Sesuatu yang naif jika banyak orang melihat anak-anak sedang bermain-main, hanya dipandang sebagai kegiatan yang buang-buang waktu. Kadang orang tua cenderung melarangnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bermain itu tidak mendidik. Sesungguhnya ketika anak-anak sedang bermain, berlarian, berteriak, menyanyi dengan senang hati, seluruh organ tumbuh secara sinergi digerakkan. Pada saat yang sama terstimuli dalam tubuhnya untuk berkembang. Akhirnya terajut secara bersama antara yang ada di benak anak-anak dengan gerak yang dilakukan. Gerakan anak ini orang sering menyebutnya dengan istilah motorik. Ketika hal ini berlangsung secara terus menerus akan memungkinkan anak tumbuh sehat, karena perpaduan antara apa yang dipikirkan dan apa yang digerakan (motoriknya) memberikan efek dahsyat berupa, kesadaran akan eksistensi diri, dan hidup itu sesuguhnya bagian dari lingkungan. Kemandirian anak akan tumbuh, tapi kemandirian yang dibarengi dengan sebuah kesadaran, bahwa manusia itu saling ketergantungan (interdependensi). Sisilain juga terdapat multi manfaat antara lain, manfaat psikologis dari keadaan tak berdaya menuju berdaya, dari kurang percaya diri menjadi percaya diri.
Percaya diri (self confidence) adalah kunci utama manusia berkembang dan maraih prestasi dalam kehidupan kini dan esok.
1. 1
Di Balik Dahsyatnya Pembelajaran Motorik Anak Usia Dini
djoko adi Walujo
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur”
BATU : 13 MEI 2013
PENGANTAR
Sesuatu yang naif jika banyak orang melihat anak-anak sedang bermain-main,
hanya dipandang sebagai kegiatan yang
buang-buang waktu. Kadang
orang tua cenderung
melarangnya. Bahkan ada
yang mengatakan bahwa
bermain itu tidak mendidik.
Sesungguhnya ketika anak-
anak sedang bermain,
berlarian, berteriak, menyanyi
dengan senang hati, seluruh
organ tumbuh secara sinergi
digerakkan. Pada saat yang
sama terstimuli dalam
tubuhnya untuk berkembang.
Akhirnya terajut secara bersama antara yang ada
di benak anak-anak dengan gerak yang dilakukan. Gerakan anak ini orang
sering menyebutnya dengan istilah motorik. Ketika hal ini berlangsung secara terus
menerus akan memungkinkan anak tumbuh sehat, karena perpaduan antara apa
yang dipikirkan dan apa yang digerakan (motoriknya) memberikan efek dahsyat
berupa, kesadaran akan eksistensi diri, dan hidup itu sesuguhnya bagian dari
lingkungan. Kemandirian anak akan tumbuh, tapi kemandirian yang dibarengi
dengan sebuah kesadaran, bahwa manusia itu saling ketergantungan
(interdependensi). Sisilain juga terdapat multi manfaat antara lain, manfaat
psikologis dari keadaan tak berdaya menuju berdaya, dari kurang percaya diri
menjadi percaya diri.
Percaya diri (self confidence) adalah kunci utama manusia berkembang dan
maraih prestasi dalam kehidupan kini dan esok.
BERBAGAI PENDAPAT TENTANG PEREKEMBANGAN MOTORIK
Banyak pola pikir yang dapat diacu dalam mencemarti perkembangan motorik, mulai
dari Khulen, Thomson hingga Petterson.
Dari semua pemikiran ini berharap bahwa pembelajaran motorik merupakan sebuah
keharusan.
Tubuh manusia merupakan system organ yang komplek dan sangat
mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam
kandungan). Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa
perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) system syaraf yang
sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang
mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar
endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada
remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang
sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh yang
meliputi tinggi, berat dan proposi. Usia emas dalam perkembangan motorik adalah
middle childhood atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson (1996)
2. 2
During middle childhood, the body and brain undergo important growth changes,
leading to better motor coordinator, greater strength and more skilfull problem-
solving. Health and nutrition play an important part in these biological
developments.
Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit
seperti uasia sebelumnya. Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih
maskimal dari pada usia sebelumnya.
The period of middle childhood, from age six to age twelve is, also
remarkably free from desease. The average child suffers fewer bouts of
illness than during the years before school entry, and the risk of death for a
contemporary Australian or New Zealand child is lower than at any earlier
or later period during the life span. (Petterson, 1996)
Perkembangan fisik sangat berkorelasi dengan perkembangan motorik anak.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan
yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan
motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerak tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, melompat, naik turung tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerak yang menfungsikan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar
dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-
coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan
tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang
men-drive atau mengendalikan setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin
matang perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot mengondisi
berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik
anak didiskripsikan sebagai berikut:
1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik
turun tangga, menendang.
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis,
menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan
benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf
2002)
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang
perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti
orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal
ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak
perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5 %- 10 % lebih baik dari
pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan
melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
3. 3
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara
genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about through the
unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007).
Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada
tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik
anak.
Dynamic System Theory adalah teori yang menjelaskan secara detai tentang
sistematika motorik anak, teori ini dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori
tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak
harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk
melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak.
Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak
melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya
bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk
melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut,
anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang
menarik baginya.
“…….to develop motor skill, infants must perceive something in the
environment that motivates them to act and use their perceptions to fine-
tune their movement. Motor skills represent solutions to the infant’s goal.”
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk
melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru,
kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan
system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan
anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung
pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system
syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak
sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik
pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982 (Petterson
1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak.
Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan
menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil
penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan
motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem. (diambil dari internet :
Makalah.)
Psikologi Sosial Anak, & Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik
merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam
perkembangan individu secara
keseluruhan. Beberapa pengaruh
perkembangan motorik terhadap
konstelasi perkembangan
4. 4
individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki
keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau
memainkan alat-alat mainan.
b. Melalui ketrampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi helplessness
(tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang
independence (bebas tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu
tempat ketempat yang lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya.
Kondisi ini akan menunjang perkembangan self confidence (rasa percaya
diri).
c. Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia TK atau pra sekolah, anak
sudah dapat dilatih menulis, menggambar, mewarnai dll.
d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal
akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan
dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-
concept atau kepribadian anak.
Mestimulasi perkembangan motorik
Meneladi adalah unsur penting yang harus
dikedepankan. Maka “jurus-jurus” diharapkan
kemampuan melakukan ekplorasi daya kreasi, agar
anak didik dalam kondisi menyenangkan ketika
melakukan pembelajaran motorik
Memberikan kesempatan belajar anak untuk
mempelajari kemampuan motoriknya, agar ia tak
mengalami kelambatan perkembangan.
Memberikan kesempatan mencoba seluas-luasnya
agar ia bisa menguasai kemampuan motoriknya.
Memberikan contoh yang baik, karena
mempelajari dan mengembangkan kemampuan
motoriknya lewat cara meniru, si kecil perlu
mendapat contoh (model) yang tepat dan baik.
Memberikan bimbingan karena meniru tanpa bimbingan tak akan
mendapatkan hasil optimal. Ini penting agar ia mengenali kesalahannya.
MENGANGKAT PEMIKIRAN DAVC
Davc berpendapat, bahwa pembalajaran motorik tidak hanya sekedar gerak, tapi
harus terencana dan mengikuti tahapan yang benar
5. 5
Dalam konteks pembelajaran motorik Davc mengenalkan kategori titik tekan
dalam kegiatan pembelajaran motorik. Menurutnya, terdapat 4 tahapan antara lain.’
a. Penituan (imitation):
Adalah titik tekan pertama yang harus dikedepankan dalam setiap pembelajaran
motorik. Titik ini menekankan agar siswa didorong agar bisa meniru semua
ketrampilan atau gerakan motorik yang dicontihkan dengan baik dan benar.
b. Manipulasi (penggunaan konsep)
Titik tekan ini difungsikan untuk mendorong perkembangan kemampuan motorik
para siswa. Anak didik diarahkan untuk mengikuti:
Pengarahan
Penampilan
Gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu tampilan melalui latihan
motorik.
Melalui petunjuk atau arahan, anak didik merespon dengan melakukan kegaiatan.
c. Ketelitian.
Titk tekan yang diarahkan pada tingkat kecermatan atau ketelitian anak didik. Di
sini ditanamkan sikap:
Kecermatan dalam setiap sikap dan tindakan motorik
Proporsi
Kepastian yang sangat tinggi dalam setiap gerakan atau ketrampilan
Kesungguhan dalam bertindak (terdapat proses penghayatan)
d. Artikulasi
Artikulasi seringb diartikan sebagai “perangkaian”. Titik tekan ini adalah pada
tingkat pengordisian (kkordinasi) suatu rangkaian gerakan. Sehingga anak didik
mampu menjalankan rangkai kegiatan morotik yang beurutan (skeunsial)
e. Pengalamiahan (Naturalization)
Pada titik tekan ini, anak didik dikondisi pada pembiasaan serta dituntut pada
kondidi yang nyata (alamiah) tanpa ada manipulasi.
HARUS BERMAKNA
Kendati nampaknya hanya bermain, bergerak atau bertepuk-tepuk. Pembelajaran
motrik harus bermakna.
Pembelajaran motorik harus bermakna, artinya tidak boleh hanya memperoleh
optimalisasi perkembangan motorik, tapi harus memiliki nilai ikutan berupa Value
6. 6
(nilai-nilai). Okleh karenanya pembelajaran motorik harus dipadukan dengan
pendidkan karakter. Sehingga akan memiliki nilaia yang beriringan.
Untuk mencapai hal tersebut, suasana pembelajaran harus dilingkupi keadaan
sebagai berikut.
friendly
ramah, ramah tamah, guyub, manja, penuh persahabatan,
rukun
hospitable
ramah, ramah tamah, senang menjamu, tangan terbuka, ulur
tangan, yg bermurah hati
gracious Baik budi, yg menyenangkan
benignant ramah tamah, lunak, tidak berbahaya, subur
cordial mesra, tulus, peramah, tulus hati
amiable ramah tamah, baik hati
genial ramah tamah, baik hati, yg suka bergaul
affable ramah, sopan, baik hati
kind baik hati, ramah, manis, murah hati, sopan
sociable supel, luwes, peramah, suka bergaul
benign Familiar
pleasant nyaman, ramah, enak, sedap, menyenangkan
warm hangat,
gentle lemah lembut, lirih
outgoing demisioner
agreeable cocok, serasi, menyenangkan sekali, yg menyetujui
neighborly dekat
neighbourly akrab
amicable baik hati, yg bersahabat
indulgent sabar, terlalu pemurah
expansive berkembang, yg dpt diperluas
smooth halus, lancar, polos, tenang, sopan
social
sosial, kemasyarakatan, ramah, ramah tamah, peramah, yg
suka bergaul
complaisant ramah tamah, ramah, yg suka menyenangkan orang, menurut
ungrudging ramah tamah, sukarela, ramah
boon ramah tamah, yg menguntungkan, ramah, enak
communicable yg menular, ramah tamah, yg dpt dipindahkan atau diteruskan,
informal informil, tdk resmi,
7. 7
companionable ramah tamah, yg suka bergaul, cocok untuk menjadi teman,
home-felt
yg dirasakan sedalam-dalamnya, baik hati, tulus ikhlas, tulus
hati
tender-hearted mesra, simpatik
open-armed Tangan terbuka
TERIMA KASIH