Dokumen tersebut membahas tentang masalah akses kesehatan bagi masyarakat miskin di Indonesia. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) yang diciptakan pemerintah untuk menjamin akses kesehatan gratis bagi masyarakat miskin masih mengalami berbagai hambatan pelaksanaan seperti data peserta yang kurang akurat dan kualitas pelayanan yang masih buruk.
2. Kebutuhan akan kesehatan sangatlah tidak
terbatas, namun dana untuk kesehatan
sangatlah terbatas. Sekarang ini,biaya untuk
berobat tidaklah murah. Hanya orang - orang
yang mampu membayar yang bisa
mendapatkan service kesehatan.
3.
4. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan.
Bank Dunia menggambarkan "sangat miskin"
sebagai orang yang hidup dengan pendapatan
kurang dari AS$1 per hari, dan "miskin" dengan
pendapatan kurang dari AS$ 2 per hari.
5. Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
penyebab individual, atau patologis, yang melihat
kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau
kemampuan dari si miskin;
penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan
dengan pendidikan keluarga;
penyebab sub-budaya (subcultural), yang
menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-
hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai
akibat dari aksi orang lain, termasuk perang,
pemerintah, dan ekonomi;
penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa
kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
6. Lantas, bagaimana jika orang miskin
sakit?
Bukankah seharusnya kesehatan
menjadi milik publik?
Mengapa sekarang ini kesehatan justru
menjadi seperti milik privat yang hanya akan
didapatkan orang yang mampu membayar?
10. Sebagai informasi, JAMKESMAS merupakan
singkatan dari jaminan kesehatan masyarakat,
suatu program yang dibuat pemerintah untuk
menjamin kebutuhan kesehatan bagi masyarakat
kurang/tidak mampu. JAMKESMAS ini bukanlah
suatu program baru. Program ini hanya
melanjutkan program terdahulunya (askeskin dan
kartu sehat) yang semuanya memiliki tujuan yang
sama, yaitu untuk menjamin pembiayaan
kesehatan masyarakat miskin.
11. Dalam pelaksanaanya, keluarga miskin/tidak
mampu yang berhak masuk sebagai peserta
JAMKESMAS ditentukan oleh pendataan dari BPS
(Badan Pusat Statistik) dengan mekanisme di
lapangan diserahkan melalui Kelurahan, RW, dan
RT setempat. Adapaun kriteria menurut BPS untuk
suatu keluarga dikatakan tidak mampu, yaitu:
KRITERIA KELUARGA TIDAK MAMPU/MISKIN
12. 1. Luas lantai bangunan tempat tingggal <>
2. Jenis lantai rumahnya masih tanah/bambu/kayu
murahan/semen kualitas jelek
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu
kualitas rendah/tembok tanpa plester
4. Tidak punya fasilitas tempat buang air besar
5. Sumber penerangan utama bukan listrik
6. Sumber air minum dari sumur/mata air tidak
terlindungi/sungai/air hujan
7. Bahan bakar untuk memasak menggunakan kayu
bakar/arang/minyak tanah
8. Hanya mampu makan daging/susu/ayam 1x seminggu
9. Hanya mampu membeli 1 stel pakaian/tahun
10. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas
11. Hanya mampu makan 1/2 kali sehari
12. Pendapatannya di bawah Rp 600.000 per bulan
13. Riwayat pendidikan KK maksimal SD
14. Tidak memiliki tabungan/barang yang nilai jual minimal
Rp 500.000
13. bila terpenuhi 9 dari 14 kriteria ini, maka
sudah dianggap tidak mampu dan akan
mendapat kartu JAMKESMAS seperti ini
KARTU PESERTA “JAMKESMAS”
14.
15. Secara teori, dengan adanya program
JAMKESMAS ini, seluruh lapisan masyarakat
dapat menikmati layanan kesehatan yang
disediakan. Masyarakat dengan keadaan
ekonomi menengah ke atas dapat
membayar sesuai kemampuannya dan
masyarakat miskin mendapat bantuan
dana dari pemerintah. Namun, pada
kenyataanya tidak semudah itu, banyak
masalah dalam pelaksanaan program ini,
di antaranya adalah:
PROSEDUR MASALAH
16.
17. Data peserta JAMKESMAS yang masih belum akurat dan
tidak tepat sasaran.
Sosialisasi program JAMKESMAS yang belum optimal. Rata-
rata 80% responden yang ditanya mengakui tidak tahu
manfaat dari kartu JAMKESMAS.
Adanya pungutan dalam mendapatkan kartu.
Masih adanya peserta yang tidak menggunakan kartu ketika
berobat dengan berbagai alasan, seperti takut ditolak
RS/puskesmas, administrasi akan dipersulit, mendapatkan
pelayanan yang buruk. Ada pula yang masih bisa
menanggung biaya sendiri dan malas membawa kartu.
Masih ada pasien JAMKESMAS yang mengeluarkan biaya.
Kualitas pelayanan pasien JAMKESMAS masih buruk, seperti
antrian panjang pendaftaran, sempitnya ruang tunggu,
rumitnya administrasi, dan lamanya menunggu dokter.
Bahkan masih ada penolakan dari pihak RS terhadap pasien
JAMKESMAS.
18. Dari masalah - masalah di atas, jelas
terbukti masih buruknya kualitas
pelaksanaan program JAMKESMAS. Kendala
utama dari pelaksanaan program ini adalah
masih buruknya pendataan peserta dan
minimnya informasi yang dimiliki
masyarakat mengenai JAMKESMAS. Bahkan,
banyak masyarakat mampu yang mengaku
miskin agar mendapatkan JAMKESMAS
seperti yang terjadi di Kalimantan Selatan.
KALSEL
19. Data masyarakat miskin yang masuk dalam
JAMKESMAS menjadi jauh berbeda dengan
data masyarakat miskin yang dirilis Badan
Pusat Statistik (BPS) Kalsel. Bayangkan saja,
peserta JAMKESMAS dalam database DinKes
Kalsel tercatat sebanyak 843.837 jiwa, atau
25% dari total seluruh masyarakat Kalsel,
sementara data BPS Kalsel menyebutkan
masyarakat miskin yang ada di Kalsel hanya
5,22%. Belum lagi masalah dengan
masyarakat miskin yang tidak mempunyai
kartu identitas seperti gelandangan,
pengemis, anak terlantar. Mereka ini sudah
miskin material, miskin informasi, miskin
indentitas pula.
20. Jadi,..
Kalau saya sakit, tetapi saya miskin dan tidak
punya kartu JAMKESMAS.
Apa saya mendapat layanan kesehatan?
atau...
Saya tidak boleh sakit?
21. Kesehatan adalah investasi
Hak dan Kewajiban
Tanggung jawab Pemerintah
Dilarang menolak pasien
Harga obat
Perlindungan pasien
Pencegahan penyakit
Pembiayaan kesehatan
Pidana
22. Kesehatan memang mahal. Ongkos obat dan rumah
sakit membumbung tanpa kontrol. Adanya penyakit
membuat banyak pihak mendapat untung. Sudah
biayanya mahal, setiap kesalahan medis sangat sulit
untuk diadili. Mahalnya ongkos masih juga diperuncing
oleh beredarnya obat palsu.
Soal kesehatan yang tak beres membuat bangsa ini
rutin dikunjung wabah. Dari demam berdarah, malaria,
TBC, bahkan hingga AIDS. Toh, penyakit ternyata jadi
alat pelindung bagi para koruptor. Tiap sidang akan
digelar, dengan cepat mereka sodorkan surat dokter ke
para hakim. Surat dokter bagi para koruptor, nilainya
seperti surat pengampunan.
23. Kondisi kesehatan dan sistem pelayanan
kesehatan yang buruk membuat kesehatan
menjadi sesuatu yang mahal. Harga obat dan
rumah sakit membumbung tinggi tanpa adanya
kontrol. Adanya penyakit malah membuat banyak
pihak yang terkait dengan badan-badan
kesehatan mendapat untung. Pelayanan
kesehatan didasarkan atas berapa tebal kantong
kita sanggup membayar demi kesembuhan kita.
Selain biaya pengobatan yang tinggi dunia
kesehatan kita juga diperburuk dengan
beredarnya obat-obat palsu, selain itu penyakit
juga dijadikan sebagai alat pelindung bagi para
koruptor yang akan menjalani persidangan
hingga luput dari tuntutan jaksa.