatu majalah, menurut saya, adalah salah satu cara terbaik
    untuk membuat foto-foto serupa yang mungkin cocok dengan majalah
tersebut. FotoKita Award 2011 mengambil tema Populasi 7 Miliar , sesuai tema
  besar laporan majalah National Geographic sepanjang 2011. Foto-foto yang
diharapkan, tentu saja, adalah foto-foto yang sesuai dengan semangat National
                                  Geographic.

 Majalah National Geographic memberikan ruang yang luas kepada foto. Foto
detail penting. Tetapi foto yang memberikan nuansa ruang sering lebih penting
                            bagi National Geographic.
National Geographic Magazine
bukan majalah fotografi, melainkan sebuah jurnal resmi yang diterbitkan oleh
  National Geographic Society (berdiri pada 1888). Ketika didirikan, National
        Geographic mengusung misi “Meningkatkan dan Menyebarkan
     Pengetahuan Geografis”. Belakangan, misi tersebut dipertegas ke arah
           “Menginspirasi Kita agar Peduli terhadap Planet Bumi”.

     Fotografi adalah medium bagi majalah National Geographic untuk
  menjalankan misinya tersebut. Medium tersebut telah memiliki sejarah dan
    standar yang tinggi, menjadi tradisi. Foto-foto di majalah NG semuanya
  dibuat dengan alasan dan tujuan untuk menginspirasi kepedulian terhadap
   kelangsungan planet kita bersama, baik dalam skala kecil maupun besar.
   Sudut pandang mungkin saja personal (namun harus dilandasi oleh ilmu
     pengetahuan pula), sedangkan topiknya bukanlah topik personal. NG
   menceritakan tentang tempat, manusia atau satwa yang hidup di atasnya,
   bagaimana mereka hidup, bagaimana problematikanya, dan apa harapan
                         akan kemungkinan solusinya.

Teknis fotografi adalah pertimbangan, namun bukan tujuan utama. Membuat
   foto yang indah secara fotografis tidaklah berarti dalam konteks ini jikalau
      kita tidak memiliki alasan yang terkait dengan misi NG: kenapa kita
  membuat foto tersebut? Apa alasannya? Apa yang hendak kita kemukakan?
Itulah mengapa situs FotoKita.Net mengusung moto “Indah Bermakna.”



Panduan mengenai komponen-komponen dasar sebuah photo essay di atas
  (atau apapun sebutan yang digunakan untuk menamainya) pada akhirnya
       hanyalah sebuaah alat, bukan tujuan utama. Foto-foto cerita yang
    digunakan dalam majalah National Geographic pada dasarnya adalah
  pengembangan dari komponen-komponen dasar tersebut. Suatu cerita di
  NG bisa disampaikan sampai 30 halaman, sehingga memberi ruang lebih
 luas dibanding sekadar 6-7 foto. Akan tetapi, ada pula cerita-cerita tertentu
   di majalah itu yang tidak merupakan sebuah photo story. Ada yang lebih
    merupakan ilustrasi-ilustrasi mengenai suatu hal atau fenomena yang
   terjadi di berbagai tempat atau negara. Apabila satu, dua, atau beberapa
       foto dalam rangkaian tersebut dihilangkan, sebenarnya tidak akan
 mengubah alur atau kohesivitas cerita. Kita hanya akan kehilangan ilustrasi
     mengenai kejadian atau fenomena serupa yang terjadi di tempat lain.
      Bagaimanapun, informasi dari berbagai tempat untuk sebuah cerita
        bertema global di NG tentulah penting. Kalau fotonya bagus dan
                  informasinya kuat, tidak ada yang dibuang.
Sedikit banyak, mungkin ada benarnya dugaan bahwa umumnya pehobi
     fotografi di Indonesia belum terlalu banyak yang berminat ke arah foto
      cerita. Namun, dalam kontes FK Award 2011, tantangan dibuka lebar.
   Sebenarnya membuat foto-foto yang mengugah kepedulian orang terhadap
   dunia di mana kita hidup tidaklah sulit—sejauh kita berniat. Bahkan topik-
    topiknya pun bisa saja ditemukan di sekitar kita. Yang dibutuhkan adalah
              kepekaan dan story board yang disusun dalam kepala.

Salah seorang fotografer kontributor NG, Ed Kashi, mengatakan bahwa dewasa
     ini tidaklah cukup lagi pergi ke tempat-tempat terpencil untuk membuat
      foto-fotonya. Yang akan menjadi pembeda adalah kemampuan seorang
      fotografer dalam menyusun cerita. Dalam FK Award 2011 yang bertema
       populasi, tema yang dapat digali sangatlah luas. Kita bicara mengenai
   populasi sekaligus dampak-dampaknya terhadap dunia di mana kita hidup.
   Bagaimana soal daya dukung lingkungan? Bagaimana soal ketersediaan dan
      keberlanjutan pangan? Bagaimana soal kebutuhan energi? Banyak lagi
   tema-tema besar lainnya yang terkait populasi. Belum lagi kalau tema-tema
       besar tersebut dibuat turunannya. Apa yang kita lihat di Indonesia? Di
                                    sekitar kita?
Tema-tema terkait populasi dimuat di majalah NG sepanjang tahun 2011 dan
     dapat menjadi panduan mengikuti FK Award 2011 tema Photo Story,
  sepanjang kita berusaha menggalinya dalam konteks lokal. Pedoman dasar
    mengenai komponen-komponen yang membentuk photo essay di atas
  dapatlah gunakan dalam ajang ini. Namun yang lebih penting adalah, kita
            mau menyampaikan apa dengan photo story tersebut?

Kurator Galeri Fotografi Jurnalistik Antara yang pertama, sekaligus salah satu
  juri FK Award 2011, Yudhi Soerjoatmojo, pada diskusi sebelum dimulainya
   kontes foto ini mengatakan, “Sebaiknya calon peserta jangan diberi terlalu
  banyak contoh foto, karena kemungkinan besar foto-foto seperti itulah yang
                                  akan dibuat.”

 Pada lomba periode pertama, foto-foto yang diunggah oleh peserta banyak
  sekali yang menggambarkan kerumunan manusia. Pada periode kedua dan
   selanjutnya sampai akhir tahun nanti, semoga kita akan melihat foto-foto
                         cerita yang lebih bervariasi.
Barangkali perlu juga disampaikan bahwa saat kita membuat foto tentang
manusia, hendaknya kita dapat menghormati dan menjaga perasaan subyek
 foto kita tersebut. Mereka bukanlah obyek, sehingga barangkali kita dapat
       menghindari sikap atau tindakan eksploitatif secara berlebihan.


                      Sekian dan Terima Kasih
                   Mohon Maaf Atas Kekurangannya
       dan Selamat mengikuti FK Award 2011 kategori Photo Story

                             Informasi Kegiatan:
                             National Geographic Indonesia
                             http://fotokita.net/event/fk-award
                             Email : event@nationalgeographic.co.id
                             FB: http://nationalgeographic.co.id/facebook
                             Twitter: @fotokitanet & @NGIndonesia #frameFK

More Related Content

What's hot

Semiotika: denotasi, konotasi, mitos
Semiotika: denotasi, konotasi, mitosSemiotika: denotasi, konotasi, mitos
Semiotika: denotasi, konotasi, mitosToto Haryadi
 
Story board "Kisah Kita Meraih Impian"
Story board "Kisah Kita Meraih Impian"Story board "Kisah Kita Meraih Impian"
Story board "Kisah Kita Meraih Impian"Siti Syahrotun
 
Jurnalisme warga (citizen journalism)
Jurnalisme warga (citizen journalism)Jurnalisme warga (citizen journalism)
Jurnalisme warga (citizen journalism)AlfiahSeptianiSiradj
 
Street Photography
Street PhotographyStreet Photography
Street Photographymissclw
 
Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)ArtSashin
 
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi StudioTata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi StudioErwin Rasyid
 
What is photojournalism
What is photojournalismWhat is photojournalism
What is photojournalismSara_Dequina24
 
Mengenal 5 Teknik Angle Fotografi.pptx
Mengenal 5 Teknik  Angle Fotografi.pptxMengenal 5 Teknik  Angle Fotografi.pptx
Mengenal 5 Teknik Angle Fotografi.pptxHORGPPK
 

What's hot (20)

Photojournalism Forms
Photojournalism Forms Photojournalism Forms
Photojournalism Forms
 
Multimedia Jurnalistik
Multimedia JurnalistikMultimedia Jurnalistik
Multimedia Jurnalistik
 
Silabus PhotographX
Silabus PhotographXSilabus PhotographX
Silabus PhotographX
 
Semiotika: denotasi, konotasi, mitos
Semiotika: denotasi, konotasi, mitosSemiotika: denotasi, konotasi, mitos
Semiotika: denotasi, konotasi, mitos
 
Story board "Kisah Kita Meraih Impian"
Story board "Kisah Kita Meraih Impian"Story board "Kisah Kita Meraih Impian"
Story board "Kisah Kita Meraih Impian"
 
Teks Editorial Kelas 12
Teks Editorial Kelas 12Teks Editorial Kelas 12
Teks Editorial Kelas 12
 
Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dalam Fotografi Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dalam Fotografi
 
Dasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar FotografiDasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar Fotografi
 
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografiDesain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
 
Jurnalisme warga (citizen journalism)
Jurnalisme warga (citizen journalism)Jurnalisme warga (citizen journalism)
Jurnalisme warga (citizen journalism)
 
Street Photography
Street PhotographyStreet Photography
Street Photography
 
FOTOGRAFI SEBAGAI SEBUAH BISNIS
FOTOGRAFI SEBAGAI SEBUAH BISNISFOTOGRAFI SEBAGAI SEBUAH BISNIS
FOTOGRAFI SEBAGAI SEBUAH BISNIS
 
Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)
 
Fotografi Dasar
Fotografi DasarFotografi Dasar
Fotografi Dasar
 
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi StudioTata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
 
What is photojournalism
What is photojournalismWhat is photojournalism
What is photojournalism
 
Relasi Media
Relasi MediaRelasi Media
Relasi Media
 
Desain Multimedia Interaktif - Alat Bantu Fotografi
Desain Multimedia Interaktif - Alat Bantu FotografiDesain Multimedia Interaktif - Alat Bantu Fotografi
Desain Multimedia Interaktif - Alat Bantu Fotografi
 
Mengenal 5 Teknik Angle Fotografi.pptx
Mengenal 5 Teknik  Angle Fotografi.pptxMengenal 5 Teknik  Angle Fotografi.pptx
Mengenal 5 Teknik Angle Fotografi.pptx
 
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografiMenerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
 

Recently uploaded

IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kambojaIDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kambojaidmpo grup
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxPPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxMegaFebryanika
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfDannahadiantyaflah
 
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekaBAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024idmpo grup
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024idmpo grup
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...Neta
 
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docKERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docEnaNorazlina
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 

Recently uploaded (14)

IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kambojaIDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxPPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
 
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekaBAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
 
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
 
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docKERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 

PHOTO ESSAY @ NATIONAL GEOGRAPHIC

  • 1. Diskusi tentang Foto Cerita di majalah National Geographic, panduan untuk mengikuti FK Award 2011 kategori Photo Story Disampaikan oleh Reynold Sumayku, photo editor majalah National Geographic Indonesia dan National Geographic Traveler Indonesia April 2011 ~ For Educational and Promotional Purposes Only
  • 2. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 3. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 4. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 5. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 6. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 7. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 8. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 9. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 10. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 11. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 12. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 13. Setelah melihat deretan foto-foto di atas, saya menduga kita segera dapat menangkap suatu benang merah. Ada kisah yang terkandung di dalam rangkaian foto tersebut. Suatu kisah yang hendak disampaikan oleh fotografer Amy Toensing, mengenai kekeringan yang mulai melanda Basin (Cekungan) Murray, Australia. Saya berulangkali menggunakan foto-foto yang diambil dari National Geographic edisi April 2009 ini untuk menyampaikan presentasi karena foto- fotonya sederhana tetapi langsung mengena. Ceritanya cukup kuat dan barangkali tanpa melihat keterangan fotonya pun kita dapat langsung mengerti. Di sana ada foto lanskap yang berdebu, tanah retak, sungai yang mulai kering, orang-orang yang mandi dan menampung kembali airnya—untuk digunakan sebagai penyiram tanaman (hemat air). Ada profil sebuah keluarga, ada pula foto sekumpulan orang yang sepertinya tengah berada dalam suatu rapat desa, mungkin membicarakan masalah air dan membahas kemungkinan solusinya demi kepentingan bersama. Untuk rangkaian foto seperti itu, istilah apa yang kita gunakan? Apakah itu sebuah Photo Story? Photo Essay? Photo Series? atau… Picture Stories?
  • 14. New York Institute of Photography, sekolah foto yang usianya telah dihitung sejak 1910, dalam suatu pengantarnya tentang fotojurnalistik menulis kalimat- kalimat yang saya kutip di sini: “Photojournalism is the photograph you see on page one of your daily newspaper illustrating the traffic accident at Fourth and Main. It’s the photograph on the sports page from yesterday’s football game. It’s the ‘photo stories’ in the Sunday supplement on “A Day in the Emergency Room” and “Life in the Retirement Home.”” Mereka menggunakan istilah “photo stories”. Kutipan di atas sengaja tidak saya terjemahkan.
  • 15. Kemudian, di bagian lain, mereka menulis definisi tentang Picture Stories. Saya kutip di bawah ini, dan sebagian tidak saya terjemahkan: “Picture Stories. Sebuah picture story adalah seri foto yang menceritakan kisah. Misalnya tentang program penyuluhan mengenai bahaya obat bius di sekolah, atau suasana dan aktivitas malam di sebuah kantor pemadam kebakaran. Sebuah picture story mungkin dicetak sebagai bagian dari sebuah feature panjang. Atau dicetak hanya disertai caption singkat. Bahkan mungkin juga disajikan tanpa tambahan teks apapun. Regardless, the picture story, sometimes also called a photo essay, has become important element in modern photojournalism.” Perhatikan bagian dari kalimat terakhir di atas: “Picture Story kadang disebut Photo Essay”.
  • 16. Pada bagian lain (saya terjemahkan): “Pada suatu masa, picture story menjadi domain dari majalah-majalah fotografi berita seperti LIFE dan Look. Suatu picture story bisa dicetak berhalaman-halaman. Sebelum era booming televisi, melalui photo essay semacam itulah masyarakat mendapat suguhan mengenai banyak realita di seluruh dunia. Dewasa ini, kita mungkin menemukan picture story di beberapa surat kabar, terutama pada edisi akhir pekan. Atau dalam majalah feature seperti National Geographic, Sports Illustrated, atau bahkan People.” Sekadar informasi, bacaan yang saya kutip ini dibuat pada 1993. Saya tidak tahu apakah saat ini Sports Illustrated dan People masih ada, tetapi pada tahun 1990-an saya beberapa kali melihat kedua majalah tersebut dan fotografinya memang kuat.
  • 17. Menurut New York Institute of Photography (sebagian saya terjemahkan): “Photo Essay. Terkadang, picture stories juga disebut photo essays. Namun, sebagian jurnalis foto berargumen bahwa keduanya berbeda. Sebabnya? Sebuah photo story menampilkan beberapa aspek dari sebuah peristiwa, sedangkan photo essay tidak hanya menampilkan informasi, tetapi juga sekaligus melakukan persuasi kepada pembaca. Kami menggunakan kedua istilah tersebut bergantian, artinya dapat dipertukarkan, seperti halnya dilakukan oleh banyak fotografer profesional. Definisi umum mengenai sebuah esai sendiri adalah “suatu komposisi tulisan tentang subyek tertentu.” Umumnya, sebuah picture story disertai oleh teks secukupnya, dan apabila persuasion dimaksudkan di dalam rangkaian informasi yang disampaikan, orang akan mampu mengenalinya dengan mudah.” Dalam bacaan di atas, istilah photo story (ies) digunakan bergantian dengan picture story (ies). Kemudian, picture/photo story itu juga dapat digunakan bergantian dengan photo essay. Di halaman berikut, kita akan melihat apa yang dikatakan oleh Michael Davis, mantan picture editor di National Geographic.
  • 18. “Saya akan mengatakan bahwa sebuah picture story cenderung mengenai suatu tempat atau orang atau situasi. Sedangkan essay cenderung mengenai suatu tipe atau aspek dari banyak tempat, banyak hal, atau orang. Kedua istilah tersebut membutuhkan hal yang sama: alur yang menyatukan. Anda dapat mengikuti kehidupan seseorang selama bertahun-tahun dan tetap tidak mampu mendapatkan serangkaian foto yang menceritakan kisah, apabila Anda tidak memiliki cerita di dalam benak Anda. Pada akhirnya, baik picture story atau essay sama-sama menceritakan sebuah kisah.” ~~Michael Davis Menurut Michael Davis, bekerja membuat picture stories cenderung membutuhkan keterampilan diri yang luas. Ia menyebutkan bahwa berdiam di suatu tempat dalam jangka waktu lama tidaklah mudah. Subyek cerita kita harus dalam kondisi bisa menerima kita dengan tangan terbuka, artinya kita membutuhkan teknik pendekatan dan pembawaan diri yang baik. Padahal, tidak ada resep khusus tentang bagaimana melakukannya. Terkadang, di tengah jalan, arah cerita yang terjadi berubah. Pekerjaan kita menjadi lebih rumit. Kita harus menyesuaikan diri dan membuat penafsiran ulang terhadap apa yang terjadi, dan terhadap arah cerita kita.
  • 19. Sedangkan dalam membuat essay, menurut Davis, kita membutuhkan “kejernihan melihat”. Kita menentukan sudut pandang secara keseluruhan, melihat duduk perkara, terkadang dengan mengaitkan hal-hal yang seringkali tidak tampak terlalu jelas kaitannya. Kalau bukan tentang kaitan antara satu hal dengan hal-hal lainnya, itu pastilah tentang kaitan waktu, atau kaitan kejadian. Essay membutuhkan kerajinan dan ketekunan yang berbeda dengan pengerjaan story. “Kemudian, ada topik-topik yang membutuhkan pendekatan story maupun essay sekaligus,” tulis Davis. “Anda dapat membuat individual picture stories yang dikombinasikan seperti sebuah essay, untuk membahas sebuah topik yang lebih luas.”
  • 20. Kenapa saya merasa perlu untuk mengutip bacaan-bacaan di atas? Tidak lain tidak bukan, adalah untuk memberi sedikit gambaran mengenai ragam penyebutan istilah terkait komposisi foto yang berkisah ini. Selebihnya terserah kepada Anda. Bagaimanapun, ketika saya konfirmasikan beberapa waktu lalu kepada salah satu dewan juri Foto Kita Award 2011 yang sekaligus merupakan kurator Galeri Foto Antara yang pertama, Yudhi Soerjoatmojo, jawabannya adalah, “Sama saja. Cuma, sepertinya istilah photo essay lebih sering dipergunakan.” Satu hal lagi yang menurut saya kaitannya cukup erat dengan sebuah photo story atau photo essay adalah layout. Desain. Mari kita lihat kalau foto-foto kekeringan di Cekungan Murray, Australia, karya Amy Toensing kita dekatkan satu sama lain dan ditampilkan dalam satu halaman—kalau perlu dengan penempatan yang memperhitungkan urutan foto atau besar-kecilnya. Berikut ini bukanlah desain yang baik, namun dengan menampilkan foto- fotonya dalam satu halaman, barangkali akan memberikan impresi berbeda dibanding kita melihat fotonya satu per satu seperti di awal tadi. Seharusnya ada teks pengantar atau mungkin bisa juga ditambah caption di bawah tiap-tiap foto.
  • 22. Contoh lain: Krimea, Permata di Dua Mahkota. Foto oleh Gerd Ludwig. Dimuat di National Geographic edisi April 2011. Mengisahkan tentang suatu wilayah dengan lanskap yang cantik di Ukraina. Walaupun menjadi bagian dari Ukraina, masyarakat di sana lebh fanatik kepada Rusia yang dianggp sebagai representasi dari Uni Soviet.
  • 23. Crimea: Permata di Dua Mahkota ~Gerd Ludwig
  • 24. Kesatria Penantang Api ~Reynold Sumayku
  • 26. FotoKita Award 2011 Kategori Photo Story
  • 27. Panduan Dasar Membuat Komposisi Foto Cerita 1. Pembuka 2. Potret 3. Interaksi 4. Penanda Utama 5. Detil 6. Penutup atau… 1. Hook 2. Establishing 3. Medium/Environment portrait 4. Detail/Close up 5. Portrait 6. Gesture/Exchange 7. Closing
  • 28. Hook/Opener/Teaser Penarik perhatian. Menimbulkan penasaran. Terkadang foto pembuka. Reynold Sumayku
  • 29. Establishing Photo Konteks. Set. Biasanya wide angle. Biasanya agak di awal. Reynold Sumayku
  • 30. Portrait Subyek cerita Reynold Sumayku
  • 31. Medium/Environment Portrait Subyek cerita di tengah lingkungannya. Pembentuk karakter. Reynold Sumayku
  • 32. Detail/Close-Up Bumbu. Penguat. Pemberi nuansa khas. Reynold Sumayku
  • 33. Gesture/Exchange Gestur. Interaksi. Pergerakan. Reynold Sumayku
  • 36. Contoh 2 Tanpa Terlalu Terpaku pada Aturan
  • 44. Reynold Sumayku Antara Tradisi dan Iman
  • 45. Idealnya, esai membutuhkan plot lengkung layaknya sebuah buku bagus. Ada awal, pertengahan, klimaks, penutup. Mungkin juga termasuk di dalamnya: detail, tensi, paradoks, atau kesimpulan. Untuk membuat foto cerita sederhana, terkadang saya sering membayangkan komik singkat yang dimuat di halaman-halaman surat kabar atau majalah. Nah, setelah melihat panduan dasar membuat sebuah foto cerita, kita akan sedikit membahas tentang FotoKita Award 2011 untuk kategori photo story. Dalam beberapa kesempatan saya pernah ditanya teman-teman calon peserta tentang hal-hal ini: seperti apa foto cerita yang sesuai dan cocok dengan ruh National Geographic?
  • 46. Saya akan menjawab, cara pertama yang paling mudah adalah dengan melihat dan mempelajari foto-foto dalam feature di majalahnya. Apakah National Geographic semata berisi cerita tentang kehidupan satwa dan tanaman (fauna- flora)? Seberapa sering National Geographic menampilkan foto satwa dengan lensa makro? Seberapa sering kita melihat foto manusia di majalah tersebut yang diambil dengan lensa tele? Mempelajari isi suatu majalah, menurut saya, adalah salah satu cara terbaik untuk membuat foto-foto serupa yang mungkin cocok dengan majalah tersebut. FotoKita Award 2011 mengambil tema Populasi 7 Miliar , sesuai tema besar laporan majalah National Geographic sepanjang 2011. Foto-foto yang diharapkan, tentu saja, adalah foto-foto yang sesuai dengan semangat National Geographic. Majalah National Geographic memberikan ruang yang luas kepada foto. Foto detail penting. Tetapi foto yang memberikan nuansa ruang sering lebih penting bagi National Geographic.
  • 47. National Geographic Magazine bukan majalah fotografi, melainkan sebuah jurnal resmi yang diterbitkan oleh National Geographic Society (berdiri pada 1888). Ketika didirikan, National Geographic mengusung misi “Meningkatkan dan Menyebarkan Pengetahuan Geografis”. Belakangan, misi tersebut dipertegas ke arah “Menginspirasi Kita agar Peduli terhadap Planet Bumi”. Fotografi adalah medium bagi majalah National Geographic untuk menjalankan misinya tersebut. Medium tersebut telah memiliki sejarah dan standar yang tinggi, menjadi tradisi. Foto-foto di majalah NG semuanya dibuat dengan alasan dan tujuan untuk menginspirasi kepedulian terhadap kelangsungan planet kita bersama, baik dalam skala kecil maupun besar. Sudut pandang mungkin saja personal (namun harus dilandasi oleh ilmu pengetahuan pula), sedangkan topiknya bukanlah topik personal. NG menceritakan tentang tempat, manusia atau satwa yang hidup di atasnya, bagaimana mereka hidup, bagaimana problematikanya, dan apa harapan akan kemungkinan solusinya. Teknis fotografi adalah pertimbangan, namun bukan tujuan utama. Membuat foto yang indah secara fotografis tidaklah berarti dalam konteks ini jikalau kita tidak memiliki alasan yang terkait dengan misi NG: kenapa kita membuat foto tersebut? Apa alasannya? Apa yang hendak kita kemukakan?
  • 48. Itulah mengapa situs FotoKita.Net mengusung moto “Indah Bermakna.” Panduan mengenai komponen-komponen dasar sebuah photo essay di atas (atau apapun sebutan yang digunakan untuk menamainya) pada akhirnya hanyalah sebuaah alat, bukan tujuan utama. Foto-foto cerita yang digunakan dalam majalah National Geographic pada dasarnya adalah pengembangan dari komponen-komponen dasar tersebut. Suatu cerita di NG bisa disampaikan sampai 30 halaman, sehingga memberi ruang lebih luas dibanding sekadar 6-7 foto. Akan tetapi, ada pula cerita-cerita tertentu di majalah itu yang tidak merupakan sebuah photo story. Ada yang lebih merupakan ilustrasi-ilustrasi mengenai suatu hal atau fenomena yang terjadi di berbagai tempat atau negara. Apabila satu, dua, atau beberapa foto dalam rangkaian tersebut dihilangkan, sebenarnya tidak akan mengubah alur atau kohesivitas cerita. Kita hanya akan kehilangan ilustrasi mengenai kejadian atau fenomena serupa yang terjadi di tempat lain. Bagaimanapun, informasi dari berbagai tempat untuk sebuah cerita bertema global di NG tentulah penting. Kalau fotonya bagus dan informasinya kuat, tidak ada yang dibuang.
  • 49. Sedikit banyak, mungkin ada benarnya dugaan bahwa umumnya pehobi fotografi di Indonesia belum terlalu banyak yang berminat ke arah foto cerita. Namun, dalam kontes FK Award 2011, tantangan dibuka lebar. Sebenarnya membuat foto-foto yang mengugah kepedulian orang terhadap dunia di mana kita hidup tidaklah sulit—sejauh kita berniat. Bahkan topik- topiknya pun bisa saja ditemukan di sekitar kita. Yang dibutuhkan adalah kepekaan dan story board yang disusun dalam kepala. Salah seorang fotografer kontributor NG, Ed Kashi, mengatakan bahwa dewasa ini tidaklah cukup lagi pergi ke tempat-tempat terpencil untuk membuat foto-fotonya. Yang akan menjadi pembeda adalah kemampuan seorang fotografer dalam menyusun cerita. Dalam FK Award 2011 yang bertema populasi, tema yang dapat digali sangatlah luas. Kita bicara mengenai populasi sekaligus dampak-dampaknya terhadap dunia di mana kita hidup. Bagaimana soal daya dukung lingkungan? Bagaimana soal ketersediaan dan keberlanjutan pangan? Bagaimana soal kebutuhan energi? Banyak lagi tema-tema besar lainnya yang terkait populasi. Belum lagi kalau tema-tema besar tersebut dibuat turunannya. Apa yang kita lihat di Indonesia? Di sekitar kita?
  • 50. Tema-tema terkait populasi dimuat di majalah NG sepanjang tahun 2011 dan dapat menjadi panduan mengikuti FK Award 2011 tema Photo Story, sepanjang kita berusaha menggalinya dalam konteks lokal. Pedoman dasar mengenai komponen-komponen yang membentuk photo essay di atas dapatlah gunakan dalam ajang ini. Namun yang lebih penting adalah, kita mau menyampaikan apa dengan photo story tersebut? Kurator Galeri Fotografi Jurnalistik Antara yang pertama, sekaligus salah satu juri FK Award 2011, Yudhi Soerjoatmojo, pada diskusi sebelum dimulainya kontes foto ini mengatakan, “Sebaiknya calon peserta jangan diberi terlalu banyak contoh foto, karena kemungkinan besar foto-foto seperti itulah yang akan dibuat.” Pada lomba periode pertama, foto-foto yang diunggah oleh peserta banyak sekali yang menggambarkan kerumunan manusia. Pada periode kedua dan selanjutnya sampai akhir tahun nanti, semoga kita akan melihat foto-foto cerita yang lebih bervariasi.
  • 51. Barangkali perlu juga disampaikan bahwa saat kita membuat foto tentang manusia, hendaknya kita dapat menghormati dan menjaga perasaan subyek foto kita tersebut. Mereka bukanlah obyek, sehingga barangkali kita dapat menghindari sikap atau tindakan eksploitatif secara berlebihan. Sekian dan Terima Kasih Mohon Maaf Atas Kekurangannya dan Selamat mengikuti FK Award 2011 kategori Photo Story Informasi Kegiatan: National Geographic Indonesia http://fotokita.net/event/fk-award Email : event@nationalgeographic.co.id FB: http://nationalgeographic.co.id/facebook Twitter: @fotokitanet & @NGIndonesia #frameFK