SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
Downloaden Sie, um offline zu lesen
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
4
RENCANA AKSI DAERAH UNTUK PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
(RAD-GRK) PROVINSI BANTEN
SEKTOR ENERGI
Oleh :
Dody Iskandar, M.T. * dan Grahandaka, M.T. **
Abstraksi
Dokumen Rencana Aksi Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK)
Provinsi Banten adalah suatu dokumen yang memuat identifikasi kegiatan yang berpotensi
dan berpengaruh besar sebagai sumber emisi gas rumah kaca (GRK) serta perkiraan emisi
GRK yang dihasilkannya sejak tahun 2010 hingga proyeksi tahun 2020 dalam kondisi/
skenario rasional tanpa adanya kegiatan mitigasi yang direncanakan, dan rencana yang akan
dilakukan sebagai usaha mitigasi dari tahun 2010 hingga tahun 2020 untuk mengurangi
emisi GRK beserta perkiraan emisi GRK bila usaha mitigasi tersebut dijalankan. Perkiraan
dan proyeksi emisi GRK dalam kondisi tanpa adanya mitigasi dijadikan sebagai patokan atau
“Business As Usual (BAU) baseline”.
Untuk sektor energi, pendekatan yang dilakukan untuk menganalisis emisi GRK adalah
menghitung aktivitas penggunaan energi, baik dari sisi “demand” maupun dari sisi
“supply”. Setelah diketahui penggunaan energi dari kedua sisi tersebut, maka akan mudah
menghitung emisi GRK berdasarkan faktor emisi untuk tiap jenis energi yang digunakan.
Dari sisi “demand” yang dihitung adalah dari penggunaan energi sektor rumah tangga,
bisnis dan publik/pemerintah, sedangkan dari sisi “supply” yang dihitung adalah peggunaan
energi untuk pembangkitan listrik. Perkiraan emisi yang dikeluarkan dari sektor energi ini
secara keseluruhan pada tahun 2010 adalah sebesar 43,73 juta ton CO2 e dan meningkat
pada tahun 2020 sebesar 43,83 juta ton CO2 e.
Beberapa usulan kegiatan mitigasi terutama diambil dari rencana strategis SKPD
Pemerintah Provinsi Banten tahun 2012 - 2017, diantaranya dari Dinas Pertambangan dan
Energi serta Dinas Pertanian dan Peternakan. Usulan kegiatan itu diantaranya adalah
instalasi biogas, pembangunan PLTMH dan PLTpikohidro, bantuan PLTS untuk rumah
penduduk terpencil, sosialisasi penghematan listrik rumah tangga buat masyarakat serta
komitmen menjalankan Instruksi Presiden nomor 13 tahun 2011 tentang Penghematan Energi
dan Air untuk kalangan pemerintah serta BUMN/BUMD. Diperkirakan dengan menjalankan
rencana tersebut di atas akan menurunkan emisi GRK hingga 0,13% terhadap BAU baseline
pada tahun 2020.
* Pelaksana pada Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten;
** Pelaksana pada Sub Bidang Tata Ruang dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Provinsi Banten;
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
5
1. Tujuan dan Keluaran RAD-GRK
1.1. Tujuan umum
Tujuan umum dari dokumen Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
adalah untuk menginventarisasi serta menyusun rencana mitigasi guna mereduksi timbulnya
emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi Banten serta membuat kebijakan daerah terkait penurunan
emisi Gas Rumah Kaca dengan mensinkronkan rencana pembangunan jangka panjang dan
rencana pembangunan jangka menengah Provinsi Banten.
1.2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari dokumen Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Provinsi Banten, yaitu :
1. Mengidentifikasi Bidang dan kegiatan yang berpotensi sebagai sumber emisi Gas Rumah
Kaca berdasarkan pada cakupan, kondisi wilayah, kegiatan dan produksi emisi sektoral.
2. Memperkirakan tingkat emisi dan proyeksi Gas Rumah Kaca dari bidang-bidang dan
kegiatan yang telah diidentifikasi dalam kurun waktu 2010-2020.
3. Merencanakan aksi penurunan emisi Gas Rumah Kaca berdasarkan potensi reduksi emisi
setiap bidang dan kegiatan serta Perkiraan biaya mitigasi.
1.3. Keluaran
Dokumen Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca ini berupa rencana
kebijakan sektoral daerah dalam rangka kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca di Provinsi
Banten.
2. Identifikasi Sumber Emisi GRK dari Sektor Energi
Umumnya emisi GRK yang terjadi di sektor energi adalah karena pemanfaatan energi
sebagai bahan bakar untuk menjalankan berbagai aktivitas. Secara garis besar pemanfaatan
energi tersebut terbagi menjadi konsumsi energi untuk pemanfaat akhir seperti rumah tangga,
transportasi, industri dan bisnis, pemerintahan dan publik, serta pemanfaatan energi untuk
menghasilkan energi skunder (transformasi) seperti kilang minyak dan pembangkit listrik.
Selain sebagai pemanfaat akhir, Provinsi Banten memiliki pula cadangan energi serta
pembangkit listrik yang memasok energi listrik baik yang tersambung dalam sistem
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
6
interkoneksi tenaga listrik Jawa Madura Bali (on grid JAMALI) maupun yang tidak
terkoneksi (off grid) yang digunakan untuk keperluan sendiri maupun dijual dalam kalangan
terbatas.
Tabel 2.1
Data Pembangkit listrik PLN dan non PLN
No Pembangkit listrik Kapasitas (MW)
A. Pembangkit listrik PLN terkoneksi JAMALI
1. PLTU Suralaya (+ perluasan) 4.025
2. PLTU Labuan (1 dan 2) 600
3. PLTU Lontar 945
4. PLTGU Bojonegara 740
B. Pembangkit listrik PLN isolated
1. PLTD Pulau Panjang 0,125
C. Pembangkit listrik swasta (penggunaan sendiri maupun menjual terbatas)
1. PLTGU Krakatau Daya Listrik 400
2. PLTU Tifico 47
3. PLTU Indah Kiat 132
4. PLTU Nicomas 8
5. PLTU Candra Asri 8
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2011.
Ket : a. PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) berbahan bakar batubara;
b. PLTGU (pembangkit listrik tenaga gas dan uap) berbahan bakar gas alam.
Selain pembangkit listrik tersebut di atas, terdapat pula pembangkit skala kecil yang
dibangun oleh industri untuk dipakai sendiri dalam memenuhi kebutuhan listrik mereka
(captive power), serta pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat,
baik yang dibangun oleh pemerintah maupun oleh masyarakat dan bantuan perusahaan
melalui skema CSR.
Tabel 2.2.
Pembangkit Listrik Captive Industri yang terdata di Provinsi Banten
Kab./Kota Jenis Pembangkit Kapasitas Total (MW) Jumlah Pembangkit
Kab. Lebak PLTD 6 52
Kab. Serang
PLTD 462 276
PLTU-G 1.200 15
Kab. Tangerang PLTD 586 730
Kota Cilegon PLTD 34 6
Kota Tangerang PLTD 40 25
TOTAL 2.328 1.104
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2010.
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
7
Tabel 2.3.
Pembangkit Listrik untuk Masyarakat yang terdata di Provinsi Banten
Kab./Kota
Jenis
Pembangkit
Kapasitas Total
(MW)
Jumlah
Pembangkit
Keterangan
Kab. Lebak
PLTA 4,200 4 Pembangkit lama dari PT. Aneka Tambang
Cikotok 2 x 500 kW; pembangkit baru 2 x 1,6
MW; dikelola swasta dan dipersiapkan untuk
interkoneksi JAMALI
PLTMH 0,025 2 Memasok listrik untuk masyarakat terpencil,
dibangun pemerintah
Kab. Serang PLTD 0,030 1 Memasok listrik untuk masyarakat P. Tunda,
bantuan CSR
TOTAL 4,255 7
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2011.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 oleh BPS, jumlah rumah tangga sebesar
2.596.622, dengan rata-rata anggota rumah tangga 4,09 orang. Untuk aktivitas memasak,
rumah tangga di Provinsi Banten mayoritas memanfaatkan gas/LPG sebanyak 63,15%, selain
juga masih ada yang menggunakan kayu bakar dan minyak tanah. Walaupun LPG lebih
banyak digunakan, namun untuk jumlah energi yang terkonsumsi yang paling banyak adalah
kayubakar sebesar 76,71%. Hal itu disebabkan oleh penggunaan kayubakar yang lebih boros
dibandingkan penggunaan bahan bakar lainnya.
Tabel 2.4.
Persentase Rumah tangga menurut Kab./Kota dan Bahan Bakar Utama untuk Memasak di Provinsi
Banten tahun 2010
Listrik Gas/LPG Minyak Tanah Kayu Bakar Lainnya
1. Kab. Pandeglang 0,34 21,46 1,24 76,46 0,50 100,00
2. Kab. Lebak 0,81 18,72 1,67 77,38 1,41 100,00
3. Kab. Tangerang 2,87 76,27 3,09 16,10 1,67 100,00
4. Kab. Serang 0,90 43,33 3,26 49,61 2,90 100,00
5. Kota Tangerang 3,65 84,62 4,69 2,61 4,43 100,00
6. Kota Cilegon 1,30 81,10 5,07 9,75 2,78 100,00
7. Kota Serang 1,71 64,17 7,06 25,78 1,28 100,00
8. Kota Tangerang Selatan 2,14 90,55 3,71 1,80 1,80 100,00
Provinsi Banten 2010 2,08 63,15 3,40 29,16 2,22 100,00
2009 1,90 61,50 4,00 31,20 1,40 100,00
2008 1,54 35,68 26,48 35,30 1,00 100,00
Kab./Kota Jumlah
Bahan Bakar Utama untuk Memasak
Sumber : BPS Provinsi Banten, Susenas, Juli 2010 (Banten Dalam Angka 2011)
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
8
Gambar 2.1
Perbandingan antara banyaknya pengguna dan banyaknya konsumsi energi
menurut jenis bahan bakar memasak untuk rumah tangga di Provinsi Banten
Tahun 2010
Untuk penerangan, hampir semuanya menggunakan tenaga listrik, walaupun masih ada
sekitar 2,33% yang belum menggunakan listrik sebagai sumber utama penerangannya.
Tabel 2.5.
Persentase Rumahtangga menurut Kab./Kota dan Sumber Penerangan Utama di Provinsi Banten
tahun 2010
Sumber : BPS Provinsi Banten, Susenas, Juli 2010 (Banten Dalam Angka 2011)
Listrik Bukan Listrik
1. Kab. Pandeglang 92,69 7,31 100,00
2. Kab. Lebak 92,86 7,14 100,00
3. Kab. Tangerang 99,29 0,71 100,00
4. Kab. Serang 96,94 3,06 100,00
5. Kota Tangerang 99,35 0,65 100,00
6. Kota Cilegon 99,81 0,19 100,00
7. Kota Serang 99,39 0,61 100,00
8. Kota Tangerang Selatan 99,55 0,45 100,00
Provinsi Banten 2010 97,67 2,33 100,00
2009 94,60 5,40 100,00
2008 95,99 4,01 100,00
Sumber Utama Penerangan
Kab./Kota Jumlah
Listrik
2,08%
Gas/LPG
63,14%
Minyak Tanah
3,40%
Kayu Bakar
29,16%
Lainnya
2,22%
Prosentase
pengguna
Listrik
0,18%
Gas/LPG
22,19%
Minyak Tanah
0,91%
Kayu Bakar
76,71%
Prosentase konsumsi
energi
(hasil analisis Bab 4.1)
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
9
Tabel 2.6.
Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Energi Terjual PLN menurut Jenis Tarif
di Provinsi Banten, 2010
Sumber : PT. PLN (persero) Distribusi Jabar-Banten dan PT. PLN (persero) Distribusi Jakarta Raya-Tangerang, (Banten
Dalam Angka 2011)
Walaupun 97,67% rumah tangga di Provinsi Banten telah menggunakan listrik sebagai
penerangan utamanya (tabel 2.5.), namun yang merupakan pelanggan PLN hanya sekitar
68,14% saja (jika diasumsikan jumlah pelanggan PLN golongan rumah tangga sebanyak
1.769.436 pada tabel 2.6 merupakan jumlah rumah tangga di Provinsi Banten yang menjadi
pelanggan PLN walaupun ada kemungkinan satu keluarga memiliki ID pelanggan lebih dari
satu atau rumah tangga yang memiliki usaha sehingga tercatat sebagai pelanggan bisnis),
sedangkan sisanya mendapatkan listrik dari menyambung listrik kepada tetangganya yang
berlangganan PLN ataupun menyambung listrik PLN secara ilegal, atau merupakan pengguna
listrik dari sumber lain seperti PLTS, genset maupun PLTA skala kecil yang dikelola oleh
masyarakat.
Penggunaan energi untuk sektor industri, selain berupa energi listrik yang dipasok oleh
PLN maupun menggunakan pembangkit sendiri berupa genset yang tentunya mengonsumsi
BBM, juga berupa batubara, BBM dan gas untuk menggerakan mesin produksi maupun
kendaraan operasional.
Daya Tersambung Energi Terjual
(kVA) (MWh)
1. Sosial (S1, S2, S3) 34.799 90.584 157.611
2. Rumah Tangga (R1, R2, R3) 1.769.436 1.679.454 3.411.916
3. Bisnis (B1, B2, B3) 82.735 794.172 1.510.230
4. Industri (I1, I2, I3) 6.174 2.962.268 10.962.941
5. Lainnya (P, T, M) 7.263 148.818 250.567
Jumlah 2010 1.900.407 5.675.296 16.293.265
2009 1.772.937 5.364.087 14.298.502
2008 1.692.789 5.113.571 14.200.926
Klasifikasi Jumlah Pelanggan
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
10
Tabel 2.7.
Rekapitulasi Laporan Data Alokasi dan Pasokan BBM Industri di Provinsi Banten Tahun 2011
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2012
Penggunaan energi untuk sektor transportasi, tercatat dalam data penjualan BBM di
SPBU yang ada di Provinsi Banten
Tabel 2.8.
Jumlah SPBU penyalur BBM di Provinsi Banten per Januari 2012
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2012
Tabel 2.9.
Jumlah Distribusi dan Realisasi Penjualan BBM pada SPBU di Provinsi Banten
Quota Realisasi Penjualan Quota Realisasi Penjualan
(kiloliter) (kiloliter) (kiloliter) (kiloliter)
Premium 1.154.834 1.297.333 1.245.866 433.440
Solar 510.816 596.395 607.163 197.795
Pertamax 52.096
Tahun 2011
Jenis BBM
Tahun 2012 (per 23 April 2012)
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2012
1. Kab. Pandeglang 13
2. Kab. Lebak 15
3. Kab. Tangerang & Kota Tangerang Selatan 105
4. Kab. Serang & Kota Serang 32
5. Kota Cilegon 11
6. Kota Tangerang 54
Total 230
Kab./Kota Jumlah SPBU
ALOKASI PASOKAN ALOKASI PASOKAN ALOKASI PASOKAN ALOKASI PASOKAN ALOKASI PASOKAN
(liter) (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) (liter)
1 22.620 37.474 6.937 5.345 1.056.576 1.374.986 65.489 65.392 7.037 46.100
2 32.243 16.088 26.090 17.050 835.923 1.219.455 2.752 2.250 548.427 188.024
3 9.575 40 4.000 5.200 3.333.920 3.415.836 2.600.000 2.608.040 35 0
4 60.871 3.709 5.010 5.005 244.447 367.617 0 24.000 0 0
5 352.462 352.226 15.010 5 186.272 262.386 250 0 38.000 48.000
6 352.190 377.055 0 0 75.956 114.550 0 20 68.259 46.000
7 592 550 0 0 33.452 62.658 0 20 70.859 48.600
8 40 40 100 16.000 63.895 140.873 0 0 0 0
9 352 352 352 352 30.315 46.080 0 0 0 0
10 46 46 11 0 16.348 36.000 0 0 30.000 0
11
830.991 787.580 57.510 48.957 5.877.104 7.040.440 2.668.491 2.699.722 762.617 376.724
MINYAK BAKAR
TOTAL TAHUN
NO.
JENIS BAHAN BAKAR
PREMIUM MINYAK TANAH SOLAR MINYAK DIESEL
BULAN
Jan-Peb
Mar
Apr
Mei
Nop
Des
Okt
Jun
Jul
Ags
Sep
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
11
3. Perkiraan BAU Baseline Emisi GRK
Dalam menghitung emisi yang ditimbulkan oleh sektor energi, pendekatan yang
dilakukan adalah dengan menghitung dahulu konsumsi energi baik dari sisi pemanfaat
(demand) sebagai pengguna akhir maupun dari sisi penyedia (supply) yang digunakan untuk
transformasi energi. Setelah diketahui jumlah penggunaan energinya, maka dapat dihitung
jumlah emisi GRK yang besarnya bergantung pada faktor emisinya masing-masing. Dari sisi
pemanfaat, terbagi dalam beberapa sektor seperti rumah tangga, industri, transportasi, bisnis
dan publik, sedangkan dari sisi penyedia contohnya adalah pembangkit listrik. Khusus untuk
sektor industri dan transportasi dibahas terpisah dan tersendiri berupa RAD-GRK Sektor
Industri dan RAD-GRK Sektor Transportasi.
Secara garis besar, penggunaan energi untuk kebutuhan rumah tangga terbagi dalam
penggunaan untuk memasak serta penggunaan untuk penerangan dan aktivitas lainnya. Jenis
energi dan intensitas pemakaian energi yang digunakan untuk tiap rumah tangga bisa berbeda-
beda, bergantung pada banyak faktor seperti besarnya pendapatan, tingkat pendidikan,
wilayah kota atau desa, gaya hidup, dan lain sebagainya, namun dalam analisis dokumen ini
akan disederhanakan menjadi karakteristik rumah tangga miskin dan rumah tangga bukan
miskin. Diasumsikan bahwa rumah tangga miskin dalam memasak masih menggunakan kayu
bakar dan sebagian kecil minyak tanah, sedangkan rumah tangga bukan miskin telah
menggunakan alat masak listrik, LPG, disamping masih ada yang menggunakan minyak tanah
dan kayu bakar.
Tabel 3.1.
Asumsi jumlah penggunaan energi untuk memasak dan untuk penerangan/aktivitas lainnya per
rumah tangga per tahun di Banten
Sumber : Hasil analisis dari berbagai sumber
Kayubakar 1646 kg Listrik 897,9 kWh
Minyak tanah 72,9 liter Minyak tanah 8,1 liter
Listrik 240 kWh Listrik 1539,2 kWh
LPG 73,2 kg
Minyak tanah 72,9 liter
Kayu bakar 1646 kg
Intensitas pemakaian energi pertahun per rumah tangga *
Sektor
rumah
tangga
Rumah tangga
miskin
Rumah tangga
bukan miskin
Memasak Penerangan dan aktivitas lainnya
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
12
Untuk mendapatkan jumlah total penggunaan energi se-Banten, maka intensitas
pemakaian tiap jenis energi (Tabel 3.1.) dikalikan dengan rumah tangga pengguna energi
tersebut (Tabel 3.2.). Setelah mendapatkan jumlah konsumsi energi, maka bisa didapatkan
jumlah emisi GRK dengan cara mengalikan jumlah energi dengan faktor emisinya. Pada
Tabel 3.3. terlihat bahwa jumlah energi yang digunakan oleh rumah tangga di Banten pada
tahun 2010 diperkirakan sebesar 38,54 juta Gigajoule dengan emisi GRK yang
ditimbulkannya sebesar 554,69 ribu ton CO2 e. Dari gambar 3.1. terlihat bahwa walaupun
porsi konsumsi energi dari LPG hanya 14,7% namun menyumbangkan emisi GRK paling
banyak dengan porsi sebesar 69,6%. Untuk penggunaan energi listrik tidak memberikan emisi
GRK, namun emisi dari energi listrik terjadi dan akan dihitung pada pembangkitnya.
Tabel 3.2.
Jumlah penduduk dan rumah tangga di Banten tahun 2010
Sumber : Sensus Penduduk 2010 (BPS) dan hasil analisis tim.
* Keterangan : Perkiraan rumah tangga miskin diambil dari prosentase penduduk miskin, sedangkan untuk rumah
tangga bukan miskin adalah sisa dari total rumah tangga.
Tabel 3.3.
Jumlah konsumsi energi pada rumah tangga di Banten beserta jumlah emisinya
Sumber : Hasil pengolahan tim menggunakan LEAP dengan asumsi peralatan kompor
untuk memasak mengikuti model emisi negara India dan Cina.
1 Pandeglang 1.149.610 272.937 11,14 30.420 242.517
2 Lebak 1.204.095 294.780 10,38 30.634 264.146
3 Kab. Tangerang 2.834.376 690.042 7,18 49.515 640.527
4 Kab. Serang 1.402.818 318.873 6,34 20.213 298.660
5 Kota Tangerang 1.798.601 475.302 6,88 32.736 442.566
6 Cilegon 374.559 89.754 4,46 4.006 85.748
7 Kota Serang 577.785 126.008 7,03 8.849 117.159
8 Kota Tangerang Selatan 1.290.322 328.926 1,67 5.497 323.429
Provinsi Banten 2010 10.632.166 2.596.622 7,03 181.871 2.414.751
Rumah tangga
miskin
Rumah tangga
bukan miskin
Perkiraan *
Kabupaten/Kota
Jumlah
Penduduk
Jumlah rumah
tangga
% Penduduk
miskin
Jumlah Konsumsi Jumlah Emisi GRK
(juta Gigajoule) (ribu ton CO2 e)
Kayu bakar 19,53 152,36
Minyak tanah 0,25 16,48
LPG 5,65 385,85
Listrik 13,11 0,00
Total 38,54 554,69
Jenis energi yang
digunakan
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
13
Gambar 3.1
Perbandingan antara prosentase konsumsi energi rumah tangga dan kontribusi emisinya di
Banten tahun 2010
Pemanfaatan energi dari sektor bisnis dan publik dapat berupa penggunaan listrik,
minyak tanah, LPG, kayubakar dan arang. Data penggunaan energinya diambil dari proyeksi
yang ada dalam dokumen Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) dan Rencana
Energi Daerah (RED) dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten tahun 2010. Dari
gambar 3.2 terlihat bahwa untuk minyak tanah dan LPG walaupun penggunaan energinya
hanya 13,4% namun memberikan emisi GRK sebanyak 64%.
Tabel 3.4
Jumlah konsumsi energi pada sektor bisnis dan sektor publik di Banten beserta jumlah emisinya
tahun 2010
Sumber : Hasil pengolahan tim menggunakan LEAP.
Kayu bakar
50,7%
Minyak tanah
0,6%
LPG
14,7% Listrik
34,0%
Konsumsi
energi
Kayu bakar
27,5%
Minyak tanah
3,0%
LPG
69,6%
Listrik
0,0%
Emisi
GRK
1 Bisnis
- Listrik 1340 GWh 4,82 juta 0,00
- Minyak tanah 29.162 kiloliter 1,06 juta 73,49 ribu
- LPG 29.914 ton 1,42 juta 96,63 ribu
- Kayubakar 377 ribu m3
4,15 juta 32,36 ribu
- Arang 200.000 ton 5,78 juta 61,59 ribu
2 Publik
- Listrik 330 GWh 1,19 juta 0,00
Total 18,41 juta 264,07 ribu
Konsumsi Energi Sektor Bisnis dan Publik di Banten tahun 2010
Jenis Energi Emisi GRK
(ton CO2 e)
Setara Gigajoule
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
14
Gambar 3.2
Perbandingan antara prosentase konsumsi energi sektor bisnis dan publik serta kontribusi
emisinya di Banten tahun 2010
Penggunaan energi untuk transformasi menjadi bentuk energi lain seperti pembangkit
listrik menjadi penyumbang emisi GRK dari sektor energi yang paling dominan, apalagi
beberapa pembangkit yang ada di Banten menyuplai juga energi listrik untuk kebutuhan di
luar Banten. Dari daftar pembangkit listrik yang telah disajikan pada Tabel 2.1, Tabel 2.2 dan
Tabel 2.3, akan dihitung emisi GRK dari pembangkit pada Tabel 2.1 dan 2.2 saja (disajikan
dalam Tabel. 3.5), sementara pembangkit captive berupa genset yang ada di industri dianggap
telah dihitung dan masuk dalam emisi dari kebutuhan energi di industri.
Dari Tabel 3.6 terlihat bahwa emisi GRK yang ditimbulkan oleh pembangkit jika dalam
kondisi kapasitas penuh adalah sebesar 42,91 juta ton CO2 e. Sebetulnya jumlah tersebut
adalah termasuk beban emisi yang harus diterima Banten sebesar 27,36 juta ton CO2 e akibat
pemakaian listrik oleh pengguna di luar Banten, terutama pembangkit listrik PLN yang
tersambung pada grid nasional. Apabila hanya diperhitungkan pemakaian listrik oleh Banten
sendiri, maka emisi yang dihasilkan hanya sebesar 15,55 juta ton CO2 e.
Listrik
32,7%
Minyak tanah
5,7%
LPG
7,7%
Kayubakar
22,5%
Arang
31,4%
Konsumsi
energi
Listrik
0,0%
Minyak tanah
27,8%
LPG
36,6%
Kayubakar
12,3%
Arang
23,3%
Emisi
GRK
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
15
Tabel 3.5
Jumlah konsumsi energi pada sektor pembangkit (dalam kapasitas penuh) di Banten beserta
jumlah emisinya tahun 2010
Sumber : Hasil pengolahan tim menggunakan LEAP.
Tabel 3.6
Neraca energi listrik dan emisi GRK akibat pembangkitan listrik
di Banten tahun 2010
Sumber : Hasil pengolahan tim menggunakan LEAP.
Keterangan : * Jumlah emisi GRK dari pembangkit jika hanya untuk memenuhi kebutuhan Banten.
** Beban lebih emisi GRK dari pembangkit akibat penggunaan listrik di luar Banten.
Dari pembahasan tiap sektor yang menyumbangkan emisi GRK akibat pemakaian
energi, didapat bahwa total emisi GRK di Banten tahun 2010 diperkirakan sebesar 43,73 juta
ton CO2 e yang didominasi sebesar 98,1% oleh kegiatan pembangkitan listrik (Tabel 3.7).
1. PLTU (batubara) : 5.765 MW 416,433 juta 38,76 juta
- PLTU Suralaya (+ perluasan) 4.025 MW
- PLTU Labuan 1 & 2 600 MW
- PLTU Lontar 945 MW
- PLTU Tifico 47 MW
- PLTU Nicomas 8 MW
- PLTU Indah Kiat 132 MW
- PLTU Candra Asri 8 MW
2. PLTGU (gas alam) : 1.140 MW 74,245 juta 4,15 juta
- PLTGU Bojonegara 740 MW
- PLTGU Krakatau Daya Listrik 400 MW
3. PLTD (solar) : 0,16 MW 0,013 juta 0,81 ribu
- PLTD Pulau Panjang 0,13 MW
- PLTD Pulau Tunda 0,03 MW
4. PLTA/PLTMH (air) : 1,03 MW 0,018 juta 0
- PLTA Cikotok 1 1,00 MW
- PLTMH Lebak 0,03 MW
Total 6.906,18 MW 490,709 juta 42,91 juta
(ton CO2 e)
Emisi GRK
(GigaJoule)
Jenis Pembangkit Listrik Kapasitas
Konsumsi Energi
Energi listrik
(GWh)
1 Sisi Suplay (Transformasi) 46.983 42,91
Produksi Pembangkit 47.710
Losses Transmisi-Distribusi (727)
2 Sisi Kebutuhan 17.002 15,55 *
Rumah tangga 3.642
Industri 11.690
Bisnis 1.340
Publik 330
3 Impor / (Ekspor) (29.981) 27,36 **
Emisi GRK
(juta ton CO2 e)
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
16
Tabel 3.7
Emisi GRK dari sektor energi di Banten tahun 2010
Sumber : Hasil pengolahan tim menggunakan LEAP.
Proyeksi penggunaan energi baik dari sisi suplai maupun sisi permintaan akan
ditentukan dahulu sebelum menghitung emisi GRK yang ditimbulkannya. Dari sisi
permintaan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya akan dibagi dalam sektor rumah
tangga, sektor bisnis dan sektor publik, sedangkan dari sisi suplai akan diasumsikan bahwa
kapasitas pembangkit adalah tetap dan tidak ada penambahan sebagaimana kondisi pada
tahun 2010, kecuali ada penambahan pada PLTA Cikotok 2 dengan kapasitas 2x1,6 MW yang
direncanakan akan beroperasi tahun 2013 dan masuk grid nasional.
Beberapa asumsi kunci digunakan untuk menghitung proyeksi kebutuhan energi rumah
tangga, yaitu :
a. Pertumbuhan penduduk dan rumah tangga dianalisis untuk tiap kabupaten/kota dengan
menggunakan angka pertumbuhan penduduk yang menjadi asumsi dalam RTRW
Provinsi Banten tahun 2010 serta angka anggota rumah tangga hasil rata-rata tahun 2008
s.d. 2010.
b. Penggolongan aktivitas penggunaan energi untuk memasak dan untuk penerangan serta
aktivitas lainnya berdasarkan Tabel 3.1 sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
c. Rumah tangga miskin diproyeksikan dengan trend dari tahun 2008 s.d. 2010.
d. Konversi minyak tanah untuk rumah tangga 100% pada tahun 2015.
e. Rasio elektrifikasi 100% tercapai pada tahun 2022.
Penggunaan Energi
(juta Gigajoule)
Sisi Suplay (Transformasi)
- Pembangkit listrik 490,71 42,91
Sisi Kebutuhan (Demand)
- Rumah tangga 38,54 0,55
- Bisnis 17,22 0,26
- Publik 1,19 -
Total 547,66 43,73
Sektor penyumbang emisi dari
pemanfaatan energi
Emisi GRK
(juta ton CO2 e)
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
17
Tabel 3.8. Proyeksi penduduk dan rumah tangga di Banten tahun 2010 - 2020
Sumber: Hasil penghitungan tim
Tabel 3.9. Penggunaan energi dalam rumah tangga di Banten tahun 2010 - 2020
Sumber: Hasil penghitungan tim, untuk energi menggunakan LEAP
Untuk proyeksi kebutuhan energi di sektor bisnis dan publik akan digunakan hasil
proyeksi yang ada pada dokumen Rencana Energi Daerah (RED) tahun 2010 dan Rencana
Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) tahun 2010 dari Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Banten. Secara total kebutuhan energi dari sisi permintaan tertera dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Penggunaan energi dari sisi permintaan energi di Banten tahun 2010 - 2020
Sumber: Hasil penghitungan tim, untuk energi menggunakan LEAP
Emisi total dari sektor energi adalah emisi dari sisi permintaan ditambahkan dengan
emisi dari sisi suplai. Untuk emisi dari sisi suplai yaitu pembangkit listrik dianggap tetap
sebesar 42,91 juta ton CO2 e sebagaimana yang telah dihitung sebelumnya dan disajikan
dalam Tabel 3.5 dan Tabel 3.6, karena diasumsikan tidak ada penambahan pembangkit
maupun kapasitasnya, sedangkan penambahan pembangkit PLTA Cikotok 2 pada tahun 2013
tidak akan memberikan emisi GRK. Untuk emisi dari sektor publik dianggap tidak ada karena
konsumsi energi dari sektor ini berupa energi listrik. Dengan demikian maka total emisi dari
sektor energi disajikan dalam Tabel 3.11.
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah penduduk 10.632.166 10.803.990 10.979.316 11.158.222 11.340.788 11.527.096 11.717.230 11.911.277 12.109.324 12.311.461 12.517.779
Jumlah rumah tangga (ruta) 2.596.622 2.656.155 2.699.905 2.744.555 2.790.123 2.836.631 2.884.100 2.932.551 2.982.006 3.032.489 3.084.021
Jumlah ruta miskin 181.871 176.999 174.454 171.862 169.223 166.536 163.801 161.016 158.181 155.294 152.355
Jumlah ruta bukan miskin 2.414.751 2.479.155 2.525.452 2.572.693 2.620.900 2.670.095 2.720.299 2.771.535 2.823.825 2.877.194 2.931.666
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Memasak 25,5 24,6 23,5 22,4 21,2 20,0 18,7 17,3 15,8 14,4 12,8
Penerangan 13,1 13,5 13,8 14,2 14,6 14,9 15,3 15,7 16,1 16,5 16,9
Total 38,5 38,1 37,3 36,6 35,8 34,9 34,0 33,0 31,9 30,8 29,7
Proyeksi penggunaan energi rumah tangga (juta Gigajoule)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
RumahTangga 38,5 38,1 37,3 36,6 35,8 34,9 34,0 33,0 31,9 30,8 29,7
Bisnis 17,2 17,9 18,6 19,3 20,0 20,7 21,2 21,8 22,4 23,0 23,6
Publik 1,2 1,3 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1
Total 57,0 57,3 57,3 57,3 57,2 57,2 56,9 56,6 56,2 55,8 55,4
Proyeksi penggunaan energi (juta Gigajoule)
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
18
Tabel 3.11. Emisi GRK dari sektor energi di Banten tahun 2010 - 2020
Sumber: Hasil penghitungan tim, untuk energi menggunakan LEAP
4. Usulan Usaha Mitigasi dan Perkiraan Penurunan Emisi GRK
Diantara banyak program yang dapat dilakukan dalam mengurangi emisi GRK, akan
coba dianalisis beberapa program yang masuk dalam Renstra 2012-2017 Pemprov Banten dan
kebijakan kebijakan yang terkait dengan penghematan energi. Kegiatan-kegiatan tersebut
antara lain :
a. Dari sisi transformasi (supply), dilakukan kegiatan yang bermaksud menggeser
pemenuhan kebutuhan listrik rumah tangga dari PLN ke EBT, dengan kegiatan berupa :
- pembangunan PLTMH/pikohidro sebanyak 32 unit oleh Distamben Banten;
b. Dari sisi demand, dilakukan kegiatan yang bermaksud menggeser penggunaan energi
untuk memasak dari minyak tanah dan LPG menjadi biogas, menggeser penggunaan
listrik PLN ke PLTS serta dengan melakukan penghematan penggunaan listrik,
diantaranya :
- pembangunan PLTS SHS sebanyak 1.836 unit oleh Distamben Banten hingga tahun
2017
- Pembangunan instalasi biogas sebagai pengganti bahan bakar fosil sebanyak 209
unit baik dari Distamben maupun dari Distanak dengan asumsi bahwa 1 instalasi
biogas akan digunakan oleh 5 rumah tangga dan diharapkan dapat menggeser
penggunaan minyak tanah dan LPG untuk memasak dengan biogas;
Rumah Tangga Bisnis Pembangkit Total
2010 0,55 0,26 42,91 43,73
2011 0,57 0,26 42,91 43,74
2012 0,57 0,27 42,91 43,75
2013 0,58 0,27 42,91 43,76
2014 0,59 0,27 42,91 43,76
2015 0,60 0,27 42,91 43,77
2016 0,60 0,27 42,91 43,78
2017 0,61 0,28 42,91 43,80
2018 0,62 0,28 42,91 43,81
2019 0,63 0,28 42,91 43,82
2020 0,63 0,29 42,91 43,83
(juta ton CO2 e)Tahun
Proyeksi emisi GRK dari sektor energi
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
19
- Kewajiban penghematan listrik sebesar 20% sejak th. 2012 di lingkungan
pemerintah dan BUMN/BUMD sebagai pelaksanaan Inpres No. 13 tahun 2011
tentang Penghematan Energi dan Air. Diharapkan pada tahun 2015 terjadi
penghematan listrik sebesar 12% dan pada tahun 2020 sebesar 25%.
- Kegiatan sosialisasi pemanfaatan dan keamanan kelistrikan rumah tangga dengan
sasaran 9000 rumah tangga hingga tahun 2020. Tujuan kegiatan ini diharapkan akan
terjadi penghematan listrik dari rumah tangga yang telah mengikuti sosialisasi
sebanyak 1%.
Dari kegiatan- kegiatan tersebut, akan terjadi penurunan emisi GRK pada tahun 2020
sebesar 0,31%.
Tabel 4.1. Beberapa kegiatan mitigasi dari sektor energi di Banten tahun 2010 - 2020
Sumber: Hasil penghitungan tim
Tabel 4.2. Proyeksi emisi GRK skenario BAU vs Mitigasi untuk sektor energi (juta ton CO2e)
Sumber: Hasil penghitungan tim
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total
BAU baseline 43,73 43,74 43,75 43,76 43,76 43,77 43,78 43,80 43,81 43,82 43,83 481,54
Mitigasi 43,73 43,73 43,73 43,73 43,72 43,72 43,72 43,71 43,70 43,70 43,69 480,87
Penurunan emisi GRK 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,07 0,09 0,10 0,12 0,14 0,67
Prosentase penurunan % 0,00 0,02 0,05 0,07 0,09 0,12 0,16 0,20 0,24 0,28 0,31 0,14
Proyeksi Emisi GRK (juta ton CO2 e)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total
1. Pelatihan Instalasi Biogas emisi GRK 0,00 0,01 0,04 0,04 0,05 0,08 0,20 0,22 0,23 0,23 0,239 1,34
biaya 7.838
2. Pelaksanaan Inpres13/2011 emisi GRK 0,00 10,03 20,01 29,97 39,89 49,77 66,67 83,56 100,44 117,32 134,188 651,84
biaya 800
3. Pembangunan PLTMH/pikohidro emisi GRK 0,00 0,00 0,00 0,02 0,17 0,35 0,52 0,70 0,70 0,70 0,699 3,86
biaya 2.816
4. Bantuan PLTS SHS emisi GRK 0,00 0,23 0,46 0,68 0,90 1,11 1,33 1,55 1,55 1,55 1,552 10,92
biaya 14.108
5. Sosialisasi pemanfaatan & emisi GRK 0,00 0,08 0,18 0,27 0,37 0,46 0,55 0,65 0,74 0,84 0,934 5,08
keselamatan listrik rumahtangga biaya 3.600
emisi GRK 0,00 10,34 20,68 30,98 41,38 51,78 69,29 86,68 103,66 120,64 137,613 673,04
biaya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 29.161
Total penurunan emisi GRK
Penurunan Emisi GRK (ribu ton CO2 e) vs Biaya (Juta Rp.)
Rencana Aksi
RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi
20
6. Bidang : Energi
Perkiraan emisi GRK berdasarkan baseline skenario BAU mencapai 43.829.037 Ton CO2-eq sampai tahun 2020
No Kegiatan Inti
Penuruna
n Emisi
(Ton
CO2)
Perkiraan Biaya Tahun
Pelaksana
Jumlah
(Rp Juta)
Sumber Penurunan
(Rp.Juta/ton
CO2e)
Mulai Akhir
1. Pelatihan Instalasi
Biogas
239 7.838 APBD 32,79 2011 2020 Dinas
Pertambangan
dan Energi
Provinsi Banten
Dinas Pertanian
dan Peternakan
Provinsi Banten
2. Pelaksanaan
Inpres13/2011
134.188 800 APBD 0,006 2011 2020 Dinas
Pertambangan
dan Energi
Provinsi Banten
3. Pembangunan
PLTMH/pikohidro
699 2.816 APBD 4,03 2013 2020 Dinas
Pertambangan
dan Energi
Provinsi Banten
4. Bantuan PLTS
SHS
1.552 14.108 APBD 9,09 2011 2020 Dinas
Pertambangan
dan Energi
Provinsi
5. Sosialisasi
Pemanfaatan dan
Keselamatan
Listrik rumah
Tangga
934 3.600 APBD 3,85 2011 2020 Dinas
Pertambangan
dan Energi
Provinsi
Total Penurunan Emisi 137.613

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Operator Warnet Vast Raha
 
Progress p2 d2 bahan bimtek
Progress p2 d2 bahan bimtekProgress p2 d2 bahan bimtek
Progress p2 d2 bahan bimtek
Beta Uliansyah
 
Bahan overview dan progress p2 d2
Bahan overview dan progress p2 d2Bahan overview dan progress p2 d2
Bahan overview dan progress p2 d2
Beta Uliansyah
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
walhiaceh
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
razitakhalyla
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Hari Susandi
 
Pengantar usulan pjuts_bengkaung
Pengantar usulan pjuts_bengkaungPengantar usulan pjuts_bengkaung
Pengantar usulan pjuts_bengkaung
SyahrulNajmi3
 
Sos dak 2012 pedoman umum kebijakan dak ta 2012
Sos dak 2012   pedoman umum kebijakan dak ta 2012Sos dak 2012   pedoman umum kebijakan dak ta 2012
Sos dak 2012 pedoman umum kebijakan dak ta 2012
BAPPEDA - PEMKAB. JOMBANG
 

Was ist angesagt? (17)

Permenperumra 04 2011
Permenperumra 04 2011Permenperumra 04 2011
Permenperumra 04 2011
 
DAK dan BOS 2012
DAK dan BOS 2012DAK dan BOS 2012
DAK dan BOS 2012
 
Buku Panduan Cekap Tenaga
Buku Panduan Cekap TenagaBuku Panduan Cekap Tenaga
Buku Panduan Cekap Tenaga
 
Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021
Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021
Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021
 
Seb mendagri&mendiknas
Seb mendagri&mendiknasSeb mendagri&mendiknas
Seb mendagri&mendiknas
 
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
 
PERGUB Rktp jateng 2011 2030
PERGUB Rktp jateng 2011 2030PERGUB Rktp jateng 2011 2030
PERGUB Rktp jateng 2011 2030
 
Progress p2 d2 bahan bimtek
Progress p2 d2 bahan bimtekProgress p2 d2 bahan bimtek
Progress p2 d2 bahan bimtek
 
Bahan overview dan progress p2 d2
Bahan overview dan progress p2 d2Bahan overview dan progress p2 d2
Bahan overview dan progress p2 d2
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
 
Uru'raun a hici jare uru lesu tomoke a hici jare, Uru-vacu tomokie a hicijare...
Uru'raun a hici jare uru lesu tomoke a hici jare, Uru-vacu tomokie a hicijare...Uru'raun a hici jare uru lesu tomoke a hici jare, Uru-vacu tomokie a hicijare...
Uru'raun a hici jare uru lesu tomoke a hici jare, Uru-vacu tomokie a hicijare...
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
 
Pengantar usulan pjuts_bengkaung
Pengantar usulan pjuts_bengkaungPengantar usulan pjuts_bengkaung
Pengantar usulan pjuts_bengkaung
 
1616133896.pdf
1616133896.pdf1616133896.pdf
1616133896.pdf
 
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan SanitasiMekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
 
Sos dak 2012 pedoman umum kebijakan dak ta 2012
Sos dak 2012   pedoman umum kebijakan dak ta 2012Sos dak 2012   pedoman umum kebijakan dak ta 2012
Sos dak 2012 pedoman umum kebijakan dak ta 2012
 

Ähnlich wie MakalahSektorEnergi

y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdf
y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdfy = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdf
y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdf
ekosudarmanto4
 
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdfDraft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
ZhafranRasyiqul
 
Potensi energi jabar
Potensi energi jabarPotensi energi jabar
Potensi energi jabar
Andri Perdana
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
tamihakim
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
GbpGugun
 

Ähnlich wie MakalahSektorEnergi (20)

Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2
Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2
Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2
 
TRANSISI ENERGI KALIMANTAN.pptx
TRANSISI ENERGI KALIMANTAN.pptxTRANSISI ENERGI KALIMANTAN.pptx
TRANSISI ENERGI KALIMANTAN.pptx
 
y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdf
y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdfy = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdf
y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdf
 
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdfDraft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
 
Buku_Energi_Outlook_2022_Versi_Bhs_Indonesia.pdf
Buku_Energi_Outlook_2022_Versi_Bhs_Indonesia.pdfBuku_Energi_Outlook_2022_Versi_Bhs_Indonesia.pdf
Buku_Energi_Outlook_2022_Versi_Bhs_Indonesia.pdf
 
Hibrid
HibridHibrid
Hibrid
 
Sos dak 2012 listrik perdesaan
Sos dak 2012   listrik perdesaanSos dak 2012   listrik perdesaan
Sos dak 2012 listrik perdesaan
 
Rued sumsel final
Rued sumsel finalRued sumsel final
Rued sumsel final
 
Green Jobs: The Future Renewable Energy Wants You!- Bapak Laode Sulaeman, S....
Green Jobs: The Future Renewable Energy Wants You!- Bapak  Laode Sulaeman, S....Green Jobs: The Future Renewable Energy Wants You!- Bapak  Laode Sulaeman, S....
Green Jobs: The Future Renewable Energy Wants You!- Bapak Laode Sulaeman, S....
 
Potensi energi jabar
Potensi energi jabarPotensi energi jabar
Potensi energi jabar
 
2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap
2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap
2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
 
kebutuhan-listrik-KEK_kawasan ekonomi.pdf
kebutuhan-listrik-KEK_kawasan ekonomi.pdfkebutuhan-listrik-KEK_kawasan ekonomi.pdf
kebutuhan-listrik-KEK_kawasan ekonomi.pdf
 
Sambutan Dir DEA Public Hearing Revisi Permen PLTS Atap.pdf
Sambutan Dir DEA Public Hearing Revisi Permen PLTS Atap.pdfSambutan Dir DEA Public Hearing Revisi Permen PLTS Atap.pdf
Sambutan Dir DEA Public Hearing Revisi Permen PLTS Atap.pdf
 
Esdm 2019 10-14-bahan-undip-semarang-fix3
Esdm 2019 10-14-bahan-undip-semarang-fix3Esdm 2019 10-14-bahan-undip-semarang-fix3
Esdm 2019 10-14-bahan-undip-semarang-fix3
 
RUPTL 2019-2028: Perkembangan Energi Terbarukan
RUPTL 2019-2028: Perkembangan Energi TerbarukanRUPTL 2019-2028: Perkembangan Energi Terbarukan
RUPTL 2019-2028: Perkembangan Energi Terbarukan
 
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...
 
Tingkat_Pembebanan_Listrik_di_Provinsi_Kep._Bangka_Belitung
Tingkat_Pembebanan_Listrik_di_Provinsi_Kep._Bangka_BelitungTingkat_Pembebanan_Listrik_di_Provinsi_Kep._Bangka_Belitung
Tingkat_Pembebanan_Listrik_di_Provinsi_Kep._Bangka_Belitung
 
Penyusunan KSCT Kabupaten Pamekasan
Penyusunan KSCT Kabupaten PamekasanPenyusunan KSCT Kabupaten Pamekasan
Penyusunan KSCT Kabupaten Pamekasan
 

MakalahSektorEnergi

  • 1. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 4 RENCANA AKSI DAERAH UNTUK PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK) PROVINSI BANTEN SEKTOR ENERGI Oleh : Dody Iskandar, M.T. * dan Grahandaka, M.T. ** Abstraksi Dokumen Rencana Aksi Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Provinsi Banten adalah suatu dokumen yang memuat identifikasi kegiatan yang berpotensi dan berpengaruh besar sebagai sumber emisi gas rumah kaca (GRK) serta perkiraan emisi GRK yang dihasilkannya sejak tahun 2010 hingga proyeksi tahun 2020 dalam kondisi/ skenario rasional tanpa adanya kegiatan mitigasi yang direncanakan, dan rencana yang akan dilakukan sebagai usaha mitigasi dari tahun 2010 hingga tahun 2020 untuk mengurangi emisi GRK beserta perkiraan emisi GRK bila usaha mitigasi tersebut dijalankan. Perkiraan dan proyeksi emisi GRK dalam kondisi tanpa adanya mitigasi dijadikan sebagai patokan atau “Business As Usual (BAU) baseline”. Untuk sektor energi, pendekatan yang dilakukan untuk menganalisis emisi GRK adalah menghitung aktivitas penggunaan energi, baik dari sisi “demand” maupun dari sisi “supply”. Setelah diketahui penggunaan energi dari kedua sisi tersebut, maka akan mudah menghitung emisi GRK berdasarkan faktor emisi untuk tiap jenis energi yang digunakan. Dari sisi “demand” yang dihitung adalah dari penggunaan energi sektor rumah tangga, bisnis dan publik/pemerintah, sedangkan dari sisi “supply” yang dihitung adalah peggunaan energi untuk pembangkitan listrik. Perkiraan emisi yang dikeluarkan dari sektor energi ini secara keseluruhan pada tahun 2010 adalah sebesar 43,73 juta ton CO2 e dan meningkat pada tahun 2020 sebesar 43,83 juta ton CO2 e. Beberapa usulan kegiatan mitigasi terutama diambil dari rencana strategis SKPD Pemerintah Provinsi Banten tahun 2012 - 2017, diantaranya dari Dinas Pertambangan dan Energi serta Dinas Pertanian dan Peternakan. Usulan kegiatan itu diantaranya adalah instalasi biogas, pembangunan PLTMH dan PLTpikohidro, bantuan PLTS untuk rumah penduduk terpencil, sosialisasi penghematan listrik rumah tangga buat masyarakat serta komitmen menjalankan Instruksi Presiden nomor 13 tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air untuk kalangan pemerintah serta BUMN/BUMD. Diperkirakan dengan menjalankan rencana tersebut di atas akan menurunkan emisi GRK hingga 0,13% terhadap BAU baseline pada tahun 2020. * Pelaksana pada Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten; ** Pelaksana pada Sub Bidang Tata Ruang dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten;
  • 2. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 5 1. Tujuan dan Keluaran RAD-GRK 1.1. Tujuan umum Tujuan umum dari dokumen Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca adalah untuk menginventarisasi serta menyusun rencana mitigasi guna mereduksi timbulnya emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi Banten serta membuat kebijakan daerah terkait penurunan emisi Gas Rumah Kaca dengan mensinkronkan rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah Provinsi Banten. 1.2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari dokumen Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Banten, yaitu : 1. Mengidentifikasi Bidang dan kegiatan yang berpotensi sebagai sumber emisi Gas Rumah Kaca berdasarkan pada cakupan, kondisi wilayah, kegiatan dan produksi emisi sektoral. 2. Memperkirakan tingkat emisi dan proyeksi Gas Rumah Kaca dari bidang-bidang dan kegiatan yang telah diidentifikasi dalam kurun waktu 2010-2020. 3. Merencanakan aksi penurunan emisi Gas Rumah Kaca berdasarkan potensi reduksi emisi setiap bidang dan kegiatan serta Perkiraan biaya mitigasi. 1.3. Keluaran Dokumen Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca ini berupa rencana kebijakan sektoral daerah dalam rangka kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca di Provinsi Banten. 2. Identifikasi Sumber Emisi GRK dari Sektor Energi Umumnya emisi GRK yang terjadi di sektor energi adalah karena pemanfaatan energi sebagai bahan bakar untuk menjalankan berbagai aktivitas. Secara garis besar pemanfaatan energi tersebut terbagi menjadi konsumsi energi untuk pemanfaat akhir seperti rumah tangga, transportasi, industri dan bisnis, pemerintahan dan publik, serta pemanfaatan energi untuk menghasilkan energi skunder (transformasi) seperti kilang minyak dan pembangkit listrik. Selain sebagai pemanfaat akhir, Provinsi Banten memiliki pula cadangan energi serta pembangkit listrik yang memasok energi listrik baik yang tersambung dalam sistem
  • 3. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 6 interkoneksi tenaga listrik Jawa Madura Bali (on grid JAMALI) maupun yang tidak terkoneksi (off grid) yang digunakan untuk keperluan sendiri maupun dijual dalam kalangan terbatas. Tabel 2.1 Data Pembangkit listrik PLN dan non PLN No Pembangkit listrik Kapasitas (MW) A. Pembangkit listrik PLN terkoneksi JAMALI 1. PLTU Suralaya (+ perluasan) 4.025 2. PLTU Labuan (1 dan 2) 600 3. PLTU Lontar 945 4. PLTGU Bojonegara 740 B. Pembangkit listrik PLN isolated 1. PLTD Pulau Panjang 0,125 C. Pembangkit listrik swasta (penggunaan sendiri maupun menjual terbatas) 1. PLTGU Krakatau Daya Listrik 400 2. PLTU Tifico 47 3. PLTU Indah Kiat 132 4. PLTU Nicomas 8 5. PLTU Candra Asri 8 Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2011. Ket : a. PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) berbahan bakar batubara; b. PLTGU (pembangkit listrik tenaga gas dan uap) berbahan bakar gas alam. Selain pembangkit listrik tersebut di atas, terdapat pula pembangkit skala kecil yang dibangun oleh industri untuk dipakai sendiri dalam memenuhi kebutuhan listrik mereka (captive power), serta pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, baik yang dibangun oleh pemerintah maupun oleh masyarakat dan bantuan perusahaan melalui skema CSR. Tabel 2.2. Pembangkit Listrik Captive Industri yang terdata di Provinsi Banten Kab./Kota Jenis Pembangkit Kapasitas Total (MW) Jumlah Pembangkit Kab. Lebak PLTD 6 52 Kab. Serang PLTD 462 276 PLTU-G 1.200 15 Kab. Tangerang PLTD 586 730 Kota Cilegon PLTD 34 6 Kota Tangerang PLTD 40 25 TOTAL 2.328 1.104 Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2010.
  • 4. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 7 Tabel 2.3. Pembangkit Listrik untuk Masyarakat yang terdata di Provinsi Banten Kab./Kota Jenis Pembangkit Kapasitas Total (MW) Jumlah Pembangkit Keterangan Kab. Lebak PLTA 4,200 4 Pembangkit lama dari PT. Aneka Tambang Cikotok 2 x 500 kW; pembangkit baru 2 x 1,6 MW; dikelola swasta dan dipersiapkan untuk interkoneksi JAMALI PLTMH 0,025 2 Memasok listrik untuk masyarakat terpencil, dibangun pemerintah Kab. Serang PLTD 0,030 1 Memasok listrik untuk masyarakat P. Tunda, bantuan CSR TOTAL 4,255 7 Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2011. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 oleh BPS, jumlah rumah tangga sebesar 2.596.622, dengan rata-rata anggota rumah tangga 4,09 orang. Untuk aktivitas memasak, rumah tangga di Provinsi Banten mayoritas memanfaatkan gas/LPG sebanyak 63,15%, selain juga masih ada yang menggunakan kayu bakar dan minyak tanah. Walaupun LPG lebih banyak digunakan, namun untuk jumlah energi yang terkonsumsi yang paling banyak adalah kayubakar sebesar 76,71%. Hal itu disebabkan oleh penggunaan kayubakar yang lebih boros dibandingkan penggunaan bahan bakar lainnya. Tabel 2.4. Persentase Rumah tangga menurut Kab./Kota dan Bahan Bakar Utama untuk Memasak di Provinsi Banten tahun 2010 Listrik Gas/LPG Minyak Tanah Kayu Bakar Lainnya 1. Kab. Pandeglang 0,34 21,46 1,24 76,46 0,50 100,00 2. Kab. Lebak 0,81 18,72 1,67 77,38 1,41 100,00 3. Kab. Tangerang 2,87 76,27 3,09 16,10 1,67 100,00 4. Kab. Serang 0,90 43,33 3,26 49,61 2,90 100,00 5. Kota Tangerang 3,65 84,62 4,69 2,61 4,43 100,00 6. Kota Cilegon 1,30 81,10 5,07 9,75 2,78 100,00 7. Kota Serang 1,71 64,17 7,06 25,78 1,28 100,00 8. Kota Tangerang Selatan 2,14 90,55 3,71 1,80 1,80 100,00 Provinsi Banten 2010 2,08 63,15 3,40 29,16 2,22 100,00 2009 1,90 61,50 4,00 31,20 1,40 100,00 2008 1,54 35,68 26,48 35,30 1,00 100,00 Kab./Kota Jumlah Bahan Bakar Utama untuk Memasak Sumber : BPS Provinsi Banten, Susenas, Juli 2010 (Banten Dalam Angka 2011)
  • 5. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 8 Gambar 2.1 Perbandingan antara banyaknya pengguna dan banyaknya konsumsi energi menurut jenis bahan bakar memasak untuk rumah tangga di Provinsi Banten Tahun 2010 Untuk penerangan, hampir semuanya menggunakan tenaga listrik, walaupun masih ada sekitar 2,33% yang belum menggunakan listrik sebagai sumber utama penerangannya. Tabel 2.5. Persentase Rumahtangga menurut Kab./Kota dan Sumber Penerangan Utama di Provinsi Banten tahun 2010 Sumber : BPS Provinsi Banten, Susenas, Juli 2010 (Banten Dalam Angka 2011) Listrik Bukan Listrik 1. Kab. Pandeglang 92,69 7,31 100,00 2. Kab. Lebak 92,86 7,14 100,00 3. Kab. Tangerang 99,29 0,71 100,00 4. Kab. Serang 96,94 3,06 100,00 5. Kota Tangerang 99,35 0,65 100,00 6. Kota Cilegon 99,81 0,19 100,00 7. Kota Serang 99,39 0,61 100,00 8. Kota Tangerang Selatan 99,55 0,45 100,00 Provinsi Banten 2010 97,67 2,33 100,00 2009 94,60 5,40 100,00 2008 95,99 4,01 100,00 Sumber Utama Penerangan Kab./Kota Jumlah Listrik 2,08% Gas/LPG 63,14% Minyak Tanah 3,40% Kayu Bakar 29,16% Lainnya 2,22% Prosentase pengguna Listrik 0,18% Gas/LPG 22,19% Minyak Tanah 0,91% Kayu Bakar 76,71% Prosentase konsumsi energi (hasil analisis Bab 4.1)
  • 6. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 9 Tabel 2.6. Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Energi Terjual PLN menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2010 Sumber : PT. PLN (persero) Distribusi Jabar-Banten dan PT. PLN (persero) Distribusi Jakarta Raya-Tangerang, (Banten Dalam Angka 2011) Walaupun 97,67% rumah tangga di Provinsi Banten telah menggunakan listrik sebagai penerangan utamanya (tabel 2.5.), namun yang merupakan pelanggan PLN hanya sekitar 68,14% saja (jika diasumsikan jumlah pelanggan PLN golongan rumah tangga sebanyak 1.769.436 pada tabel 2.6 merupakan jumlah rumah tangga di Provinsi Banten yang menjadi pelanggan PLN walaupun ada kemungkinan satu keluarga memiliki ID pelanggan lebih dari satu atau rumah tangga yang memiliki usaha sehingga tercatat sebagai pelanggan bisnis), sedangkan sisanya mendapatkan listrik dari menyambung listrik kepada tetangganya yang berlangganan PLN ataupun menyambung listrik PLN secara ilegal, atau merupakan pengguna listrik dari sumber lain seperti PLTS, genset maupun PLTA skala kecil yang dikelola oleh masyarakat. Penggunaan energi untuk sektor industri, selain berupa energi listrik yang dipasok oleh PLN maupun menggunakan pembangkit sendiri berupa genset yang tentunya mengonsumsi BBM, juga berupa batubara, BBM dan gas untuk menggerakan mesin produksi maupun kendaraan operasional. Daya Tersambung Energi Terjual (kVA) (MWh) 1. Sosial (S1, S2, S3) 34.799 90.584 157.611 2. Rumah Tangga (R1, R2, R3) 1.769.436 1.679.454 3.411.916 3. Bisnis (B1, B2, B3) 82.735 794.172 1.510.230 4. Industri (I1, I2, I3) 6.174 2.962.268 10.962.941 5. Lainnya (P, T, M) 7.263 148.818 250.567 Jumlah 2010 1.900.407 5.675.296 16.293.265 2009 1.772.937 5.364.087 14.298.502 2008 1.692.789 5.113.571 14.200.926 Klasifikasi Jumlah Pelanggan
  • 7. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 10 Tabel 2.7. Rekapitulasi Laporan Data Alokasi dan Pasokan BBM Industri di Provinsi Banten Tahun 2011 Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2012 Penggunaan energi untuk sektor transportasi, tercatat dalam data penjualan BBM di SPBU yang ada di Provinsi Banten Tabel 2.8. Jumlah SPBU penyalur BBM di Provinsi Banten per Januari 2012 Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2012 Tabel 2.9. Jumlah Distribusi dan Realisasi Penjualan BBM pada SPBU di Provinsi Banten Quota Realisasi Penjualan Quota Realisasi Penjualan (kiloliter) (kiloliter) (kiloliter) (kiloliter) Premium 1.154.834 1.297.333 1.245.866 433.440 Solar 510.816 596.395 607.163 197.795 Pertamax 52.096 Tahun 2011 Jenis BBM Tahun 2012 (per 23 April 2012) Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2012 1. Kab. Pandeglang 13 2. Kab. Lebak 15 3. Kab. Tangerang & Kota Tangerang Selatan 105 4. Kab. Serang & Kota Serang 32 5. Kota Cilegon 11 6. Kota Tangerang 54 Total 230 Kab./Kota Jumlah SPBU ALOKASI PASOKAN ALOKASI PASOKAN ALOKASI PASOKAN ALOKASI PASOKAN ALOKASI PASOKAN (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) (liter) 1 22.620 37.474 6.937 5.345 1.056.576 1.374.986 65.489 65.392 7.037 46.100 2 32.243 16.088 26.090 17.050 835.923 1.219.455 2.752 2.250 548.427 188.024 3 9.575 40 4.000 5.200 3.333.920 3.415.836 2.600.000 2.608.040 35 0 4 60.871 3.709 5.010 5.005 244.447 367.617 0 24.000 0 0 5 352.462 352.226 15.010 5 186.272 262.386 250 0 38.000 48.000 6 352.190 377.055 0 0 75.956 114.550 0 20 68.259 46.000 7 592 550 0 0 33.452 62.658 0 20 70.859 48.600 8 40 40 100 16.000 63.895 140.873 0 0 0 0 9 352 352 352 352 30.315 46.080 0 0 0 0 10 46 46 11 0 16.348 36.000 0 0 30.000 0 11 830.991 787.580 57.510 48.957 5.877.104 7.040.440 2.668.491 2.699.722 762.617 376.724 MINYAK BAKAR TOTAL TAHUN NO. JENIS BAHAN BAKAR PREMIUM MINYAK TANAH SOLAR MINYAK DIESEL BULAN Jan-Peb Mar Apr Mei Nop Des Okt Jun Jul Ags Sep
  • 8. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 11 3. Perkiraan BAU Baseline Emisi GRK Dalam menghitung emisi yang ditimbulkan oleh sektor energi, pendekatan yang dilakukan adalah dengan menghitung dahulu konsumsi energi baik dari sisi pemanfaat (demand) sebagai pengguna akhir maupun dari sisi penyedia (supply) yang digunakan untuk transformasi energi. Setelah diketahui jumlah penggunaan energinya, maka dapat dihitung jumlah emisi GRK yang besarnya bergantung pada faktor emisinya masing-masing. Dari sisi pemanfaat, terbagi dalam beberapa sektor seperti rumah tangga, industri, transportasi, bisnis dan publik, sedangkan dari sisi penyedia contohnya adalah pembangkit listrik. Khusus untuk sektor industri dan transportasi dibahas terpisah dan tersendiri berupa RAD-GRK Sektor Industri dan RAD-GRK Sektor Transportasi. Secara garis besar, penggunaan energi untuk kebutuhan rumah tangga terbagi dalam penggunaan untuk memasak serta penggunaan untuk penerangan dan aktivitas lainnya. Jenis energi dan intensitas pemakaian energi yang digunakan untuk tiap rumah tangga bisa berbeda- beda, bergantung pada banyak faktor seperti besarnya pendapatan, tingkat pendidikan, wilayah kota atau desa, gaya hidup, dan lain sebagainya, namun dalam analisis dokumen ini akan disederhanakan menjadi karakteristik rumah tangga miskin dan rumah tangga bukan miskin. Diasumsikan bahwa rumah tangga miskin dalam memasak masih menggunakan kayu bakar dan sebagian kecil minyak tanah, sedangkan rumah tangga bukan miskin telah menggunakan alat masak listrik, LPG, disamping masih ada yang menggunakan minyak tanah dan kayu bakar. Tabel 3.1. Asumsi jumlah penggunaan energi untuk memasak dan untuk penerangan/aktivitas lainnya per rumah tangga per tahun di Banten Sumber : Hasil analisis dari berbagai sumber Kayubakar 1646 kg Listrik 897,9 kWh Minyak tanah 72,9 liter Minyak tanah 8,1 liter Listrik 240 kWh Listrik 1539,2 kWh LPG 73,2 kg Minyak tanah 72,9 liter Kayu bakar 1646 kg Intensitas pemakaian energi pertahun per rumah tangga * Sektor rumah tangga Rumah tangga miskin Rumah tangga bukan miskin Memasak Penerangan dan aktivitas lainnya
  • 9. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 12 Untuk mendapatkan jumlah total penggunaan energi se-Banten, maka intensitas pemakaian tiap jenis energi (Tabel 3.1.) dikalikan dengan rumah tangga pengguna energi tersebut (Tabel 3.2.). Setelah mendapatkan jumlah konsumsi energi, maka bisa didapatkan jumlah emisi GRK dengan cara mengalikan jumlah energi dengan faktor emisinya. Pada Tabel 3.3. terlihat bahwa jumlah energi yang digunakan oleh rumah tangga di Banten pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 38,54 juta Gigajoule dengan emisi GRK yang ditimbulkannya sebesar 554,69 ribu ton CO2 e. Dari gambar 3.1. terlihat bahwa walaupun porsi konsumsi energi dari LPG hanya 14,7% namun menyumbangkan emisi GRK paling banyak dengan porsi sebesar 69,6%. Untuk penggunaan energi listrik tidak memberikan emisi GRK, namun emisi dari energi listrik terjadi dan akan dihitung pada pembangkitnya. Tabel 3.2. Jumlah penduduk dan rumah tangga di Banten tahun 2010 Sumber : Sensus Penduduk 2010 (BPS) dan hasil analisis tim. * Keterangan : Perkiraan rumah tangga miskin diambil dari prosentase penduduk miskin, sedangkan untuk rumah tangga bukan miskin adalah sisa dari total rumah tangga. Tabel 3.3. Jumlah konsumsi energi pada rumah tangga di Banten beserta jumlah emisinya Sumber : Hasil pengolahan tim menggunakan LEAP dengan asumsi peralatan kompor untuk memasak mengikuti model emisi negara India dan Cina. 1 Pandeglang 1.149.610 272.937 11,14 30.420 242.517 2 Lebak 1.204.095 294.780 10,38 30.634 264.146 3 Kab. Tangerang 2.834.376 690.042 7,18 49.515 640.527 4 Kab. Serang 1.402.818 318.873 6,34 20.213 298.660 5 Kota Tangerang 1.798.601 475.302 6,88 32.736 442.566 6 Cilegon 374.559 89.754 4,46 4.006 85.748 7 Kota Serang 577.785 126.008 7,03 8.849 117.159 8 Kota Tangerang Selatan 1.290.322 328.926 1,67 5.497 323.429 Provinsi Banten 2010 10.632.166 2.596.622 7,03 181.871 2.414.751 Rumah tangga miskin Rumah tangga bukan miskin Perkiraan * Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Jumlah rumah tangga % Penduduk miskin Jumlah Konsumsi Jumlah Emisi GRK (juta Gigajoule) (ribu ton CO2 e) Kayu bakar 19,53 152,36 Minyak tanah 0,25 16,48 LPG 5,65 385,85 Listrik 13,11 0,00 Total 38,54 554,69 Jenis energi yang digunakan
  • 10. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 13 Gambar 3.1 Perbandingan antara prosentase konsumsi energi rumah tangga dan kontribusi emisinya di Banten tahun 2010 Pemanfaatan energi dari sektor bisnis dan publik dapat berupa penggunaan listrik, minyak tanah, LPG, kayubakar dan arang. Data penggunaan energinya diambil dari proyeksi yang ada dalam dokumen Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) dan Rencana Energi Daerah (RED) dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten tahun 2010. Dari gambar 3.2 terlihat bahwa untuk minyak tanah dan LPG walaupun penggunaan energinya hanya 13,4% namun memberikan emisi GRK sebanyak 64%. Tabel 3.4 Jumlah konsumsi energi pada sektor bisnis dan sektor publik di Banten beserta jumlah emisinya tahun 2010 Sumber : Hasil pengolahan tim menggunakan LEAP. Kayu bakar 50,7% Minyak tanah 0,6% LPG 14,7% Listrik 34,0% Konsumsi energi Kayu bakar 27,5% Minyak tanah 3,0% LPG 69,6% Listrik 0,0% Emisi GRK 1 Bisnis - Listrik 1340 GWh 4,82 juta 0,00 - Minyak tanah 29.162 kiloliter 1,06 juta 73,49 ribu - LPG 29.914 ton 1,42 juta 96,63 ribu - Kayubakar 377 ribu m3 4,15 juta 32,36 ribu - Arang 200.000 ton 5,78 juta 61,59 ribu 2 Publik - Listrik 330 GWh 1,19 juta 0,00 Total 18,41 juta 264,07 ribu Konsumsi Energi Sektor Bisnis dan Publik di Banten tahun 2010 Jenis Energi Emisi GRK (ton CO2 e) Setara Gigajoule
  • 11. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 14 Gambar 3.2 Perbandingan antara prosentase konsumsi energi sektor bisnis dan publik serta kontribusi emisinya di Banten tahun 2010 Penggunaan energi untuk transformasi menjadi bentuk energi lain seperti pembangkit listrik menjadi penyumbang emisi GRK dari sektor energi yang paling dominan, apalagi beberapa pembangkit yang ada di Banten menyuplai juga energi listrik untuk kebutuhan di luar Banten. Dari daftar pembangkit listrik yang telah disajikan pada Tabel 2.1, Tabel 2.2 dan Tabel 2.3, akan dihitung emisi GRK dari pembangkit pada Tabel 2.1 dan 2.2 saja (disajikan dalam Tabel. 3.5), sementara pembangkit captive berupa genset yang ada di industri dianggap telah dihitung dan masuk dalam emisi dari kebutuhan energi di industri. Dari Tabel 3.6 terlihat bahwa emisi GRK yang ditimbulkan oleh pembangkit jika dalam kondisi kapasitas penuh adalah sebesar 42,91 juta ton CO2 e. Sebetulnya jumlah tersebut adalah termasuk beban emisi yang harus diterima Banten sebesar 27,36 juta ton CO2 e akibat pemakaian listrik oleh pengguna di luar Banten, terutama pembangkit listrik PLN yang tersambung pada grid nasional. Apabila hanya diperhitungkan pemakaian listrik oleh Banten sendiri, maka emisi yang dihasilkan hanya sebesar 15,55 juta ton CO2 e. Listrik 32,7% Minyak tanah 5,7% LPG 7,7% Kayubakar 22,5% Arang 31,4% Konsumsi energi Listrik 0,0% Minyak tanah 27,8% LPG 36,6% Kayubakar 12,3% Arang 23,3% Emisi GRK
  • 12. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 15 Tabel 3.5 Jumlah konsumsi energi pada sektor pembangkit (dalam kapasitas penuh) di Banten beserta jumlah emisinya tahun 2010 Sumber : Hasil pengolahan tim menggunakan LEAP. Tabel 3.6 Neraca energi listrik dan emisi GRK akibat pembangkitan listrik di Banten tahun 2010 Sumber : Hasil pengolahan tim menggunakan LEAP. Keterangan : * Jumlah emisi GRK dari pembangkit jika hanya untuk memenuhi kebutuhan Banten. ** Beban lebih emisi GRK dari pembangkit akibat penggunaan listrik di luar Banten. Dari pembahasan tiap sektor yang menyumbangkan emisi GRK akibat pemakaian energi, didapat bahwa total emisi GRK di Banten tahun 2010 diperkirakan sebesar 43,73 juta ton CO2 e yang didominasi sebesar 98,1% oleh kegiatan pembangkitan listrik (Tabel 3.7). 1. PLTU (batubara) : 5.765 MW 416,433 juta 38,76 juta - PLTU Suralaya (+ perluasan) 4.025 MW - PLTU Labuan 1 & 2 600 MW - PLTU Lontar 945 MW - PLTU Tifico 47 MW - PLTU Nicomas 8 MW - PLTU Indah Kiat 132 MW - PLTU Candra Asri 8 MW 2. PLTGU (gas alam) : 1.140 MW 74,245 juta 4,15 juta - PLTGU Bojonegara 740 MW - PLTGU Krakatau Daya Listrik 400 MW 3. PLTD (solar) : 0,16 MW 0,013 juta 0,81 ribu - PLTD Pulau Panjang 0,13 MW - PLTD Pulau Tunda 0,03 MW 4. PLTA/PLTMH (air) : 1,03 MW 0,018 juta 0 - PLTA Cikotok 1 1,00 MW - PLTMH Lebak 0,03 MW Total 6.906,18 MW 490,709 juta 42,91 juta (ton CO2 e) Emisi GRK (GigaJoule) Jenis Pembangkit Listrik Kapasitas Konsumsi Energi Energi listrik (GWh) 1 Sisi Suplay (Transformasi) 46.983 42,91 Produksi Pembangkit 47.710 Losses Transmisi-Distribusi (727) 2 Sisi Kebutuhan 17.002 15,55 * Rumah tangga 3.642 Industri 11.690 Bisnis 1.340 Publik 330 3 Impor / (Ekspor) (29.981) 27,36 ** Emisi GRK (juta ton CO2 e)
  • 13. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 16 Tabel 3.7 Emisi GRK dari sektor energi di Banten tahun 2010 Sumber : Hasil pengolahan tim menggunakan LEAP. Proyeksi penggunaan energi baik dari sisi suplai maupun sisi permintaan akan ditentukan dahulu sebelum menghitung emisi GRK yang ditimbulkannya. Dari sisi permintaan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya akan dibagi dalam sektor rumah tangga, sektor bisnis dan sektor publik, sedangkan dari sisi suplai akan diasumsikan bahwa kapasitas pembangkit adalah tetap dan tidak ada penambahan sebagaimana kondisi pada tahun 2010, kecuali ada penambahan pada PLTA Cikotok 2 dengan kapasitas 2x1,6 MW yang direncanakan akan beroperasi tahun 2013 dan masuk grid nasional. Beberapa asumsi kunci digunakan untuk menghitung proyeksi kebutuhan energi rumah tangga, yaitu : a. Pertumbuhan penduduk dan rumah tangga dianalisis untuk tiap kabupaten/kota dengan menggunakan angka pertumbuhan penduduk yang menjadi asumsi dalam RTRW Provinsi Banten tahun 2010 serta angka anggota rumah tangga hasil rata-rata tahun 2008 s.d. 2010. b. Penggolongan aktivitas penggunaan energi untuk memasak dan untuk penerangan serta aktivitas lainnya berdasarkan Tabel 3.1 sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. c. Rumah tangga miskin diproyeksikan dengan trend dari tahun 2008 s.d. 2010. d. Konversi minyak tanah untuk rumah tangga 100% pada tahun 2015. e. Rasio elektrifikasi 100% tercapai pada tahun 2022. Penggunaan Energi (juta Gigajoule) Sisi Suplay (Transformasi) - Pembangkit listrik 490,71 42,91 Sisi Kebutuhan (Demand) - Rumah tangga 38,54 0,55 - Bisnis 17,22 0,26 - Publik 1,19 - Total 547,66 43,73 Sektor penyumbang emisi dari pemanfaatan energi Emisi GRK (juta ton CO2 e)
  • 14. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 17 Tabel 3.8. Proyeksi penduduk dan rumah tangga di Banten tahun 2010 - 2020 Sumber: Hasil penghitungan tim Tabel 3.9. Penggunaan energi dalam rumah tangga di Banten tahun 2010 - 2020 Sumber: Hasil penghitungan tim, untuk energi menggunakan LEAP Untuk proyeksi kebutuhan energi di sektor bisnis dan publik akan digunakan hasil proyeksi yang ada pada dokumen Rencana Energi Daerah (RED) tahun 2010 dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) tahun 2010 dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten. Secara total kebutuhan energi dari sisi permintaan tertera dalam Tabel 3.10. Tabel 3.10. Penggunaan energi dari sisi permintaan energi di Banten tahun 2010 - 2020 Sumber: Hasil penghitungan tim, untuk energi menggunakan LEAP Emisi total dari sektor energi adalah emisi dari sisi permintaan ditambahkan dengan emisi dari sisi suplai. Untuk emisi dari sisi suplai yaitu pembangkit listrik dianggap tetap sebesar 42,91 juta ton CO2 e sebagaimana yang telah dihitung sebelumnya dan disajikan dalam Tabel 3.5 dan Tabel 3.6, karena diasumsikan tidak ada penambahan pembangkit maupun kapasitasnya, sedangkan penambahan pembangkit PLTA Cikotok 2 pada tahun 2013 tidak akan memberikan emisi GRK. Untuk emisi dari sektor publik dianggap tidak ada karena konsumsi energi dari sektor ini berupa energi listrik. Dengan demikian maka total emisi dari sektor energi disajikan dalam Tabel 3.11. 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah penduduk 10.632.166 10.803.990 10.979.316 11.158.222 11.340.788 11.527.096 11.717.230 11.911.277 12.109.324 12.311.461 12.517.779 Jumlah rumah tangga (ruta) 2.596.622 2.656.155 2.699.905 2.744.555 2.790.123 2.836.631 2.884.100 2.932.551 2.982.006 3.032.489 3.084.021 Jumlah ruta miskin 181.871 176.999 174.454 171.862 169.223 166.536 163.801 161.016 158.181 155.294 152.355 Jumlah ruta bukan miskin 2.414.751 2.479.155 2.525.452 2.572.693 2.620.900 2.670.095 2.720.299 2.771.535 2.823.825 2.877.194 2.931.666 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Memasak 25,5 24,6 23,5 22,4 21,2 20,0 18,7 17,3 15,8 14,4 12,8 Penerangan 13,1 13,5 13,8 14,2 14,6 14,9 15,3 15,7 16,1 16,5 16,9 Total 38,5 38,1 37,3 36,6 35,8 34,9 34,0 33,0 31,9 30,8 29,7 Proyeksi penggunaan energi rumah tangga (juta Gigajoule) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 RumahTangga 38,5 38,1 37,3 36,6 35,8 34,9 34,0 33,0 31,9 30,8 29,7 Bisnis 17,2 17,9 18,6 19,3 20,0 20,7 21,2 21,8 22,4 23,0 23,6 Publik 1,2 1,3 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 Total 57,0 57,3 57,3 57,3 57,2 57,2 56,9 56,6 56,2 55,8 55,4 Proyeksi penggunaan energi (juta Gigajoule)
  • 15. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 18 Tabel 3.11. Emisi GRK dari sektor energi di Banten tahun 2010 - 2020 Sumber: Hasil penghitungan tim, untuk energi menggunakan LEAP 4. Usulan Usaha Mitigasi dan Perkiraan Penurunan Emisi GRK Diantara banyak program yang dapat dilakukan dalam mengurangi emisi GRK, akan coba dianalisis beberapa program yang masuk dalam Renstra 2012-2017 Pemprov Banten dan kebijakan kebijakan yang terkait dengan penghematan energi. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : a. Dari sisi transformasi (supply), dilakukan kegiatan yang bermaksud menggeser pemenuhan kebutuhan listrik rumah tangga dari PLN ke EBT, dengan kegiatan berupa : - pembangunan PLTMH/pikohidro sebanyak 32 unit oleh Distamben Banten; b. Dari sisi demand, dilakukan kegiatan yang bermaksud menggeser penggunaan energi untuk memasak dari minyak tanah dan LPG menjadi biogas, menggeser penggunaan listrik PLN ke PLTS serta dengan melakukan penghematan penggunaan listrik, diantaranya : - pembangunan PLTS SHS sebanyak 1.836 unit oleh Distamben Banten hingga tahun 2017 - Pembangunan instalasi biogas sebagai pengganti bahan bakar fosil sebanyak 209 unit baik dari Distamben maupun dari Distanak dengan asumsi bahwa 1 instalasi biogas akan digunakan oleh 5 rumah tangga dan diharapkan dapat menggeser penggunaan minyak tanah dan LPG untuk memasak dengan biogas; Rumah Tangga Bisnis Pembangkit Total 2010 0,55 0,26 42,91 43,73 2011 0,57 0,26 42,91 43,74 2012 0,57 0,27 42,91 43,75 2013 0,58 0,27 42,91 43,76 2014 0,59 0,27 42,91 43,76 2015 0,60 0,27 42,91 43,77 2016 0,60 0,27 42,91 43,78 2017 0,61 0,28 42,91 43,80 2018 0,62 0,28 42,91 43,81 2019 0,63 0,28 42,91 43,82 2020 0,63 0,29 42,91 43,83 (juta ton CO2 e)Tahun Proyeksi emisi GRK dari sektor energi
  • 16. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 19 - Kewajiban penghematan listrik sebesar 20% sejak th. 2012 di lingkungan pemerintah dan BUMN/BUMD sebagai pelaksanaan Inpres No. 13 tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air. Diharapkan pada tahun 2015 terjadi penghematan listrik sebesar 12% dan pada tahun 2020 sebesar 25%. - Kegiatan sosialisasi pemanfaatan dan keamanan kelistrikan rumah tangga dengan sasaran 9000 rumah tangga hingga tahun 2020. Tujuan kegiatan ini diharapkan akan terjadi penghematan listrik dari rumah tangga yang telah mengikuti sosialisasi sebanyak 1%. Dari kegiatan- kegiatan tersebut, akan terjadi penurunan emisi GRK pada tahun 2020 sebesar 0,31%. Tabel 4.1. Beberapa kegiatan mitigasi dari sektor energi di Banten tahun 2010 - 2020 Sumber: Hasil penghitungan tim Tabel 4.2. Proyeksi emisi GRK skenario BAU vs Mitigasi untuk sektor energi (juta ton CO2e) Sumber: Hasil penghitungan tim 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total BAU baseline 43,73 43,74 43,75 43,76 43,76 43,77 43,78 43,80 43,81 43,82 43,83 481,54 Mitigasi 43,73 43,73 43,73 43,73 43,72 43,72 43,72 43,71 43,70 43,70 43,69 480,87 Penurunan emisi GRK 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,07 0,09 0,10 0,12 0,14 0,67 Prosentase penurunan % 0,00 0,02 0,05 0,07 0,09 0,12 0,16 0,20 0,24 0,28 0,31 0,14 Proyeksi Emisi GRK (juta ton CO2 e) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total 1. Pelatihan Instalasi Biogas emisi GRK 0,00 0,01 0,04 0,04 0,05 0,08 0,20 0,22 0,23 0,23 0,239 1,34 biaya 7.838 2. Pelaksanaan Inpres13/2011 emisi GRK 0,00 10,03 20,01 29,97 39,89 49,77 66,67 83,56 100,44 117,32 134,188 651,84 biaya 800 3. Pembangunan PLTMH/pikohidro emisi GRK 0,00 0,00 0,00 0,02 0,17 0,35 0,52 0,70 0,70 0,70 0,699 3,86 biaya 2.816 4. Bantuan PLTS SHS emisi GRK 0,00 0,23 0,46 0,68 0,90 1,11 1,33 1,55 1,55 1,55 1,552 10,92 biaya 14.108 5. Sosialisasi pemanfaatan & emisi GRK 0,00 0,08 0,18 0,27 0,37 0,46 0,55 0,65 0,74 0,84 0,934 5,08 keselamatan listrik rumahtangga biaya 3.600 emisi GRK 0,00 10,34 20,68 30,98 41,38 51,78 69,29 86,68 103,66 120,64 137,613 673,04 biaya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 29.161 Total penurunan emisi GRK Penurunan Emisi GRK (ribu ton CO2 e) vs Biaya (Juta Rp.) Rencana Aksi
  • 17. RAD-GRK PROVINSI BANTEN 2010-2020 sektor Energi 20 6. Bidang : Energi Perkiraan emisi GRK berdasarkan baseline skenario BAU mencapai 43.829.037 Ton CO2-eq sampai tahun 2020 No Kegiatan Inti Penuruna n Emisi (Ton CO2) Perkiraan Biaya Tahun Pelaksana Jumlah (Rp Juta) Sumber Penurunan (Rp.Juta/ton CO2e) Mulai Akhir 1. Pelatihan Instalasi Biogas 239 7.838 APBD 32,79 2011 2020 Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten 2. Pelaksanaan Inpres13/2011 134.188 800 APBD 0,006 2011 2020 Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten 3. Pembangunan PLTMH/pikohidro 699 2.816 APBD 4,03 2013 2020 Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten 4. Bantuan PLTS SHS 1.552 14.108 APBD 9,09 2011 2020 Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi 5. Sosialisasi Pemanfaatan dan Keselamatan Listrik rumah Tangga 934 3.600 APBD 3,85 2011 2020 Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Total Penurunan Emisi 137.613