SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Peraturan Menteri Kesehatan
No. 528 Tahun 1982
Tentang : Kualitas Air Tanah Yang Berhubungan
Dengan Kesehatan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa air tanah mempunyai peranan dalam pemeliharaan,
perlindungan dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat;
b. bahwa perlu mencegah pencemaran air tanah dan melindungi
masyarakat dari penggunaan air tanah yang tidak memenuhi
syarat-syarat kesehatan;
c. bahwa untuk melaksanakan hal-hal tersebut pada huruf a dan b
perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan;
Mengingat :
1. Undang-Undang ganguan (Hinderoordonnantie) 1926 Stbl.
No.226 yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Stbl
1940 No.14 dan No.450;
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1950 tentang Pokok-pokok
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Hygiene
(Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2475);
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene
(Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2804);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor
38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3046);
7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3215);
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.44 dan 45 Tahun
1974 tentang Pokok-pokok dan Susunan Organisasi Departemen
dengan Perubahan-perubahannya;
9. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VIII/77 tentang pengawasan pencemaran Air
dari Badan Air Untuk Berbagai Kegunaan Yang Berhubungan
Dengan Kesehatan.
Memutuskan :
Menetapkan :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Kwalitas Air
Tanah yang Berhubungan dengan Kesehatan.
BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Ini yang dimaksud dengan:
a. Air Tanah semua air yang terdapat dalam lapisan pengandung air di
bawah permukaan tanah, baik sebagai air tanah bebas maupun
sebagai air artesis;
b. Air tanah artesis adalah air tanah yang terdapat dalam suatu lapisan
pengandung air yang diapit oleh lapisan kedap air;
c. Lapisan pengandung air adalah suatu lapisan atau formasi batuan
yang mengandung cukup bahan lulus/sarang untuk melepaskan air
dalam jumlah yang berarti sebagai sumber air;
d. Buangan adalah buangan yang berasal dari proses produksi, proses
penambangan, kegiatan rumah tangga dan atau kegiatan tempat-
tempat umum;
e. Direktur Jenderal adalah direktur Jenderal yang tugas, fungsi dan
wewenangnya mencakup bidang pengawasan kwalitas air tanah;
f. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten / Kotamadya
Daerah Tingkat II atau yang setingkat;
g. Keadaan khusus adalah keadaan yang menyimpang dari
ketentuan/persyaratan yang telah ditetapkan, yang disebabkan
keadaan alam atau keadaan lainnya yang tidak dapat / tidak mungkin
dihindarkan, tetapi tidak mengganggu dan atau membahayakan
kesehatan masyarakat;
h. Zone A adalah bukan zone pemukiman tertentu tetapi yang
airtanahnya digunakan sebagai sumber air baku, misalnya mata air
dan sumur artesis maupun bukan sumur artesis;
i. Zona B adalah zona pemukiman tertentu yang airtanahnya dapat
digunakan untuk air baku;
j. Zona C adalah zona untuk pemukiman tertentu yang airtanahnya
dapat digunakan untuk pemandian dan air pertanian yang hasilnya
dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu;
k. Zona D adalah zona pemukiman tertentu yang airtanahnya tidak dapat
digunakan untuk berbagai kegunaan yang berhubungan dengan
kesehatan;
l. Zona pembuangan adalah zona tertentu yang digunakna sebagai
tempat dan wadah buangan dalam bentuk padat dan atau cair;
BAB II
Z O N E
Pasal 2
(1) Sesuai dengan jenis kegunaan airtanahnya, maka zone dibedakan
sebagai berikut :
a. Zone A;
b. Zone B;
c. Zone C;
d. Zone D;
e. Zone Pembuangan.
(2) Dinas Kesehatan dapat mengusulkan kepada Bupati/Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II tentang penetapan Zone-zone sebagai yang
dimaksud dalam ayat (1) pasal ini.
BAB III
Syarat-Syarat Kualitas Airtanah
Pasal 3
(1) Airtanah Zona A dan Zona B harus berkualitas sesuai dengan kualitas
air baku seperti yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
(2) Airtanah Zona C harus berkwalitas sesuai dengan kualitas air
pemandian alam dan pertanian yang hasilnya dimakan tanpa dimasak
terlbih dahulu, seperti yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Pasal 4
Penyimpangan dari syarat-syarat yang tercantum dalam pasal 3 tidak
dibenarkan, kecuali dalam keadaan khusus dengan persetujuan Menteri
Kesehatan.
BAB IV
Perlindungan Kwalitas Airtanah
Pasal 5
Buangan dalam bentuk padat maupun cair yang tidak dapat diolah baik
dengan proses pengolahan alami maupun buatan tidak dibenarkan dibuang
dilapisan pengandung air artesis maupun lapisan pengandung airtanah
bebas, Zone A, Zone B, Zone C, Zone D, kecuali di Zone Pembuangan
Pasal 6
(1) Buangan dalam bentuk cair yang dapat diolah baik dengan prose
pengolahan alami maupun buatan tidak dibenarkan dibuang dizona A
dan lapisan pengandung air artesis.
(2) Buangan dalam bentuk cair seperti dimaksud ayat (1) tidak
dibenarkan dibuang di lapisan pengandung airtanah bebas dari Zoba
B, Zone C dan Zone D, kecuali bila buangan tersebut diolah terlebih
dahulu.
BAB V
Syarat-Syarat Wadah dan atau Tempat Penimbunan/Penampungan Bahan
Atau Buangan
Pasal 7
(1) Wadah atau tempat penimbunan dan atau tempat penampungan
bahan yang dapat mencemari air tidak dibenarkan ditempatkan di
Zona A.
(2) Wadah atau tempat penimbunan dan atau tempat penampungan
bahan yang dapat mencemari airtanah Zona B, Zona C, Zona D tidak
dibenarkan bocor dan rembes.
(3) Saluran bahan atau saluran pembuangan buangan air yang dapat
mencemari airtanah di Zona B, Zona C, Zona D tidak dibenarkan bocor
dan rembes.
(4) Wadah atau tempat penimbunan dan atau tempat penampungan
buangan dalam bentuk padat maupun cair harus ditempatkan di Zona
Pembuangan atau tempat tertentu yang tidak dapat menimbulkan
pencemaran airtanah.
Pasal 8
Buangan dalam bentuk padat dan atau cair yang dibuang di Zona
Pembuangan sebagaiman dimaksud dalam pasal 5 tidak boleh
mengakibatkan pencemaran airtanah bagi Zona A, Zona B, Zona C, sehingga
tidak memenuhi syaratsyarat seperti dimaksud dalam pasal 3.
Pasal 9
Buangan cair yang telah diolah sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat
(2) harus memenuhi syarat-syarat:
a. Fisik dan Kimiawi seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan;
b. Tidak boleh mengakibatkan pencemaran sehingga airtanahnya tidak
memenuhi syarat-syarat seperti dimaksud dalam pasal 3.
Pasal 10
Penyimpangan dari syarat-syarat yang tercantum dalam pasal 9 tidak
dibenarkan, kecuali dalam keadaan khusus dengan persetujuan Menteri
Kesehatan.
BAB VI
Pemeliharaan
Pasal 11
(1) Kualitas airtanah seperti dimaksdu dalam pasal 3 harus dipelihara
dengan baik secara teratur dan terus menerus.
(2) Kualitas buangan cair seperti dimaksud dalam pasal 9 harus dipelihara
oleh yang bersangkutan dengan baik secara teratur dan terus
menerus.
(3) Pemeliharaan airtanah harus mengindahkan pedoman pemeliharaan
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan.
BAB VII
Pengawasan
Pasal 12
(1) Gubernur Kepala Daerah Tingkat ! dan Bupati/Walikotamadya Kepala
Daerah Tingkat II mengkoordinasikan pengawasan kualitas airtanah
seperti dimaksud dalam pasal 3, buangan padat dan buangan cair
seperti dimaksud dalam pasal 8 dan pasal 9;
(2) Dinas Kesehatan secara Fungsional melaksanakan pengawasan
kualitas airtanah, buangan padat dan buangan cair seperti dimaksud
dalam ayat (1)
Pasal 13
Pengawasan yang dimaksud dalam pasal 12 meliputi:
a. Pemeriksaan secara berkala baik di lapangan maupun dilaboratorium;
b. Penganalisaan hasil kegiatan huruf a;
c. Perumusan saran cara-cara pemecahan masalah yang timbul dari hasil
kegiatan huruf a dan huruf b;
d. Upaya pemecahan masalah atas dasar huruf c.
Pasal 14
(1) Pembinaan pengelolaan pengawasan kualitas airtanah pada tingkat
Propinsi/Daerah tingkat I, dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kesehatan.
(2) Pembinaan pengelolaan pengawasan kualitas airtanah pada tingkat
Kodya/Daerah tingkat II, dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kesehatan.
(3) Penyelenggaraan pengawasan dan penetapan syarat-syarat tenaga
pengawasan kualitas airtanah ditetapkan dalam petunjuk pelaksanaan
oleh Direktur Jendera.
Pasal 15
Laboratorium tempat pemeriksaan sampel airtanah dalam rangka
penyelenggaraan pengawasan seperti yang dimaksud dalam pasal 12
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
Pasal 16
Metode pengambilan dan pemeriksaan sampel airtanah ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.
BAB VIII
Pembiayaan
Pasal 17
Pembiayaan kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12
dibebankan pada anggaran belanja Departemen Kesehatan.
BAB IX
Penindakan
Pasal 18
Barang siapa melanggar pasal 3,5,6,7,8,9 dan 11 sehingga mengganggu dan
atau membahayakan kesehatan atau jiwa seseorang dihukum berdasarkan
kesehatan atau jiwa seseorang dihukum berdasarkan pasal 202 Kitab
Undang-undang hukum Pidana dan Peraturan Perundang-undangan lainnya.
Pasal 19
Barang siapa yang karena kelalaiannya melanggar pasal 3,5,6,7,8,9 dan 11
sehingga menggangu dan atau membahayakan kesehatan atau jiwa
seseorang dihukum berdasarkan pasal 203 Kitab Undang-undang Hukum
Pidana dan Peraturan Perundang-undangan lainnya.
Pasal 20
Kepala Daerah Kesehatan dapat mengusulkan kepada Bupati/Kotamadya
Kepala Daerah Tingkat II untuk menurunkan tingkat kegunaan atau
menghentikan penggunaan airtanah di Zona yang tercemar.
BAB X
Penutup
Pasal 21
Peraturan Menteri ini Mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 Desember 1983
Menteri Kesehatan republik Indonesia
ttd
Dr.Suwardjono Surjaningrat
__________________________________
PERATURAN AIR TANAH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas air
PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas airPP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas air
PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas airPT.Jasa Prima Perkasa
 
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airTugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airIsnaeni Widiastuti
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoFarhan Yuzevan
 
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang RawaPeraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawainfosanitasi
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...infosanitasi
 
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan AirPeraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Airinfosanitasi
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...Adelina Hutauruk
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...infosanitasi
 
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49 Tahun 1990 tentang Tata Cara dan Pers...
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49 Tahun 1990 tentang Tata Cara dan Pers...Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49 Tahun 1990 tentang Tata Cara dan Pers...
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49 Tahun 1990 tentang Tata Cara dan Pers...infosanitasi
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air MinumPeraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air MinumJoy Irman
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...infosanitasi
 

Was ist angesagt? (14)

PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas air
PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas airPP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas air
PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas air
 
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airTugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
 
101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang RawaPeraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
 
01. permenkes no-416
01. permenkes no-41601. permenkes no-416
01. permenkes no-416
 
55 permenkes 416
55 permenkes 41655 permenkes 416
55 permenkes 416
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
 
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan AirPeraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
 
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49 Tahun 1990 tentang Tata Cara dan Pers...
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49 Tahun 1990 tentang Tata Cara dan Pers...Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49 Tahun 1990 tentang Tata Cara dan Pers...
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49 Tahun 1990 tentang Tata Cara dan Pers...
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air MinumPeraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
 

Ähnlich wie PERATURAN AIR TANAH

Permenkes 416 1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
Permenkes 416 1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas airPermenkes 416 1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
Permenkes 416 1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas airPurwani Handayani
 
Per menkes 416 90 baku mutu air
Per menkes 416 90 baku mutu airPer menkes 416 90 baku mutu air
Per menkes 416 90 baku mutu airMohamad Amin
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirUFDK
 
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907tifani putri
 
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineInd puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineMarita Purnama Sari
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumUFDK
 
PMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi JasabogaAnwar Junaedi
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaUFDK
 
Pelatihan KSM sanitasi Kota Surakarta
Pelatihan KSM sanitasi Kota SurakartaPelatihan KSM sanitasi Kota Surakarta
Pelatihan KSM sanitasi Kota SurakartaBagus ardian
 
Permenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 finalPermenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 finalzaenal ramdhani
 

Ähnlich wie PERATURAN AIR TANAH (20)

01. permenkes no-416
01. permenkes no-41601. permenkes no-416
01. permenkes no-416
 
01. permenkes no-416
01. permenkes no-41601. permenkes no-416
01. permenkes no-416
 
01. permenkes no-416
01. permenkes no-41601. permenkes no-416
01. permenkes no-416
 
Permenkes 416 90
Permenkes 416 90Permenkes 416 90
Permenkes 416 90
 
Permenkes 416 1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
Permenkes 416 1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas airPermenkes 416 1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
Permenkes 416 1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
 
55 permenkes 416
55 permenkes 41655 permenkes 416
55 permenkes 416
 
Per menkes 416 90
Per menkes 416 90Per menkes 416 90
Per menkes 416 90
 
Per menkes 416 90
Per menkes 416 90Per menkes 416 90
Per menkes 416 90
 
Per menkes 416 90 baku mutu air
Per menkes 416 90 baku mutu airPer menkes 416 90 baku mutu air
Per menkes 416 90 baku mutu air
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
 
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907
 
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineInd puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
 
Makalah pp (uu)
Makalah pp (uu)Makalah pp (uu)
Makalah pp (uu)
 
Perda No.20 Tahun 2018.pdf
Perda No.20 Tahun 2018.pdfPerda No.20 Tahun 2018.pdf
Perda No.20 Tahun 2018.pdf
 
PMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
 
Pelatihan KSM sanitasi Kota Surakarta
Pelatihan KSM sanitasi Kota SurakartaPelatihan KSM sanitasi Kota Surakarta
Pelatihan KSM sanitasi Kota Surakarta
 
Permenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 finalPermenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 final
 

Mehr von Dickdick Maulana

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Dickdick Maulana
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Dickdick Maulana
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Dickdick Maulana
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaDickdick Maulana
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarDickdick Maulana
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi Dickdick Maulana
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganDickdick Maulana
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanDickdick Maulana
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportDickdick Maulana
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Dickdick Maulana
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Dickdick Maulana
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendiDickdick Maulana
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahDickdick Maulana
 

Mehr von Dickdick Maulana (20)

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan SampahPengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies report
 
Kesling 2
Kesling 2 Kesling 2
Kesling 2
 
Water quality strategy
Water quality strategy Water quality strategy
Water quality strategy
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
 
Tetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicateTetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicate
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
 

PERATURAN AIR TANAH

  • 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 528 Tahun 1982 Tentang : Kualitas Air Tanah Yang Berhubungan Dengan Kesehatan MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa air tanah mempunyai peranan dalam pemeliharaan, perlindungan dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat; b. bahwa perlu mencegah pencemaran air tanah dan melindungi masyarakat dari penggunaan air tanah yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan; c. bahwa untuk melaksanakan hal-hal tersebut pada huruf a dan b perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang ganguan (Hinderoordonnantie) 1926 Stbl. No.226 yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Stbl 1940 No.14 dan No.450; 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1950 tentang Pokok-pokok Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Hygiene (Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2475); 4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene (Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2804); 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046); 7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215); 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.44 dan 45 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok dan Susunan Organisasi Departemen dengan Perubahan-perubahannya; 9. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VIII/77 tentang pengawasan pencemaran Air
  • 2. dari Badan Air Untuk Berbagai Kegunaan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan. Memutuskan : Menetapkan : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Kwalitas Air Tanah yang Berhubungan dengan Kesehatan. BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Ini yang dimaksud dengan: a. Air Tanah semua air yang terdapat dalam lapisan pengandung air di bawah permukaan tanah, baik sebagai air tanah bebas maupun sebagai air artesis; b. Air tanah artesis adalah air tanah yang terdapat dalam suatu lapisan pengandung air yang diapit oleh lapisan kedap air; c. Lapisan pengandung air adalah suatu lapisan atau formasi batuan yang mengandung cukup bahan lulus/sarang untuk melepaskan air dalam jumlah yang berarti sebagai sumber air; d. Buangan adalah buangan yang berasal dari proses produksi, proses penambangan, kegiatan rumah tangga dan atau kegiatan tempat- tempat umum; e. Direktur Jenderal adalah direktur Jenderal yang tugas, fungsi dan wewenangnya mencakup bidang pengawasan kwalitas air tanah; f. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten / Kotamadya Daerah Tingkat II atau yang setingkat; g. Keadaan khusus adalah keadaan yang menyimpang dari ketentuan/persyaratan yang telah ditetapkan, yang disebabkan keadaan alam atau keadaan lainnya yang tidak dapat / tidak mungkin dihindarkan, tetapi tidak mengganggu dan atau membahayakan kesehatan masyarakat; h. Zone A adalah bukan zone pemukiman tertentu tetapi yang airtanahnya digunakan sebagai sumber air baku, misalnya mata air dan sumur artesis maupun bukan sumur artesis; i. Zona B adalah zona pemukiman tertentu yang airtanahnya dapat digunakan untuk air baku; j. Zona C adalah zona untuk pemukiman tertentu yang airtanahnya dapat digunakan untuk pemandian dan air pertanian yang hasilnya dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu; k. Zona D adalah zona pemukiman tertentu yang airtanahnya tidak dapat digunakan untuk berbagai kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan;
  • 3. l. Zona pembuangan adalah zona tertentu yang digunakna sebagai tempat dan wadah buangan dalam bentuk padat dan atau cair; BAB II Z O N E Pasal 2 (1) Sesuai dengan jenis kegunaan airtanahnya, maka zone dibedakan sebagai berikut : a. Zone A; b. Zone B; c. Zone C; d. Zone D; e. Zone Pembuangan. (2) Dinas Kesehatan dapat mengusulkan kepada Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II tentang penetapan Zone-zone sebagai yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini. BAB III Syarat-Syarat Kualitas Airtanah Pasal 3 (1) Airtanah Zona A dan Zona B harus berkualitas sesuai dengan kualitas air baku seperti yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan (2) Airtanah Zona C harus berkwalitas sesuai dengan kualitas air pemandian alam dan pertanian yang hasilnya dimakan tanpa dimasak terlbih dahulu, seperti yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Pasal 4 Penyimpangan dari syarat-syarat yang tercantum dalam pasal 3 tidak dibenarkan, kecuali dalam keadaan khusus dengan persetujuan Menteri Kesehatan. BAB IV Perlindungan Kwalitas Airtanah Pasal 5 Buangan dalam bentuk padat maupun cair yang tidak dapat diolah baik dengan proses pengolahan alami maupun buatan tidak dibenarkan dibuang dilapisan pengandung air artesis maupun lapisan pengandung airtanah bebas, Zone A, Zone B, Zone C, Zone D, kecuali di Zone Pembuangan
  • 4. Pasal 6 (1) Buangan dalam bentuk cair yang dapat diolah baik dengan prose pengolahan alami maupun buatan tidak dibenarkan dibuang dizona A dan lapisan pengandung air artesis. (2) Buangan dalam bentuk cair seperti dimaksud ayat (1) tidak dibenarkan dibuang di lapisan pengandung airtanah bebas dari Zoba B, Zone C dan Zone D, kecuali bila buangan tersebut diolah terlebih dahulu. BAB V Syarat-Syarat Wadah dan atau Tempat Penimbunan/Penampungan Bahan Atau Buangan Pasal 7 (1) Wadah atau tempat penimbunan dan atau tempat penampungan bahan yang dapat mencemari air tidak dibenarkan ditempatkan di Zona A. (2) Wadah atau tempat penimbunan dan atau tempat penampungan bahan yang dapat mencemari airtanah Zona B, Zona C, Zona D tidak dibenarkan bocor dan rembes. (3) Saluran bahan atau saluran pembuangan buangan air yang dapat mencemari airtanah di Zona B, Zona C, Zona D tidak dibenarkan bocor dan rembes. (4) Wadah atau tempat penimbunan dan atau tempat penampungan buangan dalam bentuk padat maupun cair harus ditempatkan di Zona Pembuangan atau tempat tertentu yang tidak dapat menimbulkan pencemaran airtanah. Pasal 8 Buangan dalam bentuk padat dan atau cair yang dibuang di Zona Pembuangan sebagaiman dimaksud dalam pasal 5 tidak boleh mengakibatkan pencemaran airtanah bagi Zona A, Zona B, Zona C, sehingga tidak memenuhi syaratsyarat seperti dimaksud dalam pasal 3. Pasal 9 Buangan cair yang telah diolah sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) harus memenuhi syarat-syarat: a. Fisik dan Kimiawi seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan; b. Tidak boleh mengakibatkan pencemaran sehingga airtanahnya tidak memenuhi syarat-syarat seperti dimaksud dalam pasal 3. Pasal 10 Penyimpangan dari syarat-syarat yang tercantum dalam pasal 9 tidak dibenarkan, kecuali dalam keadaan khusus dengan persetujuan Menteri Kesehatan.
  • 5. BAB VI Pemeliharaan Pasal 11 (1) Kualitas airtanah seperti dimaksdu dalam pasal 3 harus dipelihara dengan baik secara teratur dan terus menerus. (2) Kualitas buangan cair seperti dimaksud dalam pasal 9 harus dipelihara oleh yang bersangkutan dengan baik secara teratur dan terus menerus. (3) Pemeliharaan airtanah harus mengindahkan pedoman pemeliharaan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan. BAB VII Pengawasan Pasal 12 (1) Gubernur Kepala Daerah Tingkat ! dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II mengkoordinasikan pengawasan kualitas airtanah seperti dimaksud dalam pasal 3, buangan padat dan buangan cair seperti dimaksud dalam pasal 8 dan pasal 9; (2) Dinas Kesehatan secara Fungsional melaksanakan pengawasan kualitas airtanah, buangan padat dan buangan cair seperti dimaksud dalam ayat (1) Pasal 13 Pengawasan yang dimaksud dalam pasal 12 meliputi: a. Pemeriksaan secara berkala baik di lapangan maupun dilaboratorium; b. Penganalisaan hasil kegiatan huruf a; c. Perumusan saran cara-cara pemecahan masalah yang timbul dari hasil kegiatan huruf a dan huruf b; d. Upaya pemecahan masalah atas dasar huruf c. Pasal 14 (1) Pembinaan pengelolaan pengawasan kualitas airtanah pada tingkat Propinsi/Daerah tingkat I, dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan. (2) Pembinaan pengelolaan pengawasan kualitas airtanah pada tingkat Kodya/Daerah tingkat II, dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan. (3) Penyelenggaraan pengawasan dan penetapan syarat-syarat tenaga pengawasan kualitas airtanah ditetapkan dalam petunjuk pelaksanaan oleh Direktur Jendera. Pasal 15 Laboratorium tempat pemeriksaan sampel airtanah dalam rangka penyelenggaraan pengawasan seperti yang dimaksud dalam pasal 12 ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
  • 6. Pasal 16 Metode pengambilan dan pemeriksaan sampel airtanah ditetapkan oleh Direktur Jenderal. BAB VIII Pembiayaan Pasal 17 Pembiayaan kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 dibebankan pada anggaran belanja Departemen Kesehatan. BAB IX Penindakan Pasal 18 Barang siapa melanggar pasal 3,5,6,7,8,9 dan 11 sehingga mengganggu dan atau membahayakan kesehatan atau jiwa seseorang dihukum berdasarkan kesehatan atau jiwa seseorang dihukum berdasarkan pasal 202 Kitab Undang-undang hukum Pidana dan Peraturan Perundang-undangan lainnya. Pasal 19 Barang siapa yang karena kelalaiannya melanggar pasal 3,5,6,7,8,9 dan 11 sehingga menggangu dan atau membahayakan kesehatan atau jiwa seseorang dihukum berdasarkan pasal 203 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Peraturan Perundang-undangan lainnya. Pasal 20 Kepala Daerah Kesehatan dapat mengusulkan kepada Bupati/Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II untuk menurunkan tingkat kegunaan atau menghentikan penggunaan airtanah di Zona yang tercemar. BAB X Penutup Pasal 21 Peraturan Menteri ini Mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1983 Menteri Kesehatan republik Indonesia ttd Dr.Suwardjono Surjaningrat __________________________________