SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 31
Downloaden Sie, um offline zu lesen
UNIVERSITAS GUNADARMA

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN




                    Tugas 2 Analisis Sistem

  System Thinking, Diagram IO, dan Diagram Cuasal Loop




                           Disusun oleh:

        Nama         :   Debby Rahmawati   (10308067)

                         Dedi Wiyanto      (10308068)

        Jurusan      :   Teknik Sipil

        Dosen        :   Dr. Ruswandi T.




Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Sistem

                    Universitas Gunadarma

                               2011
SYSTEM THINKING (BERFIKIR SISTEM)



        Semua situasi masalah di dunia berhubungan dengan masalah keputusan yang

seringkali solusi pemecahannya menjadi tidak jelas dikarenakan situasi masalah yang

kompleks dan interaksi antara beragam elemen atau aspek memiliki derajat kompleksitas

yang membatasi kapasitas pikiran manusia sehingga tidak dapat mengevaluasi sedetail

mungkin hal-hal tersebut. Sebagai cara pemecahannya, pengaturan terhadap masalah-masalah

tersebut adalah berupa sistem, yaitu kumpulan hal atau orang yang berhubungan dan

berkaitan satu sama lain serta saling mempengaruhi dalam cara khusus dan memiliki tujuan

tertentu.

        Berhubungan dengan kompleksitas sistem untuk pengambilan keputusan yang efektif,

maka diperlukan cara berfikir yang baru (berfikir sistem atau system thinking) sebagai alat

bantu analis memaparkan masalah yang kompleks dan menemukan solusi yang optimal atau

terbaik dimana berbagai masalah tersebut tidak dapat lagi didasarkan pada sebab akibat

bahkan hal tersebut menjadi lingkaran setan (Agus Ristono, 2011).

        Begitu pula dengan permasalahan persediaan energi yang terdapat di alam berkurang

secara cepat, ketergantungan kebutuhan manusia pada sumber energi yang tidak dapat

diperbaharui sudah sangat mengkhawatirkan. Melihat kondisi kependudukan yang

mengalami penambahan secara besar menuntut pembangunan hunian yang meningkat,

berbanding lurus dengan kebutuhan energi yang dibutuhkan manusia. Hal ini mengakibatkan

krisis energi tidak dapat diperbaharui terjadi di berbagai tempat di dunia dan memerlukan

suatu tindakan pembangunan dengan sumber bahan bakar non-fossil yang dapat diperbaharui.

        Memperhatikan kondisi alam dan potensi angin yang tersebar diseluruh Indonesia

memungkinkan beberapa daerah dapat mengembangkannya menjadi sumber energi untuk




                                                                                         1
kebutuhan listriknya dimana dalam perencanaannya perlu digunakan kerangka berfikir sistem

untuk menguraikan masalah yang kompleks dan dapat dihasilkan solusi yang optimal.

       Ilmu pengetahuan modern telah memecah persoalan-persoalan dunia ini menjadi
bagian-bagian kecil, misalnya berdasarkan sektor. Masalah ekonomi dipecahkan oleh
ekonom, masalah politik dipecahkan oleh politikus. Masalah lingkungan dipecahkan oleh
para ahli Ekologi. Pendekatan ini disebut pendekatan reduksionis.. Padahal semua persoalan
ini bukanlah persoalan yang berbeda-beda, melainkan hanyalah sisi-sisi yang berbeda dari
bangunan yang sama, realitas dunia ini. Persoalan ini berhubungan satu dengan yang lain
dalam satu jaring-jaring permasalahan yang kompleks. Apa yang diputuskan oleh
sekelompok elite di sidang PBB akan berpengaruh terhadap kehidupan para petani di
Banglades dan sebaliknya. Keputusan untuk berhenti bertani yang dilakukan oleh salah
seorang petani di pelosok Irian akan berpengaruh pada persediaan pangan dunia.
       Dunia sedang mencari bentuknya. Dunia sedang berevolusi ke satu tingkat peradaban
baru yang lebih berkualitas daripada tingkat peradaban sebelumnya. Hal ini berarti harus ada
penyelesaian terhadap persoalan-persoalan umum dunia seperti ketidakadilan sosial,
kemiskinan dan kerusakan lingkungan tadi. Dengan paradigma yang lama, yakni pendekatan
reduksionis, permasalahan-permasalahan tadi tidak mungkin terselesaikan.
       Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan elemen yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dan mempunyai tujuan yang sama. Ilmu pengetahuan modern telah mencapai
kemajuannya dengan memecah-mecah sistem menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan
mempelajari secara mendalam masing-masing bagian itu. Pendekatan ini tidak berlaku untuk
sistem. Sebuah sistem adalah lebih daripada bila seluruh komponennya dijumlahkan (Gambar
1). Dan sistem akan bekerja bila seluruh komponennya terletak dan terhubung pada
tempatnya.




                        Sumber: Hari Kusnanto, 2011.
                                     Gambar 1. Sistem

                                                                                          2
Cara berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar manusia
   dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh dan dengan
   demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah kepada sumber-
   sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif. Dibawah ini (Gambar 2)
   digambarkan perbedaan antara penyelesaian masalah dengan berfikir sistem dan pendekatan
   reduksionis (paradigma lama).




Berpikir                                                                                Pendekatan
Sistem                                                                                  Reduksionis




                                      Sumber: Ruswandi, 2011.
      Gambar 2. Penyelesaian Masalah dengan Berpikir Sistem dan Pendekatan Reduksionis


   Beberapa nilai yang terkandung dalam cara berpikir sistem :
   1. Menghargai bagaimana model mental mempengaruhi cara pandang kita
   2. Mengubah perspektif untuk melihat leverage point baru
   3. Melihat pada kesalingtergantungan (interdependencies)
   4. Merasakan dan menghargai kepentingan jangka panjang dan lingkungan
   5. Memperkirakan yang biasanya tidak diperkirakan
   6. Berfokus pada struktur yang membangun dan menyebabkan perilaku sistem
   7. Menyadari bagian yang tersulit tanpa tendensi untuk menyelesaikannya dengan tergesa-
       gesa
   8. Mencari pengalaman
   9. Menggunakan bahasa pola dasar dan analogi untuk mengantisipasi perilaku dan
       kecenderungan untuk berubah.


                                                                                          3
Berdasarkan hal tersebut dapat digambarkan penyelesaian berfikir sistem seperti diagram
 blok berikut.




                 Sumber: Ruswandi, 2011.
                              Gambar 3. Diagram Blok Berfikir Sistem


         Permasalahan yang terjadi di dunia nyata dapat dicari solusinya dengan menggunakan
paradigma baru yang melihat masalah sebagai suatu sistem sehingga harus dikaji
menggunakan pendekatan sistem yang manggabungkan dan mempertimbangkan berbagai sisi
baik ekonomi, biofisik, maupun sosial budaya dengan melakukan uji kelayakan ekonomi,
penerimaan masyarakat, serta ketahanan lingkungan. Beranjak dari hal tersebut maka
pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah kepada sumber-sumber
persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif (system thinking). Lalu dengan analisis
sistem yang selanjutnya dilakukan dapat dimodelkan berdasarkan struktur dan pola seperti
yang terjadi dalam kehidupan nyata sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memprediksi
serta mendapatkan solusi yang terbaik dengan uraian langkah-langkah penyelesaian (Gambar
4):
1. Cognitive Map
      a. Need Analysys
      b. Formulasi masalah
2. Causal Map
      Diagram sebab akibat

                                                                                         4
3. Pengembangan Model
   Model dinamik
4. Validasi dan Verifikasi
   a. Validasi struktur
   b. Validasi kinerja




    Sumber: Ruswandi, 2011.
        Gambar 4. Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah dengan System Thinking


Melalui pendekatan berpikir sistem, terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh yaitu:
1. Memberi pemahaman atas keterkaitan elemen-elemen yang mempengaruhi kinerja
   organisasi
2. Menjadi bahasa bersama untuk dialog tentang struktur dan proses sistem
3. Memetakan dan simulasi apa yang dipahami bersama




                                                                                            5
DIAGRAM INPUT OUTPUT


                                                      INPUT LINGKUNGAN                            OUTPUT DIHARAPKAN
                                               1. UU No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi      1. Penunjang kebutuhan listrik apartemen
    INPUT TIDAK TERKENDALI                                                                 2. Energi yang lebih terjangkau
1. Kecepatan angin                             2. UU No. 30 Tahun 2009 Tentang
                                                  Ketenagalistrikan                        3. Bangunan dengan green energy
2. Perubahan kondisi alam (cuaca dan iklim)                                                4. Peningkatan kualitas lingkungan
3. Biaya konstruksi dan investasi yang besar   3. PerMen ESDM No. 30 Tahun 2006
                                               4. PerMen ESDM No. 30 Tahun 2009            5. Mengurangi ketergantungan terhadap
                                                                                              bahan bakar fossil




                                                    SISTEM PERENCANAAN
                                                     BANGUNAN GEDUNG
                                                    APARTEMEN BERBASIS
                                                        ENERGI ANGIN




                                                           MANAJEMEN
       INPUT TERKENDALI                                                                        OUTPUT TIDAK DIHARAPKAN
                                                1. Pengelolaan gedung
1. Jumlah kebutuhan energi
                                                2. Manajemen konstruksi dan                   1. Kurangnya pasokan energi listrik
2. Perkembangan teknologi
                                                   maintenance                                2. Pencemaran suara
3. Jumlah penghuni
                                                3. Pelatihan tenaga terampil (SDM)            3. Kegagalan investasi
4. Ketersediaan sumber energi
                                                4. Benefit & Monitoring Evaluation (BME)




                                                                                                                                      6
Penjelasan Diagram Input Output (IO)



Input Tidak Terkendali:

1. Kecepatan angin

   Sekitar 1-3 % energi matahari yang mencapai permukaan bumi dikonversi menjadi energi

   angin. Jumlah ini setara dengan 50-100 kali lebih besar dari energi yang diubah ke bentuk

   biomassa oleh seluruh tanaman di permukaan bumi melalu proses fotosintesis. Namun

   angin memiliki kekuatan berbeda-beda dan dengan demikian tidak dapat menjamin power

   secara berkelanjutan.

   Turbin tersebut paling tidak membutuhkan angin dalam kisaran 5,5 m/s (20 km/jam).

   Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kecepatan angin rata-rata sekitar 4 m/s,

   kecuali beberapa daerah di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan PLTB antara

   lain NTB, NTT, Maluku, dan wilayah-wilayah Indonesia bagian timur lainnya. Lembaga

   Penerbangan dan Antariksa Nasional mengukur kecepatan angin di Indonesia Timur dan

   menyimpulkan daerah dengan kecepatan angin tinggi adalah Nusa Tenggara Barat dan

   Timur dan Sulawesi. Kupang merupakan lokasi dengan potensi paling besar karena

   memiliki kecepatan angin sebesar 5,5 m/detik.

2. Perubahan kondisi alam (cuaca dan iklim)

   Perubahan musim, perbedaan siang dan malam, pengaruh gaya coriolis, irregularitas

   albedo permukaan daratan dan air, kelembaban dan gesekan angin dengan berbagai

   permukaan merupakan beberapa contoh dari begitu banyak faktor yang mengakibatkan

   aliran angin menjadi kompleks.




                                                                                          7
3. Biaya konstruksi dan investasi yang besar

   Hambatan utama dalam penyebarluasan pemanfaatan energi angin di Indonesia adalah

   lokasi spesifik (specific site) dan harga relatif tinggi dibanding harga per kWh listrik yang

   dihasilkan oleh sumber energi konvensional. Seringkali pada lokasi potensial

   pemanfaatan energi angin, tetapi jauh dari calon pelanggan. Jika ada pun, calon

   pelanggan tidak memiliki daya beli tinggi. Investasi yang mahal, kurangnya subsidi

   pemerintah, dan komponen turbin hasil impor mengakibatkan harga listrik dan

   pembangkitan tenaga angin belum bisa murah.



Input Terkendali:

1. Jumlah kebutuhan energi

   Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan meningkatkan kebutuhan energi dalam

   negeri dan kemampuan/daya beli masyarakat serta akan menjadi daya tarik investasi

   swasta yang diperlukan dalam pembangunan sektor energi. Peranan energi baru dan

   terbarukan lainnya meningkat menjadi 4,4% pada tahun 2025.

2. Perkembangan teknologi

   PT Pindad merupakan industri dalam negeri yang memproduksi generator elektrik dalam

   berbagai spesifikasi. Generator tersebut diaplikasi pada berbagai pembangkit listrik. Ada

   tiga jenis generator yang diproduksi PT Pindad, yaitu generator permanent magenet,

   induced magnet, dan synchronous. Generator PT Pindad yang telah diaplikasikan adalah

   generator untuk turbin angin berkapasitas 10 kW dan 50 kW. Turbin ini dioperasikan di

   Ende, Nusa Tenggar Timur.

3. Jumlah penghuni

   Jumlah penghuni dari gedung yang dapat diperkirakan sehingga dapat juga direncakan

   seberapa besar energi yang harus dihasilkan oleh sumber energi yang ada.


                                                                                              8
4. Ketersediaan sumber energi

   Seluruh energi terbaharui secara definisi juga merupakan energi berkelanjutan, yang

   berarti mereka tersedia dalam waktu jauh ke depan yang berarti tidak diperlukannya

   perencanaan apabila mereka habis seperti halnya perencanaan ke depan untuk bahan

   bakar fossil.



Input Lingkungan:

1. Undang-undang No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi

2. Undang-undang No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan

3. Peraturan Menteri ESDM Nomor 30 Tahun 2006 tentang Penetapan dan Pemberlakuan

   Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Pembangkitan Energi Baru

   dan Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mikri Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik

   Biomassa (PLTBM), Pembagkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik

   Tenaga Surya (PLTS).

4. Peraturan Menteri ESDM No. 30 Tahun 2009 tentang Penetapan dan Pemberlakuan

   Standar Kompetensi Tenaga Teknik Kelistrikan Bidang Pembangkitan Tenaga Listrik

   Sub Bagian Perancangan, Sub Bagian Perencanaan, Sub bagian Konstruksi dan Sub

   Bagian Inspeksi.



Output Diharapkan:

1. Terpenuhinya kebutuhan listrik apartemen

   Hasil perencanaan sumber energi angin yang terpasang pada gedung apartemen berupaya

   untuk memenuhinya kebutuhan listrik tanpa ketergantungan dengan sumber daya

   konvensional.




                                                                                    9
2. Energi yang lebih ekonomis

   Jika dikaitkan dengan penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar sistem pembangkit

   listrik, maka kecenderungan tersebut berarti akan meningkatkan pula biaya operasional

   pembangkitan yang berpengaruh langsung terhadap biaya satuan produksi energi

   listriknya. Di lain pihak biaya satuan produksi energi listrik dari sistem pembangkit listrik

   yang memanfaatkan sumber daya energi terbarukan menunjukkan tendensi menurun,

   sehingga banyak ilmuwan percaya, bahwa pada suatu saat biaya satuan produksi tersebut

   akan lebih rendah dari biaya satuan produksi dengan minyak bumi atau energi fosil

   lainnya.




               Sumber: Pekik Argo Dahono, 2011.

              Gambar 5. Perbandingan Biaya Produksi Listrik Beberapa Sumber Energi



3. Bangunan dengan green energy

   Bangunan dengan energi hijau menjadi harapan terciptanya gedung dengan sumber

   energi dan tenaga yang ramah terhadap lingkungan. Khususnya, istilah ini merujuk ke

   sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan

   seperti air, sinar matahari dan angin.




                                                                                             10
4. Peningkatan kualitas lingkungan

   Pembakaran energi fosil akan membebaskan Karbondioksida (CO2) dan beberapa gas

   yang merugikan lainnya ke atmosfir. Pembebasan ini merubah komposisi kimia lapisan

   udara dan mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (green house effect), yang

   memberi kontribusi pada peningkatan suhu bumi. Guna mengurangi pengaruh negatif

   tersebut, sudah sepantasnya dikembangkan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan

   dalam produksi energi listrik. Sebagai ilustrasi, setiap kWh energi listrik yang diproduksi

   dari energi terbarukan dapat menghindarkan pembebasan 974 gr CO2, 962 mg SO2 dan

   700 mg NOx ke udara, dari pada jika diproduksi dari energi fosil.



Output Tidak Diharapkan:

1. Kurangnya pasokan energi listrik

   Akibat kecepatan angin yang tidak menentu dan perubahan kondisi alam dan cuaca, maka

   mungkin tenaga listrik yang dihasilkan menjadi relatif lebih kecil dari erencanaan untuk

   memenuhi seluruh kebutuhan energi listrik yang diperlukan sehingga akan terjadi

   kurangnya pasokan energi listrik.

2. Pencemaran suara

   Keluaran dari proses konversi angin untuk dihasilkan menjadi energi listrik yang

   dilakukan oleh turbin menghasilkan suara yang cukup keras, dan menjadikan ini sebagai

   salah satu pencemaran udara yang tidak memberi kenyamanan pada manusia.

3. Kegagalan investasi

   Kegagalan investasi dapat terjadi jika pada perencanaan keseluruhan studi kelayakan

   aspek tidak seimbang. Serta pengoperasian yang buruk dan belum tersedinya teknologi

   serta SDM yang terampil.




                                                                                           11
Manajemen:

1. Pengelolaan gedung

   Terintegrasinya perangkat utilitas gedung dengan sumber energi harus dipastikan agar

   seluruh kegiatan yang membutuhkan listrik dapat berjalan lancar.

2. Maintenance sumber energi

   Penggunaan secara terus menerus dalam menghasil energi perlu pula didukung dengan

   maintenance yang berkala yang telah dapat mengacu pada lampiran III PerMen ESDM

   No. 26 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Sub Bidang Pemeliharaan PLTB.

3. Pelatihan tenaga terampil (SDM)

   Orang-orang yang berhubungan dengan konstruksi, pelaksanaan operasional, dan

   pemeliharaan sumber energi angin ini harus memiliki kompetensi yang telah ditetapkan

   pada lampiran III Permen ESDM No. 26 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Tenaga

   Teknik Ketenagalistrikan Bidang Pembangkitan Energi Baru dan Terbarukan (PLTB).

4. Benefit & Monitoring Evaluation (BME)

   Perlu direncanakannya monitoring terhadap kegiatan pembangunan, operasional, dan

   pemeliharaan serta evaluasi seberapa besar keuntungan yang didapatkan dibandingkan

   hasil perencanaan awal.




                                                                                     12
Sumber: LAPAN, Majalah Energi Edisi Maret 2011
Gambar 6. Peta Potensi Angin Beberapa Daerah di Indonesia




                                                            13
DIAGRAM SEBAB AKIBAT (CAUSAL LOOP)

                                                                             +

                                              Industri Energi                                     Lapangan Kerja
                                                                                                                       +
                                        +         Angin                                     +
                           -
    Krisis energi                                            +           Kesejahteraan
                                  Energi                                  Masyarakat                                   Pendapatan
                                terbarukan        -                                                    +
                                                                                                                        Perkapita
                       +           angin                                                                                                 +
                                                           Pencemaran
                                              +              Udara                            +
      +                                                                                                    Kebutuhan
                     Inovasi                                                                                Ruang
                                    +
                    Teknologi                 Pencemaran                            +
                                                                                                                                         Investasi
                                                 Suara           +
                                                                                                 Ruang             -          +
                                                                                              Terbuka Hijau
                                Energi yang                                                      (RTH)
                                                  +
                                 ekonomis
                                                            Regulasi               Kualitas        +
                                                           Pemerintah            Lingkungan
                                                                                                                Pembangunan Hunian
                                                                                                       +                                 +
                                                                                        +
                                                      +              +

                                                                                     Penerapan Energi
                                                                                    Angin pada Gedung

Keterangan Warna :

      Output

      Input

      Hubungan sebab - akibat




                                  Gambar 7. Diagram Sebab Akibat (Causal Loop)



          Penjelasan Diagram Causal Loop:

                     Persediaan energi yang terdapat di alam berkurang secara cepat,

          ketergantungan kebutuhan manusia pada sumber energi yang tidak dapat

          diperbaharui sudah sangat mengkhawatirkan. Melihat kondisi kependudukan yang

          mengalami penambahan secara besar, berbanding lurus dengan kebutuhan energi

          yang dibutuhkan manusia untuk keberlangsungan eksistensinya. Hal ini

          mengakibatkan krisis energi tidak dapat diperbaharui terjadi serentak di berbagai

          tempat di dunia. Mengingat ketersediaan energi yang makin menipis ini menuntut


                                                                                                                                    14
adanya inovasi teknologi pembangkit energi yang baru, yang sumbernya ada dan

banyak serta dapat terus diperbaharui. Salah satu alternatif energi yang dapat

dikembangkan adalah penggunaan energi angin, Indonesia yang memiliki sebaran

potensi angin yang bagus di hampir seluruh wilayah Nusantara ini sangat

mungkin mengembangkan pembangkit listrik bertenagakan angin.

       Energi angin ini menghasilkan biaya produksi listrik yang lebih murah,

meskipun pada investasi awal untuk mendirikan pembangkit tenaga ini

membutuhkan biaya yang sangat besar. Tapi jika biaya investasi tersebut telah

kembali, maka biaya untuk memproduksi listrik dengan sumber energi utamanya

adalah angin menjadi sangat kecil. Sehingga energi ini dapat diterapkan secara

ekonomis dan dapat diberlakukan pada bangunan gedung.

       Pembangkit energi angin yang ke depannya akan menjadi kebutuhan dan

sebuah trend di masyarakat akan menuntut kompetisi pasar industri untuk

memproduksi segala komponen-komponen pendukung terciptanya sistem

pembangkit energi ini. Sehingga menjamurnya pabrik-pabrik industri yang

memproduksi generator, turbin dan kelengkapan lainnya akan membuka lapangan

kerja baru bagi masyarakat yang dapat meningkatkan jumlah angkatan kerja baru

dan berakhir pada meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat secara umum.

Seiring dengan kualitas kehidupan yang meningkat maka menuntut adanya

kehidupan yang lebih baik melalui pemenuhan kebutuhan ruang yang bertambah

pula dimana artinya akan menurun jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan

meningkatnya pembangunan hunian yang dapat dikombinasikan dengan

penerapan energi angin. Kualitas kehidupan yang meningkat dan peningkatan



                                                                           15
lapangan kerja yang ditimbulkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita secara

umum sehingga semangat berinvestasi dapat terpicu dan tertariknya para investor

menanamkan modal dalam hal penerapan energi angin pada bangunan.

       Setiap inovasi teknologi tidak terlepas dari dampak sisi baik dan buruknya,

sisi baik pada dari energi angin ini adalah tidak adanya sisa keluaran hasil

pembakaran serta bahan-bahan berbahaya lainnya. Sehingga tingkat pencemaran

udara dapat berkurang secara signifikan dan kualitas lingkungan hidup dapat

meningkat sejalan dengan sedikitnya kadar udara kotor. Pada sisi buruknya adalah

efek suara dari turbin yang ditimbulkan sangat menganggu pendengaran sekitar

terutama pada lingkungan kawasan permukiman. Batas-batas peningkatan

pencemaran suara dan udara ini memerlukan batasan regulasi dari pemerintah

mengenai penggunaan energi terbarukan angin baik dalam hal instalasi,

operasional, maupun maintenance seperti yang telah diatur dalam Peraturan

Menteri ESDM No. 30 Tahun 2009 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar

Kompetensi Tenaga Teknik Kelistrikan Bidang Pembangkitan Tenaga Listrik Sub

Bagian Perancangan, Sub Bagian Perencanaan, Sub bagian Konstruksi dan Sub

Bagian Inspeksi serta sejumlah peraturan lainnya yang terkait. Melalui adanya

dukungan aturan pemerintah tersebut maka dapat mendukung pemenuhan

kebutuhan hunian yang diwujudkan melalui pembangunan gedung berbasiskan

energi angin.




                                                                               16
+
                                                                         SDM
                                                                         SDM
                  Energi Fossil
                  Energi Fossil
          -                             -                                      +
                                                                 +                           +
                       +                           +
                                                                                                     Pendidikan
                                                                                                     Pendidikan
                                                                          Inovasi
  Waktu
  Waktu                                    Peningkatan
                                           Peningkatan
                  Krisis Energi                                          Teknologi               +
                                            Penduduk
                                            Penduduk
              +                    +                                 -         +
      +                 -
                                        +                                 SDA
                                                                          SDA
                  Pembangunan
                  Pembangunan
                                                                                         +
                                       +



                                               +
                                                         Energi Terbarukan
                                                              Angin                  +       Potensi Angin
                                                                                             Potensi Angin
                                    Supply
                                    Supply
                                  Permintaan
                                  Permintaan
                                                             -            +

                                                   +             Lahan
                                                                 Lahan




                     Gambar 8. Diagram Sub Sistem Krisis Energi



Penjelasan dari sub sistem keterkaitan krisis energi, inovasi teknologi dan

energi terbarukan angin dapat dijelaskan sebagai berikut:

          Seiring dari berkembangnya waktu mengakibatan krisis energi. Krisis

energi dalam hal ini adalah menurunnya ketersediaan sumber energi fosil yang

tidak dapat diperbaharui. Kemudian dari faktor kenaikkan penduduk secara nyata

akan meningkatkan krisis energi tersebut. Selanjutnya dari pembangunan fisik

yang terjadi pada lingkungan masyarakat menyebabkan kenaikan krisis energi

semakin tidak dapat dielakkan. Dari faktor-faktor yang mengelilingi krisis energi

yang terjadi, ada keterkaitan utama lagi dari waktu yang berjalan terhadap




                                                                                                                  17
kenaikan jumlah pembangunan, dan kenaikan jumlah penduduk. Kemudian dari

kenaikan jumlah penduduk tersebut menambah jumlah pembangunan yang terjadi.

       Krisis energi yang terjadi menuntut adanya perkembangan pada inovasi

teknologi, inovasi teknologi ini berdampak pada langsung pengembangan SDM

yang bertimbal balik kembali pada kemajuan inovasi teknologi. Inovasi teknologi

ini menunjang proses pendidikan pada seluruh aspek institusi akademik dan non

akademik, dan pada akhirnya SDM yant terkait pada proses pendidikan ini akan

memberikan dampak baik kembali pada pengembangan inovasi teknologi ke

depannya. Salah satu dampak terhadap SDA adalah adanya ekploitasi yang

berlebih terhadap penggunaan SDA yang ada untuk menunjang infrastruktur dari

inovasi teknologi, oleh karena itulah diperlukan regulasi dari pemerintah untuk

mengatur kadar yang cukup dalam pengembangannya ke depan.

       Meningkatnya    inovasi   teknologi   beserta   komponen-komponen      di

dalamnya, yakni SDM, SDA dan pendidikan, menjadikan energi terbarukan angin

bertambah secara kuantitatif maupun kualitatif. Bertambahnya energi terbarukan

angin ini, terciptalah suatu trend baru di masyarakat akan kebutuhan energi baru

terbarukan, sehingga supply permintaan energi terbarukan angin ini akan semakin

diminati. Kelanjutan dari permintaaan ini menuntut adanya ketersediaan lahan

bagi sejumlah industri dan lokasi penempatan pembangkit energi angin. Sehingga

ketersediaan lahan ini akan semakin menurun di kemudian hari. Adapun faktor

yang tidak dapat dikendalikan, dalam hal ini adalah potensi angin yang meningkat

juga turut menambah ketersediaan pembangkit energi terbarukan angin bertambah

secara signifikan.



                                                                             18
Pencemaran            Pencemaran
           Suara                Udara
                                                                +
                                 +                                           Tumbuhan
                                                                             Tumbuhan
                                                       +
                   +                            -                             +       +
                                                                                                  +
                            Regulasi                Peraturan Energi
                                                    Peraturan Energi          Kualitas
               -           Pemerintah                                                                 Kadar Oksigen
                                                                                                      Kadar Oksigen
                                                    dan Lingkungan
                                                    dan Lingkungan          Lingkungan
                                            +                                                     +
   Kebijakan
   Kebijakan           +
 Pembangunan
 Pembangunan                                            +
                                                                       +
                                                                                      +
                                             -
                                                                                          +

                                                                 Persiapan Energi                     Pengelolaan (Manajemen)
                                                                                                      Pengelolaan (Manajemen)
                                                       -                                                      Gedung
                                                                Angin pada Gedung                              Gedung
                                                                                              +
                                     Pelatihan SDM
                                     Pelatihan SDM
                                                            +          +          +
                                                                                                       +
                                                                           Utilitas
                                                                           Utilitas
                                                            +




     Gambar 9. Diagram Sub Sistem Penerapan Energi Angin pada Gedung



Penjelasan dari subsistem regulasi pemerintah, kualitas lingkungan dan

penerapan energi angin pada gedung dapat dijelaskan sebagai berikut:

       Keterkaitan pada krisis energi yang dibahas sebelumnya pada subsistem

krisis energi yang pada akhirnya adalah dibutuhkan pembangkit energi dari tenaga

terbarukan angin yang secara langsung mengurangi pencemaran udara dan di sisi

lain meningkatkan pencemaran suara. Maka dibutukan regulasi dari pemerintah

secara langsung untuk mengatur kondisi-kondisi yang diperlukan bagi masyarakat

pengguna energi terbarukan angin ini. Regulasi pemerintah ini akan menambah

secara langsung peraturan energi dan lingkungan yang mengatur parameter




                                                                                                             19
lingkungan yang baik, serta penambahan pada kebijakan pemerintah dalam sektor

pembangunan berbasiskan energi baru terbarukan.

       Regulasi pemerintah ini menjadikan peningkatan kualitas lingkungan yang

diharapkan dapat diwujudkan dengan segera dan sebaik mungkin. Kualitas

lingkungan ini dapat diindikasikan pada peningkatan kadar oksigen yang banyak

dan jumlah tumbuhan yang bertambah. Sehingga dapat jelas manfaat yang

dirasakan adalah kesegaran udara yang dirasakan.

       Regulasi pemerintah dan kualitas lingkungan ini memicu pada penerapan

energi angin pada gedung yang semakin baik ke depannya, untuk itu perlu

kolaborasi baik atas segala sektor yang terkait dalam realisasinya.

       Penerapan energi angin pada gedung yang masih cukup baru dalam

pengembangannya dan masih sedikitnya tenaga ahli yang mengerjakannya, maka

diperlukan banyak sekali pelatihan-pelatihan yang harus dilaksanakan agar terjadi

percepatan dalam perkembangannya. Utilitas yang diperlukan pada pembangunan

gedung yang telah berbasiskan energi angin perlu diadaptasi sedemikian hingga

tercapainya kondisi gedung yang ideal. Sedangkan dari sisi pengelolaan

(manajemen) gedung perlu dibuat konsep baru yang sesuai dengan inovasi

teknologi pembangkit energi angin, karena banyak faktor seperti perawatan dan

pemeliharaan yang disesuaikan. Begitu pula pelatihan yang telah dijelaskan diatas

akan berproses juga pada SDM yang terkait langsung dengan utilitas gedung

beserta pengelolaannya.




                                                                              20
LAMPIRAN: ROADMAP PENGEMBANGAN ENERGI ANGIN




                                      21
Sumber: Soeripno Martosaputro, Majalah Energi Edisi Maret 2011.




                                                                  22
ANALISIS HIERARKI PROSES (AHP) DENGAN

                 CRITERIUM DECISION PLUS (CDP)



        CDP merupakan salah satu pengambil keputusan ideal.
        Program ini menyediakan 20 block struktur hirarki, artinya dapat
membantu analisis penentuan pilihan/penentuan prioritas sampai dengan 20
alternatif. Hasil analisanya dapat berupa diagram sensitivitas, contribution, grafik
dan lainnya yang dapat diubah tampilannya. Alternatif akan dilihat dari score,
alternatif mana yang lebih unggul. Langkah-langkah pengerjaannya seperti berikut
ini :
1. Menetapkan goal, kriteria dan subkriteria




               Gambar 10. Penetapan Goal, Kriteria, dan Subkriteria

2. Selanjutnya hal-hal tersebut digambarkan dalam sebuah diagram struktur
   hierarki seperti:




                                                                                 23
Gambar 11. Diagram Struktur Hierarki




                                       24
Diagram pada gambar 11. diatas mempresentasikan keputusan untuk memilih

prioritas sistem pengembangan apartemen berbasis energi angin. Adapu kriteria

untuk membuat keputusan tersebut adalah:

1. Aspek teknologi

2. Aspek ekonomi

3. Aspek legalitas

4. Aspek operasional

5. Aspek ekologi

Alternatif yang tersedia dalam membuat keputusan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Pengembangan turbin angin

2. Pelatihan tenaga terampil

3. Evaluasi dan monitoring manfaat

3. Lalu dilakukan penilaian terhadap kriteria dengan cara mengisi data


   perbandingan antar kriteria dengan klik tombol            di toolbar dan rate
   masing-masing kriteria, subkriteria hingga alternatif untuk mengetahui mana
   yang lebih unggul (Gambar 12).




           Gambar 12. Hasil pengisian nilai antar kriteria pada level 2


                                                                             25
Gambar 13. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria teknologi




    Gambar 14. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria ekonomi




    Gambar 15. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria legalitas


                                                                             26
Gambar 16. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria

                                  operasional




        Gambar 17. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria ekologi

4. Setelah di rate langkah selanjutnya adalah melihat score dengan mengklik

  tombol        di toolbar, hingga didapat output seperti berikut :




                                                                               27
Gambar 18. Hasil pengolahan akhir AHP

  Berdasarkan hasil pengolahan akhir, dapat dilihat bahwa pengembangan turbin

  angin memiliki nilai decision scors 0,714 dan lebih unggul dibandingkan yang

  lainnya.

5. Setelah itu pilih hasil analisis yang diinginkan, misalnya dalam hal ini
  contribution by criteria hingga muncul output seperti berikut :




             Gambar 19. Grafik Kontribusi Apartemen Berenergi Angin


                                                                           28
Dapat dilihat bahwa pada alternatif pengembangan turbin angin, aspek ekologi
memegang peranan paling penting, setelah itu aspek legalitas baru aspek
teknologi. Begitu pula pada evaluasi dan monitoring manfaat, kriteria yang unggul
adalah aspek ekologi dan pada alternatif ketiga yaitu pelatihan tenaga terampil,
aspek legalitas memegang peranan paling penting.




                    Gambar 20. Grafik Kontribusi Ekonomi

KESIMPULAN




                                                                              29
6. REFERENSI

Muttaqin, Adi Yusuf. 2006. Analisis dengan CDP versi 3.0. Universitas Diponogoro

Semarang.




                                                                             30

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanHIMA KS FISIP UNPAD
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangSally Indah N
 
Kuliah statistika dasar
Kuliah statistika dasarKuliah statistika dasar
Kuliah statistika dasarRaden Maulana
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifDadang Solihin
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurKamen Ride
 
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanPerencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanDadang Solihin
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi LampungRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi LampungPenataan Ruang
 
Logframe : Kerangka Logis
Logframe : Kerangka LogisLogframe : Kerangka Logis
Logframe : Kerangka LogisArsad Rahim Ali
 
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANBab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANAbuAnshori
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPSEKP - UGM
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Managementbramantiyo marjuki
 
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaManajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraKonsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraCut Endang Kurniasih
 
Konsepsi Perencanaan Dan Dasar-Dasar Perencanaan Pembangunan Daerah
Konsepsi Perencanaan Dan Dasar-Dasar Perencanaan Pembangunan DaerahKonsepsi Perencanaan Dan Dasar-Dasar Perencanaan Pembangunan Daerah
Konsepsi Perencanaan Dan Dasar-Dasar Perencanaan Pembangunan DaerahSiti Sahati
 

Was ist angesagt? (20)

Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukan
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Kuliah statistika dasar
Kuliah statistika dasarKuliah statistika dasar
Kuliah statistika dasar
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanPerencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi LampungRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
 
Logframe : Kerangka Logis
Logframe : Kerangka LogisLogframe : Kerangka Logis
Logframe : Kerangka Logis
 
Laporan Akhir
Laporan AkhirLaporan Akhir
Laporan Akhir
 
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANBab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
WebGIS SIGI PU-PR
WebGIS SIGI PU-PRWebGIS SIGI PU-PR
WebGIS SIGI PU-PR
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Management
 
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaManajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
 
Anlok central place theory
Anlok central place theoryAnlok central place theory
Anlok central place theory
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraKonsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
 
Transisi Demografi
Transisi DemografiTransisi Demografi
Transisi Demografi
 
Konsepsi Perencanaan Dan Dasar-Dasar Perencanaan Pembangunan Daerah
Konsepsi Perencanaan Dan Dasar-Dasar Perencanaan Pembangunan DaerahKonsepsi Perencanaan Dan Dasar-Dasar Perencanaan Pembangunan Daerah
Konsepsi Perencanaan Dan Dasar-Dasar Perencanaan Pembangunan Daerah
 

Andere mochten auch

Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan ene...
Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan ene...Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan ene...
Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan ene...Debby Rahmawati
 
Jurnal mengatasi krisis energi listrik
Jurnal mengatasi krisis energi listrikJurnal mengatasi krisis energi listrik
Jurnal mengatasi krisis energi listrikM.Deaddy
 
audit energy andry swantana
audit energy andry swantanaaudit energy andry swantana
audit energy andry swantanaAndry Swantana
 
Analisis pengaruh kebijakan fiskal pemerintah terhadap kinerja industri mikro...
Analisis pengaruh kebijakan fiskal pemerintah terhadap kinerja industri mikro...Analisis pengaruh kebijakan fiskal pemerintah terhadap kinerja industri mikro...
Analisis pengaruh kebijakan fiskal pemerintah terhadap kinerja industri mikro...Ramadhani Pratama
 
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)Verena Puspawardani
 
Kebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energiKebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energikhoiril anwar
 
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptxPaparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptxBudi Supomo
 
Grand Design Penanganan Permukiman Kumuh
Grand Design Penanganan Permukiman KumuhGrand Design Penanganan Permukiman Kumuh
Grand Design Penanganan Permukiman KumuhOswar Mungkasa
 
Bab 1 fisika sistem satuan
Bab 1 fisika sistem satuanBab 1 fisika sistem satuan
Bab 1 fisika sistem satuanAndy Muson
 

Andere mochten auch (12)

Sistem dinamis dengan powersim
Sistem dinamis dengan powersimSistem dinamis dengan powersim
Sistem dinamis dengan powersim
 
Tutorial powersim
Tutorial powersimTutorial powersim
Tutorial powersim
 
Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan ene...
Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan ene...Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan ene...
Diagram black box input output sistem perencanaan gedung apartemen dengan ene...
 
Jurnal mengatasi krisis energi listrik
Jurnal mengatasi krisis energi listrikJurnal mengatasi krisis energi listrik
Jurnal mengatasi krisis energi listrik
 
audit energy andry swantana
audit energy andry swantanaaudit energy andry swantana
audit energy andry swantana
 
Analisis pengaruh kebijakan fiskal pemerintah terhadap kinerja industri mikro...
Analisis pengaruh kebijakan fiskal pemerintah terhadap kinerja industri mikro...Analisis pengaruh kebijakan fiskal pemerintah terhadap kinerja industri mikro...
Analisis pengaruh kebijakan fiskal pemerintah terhadap kinerja industri mikro...
 
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
 
Laporan Observasi PLTMH dan PLTS
Laporan Observasi PLTMH dan PLTSLaporan Observasi PLTMH dan PLTS
Laporan Observasi PLTMH dan PLTS
 
Kebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energiKebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energi
 
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptxPaparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
Paparan permen no 12 tahun 2017 siaran pers pptx
 
Grand Design Penanganan Permukiman Kumuh
Grand Design Penanganan Permukiman KumuhGrand Design Penanganan Permukiman Kumuh
Grand Design Penanganan Permukiman Kumuh
 
Bab 1 fisika sistem satuan
Bab 1 fisika sistem satuanBab 1 fisika sistem satuan
Bab 1 fisika sistem satuan
 

Ähnlich wie Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0Randy Wrihatnolo
 
C451170081 imam teguh santausa - Hard and Soft System Fisheries
C451170081 imam teguh santausa - Hard and Soft System FisheriesC451170081 imam teguh santausa - Hard and Soft System Fisheries
C451170081 imam teguh santausa - Hard and Soft System FisheriesTeguhSantausa
 
Pendekatan sistem model causal ug
Pendekatan sistem model causal ugPendekatan sistem model causal ug
Pendekatan sistem model causal ugamrin syahrafi
 
Presentasi tugas p heri
Presentasi tugas p heriPresentasi tugas p heri
Presentasi tugas p heridani hidayat
 
131694604 116102 konsep sistem
131694604 116102 konsep sistem131694604 116102 konsep sistem
131694604 116102 konsep sistemdjcfdsjcdk
 
Resume buku rekayasa perangkat lunak (daniel siahaan)
Resume buku rekayasa perangkat lunak (daniel siahaan)Resume buku rekayasa perangkat lunak (daniel siahaan)
Resume buku rekayasa perangkat lunak (daniel siahaan)Renti Susanti
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARAPLUR
 
13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasiEva Hany Fanida
 
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1Muhammad Alfan Samsudin
 
4. bab ii
4. bab ii4. bab ii
4. bab iiuwieana
 
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)Adelia Hardini
 
Analisis dan desain sistem informasi
Analisis dan desain sistem informasiAnalisis dan desain sistem informasi
Analisis dan desain sistem informasiNurdin Al-Azies
 

Ähnlich wie Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin (20)

PPT_SIM_klmpk 1[1].pptx
PPT_SIM_klmpk 1[1].pptxPPT_SIM_klmpk 1[1].pptx
PPT_SIM_klmpk 1[1].pptx
 
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0
 
C451170081 imam teguh santausa - Hard and Soft System Fisheries
C451170081 imam teguh santausa - Hard and Soft System FisheriesC451170081 imam teguh santausa - Hard and Soft System Fisheries
C451170081 imam teguh santausa - Hard and Soft System Fisheries
 
Forum 7
Forum 7Forum 7
Forum 7
 
7.1 Pendekatan Sistem
7.1 Pendekatan Sistem7.1 Pendekatan Sistem
7.1 Pendekatan Sistem
 
7.1 Pendekatan Sistem
7.1 Pendekatan Sistem7.1 Pendekatan Sistem
7.1 Pendekatan Sistem
 
Pendekatan sistem model causal ug
Pendekatan sistem model causal ugPendekatan sistem model causal ug
Pendekatan sistem model causal ug
 
Presentasi tugas p heri
Presentasi tugas p heriPresentasi tugas p heri
Presentasi tugas p heri
 
131694604 116102 konsep sistem
131694604 116102 konsep sistem131694604 116102 konsep sistem
131694604 116102 konsep sistem
 
Resume buku rekayasa perangkat lunak (daniel siahaan)
Resume buku rekayasa perangkat lunak (daniel siahaan)Resume buku rekayasa perangkat lunak (daniel siahaan)
Resume buku rekayasa perangkat lunak (daniel siahaan)
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
 
13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi
 
Pemikiran Sistemik
Pemikiran SistemikPemikiran Sistemik
Pemikiran Sistemik
 
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teoryTeori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
 
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1
Analisa dan Desain Sistem Informasi (ADSI) Pertemuan 1
 
4. bab ii
4. bab ii4. bab ii
4. bab ii
 
Pengenalan Sistem
Pengenalan SistemPengenalan Sistem
Pengenalan Sistem
 
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)
Kelompok 10 (septi pertiwi, hanik khaeratun nisak, aprilyana megawati)
 
Analisis dan desain sistem informasi
Analisis dan desain sistem informasiAnalisis dan desain sistem informasi
Analisis dan desain sistem informasi
 
Sistem dan model _tim_p4_w
Sistem dan model _tim_p4_wSistem dan model _tim_p4_w
Sistem dan model _tim_p4_w
 

Kürzlich hochgeladen

contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKTaufik241763
 
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdfJurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdfIndri117648
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridDonyAndriSetiawan
 
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdf
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdfRancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdf
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdfg36337777
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf2210130220024
 
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024DedeHendra8
 
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfDadang Solihin
 
Fungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan TerapannyaFungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan TerapannyaAdePutraTunggali
 
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxPutriSoniaAyu
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfAdindaRizkiThalia
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptxanisakhairoza
 
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdeka
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdekamateri geografi kelas x semester genap kurikulum merdeka
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdekaAstriDiniaAgustina1
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIsyedharis59
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridYusnelMarni
 
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxUTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxYusufAmirudin3
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024ssuser82320b
 
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas XPowerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas Xyova9dspensa
 
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pencetak calon guru pro...
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pencetak calon guru pro...Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pencetak calon guru pro...
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pencetak calon guru pro...AnnisaArianti2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
 
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdfJurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdf
 
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptxKOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
 
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdf
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdfRancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdf
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024
 
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
 
Fungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan TerapannyaFungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
 
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
 
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdeka
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdekamateri geografi kelas x semester genap kurikulum merdeka
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdeka
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
 
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxUTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
 
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas XPowerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
 
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pencetak calon guru pro...
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pencetak calon guru pro...Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pencetak calon guru pro...
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pencetak calon guru pro...
 

Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

  • 1. UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN Tugas 2 Analisis Sistem System Thinking, Diagram IO, dan Diagram Cuasal Loop Disusun oleh: Nama : Debby Rahmawati (10308067) Dedi Wiyanto (10308068) Jurusan : Teknik Sipil Dosen : Dr. Ruswandi T. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Sistem Universitas Gunadarma 2011
  • 2. SYSTEM THINKING (BERFIKIR SISTEM) Semua situasi masalah di dunia berhubungan dengan masalah keputusan yang seringkali solusi pemecahannya menjadi tidak jelas dikarenakan situasi masalah yang kompleks dan interaksi antara beragam elemen atau aspek memiliki derajat kompleksitas yang membatasi kapasitas pikiran manusia sehingga tidak dapat mengevaluasi sedetail mungkin hal-hal tersebut. Sebagai cara pemecahannya, pengaturan terhadap masalah-masalah tersebut adalah berupa sistem, yaitu kumpulan hal atau orang yang berhubungan dan berkaitan satu sama lain serta saling mempengaruhi dalam cara khusus dan memiliki tujuan tertentu. Berhubungan dengan kompleksitas sistem untuk pengambilan keputusan yang efektif, maka diperlukan cara berfikir yang baru (berfikir sistem atau system thinking) sebagai alat bantu analis memaparkan masalah yang kompleks dan menemukan solusi yang optimal atau terbaik dimana berbagai masalah tersebut tidak dapat lagi didasarkan pada sebab akibat bahkan hal tersebut menjadi lingkaran setan (Agus Ristono, 2011). Begitu pula dengan permasalahan persediaan energi yang terdapat di alam berkurang secara cepat, ketergantungan kebutuhan manusia pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui sudah sangat mengkhawatirkan. Melihat kondisi kependudukan yang mengalami penambahan secara besar menuntut pembangunan hunian yang meningkat, berbanding lurus dengan kebutuhan energi yang dibutuhkan manusia. Hal ini mengakibatkan krisis energi tidak dapat diperbaharui terjadi di berbagai tempat di dunia dan memerlukan suatu tindakan pembangunan dengan sumber bahan bakar non-fossil yang dapat diperbaharui. Memperhatikan kondisi alam dan potensi angin yang tersebar diseluruh Indonesia memungkinkan beberapa daerah dapat mengembangkannya menjadi sumber energi untuk 1
  • 3. kebutuhan listriknya dimana dalam perencanaannya perlu digunakan kerangka berfikir sistem untuk menguraikan masalah yang kompleks dan dapat dihasilkan solusi yang optimal. Ilmu pengetahuan modern telah memecah persoalan-persoalan dunia ini menjadi bagian-bagian kecil, misalnya berdasarkan sektor. Masalah ekonomi dipecahkan oleh ekonom, masalah politik dipecahkan oleh politikus. Masalah lingkungan dipecahkan oleh para ahli Ekologi. Pendekatan ini disebut pendekatan reduksionis.. Padahal semua persoalan ini bukanlah persoalan yang berbeda-beda, melainkan hanyalah sisi-sisi yang berbeda dari bangunan yang sama, realitas dunia ini. Persoalan ini berhubungan satu dengan yang lain dalam satu jaring-jaring permasalahan yang kompleks. Apa yang diputuskan oleh sekelompok elite di sidang PBB akan berpengaruh terhadap kehidupan para petani di Banglades dan sebaliknya. Keputusan untuk berhenti bertani yang dilakukan oleh salah seorang petani di pelosok Irian akan berpengaruh pada persediaan pangan dunia. Dunia sedang mencari bentuknya. Dunia sedang berevolusi ke satu tingkat peradaban baru yang lebih berkualitas daripada tingkat peradaban sebelumnya. Hal ini berarti harus ada penyelesaian terhadap persoalan-persoalan umum dunia seperti ketidakadilan sosial, kemiskinan dan kerusakan lingkungan tadi. Dengan paradigma yang lama, yakni pendekatan reduksionis, permasalahan-permasalahan tadi tidak mungkin terselesaikan. Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dan mempunyai tujuan yang sama. Ilmu pengetahuan modern telah mencapai kemajuannya dengan memecah-mecah sistem menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mempelajari secara mendalam masing-masing bagian itu. Pendekatan ini tidak berlaku untuk sistem. Sebuah sistem adalah lebih daripada bila seluruh komponennya dijumlahkan (Gambar 1). Dan sistem akan bekerja bila seluruh komponennya terletak dan terhubung pada tempatnya. Sumber: Hari Kusnanto, 2011. Gambar 1. Sistem 2
  • 4. Cara berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar manusia dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh dan dengan demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah kepada sumber- sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif. Dibawah ini (Gambar 2) digambarkan perbedaan antara penyelesaian masalah dengan berfikir sistem dan pendekatan reduksionis (paradigma lama). Berpikir Pendekatan Sistem Reduksionis Sumber: Ruswandi, 2011. Gambar 2. Penyelesaian Masalah dengan Berpikir Sistem dan Pendekatan Reduksionis Beberapa nilai yang terkandung dalam cara berpikir sistem : 1. Menghargai bagaimana model mental mempengaruhi cara pandang kita 2. Mengubah perspektif untuk melihat leverage point baru 3. Melihat pada kesalingtergantungan (interdependencies) 4. Merasakan dan menghargai kepentingan jangka panjang dan lingkungan 5. Memperkirakan yang biasanya tidak diperkirakan 6. Berfokus pada struktur yang membangun dan menyebabkan perilaku sistem 7. Menyadari bagian yang tersulit tanpa tendensi untuk menyelesaikannya dengan tergesa- gesa 8. Mencari pengalaman 9. Menggunakan bahasa pola dasar dan analogi untuk mengantisipasi perilaku dan kecenderungan untuk berubah. 3
  • 5. Berdasarkan hal tersebut dapat digambarkan penyelesaian berfikir sistem seperti diagram blok berikut. Sumber: Ruswandi, 2011. Gambar 3. Diagram Blok Berfikir Sistem Permasalahan yang terjadi di dunia nyata dapat dicari solusinya dengan menggunakan paradigma baru yang melihat masalah sebagai suatu sistem sehingga harus dikaji menggunakan pendekatan sistem yang manggabungkan dan mempertimbangkan berbagai sisi baik ekonomi, biofisik, maupun sosial budaya dengan melakukan uji kelayakan ekonomi, penerimaan masyarakat, serta ketahanan lingkungan. Beranjak dari hal tersebut maka pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif (system thinking). Lalu dengan analisis sistem yang selanjutnya dilakukan dapat dimodelkan berdasarkan struktur dan pola seperti yang terjadi dalam kehidupan nyata sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memprediksi serta mendapatkan solusi yang terbaik dengan uraian langkah-langkah penyelesaian (Gambar 4): 1. Cognitive Map a. Need Analysys b. Formulasi masalah 2. Causal Map Diagram sebab akibat 4
  • 6. 3. Pengembangan Model Model dinamik 4. Validasi dan Verifikasi a. Validasi struktur b. Validasi kinerja Sumber: Ruswandi, 2011. Gambar 4. Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah dengan System Thinking Melalui pendekatan berpikir sistem, terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh yaitu: 1. Memberi pemahaman atas keterkaitan elemen-elemen yang mempengaruhi kinerja organisasi 2. Menjadi bahasa bersama untuk dialog tentang struktur dan proses sistem 3. Memetakan dan simulasi apa yang dipahami bersama 5
  • 7. DIAGRAM INPUT OUTPUT INPUT LINGKUNGAN OUTPUT DIHARAPKAN 1. UU No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi 1. Penunjang kebutuhan listrik apartemen INPUT TIDAK TERKENDALI 2. Energi yang lebih terjangkau 1. Kecepatan angin 2. UU No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan 3. Bangunan dengan green energy 2. Perubahan kondisi alam (cuaca dan iklim) 4. Peningkatan kualitas lingkungan 3. Biaya konstruksi dan investasi yang besar 3. PerMen ESDM No. 30 Tahun 2006 4. PerMen ESDM No. 30 Tahun 2009 5. Mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fossil SISTEM PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG APARTEMEN BERBASIS ENERGI ANGIN MANAJEMEN INPUT TERKENDALI OUTPUT TIDAK DIHARAPKAN 1. Pengelolaan gedung 1. Jumlah kebutuhan energi 2. Manajemen konstruksi dan 1. Kurangnya pasokan energi listrik 2. Perkembangan teknologi maintenance 2. Pencemaran suara 3. Jumlah penghuni 3. Pelatihan tenaga terampil (SDM) 3. Kegagalan investasi 4. Ketersediaan sumber energi 4. Benefit & Monitoring Evaluation (BME) 6
  • 8. Penjelasan Diagram Input Output (IO) Input Tidak Terkendali: 1. Kecepatan angin Sekitar 1-3 % energi matahari yang mencapai permukaan bumi dikonversi menjadi energi angin. Jumlah ini setara dengan 50-100 kali lebih besar dari energi yang diubah ke bentuk biomassa oleh seluruh tanaman di permukaan bumi melalu proses fotosintesis. Namun angin memiliki kekuatan berbeda-beda dan dengan demikian tidak dapat menjamin power secara berkelanjutan. Turbin tersebut paling tidak membutuhkan angin dalam kisaran 5,5 m/s (20 km/jam). Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kecepatan angin rata-rata sekitar 4 m/s, kecuali beberapa daerah di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan PLTB antara lain NTB, NTT, Maluku, dan wilayah-wilayah Indonesia bagian timur lainnya. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengukur kecepatan angin di Indonesia Timur dan menyimpulkan daerah dengan kecepatan angin tinggi adalah Nusa Tenggara Barat dan Timur dan Sulawesi. Kupang merupakan lokasi dengan potensi paling besar karena memiliki kecepatan angin sebesar 5,5 m/detik. 2. Perubahan kondisi alam (cuaca dan iklim) Perubahan musim, perbedaan siang dan malam, pengaruh gaya coriolis, irregularitas albedo permukaan daratan dan air, kelembaban dan gesekan angin dengan berbagai permukaan merupakan beberapa contoh dari begitu banyak faktor yang mengakibatkan aliran angin menjadi kompleks. 7
  • 9. 3. Biaya konstruksi dan investasi yang besar Hambatan utama dalam penyebarluasan pemanfaatan energi angin di Indonesia adalah lokasi spesifik (specific site) dan harga relatif tinggi dibanding harga per kWh listrik yang dihasilkan oleh sumber energi konvensional. Seringkali pada lokasi potensial pemanfaatan energi angin, tetapi jauh dari calon pelanggan. Jika ada pun, calon pelanggan tidak memiliki daya beli tinggi. Investasi yang mahal, kurangnya subsidi pemerintah, dan komponen turbin hasil impor mengakibatkan harga listrik dan pembangkitan tenaga angin belum bisa murah. Input Terkendali: 1. Jumlah kebutuhan energi Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan meningkatkan kebutuhan energi dalam negeri dan kemampuan/daya beli masyarakat serta akan menjadi daya tarik investasi swasta yang diperlukan dalam pembangunan sektor energi. Peranan energi baru dan terbarukan lainnya meningkat menjadi 4,4% pada tahun 2025. 2. Perkembangan teknologi PT Pindad merupakan industri dalam negeri yang memproduksi generator elektrik dalam berbagai spesifikasi. Generator tersebut diaplikasi pada berbagai pembangkit listrik. Ada tiga jenis generator yang diproduksi PT Pindad, yaitu generator permanent magenet, induced magnet, dan synchronous. Generator PT Pindad yang telah diaplikasikan adalah generator untuk turbin angin berkapasitas 10 kW dan 50 kW. Turbin ini dioperasikan di Ende, Nusa Tenggar Timur. 3. Jumlah penghuni Jumlah penghuni dari gedung yang dapat diperkirakan sehingga dapat juga direncakan seberapa besar energi yang harus dihasilkan oleh sumber energi yang ada. 8
  • 10. 4. Ketersediaan sumber energi Seluruh energi terbaharui secara definisi juga merupakan energi berkelanjutan, yang berarti mereka tersedia dalam waktu jauh ke depan yang berarti tidak diperlukannya perencanaan apabila mereka habis seperti halnya perencanaan ke depan untuk bahan bakar fossil. Input Lingkungan: 1. Undang-undang No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi 2. Undang-undang No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan 3. Peraturan Menteri ESDM Nomor 30 Tahun 2006 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Pembangkitan Energi Baru dan Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mikri Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Biomassa (PLTBM), Pembagkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). 4. Peraturan Menteri ESDM No. 30 Tahun 2009 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Kelistrikan Bidang Pembangkitan Tenaga Listrik Sub Bagian Perancangan, Sub Bagian Perencanaan, Sub bagian Konstruksi dan Sub Bagian Inspeksi. Output Diharapkan: 1. Terpenuhinya kebutuhan listrik apartemen Hasil perencanaan sumber energi angin yang terpasang pada gedung apartemen berupaya untuk memenuhinya kebutuhan listrik tanpa ketergantungan dengan sumber daya konvensional. 9
  • 11. 2. Energi yang lebih ekonomis Jika dikaitkan dengan penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar sistem pembangkit listrik, maka kecenderungan tersebut berarti akan meningkatkan pula biaya operasional pembangkitan yang berpengaruh langsung terhadap biaya satuan produksi energi listriknya. Di lain pihak biaya satuan produksi energi listrik dari sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber daya energi terbarukan menunjukkan tendensi menurun, sehingga banyak ilmuwan percaya, bahwa pada suatu saat biaya satuan produksi tersebut akan lebih rendah dari biaya satuan produksi dengan minyak bumi atau energi fosil lainnya. Sumber: Pekik Argo Dahono, 2011. Gambar 5. Perbandingan Biaya Produksi Listrik Beberapa Sumber Energi 3. Bangunan dengan green energy Bangunan dengan energi hijau menjadi harapan terciptanya gedung dengan sumber energi dan tenaga yang ramah terhadap lingkungan. Khususnya, istilah ini merujuk ke sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan seperti air, sinar matahari dan angin. 10
  • 12. 4. Peningkatan kualitas lingkungan Pembakaran energi fosil akan membebaskan Karbondioksida (CO2) dan beberapa gas yang merugikan lainnya ke atmosfir. Pembebasan ini merubah komposisi kimia lapisan udara dan mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (green house effect), yang memberi kontribusi pada peningkatan suhu bumi. Guna mengurangi pengaruh negatif tersebut, sudah sepantasnya dikembangkan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan dalam produksi energi listrik. Sebagai ilustrasi, setiap kWh energi listrik yang diproduksi dari energi terbarukan dapat menghindarkan pembebasan 974 gr CO2, 962 mg SO2 dan 700 mg NOx ke udara, dari pada jika diproduksi dari energi fosil. Output Tidak Diharapkan: 1. Kurangnya pasokan energi listrik Akibat kecepatan angin yang tidak menentu dan perubahan kondisi alam dan cuaca, maka mungkin tenaga listrik yang dihasilkan menjadi relatif lebih kecil dari erencanaan untuk memenuhi seluruh kebutuhan energi listrik yang diperlukan sehingga akan terjadi kurangnya pasokan energi listrik. 2. Pencemaran suara Keluaran dari proses konversi angin untuk dihasilkan menjadi energi listrik yang dilakukan oleh turbin menghasilkan suara yang cukup keras, dan menjadikan ini sebagai salah satu pencemaran udara yang tidak memberi kenyamanan pada manusia. 3. Kegagalan investasi Kegagalan investasi dapat terjadi jika pada perencanaan keseluruhan studi kelayakan aspek tidak seimbang. Serta pengoperasian yang buruk dan belum tersedinya teknologi serta SDM yang terampil. 11
  • 13. Manajemen: 1. Pengelolaan gedung Terintegrasinya perangkat utilitas gedung dengan sumber energi harus dipastikan agar seluruh kegiatan yang membutuhkan listrik dapat berjalan lancar. 2. Maintenance sumber energi Penggunaan secara terus menerus dalam menghasil energi perlu pula didukung dengan maintenance yang berkala yang telah dapat mengacu pada lampiran III PerMen ESDM No. 26 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Sub Bidang Pemeliharaan PLTB. 3. Pelatihan tenaga terampil (SDM) Orang-orang yang berhubungan dengan konstruksi, pelaksanaan operasional, dan pemeliharaan sumber energi angin ini harus memiliki kompetensi yang telah ditetapkan pada lampiran III Permen ESDM No. 26 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Pembangkitan Energi Baru dan Terbarukan (PLTB). 4. Benefit & Monitoring Evaluation (BME) Perlu direncanakannya monitoring terhadap kegiatan pembangunan, operasional, dan pemeliharaan serta evaluasi seberapa besar keuntungan yang didapatkan dibandingkan hasil perencanaan awal. 12
  • 14. Sumber: LAPAN, Majalah Energi Edisi Maret 2011 Gambar 6. Peta Potensi Angin Beberapa Daerah di Indonesia 13
  • 15. DIAGRAM SEBAB AKIBAT (CAUSAL LOOP) + Industri Energi Lapangan Kerja + + Angin + - Krisis energi + Kesejahteraan Energi Masyarakat Pendapatan terbarukan - + Perkapita + angin + Pencemaran + Udara + + Kebutuhan Inovasi Ruang + Teknologi Pencemaran + Investasi Suara + Ruang - + Terbuka Hijau Energi yang (RTH) + ekonomis Regulasi Kualitas + Pemerintah Lingkungan Pembangunan Hunian + + + + + Penerapan Energi Angin pada Gedung Keterangan Warna : Output Input Hubungan sebab - akibat Gambar 7. Diagram Sebab Akibat (Causal Loop) Penjelasan Diagram Causal Loop: Persediaan energi yang terdapat di alam berkurang secara cepat, ketergantungan kebutuhan manusia pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui sudah sangat mengkhawatirkan. Melihat kondisi kependudukan yang mengalami penambahan secara besar, berbanding lurus dengan kebutuhan energi yang dibutuhkan manusia untuk keberlangsungan eksistensinya. Hal ini mengakibatkan krisis energi tidak dapat diperbaharui terjadi serentak di berbagai tempat di dunia. Mengingat ketersediaan energi yang makin menipis ini menuntut 14
  • 16. adanya inovasi teknologi pembangkit energi yang baru, yang sumbernya ada dan banyak serta dapat terus diperbaharui. Salah satu alternatif energi yang dapat dikembangkan adalah penggunaan energi angin, Indonesia yang memiliki sebaran potensi angin yang bagus di hampir seluruh wilayah Nusantara ini sangat mungkin mengembangkan pembangkit listrik bertenagakan angin. Energi angin ini menghasilkan biaya produksi listrik yang lebih murah, meskipun pada investasi awal untuk mendirikan pembangkit tenaga ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Tapi jika biaya investasi tersebut telah kembali, maka biaya untuk memproduksi listrik dengan sumber energi utamanya adalah angin menjadi sangat kecil. Sehingga energi ini dapat diterapkan secara ekonomis dan dapat diberlakukan pada bangunan gedung. Pembangkit energi angin yang ke depannya akan menjadi kebutuhan dan sebuah trend di masyarakat akan menuntut kompetisi pasar industri untuk memproduksi segala komponen-komponen pendukung terciptanya sistem pembangkit energi ini. Sehingga menjamurnya pabrik-pabrik industri yang memproduksi generator, turbin dan kelengkapan lainnya akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat yang dapat meningkatkan jumlah angkatan kerja baru dan berakhir pada meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat secara umum. Seiring dengan kualitas kehidupan yang meningkat maka menuntut adanya kehidupan yang lebih baik melalui pemenuhan kebutuhan ruang yang bertambah pula dimana artinya akan menurun jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan meningkatnya pembangunan hunian yang dapat dikombinasikan dengan penerapan energi angin. Kualitas kehidupan yang meningkat dan peningkatan 15
  • 17. lapangan kerja yang ditimbulkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita secara umum sehingga semangat berinvestasi dapat terpicu dan tertariknya para investor menanamkan modal dalam hal penerapan energi angin pada bangunan. Setiap inovasi teknologi tidak terlepas dari dampak sisi baik dan buruknya, sisi baik pada dari energi angin ini adalah tidak adanya sisa keluaran hasil pembakaran serta bahan-bahan berbahaya lainnya. Sehingga tingkat pencemaran udara dapat berkurang secara signifikan dan kualitas lingkungan hidup dapat meningkat sejalan dengan sedikitnya kadar udara kotor. Pada sisi buruknya adalah efek suara dari turbin yang ditimbulkan sangat menganggu pendengaran sekitar terutama pada lingkungan kawasan permukiman. Batas-batas peningkatan pencemaran suara dan udara ini memerlukan batasan regulasi dari pemerintah mengenai penggunaan energi terbarukan angin baik dalam hal instalasi, operasional, maupun maintenance seperti yang telah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No. 30 Tahun 2009 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Kelistrikan Bidang Pembangkitan Tenaga Listrik Sub Bagian Perancangan, Sub Bagian Perencanaan, Sub bagian Konstruksi dan Sub Bagian Inspeksi serta sejumlah peraturan lainnya yang terkait. Melalui adanya dukungan aturan pemerintah tersebut maka dapat mendukung pemenuhan kebutuhan hunian yang diwujudkan melalui pembangunan gedung berbasiskan energi angin. 16
  • 18. + SDM SDM Energi Fossil Energi Fossil - - + + + + + Pendidikan Pendidikan Inovasi Waktu Waktu Peningkatan Peningkatan Krisis Energi Teknologi + Penduduk Penduduk + + - + + - + SDA SDA Pembangunan Pembangunan + + + Energi Terbarukan Angin + Potensi Angin Potensi Angin Supply Supply Permintaan Permintaan - + + Lahan Lahan Gambar 8. Diagram Sub Sistem Krisis Energi Penjelasan dari sub sistem keterkaitan krisis energi, inovasi teknologi dan energi terbarukan angin dapat dijelaskan sebagai berikut: Seiring dari berkembangnya waktu mengakibatan krisis energi. Krisis energi dalam hal ini adalah menurunnya ketersediaan sumber energi fosil yang tidak dapat diperbaharui. Kemudian dari faktor kenaikkan penduduk secara nyata akan meningkatkan krisis energi tersebut. Selanjutnya dari pembangunan fisik yang terjadi pada lingkungan masyarakat menyebabkan kenaikan krisis energi semakin tidak dapat dielakkan. Dari faktor-faktor yang mengelilingi krisis energi yang terjadi, ada keterkaitan utama lagi dari waktu yang berjalan terhadap 17
  • 19. kenaikan jumlah pembangunan, dan kenaikan jumlah penduduk. Kemudian dari kenaikan jumlah penduduk tersebut menambah jumlah pembangunan yang terjadi. Krisis energi yang terjadi menuntut adanya perkembangan pada inovasi teknologi, inovasi teknologi ini berdampak pada langsung pengembangan SDM yang bertimbal balik kembali pada kemajuan inovasi teknologi. Inovasi teknologi ini menunjang proses pendidikan pada seluruh aspek institusi akademik dan non akademik, dan pada akhirnya SDM yant terkait pada proses pendidikan ini akan memberikan dampak baik kembali pada pengembangan inovasi teknologi ke depannya. Salah satu dampak terhadap SDA adalah adanya ekploitasi yang berlebih terhadap penggunaan SDA yang ada untuk menunjang infrastruktur dari inovasi teknologi, oleh karena itulah diperlukan regulasi dari pemerintah untuk mengatur kadar yang cukup dalam pengembangannya ke depan. Meningkatnya inovasi teknologi beserta komponen-komponen di dalamnya, yakni SDM, SDA dan pendidikan, menjadikan energi terbarukan angin bertambah secara kuantitatif maupun kualitatif. Bertambahnya energi terbarukan angin ini, terciptalah suatu trend baru di masyarakat akan kebutuhan energi baru terbarukan, sehingga supply permintaan energi terbarukan angin ini akan semakin diminati. Kelanjutan dari permintaaan ini menuntut adanya ketersediaan lahan bagi sejumlah industri dan lokasi penempatan pembangkit energi angin. Sehingga ketersediaan lahan ini akan semakin menurun di kemudian hari. Adapun faktor yang tidak dapat dikendalikan, dalam hal ini adalah potensi angin yang meningkat juga turut menambah ketersediaan pembangkit energi terbarukan angin bertambah secara signifikan. 18
  • 20. Pencemaran Pencemaran Suara Udara + + Tumbuhan Tumbuhan + + - + + + Regulasi Peraturan Energi Peraturan Energi Kualitas - Pemerintah Kadar Oksigen Kadar Oksigen dan Lingkungan dan Lingkungan Lingkungan + + Kebijakan Kebijakan + Pembangunan Pembangunan + + + - + Persiapan Energi Pengelolaan (Manajemen) Pengelolaan (Manajemen) - Gedung Angin pada Gedung Gedung + Pelatihan SDM Pelatihan SDM + + + + Utilitas Utilitas + Gambar 9. Diagram Sub Sistem Penerapan Energi Angin pada Gedung Penjelasan dari subsistem regulasi pemerintah, kualitas lingkungan dan penerapan energi angin pada gedung dapat dijelaskan sebagai berikut: Keterkaitan pada krisis energi yang dibahas sebelumnya pada subsistem krisis energi yang pada akhirnya adalah dibutuhkan pembangkit energi dari tenaga terbarukan angin yang secara langsung mengurangi pencemaran udara dan di sisi lain meningkatkan pencemaran suara. Maka dibutukan regulasi dari pemerintah secara langsung untuk mengatur kondisi-kondisi yang diperlukan bagi masyarakat pengguna energi terbarukan angin ini. Regulasi pemerintah ini akan menambah secara langsung peraturan energi dan lingkungan yang mengatur parameter 19
  • 21. lingkungan yang baik, serta penambahan pada kebijakan pemerintah dalam sektor pembangunan berbasiskan energi baru terbarukan. Regulasi pemerintah ini menjadikan peningkatan kualitas lingkungan yang diharapkan dapat diwujudkan dengan segera dan sebaik mungkin. Kualitas lingkungan ini dapat diindikasikan pada peningkatan kadar oksigen yang banyak dan jumlah tumbuhan yang bertambah. Sehingga dapat jelas manfaat yang dirasakan adalah kesegaran udara yang dirasakan. Regulasi pemerintah dan kualitas lingkungan ini memicu pada penerapan energi angin pada gedung yang semakin baik ke depannya, untuk itu perlu kolaborasi baik atas segala sektor yang terkait dalam realisasinya. Penerapan energi angin pada gedung yang masih cukup baru dalam pengembangannya dan masih sedikitnya tenaga ahli yang mengerjakannya, maka diperlukan banyak sekali pelatihan-pelatihan yang harus dilaksanakan agar terjadi percepatan dalam perkembangannya. Utilitas yang diperlukan pada pembangunan gedung yang telah berbasiskan energi angin perlu diadaptasi sedemikian hingga tercapainya kondisi gedung yang ideal. Sedangkan dari sisi pengelolaan (manajemen) gedung perlu dibuat konsep baru yang sesuai dengan inovasi teknologi pembangkit energi angin, karena banyak faktor seperti perawatan dan pemeliharaan yang disesuaikan. Begitu pula pelatihan yang telah dijelaskan diatas akan berproses juga pada SDM yang terkait langsung dengan utilitas gedung beserta pengelolaannya. 20
  • 23. Sumber: Soeripno Martosaputro, Majalah Energi Edisi Maret 2011. 22
  • 24. ANALISIS HIERARKI PROSES (AHP) DENGAN CRITERIUM DECISION PLUS (CDP) CDP merupakan salah satu pengambil keputusan ideal. Program ini menyediakan 20 block struktur hirarki, artinya dapat membantu analisis penentuan pilihan/penentuan prioritas sampai dengan 20 alternatif. Hasil analisanya dapat berupa diagram sensitivitas, contribution, grafik dan lainnya yang dapat diubah tampilannya. Alternatif akan dilihat dari score, alternatif mana yang lebih unggul. Langkah-langkah pengerjaannya seperti berikut ini : 1. Menetapkan goal, kriteria dan subkriteria Gambar 10. Penetapan Goal, Kriteria, dan Subkriteria 2. Selanjutnya hal-hal tersebut digambarkan dalam sebuah diagram struktur hierarki seperti: 23
  • 25. Gambar 11. Diagram Struktur Hierarki 24
  • 26. Diagram pada gambar 11. diatas mempresentasikan keputusan untuk memilih prioritas sistem pengembangan apartemen berbasis energi angin. Adapu kriteria untuk membuat keputusan tersebut adalah: 1. Aspek teknologi 2. Aspek ekonomi 3. Aspek legalitas 4. Aspek operasional 5. Aspek ekologi Alternatif yang tersedia dalam membuat keputusan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan turbin angin 2. Pelatihan tenaga terampil 3. Evaluasi dan monitoring manfaat 3. Lalu dilakukan penilaian terhadap kriteria dengan cara mengisi data perbandingan antar kriteria dengan klik tombol di toolbar dan rate masing-masing kriteria, subkriteria hingga alternatif untuk mengetahui mana yang lebih unggul (Gambar 12). Gambar 12. Hasil pengisian nilai antar kriteria pada level 2 25
  • 27. Gambar 13. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria teknologi Gambar 14. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria ekonomi Gambar 15. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria legalitas 26
  • 28. Gambar 16. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria operasional Gambar 17. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria ekologi 4. Setelah di rate langkah selanjutnya adalah melihat score dengan mengklik tombol di toolbar, hingga didapat output seperti berikut : 27
  • 29. Gambar 18. Hasil pengolahan akhir AHP Berdasarkan hasil pengolahan akhir, dapat dilihat bahwa pengembangan turbin angin memiliki nilai decision scors 0,714 dan lebih unggul dibandingkan yang lainnya. 5. Setelah itu pilih hasil analisis yang diinginkan, misalnya dalam hal ini contribution by criteria hingga muncul output seperti berikut : Gambar 19. Grafik Kontribusi Apartemen Berenergi Angin 28
  • 30. Dapat dilihat bahwa pada alternatif pengembangan turbin angin, aspek ekologi memegang peranan paling penting, setelah itu aspek legalitas baru aspek teknologi. Begitu pula pada evaluasi dan monitoring manfaat, kriteria yang unggul adalah aspek ekologi dan pada alternatif ketiga yaitu pelatihan tenaga terampil, aspek legalitas memegang peranan paling penting. Gambar 20. Grafik Kontribusi Ekonomi KESIMPULAN 29
  • 31. 6. REFERENSI Muttaqin, Adi Yusuf. 2006. Analisis dengan CDP versi 3.0. Universitas Diponogoro Semarang. 30