SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Jelaskan tentang metode plaque virus beserta kelebihan dan kekurangan metode berdasarkan pustaka
yang ada

Penjelasan mengapa hasil positif maupun negative pembentukan plaque

Alasan pengambilan sampel dari limbah pembuangan ayam, kambing, sapi,ikan. Sebut dan jelaskan
masing-masing virus yang menyerang hewan tersebut beserta nama penyakitnya

Penyakit Virus Pada Ayam
Sumber: TRUBUS no. 201 / Tahun XVII



Berbagai jenis penyakit virus mudah sekali menular, dan banyak diantaranya sangat ditakuti peternak
karena keganasannya. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhan penyakit
yang disebabkan oleh virus.

Ayam mudah diternak, tapi sangat rawan terhadap penyakit. Di antara berbagai jenis penyakit menular
yang banyak mengancam, penyakit menular yang disebabkan oleh virus merupakan jenis penyakit yang
paling ditakuti. Virus lebih lembut dari bakteri, karena jasad renik inibisa tembus dari saringan bakteri. Ia
tidak bisa dilihat dengan mikroskop biasa. Untuk melihatnya secara jelas diperlukan foto dengan
mempergunakan mikroskop elektron.

Penyakit virus mudah sekali menular. Baik secara kontak langsung maupun lewat perantara benda-
benda lain. Misalnya udara, air minum, makanan, dan alat-alat peternakan yang tercemar. Di antara
berbagai jenis penyakit akibat virus yang sering merugikan peternakan ayam antara lain adalah tetelo
alias ND (New Cattle Desease), cacar unggas alias Fowl Pox, leukosis, lumpuh marek alias marek's
disease, gumboro alias infectious bursal disease, salesma ayam alias infectious laryngotracheitis, dan
kini flu burung, dll. Berikut akan dijelaskan beberapa penyakit yang diakibatkan oleh virus.

1. Tetelo adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari golongan Paramixovirus. Keganasannya
tergantung dari strain atau tipenya. Penyakit ini menyerang alat pernafasan, susunan dan jaringan
syaraf, serta alat-alat reproduksi telur. Yang ganas cepat sekali menular, dan seringkali menimbulkan
kematian secara mendadak.

2. Cacar unggas adalah penyakit bercak-bercak kulit yang disebabkan oleh virus Borreliota avium.
Menyerang rongga mulut, hulu tenggorokan, daerah sekitar mata, jengger dan pial. Selain secara kontak
langsung, penyakit ini bisa meluar lewat perantaraan nyamuk dan lalat.

3. Leukosis adalah penyakit tumor menular yang bersifat menahun. Penyebabnya adalah virus leukosis.
Gejala dimulai dengan timbulnya pertumbuhan abnormal pada sel-sel darah putih. Tumor yang
menyerang jaringan syaraf akan menimbulkan kelumpuhan pada leher, sayap dan kaki. Yang menyerang
mata akan membuat bentuk mata tidak normal, rabun atau buta sama sekali. Yang menyerang organ
bagian dalam (hati, ginjal, limpa dan ovarium) akan membuat ayam berjalan tegak seperti itik, dan
penyakitnya disebut big liver disease. Akibatnya hati akan membengkak 3 sampai 4 kali normal,
kotorannya encer, tubuh kurus, jengger dan pial pucat berkerut.

4. Lumpuh marek adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus herpes. Menyerang anak ayam
berumur 1-5 bulan. Gejalanya ditandai kejang lumpuh dengan kaki satu ke depan dan kaki lainnya
kebelakang. Selain itu juga menimbulkan pembesaran yang mencolok pada syaraf dan timbulnya tumor
pada organ dalam, kulit dan otot.

5. Gumboro adalah penyakit yang menyerang bursa fabricii (kelenjar bulat terletak di atas kloaka),
penyebabnya adalah virus gumbaro. Anak ayam umur 1-12 hari yang terkena penyakit ini tidak begitu
nampak tanda-tandanya. Tapi anak ayam umur 3-6 minggu akan menunjukkan gejala yang khas. Anak
ayam tampak lesu, mengantuk, bulu mengkerut, bulu sekitar dubur kotor, mencret keputih-putihan, dan
duduk dengan sikap membungkuk. Suka mematuki duburnya sendiri, sehingga menimbulkan luka dan
pendarahan. Ayam yang mati bangkainya cepat sekali membusuk.

6. Salesma ayam adalah penyakit yang disebabkan virus avium. Menyerang saluran pernafasan.
Gejalanya sesat nafas, batuk-batuk, mata dan hidung meradang berair, dan sulit bernafas karena adanya
lendir berdarah dalam rongga mulut. Bila benafas kepala ditegakkan, dan waktu mengeluarkan nafas
kepala ditundukkan dengan mata terpejam. Penyakit ini bersifat akut.

Obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit virus sampai saat ini belum ada. Tapi pengobatan
dengan antibiotika atau kombinasi dengan obat-obatan lain tetap diperlukan untuk mencegah
terjadinya komplikasi dengan penyakit yang lain. Dan karena tak adanya obat yang mampu
menyembuhkan penyakit virus, alangkah bijaksananya sebelum penyakit berbahaya ini terjadi, peternak
melakukan tindak pencegahan. Caranya antara lain adalah melakukan tata laksana pemeliharaan yang
baik, melaksanakan vaksinasi pada saat yang tepat, dan hindarkan terjadinya stress pada ternak.

Direktorat kesehatan Hewan Nama :
Ludia
Pertanyaan :
Jenis penyakit babi dan pencegahannya ( obatnya )
Jawaban :
Nama Penyakit
Vesicular Stomatitis

Agen Penyebab
Genus vesiculovirus

Diskripsi Singkat
Vesicular stomatitis (VS) adalah penyakit viral yang menyerang ternak dan mengakibatkan
kerugian ekonomis yang sangat besar. Penyakit ini ditandai dengan demam, timbulnya lepuh
pada mukosa mulut, kaki dan ambing. Penyakit ini disebabkan oleh genus vesiculovirus dari
famili rhabdoviridae. Vesicular terdiri dari 2 serotipe yaitu : serotipe indiana dan new jersey.
Detail

Penyakit ini menyerang sapi, kuda dan babi. Sedangkan kambing dan domba relatif lebih resisten
walaupun dapat juga terinfeksi secara buatan. Beberapa hewan liar yang peka antara lain adalah
antelope, domba tanduk besar, raccoons, bangsa kera, rodensia dan bangsa kelelawar. Manusia
juga dapat terinfeksi dengan gejala seperti influenza.
Penularan dan penyebaran penyakit terjadi melalui gigitan ektoparasit seperti lalat (phlebotomum
sp), nyamuk dan culicoides sp. Virus masuk tubuh melalui mukosa dan kulit yang terluka karena
berbagai sebab misalnya akibat gigitan serangga. Infeksi VS kemungkinan tidak terjadi secara
sistemik kecuali pada babi. Infeksi terjadi secara lokal berupa vesikulasi dan denaturasi epitel
dan diikuti kerusakan sel dan oedema interstisial. Virus VS dalam jumlah besar terjadi dalam
waktu singkat dalam cairan vesikular dan jaringan-jaringan sekitar lesi atau luka.
Masa inkubasi sekitar 2-3 hari kemudian diikuti dengan demam dan timbulnya lepuh pada lidah,
mukosa mulut, kulit diantara kuku, juga pada ambing. Adanya lepuh-lepuh tersebut
mengakibatkan hipersalivasi, hewan tidak mau makan, pincang dan penurunan kondisi tubuh.
Kondisi ambing yang terinfeksi sering diperparah dengan terjadinya mastitis berat sehingga
produksi susu terhenti.
Penyakit lain yang dapat membentuk lepuh antara lain : penyakit mulut dan kuku, swine
vesicular disease dan vesicular exanthema.

Nama Penyakit
Swine Vesicular Disease (SVD)

Agen Penyebab
Genus enterovirus

Diskripsi Singkat
SVD adalah penyakit viral akut dan sangat menular. Penyakit ini menyerang babi dengan tanda-
tanda klinis berupa demam dan timbulnya lepuh-lepuh terutama pada mulut, hidung, kaki, dan
ambing.

Detail
SVD disebabkan oleh virus yang termasuk dalam famili Picornaviridae. Virus ini relatif tahan
terhadap inaktivasi dengan pemanasan sampai suhu 690C, stabil pada pH 2-112. pada daging
beku yang tercemar, virus SVD mampu bertahan dalam waktu yang lama sedangkan pada
produk daging babi seperti daging asap, daging diasinkan dan dikeringkan, virus SVD juga
mampu bertahan hidup selama 138 hari pada feses babi. Babi merupakan satu-satunya hewan
yang dapat terserang SVD. Masa inkubasi berkisar antara 2-7 hari. Gejala klinis yang tampak
mirip dengan penyakit mulut dan kuku atau penyakit vesikuler lainnya yaitu ditandai dengan
demam, timbulnya lepu-lepuh terutama pada kaki. Lepuh juga timbul di daerah mulut dan
moncong. Karena adanya lesi pada kaki menyebabkan kepincangan pada hewan. Angka
morbiditas dapat mencapai 100% tetapi angka kematian yang ditimbulkannya kecil.

Nama Penyakit
Rift Valley Fever (RVF)

Agen Penyebab
Virus dalam famili Bunyaviridae genus phlebovirus

Diskripsi Singkat
RVF adalah penyakit viral akut yang menyerang ruminansia dan disebarkan melalui gigitan
nyamuk (mosquito-borne viral disease) dengan menyebabkan keguguran. Sedangkan pada hewan
muda menyebabkan kematian yang tinggi. Penyakit ini, RVF juga bersifat zoonosis dengan
menyebabkan penyakit menyerupai influenza berat dengan atau disertai komplikasi.

Detail
Seluruh karkas dari hewan yang diduga menderita RVF harus ditanam atau dibakar karena untuk
mencegah penularan penyakit pada manusia. Hewan yang peka adalah kambing, domba, sapi,
kerbau, onta, dan manusia. Diantara hewan peka tersebut, domba merupakan hewan yang paling
peka diikuti oleh kambing, disamping itu RVF juga dilaporkan dapat menyerang beberapa hewan
lainnya seperti : antelope, bangsa kera, rodensia, babi, kuda, anjing, kucing dan burung.
Walaupun kejadian penyakit bersifat subklinis. RVF dapat menyerang domba pada semua
tingkat umur meskipun demikian anak domba menderita RVF lebih parah daripada dewasa.
Angka kematian pada anak domba berumur <1 minggu dapat mencapai 95% sedangkan angka
morbiditas bisa mencapai 100%. Pada anak domba yang masih menyusui, angka kematian
mencapai 40-60% dan pada domba muda, angka kematian yang ditimbulkan adalah sekitar
15-30%. Pada kejadian perakut, domba sering ditemukan mati mendadak atau tiba-tiba lemah
dan kemudian mati. Pada kasus akut, masa inkubasi sangat pendek yaitu sekitar 24 jam,
kemudian diikuti oleh demam, denyut jantung cepat, lemah, muntah, keluar eksudat
mukopurulent dari hidung dan kematian setelah 24-72 jam. Gejala klinis lainnya berupa diare
berdarah dan adanya perdarahan pada selaput mukosa. Pada domba dewasa, umumnya penyakit
terjadi secara subakut dengan gejala klinis berupa demam diikuti dengan tidak mau makan, dan
lesu, lemah, gejala kekuningan (jaundice). Keguguran juga terjadi pada domba betina bunting
yang terinfeksi.
Sapi muda menderita RVF lebih parah dari sapi dewasa dengan tingkat kematian pada sapi dara
sampai 30% atau bahkan lebih tinggi pada anak-anak sapi. Sedangkan angka kematian pada sapi
dewasa kurang dari 2%. Keguguran juga dapat terjadi pada sapi betina bunting dan juga
penurunan produksi susu yang sangat tajam. Gejala klinis RVF pada manusia mempunyai
kemiripan dengan gejala penyakit influenza yang berat. Komplikasi yang paling sering terjadi
adalah berupa kerusakan pada retina mata yang pada kejadian yang berta bisa mengakibatkan
kebutaan sementara atau permanen. Komplikasi lain berupa peradangan otak dan peradangan
hati. RVF sering dikelirukan dengan Bluetongue, enterotoxaemia, hepatotoxin, nairobi sheep
disease. Wesselsbron disease, penyakit-penyakit yang menyebabkan keguguran pada sapi dan
domba/kambing.

Nama Penyakit
African Swine Fever (ASF)

Agen Penyebab
Virus DNA yang mempunyai sifat seperti iridovirus dan poxvirus.

Diskripsi Singkat
ASF adalah penyakit viral pada babi yang sangat menular, menimbulkan berbagai perdarahan
pada organ internal dan disertai angka kematian yang sangat tinggi.

Detail
ASF virus sangat tahan terhadap pengaruh lingkungan, dan stabil pada pH 4-13, serta dapat tahan
hidup dalam darah (40C) selama 18 bulan, dalam daging dingin selama 15 minggu, dalam daging
beku selama beberapa tahun, dalam ham selama 6 bulan dan di dalam kiandang babi selama 1
bulan. Babi peliharaan (domestik) adalah hewan yang paling peka dan ASF dapak tampak secara
klinis. Sedangkan pada babi hutan – warthogs (Phacochoerus aethiopicus), bushpigs
(Potamochoerus porcus) dan babi hutan raksasa (Hylochoerus meinerzhageni), manifestasi ASF
hanya subklinis. Babi-babi yang sembuh dari sakit mungkin tampak sehat, tetapi babi-babi
tersebut sebenarnya masih tetap terinfeksi walaupun tidak menampakkan gejala klinis. Infeksi
yang berkelanjutan ini (persistent infection) dapat berlangsung lama bahkan virus masih dapat
terisolasi dari beberapa jaringan sampai lebih satu tahun setelah infeksi awal. mAsa inkubasi
antara 5-15 hari, dan penyakit dapat terjadi dalam bentuk perakut, akut, subakut dan kronis.
Dalam bentuk perakut biasanya hewan ditemukan mati tanpa gejala apapun; bentuk akut ditandai
dengan demam sampai mencapai 420 C dan gejala klinis terlihat 1-2 hari setelah muncul demam,
nafsu makan menurun, malas bergerak, cenderung berkumpul. Warna kulit terlihat sianosis
(kebiruan) terutama pada kaki. Diare dapat terjadi sebagai akibat infeksi sekunder. Pada induk
bunting dapat menyebabkan keguguran, dan kematian biasanya terjadi dalam tempo 7 hari
setelah muncul gejala klinis, dengan angka kematian 100%; bentuk subakut terlihat demam
konstan atau berfluktuasi sampai 20 hari. Keguguran juga sering terjadi pada babi bunting.
Angka kematian sangat bervariasi tergantung dari faktor nutrisi, stres ataupun infeksi sekunder;
bentuk kronis sangat bervariasi gejalanya dan mungkin sampai berbulan-bulan. Hewan sakit
mungkin mengalami demam dan tanda klinis yang tampak adalah kekurusan serta kerdil. Kadang
terjadi pneumonia, pincang dan ulserasi kulit serta hypergammaglobulinemia. Kematian dapat
terjadi setiap saat khususnya bila ada infeksi sekunder. Penyakit-penyakit yang dapat dikelirukan
dengan ASF antara lain: hog cholera, salmonellosis akut, pasteurellosis, aujeszky’s disease,
thrombocytopenic purpura (pada babi umur 2-3 minggu), keracunan walfarin, penyakit-penyakit
kronis babi dan keracunan logam berat.
Nama Penyakit
Pseudo Rabies (PRV)(sinonim : Aujeszky,s, infectious bulbar paralysis atau Mad itch)

Penyebab
Alphaherpesvirus dari famili Herpesviridae

Diskripsi Singkat
Pseudorabies merupakan penyakit menular bersifat akut yang dapat menimbulkan gejala syaraf,
respirasi dan gangguan reproduksi pada babi. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan cukup besar
karena mortalitasnya tinggi, turunnya berat badan dan gangguan reproduksi. Disamping itu
hilangnya devisa negara atau daerah akibat larangan ekspor atau antar pulau ternak dan hasil
olahannya.

Detail
Hewan yang paling peka adalah babi peliharaan, babi hutan juga dapat terinfeksi. Kasus sporadis
dapat terjadi pada sapi, domba, kambing, anjing, kucing dan hewan lainnya seperti srigala kutub
dan srigala perak, rusa liar, landak, beruang kutub, harimau tutul, anjing laut, terwelu, kelinci
liar, luak, kuskus, musang berang-berang, dan tikus. Orang tidak terserang penyakit ini. Penyakit
ini ditularkan secara langsung dari babi yang sakit kepada babi yang sehat dan persisten dalam
suatu populasi. Virus dapat dikeluarkan melalui sekresi mulut dan hidung lewat udara. Babi
terinfeksi kronis selama lebih dari 1 tahun atau bersifat laten yang sewaktu-waktu mengeluarkan
virus apabila hewan dalam keadaan stres biasanya pada waktu melahirkan. Kebanyakan wabah
terjadi sebagai akibat masuknya babi tertular kesuatu kelompok babi yang peka. Penularan virus
dari satu kandang ke kandang lainnya dapat terjadi. Peranan vektor mekanis dalam hal ini sangat
besar. Anjing, kucing, dan hewan karnivora lainnya serta tikus dapat terinfeksi akibat makan
organ atau bangkai hewan atau limbah tercemar virus PRV. Penyakit dapat bersifat endemik.
Babi yang terserang pseudo rabies ditandai dengan tingkat mortalitas 20-100% terutama anak
babi berumur kurang dari 2 minggu, sedangkan anak babi yang baru disapih, tingkat
mortalitasnya 5-10%. Gejala klinis pada sapi dan domba adalah gatal-gatal, menjilat-jilat, tidak
mampu berdiri, sangat lemah sampai akhirnya konvulsi, paralisis faring, mulut berbuih dan
kematian dalam waktu 2 hari setelah gejala klinis muncul. Tindakan administrasi yang dilakukan
adalah melaporkan segera kepada dinas peternakan setempat untuk dilakukan tindakan
sementara. Pencegahannya dengan pelarangan impor hewan dari daerah tertular, karantina yang
ketat, vaksinasi dengan killed vaksin untuk daerah enzootik. Tidak ada pengobatan yang efektif
untuk penyakit ini, babi-babi yang sudah memperlihatkan gejala klinis diberi serum hiperimun
atau preparat imunoglobulin. Tindakan yang paling efektif adalah melakukan vaksinasi, hewan
yang sakit dilarang dipotong dan harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur yang
dalam.

Nama Penyakit
Atropic Rhinitis (AR) pada Babi

Penyebab
Pasteurella multocida

Diskripsi Singkat
Atropic Rhinitis adalah penyakit menular pada babi ditandai keluar leleran hidung bersifat
purulen, disertai perubahan bentuk hidung berupa cungur hidung membengkok, atrofi tulang
turbinatum dan penurunan produktifitas. AR kemungkinan telah tersebar di seluruh dunia.
Amerika Serikat dan beberapa negara di eropa menderita kerugian cukup besar oleh penyakit ini.

Detail
AR merupakan penyakit khas pada babi dari berbagai umur, namun demikian tanda klinik lebih
banyak ditemukan pada babi muda. Keparahan penyakit erat hubungannya dengan cara
pengelolaan intensif misalnya pemeliharaan babi dalam jumlah banyak dalam ruangan terbatas,
hygiene kandang dan lingkungan yang tidak memadai. Peningkatan konsentrasi amonia dalam
ruangan kandang yang dipergunakan untuk penggemukan babi, juga sering menyebabkan
peningkatan kasu AR. Penularan terjadi secara aerosol, dari babi tertular ke babi sehat, melalui
droplet yang dikeluarkan saat babi tertular bersin. Penularan dapat terjadi pada semua umur,
namun demikian kejadian atrofi turbinatum umum disebabkan karena anak babi tertular sewaktu
masih berumur beberapa hari atau minggu. AR mempunyai 2 manifestasi klinik yaitu : bentuk
progresif dan parah, bentuk ringan sampai sedang. Gejala klinik yang terlihat adalah babi terlihat
bersin-bersin kemudian diikuti oleh eksudat bersifat mukus keluar dari lubang hidung.
Pengobatan dengan sulfonamida. Pencegahan AR dapat dilakukan dengan cara
vaksinasihttp://keswan.ditjennak.go.id/tanyajawabdetail.php?cid=6&id=93

Penyakit mulut dan kuku disebabkan oleh picorna virus.

Menurut Hendrick et al (2000), penyakit KHV menyebabkan kematian yang besar dan bersifat sporadis
pada ikan mas dan koi. Koi Herpes virus (KHV) yang menyerang ikan mas dan koi pertama kali
ditemukan di Israel tahun 1997 (Doyle, 2003),

Jelaskan mengapa menggunakan bakteri e.coli, sebutkan bakteri lain yang bisa diinfeksi virus



Penjelasan infeksi secara litik dan lisogenik virus

        Untuk perkembangbiakan, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu,
        virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi. Ada dua
        macam cara virusmenginfeksi sel hospes, yaitu secara litik dan secara lisogenik.
A. INFEKSI SECARA LITIK

Infeksi secara litik melalui fase-fase sebagai berikut ini:

1. Fase adsorpsi dan infeksi

Fag akan melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel hospes, daerah itu
disebut daerah reseptor (receptor site = reseptor spot). Daerah ini khas bagi fag tertentu,
dan fag jenis lain tidak dapat melekat di tempat tersebut. Virus tidak memiliki enzim
untuk metabolisme, tetapi memliki enzim lisozim yang berfungsi merusak atau
melubangi dinding sel hospes.

Sesudah dinding sel hospes terhidrolisis oleh lisozim, maka seluruh isi fag masuk
kedalam hospes. Fag kemudian merusak dan mengendalikan DNA hospes.

2. Fase replikasi (fase sintesa)

DNA fag mengadakan replikasi (menyusun DNA) menggunakan DNA hospes sebagai
bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul
DNA baru virus yang lengakap dengan selubungnya.

3.Fase pembebasan virus (fag-fag baru)/ fase lisis

Sesudah fag dewasa, sel hospes akan pecah (lisis), sehingga keluarlah virus atau fag yang
baru. Jumlah virus baru ini dapat mencapai sekitar 200.

B. INFEKSI SECARA LISOGENIK

1. Fase adsorpsi dan infeksi

Fag menenpel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada hospes
kemudian mengluarkan DNAnya kedalam tubuh hospes.

2. Fase penggabungan
DNA virus bersatu dengan DNA hospes membentuk profag. Dalam bentuk profag,
       sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen yang
       selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi
       menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif.

       3. Fase pembelahan

       Bila sel hospes membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan hospes
       juga mengandung profag didalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama
       sel bakteri yang mengandung profag membelah.




reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya.

Siklus litik, secara umum mempunyai tiga tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi
(biosintesis) dan lisis[1]

Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit




   •                                         Siklus litik dari bakteriofage (dimulai dari kanan bawah ke
       kiri):1. adsorbsi & penetrasi 2. Pengabungan DNA virus dengan DNA sel 3. Replikasi DNA virus 4.
       Pembentukan kapsid 5. Pembentukan tubuh dan ekor bakteriofage 6. Lisis


[sunting] Tahapan siklus
[sunting] Adsorbsi & penetrasi

Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk
menempel pada inang spesifik.

Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang dengan enzim
lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel
inang.
[sunting] Replikasi (Biosintesis)

Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA[2][3] dari virus akan menonaktifkan DNA sel
inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel tersebut untuk
memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk melanjutkan proses reproduksinya.

DNA dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian
DNA akan mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus untuk
dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat.

Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid
dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.

[sunting] Lisis

Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus
kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang
menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang
membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel
lain dan siklus akan berulang kembali.

Tahap siklus
[sunting] Adsorpsi dan penetrasi

Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu
menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel inang
dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel.

[sunting] Penyisipan gen virus

Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip
kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk provirus
(pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus
akan bereplikasi.

[sunting] Pembelahan sel inang

Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi
akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang
memiliki profage menjadi sangat banyak.
Haenen O , 2003. Global Occurance of KHV. Modified Abstract of Lecture at The Institut fur
Zoologie, Fischereibiologie und Fischkrankheiten, University of Munich, Germany. 5 ps

Hendrick RP, Gilad O, Yun S, Spangenberg JV,2000. A Herpes Virus Associated with Mass
Mortality of Juvenile and Adult Koi, a Strain of Common Carp J. Aquatic Animal Health 12 :
44-57

Ornamental Aquatic Trade association (OATA) , 2001. KOi Herpes Virus (KHV). United
Kingdom. 33 hal

Sunarto, et al. 2002. Field investigations on serious disease outbreak among koi and common
carp (cyprinus carpio) in Indonesia. Paper presented in 5th

More Related Content

What's hot

 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggasMuhammad Eko
 
Peyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virusPeyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virusHafidz Setiyadi
 
@Media interaktif peranan virus
@Media interaktif peranan virus@Media interaktif peranan virus
@Media interaktif peranan virusFiveti Pratiwi
 
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza) ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza)   ppt - ardian s. lekyVirus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza)   ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza) ppt - ardian s. lekyARDIAN S. LEKY
 
penyakit flu burung
penyakit flu burung penyakit flu burung
penyakit flu burung mertayasa
 
Asuhan keperawatan pada klien flu burung a
Asuhan keperawatan pada klien flu burung aAsuhan keperawatan pada klien flu burung a
Asuhan keperawatan pada klien flu burung aimanem skynet
 
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Tata Naipospos
 
Ppt biologi bab virus kelas 12
Ppt biologi bab virus kelas 12Ppt biologi bab virus kelas 12
Ppt biologi bab virus kelas 12HaikalWildan
 
Diana Ary about HIV
Diana Ary about HIVDiana Ary about HIV
Diana Ary about HIVDiana Ary
 
Viral haemorragic fever
Viral haemorragic feverViral haemorragic fever
Viral haemorragic feverSoroy Lardo
 

What's hot (20)

Ndv
NdvNdv
Ndv
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Peyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virusPeyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virus
 
Flu babi & flu burung
Flu babi & flu burungFlu babi & flu burung
Flu babi & flu burung
 
@Media interaktif peranan virus
@Media interaktif peranan virus@Media interaktif peranan virus
@Media interaktif peranan virus
 
1 o penyakit yang menyebabkan wabah
1 o penyakit yang menyebabkan wabah1 o penyakit yang menyebabkan wabah
1 o penyakit yang menyebabkan wabah
 
Influenza askep Akper pemkab muna
Influenza askep Akper pemkab munaInfluenza askep Akper pemkab muna
Influenza askep Akper pemkab muna
 
Isu semasa denggi
Isu semasa denggiIsu semasa denggi
Isu semasa denggi
 
Askep influensa
Askep influensaAskep influensa
Askep influensa
 
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza) ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza)   ppt - ardian s. lekyVirus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza)   ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue &amp; influenza) ppt - ardian s. leky
 
Flu burung
Flu burungFlu burung
Flu burung
 
Presentasi flu babi biologi
Presentasi flu babi biologiPresentasi flu babi biologi
Presentasi flu babi biologi
 
penyakit flu burung
penyakit flu burung penyakit flu burung
penyakit flu burung
 
Flu babi
Flu babiFlu babi
Flu babi
 
Asuhan keperawatan pada klien flu burung a
Asuhan keperawatan pada klien flu burung aAsuhan keperawatan pada klien flu burung a
Asuhan keperawatan pada klien flu burung a
 
Virus h5 n1
Virus h5 n1Virus h5 n1
Virus h5 n1
 
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
 
Ppt biologi bab virus kelas 12
Ppt biologi bab virus kelas 12Ppt biologi bab virus kelas 12
Ppt biologi bab virus kelas 12
 
Diana Ary about HIV
Diana Ary about HIVDiana Ary about HIV
Diana Ary about HIV
 
Viral haemorragic fever
Viral haemorragic feverViral haemorragic fever
Viral haemorragic fever
 

Similar to PlaqueVirus

Peranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang MerugikanPeranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang Merugikanirestya
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanVirus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanIyens Syeikhbu
 
Data auvar !!!
Data auvar !!!Data auvar !!!
Data auvar !!!ciluph
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasHidayatmaskar
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Tata Naipospos
 
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxPenyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxHerlianty Rukmana
 
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptxPenyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptxisnainulfahmi
 
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...AlbarFirdaus
 
environment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public healthenvironment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public healthNatalie Ulza
 
Iris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptx
Iris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptxIris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptx
Iris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptxakivamartino
 
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptx
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptxPresentasi penyakit_menular_pptx (1).pptx
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptxDIAHAMIN
 
Reproduksi virus. bag.2
Reproduksi virus.  bag.2Reproduksi virus.  bag.2
Reproduksi virus. bag.2tristyanto
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiSilky Tanaffasya
 

Similar to PlaqueVirus (20)

Peranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang MerugikanPeranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang Merugikan
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanVirus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
 
brucellosis.pptx
brucellosis.pptxbrucellosis.pptx
brucellosis.pptx
 
Data auvar !!!
Data auvar !!!Data auvar !!!
Data auvar !!!
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggas
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
 
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxPenyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptxPenyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
 
Peran virus dalam kehidupan
Peran virus dalam kehidupanPeran virus dalam kehidupan
Peran virus dalam kehidupan
 
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
 
environment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public healthenvironment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public health
 
Konsep dasar virologi
Konsep dasar virologiKonsep dasar virologi
Konsep dasar virologi
 
Virus bagian 2
Virus bagian 2Virus bagian 2
Virus bagian 2
 
Iris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptx
Iris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptxIris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptx
Iris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptx
 
Gj
GjGj
Gj
 
Apa itu denggi
Apa itu denggiApa itu denggi
Apa itu denggi
 
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptx
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptxPresentasi penyakit_menular_pptx (1).pptx
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptx
 
Reproduksi virus. bag.2
Reproduksi virus.  bag.2Reproduksi virus.  bag.2
Reproduksi virus. bag.2
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksi
 

More from Dickdick Maulana

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Dickdick Maulana
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Dickdick Maulana
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Dickdick Maulana
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaDickdick Maulana
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarDickdick Maulana
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi Dickdick Maulana
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganDickdick Maulana
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanDickdick Maulana
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportDickdick Maulana
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Dickdick Maulana
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Dickdick Maulana
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendiDickdick Maulana
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahDickdick Maulana
 

More from Dickdick Maulana (20)

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan SampahPengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies report
 
Kesling 2
Kesling 2 Kesling 2
Kesling 2
 
Water quality strategy
Water quality strategy Water quality strategy
Water quality strategy
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
 
Tetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicateTetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicate
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
 

PlaqueVirus

  • 1. Jelaskan tentang metode plaque virus beserta kelebihan dan kekurangan metode berdasarkan pustaka yang ada Penjelasan mengapa hasil positif maupun negative pembentukan plaque Alasan pengambilan sampel dari limbah pembuangan ayam, kambing, sapi,ikan. Sebut dan jelaskan masing-masing virus yang menyerang hewan tersebut beserta nama penyakitnya Penyakit Virus Pada Ayam Sumber: TRUBUS no. 201 / Tahun XVII Berbagai jenis penyakit virus mudah sekali menular, dan banyak diantaranya sangat ditakuti peternak karena keganasannya. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhan penyakit yang disebabkan oleh virus. Ayam mudah diternak, tapi sangat rawan terhadap penyakit. Di antara berbagai jenis penyakit menular yang banyak mengancam, penyakit menular yang disebabkan oleh virus merupakan jenis penyakit yang paling ditakuti. Virus lebih lembut dari bakteri, karena jasad renik inibisa tembus dari saringan bakteri. Ia tidak bisa dilihat dengan mikroskop biasa. Untuk melihatnya secara jelas diperlukan foto dengan mempergunakan mikroskop elektron. Penyakit virus mudah sekali menular. Baik secara kontak langsung maupun lewat perantara benda- benda lain. Misalnya udara, air minum, makanan, dan alat-alat peternakan yang tercemar. Di antara berbagai jenis penyakit akibat virus yang sering merugikan peternakan ayam antara lain adalah tetelo alias ND (New Cattle Desease), cacar unggas alias Fowl Pox, leukosis, lumpuh marek alias marek's disease, gumboro alias infectious bursal disease, salesma ayam alias infectious laryngotracheitis, dan kini flu burung, dll. Berikut akan dijelaskan beberapa penyakit yang diakibatkan oleh virus. 1. Tetelo adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari golongan Paramixovirus. Keganasannya tergantung dari strain atau tipenya. Penyakit ini menyerang alat pernafasan, susunan dan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur. Yang ganas cepat sekali menular, dan seringkali menimbulkan kematian secara mendadak. 2. Cacar unggas adalah penyakit bercak-bercak kulit yang disebabkan oleh virus Borreliota avium. Menyerang rongga mulut, hulu tenggorokan, daerah sekitar mata, jengger dan pial. Selain secara kontak langsung, penyakit ini bisa meluar lewat perantaraan nyamuk dan lalat. 3. Leukosis adalah penyakit tumor menular yang bersifat menahun. Penyebabnya adalah virus leukosis. Gejala dimulai dengan timbulnya pertumbuhan abnormal pada sel-sel darah putih. Tumor yang menyerang jaringan syaraf akan menimbulkan kelumpuhan pada leher, sayap dan kaki. Yang menyerang mata akan membuat bentuk mata tidak normal, rabun atau buta sama sekali. Yang menyerang organ bagian dalam (hati, ginjal, limpa dan ovarium) akan membuat ayam berjalan tegak seperti itik, dan penyakitnya disebut big liver disease. Akibatnya hati akan membengkak 3 sampai 4 kali normal,
  • 2. kotorannya encer, tubuh kurus, jengger dan pial pucat berkerut. 4. Lumpuh marek adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus herpes. Menyerang anak ayam berumur 1-5 bulan. Gejalanya ditandai kejang lumpuh dengan kaki satu ke depan dan kaki lainnya kebelakang. Selain itu juga menimbulkan pembesaran yang mencolok pada syaraf dan timbulnya tumor pada organ dalam, kulit dan otot. 5. Gumboro adalah penyakit yang menyerang bursa fabricii (kelenjar bulat terletak di atas kloaka), penyebabnya adalah virus gumbaro. Anak ayam umur 1-12 hari yang terkena penyakit ini tidak begitu nampak tanda-tandanya. Tapi anak ayam umur 3-6 minggu akan menunjukkan gejala yang khas. Anak ayam tampak lesu, mengantuk, bulu mengkerut, bulu sekitar dubur kotor, mencret keputih-putihan, dan duduk dengan sikap membungkuk. Suka mematuki duburnya sendiri, sehingga menimbulkan luka dan pendarahan. Ayam yang mati bangkainya cepat sekali membusuk. 6. Salesma ayam adalah penyakit yang disebabkan virus avium. Menyerang saluran pernafasan. Gejalanya sesat nafas, batuk-batuk, mata dan hidung meradang berair, dan sulit bernafas karena adanya lendir berdarah dalam rongga mulut. Bila benafas kepala ditegakkan, dan waktu mengeluarkan nafas kepala ditundukkan dengan mata terpejam. Penyakit ini bersifat akut. Obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit virus sampai saat ini belum ada. Tapi pengobatan dengan antibiotika atau kombinasi dengan obat-obatan lain tetap diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi dengan penyakit yang lain. Dan karena tak adanya obat yang mampu menyembuhkan penyakit virus, alangkah bijaksananya sebelum penyakit berbahaya ini terjadi, peternak melakukan tindak pencegahan. Caranya antara lain adalah melakukan tata laksana pemeliharaan yang baik, melaksanakan vaksinasi pada saat yang tepat, dan hindarkan terjadinya stress pada ternak. Direktorat kesehatan Hewan Nama : Ludia Pertanyaan : Jenis penyakit babi dan pencegahannya ( obatnya ) Jawaban : Nama Penyakit Vesicular Stomatitis Agen Penyebab Genus vesiculovirus Diskripsi Singkat Vesicular stomatitis (VS) adalah penyakit viral yang menyerang ternak dan mengakibatkan kerugian ekonomis yang sangat besar. Penyakit ini ditandai dengan demam, timbulnya lepuh pada mukosa mulut, kaki dan ambing. Penyakit ini disebabkan oleh genus vesiculovirus dari famili rhabdoviridae. Vesicular terdiri dari 2 serotipe yaitu : serotipe indiana dan new jersey.
  • 3. Detail Penyakit ini menyerang sapi, kuda dan babi. Sedangkan kambing dan domba relatif lebih resisten walaupun dapat juga terinfeksi secara buatan. Beberapa hewan liar yang peka antara lain adalah antelope, domba tanduk besar, raccoons, bangsa kera, rodensia dan bangsa kelelawar. Manusia juga dapat terinfeksi dengan gejala seperti influenza. Penularan dan penyebaran penyakit terjadi melalui gigitan ektoparasit seperti lalat (phlebotomum sp), nyamuk dan culicoides sp. Virus masuk tubuh melalui mukosa dan kulit yang terluka karena berbagai sebab misalnya akibat gigitan serangga. Infeksi VS kemungkinan tidak terjadi secara sistemik kecuali pada babi. Infeksi terjadi secara lokal berupa vesikulasi dan denaturasi epitel dan diikuti kerusakan sel dan oedema interstisial. Virus VS dalam jumlah besar terjadi dalam waktu singkat dalam cairan vesikular dan jaringan-jaringan sekitar lesi atau luka. Masa inkubasi sekitar 2-3 hari kemudian diikuti dengan demam dan timbulnya lepuh pada lidah, mukosa mulut, kulit diantara kuku, juga pada ambing. Adanya lepuh-lepuh tersebut mengakibatkan hipersalivasi, hewan tidak mau makan, pincang dan penurunan kondisi tubuh. Kondisi ambing yang terinfeksi sering diperparah dengan terjadinya mastitis berat sehingga produksi susu terhenti. Penyakit lain yang dapat membentuk lepuh antara lain : penyakit mulut dan kuku, swine vesicular disease dan vesicular exanthema. Nama Penyakit Swine Vesicular Disease (SVD) Agen Penyebab Genus enterovirus Diskripsi Singkat SVD adalah penyakit viral akut dan sangat menular. Penyakit ini menyerang babi dengan tanda- tanda klinis berupa demam dan timbulnya lepuh-lepuh terutama pada mulut, hidung, kaki, dan ambing. Detail SVD disebabkan oleh virus yang termasuk dalam famili Picornaviridae. Virus ini relatif tahan terhadap inaktivasi dengan pemanasan sampai suhu 690C, stabil pada pH 2-112. pada daging beku yang tercemar, virus SVD mampu bertahan dalam waktu yang lama sedangkan pada produk daging babi seperti daging asap, daging diasinkan dan dikeringkan, virus SVD juga mampu bertahan hidup selama 138 hari pada feses babi. Babi merupakan satu-satunya hewan yang dapat terserang SVD. Masa inkubasi berkisar antara 2-7 hari. Gejala klinis yang tampak mirip dengan penyakit mulut dan kuku atau penyakit vesikuler lainnya yaitu ditandai dengan demam, timbulnya lepu-lepuh terutama pada kaki. Lepuh juga timbul di daerah mulut dan
  • 4. moncong. Karena adanya lesi pada kaki menyebabkan kepincangan pada hewan. Angka morbiditas dapat mencapai 100% tetapi angka kematian yang ditimbulkannya kecil. Nama Penyakit Rift Valley Fever (RVF) Agen Penyebab Virus dalam famili Bunyaviridae genus phlebovirus Diskripsi Singkat RVF adalah penyakit viral akut yang menyerang ruminansia dan disebarkan melalui gigitan nyamuk (mosquito-borne viral disease) dengan menyebabkan keguguran. Sedangkan pada hewan muda menyebabkan kematian yang tinggi. Penyakit ini, RVF juga bersifat zoonosis dengan menyebabkan penyakit menyerupai influenza berat dengan atau disertai komplikasi. Detail Seluruh karkas dari hewan yang diduga menderita RVF harus ditanam atau dibakar karena untuk mencegah penularan penyakit pada manusia. Hewan yang peka adalah kambing, domba, sapi, kerbau, onta, dan manusia. Diantara hewan peka tersebut, domba merupakan hewan yang paling peka diikuti oleh kambing, disamping itu RVF juga dilaporkan dapat menyerang beberapa hewan lainnya seperti : antelope, bangsa kera, rodensia, babi, kuda, anjing, kucing dan burung. Walaupun kejadian penyakit bersifat subklinis. RVF dapat menyerang domba pada semua tingkat umur meskipun demikian anak domba menderita RVF lebih parah daripada dewasa. Angka kematian pada anak domba berumur <1 minggu dapat mencapai 95% sedangkan angka morbiditas bisa mencapai 100%. Pada anak domba yang masih menyusui, angka kematian mencapai 40-60% dan pada domba muda, angka kematian yang ditimbulkan adalah sekitar 15-30%. Pada kejadian perakut, domba sering ditemukan mati mendadak atau tiba-tiba lemah dan kemudian mati. Pada kasus akut, masa inkubasi sangat pendek yaitu sekitar 24 jam, kemudian diikuti oleh demam, denyut jantung cepat, lemah, muntah, keluar eksudat mukopurulent dari hidung dan kematian setelah 24-72 jam. Gejala klinis lainnya berupa diare berdarah dan adanya perdarahan pada selaput mukosa. Pada domba dewasa, umumnya penyakit terjadi secara subakut dengan gejala klinis berupa demam diikuti dengan tidak mau makan, dan lesu, lemah, gejala kekuningan (jaundice). Keguguran juga terjadi pada domba betina bunting yang terinfeksi. Sapi muda menderita RVF lebih parah dari sapi dewasa dengan tingkat kematian pada sapi dara sampai 30% atau bahkan lebih tinggi pada anak-anak sapi. Sedangkan angka kematian pada sapi dewasa kurang dari 2%. Keguguran juga dapat terjadi pada sapi betina bunting dan juga penurunan produksi susu yang sangat tajam. Gejala klinis RVF pada manusia mempunyai kemiripan dengan gejala penyakit influenza yang berat. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah berupa kerusakan pada retina mata yang pada kejadian yang berta bisa mengakibatkan kebutaan sementara atau permanen. Komplikasi lain berupa peradangan otak dan peradangan
  • 5. hati. RVF sering dikelirukan dengan Bluetongue, enterotoxaemia, hepatotoxin, nairobi sheep disease. Wesselsbron disease, penyakit-penyakit yang menyebabkan keguguran pada sapi dan domba/kambing. Nama Penyakit African Swine Fever (ASF) Agen Penyebab Virus DNA yang mempunyai sifat seperti iridovirus dan poxvirus. Diskripsi Singkat ASF adalah penyakit viral pada babi yang sangat menular, menimbulkan berbagai perdarahan pada organ internal dan disertai angka kematian yang sangat tinggi. Detail ASF virus sangat tahan terhadap pengaruh lingkungan, dan stabil pada pH 4-13, serta dapat tahan hidup dalam darah (40C) selama 18 bulan, dalam daging dingin selama 15 minggu, dalam daging beku selama beberapa tahun, dalam ham selama 6 bulan dan di dalam kiandang babi selama 1 bulan. Babi peliharaan (domestik) adalah hewan yang paling peka dan ASF dapak tampak secara klinis. Sedangkan pada babi hutan – warthogs (Phacochoerus aethiopicus), bushpigs (Potamochoerus porcus) dan babi hutan raksasa (Hylochoerus meinerzhageni), manifestasi ASF hanya subklinis. Babi-babi yang sembuh dari sakit mungkin tampak sehat, tetapi babi-babi tersebut sebenarnya masih tetap terinfeksi walaupun tidak menampakkan gejala klinis. Infeksi yang berkelanjutan ini (persistent infection) dapat berlangsung lama bahkan virus masih dapat terisolasi dari beberapa jaringan sampai lebih satu tahun setelah infeksi awal. mAsa inkubasi antara 5-15 hari, dan penyakit dapat terjadi dalam bentuk perakut, akut, subakut dan kronis. Dalam bentuk perakut biasanya hewan ditemukan mati tanpa gejala apapun; bentuk akut ditandai dengan demam sampai mencapai 420 C dan gejala klinis terlihat 1-2 hari setelah muncul demam, nafsu makan menurun, malas bergerak, cenderung berkumpul. Warna kulit terlihat sianosis (kebiruan) terutama pada kaki. Diare dapat terjadi sebagai akibat infeksi sekunder. Pada induk bunting dapat menyebabkan keguguran, dan kematian biasanya terjadi dalam tempo 7 hari setelah muncul gejala klinis, dengan angka kematian 100%; bentuk subakut terlihat demam konstan atau berfluktuasi sampai 20 hari. Keguguran juga sering terjadi pada babi bunting. Angka kematian sangat bervariasi tergantung dari faktor nutrisi, stres ataupun infeksi sekunder; bentuk kronis sangat bervariasi gejalanya dan mungkin sampai berbulan-bulan. Hewan sakit mungkin mengalami demam dan tanda klinis yang tampak adalah kekurusan serta kerdil. Kadang terjadi pneumonia, pincang dan ulserasi kulit serta hypergammaglobulinemia. Kematian dapat terjadi setiap saat khususnya bila ada infeksi sekunder. Penyakit-penyakit yang dapat dikelirukan dengan ASF antara lain: hog cholera, salmonellosis akut, pasteurellosis, aujeszky’s disease, thrombocytopenic purpura (pada babi umur 2-3 minggu), keracunan walfarin, penyakit-penyakit kronis babi dan keracunan logam berat.
  • 6. Nama Penyakit Pseudo Rabies (PRV)(sinonim : Aujeszky,s, infectious bulbar paralysis atau Mad itch) Penyebab Alphaherpesvirus dari famili Herpesviridae Diskripsi Singkat Pseudorabies merupakan penyakit menular bersifat akut yang dapat menimbulkan gejala syaraf, respirasi dan gangguan reproduksi pada babi. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan cukup besar karena mortalitasnya tinggi, turunnya berat badan dan gangguan reproduksi. Disamping itu hilangnya devisa negara atau daerah akibat larangan ekspor atau antar pulau ternak dan hasil olahannya. Detail Hewan yang paling peka adalah babi peliharaan, babi hutan juga dapat terinfeksi. Kasus sporadis dapat terjadi pada sapi, domba, kambing, anjing, kucing dan hewan lainnya seperti srigala kutub dan srigala perak, rusa liar, landak, beruang kutub, harimau tutul, anjing laut, terwelu, kelinci liar, luak, kuskus, musang berang-berang, dan tikus. Orang tidak terserang penyakit ini. Penyakit ini ditularkan secara langsung dari babi yang sakit kepada babi yang sehat dan persisten dalam suatu populasi. Virus dapat dikeluarkan melalui sekresi mulut dan hidung lewat udara. Babi terinfeksi kronis selama lebih dari 1 tahun atau bersifat laten yang sewaktu-waktu mengeluarkan virus apabila hewan dalam keadaan stres biasanya pada waktu melahirkan. Kebanyakan wabah terjadi sebagai akibat masuknya babi tertular kesuatu kelompok babi yang peka. Penularan virus dari satu kandang ke kandang lainnya dapat terjadi. Peranan vektor mekanis dalam hal ini sangat besar. Anjing, kucing, dan hewan karnivora lainnya serta tikus dapat terinfeksi akibat makan organ atau bangkai hewan atau limbah tercemar virus PRV. Penyakit dapat bersifat endemik. Babi yang terserang pseudo rabies ditandai dengan tingkat mortalitas 20-100% terutama anak babi berumur kurang dari 2 minggu, sedangkan anak babi yang baru disapih, tingkat mortalitasnya 5-10%. Gejala klinis pada sapi dan domba adalah gatal-gatal, menjilat-jilat, tidak mampu berdiri, sangat lemah sampai akhirnya konvulsi, paralisis faring, mulut berbuih dan kematian dalam waktu 2 hari setelah gejala klinis muncul. Tindakan administrasi yang dilakukan adalah melaporkan segera kepada dinas peternakan setempat untuk dilakukan tindakan sementara. Pencegahannya dengan pelarangan impor hewan dari daerah tertular, karantina yang ketat, vaksinasi dengan killed vaksin untuk daerah enzootik. Tidak ada pengobatan yang efektif untuk penyakit ini, babi-babi yang sudah memperlihatkan gejala klinis diberi serum hiperimun atau preparat imunoglobulin. Tindakan yang paling efektif adalah melakukan vaksinasi, hewan yang sakit dilarang dipotong dan harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur yang dalam. Nama Penyakit
  • 7. Atropic Rhinitis (AR) pada Babi Penyebab Pasteurella multocida Diskripsi Singkat Atropic Rhinitis adalah penyakit menular pada babi ditandai keluar leleran hidung bersifat purulen, disertai perubahan bentuk hidung berupa cungur hidung membengkok, atrofi tulang turbinatum dan penurunan produktifitas. AR kemungkinan telah tersebar di seluruh dunia. Amerika Serikat dan beberapa negara di eropa menderita kerugian cukup besar oleh penyakit ini. Detail AR merupakan penyakit khas pada babi dari berbagai umur, namun demikian tanda klinik lebih banyak ditemukan pada babi muda. Keparahan penyakit erat hubungannya dengan cara pengelolaan intensif misalnya pemeliharaan babi dalam jumlah banyak dalam ruangan terbatas, hygiene kandang dan lingkungan yang tidak memadai. Peningkatan konsentrasi amonia dalam ruangan kandang yang dipergunakan untuk penggemukan babi, juga sering menyebabkan peningkatan kasu AR. Penularan terjadi secara aerosol, dari babi tertular ke babi sehat, melalui droplet yang dikeluarkan saat babi tertular bersin. Penularan dapat terjadi pada semua umur, namun demikian kejadian atrofi turbinatum umum disebabkan karena anak babi tertular sewaktu masih berumur beberapa hari atau minggu. AR mempunyai 2 manifestasi klinik yaitu : bentuk progresif dan parah, bentuk ringan sampai sedang. Gejala klinik yang terlihat adalah babi terlihat bersin-bersin kemudian diikuti oleh eksudat bersifat mukus keluar dari lubang hidung. Pengobatan dengan sulfonamida. Pencegahan AR dapat dilakukan dengan cara vaksinasihttp://keswan.ditjennak.go.id/tanyajawabdetail.php?cid=6&id=93 Penyakit mulut dan kuku disebabkan oleh picorna virus. Menurut Hendrick et al (2000), penyakit KHV menyebabkan kematian yang besar dan bersifat sporadis pada ikan mas dan koi. Koi Herpes virus (KHV) yang menyerang ikan mas dan koi pertama kali ditemukan di Israel tahun 1997 (Doyle, 2003), Jelaskan mengapa menggunakan bakteri e.coli, sebutkan bakteri lain yang bisa diinfeksi virus Penjelasan infeksi secara litik dan lisogenik virus Untuk perkembangbiakan, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi. Ada dua macam cara virusmenginfeksi sel hospes, yaitu secara litik dan secara lisogenik.
  • 8. A. INFEKSI SECARA LITIK Infeksi secara litik melalui fase-fase sebagai berikut ini: 1. Fase adsorpsi dan infeksi Fag akan melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel hospes, daerah itu disebut daerah reseptor (receptor site = reseptor spot). Daerah ini khas bagi fag tertentu, dan fag jenis lain tidak dapat melekat di tempat tersebut. Virus tidak memiliki enzim untuk metabolisme, tetapi memliki enzim lisozim yang berfungsi merusak atau melubangi dinding sel hospes. Sesudah dinding sel hospes terhidrolisis oleh lisozim, maka seluruh isi fag masuk kedalam hospes. Fag kemudian merusak dan mengendalikan DNA hospes. 2. Fase replikasi (fase sintesa) DNA fag mengadakan replikasi (menyusun DNA) menggunakan DNA hospes sebagai bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul DNA baru virus yang lengakap dengan selubungnya. 3.Fase pembebasan virus (fag-fag baru)/ fase lisis Sesudah fag dewasa, sel hospes akan pecah (lisis), sehingga keluarlah virus atau fag yang baru. Jumlah virus baru ini dapat mencapai sekitar 200. B. INFEKSI SECARA LISOGENIK 1. Fase adsorpsi dan infeksi Fag menenpel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada hospes kemudian mengluarkan DNAnya kedalam tubuh hospes. 2. Fase penggabungan
  • 9. DNA virus bersatu dengan DNA hospes membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif. 3. Fase pembelahan Bila sel hospes membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan hospes juga mengandung profag didalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama sel bakteri yang mengandung profag membelah. reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya. Siklus litik, secara umum mempunyai tiga tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi (biosintesis) dan lisis[1] Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit • Siklus litik dari bakteriofage (dimulai dari kanan bawah ke kiri):1. adsorbsi & penetrasi 2. Pengabungan DNA virus dengan DNA sel 3. Replikasi DNA virus 4. Pembentukan kapsid 5. Pembentukan tubuh dan ekor bakteriofage 6. Lisis [sunting] Tahapan siklus [sunting] Adsorbsi & penetrasi Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk menempel pada inang spesifik. Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang.
  • 10. [sunting] Replikasi (Biosintesis) Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA[2][3] dari virus akan menonaktifkan DNA sel inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel tersebut untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk melanjutkan proses reproduksinya. DNA dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian DNA akan mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus untuk dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat. Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus. [sunting] Lisis Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang kembali. Tahap siklus [sunting] Adsorpsi dan penetrasi Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel. [sunting] Penyisipan gen virus Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus akan bereplikasi. [sunting] Pembelahan sel inang Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.
  • 11. Haenen O , 2003. Global Occurance of KHV. Modified Abstract of Lecture at The Institut fur Zoologie, Fischereibiologie und Fischkrankheiten, University of Munich, Germany. 5 ps Hendrick RP, Gilad O, Yun S, Spangenberg JV,2000. A Herpes Virus Associated with Mass Mortality of Juvenile and Adult Koi, a Strain of Common Carp J. Aquatic Animal Health 12 : 44-57 Ornamental Aquatic Trade association (OATA) , 2001. KOi Herpes Virus (KHV). United Kingdom. 33 hal Sunarto, et al. 2002. Field investigations on serious disease outbreak among koi and common carp (cyprinus carpio) in Indonesia. Paper presented in 5th