SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Download to read offline
dadang-solihin.blogspot.com 2
3dadang-solihin.blogspot.com
Nama : Dr. Dadang Solihin, SE, MA
Tempat/Tgl Lahir : Bandung 6 November 1961
Pekerjaan : Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan
Daerah Bappenas
Alamat Kantor : Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310
Telp/Fak Kantor : (021) 392 6248
HP : 0812 932 2202
Email : dadangsol@gmail.com
Website : dadang-solihin.blogspot.com
Materi
1. Pokok-Pokok Pikiran
Sistem Manajemen Nasional
2. Latar Belakang Sistem
Manajemen Nasional
3. Manfaat Sistem Manajemen
Nasional
4. Penyimpangan Sistem
Manajemen Nasional yang
Ditemukan
5. Penutup
dadang-solihin.blogspot.com 4
dadang-solihin.blogspot.com 5
Apa itu Sismennas
Sismennas adalah
 Perpaduan tata nilai, struktur, fungsi, dan
proses yang merupakan himpunan
usaha untuk mencapai kehematan, daya
guna dan hasil guna sebesar mungkin
dalam menggunakan sumber daya dan
dana nasional dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional.
 Proses penyelenggaraannya secara
serasi dan terpadu meliputi berbagai
siklus kegiatan berupa perumusan
kebijakan (policy formulation),
pelaksanaan kebijakan (policy
implementation), dan penilaian hasil-hasil
pelaksanaan kebijakan nasional.
6dadang-solihin.blogspot.com
Landasan Sismennas
1. Pancasila, sebagai landasan falsafati;
2. UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
3. Wawasan Nusantara sebagai landasan visional yang mengandung nilai-
nilai persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa, dan negara;
4. Ketahanan Nasional sebagai landasan konsepsional dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan dan keamanan;
5. Landasan operasional yang dalam perjalanan sejarah NKRI berkembang
sesuai dengan kepentingannya, yaitu:
– Nawaksara saat kepemimpinan Presiden Soekarno,
– GBHN saat kepemimpinan Presiden Suharto,
– RPJPN 2005—2025, RPJMN 2005—2009 dan RPJMN 2010—2014
saat kepemimpinan Presiden SBY.
dadang-solihin.blogspot.com 7
Orientasi Sismennas
1. Mengembangkan wawasan strategik;
2. Membangun keterpaduan dan kerja
sama:
– antarlembaga,
– antarbidang,
– antarsektor,
– antarwilayah, dan
– antarpemerintah dengan masyarakat;
3. Mewujudkan pemerintahan yang baik,
bersih, dan bertanggung jawab (Good
Governance);
4. Menerapkan metodologi dan teknik
manajemen secara tepat guna.
dadang-solihin.blogspot.com 8
Konsep Dasar Sismennas
• Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri atas bagian-bagian yang saling
berhubungan (interrelasi), saling keterpaduan (interaksi), saling
ketergantungan (interdependensi) yang secara sinergi bersama-sama
mengemban fungsi tertentu.
• Manajemen adalah pengelolaan atau tata laksana yang merupakan proses,
yang di dalamnya terkandung unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan penilaian atas setiap pemanfaatan sumber daya dan
sumber dana secara hemat, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan yang
tepat guna.
• Nasional adalah seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kehidupan bermasyarakat melingkupi berbagai aspek
kehidupan dalam bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
terkandung makna bahwa setiap komponen bangsa sadar akan hak dan
kewajiban juga berperan serta dalam membangun dan membela negara.
dadang-solihin.blogspot.com 9
Tatanan Sismennas
• Inner Setting: Tatanan Pengambilan Keputusan Berkewenangan
(TPKB)
1. Tata Administrasi Negara (TAN);
2. Tata Laksana Pemerintahan (TLP);
• Outer Setting: Faktor Lingkungan.
1. Tata Politik Nasional (TPN);
2. Tata Kehidupan Masyarakat (TKM).
dadang-solihin.blogspot.com 10
Unsur Ketatanegaraan dan Sismennas
dadang-solihin.blogspot.com 11
NEGARA
PEMERINTAH
BANGSA
RAKYAT
TAN
Tata Administrasi Negara
TLP
Tata Laksana Pemerintahan
TPN
Tata Politik Nasional
TKM
Tata Kehidupan Masyarakat
Ketatanegaraan Sismennas
Tatanan Dalam
(Inner Setting)
Tatanan Luar
(Outer Setting)
Suprastruktur
Infrastruktur
Sub-struktur
Tatanan Pengambilan
Keputusan Berkewenangan
(TPKB)
Arus
Masuk
Struktur Sismennas
Sismennas
Tatanan Luar Tatanan Dalam Sismennas Tatanan Luar
Sismenas
Arus
Masuk
Arus
Keluar
Tata Administrasi Nasional (TAN)
TL Pemerintahan (TLP)
Tata Politik Nasional (TPN)
Tata Kehidupan Masyarakat (TKM)
Tata Kehidupan Masyarakat (TKM)
Tata Politik Nasional (TPN)
Tata Administrasi Nasional (TAN)
Tata Pengambilan Keputusan
Berkewenangan (TPKB)
Tatanan Dalam
Tampak 
Atas
Tatanan Luar
Tampak 
Samping
Arus 
Keluar
Arus 
Masuk 12
RPJMN 2010 - 2014
dadang-solihin.blogspot.com 13
Buku I Memuat strategi, kebijakan umum, dan kerangka ekonomi makro
yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Aksi
serta sebelas prioritas pembangunan nasional dari Presiden-Wakil
Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dengan visi:
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN
BERKEADILAN.
Buku II Memuat rencana pembangunan yang mencakup bidang-bidang
kehidupan masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam RPJPN
2005—2025 dengan tema: MEMPERKUAT SINERGI ANTARBIDANG
PEMBANGUNAN” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan
nasional yang tercantum dalam Buku I.
Buku III Memuat rencana pembangunan kewilayahan yang disusun
dengan tema: MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT DAN DAERAH
DAN ANTARDAERAH dalam rangka mewujudkan visi pembangunan
nasional yang tercantum dalam Buku I.
Buku
I
Buku
II
Buku
III
Keterkaitan Buku I, Buku II, dan Buku III
dadang-solihin.blogspot.com 14
Visi-Misi
SBY-Boediono
RPJMN 2010-1014
11 Prioritas Nasional+
3 Prioritas Nasional Lainnya
Prioritas Bidang:
Sosbud, Ekonomi, IPTEK,
Sarana Prasarana, Politik,
Hankam, Hukum & Aparatur,
Wilayah & Tata Ruang, SDA &
LH
Prioritas Regional:
Sumatera, Jawa-Bali,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, Papua
Buku
I
Buku
II
Buku
III
V I S I
INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN
M I S I
1. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN MENUJU INDONESIA YANG SEJAHTERA
2. MEMPERKUAT PILAR-PILAR DEMOKRASI
3. MEMPERKUAT DIMENSI KEADILAN DI SEMUA BIDANG
AGENDA
1. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
2. PERBAIKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN
3. PENEGAKAN PILAR DEMOKRASI
4. PENEGAKAN HUKUM DAN PEMBERANTASAN KORUPSI
5. PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
RPJMN 2010-2014
15dadang-solihin.blogspot.com
Prioritas Nasional
dadang-solihin.blogspot.com 16
1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2 Pendidikan
3 Kesehatan
4 Penanggulangan Kemiskinan
5 Ketahanan Pangan
6 Infrastruktur
7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha
8 Energi
9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik
11 Prioritas Nasional
Kabinet Indonesia Bersatu II
2009-2014
11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi
12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
13 Bidang Perekonomian
14 Bidang Kesejahteraan Rakyat
Prioritas Lainnya
dadang-solihin.blogspot.com 17
Agenda 1
Pembangunan Ekonomi
dan Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat
Agenda 2
Perbaikan Tata Kelola
Pemerintahan
Agenda 3
Penegakan Pilar
Demokrasi
Agenda 4
Penegakan Hukum
dan Pemberantasan
Korupsi
Agenda 5
Pembangunan yang
Inklusif dan
Berkeadilan
PN 1 s/d PN 11,
PN 13, PN 14 PN 1 PN 12 PN 1 PN 12 PN 13 PN 14
Misi 1
Melanjutkan
Pembangunan Menuju
Indonesia yang Sejahtera
Misi 2
Memperkuat Pilar-pilar
Demokrasi
Misi 3
Memperkuat Dimensi
Keadilan di Semua
Bidang
Visi
INDONESIA YANG SEJAHTERA,
DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN
*) PN: Prioritas Nasional
dadang-solihin.blogspot.com 18
dadang-solihin.blogspot.com 19
Founding Fathers
Melahirkan Sebuah
Negara
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Bentuk Bangunan:
”Negara Kesatuan”
Tatanan Kenegaraan:
”Republik”
Seluruh Rakyat Indonesia Mendirikan
Sebuah Negara dan Kepemerintahannya
1. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan dan memiliki kemerdekaannya.
3. Pemerintah negara Indonesia diberi amanah untuk melaksanakan emban nasional, yaitu:
• Pertama, “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”,
sebagai pernyataan politik untuk tetap menjaga kemerdekaan dan kedaulatan negara.
• Kedua, “memajukan kesejahteraan umum” sebagai upaya untuk mencapai kehidupan
masyarakat yang serba adil dan makmur.
• Ketiga, “mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagai kiat membangun kehidupan sosial-budaya
yang bermartabat.
• Keempat,”melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial” merupakan komitmen kehidupan bangsa Indonesia di antara bangsa-
bangsa.
Apa Itu Pembangunan?
20
Pembangunan adalah:
 proses perubahan ke
arah kondisi yang lebih
baik
 melalui upaya yang
dilakukan secara
terencana.
Tujuan Pembangunan:
1. Peningkatan standar hidup (levels
of living) setiap orang, baik
pendapatannya, tingkat konsumsi
pangan, sandang, papan, pelayanan
kesehatan, pendidikan, dll.
2. Penciptaan berbagai kondisi yang
memungkinkan tumbuhnya rasa
percaya diri (self-esteem) setiap
orang.
3. Peningkatan kebebasan
(freedom/democracy) setiap orang.
Todaro, 2000
dadang-solihin.blogspot.com
Apa itu SPPN
SPPN adalah
 Satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan
 Untuk menghasilkan rencana-
rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan
 Yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan
daerah.
21dadang-solihin.blogspot.com
Tujuan SPPN
1. Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi
baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi
pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara
efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
22dadang-solihin.blogspot.com
Proses Perencanaan
Pendekatan Politik:
Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana
pembangunan hasil proses politik (public choice theory of
planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam
RPJM/D.
Proses Teknokratik:
Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh
lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas
untuk itu.
Partisipatif:
Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara
lain melalui Musrenbang.
Proses top-down dan bottom-up:
Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.
23dadang-solihin.blogspot.com
NASIONAL DAERAH
Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan
Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional
(RPJP-Nasional)
UU
(Ps. 13 Ayat 1)
Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah
(RPJP-Daerah)
Perda
(Ps. 13 Ayat 2)
Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional
(RPJM-Nasional)
Per Pres
(Ps. 19 Ayat 1)
Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah
(RPJM-Daerah)
Peraturan KDH
(Ps. 19 Ayat 3)
Renstra Kementerian /
Lembaga (Renstra KL)
Peraturan
Pimpinan KL
(Ps. 19 Ayat 2)
Renstra Satuan Kerja
Perangkat Daerah
(Renstra SKPD)
Peraturan
Pimpinan SKPD
(Ps. 19 Ayat 4)
Rencana Kerja Pemerintah
(RKP)
Per Pres
(Ps. 26 Ayat 1)
Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD)
Peraturan KDH
(Ps. 26 Ayat 2)
Rencana Kerja
Kementerian / Lembaga
(Renja KL)
Peraturan
Pimpinan KL
(Ps. 21 Ayat 1)
Rencana Kerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah
(Renja SKPD)
Peraturan
Pimpinan SKPD
( Ps. 21 Ayat 3)
24dadang-solihin.blogspot.com
Status Hukum Dokumen Perencanaan
Reformasi Sistem Penganggaran
PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU
Visi:
 Melaksanakan rencana
pembangunan lima tahunan
berdasarkan GBHN
Visi:
 Melaksanakan program kerja
Presiden/KDH terpilih
Misi:
 Penyelenggaraan pemerintahan
umum dan pembangunan
 Penganggaran berdasarkan
pendekatan menurut pengeluaran
rutin dan pengeluaran
pembangunan
Misi:
 Pelaksanaan kerangka regulasi,
kerangka investasi, dan
pelayanan publik yang di
tuangkan dalam RKP/D
 Anggaran disusun berdasarkan
RKP/D dengan mempertimbang-
kan kemampuan keuangan
negara
25dadang-solihin.blogspot.com
1/2
Reformasi Sistem Penganggaran
dadang-solihin.blogspot.com 26
Penganggaran Berbasis:
1. Pengeluaran Rutin
2. Pengeluaran
Pembangunan
Paradigma Lama
Penganggaran dengan
Pendekatan:
1. Penganggaran Berbasis
Kinerja
2. Kerangka Penganggaran
Jangka Menengah
3. Anggaran Terpadu
Paradigma Baru
2/2
dadang-solihin.blogspot.com 27
• Sismennas bermanfaat untuk pemasyarakatan politik, yaitu suatu
pengenalan (adaptasi) dan penyesuaian (adjustment) untuk menumbuhkan
pemahaman hak dan kewajiban masyarakat terhadap negara sebagai
organisasi.
• Tumbuhnya kesadaran akan hak dan kewajiban akan berbuah pada
tumbuhnya ketertiban di tiap tatanan, yaitu
– Tertib Administrasi (Tibmin),
– Tertib Politik (Tibpol), dan
– Tertib Sosial (Tibsos).
• Keberhasilan pemasyarakatan politik dan tercapainya keseimbangan antara
pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat dalam memelihara kehidupan
berbangsa dan bernegara tercermin pada hasil proses perumusan
kebijakan (policy formulation); pelaksanaan kebijakan (policy implemention);
dan penilaian hasil pelaksanaan kebijakan (policy evaluation) yang semakin
dapat diterima dan terlaksana dengan baik.
dadang-solihin.blogspot.com 28
ARUS MASUK
1.Fungsi Pengenalan Kepentingan:
– Menemukan, mengenali, dan merumuskan permasalahan dan
kebutuhan masyarakat yang terdapat pada struktur Tata
Kehidupan Masyarakat (TKM), yaitu:
• Kepentingan Sosial (Social Interest);
• Kepentingan Politik (Political Interest);
• Kepentingan Umum (Public Interest).
– Selanjutnya, di dalam Tata Politik Nasional (TPN) permasalahan
dan kebutuhan tersebut diolah dan diformulasikan sebagai
masukan pada proses selanjutnya.
dadang-solihin.blogspot.com 29
2. Fungsi Pemilihan Kepemimpinan:
– Berperan dalam memberi masukan tentang tersedianya orang-
orang yang berkualitas guna menempati berbagai kedudukan
dan jabatan tertentu untuk memegang mandat untuk
menyelenggarakan berbagai tugas dan pekerjaan dalam rangka
TPKB.
– Sesuai dengan tatanan yang ada diperlukan adanya
kepemimpinan masyarakat (social leadership); kepemimpinan
bangsa (political leadership); dan kepemimpinan negara (state
leadership).
dadang-solihin.blogspot.com 30
Proses Tata Pengambilan Keputusan Berkewenangan (TPKB)
•Mentransformasikan berbagai masukan yang bersifat politis (aspek kehidupan
bangsa) ke dalam bentuk administratif (program dan kegiatan)
1. Perencanaan dilaksanakan sebagai rintisan dan persiapan sebelum
pelaksanaan sesuai dengan kebijakan yang dirumuskan.
2. Pengendalian dilaksanakan sebagai arahan, bimbingan, dan
koordinasi selama pelaksanaan.
3. Penilaian dilaksanakan untuk membandingkan hasil pelaksanaan
dengan keinginan setelah pelaksanaan selesai.
•Seluruh keputusan dan kebijakan dari tiga fungsi TPKB tersebut lebih lanjut
secara strategis, manajerial, dan operasional dituangkan dalam berbagai
hierarki perundang-undangan dan peraturan sesuai dengan kepentingan dan
klasifikasinya serta dikeluarkan oleh instansi atau pejabat terkait yang
diwenangkan.
dadang-solihin.blogspot.com 31
ARUS KELUAR
•Secara fungsional Sismennas menghasilkan
1. Aturan, norma, patokan, pedoman dan lain-lain atau disebut kebijakan umum
(public policy);
2. Penyelenggaraan, penerapan, penegakan, dan pelaksanaan berbagai kebijakan
nasional lazimnya dijabarkan dalam sejumlah program dan berbagai kegiatan;
3. Penyelesaian segala macam perselisihan, pelanggaran, dan penyelewengan
yang timbul sehubungan dengan penentuan, penerapan, penegakan,
penyelenggaraan kebijakan umum serta program dan kegiatan dalam upaya
mewujudkan tertib hukum.
•Dari pemahaman di atas, pada arus keluar terdapat tiga fungsi utama, yaitu :
pembuatan aturan (rule making), penerapan aturan (rule aplication), dan penghakiman
aturan (rule adjudication), yang mengandung arti penyelesaian perselisihan berdasarkan
penentuan kebenaran peraturan yang berlaku.
•Kemanfatatan, sebagai hasil akhir (outcome) Sismennas, adalah terpenuhinya berbagai
kepentingan masyarakat dari aspek kesejahteraan dan keamanan yang berorientasi
pada kehematan (ekonomis), efisien, dan efektif.
dadang-solihin.blogspot.com 32
dadang-solihin.blogspot.com 33
• Sebagai alat koordinasi
seluruh stakeholders
• Sebagai penuntun arah
• Minimalisasi ketidakpastian
• Minimalisasi inefisiensi
sumberdaya
• Penetapan standar dan
pengawasan kualitas
dadang-solihin.blogspot.com 34
dadang-solihin.blogspot.com 35
• Sistem kepartaian dan pemilihan umum yang belum auditable
(banyak yang tidak dilaporkan).
• Maraknya politik uang dalam pemilu dan pengangkatan pejabat.
• Kebijakan publik (dan peraturan perundang-undangan) yang tidak
harmonis dan tidak sinkron satu sama lain.
• Kurangnya “checks and balances” dalam proses legislatif.
• Tidak adanya sistem evaluasi yang komprehensif terhadap program
pemerintah.
• Lemahnya sistem compliance dalam administrasi negara (hanya
formalitas tidak dalam realitas).
36
Kelemahan Sistemik
Pemerintahan
dadang-solihin.blogspot.com
Sumber: Prof. Dr. Azhar Kasim, 2012
• Prosedur pelayanan yang berbelit-belit.
• Pertimbangan politik dan nepotisme masih dominan dalam praktek
rekrutmen dan penempatan aparatur sipil (spoils system versus merit
system) dan kesejahteraan pegawai negeri yang rendah.
• top-down approach, tanpa evaluasi dan umpan balik (no feedback).
• Masih maraknya praktek korupsi dan perilaku yang tidak sesuai
dengan prinsip good governance, misalnya, praktek laporan fiktif,
dsb.
37
Birokrasi Pemerintahan Tidak
Responsif terhadap Kebutuhan
Masyarakat
dadang-solihin.blogspot.com
Sumber: Prof. Dr. Azhar Kasim, 2012
38
PEMBANGUNAN
INDONESIA
PEMBANGUNAN
DI INDONESIA
dadang-solihin.blogspot.com
 Memberikan pelayanan
kepada masyarakat,
 Mengelola sumber daya
ekonomi daerah.
 Peningkatan kualitas
kehidupan yang lebih baik,
maju, dan tenteram,
 Peningkatan harkat, martabat,
dan harga diri.
Sinergi Stakeholders
39dadang-solihin.blogspot.com
Sinergi Stakeholders
40dadang-solihin.blogspot.com
Kegagalan Perencanaan41dadang-solihin.blogspot.com
42
 informasinya kurang
lengkap,
 metodologinya belum
dikuasai,
 perencanaannya tidak
realistis sehingga tidak
mungkin pernah bisa
terlaksana
 pengaruh politis terlalu besar sehingga pertimbangan-
pertimbangan teknis perencanaan diabaikan.
 Penyusunan perencanaan
tidak tepat, mungkin karena:
 Penyusunan perencanaan
tidak tepat, mungkin karena:
Kegagalan Perencanaan
1/4
dadang-solihin.blogspot.com
 kegagalan terjadi karena tidak berkaitnya perencanaan
dengan pelaksanaannya.
 aparat pelaksana tidak siap atau tidak kompeten,
 masyarakat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga
tidak mendukungnya.
43
 Perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti
seharusnya.
 Perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti
seharusnya.
Kegagalan Perencanaan 2/4
dadang-solihin.blogspot.com
 Misalnya, orientasi
semata-mata pada
pertumbuhan yang
menyebabkan makin
melebarnya kesenjangan.
 Dengan demikian, yang
keliru bukan semata-mata
perencanaannya, tetapi
falsafah atau konsep di
balik perencanaan itu.
44
 Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai
dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat
mengatasi masalah mendasar negara berkembang.
 Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai
dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat
mengatasi masalah mendasar negara berkembang.
Kegagalan Perencanaan
3/4
dadang-solihin.blogspot.com
 Perencanaan di sini tidak memberikan
kesempatan berkembangnya prakarsa
individu dan pengembangan kapasitas
serta potensi masyarakat secara penuh.
 Sistem ini bertentangan dengan hukum
penawaran dan permintaan karena
pemerintah mengatur semuanya.
 Perencanaan seperti inilah yang disebut
sebagai sistem perencanaan terpusat
(centrally planned system).
45
 Karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total
kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun.
 Karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total
kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun.
Kegagalan Perencanaan
4/4
dadang-solihin.blogspot.com
• Sistem perencanaan yang
mendorong berkembangnya
mekanisme pasar dan peran
serta masyarakat.
• Dalam sistem ini perencanaan
dilakukan dengan menentukan
sasaran-sasaran secara garis
besar.
• Pelaku utamanya adalah
masyarakat dan usaha swasta.
46
Sistem Perencanaan yang Berhasil
dadang-solihin.blogspot.com
• Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh manfaat
dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya.
• Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti
pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin
adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan
jangan sampai terjadi kemunduran.
• Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan
pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau
sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam
keutuhan konsep secara keseluruhan.
• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and
adaptive system).
• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).
47
Perencanaan yang Ideal
dadang-solihin.blogspot.com
Bias-bias dalam
Perencanaan Pembangunan
48dadang-solihin.blogspot.com
49
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias pertama
 Adanya kecenderungan berpikir bahwa:
– dimensi rasional dari pembangunan lebih penting dari
dimensi moralnya,
– dimensi material lebih penting daripada dimensi
kelembagaannya, dan
– dimensi ekonomi lebih penting dari dimensi sosialnya.
 Akibat dari anggapan itu ialah alokasi sumber daya
pembangunan diprioritaskan menurut jalan pikiran yang
demikian.
dadang-solihin.blogspot.com
1/10
50
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias kedua
 Pendekatan pembangunan yang berasal dari atas lebih
sempurna daripada pengalaman dan aspirasi pembangunan
di tingkat bawah (grass-root).
 Akibatnya kebijakan pembangunan menjadi kurang efektif
karena kurang mempertimbangkan kondisi yang nyata dan
hidup di masyarakat.
dadang-solihin.blogspot.com
2/10
51
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias ketiga
 Pembangunan masyarakat banyak di tingkat bawah lebih
memerlukan bantuan material daripada keterampilan teknis
dan manajerial.
 Anggapan ini sering mengakibatkan pemborosan sumber
daya dan dana, karena:
– kurang mempersiapkan keterampilan teknis dan
manajerial dalam pengembangan sumber daya manusia,
dan
– mengakibatkan makin tertinggalnya masyarakat di
lapisan bawah.
dadang-solihin.blogspot.com
3/10
52
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias keempat
 Teknologi yang diperkenalkan dari atas selalu jauh lebih
ampuh daripada teknologi yang berasal dari masyarakat itu
sendiri.
 Anggapan demikian dapat menyebabkan pendekatan
pembangunan yang:
 terlalu memaksa dan menyamaratakan teknologi tertentu
untuk seluruh kawasan pembangunan di tanah air yang
sangat luas dan beragam tahap perkembangannya ini.
 pendekatan pembangunan terlalu mengabaikan potensi
teknologi tradisional yang dengan sedikit penyempurnaan
dan pembaharuan mungkin lebih efisien dan lebih efektif
untuk dimanfaatkan dibandingkan dengan teknologi
impor.
dadang-solihin.blogspot.com
4/10
53
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias kelima
 Lembaga-lembaga yang telah berkembang di kalangan rakyat
cenderung tidak efisien dan kurang efektif bahkan menghambat
proses pembangunan.
 Anggapan ini membuat lembaga-lembaga masyarakat di lapisan
bawah kurang dimanfaatkan dan kurang ada ikhtiar untuk
memperbaharui, memperkuat serta memberdayakannya.
 Bahkan justru terdapat kecenderungan untuk memperkenalkan
lembaga-lembaga baru yang asing dan tidak selalu sejalan
dengan nilai dan norma masyarakat.
dadang-solihin.blogspot.com
5/10
54
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias keenam
 Masyarakat di lapisan bawah tidak tahu apa yang diperlukannya
atau bagaimana memperbaiki nasibnya.
 Oleh karena itu, mereka harus dituntun dan diberi petunjuk dan
tidak perlu dilibatkan dalam perencanaan meskipun yang
menyangkut dirinya sendiri.
 Akibat dari anggapan ini banyak proyek-proyek pembangunan
yang ditujukan untuk rakyat, tetapi salah alamat, tidak
memecahkan masalah, dan bahkan merugikan rakyat.
 Bias ini melihat masyarakat sebagai objek dan bukan subjek
pembangunan.
dadang-solihin.blogspot.com
6/10
55
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias ketujuh
 Orang miskin adalah miskin karena bodoh dan malas.
Dengan demikian, cara menanganinya haruslah bersifat
paternalistik seperti memperlakukan orang bodoh dan malas,
dan bukan dengan memberi kepercayaan.
 Dengan anggapan demikian masalah kemiskinan dipandang
lebih sebagai usaha sosial (charity) dan bukan usaha
penguatan ekonomi.
dadang-solihin.blogspot.com
7/10
56
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias kedelapan
 Ukuran efisiensi pembangunan yang salah diterapkan,
misalnya ICOR, diartikan bahwa investasi harus selalu
diarahkan pada yang segera menghasilkan bagi pertumbuhan.
 Padahal upaya pemberdayaan masyarakat, akan
menghasilkan pertumbuhan, bahkan merupakan sumber
pertumbuhan yang lebih lestari (sustainable), tetapi umumnya
dalam kerangka waktu (time frame) yang lebih panjang.
 Anggapan yang demikian beranjak dari konsep pembangunan
yang sangat bersifat teknis dan tidak memahami sisi-sisi sosial
budaya dari pembangunan dan potensi yang ada pada rakyat
sebagai kekuatan pembangunan.
dadang-solihin.blogspot.com
8/10
57
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias kesembilan
• Sektor pertanian dan perdesaan adalah sektor tradisional, kurang
produktif, dan memiliki masa investasi yang panjang, karena itu
kurang menarik untuk melakukan investasi modal besar-besaran
di sektor itu.
• Oleh karenanya, bermitra dengan petani dan usaha kecil di sektor
pertanian dan perdesaan dipandang tidak menguntungkan dan
memiliki risiko tinggi.
• Anggapan ini juga telah mengakibatkan prasangka dan
menghambat upaya untuk secara sungguh-sungguh membangun
usaha pertanian dan usaha kecil di perdesaan.
dadang-solihin.blogspot.com
9/10
58
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias-Bias dalam Perencanaan
Pembangunan
Bias kesepuluh
 Kegiatan investasi makin cenderung terpusat di perkotaan, di
sektor industri yang justru banyak disubsidi dan diproteksi,
yang akibatnya juga mendorong urbanisasi.
 Pengalaman Taiwan dan Jepang menunjukkan bahwa
investasi di wilayah perdesaan dapat meningkatkan
pertumbuhan dan sekaligus pemerataan yang menyebabkan
ekonominya menjadi kukuh.
dadang-solihin.blogspot.com
10/10
dadang-solihin.blogspot.com 59
Kesimpulan
• Setiap organisasi memerlukan
manajemen untuk mencapai tujuannya.
Demikian pula negara yang dipandang
sebagai suatu organisasi yang besar dan
kompleks memerlukan sistem
manajemen untuk mencapai tujuan
nasionalnya.
• Pendekatan dalam mengelola organisasi
negara adalah kesisteman. Dalam hal itu
seluruh unsur dan bagian dalam sistem
akan saling berkorelasi dan teroganisasi
untuk bersama-sama menuju satu tujuan.
Sismennas adalah sistem manajemen
yang diterapkan dalam organisasi negara.
dadang-solihin.blogspot.com 60
Kesimpulan
• Dalam sebuah negara terkandung unsur-unsur negara, yaitu
wilayah, rakyat, kepemerintahan. Ketiga unsur negara tersebut
dapat disebut dengan wadah, isi, dan tata laku, yang merefleksikan
bentuk dan karakter negara.
• Di dalam wadah terdapat isi, yaitu seluruh rakyat Indonesia yang
telah menyatukan kehendak sebagai bangsa untuk
memperjuangkan cita-citanya.
• Dinamika dalam wadah adalah sistem pemerintahan yang
mencerminkan tata laku dan karakter suatu bangsa dan negara.
• Penerapan Sismennas adalah sebagai piranti dalam mengelola dan
menyelenggarakan segala kegiatan nasional melingkup seluruh
aspek kehidupan masyarakat oleh negara/pemerintah.
dadang-solihin.blogspot.com 61
Saran
Perencanaan harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:
1. Tujuan akhir yang dikehendaki.
2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang
mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
4. Masalah-masalah yang dihadapi.
5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta
pengalokasiannya.
6. kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.
8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
pelaksanaannya.
dadang-solihin.blogspot.com 62
Perencanaan yang Ideal
• Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh manfaat
dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya.
• Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti
pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin
adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan
jangan sampai terjadi kemunduran.
• Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan
pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau
sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam
keutuhan konsep secara keseluruhan.
• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and
adaptive system).
• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).
63dadang-solihin.blogspot.com
Saran
64dadang-solihin.blogspot.com

More Related Content

What's hot

Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Aisyah Turidho
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Ian Setiawan
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
natal kristiono
 
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasilaetika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
rizka_pratiwi
 
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesiaImplementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Muchlis Soleiman
 

What's hot (20)

Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
 
Pancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem EtikaPancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
 
Ppt Demokrasi Pancasila
Ppt Demokrasi PancasilaPpt Demokrasi Pancasila
Ppt Demokrasi Pancasila
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II  BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II  BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal Kewarganegaraan
 
PPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptx
PPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptxPPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptx
PPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptx
 
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasilaetika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
 
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesiaImplementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
 
Tugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasionalTugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasional
 
Kebijakan publik
Kebijakan publik Kebijakan publik
Kebijakan publik
 
Ppt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasilaPpt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasila
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
 

Viewers also liked

Makalah Kepemimpinan
Makalah KepemimpinanMakalah Kepemimpinan
Makalah Kepemimpinan
Sariana Csg
 

Viewers also liked (11)

SISTEM MANAJEMEN NASIONAL Dalam Tinjauan Administrasi Publik
SISTEM MANAJEMEN NASIONAL Dalam Tinjauan Administrasi PublikSISTEM MANAJEMEN NASIONAL Dalam Tinjauan Administrasi Publik
SISTEM MANAJEMEN NASIONAL Dalam Tinjauan Administrasi Publik
 
Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...
Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...
Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Perspektif Sismennas dalam konteks Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Pemban...
Perspektif Sismennas dalam konteks Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Pemban...Perspektif Sismennas dalam konteks Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Pemban...
Perspektif Sismennas dalam konteks Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Pemban...
 
Kewaspadaan Nasional
Kewaspadaan NasionalKewaspadaan Nasional
Kewaspadaan Nasional
 
Optimalisasi Kinerja Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...
Optimalisasi Kinerja  Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...Optimalisasi Kinerja  Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...
Optimalisasi Kinerja Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...
 
Sistem penyelengaraan administrasi negara nkri
Sistem penyelengaraan administrasi negara nkriSistem penyelengaraan administrasi negara nkri
Sistem penyelengaraan administrasi negara nkri
 
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan PengawasanFungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
 
MASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
MASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHMASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
MASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 
Mat Wasbang & Belaneg dalam Peran Komponen Bangsa
Mat Wasbang & Belaneg dalam Peran Komponen BangsaMat Wasbang & Belaneg dalam Peran Komponen Bangsa
Mat Wasbang & Belaneg dalam Peran Komponen Bangsa
 
Makalah Kepemimpinan
Makalah KepemimpinanMakalah Kepemimpinan
Makalah Kepemimpinan
 

Similar to Sistem Manajemen Nasional

Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptxDraft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
YustisiaDwiPutra
 

Similar to Sistem Manajemen Nasional (20)

BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
 
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di IndonesiaPerencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
 
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
 
Pemahaman Peran Strategis Bappenas dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Pemahaman Peran Strategis Bappenas dalam Perencanaan Pembangunan NasionalPemahaman Peran Strategis Bappenas dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Pemahaman Peran Strategis Bappenas dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
 
Keterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMNKeterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMN
 
Manajemen Pembangunan #1
Manajemen Pembangunan #1Manajemen Pembangunan #1
Manajemen Pembangunan #1
 
Administrasi Pembangunan di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan Pengawasan
Administrasi Pembangunan  di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan PengawasanAdministrasi Pembangunan  di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan Pengawasan
Administrasi Pembangunan di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan Pengawasan
 
A
AA
A
 
Administrasi Pembangunan di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...
Administrasi Pembangunan  di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...Administrasi Pembangunan  di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...
Administrasi Pembangunan di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...
 
ppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptxppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptx
 
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdfTUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
 
Lks kurikulum 2013 widy
Lks kurikulum 2013 widyLks kurikulum 2013 widy
Lks kurikulum 2013 widy
 
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptxDraft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
 
10. materi pelajaran 7 pertemuan ke 1
10. materi pelajaran 7 pertemuan ke 110. materi pelajaran 7 pertemuan ke 1
10. materi pelajaran 7 pertemuan ke 1
 
Resume MOOC.pdf
Resume MOOC.pdfResume MOOC.pdf
Resume MOOC.pdf
 
Agenda dalam sistem ekonomi indonesia
Agenda dalam sistem ekonomi indonesiaAgenda dalam sistem ekonomi indonesia
Agenda dalam sistem ekonomi indonesia
 
potensi
potensipotensi
potensi
 
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
 

More from Dadang Solihin

More from Dadang Solihin (20)

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
 

Recently uploaded

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Sistem Manajemen Nasional

  • 1.
  • 3. 3dadang-solihin.blogspot.com Nama : Dr. Dadang Solihin, SE, MA Tempat/Tgl Lahir : Bandung 6 November 1961 Pekerjaan : Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas Alamat Kantor : Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310 Telp/Fak Kantor : (021) 392 6248 HP : 0812 932 2202 Email : dadangsol@gmail.com Website : dadang-solihin.blogspot.com
  • 4. Materi 1. Pokok-Pokok Pikiran Sistem Manajemen Nasional 2. Latar Belakang Sistem Manajemen Nasional 3. Manfaat Sistem Manajemen Nasional 4. Penyimpangan Sistem Manajemen Nasional yang Ditemukan 5. Penutup dadang-solihin.blogspot.com 4
  • 6. Apa itu Sismennas Sismennas adalah  Perpaduan tata nilai, struktur, fungsi, dan proses yang merupakan himpunan usaha untuk mencapai kehematan, daya guna dan hasil guna sebesar mungkin dalam menggunakan sumber daya dan dana nasional dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.  Proses penyelenggaraannya secara serasi dan terpadu meliputi berbagai siklus kegiatan berupa perumusan kebijakan (policy formulation), pelaksanaan kebijakan (policy implementation), dan penilaian hasil-hasil pelaksanaan kebijakan nasional. 6dadang-solihin.blogspot.com
  • 7. Landasan Sismennas 1. Pancasila, sebagai landasan falsafati; 2. UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; 3. Wawasan Nusantara sebagai landasan visional yang mengandung nilai- nilai persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa, dan negara; 4. Ketahanan Nasional sebagai landasan konsepsional dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan keamanan; 5. Landasan operasional yang dalam perjalanan sejarah NKRI berkembang sesuai dengan kepentingannya, yaitu: – Nawaksara saat kepemimpinan Presiden Soekarno, – GBHN saat kepemimpinan Presiden Suharto, – RPJPN 2005—2025, RPJMN 2005—2009 dan RPJMN 2010—2014 saat kepemimpinan Presiden SBY. dadang-solihin.blogspot.com 7
  • 8. Orientasi Sismennas 1. Mengembangkan wawasan strategik; 2. Membangun keterpaduan dan kerja sama: – antarlembaga, – antarbidang, – antarsektor, – antarwilayah, dan – antarpemerintah dengan masyarakat; 3. Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, dan bertanggung jawab (Good Governance); 4. Menerapkan metodologi dan teknik manajemen secara tepat guna. dadang-solihin.blogspot.com 8
  • 9. Konsep Dasar Sismennas • Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berhubungan (interrelasi), saling keterpaduan (interaksi), saling ketergantungan (interdependensi) yang secara sinergi bersama-sama mengemban fungsi tertentu. • Manajemen adalah pengelolaan atau tata laksana yang merupakan proses, yang di dalamnya terkandung unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan penilaian atas setiap pemanfaatan sumber daya dan sumber dana secara hemat, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan yang tepat guna. • Nasional adalah seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan bermasyarakat melingkupi berbagai aspek kehidupan dalam bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terkandung makna bahwa setiap komponen bangsa sadar akan hak dan kewajiban juga berperan serta dalam membangun dan membela negara. dadang-solihin.blogspot.com 9
  • 10. Tatanan Sismennas • Inner Setting: Tatanan Pengambilan Keputusan Berkewenangan (TPKB) 1. Tata Administrasi Negara (TAN); 2. Tata Laksana Pemerintahan (TLP); • Outer Setting: Faktor Lingkungan. 1. Tata Politik Nasional (TPN); 2. Tata Kehidupan Masyarakat (TKM). dadang-solihin.blogspot.com 10
  • 11. Unsur Ketatanegaraan dan Sismennas dadang-solihin.blogspot.com 11 NEGARA PEMERINTAH BANGSA RAKYAT TAN Tata Administrasi Negara TLP Tata Laksana Pemerintahan TPN Tata Politik Nasional TKM Tata Kehidupan Masyarakat Ketatanegaraan Sismennas Tatanan Dalam (Inner Setting) Tatanan Luar (Outer Setting) Suprastruktur Infrastruktur Sub-struktur Tatanan Pengambilan Keputusan Berkewenangan (TPKB)
  • 12. Arus Masuk Struktur Sismennas Sismennas Tatanan Luar Tatanan Dalam Sismennas Tatanan Luar Sismenas Arus Masuk Arus Keluar Tata Administrasi Nasional (TAN) TL Pemerintahan (TLP) Tata Politik Nasional (TPN) Tata Kehidupan Masyarakat (TKM) Tata Kehidupan Masyarakat (TKM) Tata Politik Nasional (TPN) Tata Administrasi Nasional (TAN) Tata Pengambilan Keputusan Berkewenangan (TPKB) Tatanan Dalam Tampak  Atas Tatanan Luar Tampak  Samping Arus  Keluar Arus  Masuk 12
  • 13. RPJMN 2010 - 2014 dadang-solihin.blogspot.com 13 Buku I Memuat strategi, kebijakan umum, dan kerangka ekonomi makro yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Aksi serta sebelas prioritas pembangunan nasional dari Presiden-Wakil Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dengan visi: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN. Buku II Memuat rencana pembangunan yang mencakup bidang-bidang kehidupan masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam RPJPN 2005—2025 dengan tema: MEMPERKUAT SINERGI ANTARBIDANG PEMBANGUNAN” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I. Buku III Memuat rencana pembangunan kewilayahan yang disusun dengan tema: MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT DAN DAERAH DAN ANTARDAERAH dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I. Buku I Buku II Buku III
  • 14. Keterkaitan Buku I, Buku II, dan Buku III dadang-solihin.blogspot.com 14 Visi-Misi SBY-Boediono RPJMN 2010-1014 11 Prioritas Nasional+ 3 Prioritas Nasional Lainnya Prioritas Bidang: Sosbud, Ekonomi, IPTEK, Sarana Prasarana, Politik, Hankam, Hukum & Aparatur, Wilayah & Tata Ruang, SDA & LH Prioritas Regional: Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua Buku I Buku II Buku III
  • 15. V I S I INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN M I S I 1. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN MENUJU INDONESIA YANG SEJAHTERA 2. MEMPERKUAT PILAR-PILAR DEMOKRASI 3. MEMPERKUAT DIMENSI KEADILAN DI SEMUA BIDANG AGENDA 1. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 2. PERBAIKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN 3. PENEGAKAN PILAR DEMOKRASI 4. PENEGAKAN HUKUM DAN PEMBERANTASAN KORUPSI 5. PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN RPJMN 2010-2014 15dadang-solihin.blogspot.com
  • 16. Prioritas Nasional dadang-solihin.blogspot.com 16 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2 Pendidikan 3 Kesehatan 4 Penanggulangan Kemiskinan 5 Ketahanan Pangan 6 Infrastruktur 7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha 8 Energi 9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik 11 Prioritas Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II 2009-2014 11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi 12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 13 Bidang Perekonomian 14 Bidang Kesejahteraan Rakyat Prioritas Lainnya
  • 17. dadang-solihin.blogspot.com 17 Agenda 1 Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Agenda 2 Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan Agenda 3 Penegakan Pilar Demokrasi Agenda 4 Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi Agenda 5 Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan PN 1 s/d PN 11, PN 13, PN 14 PN 1 PN 12 PN 1 PN 12 PN 13 PN 14 Misi 1 Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera Misi 2 Memperkuat Pilar-pilar Demokrasi Misi 3 Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang Visi INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN *) PN: Prioritas Nasional
  • 19. dadang-solihin.blogspot.com 19 Founding Fathers Melahirkan Sebuah Negara Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Bentuk Bangunan: ”Negara Kesatuan” Tatanan Kenegaraan: ”Republik” Seluruh Rakyat Indonesia Mendirikan Sebuah Negara dan Kepemerintahannya 1. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. 2. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan dan memiliki kemerdekaannya. 3. Pemerintah negara Indonesia diberi amanah untuk melaksanakan emban nasional, yaitu: • Pertama, “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”, sebagai pernyataan politik untuk tetap menjaga kemerdekaan dan kedaulatan negara. • Kedua, “memajukan kesejahteraan umum” sebagai upaya untuk mencapai kehidupan masyarakat yang serba adil dan makmur. • Ketiga, “mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagai kiat membangun kehidupan sosial-budaya yang bermartabat. • Keempat,”melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial” merupakan komitmen kehidupan bangsa Indonesia di antara bangsa- bangsa.
  • 20. Apa Itu Pembangunan? 20 Pembangunan adalah:  proses perubahan ke arah kondisi yang lebih baik  melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Tujuan Pembangunan: 1. Peningkatan standar hidup (levels of living) setiap orang, baik pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dll. 2. Penciptaan berbagai kondisi yang memungkinkan tumbuhnya rasa percaya diri (self-esteem) setiap orang. 3. Peningkatan kebebasan (freedom/democracy) setiap orang. Todaro, 2000 dadang-solihin.blogspot.com
  • 21. Apa itu SPPN SPPN adalah  Satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan  Untuk menghasilkan rencana- rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan  Yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. 21dadang-solihin.blogspot.com
  • 22. Tujuan SPPN 1. Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan. 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. 2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah. 4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat. 5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. 22dadang-solihin.blogspot.com
  • 23. Proses Perencanaan Pendekatan Politik: Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D. Proses Teknokratik: Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Partisipatif: Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain melalui Musrenbang. Proses top-down dan bottom-up: Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. 23dadang-solihin.blogspot.com
  • 24. NASIONAL DAERAH Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-Nasional) UU (Ps. 13 Ayat 1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-Daerah) Perda (Ps. 13 Ayat 2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-Nasional) Per Pres (Ps. 19 Ayat 1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-Daerah) Peraturan KDH (Ps. 19 Ayat 3) Renstra Kementerian / Lembaga (Renstra KL) Peraturan Pimpinan KL (Ps. 19 Ayat 2) Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Peraturan Pimpinan SKPD (Ps. 19 Ayat 4) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Per Pres (Ps. 26 Ayat 1) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Peraturan KDH (Ps. 26 Ayat 2) Rencana Kerja Kementerian / Lembaga (Renja KL) Peraturan Pimpinan KL (Ps. 21 Ayat 1) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Peraturan Pimpinan SKPD ( Ps. 21 Ayat 3) 24dadang-solihin.blogspot.com Status Hukum Dokumen Perencanaan
  • 25. Reformasi Sistem Penganggaran PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU Visi:  Melaksanakan rencana pembangunan lima tahunan berdasarkan GBHN Visi:  Melaksanakan program kerja Presiden/KDH terpilih Misi:  Penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan  Penganggaran berdasarkan pendekatan menurut pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan Misi:  Pelaksanaan kerangka regulasi, kerangka investasi, dan pelayanan publik yang di tuangkan dalam RKP/D  Anggaran disusun berdasarkan RKP/D dengan mempertimbang- kan kemampuan keuangan negara 25dadang-solihin.blogspot.com 1/2
  • 26. Reformasi Sistem Penganggaran dadang-solihin.blogspot.com 26 Penganggaran Berbasis: 1. Pengeluaran Rutin 2. Pengeluaran Pembangunan Paradigma Lama Penganggaran dengan Pendekatan: 1. Penganggaran Berbasis Kinerja 2. Kerangka Penganggaran Jangka Menengah 3. Anggaran Terpadu Paradigma Baru 2/2
  • 28. • Sismennas bermanfaat untuk pemasyarakatan politik, yaitu suatu pengenalan (adaptasi) dan penyesuaian (adjustment) untuk menumbuhkan pemahaman hak dan kewajiban masyarakat terhadap negara sebagai organisasi. • Tumbuhnya kesadaran akan hak dan kewajiban akan berbuah pada tumbuhnya ketertiban di tiap tatanan, yaitu – Tertib Administrasi (Tibmin), – Tertib Politik (Tibpol), dan – Tertib Sosial (Tibsos). • Keberhasilan pemasyarakatan politik dan tercapainya keseimbangan antara pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat dalam memelihara kehidupan berbangsa dan bernegara tercermin pada hasil proses perumusan kebijakan (policy formulation); pelaksanaan kebijakan (policy implemention); dan penilaian hasil pelaksanaan kebijakan (policy evaluation) yang semakin dapat diterima dan terlaksana dengan baik. dadang-solihin.blogspot.com 28
  • 29. ARUS MASUK 1.Fungsi Pengenalan Kepentingan: – Menemukan, mengenali, dan merumuskan permasalahan dan kebutuhan masyarakat yang terdapat pada struktur Tata Kehidupan Masyarakat (TKM), yaitu: • Kepentingan Sosial (Social Interest); • Kepentingan Politik (Political Interest); • Kepentingan Umum (Public Interest). – Selanjutnya, di dalam Tata Politik Nasional (TPN) permasalahan dan kebutuhan tersebut diolah dan diformulasikan sebagai masukan pada proses selanjutnya. dadang-solihin.blogspot.com 29
  • 30. 2. Fungsi Pemilihan Kepemimpinan: – Berperan dalam memberi masukan tentang tersedianya orang- orang yang berkualitas guna menempati berbagai kedudukan dan jabatan tertentu untuk memegang mandat untuk menyelenggarakan berbagai tugas dan pekerjaan dalam rangka TPKB. – Sesuai dengan tatanan yang ada diperlukan adanya kepemimpinan masyarakat (social leadership); kepemimpinan bangsa (political leadership); dan kepemimpinan negara (state leadership). dadang-solihin.blogspot.com 30
  • 31. Proses Tata Pengambilan Keputusan Berkewenangan (TPKB) •Mentransformasikan berbagai masukan yang bersifat politis (aspek kehidupan bangsa) ke dalam bentuk administratif (program dan kegiatan) 1. Perencanaan dilaksanakan sebagai rintisan dan persiapan sebelum pelaksanaan sesuai dengan kebijakan yang dirumuskan. 2. Pengendalian dilaksanakan sebagai arahan, bimbingan, dan koordinasi selama pelaksanaan. 3. Penilaian dilaksanakan untuk membandingkan hasil pelaksanaan dengan keinginan setelah pelaksanaan selesai. •Seluruh keputusan dan kebijakan dari tiga fungsi TPKB tersebut lebih lanjut secara strategis, manajerial, dan operasional dituangkan dalam berbagai hierarki perundang-undangan dan peraturan sesuai dengan kepentingan dan klasifikasinya serta dikeluarkan oleh instansi atau pejabat terkait yang diwenangkan. dadang-solihin.blogspot.com 31
  • 32. ARUS KELUAR •Secara fungsional Sismennas menghasilkan 1. Aturan, norma, patokan, pedoman dan lain-lain atau disebut kebijakan umum (public policy); 2. Penyelenggaraan, penerapan, penegakan, dan pelaksanaan berbagai kebijakan nasional lazimnya dijabarkan dalam sejumlah program dan berbagai kegiatan; 3. Penyelesaian segala macam perselisihan, pelanggaran, dan penyelewengan yang timbul sehubungan dengan penentuan, penerapan, penegakan, penyelenggaraan kebijakan umum serta program dan kegiatan dalam upaya mewujudkan tertib hukum. •Dari pemahaman di atas, pada arus keluar terdapat tiga fungsi utama, yaitu : pembuatan aturan (rule making), penerapan aturan (rule aplication), dan penghakiman aturan (rule adjudication), yang mengandung arti penyelesaian perselisihan berdasarkan penentuan kebenaran peraturan yang berlaku. •Kemanfatatan, sebagai hasil akhir (outcome) Sismennas, adalah terpenuhinya berbagai kepentingan masyarakat dari aspek kesejahteraan dan keamanan yang berorientasi pada kehematan (ekonomis), efisien, dan efektif. dadang-solihin.blogspot.com 32
  • 33. dadang-solihin.blogspot.com 33 • Sebagai alat koordinasi seluruh stakeholders • Sebagai penuntun arah • Minimalisasi ketidakpastian • Minimalisasi inefisiensi sumberdaya • Penetapan standar dan pengawasan kualitas
  • 36. • Sistem kepartaian dan pemilihan umum yang belum auditable (banyak yang tidak dilaporkan). • Maraknya politik uang dalam pemilu dan pengangkatan pejabat. • Kebijakan publik (dan peraturan perundang-undangan) yang tidak harmonis dan tidak sinkron satu sama lain. • Kurangnya “checks and balances” dalam proses legislatif. • Tidak adanya sistem evaluasi yang komprehensif terhadap program pemerintah. • Lemahnya sistem compliance dalam administrasi negara (hanya formalitas tidak dalam realitas). 36 Kelemahan Sistemik Pemerintahan dadang-solihin.blogspot.com Sumber: Prof. Dr. Azhar Kasim, 2012
  • 37. • Prosedur pelayanan yang berbelit-belit. • Pertimbangan politik dan nepotisme masih dominan dalam praktek rekrutmen dan penempatan aparatur sipil (spoils system versus merit system) dan kesejahteraan pegawai negeri yang rendah. • top-down approach, tanpa evaluasi dan umpan balik (no feedback). • Masih maraknya praktek korupsi dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip good governance, misalnya, praktek laporan fiktif, dsb. 37 Birokrasi Pemerintahan Tidak Responsif terhadap Kebutuhan Masyarakat dadang-solihin.blogspot.com Sumber: Prof. Dr. Azhar Kasim, 2012
  • 38. 38 PEMBANGUNAN INDONESIA PEMBANGUNAN DI INDONESIA dadang-solihin.blogspot.com  Memberikan pelayanan kepada masyarakat,  Mengelola sumber daya ekonomi daerah.  Peningkatan kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, dan tenteram,  Peningkatan harkat, martabat, dan harga diri.
  • 42. 42  informasinya kurang lengkap,  metodologinya belum dikuasai,  perencanaannya tidak realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana  pengaruh politis terlalu besar sehingga pertimbangan- pertimbangan teknis perencanaan diabaikan.  Penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena:  Penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena: Kegagalan Perencanaan 1/4 dadang-solihin.blogspot.com
  • 43.  kegagalan terjadi karena tidak berkaitnya perencanaan dengan pelaksanaannya.  aparat pelaksana tidak siap atau tidak kompeten,  masyarakat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga tidak mendukungnya. 43  Perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya.  Perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya. Kegagalan Perencanaan 2/4 dadang-solihin.blogspot.com
  • 44.  Misalnya, orientasi semata-mata pada pertumbuhan yang menyebabkan makin melebarnya kesenjangan.  Dengan demikian, yang keliru bukan semata-mata perencanaannya, tetapi falsafah atau konsep di balik perencanaan itu. 44  Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang.  Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang. Kegagalan Perencanaan 3/4 dadang-solihin.blogspot.com
  • 45.  Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan berkembangnya prakarsa individu dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secara penuh.  Sistem ini bertentangan dengan hukum penawaran dan permintaan karena pemerintah mengatur semuanya.  Perencanaan seperti inilah yang disebut sebagai sistem perencanaan terpusat (centrally planned system). 45  Karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun.  Karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun. Kegagalan Perencanaan 4/4 dadang-solihin.blogspot.com
  • 46. • Sistem perencanaan yang mendorong berkembangnya mekanisme pasar dan peran serta masyarakat. • Dalam sistem ini perencanaan dilakukan dengan menentukan sasaran-sasaran secara garis besar. • Pelaku utamanya adalah masyarakat dan usaha swasta. 46 Sistem Perencanaan yang Berhasil dadang-solihin.blogspot.com
  • 47. • Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya. • Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi kemunduran. • Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan konsep secara keseluruhan. • Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and adaptive system). • Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting). 47 Perencanaan yang Ideal dadang-solihin.blogspot.com
  • 49. 49 Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias pertama  Adanya kecenderungan berpikir bahwa: – dimensi rasional dari pembangunan lebih penting dari dimensi moralnya, – dimensi material lebih penting daripada dimensi kelembagaannya, dan – dimensi ekonomi lebih penting dari dimensi sosialnya.  Akibat dari anggapan itu ialah alokasi sumber daya pembangunan diprioritaskan menurut jalan pikiran yang demikian. dadang-solihin.blogspot.com 1/10
  • 50. 50 Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias kedua  Pendekatan pembangunan yang berasal dari atas lebih sempurna daripada pengalaman dan aspirasi pembangunan di tingkat bawah (grass-root).  Akibatnya kebijakan pembangunan menjadi kurang efektif karena kurang mempertimbangkan kondisi yang nyata dan hidup di masyarakat. dadang-solihin.blogspot.com 2/10
  • 51. 51 Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias ketiga  Pembangunan masyarakat banyak di tingkat bawah lebih memerlukan bantuan material daripada keterampilan teknis dan manajerial.  Anggapan ini sering mengakibatkan pemborosan sumber daya dan dana, karena: – kurang mempersiapkan keterampilan teknis dan manajerial dalam pengembangan sumber daya manusia, dan – mengakibatkan makin tertinggalnya masyarakat di lapisan bawah. dadang-solihin.blogspot.com 3/10
  • 52. 52 Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias keempat  Teknologi yang diperkenalkan dari atas selalu jauh lebih ampuh daripada teknologi yang berasal dari masyarakat itu sendiri.  Anggapan demikian dapat menyebabkan pendekatan pembangunan yang:  terlalu memaksa dan menyamaratakan teknologi tertentu untuk seluruh kawasan pembangunan di tanah air yang sangat luas dan beragam tahap perkembangannya ini.  pendekatan pembangunan terlalu mengabaikan potensi teknologi tradisional yang dengan sedikit penyempurnaan dan pembaharuan mungkin lebih efisien dan lebih efektif untuk dimanfaatkan dibandingkan dengan teknologi impor. dadang-solihin.blogspot.com 4/10
  • 53. 53 Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias kelima  Lembaga-lembaga yang telah berkembang di kalangan rakyat cenderung tidak efisien dan kurang efektif bahkan menghambat proses pembangunan.  Anggapan ini membuat lembaga-lembaga masyarakat di lapisan bawah kurang dimanfaatkan dan kurang ada ikhtiar untuk memperbaharui, memperkuat serta memberdayakannya.  Bahkan justru terdapat kecenderungan untuk memperkenalkan lembaga-lembaga baru yang asing dan tidak selalu sejalan dengan nilai dan norma masyarakat. dadang-solihin.blogspot.com 5/10
  • 54. 54 Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias keenam  Masyarakat di lapisan bawah tidak tahu apa yang diperlukannya atau bagaimana memperbaiki nasibnya.  Oleh karena itu, mereka harus dituntun dan diberi petunjuk dan tidak perlu dilibatkan dalam perencanaan meskipun yang menyangkut dirinya sendiri.  Akibat dari anggapan ini banyak proyek-proyek pembangunan yang ditujukan untuk rakyat, tetapi salah alamat, tidak memecahkan masalah, dan bahkan merugikan rakyat.  Bias ini melihat masyarakat sebagai objek dan bukan subjek pembangunan. dadang-solihin.blogspot.com 6/10
  • 55. 55 Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias ketujuh  Orang miskin adalah miskin karena bodoh dan malas. Dengan demikian, cara menanganinya haruslah bersifat paternalistik seperti memperlakukan orang bodoh dan malas, dan bukan dengan memberi kepercayaan.  Dengan anggapan demikian masalah kemiskinan dipandang lebih sebagai usaha sosial (charity) dan bukan usaha penguatan ekonomi. dadang-solihin.blogspot.com 7/10
  • 56. 56 Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias kedelapan  Ukuran efisiensi pembangunan yang salah diterapkan, misalnya ICOR, diartikan bahwa investasi harus selalu diarahkan pada yang segera menghasilkan bagi pertumbuhan.  Padahal upaya pemberdayaan masyarakat, akan menghasilkan pertumbuhan, bahkan merupakan sumber pertumbuhan yang lebih lestari (sustainable), tetapi umumnya dalam kerangka waktu (time frame) yang lebih panjang.  Anggapan yang demikian beranjak dari konsep pembangunan yang sangat bersifat teknis dan tidak memahami sisi-sisi sosial budaya dari pembangunan dan potensi yang ada pada rakyat sebagai kekuatan pembangunan. dadang-solihin.blogspot.com 8/10
  • 57. 57 Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias kesembilan • Sektor pertanian dan perdesaan adalah sektor tradisional, kurang produktif, dan memiliki masa investasi yang panjang, karena itu kurang menarik untuk melakukan investasi modal besar-besaran di sektor itu. • Oleh karenanya, bermitra dengan petani dan usaha kecil di sektor pertanian dan perdesaan dipandang tidak menguntungkan dan memiliki risiko tinggi. • Anggapan ini juga telah mengakibatkan prasangka dan menghambat upaya untuk secara sungguh-sungguh membangun usaha pertanian dan usaha kecil di perdesaan. dadang-solihin.blogspot.com 9/10
  • 58. 58 Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan Bias kesepuluh  Kegiatan investasi makin cenderung terpusat di perkotaan, di sektor industri yang justru banyak disubsidi dan diproteksi, yang akibatnya juga mendorong urbanisasi.  Pengalaman Taiwan dan Jepang menunjukkan bahwa investasi di wilayah perdesaan dapat meningkatkan pertumbuhan dan sekaligus pemerataan yang menyebabkan ekonominya menjadi kukuh. dadang-solihin.blogspot.com 10/10
  • 60. Kesimpulan • Setiap organisasi memerlukan manajemen untuk mencapai tujuannya. Demikian pula negara yang dipandang sebagai suatu organisasi yang besar dan kompleks memerlukan sistem manajemen untuk mencapai tujuan nasionalnya. • Pendekatan dalam mengelola organisasi negara adalah kesisteman. Dalam hal itu seluruh unsur dan bagian dalam sistem akan saling berkorelasi dan teroganisasi untuk bersama-sama menuju satu tujuan. Sismennas adalah sistem manajemen yang diterapkan dalam organisasi negara. dadang-solihin.blogspot.com 60
  • 61. Kesimpulan • Dalam sebuah negara terkandung unsur-unsur negara, yaitu wilayah, rakyat, kepemerintahan. Ketiga unsur negara tersebut dapat disebut dengan wadah, isi, dan tata laku, yang merefleksikan bentuk dan karakter negara. • Di dalam wadah terdapat isi, yaitu seluruh rakyat Indonesia yang telah menyatukan kehendak sebagai bangsa untuk memperjuangkan cita-citanya. • Dinamika dalam wadah adalah sistem pemerintahan yang mencerminkan tata laku dan karakter suatu bangsa dan negara. • Penerapan Sismennas adalah sebagai piranti dalam mengelola dan menyelenggarakan segala kegiatan nasional melingkup seluruh aspek kehidupan masyarakat oleh negara/pemerintah. dadang-solihin.blogspot.com 61
  • 62. Saran Perencanaan harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan: 1. Tujuan akhir yang dikehendaki. 2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif). 3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut. 4. Masalah-masalah yang dihadapi. 5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya. 6. kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya. 7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya. 8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. dadang-solihin.blogspot.com 62
  • 63. Perencanaan yang Ideal • Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya. • Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi kemunduran. • Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan konsep secara keseluruhan. • Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and adaptive system). • Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting). 63dadang-solihin.blogspot.com Saran