SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 51
Downloaden Sie, um offline zu lesen
dadang-solihin.blogspot.com 2
33dadang-solihin.blogspot.com
Materi
• Tahapan Pembangunan RPJPN
2005-2025
• Pengintegrasian Kerangka Kebijakan
dengan Kerangka Regulasi
• Pengintegrasian Kerangka Regulasi
dalam RPJMN
• Penilaian Usulan Kerangka Regulasi
• Cost and Benefit Analysis Sinergi
Kerangka Kebijakan dengan
Kerangka Regulasi
• Realisasi RPJMN 2010-2014
• Proyeksi RPJMN 2015-2019
4dadang-solihin.blogspot.com
Tahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025
RPJM 4
(2020-2024)
RPJM 1
(2005-2009)
Menata kembali NKRI,
membangun
Indonesia yang aman
dan damai, yang adil
dan demokratis,
dengan tingkat
kesejahteraan yang
lebih baik.
RPJM 2
(2010-2014)
Memantapkan
penataan kembali
NKRI, meningkatkan
kualitas SDM,
membangun
kemampuan iptek,
memperkuat daya
saing perekonomian
RPJM 3
(2015-2019)
Memantapkan pemba-
ngunan secara menye-
luruh dengan
menekankan
pembangunan
keunggulan kompetitif
perekonomian yang
berbasis SDA yang
tersedia, SDM yang
berkualitas, serta
kemampuan iptek
Mewujudkan masya-
rakat Indonesia yang
mandiri, maju, adil dan
makmur melalui
percepatan
pembangunan di
segala bidang dengan
struktur perekonomian
yang kokoh
berlandaskan
keunggulan kompetitif.
dadang-solihin.blogspot.com 5
dadang-solihin.blogspot.com 6
Prinsip dan Koridor Kerangka
Regulasi
• Untuk memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat,
termasuk swasta dan penyelenggara negara dalam rangka
mewujudkan Tujuan Bernegara sebagaimana tercantum dalam
UUD-RI 1945.
• Dengan mempertimbangkan dampak, manfaat dan kerugiannya
untuk masyarakat.
• Dengan mempertimbangkan asas pembentukan dan asas materi
peraturan perundang-undangan yang baik.
• Dengan melibatkan stakeholder terkait
• Kerangka Regulasi Jangka Menengah sejalan dengan kebijakan
pembangunan nasional yang tertuang pada RPJMN.
• Kerangka Regulasi Tahunan untuk mendukung pelaksanaan RKP
untuk mewujudkan pemenuhan RPJMN.
dadang-solihin.blogspot.com 7
Kebijakan vs Regulasi
Kebijakan Regulasi
1. Pilihan tindakan di antara sejumlah
alternatif tindakan
1. Instrumen operasional dari tindakan
yang terpilih
2. Kebijakan terpilih tidak harus/selalu
menjadi norma regulasi.
2. Regulasi selalu bersubstansikan
kebijakan
3. Mengarahkan perubahan: bersifat
fleksibel dan dinamis.
3. Mengelola ketertiban: perubahan harus
berlangsung secara tertib
4. Bebas norma: perubahan kebijakan
dapat dilakukan kapan saja, tetapi kalau
dalam format regulasi, ia harus patuh
norma.
4. Terikat norma, mengacu pada strata
regulasi (tidak boleh ada konflik norma,
harus konsisten dan harmonis dengan
norma yang lain).
5. Faktor Integrasi: mengintegrasikan
kebijakan nasional/sektoral/regional ke
dalam sistem regulasi nasional dalam
rangka penyelenggaraan negara dan
pencapaian tujuan bernegara.
dadang-solihin.blogspot.com 8
Pengintegrasian Kebijakan dengan
Kerangka Regulasi
Kementerian PPN/Bappenas
• Melakukan identifikasi awal Kebutuhan Regulasi berdasarkan hasil
kajian penyusunan kebijakan dalam RPJMN.
• Berdasarkan hasil identifikasi awal, melakukan penyusunan arah
Kerangka Regulasi sejalan dengan proses teknokratik penyusunan
draft RPJMN.
• Bersama Kementerian Hukum dan HAM melakukan pembahasan
bersama untuk menyusun pengintegrasian antara Kebijakan dan
Kerangka Regulasi Jangka Menengah sebagai dasar penyusunan
Program Legislasi Nasional Jangka Menengah Pemerintah.
dadang-solihin.blogspot.com 9
Pengintegrasian Kebijakan dengan
Kerangka Regulasi
• Kementerian Hukum dan HAM menyampaikan arah Kerangka
Regulasi kepada K/L untuk memperoleh tanggapan, dalam rangka
penyusunan Prolegnas Jangka menengah Pemerintah.
• K/L dalam memberikan tanggapan wajib melakukan konsultasi
terlebih dahulu kepada Kementerian PPN/Bappenas sebagai
koordinator penyusunan RPJMN
• Berdasarkan hasil konsultasi dengan Kementerian PPN/Bappenas,
K/L dapat mengusulkan arah Kerangka Regulasi selain yang telah
disampaikan oleh Kementerian Hukum dan HAM disertai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan
HAM
dadang-solihin.blogspot.com 10
Pengintegrasian Kebijakan dengan
Kerangka Regulasi
• Berdasarkan hasil konsultasi dimaksud, K/L menyampaikan hasil
tanggapannya kepada Kementerian Hukum dan HAM untuk menjadi
bahan penyusunan Prolegnas Jangka Menengah Pemerintah
• Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama dengan Menteri Hukum
dan HAM, melakukan review untuk memastikan konsistensi arah
Kerangka Regulasi terhadap arah kebijakan, tujuan, sasaran, dan
prioritas nasional.
• Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Hukum dan HAM, Menteri
Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Sekretaris Negara melakukan
pertemuan untuk membahas Kerangka regulasi yang sejalan
dengan RPJMN.
dadang-solihin.blogspot.com 11
Pengintegrasian Kebijakan dengan
Kerangka Regulasi
• Hasil pembahasan dengan 5 kementerian dimaksud menjadi draft
Arah Kerangka Regulasi yang akan menjadi bahan Prolegnas
Jangka Menengah Pemerintah dan menjadi satu kesatuan dengan
draft teknokratis RPJMN.
• Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Hukum dan HAM
menyampaikan Draft RPJMN yang berisi kebijakan prioritas dan
Arah Kerangka Regulasi kepada Presiden untuk memperoleh
arahan.
• Draft RPJMN selanjutnya disampaikan oleh Presiden kepada DPR
untuk dikonsultasikan.
• Prolegnas jangka Menengah Pemerintah yang tertuang dalam
RPJMN selanjutnya dibahas bersama dengan usulan inisiatif DPR
untuk ditetapkan menjadi Program Legislasi Nasional.
dadang-solihin.blogspot.com 12
dadang-solihin.blogspot.com 13
Prosedur Pengintegrasian Kerangka
Kebijakan dengan Kerangka Regulasi
• Draft awal kebutuhan regulasi disusun oleh masing-masing
Kedeputian sektor berdasarkan hasil kajian studi RPJM termasuk
hasil evaluasi dari regulasi terkait yang diidentifikasi bermasalah
dan/atau menghambat pencapaian tujuan Pembangunan nasional
pada periode sebelumnya
• Hasil evaluasi meliputi urgensi pembentukan regulasi; menjawab
apakah regulasi yang ada tidak cukup; dan review terhadap
peraturan yang ada
• Draft awal kebutuhan regulasi dan/atau arah kerangka regulasi
yang ditetapkan sedapat mungkin telah melalui analisis biaya dan
manfaat dalam rangka pelaksanaan kebijakan pembangunan yang
akan ditetapkan dalam draft RPJMN
dadang-solihin.blogspot.com 14
Prosedur Pengintegrasian Kerangka
Kebijakan dengan Kerangka Regulasi
• Dalam membahas kebutuhan regulasi dan/atau arah kerangka
regulasi dari satu kedeputian sektor yang membutuhkan dukungan
dari Kedeputian sektor lain wajib melakukan koordinasi dan
komunikasi sejalan dengan kebijakan pembangunan yang akan
dicapai
• Hasil koordinasi dan komunikasi pembahasan kebutuhan regulasi
dan/atau arah kerangka regulasi disampaikan kepada Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Wakil
Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas dengan tembusan kepada
Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
• Deputi Polhukhankam melakukan konsolidasi dengan Deputian
Pendanaan serta Deputi-deputi Sektor untuk memastikan
kebutuhan regulasi dan/ atau kerangka regulasi, pembiayaan dan
kerangka kelembagaan sejalan dengan proses penyusunan
teknokratis RPJMN
dadang-solihin.blogspot.com 15
Prosedur Pengintegrasian Kerangka
Kebijakan dengan Kerangka Regulasi
• Hasil konsolidasi terkait kebutuhan regulasi dan/atau arah
kerangka regulasi akan menjadi bahan penyusunan Program
Legislasi Nasional (Prolegnas) Jangka Menengah Pemerintah
• Hasil konsolidasi deputi Polhukhankam dgn deputi pendanaan dan
kedeputian sektor menjadi bahan identifikasi awal penyusunan
kebutuhan regulasi dan/atau arah kerangka regulasi
• Bahan identifikasi awal kebutuhan regulasi dan/atau arah kerangka
regulasi dibahas bersama Kedeputian Polhukhankam dan Badan
Pembinaan Hukum Nasional untuk menjadi draft Prolegnas Jangka
Menengah Pemerintah
• Draft Prolegnas Jangka Menengah Pemerintah disampaikan oleh
Kementerian Hukum dan HAM kepada Kementerian/Lembaga
untuk memperoleh tanggapan.
dadang-solihin.blogspot.com 16
Tahapan Pengintegrasian Kerangka
Kebijakan dengan Kerangka Regulasi
1. Evaluasi terhadap regulasi yang sudah ada yang memuat substansi
kebijakan terdahulu.
2. Pengkajian yang meliputi kegiatan:
a. identifikasi masalah (problem definition);
b. penetapan tujuan (objective setting); dan
c. identifikasi regulasi yang ada (existing regulation).
4. Penelitian yang meliputi kegiatan analisis mendalam (indepth
analysis) terhadap hasil pengkajian termasuk Analisis Biaya dan
Manfaat.
5. Proses pembentukan regulasi mengacu pada ketentuan yang telah
diatur dalam UU 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
dadang-solihin.blogspot.com 17
Naskah
Akademik
dan RUU
REKOMENDASI ≠
REGULASI
REGULATORY POLICY
(UU)
REKOMENDASI = REGULASI
1. REGULATORY POLICY (PP
KEBAWAH)
2. NON REGULATORY POLICY
KERANGKA KEBIJAKAN KERANGKA REGULASI
ALTERNATIVE
POLICY
UU
RUU
Pembahasan
EVALUASI
PENGKAJIAN
PENELITIAN
Penyusunan Kebijakan dan Pembentukan Regulasi
PENGKAJIAN: meliputi kegiatan (1) problem definition; (2) objective setting; dan (3) identifikasi existing regulation
PENELITIAN:
1. Meliputi kegiatan indepth analysis terhadap hasil pengkajian termasuk cost and benefit analysis dan/atau cost
effectiveness analysis.
2. Hasil penelitian tidak selalu merekomendasiakan pembentukan /amandemen/penggantian UU
3. Dalam hal hasil penelitian tidak bersifat regulatory pada level UU, maka rekomendasi meliputi:
a. Pembentukan peraturan pelaksanaan UU (PP ke bawah)
b. Kegiatan lain yang bersifat executorial
18dadang-solihin.blogspot.com
Tata Cara
Pengintegrasian Kerangka Regulasi
dadang-solihin.blogspot.com 19
• Evaluasi urgensi
pembentukan regulasi;
• review terhadap
peraturan yang ada
Identifikasi Awal
Arah Kerangka
Regulasi dan/
atau Kebutuhan
Regulasi yang
sinergi dengan
kebijakan
termasuk
melakukan
analisis biaya
dan manfaat
Draf
Background
Study RPJMN
Teknokratik
Draf RPJMN
Teknokratik
DEPUTI BIDANG
POLHUKHANKAM
DEPUTI – DEPUTI
BIDANG
DEPUTI BIDANG
PENDANAAN
PEMBANGUNAN
MENTERI
PPN/KEPALA
BAPPENAS
Identifikasi Kerangka Regulasi
RPJMN 2015-2019
dadang-solihin.blogspot.com 20
1. Isu Strategis
2. Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019
3. Arah Kerangka Regulasi
4. Kebutuhan Regulasi
5. Urgensi Pembentukan/ Revisi UU
6. Evaluasi terhadap Existing Regulation Terkait
7. Direktorat Penanggung Jawab
8. Direktorat Terkait
Contoh
dadang-solihin.blogspot.com 21
Kedeputian Bidang Pengembangan
Regional dan Otonomi Daerah
dadang-solihin.blogspot.com 22
1. Isu Strategis
• Penyelesaian kasus pertanahan pada pengadilan cenderung berlarut-larut
karena yurisdiksi yang tidak jelas
2. Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019
• Percepatan penyelesaian kasus pertanahan di pengadilan
3. Arah Kerangka Regulasi
• Penyusunan kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk
mempercepat penyelesaian kasus pertanahan
4. Kebutuhan Regulasi
Peraturan tentang pembentukan kamar khusus pertanahan di Pengadilan Negeri
yang meliputi:
• Tata Cara Beracara di Pengadilan Negeri Khusus untuk kasus-kasus pertanahan;
• Hakim yang mengadili;
• Bentuk keputusan;
• Jenjang karier SDM hakim; dan
• Pelatihan khusus bagi aparat terkait seperti: hakim, panitera, jaksa, dan kepolisian.
dadang-solihin.blogspot.com 23
5. Urgensi Pembentukan/ Revisi UU
• Yurisdiksi kasus pertanahan yang belum jelas sehingga satu kasus pertanahan
bisa diproses pada beberapa peradilan yang berbeda. Sehingga keputusan yang
dikeluarkan terhadap satu kasus dapat berbeda-beda dan sulit di eksekusi
• Kerangka waktu penyelesaian kasus pertanahan tidak dibatasi sehingga dengan
tiga kemungkinan pengadilan yang berbeda menjadi semakin berlarut-larut
• Percepatan penyelesaian kasus pertanahan dapat meningkatkan kepastian hukum
hak atas tanah yang berdampak pada pembentukan kondisi yang kondusif bidang
ekonomi, sosial- budaya, politik, juga dapat mengurangi dan mencegah timbulnya
konflik
6. Evaluasi terhadap Existing Regulation Terkait
• Belum ada peraturan perundangan yang mengatur pembentukan kamar
khusus pertanahan di pengadilan negeri dan juga perangkat peradilannya
sehingga belum dapat dilakukan evaluasi
7. Direktorat Penanggung Jawab 8. Direktorat Terkait
• Direktorat Tata Ruang dan
Pertanahan
• Direktorat Hukum dan HAM
dadang-solihin.blogspot.com 24
1. Policy/Kebijakan
dadang-solihin.blogspot.com 25
Penilaian Keterangan
1. Apakah substansi proposal
usulan sesuai dengan arah
pembangunan yang telah
ditetapkan?
2. Apakah substansi proposal
usulan berpotensi konflik/
inkonsisten dengan kebijakan
sektor lain?
Tujuan utama analisis kebijakan
ini adalah untuk menilai
konsistensi antara kebijakan/
regulasi yang diusulkan
• Konsistensi dengan kebijakan/
regulasi lain yang terkait.
• Konsistensi dengan tema dan
kebijakan/ prioritas nasional
pada RPJMN
2. Regulasi/Legalitas
dadang-solihin.blogspot.com 26
Penilaian Keterangan
1. Jelaskan apakah substansi
kebijakan telah sesuai dengan
tingkat regulasi yang
diusulkan (i.e. UU)?
2. Sebutkan regulasi lain yang
mengatur substansi yang
sama?
Tujuan utama analisis regulasi/
legalitas adalah untuk menjaga
‘sistem regulasi nasional’ baik
secara kualitatif maupun
kuantitatif agar tetap ‘sederhana
dan tertib’.
• Kualitatif: menjaga/mengelola
kualitas regulasi dan
mencegah potensi konflik,
inkonsisten, duplikasi, dsb.
• Kuantitatif:mengelola proporsi
regulasi agar tetap rasional.
3. Proyeksi Finansial
dadang-solihin.blogspot.com 27
Penilaian Keterangan
1. Berikan gambaran awal
mengenai proyeksi finansial
(CBA atau CEA) yang timbul
apabila kebijakan ini
diimplementasikan
Catatan:
• Proyeksi finansial meliputi
aspek-2 yang dapat diukur
dengan uang dan bersifat
kuantitatif/dapat
dikuantitatifkan.
Tujuan utama analisis finansial ini
adalah untuk meningkatkan
efisiensi regulasi dengan
membandingkan
• Biaya pembentukan,
penerapan dan penegakan
regulasi,
• Potensi manfaat yang
diperkirakan akan di diperoleh.
• Analisis dilakukan dengan CBA
atau CEA
3. Proyeksi Finansial
dadang-solihin.blogspot.com 28
Penilaian Keterangan
2. Berikan gambaran awal
mengenai proyeksi sosial
(CBA atau CEA) yang timbul
apabila kebijakan ini
diimplementasikan
Catatan:
• Proyeksi sosial meliputi
aspek-aspek sosial yang
bersifat kualitatif/ tidak dapat
dikuantitatifkan.
• Penilaian secara umum
memberikan penilaian dan
pertimbangan(berdasarkan
informasi di atas) mengenai
perlu atau tidak perlunya suatu
proposal dari K/L untuk
diakomodasi di dalam RPJM.
• Penilaian secara umum juga
dapat merekomendasikan
pilihan tindakan lain (misalnya
pengaturan pada regulasi di
bawah UU).
dadang-solihin.blogspot.com 29
Tahap 1:
Identifikasi Siapa Saja yang Terkena Dampak dan
Pengaruh dari Isu Strategis
dadang-solihin.blogspot.com 30
Langkah Keterangan
Pihak yang terkena dampak dapat terdiri dari:
1. Pemerintah,
2. Sektor privat/swasta/bisnis
3. Organisasi-organisasi masyarakat sipil
4. Kelompok-kelompok dan golongan-golongan
di dalam masyarakat (pemuda, perempuan,
anak, orang tua, suku, dan lain sebagainya)
Semakin banyak
pihak yang bisa
teridentifikasi maka
analisis akan
semakin kaya.
Tahap 2:
Identifikasi Biaya dan Manfaat Apa yang akan
Diperoleh oleh Masing-masing Pihak Terkait
dadang-solihin.blogspot.com 31
Langkah Keterangan
1. Apakah ada biaya yang harus dikeluarkan? Berapa?
2. Apakah ada kesempatan mendapatkan keuntungan yang hilang?
3. Apakah ada dampak menurunnya kesehatan?
4. Apakah ada dampak kehilangan mata pencaharian
5. Apakah ada dampak terhadap keselamatan jiwa?
6. Apakah ada dampak terhadap kehilangan lingkungan tempat tinggal
yang baik?
7. Apakah ada dampak terhadap kesempatan mendapatkan pendidikan
yang baik?
8. Apakah ada dampak terhadap kebebasan berkumpul?
9. Apakah ada dampak terhadap kebebasan beragama?
10.Apakah ada dampak terhadap diskiriminasi?
11.Apakah ada dampak terhadap persaingan usaha dan kemudahan
perijinan?
12.Apakah ada potensi korupsi?
Urut-urutan ini
berlaku sebagai
daftar periksa
(scorecard) untuk alat
bantu identifikasi awal
mengenai biaya dan
manfaat suatu
kebijakan.
Tahap 3:
Kuantifikasi atas Dampak Kebijakan
dadang-solihin.blogspot.com 32
Langkah Keterangan
• Pada langkah ketiga ini pembuat
kebijakan diminta untuk
melakukan kuantifikasi atas tiap
dampak dari kebijakan.
• Tidak seluruh dampak mudah
dikuantifikasi, namun dianjurkan
untuk memonetasinya seoptimal
mungkin
• Setiap pengeluaran yang mampu
dinilai secara ekonomis oleh
masing-masing aktor harus bisa
diidentifikasi secara riil, dengan
menggunakan asumsi dasar yang
paling umum.
• Sementara untuk aktivitas yang
belum bisa diidentifikasi nilai
ekonomisnya maka alternatif yang
diusulkan adalah dengan
menghitung potensi manfaat yang
hilang apabila kebijakan tersebut
tidak diambil.
Tahap 4:
Valuasi Terbatas
dadang-solihin.blogspot.com 33
Langkah Keterangan
• Pada langkah ini pembuat kebijakan
bisa menggunakan teknik tersendiri
yang diperkenalkan untuk melakukan
kuantifikasi dan valuasi.
• Pada tahapan awal, biasanya
ditentukan impact yang akan diperoleh
dari sebuah aturan dapat diukur dan
dikuantifikasi atau tidak.
• Apabila bisa, biasanya digunakan
market price untuk menilainya.
• Apabila tidak bisa, salah satu tekniknya
adalah menentukan willingness to pay
dalam konteks keuntungan atau
willingness to accept dalam konteks
biaya.
• Tahapan valuasi ini kemungkinan besar
membutuhkan supply data lebih jauh
karena untuk membuktikan market
price dan willingnes to pay bisa jadi K/L
belum memiliki sumberdaya-nya.
• Selain verifikasi soal market price/
willingnes to pay, studi perilaku
(behavioural studies) patut
dipertimbangkan sebagai salah satu
alat bantu untuk menentukan valuasi.
Tahap 5:
Kuantifikasi Sepenuhnya
dadang-solihin.blogspot.com 34
Langkah Keterangan
• Pada langkah kelima semua manfaat dan
biaya sudah terhitung sepenuhnya dalam
satuan mata uang.
• Jadi, pada tahapan ini, pembuat kebijakan
telah dapat menentukan pilihan yang paling
baik dari kebijakan yang akan diambil.
Cukup jelas.
dadang-solihin.blogspot.com 35
Capaian RUU Prolegnas 2010-2013
(RUU yang disetujui DPR)
• Dari 247 RUU yang diusulkan sebagian besar merupakan UU yang:
1. Masuk dalam Daftar Kumulatif Terbuka (DKT), yaitu UU yang
terpaksa harus disahkan karena terkait dengan:
• APBN setiap tahunnya,
• Adanya putusan MK yang menyebabkan UU harus berubah,
• Adanya perjanjian/ kerjasama internasional sehingga harus
diratifikasi oleh DPR,
• Adanya pembentukan daerah Prov/Kab/Kota,
• Adanya perubahan Perppu menjadi UU
2. UU yang merupakan usulan DPR tetapi secara substansi tidak/
kurang begitu urgen, misalnya seperti: RUU tentang
Keinsinyuran, RUU tentang Arsitek, RUU tentang Pekerja
Rumah Tangga, dll
dadang-solihin.blogspot.com 36
Capaian RUU Prolegnas 2010-2013
(RUU yang disetujui DPR)
Catatan:
• Apabila jumlah capaian tsb dibandingkan dengan jumlah RUU yang menjadi program
pembentukan berdasarkan Keputusan DPR tentang Persetujuan Penetapan
Prolegnas Tahun 2010-2014 yang berjumlah 247 RUU, maka persentase jumlah
capaian baru mencapai 36,84%.
• Sedangkan apabila yang dihitung hanya capaian RUU substantif yang sudah
disetujui DPR saja, maka capaiannya hanya 19,43%.
dadang-solihin.blogspot.com 37
Tahun 2010 2011 2012 2013
Jumlah RUU
Prioritas
73 (ditambah 5
DKT)
91 (ditambah 5
DKT)
69 (ditambah 5
DKT)
75 (ditambah 5
DKT)
Jumlah yg
disetujui DPR
15 (termasuk 7
RUU dalam
DKT)
24 (termasuk 5
RUU dalam
DKT)
30 (termasuk
20 RUU dalam
DKT)
22 (termasuk 11
RUU dalam
DKT)
Persentase 20,54% 26,37% 43,47% 29,33%
Sumber: Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional 2015‐2019, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM RI, 2013
dadang-solihin.blogspot.com 38
Arah dan Strategi
Pembangunan Hukum 2015-2019
39
Bidang Hukum: Materi Hukum
Sektor: Demokrasi
Arah Pembangunan Strategi
1. Penataan kelembagaan
demokrasi guna
membentuk masyarakat
madani.
2. Penataan perilaku insan
politik agar menjada
kebhinekaan.
3. Penyusunan prosedur,
mekanisme dan tata cara
berdemokrasi yang baik.
4. Penataan kelembagaan
ketatanegaraan.
5. Peningkatan kualitas
peraturan perundang-
undangan.
1. Perubahan peraturan perundang-undangan di bidang politik yang terkait
dengan kelembagaan MPR, DPR, DPD, DPRD, partai politik, pemilu
legislatif, pemilihan presiden, dan pemilihan kepala daerah.
2. Perubahan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan MPR,
DPR, DPD, DPRD dan partai politik, kode etik dan dewan kehormatan.
3. Pembentukan peraturan mengenai prosedur, mekanisme, dan tata cara
berdemokrasi yang teratur, terstruktur, dan terukur.
4. Melakukan analisa dan evaluasi efektivitas lembaga, badan dan/atau
komisi yang telah ada serta penyempurnaan terhadap peraturan
perundang-undangan terkait.
5. Penyusunan aturan mengenai rekonseptualisasi tata cara pembentukan
peraturan perundang-undangan, analisa dan evaluasi (review) terhadap
peraturan perundang-undangan, restrukturisasi kelembagaan dan
penguatan atau pemberdayaan SDM dibidang peraturan perundang-
undangan.
6. Pembentukan peraturan perundang-undangan dengan materi muatan yang
berasal dari berbagai konvensi internasional yang telah diratiikasi
pemerintah Indonesia.
Arah dan Strategi
Pembangunan Hukum 2015-2019
dadang-solihin.blogspot.com 40
Bidang Hukum: Materi Hukum
Sektor: Otonomi Daerah
Arah Pembangunan Strategi
Penataan otonomi daerah
yang komprehensif dan
konsisten dengan tetap
berada dalam bingkai NKRI.
1. Perimbangan keuangan pusat daerah yang lebih adil.
2. Pemilihan kepala daerah yang lebih demokratis, efisien, damai dan
bermartabat.
3. Pengembangan kerja sama antar daerah.
4. Pemerataan SDM yang berkualitas tersebar secara proporsional di daerah.
5. Penyelenggaraan otonomi daerah yang menganut prinsip otonomi yang laus,
nyata, dan bertanggung jawab.
Arah dan Strategi
Pembangunan Hukum 2015-2019
dadang-solihin.blogspot.com 41
Bidang Hukum: Materi Hukum
Sektor: SDA : Pertambangan, Perikanan, Kehutanan, dan Pertanian
Arah Pembangunan Strategi
Peningkatan upaya
perlindungan terhadap
SDA, lingkungan
hidup, pertanahan dan
tata ruang.
1. Memperbarui peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan Pasal
33 UUD 1945.
2. Merumuskan kembali pengelolaan aset yang terdapat dalam perut bumi.
3. Melakukan review terhadap produk hukum yang terkait dengan perjanjian
kontrak karya dengan pihak asing.
4. Memberikan perlindungan terhadap usaha pertanian yang baik dan ramah
lingkungan.
5. Melaksanakan konservasi keragaman hayati.
6. Memperkuat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan
lingkungan.
7. Memberikan ruang pengelolaan SDA kepada daerah sesuai karakteristik
wilayah.
8. Mengatur tata cara pengawasan dan akuntabilitas pengelola SDA.
Arah dan Strategi
Pembangunan Hukum 2015-2019
dadang-solihin.blogspot.com 42
Bidang Hukum: Materi Hukum
Sektor: Penataan Ruang
Arah Pembangunan Strategi
Mewujudkan pemanfaatan
ruang yang berhasil gunda
dan berdaya guna dan
mampu mendukung
pengelolaan lingkungan
hidup secara berkelanjutan.
1. RTRWN harus menjadi pedoman untuk penyusunan RPJPN, RPJMN,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
2. RTRWN harus memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna
udara, tata guna air, tata guna SDA lainnya dan ditunjang oleh
pengelolaan perkembangan kependudukan.
Arah dan Strategi
Pembangunan Hukum 2015-2019
Bidang Hukum: Materi Hukum
Sektor: Hukum Perdata
Arah Pembangunan Strategi
Pembaruan materi hukum
perdata nasional harus
dilaksanakan secara
simultan dan
berkesinambungan.
1. Membuat kodefikasi parsial dengan memperhatikan dan mementingkan
kejelasan arah, tujuan, sasaran dan fungsi.
2. Untuk hukum yang bersifat netral disusun secara unifikasi.
3. Penyusunan hukum perdata yang mencerminkan kebutuhan khas dari
daaerah tertentu disusun secara nonunifikasi.
4. Materi hukum yang diatur meliputi keadaan hukum, perisitiwa hukum,
perluasan hukum, dan akibat hukum.
5. Mengakomodasi seluruh rasa keadilan yang mejemuk dengan baik.
Bidang Hukum: Materi Hukum
Sektor: Hukum Adat
Arah Pembangunan Strategi
Memperkuat kedudukan
hukum adat dalam hukum
nasional
Menjadikan hukum adat sebagai salah satu sumber hukum nasional dalam
pengeloaan SDA dan lingkungan hidup.
dadang-solihin.blogspot.com 43
Bidang Hukum: Materi Hukum
Sektor: Hukum Internasional
Arah Pembangunan Strategi
Penciptaan peraturan
perundang-undangan baru
di bidang hukum perdata,
hukum kontrak dan hukum
ekonomi.
1. Melakukan pembaharuan KUHPerdata, khususnya Buku III tentang
perikatan dan khususnya hukum kontrak.
2. Penyusunan standar kontrak yangs esuai dengan perlindungan
konsumen.
3. Melakukan pembaruan yang berkaitan dengan perbankan, lembaga
non perbankan.
4. Melakukan evaluasi terhadap peraturan yang tidak pro rakyat.
5. Mengedepankan penyelesaian sengketa bisnis melalui peradilan
niaga.
6. Menentukan posisi dan peran negara dalam mengatur kehidupan
masyarakat di bidang hukum keperdataan.
Arah dan Strategi
Pembangunan Hukum 2015-2019
dadang-solihin.blogspot.com 44
Bidang Hukum: Materi Hukum
Sektor: Hukum Pidana
Arah Pembangunan Strategi
1. Percepatan
pembahasan RUU
tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana
dan RUU Tentang
Hukum Acara Pidana.
2. Percepatan
pelaksanaan
pencegahan dan
pemberantasan
korupsi.
1. Koordinasi antara pemerintah dan DPR dengan membuka partidsipasi
dari pihak-pihak terkait dan masyarakat.
2. Melakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan tindak pidana dan hukum acara pidana.
3. Meninjau kembali pengaturan hubungan antar kelembagaan dalam
sistem peradilan.
4. Penetapan secara penuh sistem yurisprudensi di pengadilan.
5. Menyusun strategi penegakan hukum dalam bangsa yang majemuk dan
luas.
6. Menguatkan sistem keadilan restoratif dalam penyelenggaraan sistem
peradilan pidana.
7. Penguatan masyarakat adat dalam sistem pidana nasional.
8. Melakukan analisa dan evaluasi peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan pencegahan korupsi di semua sektor.
Arah dan Strategi
Pembangunan Hukum 2015-2019
dadang-solihin.blogspot.com 45
Arah dan Strategi
Pembangunan Hukum 2015-2019
Bidang Hukum: Kelembagaan dan Penegakan Hukum
Sektor: Kelembagaan Hukum
Arah Pembangunan Strategi
Percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi
sebagai akibat inefisien dan kurang
efektifnya birokrasi dalam pelayanan publik.
1. Perbaikan sistem birokrasi ke arah yang lebih efektif
dan efisien
2. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi birokrat.
Bidang Hukum: Kelembagaan dan Penegakan Hukum
Sektor: Penegakan Hukum
Arah Pembangunan Strategi
Kejelasan kewenangan antar institusi
penegak hukum
1. Pembenahan tumpang tindik kewenangan antara
kepolisian, kejaksaaan dan KPK.
2. Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM penegak
hukum
dadang-solihin.blogspot.com 46
Arah dan Strategi
Pembangunan Hukum 2015-2019
Bidang Hukum: Pelayanan Hukum
Sektor: Peningkatan Pelayanan Hukum kepada Masyarakat
Arah Pembangunan Strategi
Peningkatan kualitas dan
pelayanan hukum kepada
masyarakat dan pihak yang
membutuhkan
1. Penyediaan anggaran bantuan hukum.
2. Peningkatan pran kantor advokat/pengacara, LSm dan organisasi
penegak hukum.
3. Penyusunan dan pelaksanaan standar operasional prosedur terkait
standar pelayanan minimal.
4. Optimalisasi peran Ombudsman RI dan Ombudsman Daerah.
5. Penetapan standar pelayanan minimal (SPM) dalam penyelenggaraan
pelayanan hukum.
Bidang Hukum: Pelayanan Hukum
Sektor: Insentif dan Disinsentif
Arah Pembangunan Strategi
Insentif dan disintensif
dalam pelayanan publik bagi
masyarakat.
Penerapan insentif (penghargaan) dan disinsentif (pencabutan kemudahan
tertentu) dalam pelaksanaan pelayanan publik bagi masyarakat.
dadang-solihin.blogspot.com 47
Arah dan Strategi
Pembangunan Hukum 2015-2019
Bidang Hukum: Bidang Kesadaran Hukum Masyarakat
Sektor: Membangun Budaya Hukum
Arah Pembangunan Strategi
Peningkatan
kesadaran hukum
masyarakat
1. Akselerasi perubahan paradigma setiap aparatur tentang kesadaran hukum.
2. Meningkatkan kemudahan akses masyarakat terhadap informasi publik.
3. Pembentukan sistem informasi hukum yang ditunjang dengan perkembangan
teknologi informasi.
4. Pendidikan kepada masyarakat melalui kampanye pemanfaatan informasi
hukum.
5. Menjaring aspirasi masyarakat dalam proses legislasi dan publikasi atas
perkembangan pembahasannya.
6. Pemuktahiran data informasi dari institusi sebagai wujud keterbukaan
informasi.
7. Integrasi pendidikan hukum sebagai bagian dari pembangunan sistem hukum.
8. Pengayaan pendidikan hukum, di luar pendekatan positif/normatif, untuk
menjembatani pengetahuan hukum dengan kondisi riil masyarakat.
9. Kemitraan antara pendidikan hukum dengan dunia usaha dalam
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, antara lain melalui penerapan
program corporate social responsibility.
dadang-solihin.blogspot.com 48
Kendala Pencapaian Target Prolegnas
• Jumlah RUU dalam Prolegnas, baik jangka menengah maupun
prioritas tahunan, terlalu banyak dan belum sepenuhnya
memperhatikan kemampuan DPR dan Pemerintah dalam
penyusunan RUU serta ketersediaan waktu legislasi DPR.
• Belum ada tools untuk mengkaitkan antara perencanaan
pembentukan peraturan perundang-undangan dengan dokumen
perencanaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 18 UU No.
12 Tahun 2011. Padahal seharusnya perencanaan pembentukan
peraturan perundang-undangan inline dengan perencanaan
pembangunan nasional.
• Parameter yang digunakan untuk menentukan RUU yang akan
dimasukan dalam prioritas Prolegnas seringkali kalah oleh
kepentingan politik.
dadang-solihin.blogspot.com 49
Kendala Pencapaian Target Prolegnas
• Mekanisme pembahasan RUU di lingkungan DPR membutuhkan
waktu yang panjang, karena keharusan adanya Daftar Inventarisasi
Masalah (DIM) lebih dulu dan harus mendapatkan persetujuan
semua fraksi dan pemerintah.
• Belum adanya konsistensi yang pemrakarsa RUU dalam Prolegnas.
RUU yang sudah sejak awal menjadi prakarsa Pemerintah atau
DPR harus tetap menjadi prakarsa pemrakarsa awal dan tidak boleh
dialihkan.
• Belum ada sanksi yang jelas apabila Kementerian dilingkungan
Pemerintah atau komisi/ alat kelengkapan di DPR tidak berhasil
menyelesaikan RUU yang diprakarsainya dalam waktu yang telah
ditentukan.
dadang-solihin.blogspot.com 50
51dadang-solihin.blogspot.com

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Frans Dione
 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahDadang Solihin
 
Pemahaman Perencanaan Pembangunan Daerah menuju Pilkada Serentak 2015
Pemahaman Perencanaan Pembangunan Daerah menuju Pilkada Serentak 2015Pemahaman Perencanaan Pembangunan Daerah menuju Pilkada Serentak 2015
Pemahaman Perencanaan Pembangunan Daerah menuju Pilkada Serentak 2015Dadang Solihin
 
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah melalui Sinkronisasi Dokumen Perencana...
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah melalui Sinkronisasi Dokumen Perencana...Strategi Percepatan Pembangunan Daerah melalui Sinkronisasi Dokumen Perencana...
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah melalui Sinkronisasi Dokumen Perencana...Dadang Solihin
 
Optimalisasi Tugas dan Fungsi DPRD dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif
Optimalisasi Tugas dan Fungsi DPRD  dalam Mewujudkan Pemerintahan yang EfektifOptimalisasi Tugas dan Fungsi DPRD  dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif
Optimalisasi Tugas dan Fungsi DPRD dalam Mewujudkan Pemerintahan yang EfektifDadang Solihin
 
Renstra 2011 2015
Renstra 2011 2015Renstra 2011 2015
Renstra 2011 2015bedhoo
 
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi DaerahProses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi DaerahDadang Solihin
 
Sinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMD
Sinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMDSinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMD
Sinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMDDadang Solihin
 
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan NasionalMeknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan NasionalDadang Solihin
 
Optimalisasi Peran DPRD dan Implementasi Kebijakan Musrenbang Daerah
Optimalisasi Peran DPRD dan Implementasi Kebijakan Musrenbang DaerahOptimalisasi Peran DPRD dan Implementasi Kebijakan Musrenbang Daerah
Optimalisasi Peran DPRD dan Implementasi Kebijakan Musrenbang DaerahDadang Solihin
 
Sinergi Kebijakan Anggaran dan Pembangunan Daerah
Sinergi Kebijakan Anggaran dan Pembangunan DaerahSinergi Kebijakan Anggaran dan Pembangunan Daerah
Sinergi Kebijakan Anggaran dan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah
Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan DaerahOptimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah
Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan DaerahDadang Solihin
 
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan DaerahMonitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Pentingnya strategi pencapaian standar pelayanan minimal (spm
Pentingnya strategi pencapaian standar pelayanan minimal (spmPentingnya strategi pencapaian standar pelayanan minimal (spm
Pentingnya strategi pencapaian standar pelayanan minimal (spmPujiatmo Subarkah
 

Was ist angesagt? (14)

Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020
 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 
Pemahaman Perencanaan Pembangunan Daerah menuju Pilkada Serentak 2015
Pemahaman Perencanaan Pembangunan Daerah menuju Pilkada Serentak 2015Pemahaman Perencanaan Pembangunan Daerah menuju Pilkada Serentak 2015
Pemahaman Perencanaan Pembangunan Daerah menuju Pilkada Serentak 2015
 
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah melalui Sinkronisasi Dokumen Perencana...
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah melalui Sinkronisasi Dokumen Perencana...Strategi Percepatan Pembangunan Daerah melalui Sinkronisasi Dokumen Perencana...
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah melalui Sinkronisasi Dokumen Perencana...
 
Optimalisasi Tugas dan Fungsi DPRD dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif
Optimalisasi Tugas dan Fungsi DPRD  dalam Mewujudkan Pemerintahan yang EfektifOptimalisasi Tugas dan Fungsi DPRD  dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif
Optimalisasi Tugas dan Fungsi DPRD dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif
 
Renstra 2011 2015
Renstra 2011 2015Renstra 2011 2015
Renstra 2011 2015
 
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi DaerahProses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Proses Perencanaan APBD dan APBN dalam rangka Pertumbuhan Ekonomi Daerah
 
Sinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMD
Sinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMDSinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMD
Sinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMD
 
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan NasionalMeknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
 
Optimalisasi Peran DPRD dan Implementasi Kebijakan Musrenbang Daerah
Optimalisasi Peran DPRD dan Implementasi Kebijakan Musrenbang DaerahOptimalisasi Peran DPRD dan Implementasi Kebijakan Musrenbang Daerah
Optimalisasi Peran DPRD dan Implementasi Kebijakan Musrenbang Daerah
 
Sinergi Kebijakan Anggaran dan Pembangunan Daerah
Sinergi Kebijakan Anggaran dan Pembangunan DaerahSinergi Kebijakan Anggaran dan Pembangunan Daerah
Sinergi Kebijakan Anggaran dan Pembangunan Daerah
 
Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah
Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan DaerahOptimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah
Optimalisasi Fungsi Legislasi dan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah
 
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan DaerahMonitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pentingnya strategi pencapaian standar pelayanan minimal (spm
Pentingnya strategi pencapaian standar pelayanan minimal (spmPentingnya strategi pencapaian standar pelayanan minimal (spm
Pentingnya strategi pencapaian standar pelayanan minimal (spm
 

Ähnlich wie OPTIMASI REGULASI UNTUK RPJMN

Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan NasionalSinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisi
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisiAsn integritas dan tahun toleransi 2022 revisi
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisihumas4
 
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015Khalid Mustafa
 
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015Dadang Solihin
 
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!SimbachS Danuarta
 
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publiktemanna #LABEDDU
 
Keterkaitan Peraturan Perundang Undangan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
Keterkaitan Peraturan Perundang Undangan dalam Sistem Perencanaan PembangunanKeterkaitan Peraturan Perundang Undangan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
Keterkaitan Peraturan Perundang Undangan dalam Sistem Perencanaan PembangunanDadang Solihin
 
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Dadang Solihin
 
materi pak junaidi khatib.pptx
materi pak junaidi khatib.pptxmateri pak junaidi khatib.pptx
materi pak junaidi khatib.pptxDimasNofaSancoyo
 
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...Kurniawan Saputra
 
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)Kurniawan Saputra
 
Penyusunan Renstra dan Renja DPRD
Penyusunan  Renstra dan Renja DPRDPenyusunan  Renstra dan Renja DPRD
Penyusunan Renstra dan Renja DPRDDadang Solihin
 
Penyusunan Renstra dan Renja DPRD
Penyusunan  Renstra dan Renja DPRDPenyusunan  Renstra dan Renja DPRD
Penyusunan Renstra dan Renja DPRDDadang Solihin
 
Gambaran Umum Reformasi Birokrasi Pemerintah berdasarkan Perpres 81/2010
Gambaran Umum Reformasi Birokrasi Pemerintah  berdasarkan Perpres 81/2010Gambaran Umum Reformasi Birokrasi Pemerintah  berdasarkan Perpres 81/2010
Gambaran Umum Reformasi Birokrasi Pemerintah berdasarkan Perpres 81/2010Dadang Solihin
 
Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja PemerintahRencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja PemerintahNilla Pratiwi
 
Lap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdfLap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdfAdiWidodo12
 
metode RPI Kabupaten pekalongan
metode RPI Kabupaten pekalonganmetode RPI Kabupaten pekalongan
metode RPI Kabupaten pekalonganWiris Sutiono
 
Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006
Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006 Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006
Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006 Dadang Solihin
 

Ähnlich wie OPTIMASI REGULASI UNTUK RPJMN (20)

Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan NasionalSinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisi
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisiAsn integritas dan tahun toleransi 2022 revisi
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisi
 
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
 
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015
 
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
 
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
 
Keterkaitan Peraturan Perundang Undangan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
Keterkaitan Peraturan Perundang Undangan dalam Sistem Perencanaan PembangunanKeterkaitan Peraturan Perundang Undangan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
Keterkaitan Peraturan Perundang Undangan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
 
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
 
materi pak junaidi khatib.pptx
materi pak junaidi khatib.pptxmateri pak junaidi khatib.pptx
materi pak junaidi khatib.pptx
 
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...
 
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)
 
DRAFT BLUD.pptx
DRAFT BLUD.pptxDRAFT BLUD.pptx
DRAFT BLUD.pptx
 
Penyusunan Renstra dan Renja DPRD
Penyusunan  Renstra dan Renja DPRDPenyusunan  Renstra dan Renja DPRD
Penyusunan Renstra dan Renja DPRD
 
Mod
ModMod
Mod
 
Penyusunan Renstra dan Renja DPRD
Penyusunan  Renstra dan Renja DPRDPenyusunan  Renstra dan Renja DPRD
Penyusunan Renstra dan Renja DPRD
 
Gambaran Umum Reformasi Birokrasi Pemerintah berdasarkan Perpres 81/2010
Gambaran Umum Reformasi Birokrasi Pemerintah  berdasarkan Perpres 81/2010Gambaran Umum Reformasi Birokrasi Pemerintah  berdasarkan Perpres 81/2010
Gambaran Umum Reformasi Birokrasi Pemerintah berdasarkan Perpres 81/2010
 
Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja PemerintahRencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah
 
Lap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdfLap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdf
 
metode RPI Kabupaten pekalongan
metode RPI Kabupaten pekalonganmetode RPI Kabupaten pekalongan
metode RPI Kabupaten pekalongan
 
Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006
Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006 Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006
Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006
 

Mehr von Dadang Solihin

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfDadang Solihin
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Dadang Solihin
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Dadang Solihin
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Dadang Solihin
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Dadang Solihin
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Dadang Solihin
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Dadang Solihin
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurDadang Solihin
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Dadang Solihin
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWDadang Solihin
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaDadang Solihin
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDDadang Solihin
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVDadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookDadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRADadang Solihin
 

Mehr von Dadang Solihin (20)

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
 

Kürzlich hochgeladen

LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 

Kürzlich hochgeladen (20)

LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 

OPTIMASI REGULASI UNTUK RPJMN

  • 1.
  • 4. Materi • Tahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025 • Pengintegrasian Kerangka Kebijakan dengan Kerangka Regulasi • Pengintegrasian Kerangka Regulasi dalam RPJMN • Penilaian Usulan Kerangka Regulasi • Cost and Benefit Analysis Sinergi Kerangka Kebijakan dengan Kerangka Regulasi • Realisasi RPJMN 2010-2014 • Proyeksi RPJMN 2015-2019 4dadang-solihin.blogspot.com
  • 5. Tahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025 RPJM 4 (2020-2024) RPJM 1 (2005-2009) Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. RPJM 2 (2010-2014) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian RPJM 3 (2015-2019) Memantapkan pemba- ngunan secara menye- luruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek Mewujudkan masya- rakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. dadang-solihin.blogspot.com 5
  • 7. Prinsip dan Koridor Kerangka Regulasi • Untuk memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat, termasuk swasta dan penyelenggara negara dalam rangka mewujudkan Tujuan Bernegara sebagaimana tercantum dalam UUD-RI 1945. • Dengan mempertimbangkan dampak, manfaat dan kerugiannya untuk masyarakat. • Dengan mempertimbangkan asas pembentukan dan asas materi peraturan perundang-undangan yang baik. • Dengan melibatkan stakeholder terkait • Kerangka Regulasi Jangka Menengah sejalan dengan kebijakan pembangunan nasional yang tertuang pada RPJMN. • Kerangka Regulasi Tahunan untuk mendukung pelaksanaan RKP untuk mewujudkan pemenuhan RPJMN. dadang-solihin.blogspot.com 7
  • 8. Kebijakan vs Regulasi Kebijakan Regulasi 1. Pilihan tindakan di antara sejumlah alternatif tindakan 1. Instrumen operasional dari tindakan yang terpilih 2. Kebijakan terpilih tidak harus/selalu menjadi norma regulasi. 2. Regulasi selalu bersubstansikan kebijakan 3. Mengarahkan perubahan: bersifat fleksibel dan dinamis. 3. Mengelola ketertiban: perubahan harus berlangsung secara tertib 4. Bebas norma: perubahan kebijakan dapat dilakukan kapan saja, tetapi kalau dalam format regulasi, ia harus patuh norma. 4. Terikat norma, mengacu pada strata regulasi (tidak boleh ada konflik norma, harus konsisten dan harmonis dengan norma yang lain). 5. Faktor Integrasi: mengintegrasikan kebijakan nasional/sektoral/regional ke dalam sistem regulasi nasional dalam rangka penyelenggaraan negara dan pencapaian tujuan bernegara. dadang-solihin.blogspot.com 8
  • 9. Pengintegrasian Kebijakan dengan Kerangka Regulasi Kementerian PPN/Bappenas • Melakukan identifikasi awal Kebutuhan Regulasi berdasarkan hasil kajian penyusunan kebijakan dalam RPJMN. • Berdasarkan hasil identifikasi awal, melakukan penyusunan arah Kerangka Regulasi sejalan dengan proses teknokratik penyusunan draft RPJMN. • Bersama Kementerian Hukum dan HAM melakukan pembahasan bersama untuk menyusun pengintegrasian antara Kebijakan dan Kerangka Regulasi Jangka Menengah sebagai dasar penyusunan Program Legislasi Nasional Jangka Menengah Pemerintah. dadang-solihin.blogspot.com 9
  • 10. Pengintegrasian Kebijakan dengan Kerangka Regulasi • Kementerian Hukum dan HAM menyampaikan arah Kerangka Regulasi kepada K/L untuk memperoleh tanggapan, dalam rangka penyusunan Prolegnas Jangka menengah Pemerintah. • K/L dalam memberikan tanggapan wajib melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada Kementerian PPN/Bappenas sebagai koordinator penyusunan RPJMN • Berdasarkan hasil konsultasi dengan Kementerian PPN/Bappenas, K/L dapat mengusulkan arah Kerangka Regulasi selain yang telah disampaikan oleh Kementerian Hukum dan HAM disertai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan HAM dadang-solihin.blogspot.com 10
  • 11. Pengintegrasian Kebijakan dengan Kerangka Regulasi • Berdasarkan hasil konsultasi dimaksud, K/L menyampaikan hasil tanggapannya kepada Kementerian Hukum dan HAM untuk menjadi bahan penyusunan Prolegnas Jangka Menengah Pemerintah • Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama dengan Menteri Hukum dan HAM, melakukan review untuk memastikan konsistensi arah Kerangka Regulasi terhadap arah kebijakan, tujuan, sasaran, dan prioritas nasional. • Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Sekretaris Negara melakukan pertemuan untuk membahas Kerangka regulasi yang sejalan dengan RPJMN. dadang-solihin.blogspot.com 11
  • 12. Pengintegrasian Kebijakan dengan Kerangka Regulasi • Hasil pembahasan dengan 5 kementerian dimaksud menjadi draft Arah Kerangka Regulasi yang akan menjadi bahan Prolegnas Jangka Menengah Pemerintah dan menjadi satu kesatuan dengan draft teknokratis RPJMN. • Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Hukum dan HAM menyampaikan Draft RPJMN yang berisi kebijakan prioritas dan Arah Kerangka Regulasi kepada Presiden untuk memperoleh arahan. • Draft RPJMN selanjutnya disampaikan oleh Presiden kepada DPR untuk dikonsultasikan. • Prolegnas jangka Menengah Pemerintah yang tertuang dalam RPJMN selanjutnya dibahas bersama dengan usulan inisiatif DPR untuk ditetapkan menjadi Program Legislasi Nasional. dadang-solihin.blogspot.com 12
  • 14. Prosedur Pengintegrasian Kerangka Kebijakan dengan Kerangka Regulasi • Draft awal kebutuhan regulasi disusun oleh masing-masing Kedeputian sektor berdasarkan hasil kajian studi RPJM termasuk hasil evaluasi dari regulasi terkait yang diidentifikasi bermasalah dan/atau menghambat pencapaian tujuan Pembangunan nasional pada periode sebelumnya • Hasil evaluasi meliputi urgensi pembentukan regulasi; menjawab apakah regulasi yang ada tidak cukup; dan review terhadap peraturan yang ada • Draft awal kebutuhan regulasi dan/atau arah kerangka regulasi yang ditetapkan sedapat mungkin telah melalui analisis biaya dan manfaat dalam rangka pelaksanaan kebijakan pembangunan yang akan ditetapkan dalam draft RPJMN dadang-solihin.blogspot.com 14
  • 15. Prosedur Pengintegrasian Kerangka Kebijakan dengan Kerangka Regulasi • Dalam membahas kebutuhan regulasi dan/atau arah kerangka regulasi dari satu kedeputian sektor yang membutuhkan dukungan dari Kedeputian sektor lain wajib melakukan koordinasi dan komunikasi sejalan dengan kebijakan pembangunan yang akan dicapai • Hasil koordinasi dan komunikasi pembahasan kebutuhan regulasi dan/atau arah kerangka regulasi disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas dengan tembusan kepada Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan • Deputi Polhukhankam melakukan konsolidasi dengan Deputian Pendanaan serta Deputi-deputi Sektor untuk memastikan kebutuhan regulasi dan/ atau kerangka regulasi, pembiayaan dan kerangka kelembagaan sejalan dengan proses penyusunan teknokratis RPJMN dadang-solihin.blogspot.com 15
  • 16. Prosedur Pengintegrasian Kerangka Kebijakan dengan Kerangka Regulasi • Hasil konsolidasi terkait kebutuhan regulasi dan/atau arah kerangka regulasi akan menjadi bahan penyusunan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Jangka Menengah Pemerintah • Hasil konsolidasi deputi Polhukhankam dgn deputi pendanaan dan kedeputian sektor menjadi bahan identifikasi awal penyusunan kebutuhan regulasi dan/atau arah kerangka regulasi • Bahan identifikasi awal kebutuhan regulasi dan/atau arah kerangka regulasi dibahas bersama Kedeputian Polhukhankam dan Badan Pembinaan Hukum Nasional untuk menjadi draft Prolegnas Jangka Menengah Pemerintah • Draft Prolegnas Jangka Menengah Pemerintah disampaikan oleh Kementerian Hukum dan HAM kepada Kementerian/Lembaga untuk memperoleh tanggapan. dadang-solihin.blogspot.com 16
  • 17. Tahapan Pengintegrasian Kerangka Kebijakan dengan Kerangka Regulasi 1. Evaluasi terhadap regulasi yang sudah ada yang memuat substansi kebijakan terdahulu. 2. Pengkajian yang meliputi kegiatan: a. identifikasi masalah (problem definition); b. penetapan tujuan (objective setting); dan c. identifikasi regulasi yang ada (existing regulation). 4. Penelitian yang meliputi kegiatan analisis mendalam (indepth analysis) terhadap hasil pengkajian termasuk Analisis Biaya dan Manfaat. 5. Proses pembentukan regulasi mengacu pada ketentuan yang telah diatur dalam UU 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. dadang-solihin.blogspot.com 17
  • 18. Naskah Akademik dan RUU REKOMENDASI ≠ REGULASI REGULATORY POLICY (UU) REKOMENDASI = REGULASI 1. REGULATORY POLICY (PP KEBAWAH) 2. NON REGULATORY POLICY KERANGKA KEBIJAKAN KERANGKA REGULASI ALTERNATIVE POLICY UU RUU Pembahasan EVALUASI PENGKAJIAN PENELITIAN Penyusunan Kebijakan dan Pembentukan Regulasi PENGKAJIAN: meliputi kegiatan (1) problem definition; (2) objective setting; dan (3) identifikasi existing regulation PENELITIAN: 1. Meliputi kegiatan indepth analysis terhadap hasil pengkajian termasuk cost and benefit analysis dan/atau cost effectiveness analysis. 2. Hasil penelitian tidak selalu merekomendasiakan pembentukan /amandemen/penggantian UU 3. Dalam hal hasil penelitian tidak bersifat regulatory pada level UU, maka rekomendasi meliputi: a. Pembentukan peraturan pelaksanaan UU (PP ke bawah) b. Kegiatan lain yang bersifat executorial 18dadang-solihin.blogspot.com
  • 19. Tata Cara Pengintegrasian Kerangka Regulasi dadang-solihin.blogspot.com 19 • Evaluasi urgensi pembentukan regulasi; • review terhadap peraturan yang ada Identifikasi Awal Arah Kerangka Regulasi dan/ atau Kebutuhan Regulasi yang sinergi dengan kebijakan termasuk melakukan analisis biaya dan manfaat Draf Background Study RPJMN Teknokratik Draf RPJMN Teknokratik DEPUTI BIDANG POLHUKHANKAM DEPUTI – DEPUTI BIDANG DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS
  • 20. Identifikasi Kerangka Regulasi RPJMN 2015-2019 dadang-solihin.blogspot.com 20 1. Isu Strategis 2. Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019 3. Arah Kerangka Regulasi 4. Kebutuhan Regulasi 5. Urgensi Pembentukan/ Revisi UU 6. Evaluasi terhadap Existing Regulation Terkait 7. Direktorat Penanggung Jawab 8. Direktorat Terkait
  • 21. Contoh dadang-solihin.blogspot.com 21 Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
  • 22. dadang-solihin.blogspot.com 22 1. Isu Strategis • Penyelesaian kasus pertanahan pada pengadilan cenderung berlarut-larut karena yurisdiksi yang tidak jelas 2. Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019 • Percepatan penyelesaian kasus pertanahan di pengadilan 3. Arah Kerangka Regulasi • Penyusunan kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk mempercepat penyelesaian kasus pertanahan 4. Kebutuhan Regulasi Peraturan tentang pembentukan kamar khusus pertanahan di Pengadilan Negeri yang meliputi: • Tata Cara Beracara di Pengadilan Negeri Khusus untuk kasus-kasus pertanahan; • Hakim yang mengadili; • Bentuk keputusan; • Jenjang karier SDM hakim; dan • Pelatihan khusus bagi aparat terkait seperti: hakim, panitera, jaksa, dan kepolisian.
  • 23. dadang-solihin.blogspot.com 23 5. Urgensi Pembentukan/ Revisi UU • Yurisdiksi kasus pertanahan yang belum jelas sehingga satu kasus pertanahan bisa diproses pada beberapa peradilan yang berbeda. Sehingga keputusan yang dikeluarkan terhadap satu kasus dapat berbeda-beda dan sulit di eksekusi • Kerangka waktu penyelesaian kasus pertanahan tidak dibatasi sehingga dengan tiga kemungkinan pengadilan yang berbeda menjadi semakin berlarut-larut • Percepatan penyelesaian kasus pertanahan dapat meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah yang berdampak pada pembentukan kondisi yang kondusif bidang ekonomi, sosial- budaya, politik, juga dapat mengurangi dan mencegah timbulnya konflik 6. Evaluasi terhadap Existing Regulation Terkait • Belum ada peraturan perundangan yang mengatur pembentukan kamar khusus pertanahan di pengadilan negeri dan juga perangkat peradilannya sehingga belum dapat dilakukan evaluasi 7. Direktorat Penanggung Jawab 8. Direktorat Terkait • Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan • Direktorat Hukum dan HAM
  • 25. 1. Policy/Kebijakan dadang-solihin.blogspot.com 25 Penilaian Keterangan 1. Apakah substansi proposal usulan sesuai dengan arah pembangunan yang telah ditetapkan? 2. Apakah substansi proposal usulan berpotensi konflik/ inkonsisten dengan kebijakan sektor lain? Tujuan utama analisis kebijakan ini adalah untuk menilai konsistensi antara kebijakan/ regulasi yang diusulkan • Konsistensi dengan kebijakan/ regulasi lain yang terkait. • Konsistensi dengan tema dan kebijakan/ prioritas nasional pada RPJMN
  • 26. 2. Regulasi/Legalitas dadang-solihin.blogspot.com 26 Penilaian Keterangan 1. Jelaskan apakah substansi kebijakan telah sesuai dengan tingkat regulasi yang diusulkan (i.e. UU)? 2. Sebutkan regulasi lain yang mengatur substansi yang sama? Tujuan utama analisis regulasi/ legalitas adalah untuk menjaga ‘sistem regulasi nasional’ baik secara kualitatif maupun kuantitatif agar tetap ‘sederhana dan tertib’. • Kualitatif: menjaga/mengelola kualitas regulasi dan mencegah potensi konflik, inkonsisten, duplikasi, dsb. • Kuantitatif:mengelola proporsi regulasi agar tetap rasional.
  • 27. 3. Proyeksi Finansial dadang-solihin.blogspot.com 27 Penilaian Keterangan 1. Berikan gambaran awal mengenai proyeksi finansial (CBA atau CEA) yang timbul apabila kebijakan ini diimplementasikan Catatan: • Proyeksi finansial meliputi aspek-2 yang dapat diukur dengan uang dan bersifat kuantitatif/dapat dikuantitatifkan. Tujuan utama analisis finansial ini adalah untuk meningkatkan efisiensi regulasi dengan membandingkan • Biaya pembentukan, penerapan dan penegakan regulasi, • Potensi manfaat yang diperkirakan akan di diperoleh. • Analisis dilakukan dengan CBA atau CEA
  • 28. 3. Proyeksi Finansial dadang-solihin.blogspot.com 28 Penilaian Keterangan 2. Berikan gambaran awal mengenai proyeksi sosial (CBA atau CEA) yang timbul apabila kebijakan ini diimplementasikan Catatan: • Proyeksi sosial meliputi aspek-aspek sosial yang bersifat kualitatif/ tidak dapat dikuantitatifkan. • Penilaian secara umum memberikan penilaian dan pertimbangan(berdasarkan informasi di atas) mengenai perlu atau tidak perlunya suatu proposal dari K/L untuk diakomodasi di dalam RPJM. • Penilaian secara umum juga dapat merekomendasikan pilihan tindakan lain (misalnya pengaturan pada regulasi di bawah UU).
  • 30. Tahap 1: Identifikasi Siapa Saja yang Terkena Dampak dan Pengaruh dari Isu Strategis dadang-solihin.blogspot.com 30 Langkah Keterangan Pihak yang terkena dampak dapat terdiri dari: 1. Pemerintah, 2. Sektor privat/swasta/bisnis 3. Organisasi-organisasi masyarakat sipil 4. Kelompok-kelompok dan golongan-golongan di dalam masyarakat (pemuda, perempuan, anak, orang tua, suku, dan lain sebagainya) Semakin banyak pihak yang bisa teridentifikasi maka analisis akan semakin kaya.
  • 31. Tahap 2: Identifikasi Biaya dan Manfaat Apa yang akan Diperoleh oleh Masing-masing Pihak Terkait dadang-solihin.blogspot.com 31 Langkah Keterangan 1. Apakah ada biaya yang harus dikeluarkan? Berapa? 2. Apakah ada kesempatan mendapatkan keuntungan yang hilang? 3. Apakah ada dampak menurunnya kesehatan? 4. Apakah ada dampak kehilangan mata pencaharian 5. Apakah ada dampak terhadap keselamatan jiwa? 6. Apakah ada dampak terhadap kehilangan lingkungan tempat tinggal yang baik? 7. Apakah ada dampak terhadap kesempatan mendapatkan pendidikan yang baik? 8. Apakah ada dampak terhadap kebebasan berkumpul? 9. Apakah ada dampak terhadap kebebasan beragama? 10.Apakah ada dampak terhadap diskiriminasi? 11.Apakah ada dampak terhadap persaingan usaha dan kemudahan perijinan? 12.Apakah ada potensi korupsi? Urut-urutan ini berlaku sebagai daftar periksa (scorecard) untuk alat bantu identifikasi awal mengenai biaya dan manfaat suatu kebijakan.
  • 32. Tahap 3: Kuantifikasi atas Dampak Kebijakan dadang-solihin.blogspot.com 32 Langkah Keterangan • Pada langkah ketiga ini pembuat kebijakan diminta untuk melakukan kuantifikasi atas tiap dampak dari kebijakan. • Tidak seluruh dampak mudah dikuantifikasi, namun dianjurkan untuk memonetasinya seoptimal mungkin • Setiap pengeluaran yang mampu dinilai secara ekonomis oleh masing-masing aktor harus bisa diidentifikasi secara riil, dengan menggunakan asumsi dasar yang paling umum. • Sementara untuk aktivitas yang belum bisa diidentifikasi nilai ekonomisnya maka alternatif yang diusulkan adalah dengan menghitung potensi manfaat yang hilang apabila kebijakan tersebut tidak diambil.
  • 33. Tahap 4: Valuasi Terbatas dadang-solihin.blogspot.com 33 Langkah Keterangan • Pada langkah ini pembuat kebijakan bisa menggunakan teknik tersendiri yang diperkenalkan untuk melakukan kuantifikasi dan valuasi. • Pada tahapan awal, biasanya ditentukan impact yang akan diperoleh dari sebuah aturan dapat diukur dan dikuantifikasi atau tidak. • Apabila bisa, biasanya digunakan market price untuk menilainya. • Apabila tidak bisa, salah satu tekniknya adalah menentukan willingness to pay dalam konteks keuntungan atau willingness to accept dalam konteks biaya. • Tahapan valuasi ini kemungkinan besar membutuhkan supply data lebih jauh karena untuk membuktikan market price dan willingnes to pay bisa jadi K/L belum memiliki sumberdaya-nya. • Selain verifikasi soal market price/ willingnes to pay, studi perilaku (behavioural studies) patut dipertimbangkan sebagai salah satu alat bantu untuk menentukan valuasi.
  • 34. Tahap 5: Kuantifikasi Sepenuhnya dadang-solihin.blogspot.com 34 Langkah Keterangan • Pada langkah kelima semua manfaat dan biaya sudah terhitung sepenuhnya dalam satuan mata uang. • Jadi, pada tahapan ini, pembuat kebijakan telah dapat menentukan pilihan yang paling baik dari kebijakan yang akan diambil. Cukup jelas.
  • 36. Capaian RUU Prolegnas 2010-2013 (RUU yang disetujui DPR) • Dari 247 RUU yang diusulkan sebagian besar merupakan UU yang: 1. Masuk dalam Daftar Kumulatif Terbuka (DKT), yaitu UU yang terpaksa harus disahkan karena terkait dengan: • APBN setiap tahunnya, • Adanya putusan MK yang menyebabkan UU harus berubah, • Adanya perjanjian/ kerjasama internasional sehingga harus diratifikasi oleh DPR, • Adanya pembentukan daerah Prov/Kab/Kota, • Adanya perubahan Perppu menjadi UU 2. UU yang merupakan usulan DPR tetapi secara substansi tidak/ kurang begitu urgen, misalnya seperti: RUU tentang Keinsinyuran, RUU tentang Arsitek, RUU tentang Pekerja Rumah Tangga, dll dadang-solihin.blogspot.com 36
  • 37. Capaian RUU Prolegnas 2010-2013 (RUU yang disetujui DPR) Catatan: • Apabila jumlah capaian tsb dibandingkan dengan jumlah RUU yang menjadi program pembentukan berdasarkan Keputusan DPR tentang Persetujuan Penetapan Prolegnas Tahun 2010-2014 yang berjumlah 247 RUU, maka persentase jumlah capaian baru mencapai 36,84%. • Sedangkan apabila yang dihitung hanya capaian RUU substantif yang sudah disetujui DPR saja, maka capaiannya hanya 19,43%. dadang-solihin.blogspot.com 37 Tahun 2010 2011 2012 2013 Jumlah RUU Prioritas 73 (ditambah 5 DKT) 91 (ditambah 5 DKT) 69 (ditambah 5 DKT) 75 (ditambah 5 DKT) Jumlah yg disetujui DPR 15 (termasuk 7 RUU dalam DKT) 24 (termasuk 5 RUU dalam DKT) 30 (termasuk 20 RUU dalam DKT) 22 (termasuk 11 RUU dalam DKT) Persentase 20,54% 26,37% 43,47% 29,33% Sumber: Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional 2015‐2019, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM RI, 2013
  • 39. Arah dan Strategi Pembangunan Hukum 2015-2019 39 Bidang Hukum: Materi Hukum Sektor: Demokrasi Arah Pembangunan Strategi 1. Penataan kelembagaan demokrasi guna membentuk masyarakat madani. 2. Penataan perilaku insan politik agar menjada kebhinekaan. 3. Penyusunan prosedur, mekanisme dan tata cara berdemokrasi yang baik. 4. Penataan kelembagaan ketatanegaraan. 5. Peningkatan kualitas peraturan perundang- undangan. 1. Perubahan peraturan perundang-undangan di bidang politik yang terkait dengan kelembagaan MPR, DPR, DPD, DPRD, partai politik, pemilu legislatif, pemilihan presiden, dan pemilihan kepala daerah. 2. Perubahan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan MPR, DPR, DPD, DPRD dan partai politik, kode etik dan dewan kehormatan. 3. Pembentukan peraturan mengenai prosedur, mekanisme, dan tata cara berdemokrasi yang teratur, terstruktur, dan terukur. 4. Melakukan analisa dan evaluasi efektivitas lembaga, badan dan/atau komisi yang telah ada serta penyempurnaan terhadap peraturan perundang-undangan terkait. 5. Penyusunan aturan mengenai rekonseptualisasi tata cara pembentukan peraturan perundang-undangan, analisa dan evaluasi (review) terhadap peraturan perundang-undangan, restrukturisasi kelembagaan dan penguatan atau pemberdayaan SDM dibidang peraturan perundang- undangan. 6. Pembentukan peraturan perundang-undangan dengan materi muatan yang berasal dari berbagai konvensi internasional yang telah diratiikasi pemerintah Indonesia.
  • 40. Arah dan Strategi Pembangunan Hukum 2015-2019 dadang-solihin.blogspot.com 40 Bidang Hukum: Materi Hukum Sektor: Otonomi Daerah Arah Pembangunan Strategi Penataan otonomi daerah yang komprehensif dan konsisten dengan tetap berada dalam bingkai NKRI. 1. Perimbangan keuangan pusat daerah yang lebih adil. 2. Pemilihan kepala daerah yang lebih demokratis, efisien, damai dan bermartabat. 3. Pengembangan kerja sama antar daerah. 4. Pemerataan SDM yang berkualitas tersebar secara proporsional di daerah. 5. Penyelenggaraan otonomi daerah yang menganut prinsip otonomi yang laus, nyata, dan bertanggung jawab.
  • 41. Arah dan Strategi Pembangunan Hukum 2015-2019 dadang-solihin.blogspot.com 41 Bidang Hukum: Materi Hukum Sektor: SDA : Pertambangan, Perikanan, Kehutanan, dan Pertanian Arah Pembangunan Strategi Peningkatan upaya perlindungan terhadap SDA, lingkungan hidup, pertanahan dan tata ruang. 1. Memperbarui peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945. 2. Merumuskan kembali pengelolaan aset yang terdapat dalam perut bumi. 3. Melakukan review terhadap produk hukum yang terkait dengan perjanjian kontrak karya dengan pihak asing. 4. Memberikan perlindungan terhadap usaha pertanian yang baik dan ramah lingkungan. 5. Melaksanakan konservasi keragaman hayati. 6. Memperkuat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan lingkungan. 7. Memberikan ruang pengelolaan SDA kepada daerah sesuai karakteristik wilayah. 8. Mengatur tata cara pengawasan dan akuntabilitas pengelola SDA.
  • 42. Arah dan Strategi Pembangunan Hukum 2015-2019 dadang-solihin.blogspot.com 42 Bidang Hukum: Materi Hukum Sektor: Penataan Ruang Arah Pembangunan Strategi Mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil gunda dan berdaya guna dan mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan. 1. RTRWN harus menjadi pedoman untuk penyusunan RPJPN, RPJMN, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. 2. RTRWN harus memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna udara, tata guna air, tata guna SDA lainnya dan ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan.
  • 43. Arah dan Strategi Pembangunan Hukum 2015-2019 Bidang Hukum: Materi Hukum Sektor: Hukum Perdata Arah Pembangunan Strategi Pembaruan materi hukum perdata nasional harus dilaksanakan secara simultan dan berkesinambungan. 1. Membuat kodefikasi parsial dengan memperhatikan dan mementingkan kejelasan arah, tujuan, sasaran dan fungsi. 2. Untuk hukum yang bersifat netral disusun secara unifikasi. 3. Penyusunan hukum perdata yang mencerminkan kebutuhan khas dari daaerah tertentu disusun secara nonunifikasi. 4. Materi hukum yang diatur meliputi keadaan hukum, perisitiwa hukum, perluasan hukum, dan akibat hukum. 5. Mengakomodasi seluruh rasa keadilan yang mejemuk dengan baik. Bidang Hukum: Materi Hukum Sektor: Hukum Adat Arah Pembangunan Strategi Memperkuat kedudukan hukum adat dalam hukum nasional Menjadikan hukum adat sebagai salah satu sumber hukum nasional dalam pengeloaan SDA dan lingkungan hidup. dadang-solihin.blogspot.com 43
  • 44. Bidang Hukum: Materi Hukum Sektor: Hukum Internasional Arah Pembangunan Strategi Penciptaan peraturan perundang-undangan baru di bidang hukum perdata, hukum kontrak dan hukum ekonomi. 1. Melakukan pembaharuan KUHPerdata, khususnya Buku III tentang perikatan dan khususnya hukum kontrak. 2. Penyusunan standar kontrak yangs esuai dengan perlindungan konsumen. 3. Melakukan pembaruan yang berkaitan dengan perbankan, lembaga non perbankan. 4. Melakukan evaluasi terhadap peraturan yang tidak pro rakyat. 5. Mengedepankan penyelesaian sengketa bisnis melalui peradilan niaga. 6. Menentukan posisi dan peran negara dalam mengatur kehidupan masyarakat di bidang hukum keperdataan. Arah dan Strategi Pembangunan Hukum 2015-2019 dadang-solihin.blogspot.com 44
  • 45. Bidang Hukum: Materi Hukum Sektor: Hukum Pidana Arah Pembangunan Strategi 1. Percepatan pembahasan RUU tentang Kitab Undang- Undang Hukum Pidana dan RUU Tentang Hukum Acara Pidana. 2. Percepatan pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi. 1. Koordinasi antara pemerintah dan DPR dengan membuka partidsipasi dari pihak-pihak terkait dan masyarakat. 2. Melakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tindak pidana dan hukum acara pidana. 3. Meninjau kembali pengaturan hubungan antar kelembagaan dalam sistem peradilan. 4. Penetapan secara penuh sistem yurisprudensi di pengadilan. 5. Menyusun strategi penegakan hukum dalam bangsa yang majemuk dan luas. 6. Menguatkan sistem keadilan restoratif dalam penyelenggaraan sistem peradilan pidana. 7. Penguatan masyarakat adat dalam sistem pidana nasional. 8. Melakukan analisa dan evaluasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencegahan korupsi di semua sektor. Arah dan Strategi Pembangunan Hukum 2015-2019 dadang-solihin.blogspot.com 45
  • 46. Arah dan Strategi Pembangunan Hukum 2015-2019 Bidang Hukum: Kelembagaan dan Penegakan Hukum Sektor: Kelembagaan Hukum Arah Pembangunan Strategi Percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi sebagai akibat inefisien dan kurang efektifnya birokrasi dalam pelayanan publik. 1. Perbaikan sistem birokrasi ke arah yang lebih efektif dan efisien 2. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi birokrat. Bidang Hukum: Kelembagaan dan Penegakan Hukum Sektor: Penegakan Hukum Arah Pembangunan Strategi Kejelasan kewenangan antar institusi penegak hukum 1. Pembenahan tumpang tindik kewenangan antara kepolisian, kejaksaaan dan KPK. 2. Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM penegak hukum dadang-solihin.blogspot.com 46
  • 47. Arah dan Strategi Pembangunan Hukum 2015-2019 Bidang Hukum: Pelayanan Hukum Sektor: Peningkatan Pelayanan Hukum kepada Masyarakat Arah Pembangunan Strategi Peningkatan kualitas dan pelayanan hukum kepada masyarakat dan pihak yang membutuhkan 1. Penyediaan anggaran bantuan hukum. 2. Peningkatan pran kantor advokat/pengacara, LSm dan organisasi penegak hukum. 3. Penyusunan dan pelaksanaan standar operasional prosedur terkait standar pelayanan minimal. 4. Optimalisasi peran Ombudsman RI dan Ombudsman Daerah. 5. Penetapan standar pelayanan minimal (SPM) dalam penyelenggaraan pelayanan hukum. Bidang Hukum: Pelayanan Hukum Sektor: Insentif dan Disinsentif Arah Pembangunan Strategi Insentif dan disintensif dalam pelayanan publik bagi masyarakat. Penerapan insentif (penghargaan) dan disinsentif (pencabutan kemudahan tertentu) dalam pelaksanaan pelayanan publik bagi masyarakat. dadang-solihin.blogspot.com 47
  • 48. Arah dan Strategi Pembangunan Hukum 2015-2019 Bidang Hukum: Bidang Kesadaran Hukum Masyarakat Sektor: Membangun Budaya Hukum Arah Pembangunan Strategi Peningkatan kesadaran hukum masyarakat 1. Akselerasi perubahan paradigma setiap aparatur tentang kesadaran hukum. 2. Meningkatkan kemudahan akses masyarakat terhadap informasi publik. 3. Pembentukan sistem informasi hukum yang ditunjang dengan perkembangan teknologi informasi. 4. Pendidikan kepada masyarakat melalui kampanye pemanfaatan informasi hukum. 5. Menjaring aspirasi masyarakat dalam proses legislasi dan publikasi atas perkembangan pembahasannya. 6. Pemuktahiran data informasi dari institusi sebagai wujud keterbukaan informasi. 7. Integrasi pendidikan hukum sebagai bagian dari pembangunan sistem hukum. 8. Pengayaan pendidikan hukum, di luar pendekatan positif/normatif, untuk menjembatani pengetahuan hukum dengan kondisi riil masyarakat. 9. Kemitraan antara pendidikan hukum dengan dunia usaha dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, antara lain melalui penerapan program corporate social responsibility. dadang-solihin.blogspot.com 48
  • 49. Kendala Pencapaian Target Prolegnas • Jumlah RUU dalam Prolegnas, baik jangka menengah maupun prioritas tahunan, terlalu banyak dan belum sepenuhnya memperhatikan kemampuan DPR dan Pemerintah dalam penyusunan RUU serta ketersediaan waktu legislasi DPR. • Belum ada tools untuk mengkaitkan antara perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan dengan dokumen perencanaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 18 UU No. 12 Tahun 2011. Padahal seharusnya perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan inline dengan perencanaan pembangunan nasional. • Parameter yang digunakan untuk menentukan RUU yang akan dimasukan dalam prioritas Prolegnas seringkali kalah oleh kepentingan politik. dadang-solihin.blogspot.com 49
  • 50. Kendala Pencapaian Target Prolegnas • Mekanisme pembahasan RUU di lingkungan DPR membutuhkan waktu yang panjang, karena keharusan adanya Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) lebih dulu dan harus mendapatkan persetujuan semua fraksi dan pemerintah. • Belum adanya konsistensi yang pemrakarsa RUU dalam Prolegnas. RUU yang sudah sejak awal menjadi prakarsa Pemerintah atau DPR harus tetap menjadi prakarsa pemrakarsa awal dan tidak boleh dialihkan. • Belum ada sanksi yang jelas apabila Kementerian dilingkungan Pemerintah atau komisi/ alat kelengkapan di DPR tidak berhasil menyelesaikan RUU yang diprakarsainya dalam waktu yang telah ditentukan. dadang-solihin.blogspot.com 50