SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 55
SOSIOLOGI
MULTICULTURAL
Kebudayaan Jawa Tengah dan Jawa Timur
 Pakaian Adat Jawa Tengah
Pakaian tradisional kaum perempuan Suku Jawa
pada umumnya, dan di Jawa Tengah khususnya adalah
memakai kebaya, kemben, dan kain tapih pinjung
dengan stagen. Kebaya memang biasa dikenakan oleh
perempuan bangsawan maupun rakyat biasa sebagi
pakaian sehari-hari maupun pakaian upacara.
Pakaian sehari-hari perempuan Jawa biasanya
cukup memakai kemben yang dipadukan dengan
stagen dan kain jarik.
Sementara itu, pakaian bagi kaum laki-laki,
khususnya kerabat keraton adalah memakai baju
beskap kembang-kembang atau motif bunga lainnya.
Pada kepala memakai destar (blankon), kain samping
jarik, stagen untuk mengikat kain samping, keris dan
alas kaki (cemila). Pakaian ini dinamakan Jawi Jangkep,
yaitu pakaian laki-laki Jawa lengkap dengan keris.
 Pakaian Adat Jawa Timur
Secara sekilas pakaian adat Jawa Timur mirip
dengan pakaian adat Jawa Tengah. Hal ini
dikarenakan pengaruh kebudayaan dan adat Jawa
Tengah sangat banyak. Namun tetap berbeda,
pakaian adat Jawa Tengah
mengambarkan perilaku orang Jawa Tengah yang
santun yang berbalut filosofi dalam kain batik.
Sedangkan pada Pakaian adat Jawa Timur
mencerminkan ketegasan dan kesederhanaan
kebudayaan Jawa Timur.
Selain itu yang membedakan pakain adat
Jawa Timur dengan Jawa Tengah adalah penutup
kepala yang dipakai atau Odheng. Pakaian adat
Jawa Timur biasa disebut dengan Mantenan.
Karena biasanya dipakai pada saat acara
perkawinan oleh masyarakat jawa Timur.
Pakaian khas Madura juga termasuk pakain
adat Jawa Timur. Pakaian khas Madura biasa
disebut pesa’an. Pakaian ini terkesan sederhana
karena hanya berupa kaos bergaris merah putih
dan celana longgar. Untuk wanita biasa
menggunakan kebaya. Ciri khas dari kebaya
adalah penggunaan kutang polos dengan warna
cerah yang mencolok. Sehingga keindahan tubuh si
pemakai akan terlihat jelas. Hal ini merupakan nilai
budaya Madura yang sangat menghargai
keindahan tubuh. Bukan sebagai sarana pornografi.
Warna – warna yang mencolok dan kuat yang
dipakai dalam busana Madura mennjukan karakter
orang Madura yang tidak pernah ragu – ragu, berani,
terbuka dan terus terang. Sedangkan untuk para
bangsawan menggunakan jas tutup polos dengan
kain panjang. Lengkap dengan odeng yang
menunjukan derajat kebangsawanan seseorang.
 Rumah Adat Joglo
Bangunan joglo banyak dijumpai pada arsitektur
Jawa Tengah. Joglo merupakan rumah kerangka
bangunan utama dari rumah tradisional Jawa, yang
terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama
penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang
berupa susunan balok yang disangga soko guru.
Ruangan pada rumah joglo pada umumnya dibagi
menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah ruangan
pertemuan yang disebut pendhopo. Bagian kedua
adalah ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk
mengadakan pertunjukan wayang kulit, disebut
pringgitan. Bagian ketiga adalah ruang belakang yang
disebut ndalem atau omah jero, dan digunakan sebagai
ruang keluarga. Dalam ruang ini terdapat tiga buah
senthong (kamar), yaitu senthong kiri, senthong tengah,
dan senthong kanan.
 Senjata Tradisional Jawa Tengah – Keris
Keris adalah senjata tikam golongan belati
(berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya)
dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan
Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas
dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena
tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali
bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya
memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat
lapisan logam cerah pada helai bilah.
Keris dikalangan masyarakat di jawa dilambangkan
sebagai symbol “ Kejantanan “. Pada masa lalu keris
berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan,
sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada
penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda
aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah
simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai
dari segi estetikanya.
Keris di setiap daerah memiliki kekhasan
sendiri-sendiri dalam penampilan, fungsi, teknik
garapan, serta peristilahan.
 Senjata Tradisional Jawa Timur – Celurit
Celurit menjadi senjata khas suku Madura
yang biasa digunakan sebagai senjata carok.
Senjata ini sudah melegenda sebagai senjata yang
biasa digunakan oleh tokoh bernama Sakera.
Masyarakat Madura biasanya memasukkan
khodam, sejenis makhluk gaib yang menempati
suatu benda, ke dalam celurit dengan cara
merapalkan doa-doa sebelum carok.
 Transportasi
Jawa Tengah merupakan provinsi yang
pertama kali mengoperasikan jalur kereta api, yakni
pada tahun 1867 di Semarang dengan rute
Samarang-Tanggung yang berjarak 26 km, atas
permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di
Semarang maupun hasil bumi ke Gudang
Semarang. Saat ini jalur kereta api yang melintasi
Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta-
Semarang-Surabaya), lintas selatan (Bandung-
Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan
jalur Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta Solo-
Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali
pada tahun 2005.
Selain kereta, terdapat juga alat-alat
transporatasi lainnya seperti angkutan umum, bus,
dan delman.
 Mata Pencaharian/Sistem Ekonomi
Bertani merupakan mata pencaharian utama.
Bertani dilakukan di ladang dan sawah. Ada juga
yang bekerja sebagai nelayan. Selain itu,
masyarakat Jawa juga menjalankan usaha
sambilan, seperti mencetak batu bata, membatik,
tukang kayu, dan menganyam tikar.
 Sistem Politik
Desa di Jawa disebut kelurahan yang dikepalai
oleh lurah. Dalam pekerjaannya lurah dan
pembantu-pembantunya mempunyai tugas pokok
memelihara keamanan desa.
Pembantu-pembantu lurah, meliputi:
Carik : pembantu umum/sekretaris desa,
Sosial : memelihara kesejahteraan penduduk
Kaum : mengurusi soal nikah, rujuk, talak,
dan kematian.
 Sistem Kepercayaan/Religi
 Agama mayoritas dalam suku bangsa Jawa adalah
Islam. Selain itu juga terdapat penganut agama Kristen,
Katolik, Hindu, dan Buddha. Masyarakat Jawa percaya bahwa
hidup diatur oleh alam, maka ia bersikap nrimo (pasrah).
Masyarakat Jawa percaya keberadaan arwah/ roh leluhur dan
makhluk halus seperti lelembut, tuyul, demit, dan jin.
Selamatan adalah upacara makan bersama yang telah
diberi doa sebelumnya. Ada empat selamatan di Jawa, yaitu
sebagai berikut;
a. Selamatan lingkaran hidup manusia, meliputi: hamil tujuh
bulan, potong rambut pertama, kematian, dan kelahiran.
Selamatan bersih desa, upacara sebelum, dan sesudah
panen.
b. Selamatan yang berhubungan dengan hari-hari/bulan-bulan
besar Islam.
c. Selamatan yang berhubungan dengan peristiwa khusus,
perjalanan jauh, ngruwat, dan menempati rumah baru. Jenis
selamatan kematian, meliputi: nelung dina (tiga hari), mitung
dina (tujuh hari), matang puluh dina (empat puluh hari), nyatus
(seratus hari), dan nyewu (seribu hari).
 Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan suku bangsa Jawa adalah bilateral
(garis keturunan ayah dan ibu). Dalam sistem kekerabatan
masyarakat Jawa, digunakan istilah-istilah sebagai berikut.
Ego menyebut orang tua laki-laki adalah bapak/rama.
Ego menyebut orang tua perempuan adalah simbok/ biyung.
Ego menyebut kakak laki-laki adalah kang mas, kakang mas.
Ego menyebut kakak perempuan adalah mbakyu.
Ego menyebut adik laki-laki adalah adhi, dhimas, dik, atau le.
Ego menyebut adik perempuan adalah ndhuk, denok, atau di.
Dalam masyarakat Jawa, istilah-istilah di atas
merupakan tata cara sopan santun pergaulan yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila melanggar
nasihat orang tua akan sengsara atau disebut kuwalat.
 Sistem Perkawinan
Di Jawa seperti juga ditempat lain, pada
prinsipnya perkawinan terjadi karena keputusan
dua insan yang saling jatuh cinta.Itu merupakan hal
yang prinsip. Meski ada juga perkawinan yang
terjadi karena dijodohkan orang tua yang terjadi
dimasa lalu.Sementara orang-orang tua zaman
dulu berkilah melalui pepatah : Witing tresno jalaran
soko kulino, artinya : Cinta tumbuh karena terbiasa.
Di Jawa dimana kehidupan kekeluargaan
masih kuat, sebuah perkawinan tentu akan
mempertemukan dua buah keluarga besar. Oleh
karena itu, sesuai kebiasaan yang berlaku, kedua
insan yang berkasihan akan memberitahu keluarga
masing-masing bahwa mereka telah menemukan
pasangan yang cocok dan ideal untuk dijadikan
suami/istrinya.
Secara tradisional, pertimbangan penerimaan
seorang calon menantu berdasarkan kepada bibit,
bebet, dan bobot, yang artinya;
Bibit artinya mempunyai latar kehidupan
keluarga yang baik.
Bebet artinya calon penganten, terutama pria,
mampu memenuhi kebutuhan keluarga.
Bobot artinya kedua calon penganten adalah
orang yang berkwalitas, bermental baik dan
berpendidikan cukup.
 Prosesi Upacara Pernikahan Adat Jawa Tengah
1. Bersih Lahir Batin
2. Midodareni
3. Upacara Injak Telur
4. Sikepan Sindur
5. Acara Pangkuan
6. Kacar-Kucur
7. Dahar Klimah/Dulang-dulangan
8. Titik Pitik
9. Ngabekten/Sungkeman
 Produksi Khas
 Batik (Batik of Central Java) Salah satu jenis produk
sandang yang berkembang pesat di Jawa tengah sejak
beberapa dekade, bahkan beberapa abad yang lalu,
adalah kerajinan batik. Sebagian besar masyarakat
Indonesia telah mengenal batik baik dalam coraknya
yang tradisional maupun yang modern. Pada umumnya
batik digunakan untuk kain jarik, kemeja, sprey, taplak
meja, dan busana wanita. Mengingat bahwa jenis
produk ini amat dipengaruhi oleh selera konsumen dan
perubahan waktu maupun model, maka perkembangan
industri batik di Jawa Tengah juga mengalami
perkembangan yang cepat baik menyangkut rancangan,
penampilan, corak dan kegunaannya, disesuaikan
dengan permintaan dan kebutuhan pasar baik dalam
maupun luar negeri.
 Sentra produksi batik di Jawa Tengah banyak dijumpai
di Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kota
Surakarta, dan Kabupaten Sragen. Dari sisi permintaan
dan keunikan produk, peluang usaha di bidang industri
batik masih terbuka luas dan sangat menguntungkan.
Pemasaran batik selain untuk konsumsi lokal juga telah
menembus pasar Eropa dan Amerika.
 Rokok sigaret kretek merupakan salah satu produk
Jawa Tengah yang cukup dikenal luas. terdapat
berbagai tipe dan merk rokok sigaret kretek yang
dihasilkan, baik oleh pengusaha yang dikategorikan
sebagai K-1000 (memproduksi rokok di bawah 1000
batang per hari) hingga yang merupakan pabrikan
modern dan besar seperti Jarum, Jambu Bol, Sukun,
Tapel Kuda, dll.
Rokok sigaret kretek merupakan slaah satu jenis
produk rokok yang dihasilkan melalui proses
pencampuran antara rajangan tembakau, cengkeh, dan
diolah dengan campuran aroma tertentu yang
menimbulkan rasa dan kenikmatan khas. beberapa
jenis rokok K-1000 menambahkan bahan baku lain
seperti kemenyan dan dibungkus dengan daun tertentu.
Bahan baku utama yaitu tembakau umumnya berasal
dari Jawa Tengah sendiri yakni dari Kabupaten
Wonosobo, Temanggung, Kendal, Boyolali, dan Batang.
 Sentra produksi rokok tersebar di Kota Semarang,
Kabupaten Semarang, Kota Surakarta, Kabupaten
Surakarta, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten
Karanganyar. Sedangkan pasarnya tidak hanya dalam
negeri tetapi juga luar negeri, khususnya ASEAN.
 Organisasi Politik
Jong Java adalah suatu organisasi kepemudaan
yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung
STOVIA pada tanggal 7 Maret, 1915 dengan nama awal
Tri Koro Dharmo (TKD=Tiga Tujuan Mulia).
Perkumpulan pemuda ini didirikannya karena banyak
pemuda yang menganggap bahwa Boedi Oetomo
dianggap sebagai organisasi elite.
Pada saat didirikan, ketuanya adalah Dr. Satiman
Wirjosandjojo, dengan wakil ketua Wongsonegoro,
sekretaris Sutomo dan anggotanya Muslich, Mosodo
dan Abdul Rahman. Tri Koro Dharmo bertujuan untuk
mempersatukan para pelajar pribumi, menyuburkan
minat pada kesenian dan bahasa nasional serta
memajukan pengetahuan umum untuk anggotanya. Hal
ini dilakukan antara lain dengan menyelenggarakan
berbagai pertemuan dan kursus, mendirikan lembaga
yang memberi beasiswa, menyelenggarakan berbagai
pertunjukan kesenian, serta menerbitkan majalah Tri
Koro Dharmo.
TKD berubah menjadi Jong Java pada 12 Juni,
1918 dalam kongres I-nya yang diadakan di Solo,
yang dimaksudkan untuk bisa merangkul para
pemuda dari Sunda, Madura dan Bali. Oleh karena
jumlah murid-murih Jawa merupakan anggota
terbanyak, maka perkumpulan ini tetap bersifat
Jawa.
Pada pertengahan tahun 1920 diadakan
kongres III di Solo, Jawa Tengah dan pada
pertengahan tahun 1921 diadakan kongres ke-IV di
Bandung, Jawa Barat. Dalam kedua kongres
tersebut, bertujuan untuk membangunkan cita-cita
Jawa Raya. dan mengembangkan rasa persatuan
di antara suku-suku bangsa di Indonesia.
 Upacara Adat
 Upacara adat Tingkepan atau Mintoni
Merupakan sebuah upacara adat yang
dilaksanakan untuk memperingati kehamilan pertama
ketika kandungan sang ibu hamil tersebut memasuki
bulan ke tiga, lima dan puncaknya ke tujuh bulan.
Adapun maksud dan tujuan dari digelarnya upacara
adat ini adalah untuk mensucikan calon ibu berserta
bayi yang di kandungnya, agar selalu sehat segar bugar
dalam menanti kelahirannya yang akan datang.
Kronologi singkat dari upacara tingkepan ini sendiri
adalah menggelar selametan pada bulan ketiga, lima
dan kemudian puncaknya adalah pada bulan ke tujuh
sang ibu hamil pun menggelar sebuah prosesi upacara
berupa memandikan atau mensucikan calon ibu
berserta bayi yang di kandung, agar kelak segar bugar
dan selamat dalam menghadapi kelahirannya.
 Tedhak Siten (Ritual Turun Tanah)
Tedhak artinya turun atau menapakkan kaki, Siten
dari kata siti artinya tanah atau bumi. Jadi tedhak siten
berarti menapakkan kaki kebumi.Ritual tedhak siten
menggambarkan persiapan seorang anak untuk
menjalani kehidupan yang benar dan sukses dimasa
mendatang, dengan berkah Gusti, Tuhan dan bimbingan
orang tua dan para guru dari sejak masa kanak-kanak.
Upacara tedhak siten juga punya makna kedekatan
anak manusia kepada IbuPertiwi, tanah airnya.
Upacara tedhak siten dilaksanakan pada waktu
seorang anak kecil berumur tujuh selapan atau 245 hari.
Selapan merupakan kombinasi hari tujuh menurut
kalender internasional dan hari lima sesuai kalender
Jawa. Oleh karena itu selapanan terjadi setiap 35 hari
sekali. Bisa jatuh hari Senin Legi, Selasa Paing dst.
Biasanya pelaksanaan upacara tedhak siten diadakan
pagi hari dihalaman depan rumah.
Seperti pada setiap upacara tradisional, mesti
dilengkapi dengan sesaji yang sesuai. Bermacam
sesaji yang ditata rapi, seperti beberapa macam
bunga, herbal dan hasil bumi yang dirangkai cantik,
menambah sakral dan marak suasana ritual.
Sesaji itu bukan takhayul, tetapi intinya bila
diurai merupakan sebuah doa permohonan kepada
Gusti, Tuhan, supaya upacara berjalan dengan
selamat dan lancar. Juga tujuan dari ritual tercapai,
mendapatkan berkah Gusti.
 Jalannya upacara;
Pertama : Anak dituntun untuk berjalan maju dan
menginjak bubur tujuh warna yang terbuat dari beras
ketan. Warna-warna itu adalah merah, putih, oranye,
kuning, hijau, biru dan ungu.
Kedua : Anak dituntun menaiki tangga yang terbuat dari
batang tebu Arjuna, lalu turun lagi. Tebu merupakan
akronim dari antebing kalbu, mantapnya kalbu, dengan
tekad hati yang mantap.
Ketiga : Turun dari tangga tebu, si anak dituntun untuk
berjalan dionggokan pasir. Disitu dia mengkais pasir
dengan kakinya, bahasa Jawanya ceker-ceker, yang
arti kiasannya adalah mencari makan. Maksudnya si
anak setelah dewasa akan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Keempat : Si bocah dimasukkan kedalam sebuah
kurungan yang dihias apik, didalamnya terdapat
berbagai benda seperti : buku, perhiasan, telpon
genggam dlsb. Dibiarkan bocah itu akan
memegang barang apa. Misalnya dia memegang
buku, mungkin satu hari dia mau jadi ilmuwan.
Pegang telpon genggam, dia bisa jadi tehnisi atau
ahli komunikasi.
Kelima : Ayah dan kakek si bocah menyebar udik-
udik, yaitu uang logam dicampur berbagai macam
bunga. Maksudnya si anak sewaktu dewasa
menjadi orang yang dermawan, suka menolong
orang lain. Karena suka menberi, baik hati, dia juga
akan mudah mendapatkan rejeki. Ada juga ibu si
anak mengembannya, sambil ikut menyebarkan
udik-udik.
Keenam : Kemudian anak tersebut dibersihkan
dengan dibasuh atau dimandikan dengan air
sritaman, yaitu air yang dicampuri bunga-bunga,
seperti melati, mawar, kenanga dan kantil.
Ketujuh : Pada akhir upacara, bocah itu didandani
dengan pakaian bersih dan bagus. Maksudnya
supaya si anak mempunyai jalan kehidupan yang
bagus dan bisa membuat bahagia keluarganya.
 Aksara Jawa
Aksara Jawa atau dikenal dengan nama
hanacaraka atau carakan adalah aksara jenis
abugida turunan aksara Brahmi yang digunakan
atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-
naskah berbahasa Jawa, bahasa Makasar, bahasa
Sunda, dan bahasa Sasak.
Bentuk aksara Jawa yang sekarang dipakai
(modern) sudah tetap sejak masa Kesultanan
Mataram (abad ke-17) tetapi bentuk cetaknya baru
muncul pada abad ke-19. Aksara ini adalah
modifikasi dari aksara Kawi atau dikenal dengan
Aksara Jawa Kuno yang juga merupakan abugida
yang digunakan sekitar abad ke-8 – abad ke-16.
Aksara ini juga memiliki kedekatan dengan aksara
Bali. Nama aksara ini dalam bahasa Jawa adalah
Dentawiyanjana.
 Alat Musik
Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang
biasanya menonjolkan metalofon, gambang,
gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada
Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong,
kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik
umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan
hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada
umumnya oleh masyarakat Jawa.
 Kesenian Wayang
 Wayang Kulit
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia
yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal
dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh
spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga
yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa
yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena
penonton juga bisa menonton wayang dari belakang
kelir atau hanya bayangannya saja.
Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang
juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang,
dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan
sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan
oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di
balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih,
sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau
lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang
berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan
wayang yang jatuh ke kelir.
 Wayang Golek
Wayang Golek adalah boneka kayu yang
dimainkan berdasarkan karakter tertentu dalam
suatu cerita pewayangan. Dimainkan oleh seorang
Dalang, yang menguasai berbagai karakter
maupun suara tokoh yang dimainkan. Lazimnya
wayang golek dipergelarkan pada malam hari
sampai dini hari.
 Wayang Orang
Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang
wong (bahasa Jawa) adalah wayang yang dimainkan
dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita
wayang tersebut. Wayang orang diciptakan oleh Sultan
Hamangkurat I pada tahun 1731.
Sesuai dengan nama sebutannya, wayang
tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan
boneka-boneka wayang (wayang kulit yang biasanya
terbuat dari bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan
tetapi menampilkan manusia-manusia sebagai
pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Mereka
memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang
dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau
bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau
dilihat dari samping), sering kali pemain wayang orang
ini diubah/dihias mukanya dengan tambahan gambar
atau lukisan.
 Kesenian Tari dan Lagu Daerah
Seni tari yang terdapat di Jawa Tengah adalah
Tari Bambangan Cakil, Tari Gandrung, dan Tari
Sintren. Sedangkan lagu-lagu asal Jawa Tengah
adalah Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul
Pacul, Ilir-ilir, Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing
Tawang Ono Lintang, dan Stasiun Balapan.
 Pariwisata
 Makanan & Minuman
THANK YOU :D

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Sosiologi Multicultural adat Jawa

Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengahSejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengahNolis Marliati
 
PLH Kebudayaan Jawa Tengah | Aditya Permana
PLH Kebudayaan Jawa Tengah | Aditya PermanaPLH Kebudayaan Jawa Tengah | Aditya Permana
PLH Kebudayaan Jawa Tengah | Aditya Permanaadityapermana2912
 
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptx
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptxKULIAH SKI DAN LOKAL.pptx
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptxFaizahNurAtika2
 
Budaya_Jawa.pptx
Budaya_Jawa.pptxBudaya_Jawa.pptx
Budaya_Jawa.pptxArst2
 
Kebudayaan suku naulu
Kebudayaan suku nauluKebudayaan suku naulu
Kebudayaan suku nauluririnislami9
 
Kebudayaan dari indonesia bagian barat
Kebudayaan dari indonesia bagian baratKebudayaan dari indonesia bagian barat
Kebudayaan dari indonesia bagian baratYadhi Muqsith
 
Presentation bugis warnawarni
Presentation bugis warnawarniPresentation bugis warnawarni
Presentation bugis warnawarniTõmî Îřvåñ
 
KLIPING KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA.docx
KLIPING KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA.docxKLIPING KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA.docx
KLIPING KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA.docxIlilRohma
 
Tugas pp ips
Tugas pp ipsTugas pp ips
Tugas pp ipstickaaja
 
Pecak silat
Pecak silatPecak silat
Pecak silatlory lor
 
MAKALAH PENGANTIN SOLO
MAKALAH PENGANTIN SOLO MAKALAH PENGANTIN SOLO
MAKALAH PENGANTIN SOLO Ainina Sa'id
 
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraKehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraArdhia Pramesti
 
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 AWawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 AKemala Sari
 
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (materi kelas 9)
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (materi kelas 9)Sejarah Tradisi Islam Nusantara (materi kelas 9)
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (materi kelas 9)sifatulfalah3120
 
Topik 2 kesedaran budaya 2b
Topik 2 kesedaran budaya 2bTopik 2 kesedaran budaya 2b
Topik 2 kesedaran budaya 2bshare with me
 
Pakaian Adat di Indonesia
Pakaian Adat di IndonesiaPakaian Adat di Indonesia
Pakaian Adat di IndonesiaFirdika Arini
 
Materi seni tradisi islam
Materi seni tradisi islamMateri seni tradisi islam
Materi seni tradisi islamUsmawatidewi
 
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (Ppt materi-kelas-9)
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (Ppt materi-kelas-9)Sejarah Tradisi Islam Nusantara (Ppt materi-kelas-9)
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (Ppt materi-kelas-9)sifatulfalah3120
 

Ähnlich wie Sosiologi Multicultural adat Jawa (20)

Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengahSejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
 
PLH Kebudayaan Jawa Tengah | Aditya Permana
PLH Kebudayaan Jawa Tengah | Aditya PermanaPLH Kebudayaan Jawa Tengah | Aditya Permana
PLH Kebudayaan Jawa Tengah | Aditya Permana
 
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptx
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptxKULIAH SKI DAN LOKAL.pptx
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptx
 
Budaya_Jawa.pptx
Budaya_Jawa.pptxBudaya_Jawa.pptx
Budaya_Jawa.pptx
 
Kebudayaan suku naulu
Kebudayaan suku nauluKebudayaan suku naulu
Kebudayaan suku naulu
 
Kebudayaan dari indonesia bagian barat
Kebudayaan dari indonesia bagian baratKebudayaan dari indonesia bagian barat
Kebudayaan dari indonesia bagian barat
 
Presentation bugis warnawarni
Presentation bugis warnawarniPresentation bugis warnawarni
Presentation bugis warnawarni
 
KLIPING KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA.docx
KLIPING KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA.docxKLIPING KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA.docx
KLIPING KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA.docx
 
Tugas pp ips
Tugas pp ipsTugas pp ips
Tugas pp ips
 
Pecak silat
Pecak silatPecak silat
Pecak silat
 
MAKALAH PENGANTIN SOLO
MAKALAH PENGANTIN SOLO MAKALAH PENGANTIN SOLO
MAKALAH PENGANTIN SOLO
 
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraKehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
 
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 AWawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
 
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (materi kelas 9)
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (materi kelas 9)Sejarah Tradisi Islam Nusantara (materi kelas 9)
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (materi kelas 9)
 
Topik 2 kesedaran budaya 2b
Topik 2 kesedaran budaya 2bTopik 2 kesedaran budaya 2b
Topik 2 kesedaran budaya 2b
 
Pakaian Adat di Indonesia
Pakaian Adat di IndonesiaPakaian Adat di Indonesia
Pakaian Adat di Indonesia
 
ppt-materi-kelas-9
ppt-materi-kelas-9ppt-materi-kelas-9
ppt-materi-kelas-9
 
Materi seni tradisi islam
Materi seni tradisi islamMateri seni tradisi islam
Materi seni tradisi islam
 
JAWA TENGAH
JAWA TENGAHJAWA TENGAH
JAWA TENGAH
 
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (Ppt materi-kelas-9)
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (Ppt materi-kelas-9)Sejarah Tradisi Islam Nusantara (Ppt materi-kelas-9)
Sejarah Tradisi Islam Nusantara (Ppt materi-kelas-9)
 

Kürzlich hochgeladen

Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

Sosiologi Multicultural adat Jawa

  • 2.  Pakaian Adat Jawa Tengah Pakaian tradisional kaum perempuan Suku Jawa pada umumnya, dan di Jawa Tengah khususnya adalah memakai kebaya, kemben, dan kain tapih pinjung dengan stagen. Kebaya memang biasa dikenakan oleh perempuan bangsawan maupun rakyat biasa sebagi pakaian sehari-hari maupun pakaian upacara. Pakaian sehari-hari perempuan Jawa biasanya cukup memakai kemben yang dipadukan dengan stagen dan kain jarik. Sementara itu, pakaian bagi kaum laki-laki, khususnya kerabat keraton adalah memakai baju beskap kembang-kembang atau motif bunga lainnya. Pada kepala memakai destar (blankon), kain samping jarik, stagen untuk mengikat kain samping, keris dan alas kaki (cemila). Pakaian ini dinamakan Jawi Jangkep, yaitu pakaian laki-laki Jawa lengkap dengan keris.
  • 3.
  • 4.  Pakaian Adat Jawa Timur Secara sekilas pakaian adat Jawa Timur mirip dengan pakaian adat Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan pengaruh kebudayaan dan adat Jawa Tengah sangat banyak. Namun tetap berbeda, pakaian adat Jawa Tengah mengambarkan perilaku orang Jawa Tengah yang santun yang berbalut filosofi dalam kain batik. Sedangkan pada Pakaian adat Jawa Timur mencerminkan ketegasan dan kesederhanaan kebudayaan Jawa Timur. Selain itu yang membedakan pakain adat Jawa Timur dengan Jawa Tengah adalah penutup kepala yang dipakai atau Odheng. Pakaian adat Jawa Timur biasa disebut dengan Mantenan. Karena biasanya dipakai pada saat acara perkawinan oleh masyarakat jawa Timur.
  • 5. Pakaian khas Madura juga termasuk pakain adat Jawa Timur. Pakaian khas Madura biasa disebut pesa’an. Pakaian ini terkesan sederhana karena hanya berupa kaos bergaris merah putih dan celana longgar. Untuk wanita biasa menggunakan kebaya. Ciri khas dari kebaya adalah penggunaan kutang polos dengan warna cerah yang mencolok. Sehingga keindahan tubuh si pemakai akan terlihat jelas. Hal ini merupakan nilai budaya Madura yang sangat menghargai keindahan tubuh. Bukan sebagai sarana pornografi.
  • 6.
  • 7. Warna – warna yang mencolok dan kuat yang dipakai dalam busana Madura mennjukan karakter orang Madura yang tidak pernah ragu – ragu, berani, terbuka dan terus terang. Sedangkan untuk para bangsawan menggunakan jas tutup polos dengan kain panjang. Lengkap dengan odeng yang menunjukan derajat kebangsawanan seseorang.
  • 8.  Rumah Adat Joglo Bangunan joglo banyak dijumpai pada arsitektur Jawa Tengah. Joglo merupakan rumah kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa, yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru. Ruangan pada rumah joglo pada umumnya dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah ruangan pertemuan yang disebut pendhopo. Bagian kedua adalah ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk mengadakan pertunjukan wayang kulit, disebut pringgitan. Bagian ketiga adalah ruang belakang yang disebut ndalem atau omah jero, dan digunakan sebagai ruang keluarga. Dalam ruang ini terdapat tiga buah senthong (kamar), yaitu senthong kiri, senthong tengah, dan senthong kanan.
  • 9.
  • 10.  Senjata Tradisional Jawa Tengah – Keris Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Keris dikalangan masyarakat di jawa dilambangkan sebagai symbol “ Kejantanan “. Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.
  • 11. Keris di setiap daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam penampilan, fungsi, teknik garapan, serta peristilahan.
  • 12.  Senjata Tradisional Jawa Timur – Celurit Celurit menjadi senjata khas suku Madura yang biasa digunakan sebagai senjata carok. Senjata ini sudah melegenda sebagai senjata yang biasa digunakan oleh tokoh bernama Sakera. Masyarakat Madura biasanya memasukkan khodam, sejenis makhluk gaib yang menempati suatu benda, ke dalam celurit dengan cara merapalkan doa-doa sebelum carok.
  • 13.
  • 14.  Transportasi Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur kereta api, yakni pada tahun 1867 di Semarang dengan rute Samarang-Tanggung yang berjarak 26 km, atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Saat ini jalur kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta- Semarang-Surabaya), lintas selatan (Bandung- Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan jalur Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta Solo- Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun 2005.
  • 15.
  • 16. Selain kereta, terdapat juga alat-alat transporatasi lainnya seperti angkutan umum, bus, dan delman.
  • 17.  Mata Pencaharian/Sistem Ekonomi Bertani merupakan mata pencaharian utama. Bertani dilakukan di ladang dan sawah. Ada juga yang bekerja sebagai nelayan. Selain itu, masyarakat Jawa juga menjalankan usaha sambilan, seperti mencetak batu bata, membatik, tukang kayu, dan menganyam tikar.
  • 18.
  • 19.  Sistem Politik Desa di Jawa disebut kelurahan yang dikepalai oleh lurah. Dalam pekerjaannya lurah dan pembantu-pembantunya mempunyai tugas pokok memelihara keamanan desa. Pembantu-pembantu lurah, meliputi: Carik : pembantu umum/sekretaris desa, Sosial : memelihara kesejahteraan penduduk Kaum : mengurusi soal nikah, rujuk, talak, dan kematian.
  • 20.  Sistem Kepercayaan/Religi  Agama mayoritas dalam suku bangsa Jawa adalah Islam. Selain itu juga terdapat penganut agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Masyarakat Jawa percaya bahwa hidup diatur oleh alam, maka ia bersikap nrimo (pasrah). Masyarakat Jawa percaya keberadaan arwah/ roh leluhur dan makhluk halus seperti lelembut, tuyul, demit, dan jin. Selamatan adalah upacara makan bersama yang telah diberi doa sebelumnya. Ada empat selamatan di Jawa, yaitu sebagai berikut; a. Selamatan lingkaran hidup manusia, meliputi: hamil tujuh bulan, potong rambut pertama, kematian, dan kelahiran. Selamatan bersih desa, upacara sebelum, dan sesudah panen. b. Selamatan yang berhubungan dengan hari-hari/bulan-bulan besar Islam. c. Selamatan yang berhubungan dengan peristiwa khusus, perjalanan jauh, ngruwat, dan menempati rumah baru. Jenis selamatan kematian, meliputi: nelung dina (tiga hari), mitung dina (tujuh hari), matang puluh dina (empat puluh hari), nyatus (seratus hari), dan nyewu (seribu hari).
  • 21.  Sistem Kekerabatan Sistem kekerabatan suku bangsa Jawa adalah bilateral (garis keturunan ayah dan ibu). Dalam sistem kekerabatan masyarakat Jawa, digunakan istilah-istilah sebagai berikut. Ego menyebut orang tua laki-laki adalah bapak/rama. Ego menyebut orang tua perempuan adalah simbok/ biyung. Ego menyebut kakak laki-laki adalah kang mas, kakang mas. Ego menyebut kakak perempuan adalah mbakyu. Ego menyebut adik laki-laki adalah adhi, dhimas, dik, atau le. Ego menyebut adik perempuan adalah ndhuk, denok, atau di. Dalam masyarakat Jawa, istilah-istilah di atas merupakan tata cara sopan santun pergaulan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila melanggar nasihat orang tua akan sengsara atau disebut kuwalat.
  • 22.
  • 23.  Sistem Perkawinan Di Jawa seperti juga ditempat lain, pada prinsipnya perkawinan terjadi karena keputusan dua insan yang saling jatuh cinta.Itu merupakan hal yang prinsip. Meski ada juga perkawinan yang terjadi karena dijodohkan orang tua yang terjadi dimasa lalu.Sementara orang-orang tua zaman dulu berkilah melalui pepatah : Witing tresno jalaran soko kulino, artinya : Cinta tumbuh karena terbiasa. Di Jawa dimana kehidupan kekeluargaan masih kuat, sebuah perkawinan tentu akan mempertemukan dua buah keluarga besar. Oleh karena itu, sesuai kebiasaan yang berlaku, kedua insan yang berkasihan akan memberitahu keluarga masing-masing bahwa mereka telah menemukan pasangan yang cocok dan ideal untuk dijadikan suami/istrinya.
  • 24. Secara tradisional, pertimbangan penerimaan seorang calon menantu berdasarkan kepada bibit, bebet, dan bobot, yang artinya; Bibit artinya mempunyai latar kehidupan keluarga yang baik. Bebet artinya calon penganten, terutama pria, mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Bobot artinya kedua calon penganten adalah orang yang berkwalitas, bermental baik dan berpendidikan cukup.
  • 25.  Prosesi Upacara Pernikahan Adat Jawa Tengah 1. Bersih Lahir Batin 2. Midodareni 3. Upacara Injak Telur 4. Sikepan Sindur 5. Acara Pangkuan 6. Kacar-Kucur 7. Dahar Klimah/Dulang-dulangan 8. Titik Pitik 9. Ngabekten/Sungkeman
  • 26.  Produksi Khas  Batik (Batik of Central Java) Salah satu jenis produk sandang yang berkembang pesat di Jawa tengah sejak beberapa dekade, bahkan beberapa abad yang lalu, adalah kerajinan batik. Sebagian besar masyarakat Indonesia telah mengenal batik baik dalam coraknya yang tradisional maupun yang modern. Pada umumnya batik digunakan untuk kain jarik, kemeja, sprey, taplak meja, dan busana wanita. Mengingat bahwa jenis produk ini amat dipengaruhi oleh selera konsumen dan perubahan waktu maupun model, maka perkembangan industri batik di Jawa Tengah juga mengalami perkembangan yang cepat baik menyangkut rancangan, penampilan, corak dan kegunaannya, disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan pasar baik dalam maupun luar negeri.
  • 27.  Sentra produksi batik di Jawa Tengah banyak dijumpai di Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kota Surakarta, dan Kabupaten Sragen. Dari sisi permintaan dan keunikan produk, peluang usaha di bidang industri batik masih terbuka luas dan sangat menguntungkan. Pemasaran batik selain untuk konsumsi lokal juga telah menembus pasar Eropa dan Amerika.
  • 28.
  • 29.  Rokok sigaret kretek merupakan salah satu produk Jawa Tengah yang cukup dikenal luas. terdapat berbagai tipe dan merk rokok sigaret kretek yang dihasilkan, baik oleh pengusaha yang dikategorikan sebagai K-1000 (memproduksi rokok di bawah 1000 batang per hari) hingga yang merupakan pabrikan modern dan besar seperti Jarum, Jambu Bol, Sukun, Tapel Kuda, dll. Rokok sigaret kretek merupakan slaah satu jenis produk rokok yang dihasilkan melalui proses pencampuran antara rajangan tembakau, cengkeh, dan diolah dengan campuran aroma tertentu yang menimbulkan rasa dan kenikmatan khas. beberapa jenis rokok K-1000 menambahkan bahan baku lain seperti kemenyan dan dibungkus dengan daun tertentu. Bahan baku utama yaitu tembakau umumnya berasal dari Jawa Tengah sendiri yakni dari Kabupaten Wonosobo, Temanggung, Kendal, Boyolali, dan Batang.
  • 30.  Sentra produksi rokok tersebar di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Surakarta, Kabupaten Surakarta, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Karanganyar. Sedangkan pasarnya tidak hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri, khususnya ASEAN.
  • 31.
  • 32.  Organisasi Politik Jong Java adalah suatu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada tanggal 7 Maret, 1915 dengan nama awal Tri Koro Dharmo (TKD=Tiga Tujuan Mulia). Perkumpulan pemuda ini didirikannya karena banyak pemuda yang menganggap bahwa Boedi Oetomo dianggap sebagai organisasi elite. Pada saat didirikan, ketuanya adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo, dengan wakil ketua Wongsonegoro, sekretaris Sutomo dan anggotanya Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman. Tri Koro Dharmo bertujuan untuk mempersatukan para pelajar pribumi, menyuburkan minat pada kesenian dan bahasa nasional serta memajukan pengetahuan umum untuk anggotanya. Hal ini dilakukan antara lain dengan menyelenggarakan berbagai pertemuan dan kursus, mendirikan lembaga yang memberi beasiswa, menyelenggarakan berbagai pertunjukan kesenian, serta menerbitkan majalah Tri Koro Dharmo.
  • 33. TKD berubah menjadi Jong Java pada 12 Juni, 1918 dalam kongres I-nya yang diadakan di Solo, yang dimaksudkan untuk bisa merangkul para pemuda dari Sunda, Madura dan Bali. Oleh karena jumlah murid-murih Jawa merupakan anggota terbanyak, maka perkumpulan ini tetap bersifat Jawa. Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres III di Solo, Jawa Tengah dan pada pertengahan tahun 1921 diadakan kongres ke-IV di Bandung, Jawa Barat. Dalam kedua kongres tersebut, bertujuan untuk membangunkan cita-cita Jawa Raya. dan mengembangkan rasa persatuan di antara suku-suku bangsa di Indonesia.
  • 34.
  • 35.  Upacara Adat  Upacara adat Tingkepan atau Mintoni Merupakan sebuah upacara adat yang dilaksanakan untuk memperingati kehamilan pertama ketika kandungan sang ibu hamil tersebut memasuki bulan ke tiga, lima dan puncaknya ke tujuh bulan. Adapun maksud dan tujuan dari digelarnya upacara adat ini adalah untuk mensucikan calon ibu berserta bayi yang di kandungnya, agar selalu sehat segar bugar dalam menanti kelahirannya yang akan datang. Kronologi singkat dari upacara tingkepan ini sendiri adalah menggelar selametan pada bulan ketiga, lima dan kemudian puncaknya adalah pada bulan ke tujuh sang ibu hamil pun menggelar sebuah prosesi upacara berupa memandikan atau mensucikan calon ibu berserta bayi yang di kandung, agar kelak segar bugar dan selamat dalam menghadapi kelahirannya.
  • 36.  Tedhak Siten (Ritual Turun Tanah) Tedhak artinya turun atau menapakkan kaki, Siten dari kata siti artinya tanah atau bumi. Jadi tedhak siten berarti menapakkan kaki kebumi.Ritual tedhak siten menggambarkan persiapan seorang anak untuk menjalani kehidupan yang benar dan sukses dimasa mendatang, dengan berkah Gusti, Tuhan dan bimbingan orang tua dan para guru dari sejak masa kanak-kanak. Upacara tedhak siten juga punya makna kedekatan anak manusia kepada IbuPertiwi, tanah airnya. Upacara tedhak siten dilaksanakan pada waktu seorang anak kecil berumur tujuh selapan atau 245 hari. Selapan merupakan kombinasi hari tujuh menurut kalender internasional dan hari lima sesuai kalender Jawa. Oleh karena itu selapanan terjadi setiap 35 hari sekali. Bisa jatuh hari Senin Legi, Selasa Paing dst. Biasanya pelaksanaan upacara tedhak siten diadakan pagi hari dihalaman depan rumah.
  • 37. Seperti pada setiap upacara tradisional, mesti dilengkapi dengan sesaji yang sesuai. Bermacam sesaji yang ditata rapi, seperti beberapa macam bunga, herbal dan hasil bumi yang dirangkai cantik, menambah sakral dan marak suasana ritual. Sesaji itu bukan takhayul, tetapi intinya bila diurai merupakan sebuah doa permohonan kepada Gusti, Tuhan, supaya upacara berjalan dengan selamat dan lancar. Juga tujuan dari ritual tercapai, mendapatkan berkah Gusti.
  • 38.  Jalannya upacara; Pertama : Anak dituntun untuk berjalan maju dan menginjak bubur tujuh warna yang terbuat dari beras ketan. Warna-warna itu adalah merah, putih, oranye, kuning, hijau, biru dan ungu. Kedua : Anak dituntun menaiki tangga yang terbuat dari batang tebu Arjuna, lalu turun lagi. Tebu merupakan akronim dari antebing kalbu, mantapnya kalbu, dengan tekad hati yang mantap. Ketiga : Turun dari tangga tebu, si anak dituntun untuk berjalan dionggokan pasir. Disitu dia mengkais pasir dengan kakinya, bahasa Jawanya ceker-ceker, yang arti kiasannya adalah mencari makan. Maksudnya si anak setelah dewasa akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • 39. Keempat : Si bocah dimasukkan kedalam sebuah kurungan yang dihias apik, didalamnya terdapat berbagai benda seperti : buku, perhiasan, telpon genggam dlsb. Dibiarkan bocah itu akan memegang barang apa. Misalnya dia memegang buku, mungkin satu hari dia mau jadi ilmuwan. Pegang telpon genggam, dia bisa jadi tehnisi atau ahli komunikasi. Kelima : Ayah dan kakek si bocah menyebar udik- udik, yaitu uang logam dicampur berbagai macam bunga. Maksudnya si anak sewaktu dewasa menjadi orang yang dermawan, suka menolong orang lain. Karena suka menberi, baik hati, dia juga akan mudah mendapatkan rejeki. Ada juga ibu si anak mengembannya, sambil ikut menyebarkan udik-udik.
  • 40. Keenam : Kemudian anak tersebut dibersihkan dengan dibasuh atau dimandikan dengan air sritaman, yaitu air yang dicampuri bunga-bunga, seperti melati, mawar, kenanga dan kantil. Ketujuh : Pada akhir upacara, bocah itu didandani dengan pakaian bersih dan bagus. Maksudnya supaya si anak mempunyai jalan kehidupan yang bagus dan bisa membuat bahagia keluarganya.
  • 41.
  • 42.  Aksara Jawa Aksara Jawa atau dikenal dengan nama hanacaraka atau carakan adalah aksara jenis abugida turunan aksara Brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah- naskah berbahasa Jawa, bahasa Makasar, bahasa Sunda, dan bahasa Sasak. Bentuk aksara Jawa yang sekarang dipakai (modern) sudah tetap sejak masa Kesultanan Mataram (abad ke-17) tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada abad ke-19. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara Kawi atau dikenal dengan Aksara Jawa Kuno yang juga merupakan abugida yang digunakan sekitar abad ke-8 – abad ke-16. Aksara ini juga memiliki kedekatan dengan aksara Bali. Nama aksara ini dalam bahasa Jawa adalah Dentawiyanjana.
  • 43.
  • 44.  Alat Musik Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa.
  • 45.
  • 46.  Kesenian Wayang  Wayang Kulit Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.
  • 47.
  • 48.  Wayang Golek Wayang Golek adalah boneka kayu yang dimainkan berdasarkan karakter tertentu dalam suatu cerita pewayangan. Dimainkan oleh seorang Dalang, yang menguasai berbagai karakter maupun suara tokoh yang dimainkan. Lazimnya wayang golek dipergelarkan pada malam hari sampai dini hari.
  • 49.
  • 50.  Wayang Orang Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731. Sesuai dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan boneka-boneka wayang (wayang kulit yang biasanya terbuat dari bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan manusia-manusia sebagai pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Mereka memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali pemain wayang orang ini diubah/dihias mukanya dengan tambahan gambar atau lukisan.
  • 51.
  • 52.  Kesenian Tari dan Lagu Daerah Seni tari yang terdapat di Jawa Tengah adalah Tari Bambangan Cakil, Tari Gandrung, dan Tari Sintren. Sedangkan lagu-lagu asal Jawa Tengah adalah Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing Tawang Ono Lintang, dan Stasiun Balapan.
  • 54.  Makanan & Minuman